SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN TUTORIAL
BLOK 7 SKENARIO A
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7
Tutor : dr. Riana Sari Puspita
Mareta Kurnia Desiani (04011181421042)
Calvin Ienawi (04011281419140)
Andani Lestari (04011281419122)
Riski Fitri Nopina (04011181419054)
Evlin Kohar (04011181419064)
Fianirazha Primesa Caesarani (04011181419060)
Vinny Violita Aprilia (04011181419028)
Kemala Andini Prizara (04011181419052)
Gemi Purnama Sari (04011181419048)
M. Taufan Kurniawan (04011181419062)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji dan kehadirat Allah swt, karena dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul "Laporan Tutorial Blok 7 Skenario A" dengan baik.
Penulis juga berterima kasih kepada dr. Riana Sari Puspita, yang telah memberikan
pedoman dalam melakukan tutorial, membuat makalah hasil tutorial dan telah memberi
bimbingannya sebagai tutor sehingga kami bisa menyelesaikan masalah skenario yang telah
diberikan
Penulis menyadari akan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu, kritik
dan saran sangat diharapkan untuk memperbaiki dan mengembangkan isi dari makalah ini.
Akhir kata, apabila ada kesalahan kata-kata, penulis meminta maaf dan diharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................................5
A. SKENARIO.......................................................................................................5
B. KLARIFIKASI ISTILAH..................................................................................5
C. IDENTIFIKASI MASALAH.............................................................................6
D. ANALISIS MASALAH.....................................................................................6
E. LEARNING ISSUE..........................................................................................15
F. KETERBATASAN ILMU PENGETAHUAN................................................38
G. KERANGKA KONSEP...................................................................................40
H. KESIMPULAN................................................................................................41
I. SINTESIS.........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................43
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Blok fisiologi adalah blok ketujuh dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang. Pada kesempatan
ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk menghadapi kasus
yang sebenarnya pada waktu yang akan datang.
B. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
C. Data Tutorial
Tutor : dr. Riana Sari Puspita
Moderator : Andani Lestari
Sekertaris : 1. Mareta Kurnia Desiani
4
2. Evlin Kohar
Waktu : 1. Selasa, 3 Maret 2015
2. Rabu, 4 Maret 2015
BAB II
PEMBAHASAN
A. Skenario
Ny. A, 27 tahun, seorang ibu rumah tangga, datang ke dokter Puskesmas, dengan
keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu. Ia menjelaskan bahwa siklus
menstruasinya selalu teratur, setiap 28-30 hari dan lamanya 3-4 hari.
Ny. A juga mengeluh bahwa sekarang ia merasakan payudaranya membesar, berat
badan bertambah naik, dan kadang ada rasa mual, meski tidak sampai muntah. Dia
telah menikah 6 bulan yang lalu, dia dan suaminya tidak pernah menggunakan
metode kontrasepsi. Dokter melakukan pemeriksaan pregnancy test dengan
sampel urin Ny. A
Hasil PT test : +/positif
Dokter memberitahu Ny. A bahwa dia tidak menstruasi karena ia sedang hamil.
5
B. Klarifikasi Istilah
1. Puskesmas : Lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah
terpencil dalam hal pengorganisasian masyarakat serta peran
aktif
masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.
2. Menstruasi : Suatu siklus fisiologis dimana keluarnya darah dan jaringan
Mukosa melalui vagina yang berasal dari uterus dan diatur
oleh
control hormone yang terjadi kira-kira dalam interval 4
minggu
saat ketidakberadaan kehamilan.
3. Mual : nausea. Sensasi tidak menyenangkan yang samar pada
epigastrium dan abdomen, dengan kecenderungan untuk
muntah.
4. Muntah : Suatu refleks paksa untuk mengeluarkan isi lambung melalui
esophagus dan keluar melalui mulut.
5. Metode kontrasepsi: merupakan metode yang dilakukan dengan usaha pencegahan
dari bertemunya sel sperma dan sel telur agar tidak
mengalami suatu pembuahan.
6. Pregnancy test : beberapa tes untuk kehamilan berdasarkan pendeteksian dari
human chorionic gonadotrophin (HCG) di dalam urin wanita.
7. Hamil : mengandung janin dalam rahin karena sel telur dibuaki oleh
spermatozoa.
C. Identifikasi Masalah
1. Ny. A, 27 tahun, seorang ibu rumah tangga, datang ke dokter Puskesmas,
dengan keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu. Ia menjelaskan
bahwa siklus menstruasinya selalu teratur, setiap 28-30 hari dan lamanya 3-4
hari.
2. Ny. A juga mengeluh bahwa sekarang ia merasakan payudaranya membesar,
berat badan bertambah naik, dan kadang ada rasa mual, meski tidak sampai
muntah.
3. Dia telah menikah 6 bulan yang lalu, dia dan suaminya tidak pernah
menggunakan metode kontrasepsi.
4. Dokter melakukan pemeriksaan pregnancy test dengan sampel urin Ny. A
6
Hasil PT test : +/positif.
5. Dokter memberitahu Ny. A bahwa dia tidak menstruasi karena ia sedang hamil.
D. Analisis Masalah
Analisis Masalah
1. Ny. A, 27 tahun, seorang ibu rumah tangga, datang ke dokter Puskesmas, dengan
keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu. Ia menjelaskan bahwa siklus
menstruasinya selalu teratur, setiap 28-30 hari dan lamanya 3-4 hari.
a. Bagaimana fisiologi siklus menstruasi?
Jawab :
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis
merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).
Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan
dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de
graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga
hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH
maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan
hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan
balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan
LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang
mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari
endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai
terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan
menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic
hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan
progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium.
Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan
mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar
hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari
endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat
7
pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium
(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon
ovarium berada dalam kadar paling rendah
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah
menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan
dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin.
Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat
terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
Siklus ovarium :
1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur
yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap
untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata
fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya
mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan
2. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan
jangka waktu rata-rata 14 hari
Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam
siklus menstruasi normal:
1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH)
berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal
siklus sebelumnya
8
2. Hormon FSH dari hipotalamus
perlahan mengalami
peningkatan setelah akhir dari
korpus luteum dan pertumbuhan
folikel dimulai pada fase
folikular. Hal ini merupakan
pemicu untuk pertumbuhan
lapisan endometrium
3. Peningkatan level estrogen
menyebabkan feedback negatif
pada pengeluaran FSH
hipofisis. Hormon LH
kemudian menurun sebagai
akibat dari peningkatan level
estradiol, tetapi pada akhir dari
fase folikular level hormon LH
meningkat drastis (respon
bifasik)
4. Pada akhir fase folikular,
hormon FSH merangsang
reseptor (penerima) hormon LH
yang terdapat pada sel
granulosa, dan dengan
rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon progesteron
5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang
menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi
adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke
luteal
6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi
sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari
korpus luteum
9
7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa
sudah terjadi ovulasi
8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus
luteum dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya
b. Apa saja penyebab tidak menstruasi?
Jawab :
• Stres
Stres dapat memengaruhi siklus haid normal, karena stres dapat
menyebabkan tingkat hormon yang bertugas mengatur siklus
menstruasi menjadi turun, sehingga tidak terjadi ovulasi atau pelepasan
sel telur dari indung telur. Hal ini perlu didiskusikan dengan dokter
untuk membuat siklus haid kembali teratur.
• Sakit
Bila Ibu sedang sakit, maka hal ini dapat membuat siklus haid
terlambat dan biasanya berlangsung sementara saja. Setelah Ibu
kembali sehat, umumnya siklus haid akan kembali normal.
• Perubahan jadwal
Perubahan jadwal kerja atau aktivitas Ibu, misalnya Ibu harus
beraktivitas di malam hari, sehingga istirahat dilakukan pada siang hari,
dapat memengaruhi ‘jam tubuh’ juga.
• Perubahan konsumsi obat
Mungkin Ibu sedang mengonsumsi obat baru, sehingga siklus haid
terlambat atau tidak datang sama sekali. Bila obat yang Ibu minum
menyebabkan keterlambatan, lebih baik Ibu konsultasikan dengan
dokter untuk mendapat informasi dan penanganan yang tepat.
• Berat badan berlebih
10
Berat badan berlebih dapat memengaruhi hormon dalam tubuh dan
memengaruhi siklus haid. Dengan mengurangi beberapa kilogram berat
badan, maka dapat membantu siklus haid menjadi teratur dan kembali
normal.
• Berat badan kurang
Kekurangan lemak tubuh dapat mengganggu siklus haid normal atau
bahkan dapat mengakibatkan siklus haid berhenti sama sekali. Hal ini
dikenal sebagai amenorrhea. Hal ini banyak dialami para atlet wanita
atau olahragawati yang berlatih terlalu keras. Dengan menambah
sedikit berat badan dapat mengembalikan siklus haid menjadi normal.
• Salah menghitung siklus haid selanjutnya
Siklus haid tiap wanita berbeda, ada yang memiliki siklus 28 hari dan
ada yang lebih lama. Kadang kala, keterlambatan siklus haid terjadi
karena salah memperkirakan periode haid selanjutnya. Jika siklus haid
tidak teratur, namun dapat diketahui waktu ovulasi, maka dapat
diperkirakan siklus haid selanjutnya akan tiba sekira dua minggu
setelah ovulasi.
• Perimenopause
Perimenopause adalah suatu periode ketika seorang wanita produktif
masuk ke dalam periode usia nonreproduktif. Pada periode ini, haid
dapat menjadi tidak teratur.
• Menopause
Menopause adalah suatu periode ketika seorang wanita masuk ke dalam
periode tidak terjadi ovulasi lagi. Menopause dapat terjadi secara alami,
namun juga dapat terjadi karena tindakan operasi, misalnya
histerektomi atau pengangkatan rahim, atau karena kimiawi seperti
penggunaan kemoterapi untuk mengatasi kanker.
• Sebaiknya Ibu tidak segan berkonsultasi dengan dokter atau bidan
untuk mendapatkan informasi dan penanganan keterlambatan haid yang
11
tepat. Semakin dini ditemukan penyebabnya dan ditangani dengan baik,
maka hasil yang diperoleh akan semakin baik.
c. Bagaimana mekanisme tidak terjadinya menstruasi?
Jawab :
Pada saat kehamilan, proses ovulasi dan pematangan folikel tertunda karena
corpus luteum yang merupakan bekas dari ovum yang telah matang
bergdegradasi menjadi corpus gravidarum yang bertahan selama 6-7 minggu
untuk mempersiapkan penebalan dinding endometrium hingga plasenta
terbentuk. Setelah plasenta terbentuk barulah corpus gravidarum akan
digantikan fungsinya oleh plasenta. Pada awal kehamilan juga telah terbetuk
hCG yang membuat wanita tidak bisa mengalami menstruasi.
d. Bagaimana hubungan faktor usia dengan siklus menstruasi?
Jawab :
Rentan usia wanita saat dengan siklus menstruasi :
Di atas 45 tahun : pada rentan usia ini, wanita lebih waspada dan mengalami
haid yang tidak teratur karena akan mengalami masa menopause
Di bawah 45 tahun : pada usia ini, wanita bisa mengalami siklus menstruasi
yang tidak teratur diakibatkan banyak faktor. Namun kebanyakan wanita
mengalami hal tersebut karena kehamilan
Wanita biasanya mengalami perubahan seks sekunder dari rentang umur 10
hingga 15 tahun.
2. Ny. A juga mengeluh bahwa sekarang ia merasakan payudaranya membesar, berat
badan bertambah naik, dan kadang ada rasa mual, meski tidak sampai muntah.
a. Bagaimana faktor dan mekanisme payudara membesar pada kasus?
Perubahan pada payudara merupakan salah satu tanda awal kehamilan.
Hal ini meliputi kelunakan pada nipple dan payudara seiring dengan
12
peningkatan ukuran payudara. Namun, ada perbedaan antara wanita yang satu
dan wanita lainnya, terkadang akan terlihat perubahan yang besar atau sangat
sedikit. Peningkatan ukuran payudara membuat payudara terasa berat dan
lunak,
Banyak wanita yang merasa perubahan sensasi pada payudaranya, seperti
rasa gatal dan rasa sakit (biasanya pada daerah nipples). Hal ini dikarenakan
peningkatan level hormon progesteron dan perkembangan dari duktus dalam
payudara. Selama masa kehamilan, nipples dan areolae akan bertambah gelap
(warna) dan vena pada permukaan payudara akan terlihat lebih superfisial.
Montgomery glands juga bertambah besar dan lebih terlihat.
Sekitar usia kehamilan 16 minggu, payudara sudah dapat memproduksi
ASI. Pengeluaran cairan colostrum (berwarna coklat terang) selama kehamilan
juga dapat terjadi. Colostrum biasanya disebut sebagai ASI pertama dan
mengandung banyak nutrien dan antibodi untuk bayi pada beberapa hari
setelah kelahiran bayi.
Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon
yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara, antara lain,
1. Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat
progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini
menstimulasi produksi secara besar-besaran
2. Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat
estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan
selama tetap menyusui. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari
KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah
produksi ASI.
3. Follicle stimulating hormone (FSH)
4. Luteinizing hormone (LH)
5. Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan.
6. Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan
dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan,
oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras
ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu
let-down / milk ejection reflex.
13
7. Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta
mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara,
puting, dan areola sebelum melahirkan.
b. Bagaimana faktor dan mekanisme bertambahnya berat badan pada kasus?
Salah satu efek yang sangat terlihat selama kehamilan adalah
peningkatan berat badan. Pembesaran uterus, perkembangan fetus, placenta
dan cairan amnion semua dapat meningkatkan peningkatan berat badan.
Peningkatan berat berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya dari 5
pounds atau 2,3 kg hingga 100 pounds atau 45 kg. Perbesaran ukuran payudara
juga menyebabkan peningkatan berat badan.
c. Bagaimana faktor dan mekanisme rasa mual pada kasus?
Mual atau nausea, pada bulan-bulan pertama kehamilan disebabkan
meningkatnya produksi hormone estrogen yang memancing peningkatan
keasaman lambung. Jika frekuensi mual muntah lebih sering di pagi hari, itu
karena jarak antara waktu makan malam dengan makan pagi cukup panjang.
Akibatnya, perut kosong mengeluarkan asam lambung yang membuat ibu
merasa lebih mual. Hal tersebut dikenal sebagai morning sickness.
Ada juga teori yang mengatakan, penyebab mual-muntah yang paling
utama adalah faktor HCG (Human chorionic gonodotropin). Hormon ini
dihasilkan plasenta(ari-ari) selama awal kehamilan. Perubahan dalam tubuh ibu
yang dipicu hormon ini kemudian menimbulkan rasa mual. Fungsi plasenta
sebagai sirkulasi dan pemberi makanan pada janin akan tumbuh maksimal
ketika kehamilan menginjak usia 12-14 minggu. Pada saat ini biasanya mual-
muntah akan berhenti.
Perubahan metabolisme glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap
sebagai penyebab mual-muntah. Namun, setelah terjadi penyesuaian terhadap
sel-sel plasenta dan terjadi kompensasi metabolisme glikogen di dalam tubuh,
makarasa mual itu akan lenyap. Faktor terakhir yang juga kerap menentukan
adalah faktor psikologis ibu hamil. Contoh, ibu hamil yang mengalami stres
akibat kehamilan tak diinginkan bisa mengalami mual dan muntah, Dalam
tubuhnya terjadi penolakan. Akhirnya timbul rasa mual.
d. Bagaimana keterkaitan keluhan diatas dengan tidak menstruasi?
14
Wanita yang sedang hamil tidak mungkin mengalami menstruasi
(berbeda dengan flek). Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon dalam
kelenjar reproduksi wanita. Ketika seorang wanita mengalami menstruasi,
hormon estrogen dan progesteronnya akan menurun. Penurunan hormon ini
akan merangsang rahim untuk meluruhkan lapisan dinding rahim.
Tetapi jika pembuahan terjadi, korpus luteum memproduksi hormon
estrogen dan progesteron yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin. Oleh karena itulah tidak akan terjadi menstruasi.
3. Dia telah menikah 6 bulan yang lalu, dia dan suaminya tidak pernah menggunakan
metode kontrasepsi
a. Apa fungsi kontrasepsi?
Kontrasepsi berfungsi untuk menghambat atau mengganggu proses
normal dari proses ovulasi, pembuahan, atau implantasi. Alat-alat konsepsi
dimaksudkan untuk mencegah agar tidak terjadinya proses pembuahan,
sehingga tidak terjadi kehamilan.
b. Bagaimana dasar fisiologi metode kontrasepsi?
Dasar fisiologi metode kontrasepsi adalah pencegahan untuk terjadinya
fertilisasi, yaitu pertemuan sperma dan ovum. Pencegahan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, dapat secara hormonal, steril permanen, dan steril
sementara, serta dengan alat bantu, seperti kondom.
4. Dokter melakukan pemeriksaan pregnancy test dengan sampel urin Ny. A. Hasil PT
test: (+) positif
a. Mekanisme kerja pregnancy test?
Prinsip kerja dari pregnancy test dikenal dengan
immunochromatographic assay atau immunochromatographic lateral flow test.
Alat tes kehamilan terdiri dari membran yang telah dilapisi dengan antibodi
anti hCG pada daerah tesnya (capture/test line) seperti pada gambar di bawah.
15
Sehingga pada daerah itu hanya akan membentuk garis warna apabila ada
hCG dalam urin sampel, yang terbentuk karena reaksi antibodi yang mengikat
hanya hCG dan indikator yang biasanya adalah molekul pigmen muncul dalam
bentuk garis. WHO telah menetapkan semua alat tes kehamilan harus dapat
mendeteksi hCG dengan konsentrasi 25 ng/mL (25 x 10-9
gr/mL).
b. Bagaimana interpretasi hasil PT pada kasus?
Hasil PT pada kasus menandakan bahwa Ny. A positif hamil. Hal
tersebut dikarenakan adanya kandungan hCG pada urin.
5. Dokter memberitahu Ny. A bahwa dia tidak menstruasi karena ia sedang hamil.
a. Bagaimana fisiologi kehamilan?
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami
perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya
mengeluarkan hormone somatomatropin, estrogen, dan progesterone.
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi janin/plasenta/amnion sampai persalinan, dengan cara bertambah
besar dengan cepat saat kehamilan dan kembali ke diameter normal beberapa
mingu setelah persalinan.
Pada Vagina saat kehamilan, peningkatan vaskularisasi dan hyperemia
terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga vagina
terlihat keunguan (Chadwicks). Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan
hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.
16
Pada ovarium proses ovulasi akan terhenti dan hanya korpus luteum yang
dapat ditemukan di ovarium. Folikel tersebut akan berfungsi maksimal selama
6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil
progesterone.
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
pemberian ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara terjadi karena
adanya pengaruh hormone estrogen, progesterone, dan somatotropin.
Siklus peredaran darah ibu juga meningkat karena harus ada pemenuhan
kebutuhan perkemangan dan pertumbuhan janin. Ini juga terjadi karena adanya
hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter, serta
meningkatnya hormone estrogen dan progesterone.
b. Bagaimana pengaruh kehamilan terhadap tidak terjadinya menstruasi?
Karena saat terjadi implantasi embrio (sel telur yang sudah dibuahi) di
dinding rahim atau endometrium, ovarium menghentikan produksi ovum
sampai terjadi kelahiran dan mengaktifkan hormon progesteron untuk
memelihara dinding rahim sebagai pendukung untuk perkembangan janin.
sebaliknya, jika tidak terjadi pembuahan/fertilisasi, hormon progesteron
menghentikan perannya untuk sementara ketika ovum yang belum dibuahi
sampai di uterus, dan dinding rahim luruh bersama ovum yang mati.
c. Bagaimana cara mendiagnosis kehamilan pada kasus ini?
Dengan melihat adanya tanda-tanda fisiologis seperti pembesaran
payudara, pertambahan berat badan, serta dengan dilakukannya Pregnancy
Test.
E. Learning Issue :
1. Fisiologi reproduksi wanita umum
Hormon pada Wanita
Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan
reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran
hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah dalam siklus menstruasi.
1.1. Siklus menstruasi
17
Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang
disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh
sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit
sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama
antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu
pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.
Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya
adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada
pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama
menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama
menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase
menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca- ovulasi.
1.2.Siklus Ovulasi
Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat
pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing
hormon). Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari
folikel. Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel
primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur didalam
ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi
ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih,
oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi
menjadi korpus luteum. Korpus luteum mencapai puncak aktivitas
fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik hormon estrogen
maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum
berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga lapisan fungsional
endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh.
1.3. Siklus Hipofisis-hipotalamus
Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan
progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam
darah ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin
realising hormone (Gn-RH). Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi
folikel stimulating hormone (FSH). FSH menstimulasi perkembangan
folikel de graaf ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai
18
menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk
mengeluarkan lutenizing hormone (LH). LH mencapai puncak pada
sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi
fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut,
oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi
menstruasi.
2. Fisiologi sistem endokrin pada kehamilan
Perubahan-Perubahan Fisiologis pada Wanita Hamil
2.1. Sistem Reproduksi
Uterus
Perubahan yang amat jelas pada aatomi maternal adalah perbesaran uterus untuk
menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus akan bertambah besar, beratnya
meningkat dari 30 gram menjadi 1000 gram dengan ukuran 32 x 24 x 22 cm
dengan kapasitas 4000 cc.
Perbesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim, tetapi pada
kehamilan muda terbentuk serabut-serabut otot yang berhubungan, termasuk
jaringan fibroelastik, darah dan saraf. Pertumbuhan jaringan uterus pada masa
awal kehamilan disebabkan oleh hormon esterogen yang merangsang serabut
otot dan menyebabkan dinding rahim menebal. Pertumbuhan uterus ini disebut
pertumbuhan aktif.
Pada masa kehamilan uterus menjadi mudah teraba. Pada minggu petama,
isthmus rahim mengalami hypertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila
diraba terasa lebih lunak. Hal ini disebut tanda Hegar’s pada kehamilan.
Bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, diikuti
oleh makin besarnya aliran darah menuju rahim dari arteri uterina dan arteri
ovarika. Otot rahim mempunyai susunan istimiwe yaitu longitudinal, sirkuler,
dan oblika sehingga keseluruhannya membuat anyaman yang dapat menutup
pembuluh darah dengan sempurna. Meningkatnya pembuluh darah menuju
rahim memperngaruhi serviks yang akan mengalami perlunakan. Serviks hanya
memiliki sekitar 10% jaringan otot. Sebab-sebab perlunakan serviks ialah karena
19
pembuluh darah dalam servik bertambah dan karena timbulnya oedema dari
serviks dan hiperplasia kelenjar-kelenjar serviks.
Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkaan pembuluh darah karea pengaruh
estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiruan. Warna livid pada vagina
dan portio serviks disebut tanda Chadwick. Kekenyalan vagina bertambah,
artinya daya regang bertambah, sebagai persiapan persalinan.
Berkaitan dengan perubahan fisiologi pada vagina, Sulaiman Sastrawinata
(1983:143) mengatakan bahwa getah dalam vagina biasanya bertambah dalam
kehamilan, reaksinya asam pH 3,5 – 6,0. Reaksi asam ini disebabkan
terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada
dalam sel-sel epithel vagina oleh bacil-bacil Doderlein.
Ovarium
Pada masa kehamilan, ovulasi terhenti. Indung telur yang mengandung kospus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta
yang sempurna pada umur 16 minggu yang mengambil alih pengeluaran
esterogen dan progesteron.
2.2. Sistem Integumen
Dinding Perut (Abdominal Wall)
Pada kehamilan lanjut pada primi ravida sering timbul garis-garis memajang
atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang, garis-
garis ini terdapat juga pada buah dada dan paha.
Perbesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut
elastik dibawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi peregangan
hebat, misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda,dapat terjadi diastasis
rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea albae bertambah pigmentasinya dan
disebut linea nigra.
Payudara
20
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa mengalami kehamilan
adalah nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap mengalami perbesaran
kerena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Puting susu
menjadi lebih menonjol dan keras dan pada awal kehamilan keluar cairan kuning
yang lengket yang disebut colostrum. Area berpigmen disekotar puting, areola,
tumbuh lebih gelap dan kelenjar-kelenjar Montogomery menonjol keluar.
Perubahan teesebut disebabkan pengaruh hormonal.
2.3. Sistem Endokrin
Kelenjar Tiroid
Selama masa kehamilan, basal metabolic rate (BMR) meningkat hampir 20%
dan kelenjar tiroid membersar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan tetap sama
(tiroksin). Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar, dan
meningkatnya matabolic rate disebabka karena banyak oksigen yang digunakan
lebih banyak.
Kelenjar Paratiod
Kelenjar paratoid ukurannya menigkat selama masa kehamilan, terutama selama
minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar. Hormon
paratoid penting untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, danpa
hormon tersebut metabolisme tulang dan otot akan terganggu.
Pankreas
Insulin dihasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut pulau Langerhans,
yang terjadi diseluruh jaringan pankreas. Selama masa kehamilan sel-sel ini
tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan
yang meningkat. Walaupun demikian, karena keterbatasan penyimpanan
glikogen, wanita sehat yang hamil kurang mampu mengatasi jumlah gula yang
berlebihan.
Kelejar Pituitari
21
Lobus anterior dari kelenjar pituitaru mengalami sedikit pembesaran selama
kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropik, tetapi dengan jumlah
yang sedikit berbeda. Follicle-stimulating hormone (FSH) ditekan oleh chorionic
gonadotripon (hCG) yang dihasilkan dalam plasenta. Hormon pertumbuhan
berkurang dan hormon melanotropik meningkat, menyebabkan peningkatan
pigmentasi puting susu, wajah, dan abdomen. Pembentukan prolakstin
menignkat dan lanjt setelah persalinan selama menyusui.
Kelenjar Adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian kortikal
yang membentuk kortin. Jumlah ion natriun dan kalium dalam aliran darah
diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenala mensekresi
epimephrine, hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran
atau fungsi kedua medula.
Hormon-hormon yang dihasilkan selama kehamilan diantaranya :
1. Estrogen
Dihasilkan oleh korpus luteum yang ada di dalam indung telur dan plasenta
yang terbentuk beberapa minggu setelah terjadinya pembuahan.
Manfaat:
* Membesarkan puting payudara sehingga ibu mudah untuk menyusui si buah
hati.
* Merangsang pertumbuhan kelenjar susu.
* Menguatkan dinding rahim yang bermanfaat untuk mengatasi kontraksi saat
bersalin.
* Melunakkan jaringan-jaringan tubuh.
Gangguan:
Pegal dan sakit pada otot.
2. Progesteron
Dihasilkan oleh kelenjar adrenalin, otak, dan plasenta selama ibu sedang hamil.
22
Manfaat:
* Membantu lapisan dinding rahim dalam menyangga plasenta.
* Menghindari kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim yang dikhawatirkan
menyebabkan persalinan dini.
* Menyiapkan payudara untuk menyusui.
Gangguan:
Menyebabkan pembuluh darah melebar; kembung dan sembelit; suasana hati
kerap tak stabil; suhu tubuh meningkat; mual.
3. HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Dihasilkan oleh lapisan jaringan luar yang menyelimuti janin dan trofoblas atau
plasenta yang terbentuk pada awal pertumbuhan janin.
Manfaat:
* Mempertahankan jaringan berwarna kuning yang ada di dalam indung telur.
Jaringan ini terbentuk ketika indung telur (ovarium) baru saja melepaskan sel
telur. Hormon inilah yang menjadikan estrogen, progesteron, dan plasenta
terbentuk sepenuhnya.
* Indikator untuk mendeteksi ada tidaknya kehamilan lewat alat tes kehamilan
melalui air seni. Jika alat tes kehamilan mendeteksi adanya peningkatan kadar
hormon HCG dalam urine, mengindikasikan adanya kehamilan alias hasil tes
positif.
Gangguan:
Dapat menyebabkan mual dan muntah.
4. Prolaktin
Diproduksi di dalam kelenjar pituitari.
Manfaat:
Untuk meningkatkan jumlah sel penghasil ASI, sehingga payudara dapat
memproduksi ASI dengan optimal. Kebutuhan bayi akan ASI pun tercukupi.
23
5. HPL (Human Placental Lactogen)
Diproduksi oleh plasenta.
Manfaat:
Membantu merangsang pertumbuhan janin menjadi lebih baik.
Gangguan:
Menyebabkan pembesaran pada payudara, serta menimbulkan rasa ngilu dan
sakit pada puting jika disentuh.
6. Kortisol
Dihasilkan di dalam kelenjar adrenalin.
Manfaat:
Membantu janin agar mampu mengambil dan memanfaatkan nutrisi yang ada di
dalam aliran darah untuk perkembangan tubuhnya.
Gangguan:
Berperan dalam emosi ibu. Boleh jadi ibu lebih tertekan atau mudah marah.
7. Oksitosin
Dihasilkan di dalam otak.
Manfaat:
* Merangsang kontraksi rahim di akhir kehamilan yang ditandai dengan mulas.
* Merangsang penyusutan rahim yang mempercepat pemulihan.
* Merangsang produksi air susu.
8. Testosteron
Ini adalah hormon yang menimbulkan ciri fisik dan sifat kelaki-lakian. Hormon
ini biasanya muncul atau meningkat jika ibu mengandung janin laki-laki.
Manfaat:
24
Membantu pertumbuhan kelelakian janin.
Gangguan:
Biasanya timbul jerawat pada wajah ibu, kulit agak menghitam, muncul kumis
tipis.
9. Prostaglandin
Biasanya diproduksi ketika janin siap lahir sehingga memudahkan ibu melalui
persalinan.
Manfaat:
Hormon ini bertugas merangsang kontraksi persalinan.
10. Endorfin
Selama hamil produksinya meningkat kemudian memuncak menjelang dan saat
persalinan, sehingga ibu merasa tenang saat bersalin.
Manfaat:
Memberikan rasa tenang dan menghilangkan rasa sakit.
11. Kalsitonin
Dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
Manfaat:
* Membantu proses pembentukan dan perkembangan tulang janin.
* Menghentikan transfer kalsium dari tulang ke aliran darah sehingga
perkembangan tulang janin berlangsung baik.
12. Relaksin
Dihasilkan di dalam ovarium atau indung telur.
Manfaat:
25
Membantu merangsang relaksasi otot panggul selama kehamilan dan persalinan.
Ketika siap bersalin hormon ini akan melemaskan otot-otot mulut rahim untuk
mendukung kelancaran persalinan.
13. Tiroksin
Dihasilkan di dalam kelenjar tiroid.
Manfaat:
* Membantu pembentukan dan perkembangan sistem saraf pusat janin.
* Meningkatkan konsumsi oksigen janin.
* Membantu janin agar mampu memetabolisme protein dan karbohidrat.
14. Erotropoeitin
Dihasilkan oleh ginjal.
Manfaat:
Menjaga kelancaran produksi sumsum tulang janin serta sel-sel darah merah.
2.4. Sistem Kardiovaskuler (Sirkulasi Darah)
Pada volume darah, volume darah total dan volume plasma darah naik pesat
sejak akhir timester pertama. Volume darah aka bertambah banyak, kira-kira
25% dengan puncaknya pada kehamila 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac
output) yang meningkat sebanyak ± 30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas
kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu yang menderita penyakit jantung dapat
jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis. Kenaikan plasma darah dapat
mencapai 40% saat mendekati cukup bulan. Kemudian gambaran protein dalam
serum juga berubah, jumlah protein, albumin dan gamaglobulin menurun dalam
triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Beta-
globulin dan fibrinogen terus meningkat.
Berkaitan dengan sistem sirkulasi darah, Rustam Mochtar (1998:38) mengatakan
bahwa tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester
kedua, dan kemudian akan naik lagi seperti pada pra-hamil. Tekanan vena dalam
26
batas-batas normal pada ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah
akhir trimester pertama.
2.5. Sistem Muskuloskeletal
Gigi, Tulang, dan Persendian
Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-ligamen melunak
(softlistening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila
pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium
maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi
kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan
kalsium.
Berkaitan dengan perubahan pada gigi, Persis Mary Hamilton (1995:67)
mengatakan bahwa selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira
seoertiga lebih banyak kalsium dan fosfor. Dengan diit yang seimbang
kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik.
Otot
Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan,
hal tersebut terjadi kemungkinan berhubungan dengan metabolisme kalsium da
fosfor, kurangnya drainase sisa metabolisme otot, atau postur yang tidak
seimbang. Kram biasanya terjadi setelah berdiri sepanjang hari dan pada malam
hari setelah tubuh istirahat.
2.6. Sistem Pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek napas. Hal ini
disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat perbesaran rahim.
Sebagai kompensitas terjadinya desakan rahim dan kebutuhan oksigen
meningkat, sorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari
biasanya yaitu menggunakan pernapasan dada.
2.7. Sistem Gastrointestinal (Pencernaan)
Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraks otot polos. Sekresi
27
saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, dan asam lambung menurun.
Perbesaran uterus akan menekan diaframa, lambung dan intestin.
Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita hamil mengalami
mual (morning sickness) dan muntah (emesis gravidarum). Sebagaimana
kehamilan berlanjut, penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan
lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja
menyebabkan mual tetapi juga konstipasi, karena lebih banyak feses terdapat
dalam usus, lebih banyak air diserap akan semakin keras jadinya. Konstipasi
juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa
kehamilan dan kembali pada akhir masa kehamilan.
2.8. Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang
mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan pemberian ASI. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan
bertambah 12,5 kg. Sebgaian besar penambahan berat badan selama kehamilan
berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan
ekstraselular. Pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang
disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan
hiperinsulinemia.
Manuaba (1998:106) menguraikan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi
pada metabolisme tubuh wanita hamil, yaitu:
Metabolisme basal meningkat sebesar 15% sampai 20%.
Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi
145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang
diperlukan janin.
Berat badan akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi
kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu. Janin (3 – 3,5 kg), plasenta (0,5 kg),
air ketuban (1 kg), timbunan lemak (1,5 kg), timbunan protein (2 kg), dan retensi
air-garam (1,5 kg).
28
3. Fisiologi sistem endokrin pada menstruasi
Pada siklus menstruasi, sebagian besar hormon yang berperan kurang lebih sama
dengan hormon pada masa kehamilan. Diantaranya :
Estrogen adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai
hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita,
kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini
menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita. Seperti pada payudara, penebalan endometrium, dan
dalam siklus haid. Pada saat menopause, estrogen muli berkurang sehingga
dapat menimbulkan beberapa efek diantaranya hot flash, berkeringat pada saat
tidur, dan kecemasan yang berlebihan.
Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah
estradiol, estriol, dan estron. Sehak menarche sampai menopause, estrogen
utama adalah 17β-estradiol. Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat
dariandrogen dengan bantuan enzim. Estradiol dibuat dari testosteron,
sedangkan estron dibuat dari androstenadion.
Progesteron (bahasa Inggris: progesterone, P4) merupakan hormon dari
golongan steroid yang berpengaruh pada
siklus menstruasi perempuan,kehamilan dan embriogenesis. Progesteron
bersama dengan estrogendihasilkan oleh kurpus luteum, yaitu
sebuah kelenjar endokrin yang tersisa setelah terjadinya peristiwa ovulasi.
Progesteron berperan besar dalam perkembangan fetus. Pengaruhnya antara
lain :
1. Mempertebal dinding endometrium setelah terjadi ovulasi
2. Menghambat produksi LH agar korpus luteum mengalami degenerasi saat tidak
terjadi fertilisasi
3. Menghambat laktasi saat kehamilan
4. Mempersiapkan endometrium untuk implantasi zigot
Hormon perangsang folikel (bahasa Inggris: follitropin, follicle stimulating
hormone, FSH) adalah hormon yang dikeluarkan oleh gonadotrop. FSH
berfungsi untuk memacu pertumbuhan sel telur dalam ovarium. Pada pria, FSH
mengatur dan memelihara proses pembentukan sperma. Jumlah FSH sedikit
ketika kecil dan tinggi setelah menopause.
29
Hormon pelutein (bahasa Inggris: luteinizing hormone, LH, lutropin)[1]
)
adalahhormon dengan berkas genetik CGALHB,
yang dikeluarkan oleh gonadrotop. Pada wanita, hormon ini berfungsi untuk
merangsang pengeluaran sel telur dari ovarium. Pada laki-laki, hormon ini
disebut Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH), yang berfungsi untuk
merangsang sel-sel interstisial di dalam testis untuk berkembang dan
mensekresikan hormon testosteron.
Wanita menghasilkan gamet dalam siklus tiap bulan (rata rata 28 hari, jangka
normalnya 24 – 35 hari). Siklus ini lebih umum disebut siklus mentruasi, ini
ditandai dengan periode 3-7 hari dari peluruhan dinding uterina dikenal dengan
menstruasi.
Siklus ovarium dibagi menjadi tiga fase :
1. Fase Follicular. Bagian pertama dari siklus ovarium dikenal sebgai fase
follicular, dimana adalah suatu periode dari pertumbuhan folikel didalam
ovarium. Fase ini memiliki jangka waktu yang bervariasi dan berakhir dari 10
hari sampai 3 minggu.
2. Ovulasi. Ketika satu atau lebih follikel telah matang, ovarium melepaskan oosit
selama ovulasi.
3. Fase luteal. Fase dari siklus ovarium setelah ovulasi dikenal sebagai post-
ovulasi atau fase luteal. Nama kedua datang dari transformasi dari follikel yang
ruptur menjadi corpus luteum, dinamakan dari pigmen berwarna kuningnya dan
simpanan lemak. Korpus luteum mensekresikan hormon yang akan berlanjut
pada persiapan untuk kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, korpus luteum
akan berhenti berfungsi setelah sekitar 2 minggu, dan siklus ovarium mulai
kembali.
30
Lapisan endometrium pada uterus juga berjalan melalui sebuah siklus –
siklus uterina – diatur oleh hormon ovarium :
1. Fase menstruasi. Permulaan dari fase follicular didalam ovarium yang
berhubungan dengan pendarahan selama menstruasi dari uterus.
2. Fase proliferative. Bagian akhir dari fase follicular ovarium berhubungan
dengan fase proliferative didalam uterus, selama dimana endometrium
menambahkan lapisan baru dari sel sebagai antisipasi terjadinya kehamilan.
3. Fase Secretory. Setelah ovulasi, hormon hormon dari corpus luteum
mengkonversikan endometrium yang telah menebal menjadi struktur sekretori.
Ini berarti pada fase luteal dari siklu ovarium akan berhubungan dengan fase
secretori dari siklus uterus. Jika tidak terjadi kehamilan, lapisan paling
superfisial dari endometrium secreetori akan luruh selama menstruasi dan
kemudian siklus uterus kan mulain kembali.
Kontrol Hormonal dari Siklus Menstruasi adalah Complex
Siklus Ovarium dan uterus dibawah pengaturan utama oleh berbagai hormon :
• GnRH dari Hipotalamus
• FSH dan LH dari pituitari anterior
• Estrogen, progesteron, inhibin, dan AMH dari ovarium.
31
Selama fase follicullar, hormon steroid dominan adalah estrogen. Ovulasi dipicu
oleh adanya sentakan LH dan FSH. Didalam fase luteal, progesteron menjadi
dominan, estrogen tetap masih ada.
Fase awal Follicular. Hari pertama dari menstruasi adalah hari pertama dari
siklus. Keadaan ini dikatakan sebagain awal siklus karena pendarahan ketika
menstruasi adalah tanda fisiologis yang mudah diamati. Hanya sebelum awal
dari setiap siklus, sekresi gonadrotophin dari pituitari anterior meningkat.
Dibawah pengaruh dari FSH, beberapa folikel didalam ovarium mulai untuk
matang.
Selama folikel bertumbuh, sel granulosa (dibawah pengaruh FSH) dan sel
theca (dibawah pengaruh LH) mulai untuk memproduksi hormon steroid. Sel
granulosa juga mulai untuk mensekresikan AMH. AMH akan menurunkan
sensitifitas folikel terhadap FSH, yang mana akan menahan penambahan dari
folikel primer ketika satu kelompok telah berkembang.
32
Sel theca mensintesis androgen yang akan berdifusi ke sel tetangga yaitu sel
granulosa, dimana aromatase mengkonversikan mereka menjadi estrogen. Secara
bertahap meningkatnya tingkat estrogen didalam sirkulasi darah memiliki
beberapa efek. Estrogen mendesak negative feedback pada pituitari dalam
sekresi FSH dan LH, yang akan menghalang perkembangan dari penambahan
follikel didalam siklus yang sama. Pada waktu bersamaan, estrogen
menstimulasi penambahan produksi estrogen oleh sel granulosa. Lingkaran
positive feedback ini membuat follikel untuk terus memproduksi estrogen
meskipun FSH dan LH menurun.
Selagi folikel folikel membesar, sel granulosa mensekresikan cairan yang
berkumpul di cavitas sentral di folikel dikenal dengan antrum. Cairan antral
mengandung hormon dan enzim yang diperlukan ketika ovulasi. Pada setiap
tingkat dari perkembangan follicular, beberapa folikel mengalami atresia
(pengaturan secara hormonal kematian sel). Hanya beberapa folikel sampai ke
tahap akhir, dan biasanya hanya satu dominan folikel berkembang sampai
ovulasi.
Didalam uterus, menstruasi berakhir selama awal fase follikular. Dibawah
pengaruh estrogen dalam perkembangan folikel, endometrium mulai bertumbuh
atau proliferasi. Periode ini dikarakterisasikan dengan meningkatnya jumlah sel
dan meningkatkan suplai darah untuk memberi nutrisi dan oksigen ke dinding
endometrium yang menebal. Estrogen juga mengakibatkan glandula mukosa dari
servix memproduksi mukus yang jernih.
Fase akhir follicular. Selagi fase follicular mendekati akhir, sekresi estrogen
ovarium memuncak. Dalam siklus ini, hanya satu folikel yang masih
berkembang. Sampai fase follicular berakhir, sel granulosa dari folikel dominan
ini mulai untuk mensekresikan inhibin dan progesteron selain estrogen.
Estrogen, yang telah memberikan negative feedback kepada GnRH awalnya di
fase follicular, berubah menjadi positive feedback, memicu sentakan preovulasi
GnRH.
Segera sebelum ovulasi, meninggi nya secara terus menerus kadar estrogen,
ditambah dengan meningkatnya kadar progesteron, memicu meningkatnya repon
pituitari terhadap GnRH. Sebagai hasilnya, sekresi LH meningkat dengan cepat,
fenomena ini dikenal sentakan LH. Sentakkan FSH juga terjadi, tetapi derajatnya
lebih rendah, diduga karena penekanan dari inhibin dan estrogen.
33
Sentakan LH merupakan bagian penting dalam ovulasi. Tanpa itu, tahap akhir
dari maturasi oosit tidak dapat terjadi. Meiosis berlanjut dalam perkembangan
folikel dengan pembelahan meiosis pertama, yang mana mengkonversikan oosit
primer menjadi oosti sekunder dan sebuah badan polar. Ketika pembelahn ini
terjadi, cairan antral berkumpul dan folikel berkembang menjadi ukuran
terbesarnya, bersiap melepaskan sel telur.
Kadar estrogen yang tinggi dalam fase follikular akhir menyiapkan uterus pada
kemungkinan terjadi kehamilan. Endometrium menebal sampai ketebalan akhir
yaitu 3-4 mm. Hanya sebelum ovulasi, kelenjar servikal memproduksi sejumlah
mukus tipis dan berserabut untuk memfasilitasi sperma masuk. Tahap ini
disiapkan untuk ovullasi.
Ovulasi. Sekitar 16-24 jam setelah LH memuncak, ovulasi terjadi. Folikel
matang mensekresikan collagenase yang dapat memecah kolagen di jaringan ikat
yang menahan sel folikular. Kerusakkan produk dari kolagen menciptakan reaksi
inflamasi. Prostaglandin akan menyebabkan sel otot polos di theca bagian luar
berkontraksi, memecahkan dinding follikel pada titik point kelemahannya.
Cairan antral tersembur keluar bersamaan dengan sel telur, yang dikellilingi oleh
2 sampai 3 lapisan sel granulosa. Sel telur disapu ke tuba uterina dan dibawa
untuk difertilisasikan atau mati.
Selain untuk meningkatkan rupture follikular, setakkan LH ini juga
menyebabkan sel theca folliccular bermigrasi ke ruang antral, bercampur dengan
34
sel granulosa sebelumnya dan mengisi cavitas. Kedua tipe sel ini kemudian
berubah menjadi sel luteal dari corpus luteum. Proses ini dinamakan luteinisasi,
melibatkan perubahn biokimia dan morfologi. Baru terbentuk sel luteal
akumulasi tetesan tetesan lipid dan granula glykogen di sitoplasma mereka dan
mulai mensekresikan progesteron. Pembentukkan estrogen berkurang.
Fase awal sampai pertengahan luteal. Setelah ovulasi, corpus luteum
menghasilkan sejumlah progesteron yang secara tetapi meningkat dan estrogen.
Progesteron hormon dominan saat fase luteal. Kkadar estrogen juga meningkat
tetapi tidak pernah terlihat memuncak sebelum ovulasi.
Kombinasi estrogen dan progesteron membuat negatif feedback pada
hipotalamus dan pituitari anterior. Sekresi gonadotropin, selanjutnya ditekan
oleh produksi inhibin luteal, dan akan berkurang selama fase luteal.
Dibawah pengaruh progesteron, endometrium melanjutkan persiapannya untuk
kehamilan. Kelenjar endometrial bergulung, dan penambahan pembuluh darah
bertambah sampai ke lapisan jaringan ikat. Sel endometrial mengandung lipid
dan glykogen pada sitoplasmanya. Kandungan ini akan menyediakan nutrisi
untuk perkembangan embryo selama plasenta berkembang.
Progesteron juga menyebabkan servikal mukus menebal. Menebalnya mukus
menciptakan sebuah sumbatan yang menghalangi pembukaan servikal,
menghindari bakteri dan sperma masuk ke uterus.
Satu efek yang menarik dari progesteron adalah kemampuan thermogenic.
Selama fase luteal dari siklus ovulatori, temperatur tubuh basal wanita, diambil
segera ketika bangun dan sebelum bangkit dari tempat tidur , melonjak 0,3-0,5
derajat fahrenheit dan akan meningkat selama menstruasi. Karena perubahan
setpoint temperatur terjadi setelah ovulasi, ini tidak dapat digunakan untuk
memprediksikan ovulasi secara efektif. Meskipun beitu, itu adalah cara yang
simpel untuk mengetahui apakah seoorang wanita sedang mengalami siklus
ovulatori atau tidak.
Fase luteal akhir dan menstruasi. Corpus luteum memiliki batas waktu hidup
12 hari. Jika tidak terjadi kehamilan, corpus luteum secara spontan akan
mengalami apoptosis menjadi struktur inaktif disebut corpus albikan. Selama sel
luteal berdegenerasi, produksi progesteron dan estrogen menurun. Penurunan
35
ini mengakibatkan timbul signal negative feedback ke pituitari dan hipotalamus,
dan sekresi dari FSH dan LH meningkat.
Pemeliharaan dari endometrium secretori bergantung pada keberadaan
progesteron. Ketika corpus luteum berdegenerasi dan hormon produksi
menurun, pembuluh darah dipermukaan lapisan dari endometrium memendek.
Tanpa oksigen dan nutrisi, permukaan sel mati. Sekitar 2 hari setelah korpus
luteum tidak berfungsi, atau 14 hari setelah ovulasi, endometrium mulai
meluruhkan lapisan permukaannya, dan menstruasi dimulai.
4. Pregnancy test
hCG diproduksi dalam jumlah yang besar oleh sel sinsitiotrofoblas, lalu hCG
menstimulasi corpus luteum untuk terus memproduksi progesteron dan estrogen
(reaksi ini dibutuhkan untuk mencegah menstruasi dan untuk mempertahankan
penempelan embrio dan fetus di uterus). Pada hari ke-8 setelah fertilisasi, hCG
dapat dideteksi pada darah dan urin wanita hamil. Sekresi hCG mencapai
puncaknya sekitar minggu ke-9 dari kehamilan. Pada bulan ke-4 & 5, level hCG
menurun tajam dan mendatar hingga kelahiran. (Tortora, 2009)
Metode tes kehamilan yang dilakukan adalah metode imunokromatografi
dengan menggunakan sampel berupa air seni (urin). Alat yang digunakan untuk
pemeriksaan merupakan alat yang dijual secara bebas dan dapat dipergunakan
kapanpun dan oleh siapapun. Keuntungan strip uji kehamilan adalah bisa
dilakukan sendiri di rumah, prosedur pengujian yang mudah dilakukan, harga
strip yang relatif murah, jenis alat tes bervariasi, akurasi hasil uji yang tinggi (97
– 99%), serta dapat mendeteksi kehamilan lebih dini.
Mekanisme kerja tes kehamilan melalui air seni ini adalah dengan
menggunakan prinsip adanya ikatan antibodi antigen. Sebagai antigennya adalah
adanya protein hormon beta hCG (hormon yang dihasilkan trofoblas/bagian
plasenta) dan sebagai antibodi adalah antibodi yang dihasilkan binatang kuda
yang disuntik hormon beta hCG.
Antibodi yang berupa protein ini dikloning pada bakteri E coli. Kemudian
antibodi dalam jumlah tertentu ini, setelah direaksikan dengan zat tertentu yang
akan berubah warna bila bereaksi dengan antigen, ditempelkan pada alat
pemeriksa. Kadar antibodi yang ada akan menentukan kepekaannya. Karena itu,
ada dua macam kepekaan, yaitu 25 mIU dan 50 mIU. Kepekaan ini yang
36
menentukan pada hari ke berapa alat ini sudah peka untuk mendeteksi
kehamilan. Sebagai contoh, untuk 25 mIU, dapat mendeteksi kehamilan saat hari
pertama mens berikut, sementara 50 mIU perlu sepuluh hari terlambat. (Rao &
Moudgal, 1981) Adapun proses yang lebih rinci adalah: urin yang diperiksa akan
bergerak dari zona yang satu ke zona yang lain, dimulai dari zona yang terdapat
mobile anti hCG1. Anti hcG1 akan ikut terbawa oleh urin ke zona anti hCG2.
Disinilah penentuan positif atau negatifnya suatu tes. Jika pada urin terdapat
molekul hCG, maka molekul ini yang sebelumnya sudah berikatan dengan anti-
hCG1 akan berikatan dengan anti-hCG 2 sehingga akan terbentuk warna atau
garis pada strip ataupun kaset pemeriksaan. Jika pada urin tidak terdapat
molekul hCG, maka anti-hCG 2 tidak akan terikat.
Selanjutnya urin bergerak ke zona anti-anti hCG. Pada zona ini, baik
urin yang mengandung molekul hCG maupun yang tidak, akan terbentuk warna
ataupun garis. Hal ini dikarenakan anti-anti hCG berikatan dengan anti-hCG1
yang ikut terbawa oleh urin. Zona ini disebut kontrol.
Interpretasi hasil
1. Negatif: jika hanya ada satu pita (garis) berwarna ungu pada jendela
hasil, ini mengindikasikan bahwa spesimen tidak berisi level hCG yang dapat
dideteksi dan harus diinterpretasikan sebagai hasil yang negative.
2. Positif: jika ada dua pita berwarna ungu pada jendela hasil (pada
daerah kontrol dan daerah tes), ini mengindikasikan bahwa spesimen berisi hCG
dan harus diinterpretasikan sebagai hasil yang positif.
5. Fisiologi fertilisasi
Fertilisasi merupakan penyatuan gamet pria dan wanita, dalam keadaan normal
terjadi di ampula, sepertiga atas tuba uterina. Karena itu, baik ovum maupun
sperma harus diangkut dari tempat produksi mereka di gonad ke ampula.
Transpor Ovum ke Tuba Uterina
Ketika dibebaskan saat ovulasi, ovum segera diambil oleh tuba uterina. Ujung
tuba uterina yang melebar menjulur membungkus ovarium dan mengandung
fimbria, tonjulan, mirip jari yang berkontraksi dengan gerakan menyapu untuk
menuntun ovum yang baru dibebaskan ke dalam tuba uterina. Selain itu, fimbria
dilapisi oleh silia-tonjulan halus mirip rambut yang berdenyut dalam gelombang-
37
gelombang yang mengarah ke interior tuba uterina, yang ikut menjamin
mengalirnya ovum ke dalam tuba uterina.
Di dalam tuba uterina, ovum cepat di dorong oleh kontraksi peristaltik dan
gerakan silia ampula. Konsepsi dapat terjadi selama rentang waktu yang sangat
terbatas dari setiap siklus (masa-subur).
Transpor Sperma ke Tuba Uterina
Setelah diendapkan di vagina saat ejakulasi, sperma harus berjalan melewati
canalis cervicalis, lalu uterus, dan kemudian sampai ke sel telur di sepertiga atas
tuba uterina. Sperma pertama tiba di tuba uterina setengah jam setelah ejakulasi.
Meskipun sperma dapat bergerak melalui kontraksi mirip pecut ekornya, namun
30 menit adalah waktu yang terlalu singkat bagi mobilitas sperma untuk
membawa dirinya ke tempat pembuahan. Untuk menempuh jarak sejauh ini,
sperma membutuhkan bantuan orga nreproduksi wanita.
Hambatan pertama adalah melewati canalis cervicalis. Hampir sepanjang
siklus, karena tingginya kadar progesteron dan rendahnya estrogen, mukus
serviks menjadi terlalu kental untuk peneterasi sperma. Mukus serviks menjadi
encer dan tipis untuk melewatkan sperma hanya jika kadar estrogen tinggi,
ketika folikel matang siap untuk berovulasi. Sperma bermigrasi naik melewati
canalis cervicalis dengna kemampuannya sendiri. Saluran ini hanya dapat
38
dilewati selama dua sampai tiga hari dalam setiap siklus haid, sekitar waktu
ovulasi.
Setelah sperma masuk ke uterus, kontraksi miometrium mengaduk-aduk
sperma seperti “mesin cuci” dan dengan cepat menyebabkan sperma menyebar
ke seluruh rongga uterus. Ketika mencapai tuba uterina, sperma terdorong ke
tempat pembuahan di ujung atas tuba uterina oleh kontraksi otot polos tuba
uterina yang mengarah ke atas. Kontraksi miometrium dan tuba uterina yang
mempermudah transpor sperma ini diinduksi oleh kadar estrogen yang tinggi
tepat sebelum ovulasi, dibantu oleh prostaglandin vesikula seminalis.
Riset-riset baru menunjukkan bahwa ketika sperma mencapai ampula, ovum
bukan merupakan mitra pasif dalam konsepsi. Sel telur matang mengeluarkan
alurin, suatu bahan kimia yang menarik sperma dan menyebabkan sperma
bergerak menuju gamet wanita yang telah menunggu. Para ilmuan juga baru-
baru ini menemukan adanya reseptor sperma yang mendeteksi dan berespons
terhadap kemoatraktan yang dikeluarkan ovum. Hal yang menarik adalah
ditemukannya reseptor pada sperma yang merupakan reseptor serupa yang
ditemukan di hidung, reseptor olfaktorius, dinamakan hOR17-4. Menurut
anggapan yang sekarang dianut, pengaktifan reseptor hOR17-4 berikatan dengan
alurin dari sel telur memicu suatu jalur pembawa pesan dari sel telur yang
memicu jalur pembawa pesan kedua di sperma sehingga terjadi pelepasan Ca2+
intrasel yang menyebabkan pergeseran mikrotubulus yang menyebabkan
gerakan ekor dan bernangnya sperma menuju arah singnal kimiawi.
Fertilisasi
39
Ekor sperma digunakan untuk bergerak bagi peneterasi akhir ovum. Untuk
membuahi sebuah ovum, sebuah sperma harus melewati korona radiata dan zona
pelucida yang mengelilingi sel telur. Enzim-enzim akrosom, yang terpajan
ketika membran akrosom pecah setelah berkontak dengan korona radiata
memungkinkan sperma membuat saluran menembus sawar-sawar protektif ini.
Sperma dapat menembus zona pelucida hanya setelah berikatan dengan reseptor
spesifik di permukaan lapisan ini. Pengikatan molekul-molekul mitra antara
sperma dan ovum hanya baru-baru ini ditemukan. Fertilin, suatu protein yang
terdapat di membran plasma sperma berikatan dengan integrin sel telur, molekul
perekat sel yang menonjol dari permukaan luar membran plasma. Hanya sperma
dari spesies yang sama yang dapat berikatan dengan reseptor sel telur dan
menembusnya. Sperma pertama yang mencapai ovum itu sendiri berfusi dengan
membran plasma ovum, memicu suatu perubahan kimiawi di membran yang
mengelilingi ovum sehingga lapisan luar tidak dapat lagi ditembus oleh sperma
lain. Fenomena ini dikenal sebagai hambatan terhadap polispermia.
Kepala sperma yang menyatu tersebut secara perlahan tertarik ke dalam
sitoplasma ovum oleh suatu kerucut yang tumbuh dan membungkusnya. Ekor
sperma sering lenyap dalam proses ini, tetapi kepala pembawa informasi genetik
yang penting. Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa sperma mengeluarkan
nitrat oksida setelah berhasil masuk ke dalam sitoplasma sel telur. Nitrat oksida
ini mendorong pelepasan Ca2+
yang tersimpan di dalam sel telur. Pelepasan ini
memicu pembelahan meiotik akhir oosit sekunder. Dalam satu jam, nukleus
sperma dna sel telur menyatu, berkat adanya suatu kompleks molekul yang
diberikan oleh sperma yang memungkinkan kromosom pria dan wanita menyatu.
Selain menyumbang separuh dari kromosom ke ovum yang dibuahi, yang
sekarang dinamai zigot, sperma pemenang ini juga mengaktifkan enzim-enzim
ovum yang esensial bagi perkembangan cakram mudigah.
F. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan
40
41
No Analisis Masalah
Keadaan
What I
Know
What I
have to
prove
What I don’t
Know
1 Fisiologi siklus menstruasi v
2 Penyebab tidak menstruasi v
3 Mekanisme tidak terjadinya menstruasi v
4 Hubungan faktor usia dengan siklus
menstruasi
v
5 Faktor dan mekanisme payudara
membesar
v
6 Faktor dan mekanisme bertambahnya
berat badan
v
7 Faktor dan mekanisme rasa mual v
8 Keterkaitan keluhan diatas (4,5,6)
dengan tidak menstruasi
v
9 Fungsi kontrasepsi v
10 Dasar fisiologi metode kontrasepsi v
11 Mekanisme kerja pregnancy test v
12 Bagaimana interpretasi hasil PT pada
kasus
v
13 Fisiologi kehamilan v
14 Pengaruh kehamilan terhadap tidak
terjadinya menstruasi
v
15 Cara mendiagnosis kehamilan v
G. Kerangka Konsep
42
Terjadi ovulasiLH
meningkat
Estrogen
meningkat
menyebabkan
LH
Folikel de
graff matang
Folikel primer
berkembang
FSH Naik
hCG tinggi
Tes kehamilan
positif
Tidak
menstruasi
Hopofisis Anterior
Sperma
Peleburan sperma
dan ovum (zigot)
Implantasi zigot
pada endometrium
Terjadi kehamilan
Terbentuk
sinsitiotrofoblas dan
plasenta
Korion terstimulasi
menghasilkan hCG
Korpus luteum mengeluarkan
progesteron untuk
mempertahankan
endometrium
Korpus luteum
dipertahankan (Corpus
gravidarum)
Plasenta
menggantikan
fungsi korpus
luteum
1. Payudara
membesar
2. Berat badan
bertambah
Hipothalamus
dirangsang
H. Sintesis
Pada kasus ini, Ny. A memiliki keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang
lalu, payudaranya membesar, berat badan bertambah naik, dan kadang ada rasa mual.
Keluhan-keluhan tersebut dapat menjadi diagnosis bahwa Ny. A hamil. Selain itu,
juga dilaksanakan Pregnancy Test oleh dokter melalui urin dan hasilnya positif.
Pada fase kehamilan, corpus luteum yang seharusnya menjadi corpus albican
apabila tidak dibuahi atau tidak terjadi fertilisasi, menjadi corpus gravidarium.
Corpus luteum menyebabkan peningkatan hormon estrogen dan progesteron, namun
progesteron lebih dominan, yang berpengaruh terhadap penebalan dinding
endometrium. Apabila terjadi fertilisasi, corpus luteum berkembang menjadi corpus
gravidarium yang berfungsi untuk pertahanan dan nutrisi untuk zigot, sekresi
progesteron sehingga tidak terjadi peluruhan pada endometrium. Maka dari itu, Ny.
A memiliki keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu.
Pada hari ke-5, tropoblast sudah terbentuk dan terbagi atas sitotropoblast dan
sinsitiotropoblast. Sinsitiotropoblast menghasilkan hormon kehamilan, yaitu hCG.
Pada hari ke-8 setelah fertilisasi, hCG dapat dideteksi pada darah dan urin wanita
hamil.
Pada kasus, Ny. A mengalami keluhan payudaranya membesar. Pembesaran
payudara disertai dengan pembesaran volume payudara dan penambahan berat pada
43
payudara. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kandungan hormon estrogen yang
tinggi, yang dikeluarkan oleh corpus luteum dan corpus gravidarium. Kandungan
estrogen tinggi diperlukan oleh wanita hamil untuk mempersiapkan perkembangan
pada zigot.
Ny. A juga mengalami keluhan bertambahnya berat badan. Kandungan
estrogen yang tinggi yang distimulasi oleh FSH dari hipotalamus meningkatkan
nafsu makan pada wanita hamil. Selain itu, perbesaran payudara juga menyebabkan
peningkatan berat badan yang dialami Ny. A. Pembesaran uterus, perkembangan
fetus, placenta dan cairan amnion juga dapat meningkatkan peningkatan berat badan.
Keluhan terakhir Ny. A adalah adanya rasa mual, namun tidak sampai muntah.
Rasa mual atau nausea, pada bulan-bulan awal kehamilan disebabkan oleh produksi
hormon hCG (Human chorionic gonodotropin). Hormon ini merupakan hormon yang
dihasilkan plasenta selama awal kehamilan. hCG menyebabkan meningkatnya
produksi hormon estrogen dan progesteron yang memancing peningkatan keasaman
lambung. Asam lambung tersebut naik ke kerongkongan yang menyebabkan
terpicunya rasa mual pada Ny. A. Selain itu, hCG juga merupakan hormon baru
dalam tubuh yang diproduksi tinggi sehingga dapat menyebabkan reaksi tubuh
berupa rasa mual pada wanita hamil. Perubahan dalam tubuh wanita hamil yang
dipicu hormon ini kemudian dapat menimbulkan rasa mual. Selain itu, sel-sel
plasenta (villi korialis) yang menempel pada dinding rahim awalnya ditolak oleh
tubuh karena dianggap sebagai benda asing. Reaksi imunologik inilah yang memicu
terjadinya reaksi mual-mual.
Keterkaitan akhir yang dapat disimpulkan adalah Ny. A hamil. Kehamilan
pada Ny. A menyebabkan berbagai keluhan, antara lain keluhan tidak menstruasi
sejak 1 bulan yang lalu, payudaranya membesar, berat badan bertambah naik, dan
kadang ada rasa mual. Sedangkan, tanda bahwa Ny. A hamil adalah melalui
pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dokter yang bersangkutan yang
menyatakan hasil Pregnancy Test Ny. A positif hamil.
I. Kesimpulan
Ny. A dinyatakan positif hamil setelah tidak menstruasi sejak sebulan yang lalu. Hal
ini diperjelas dengan keluhan payudara membesar, berat badan bertambah, dan
kadang terasa mual yang merupakan tanda-tanda kehamilan
44
Daftar Pustaka
A. Jagannadha Rao, S. G. Kotagi, and N. R. Moudgal. Effect Of Human Chorionic
Gonadotropin On Serum Levels Of Progesterone And Estrogens In The Pregnant
Bonnet Monkev (Macaca Radiata), March 1981; Vol. 3: No: 1, 83-88.
Tortora, Gerard J, & Derrickson, Bryan. (2009) Principles of Anatomy and Physiology.
12th Ed. USA: John Wiley & Sons, Inc.
http://en.wikipedia.org/wiki/Pregnancy_test diunduh pada 4 Maret 2015 pukul 2.16am
http://www.plannedparenthood.org/health-info/pregnancy/pregnancy-test diunduh
pada 4 Maret 2015 pukul 2.22am
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0CDAQF
jAC&url=https%3A%2F%2Fchristagteven.files.wordpress.com
%2F2013%2F02%2Fperubahan-fisiologis-pada-wanita-
hamil.docx&ei=JQr2VIC3HYKSuQSIkIA4&usg=AFQjCNFHDAogVjObnXT
nH2kmNbR7M19xyg&sig2=yPZ58_ad5bBPQWkqmHk44g&bvm=bv.875198
84,d.c2E diunduh pada 4 Maret 2015 pukul 2.39am
American Pregnancy Association. 2014. "Nausea During Pregnancy". http://american
pregnancy.org/pregnancy-health/nausea-during-pregnancy/, diunduh pada 3 Mei 18.36
WIB
Arliando, Alvin. tt. "Apakah penyebab ibu hamil yang sering muntah".
https://www.academia.
edu/4925354/Apakah_penyebab_ibu_hamil_yang_sering_muntah, diunduh pada 3 Mei
2014, pukul 18.42 WIB
Breast Cancer Care. 2007. "Breast Changes during and after Pregnancy". http://www.breast
cancercare.org.uk/upload/pdf/bcc_preg_changes_0.pdf, diunduh pada 3 Mei 18.12 WIB
Indonesian Breastfeeding Networking Information Education Network. 2010. "Proses
Mekanisme Produksi ASI dan Faktor yang Mempengaruhi Produksinya". https://
supportbreastfeeding.wordpress.com/2010/06/06/proses-mekanisme-produksi-asi-dan-
faktor-yang-mempengaruhi-produksinya/, diunduh pada 3 Mei 2014, pukul 18.29 WIB
45
Kuncara, Purba. 2013. "Mengapa ibu hamil muda sering mual-mual?". http://purbakuncara.
com/mengapa-ibu-hamil-muda-sering-mual-mual/, diunduh pada 3 Mei 18.40 WIB
Oktavia, Nadia. tt. "Apakah Wanita Hamil Bisa Menstruasi?". http://www.klikdokter.com/
tanyadokter/seks-andrologi/apakah-wanita-hamil-bisa-menstruasi, diunduh pada 3 Mei
2014, pukul 18.56 WIB
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Nella Yesdelita
(Ed.). Brahm U. Pendit (Terj.). EGC: Jakarta
tt. "Maternal Physiological Changes in Pregnancy".
http://en.wikipedia.org/wiki/Maternal_ physiological_changes_in_pregnancy,
diunduh pada 3 Mei 2014, pukul 18.19 WIB
46

More Related Content

What's hot

131550624 makalah-askep-pielonefritis
131550624 makalah-askep-pielonefritis131550624 makalah-askep-pielonefritis
131550624 makalah-askep-pielonefritis
shaniawira dika
 
Inversio uteri
Inversio uteriInversio uteri
Inversio uteriKiki Kino
 
Haecting for Perineum Laceration
Haecting for Perineum LacerationHaecting for Perineum Laceration
Haecting for Perineum Laceration
Leila Nisya Ayuanda
 
Rupture uteri
Rupture uteriRupture uteri
Rupture uteri
Rahayu Pratiwi
 
Kode etik bidan bab i&ii.ppt
Kode etik bidan bab i&ii.pptKode etik bidan bab i&ii.ppt
Kode etik bidan bab i&ii.ppt
Aprillia Indah Fajarwati
 
Huknah tinggi & rendah
Huknah tinggi & rendahHuknah tinggi & rendah
Huknah tinggi & rendah
Operator Warnet Vast Raha
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritisPradasary
 
sistem perkemihan
sistem perkemihansistem perkemihan
sistem perkemihan
Laily Himawati
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Septian Muna Barakati
 
Penatalaksanaan rujukan pada pendarahan postpartum
Penatalaksanaan rujukan pada pendarahan postpartumPenatalaksanaan rujukan pada pendarahan postpartum
Penatalaksanaan rujukan pada pendarahan postpartum
hesti kusdianingrum
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
Hendrik Sutopo
 
Malpraktik Kebidanan
Malpraktik KebidananMalpraktik Kebidanan
Malpraktik Kebidanan
NAWRA115
 
Kelainan his
Kelainan hisKelainan his
Kelainan his
Rizky Agustina
 
KB 1 Radang Genitalia Eksterna
KB 1 Radang Genitalia EksternaKB 1 Radang Genitalia Eksterna
KB 1 Radang Genitalia Eksterna
pjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Penyimpangan kdm pneumonia
Penyimpangan kdm pneumoniaPenyimpangan kdm pneumonia
Penyimpangan kdm pneumonia
 
INFERTILITAS
INFERTILITASINFERTILITAS
INFERTILITAS
 
131550624 makalah-askep-pielonefritis
131550624 makalah-askep-pielonefritis131550624 makalah-askep-pielonefritis
131550624 makalah-askep-pielonefritis
 
Inversio uteri
Inversio uteriInversio uteri
Inversio uteri
 
Hernia dan Hidrokel
Hernia dan HidrokelHernia dan Hidrokel
Hernia dan Hidrokel
 
Haecting for Perineum Laceration
Haecting for Perineum LacerationHaecting for Perineum Laceration
Haecting for Perineum Laceration
 
Rupture uteri
Rupture uteriRupture uteri
Rupture uteri
 
Kode etik bidan bab i&ii.ppt
Kode etik bidan bab i&ii.pptKode etik bidan bab i&ii.ppt
Kode etik bidan bab i&ii.ppt
 
Huknah tinggi & rendah
Huknah tinggi & rendahHuknah tinggi & rendah
Huknah tinggi & rendah
 
Vulva hygiene
Vulva hygieneVulva hygiene
Vulva hygiene
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis
 
sistem perkemihan
sistem perkemihansistem perkemihan
sistem perkemihan
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
 
Penatalaksanaan rujukan pada pendarahan postpartum
Penatalaksanaan rujukan pada pendarahan postpartumPenatalaksanaan rujukan pada pendarahan postpartum
Penatalaksanaan rujukan pada pendarahan postpartum
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
 
2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi
 
Malpraktik Kebidanan
Malpraktik KebidananMalpraktik Kebidanan
Malpraktik Kebidanan
 
Kelainan his
Kelainan hisKelainan his
Kelainan his
 
KB 1 Radang Genitalia Eksterna
KB 1 Radang Genitalia EksternaKB 1 Radang Genitalia Eksterna
KB 1 Radang Genitalia Eksterna
 

Similar to Laporan skenario a blok 7

contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nycontoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nyAnnisa Rabbani
 
Makalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanitaMakalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanita
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
asuhan persalinan kala 1.ppt
asuhan persalinan kala 1.pptasuhan persalinan kala 1.ppt
asuhan persalinan kala 1.ppt
dwikurnia39
 
LP ASKEB PERSALINAN PATOL ERFANDA PUSPITA .doc
LP ASKEB PERSALINAN PATOL ERFANDA PUSPITA .docLP ASKEB PERSALINAN PATOL ERFANDA PUSPITA .doc
LP ASKEB PERSALINAN PATOL ERFANDA PUSPITA .doc
ElviWidiastutiSpog
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
Sumiaty Syifah
 
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasiKonsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
pjj_kemenkes
 
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasiKonsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
pjj_kemenkes
 
Perkembangan janin Trimester pertama
Perkembangan janin Trimester pertamaPerkembangan janin Trimester pertama
Perkembangan janin Trimester pertama
Sulistia Rini
 
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docxASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
seuramoefoto
 
konsep normal persalinan pada ibu bersalin.pptx
konsep normal persalinan pada ibu bersalin.pptxkonsep normal persalinan pada ibu bersalin.pptx
konsep normal persalinan pada ibu bersalin.pptx
AnnabelPinem
 
konsep normal persalinan pada ibu bersalin.pptx
konsep normal persalinan pada ibu bersalin.pptxkonsep normal persalinan pada ibu bersalin.pptx
konsep normal persalinan pada ibu bersalin.pptx
AnnabelPinem
 
Prenatal presentation
Prenatal presentationPrenatal presentation
Prenatal presentationrakkas
 

Similar to Laporan skenario a blok 7 (20)

Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asiAsuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
 
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nycontoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
 
Makalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanitaMakalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanita
 
Obsgin AKPER PEMKAB MUNA
Obsgin AKPER PEMKAB MUNA Obsgin AKPER PEMKAB MUNA
Obsgin AKPER PEMKAB MUNA
 
Obsgin
ObsginObsgin
Obsgin
 
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
 
Obsgin
ObsginObsgin
Obsgin
 
asuhan persalinan kala 1.ppt
asuhan persalinan kala 1.pptasuhan persalinan kala 1.ppt
asuhan persalinan kala 1.ppt
 
LP ASKEB PERSALINAN PATOL ERFANDA PUSPITA .doc
LP ASKEB PERSALINAN PATOL ERFANDA PUSPITA .docLP ASKEB PERSALINAN PATOL ERFANDA PUSPITA .doc
LP ASKEB PERSALINAN PATOL ERFANDA PUSPITA .doc
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasiKonsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
 
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasiKonsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Perkembangan janin Trimester pertama
Perkembangan janin Trimester pertamaPerkembangan janin Trimester pertama
Perkembangan janin Trimester pertama
 
120262739 anc-fisiologis
120262739 anc-fisiologis120262739 anc-fisiologis
120262739 anc-fisiologis
 
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docxASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
 
konsep normal persalinan pada ibu bersalin.pptx
konsep normal persalinan pada ibu bersalin.pptxkonsep normal persalinan pada ibu bersalin.pptx
konsep normal persalinan pada ibu bersalin.pptx
 
konsep normal persalinan pada ibu bersalin.pptx
konsep normal persalinan pada ibu bersalin.pptxkonsep normal persalinan pada ibu bersalin.pptx
konsep normal persalinan pada ibu bersalin.pptx
 
Prenatal presentation
Prenatal presentationPrenatal presentation
Prenatal presentation
 
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilanSiklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
 

Recently uploaded

INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 

Recently uploaded (20)

INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 

Laporan skenario a blok 7

  • 1. LAPORAN TUTORIAL BLOK 7 SKENARIO A DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7 Tutor : dr. Riana Sari Puspita Mareta Kurnia Desiani (04011181421042) Calvin Ienawi (04011281419140) Andani Lestari (04011281419122) Riski Fitri Nopina (04011181419054) Evlin Kohar (04011181419064) Fianirazha Primesa Caesarani (04011181419060) Vinny Violita Aprilia (04011181419028) Kemala Andini Prizara (04011181419052) Gemi Purnama Sari (04011181419048) M. Taufan Kurniawan (04011181419062) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 2. TAHUN AJARAN 2014/2015 KATA PENGANTAR Puji dan kehadirat Allah swt, karena dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Laporan Tutorial Blok 7 Skenario A" dengan baik. Penulis juga berterima kasih kepada dr. Riana Sari Puspita, yang telah memberikan pedoman dalam melakukan tutorial, membuat makalah hasil tutorial dan telah memberi bimbingannya sebagai tutor sehingga kami bisa menyelesaikan masalah skenario yang telah diberikan Penulis menyadari akan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk memperbaiki dan mengembangkan isi dari makalah ini. Akhir kata, apabila ada kesalahan kata-kata, penulis meminta maaf dan diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis 2
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................2 DAFTAR ISI.......................................................................................................................3 BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................4 BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................................5 A. SKENARIO.......................................................................................................5 B. KLARIFIKASI ISTILAH..................................................................................5 C. IDENTIFIKASI MASALAH.............................................................................6 D. ANALISIS MASALAH.....................................................................................6 E. LEARNING ISSUE..........................................................................................15 F. KETERBATASAN ILMU PENGETAHUAN................................................38 G. KERANGKA KONSEP...................................................................................40 H. KESIMPULAN................................................................................................41 I. SINTESIS.........................................................................................................42 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................43 3
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Blok fisiologi adalah blok ketujuh dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk menghadapi kasus yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. B. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu: 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial. C. Data Tutorial Tutor : dr. Riana Sari Puspita Moderator : Andani Lestari Sekertaris : 1. Mareta Kurnia Desiani 4
  • 5. 2. Evlin Kohar Waktu : 1. Selasa, 3 Maret 2015 2. Rabu, 4 Maret 2015 BAB II PEMBAHASAN A. Skenario Ny. A, 27 tahun, seorang ibu rumah tangga, datang ke dokter Puskesmas, dengan keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu. Ia menjelaskan bahwa siklus menstruasinya selalu teratur, setiap 28-30 hari dan lamanya 3-4 hari. Ny. A juga mengeluh bahwa sekarang ia merasakan payudaranya membesar, berat badan bertambah naik, dan kadang ada rasa mual, meski tidak sampai muntah. Dia telah menikah 6 bulan yang lalu, dia dan suaminya tidak pernah menggunakan metode kontrasepsi. Dokter melakukan pemeriksaan pregnancy test dengan sampel urin Ny. A Hasil PT test : +/positif Dokter memberitahu Ny. A bahwa dia tidak menstruasi karena ia sedang hamil. 5
  • 6. B. Klarifikasi Istilah 1. Puskesmas : Lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terpencil dalam hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri. 2. Menstruasi : Suatu siklus fisiologis dimana keluarnya darah dan jaringan Mukosa melalui vagina yang berasal dari uterus dan diatur oleh control hormone yang terjadi kira-kira dalam interval 4 minggu saat ketidakberadaan kehamilan. 3. Mual : nausea. Sensasi tidak menyenangkan yang samar pada epigastrium dan abdomen, dengan kecenderungan untuk muntah. 4. Muntah : Suatu refleks paksa untuk mengeluarkan isi lambung melalui esophagus dan keluar melalui mulut. 5. Metode kontrasepsi: merupakan metode yang dilakukan dengan usaha pencegahan dari bertemunya sel sperma dan sel telur agar tidak mengalami suatu pembuahan. 6. Pregnancy test : beberapa tes untuk kehamilan berdasarkan pendeteksian dari human chorionic gonadotrophin (HCG) di dalam urin wanita. 7. Hamil : mengandung janin dalam rahin karena sel telur dibuaki oleh spermatozoa. C. Identifikasi Masalah 1. Ny. A, 27 tahun, seorang ibu rumah tangga, datang ke dokter Puskesmas, dengan keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu. Ia menjelaskan bahwa siklus menstruasinya selalu teratur, setiap 28-30 hari dan lamanya 3-4 hari. 2. Ny. A juga mengeluh bahwa sekarang ia merasakan payudaranya membesar, berat badan bertambah naik, dan kadang ada rasa mual, meski tidak sampai muntah. 3. Dia telah menikah 6 bulan yang lalu, dia dan suaminya tidak pernah menggunakan metode kontrasepsi. 4. Dokter melakukan pemeriksaan pregnancy test dengan sampel urin Ny. A 6
  • 7. Hasil PT test : +/positif. 5. Dokter memberitahu Ny. A bahwa dia tidak menstruasi karena ia sedang hamil. D. Analisis Masalah Analisis Masalah 1. Ny. A, 27 tahun, seorang ibu rumah tangga, datang ke dokter Puskesmas, dengan keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu. Ia menjelaskan bahwa siklus menstruasinya selalu teratur, setiap 28-30 hari dan lamanya 3-4 hari. a. Bagaimana fisiologi siklus menstruasi? Jawab : Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat 7
  • 8. pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan. Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu: 1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah 2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi) 3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim) Siklus ovarium : 1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan 2. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu rata-rata 14 hari Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi normal: 1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya 8
  • 9. 2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium 3. Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik) 4. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon progesteron 5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal 6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum 9
  • 10. 7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi ovulasi 8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya b. Apa saja penyebab tidak menstruasi? Jawab : • Stres Stres dapat memengaruhi siklus haid normal, karena stres dapat menyebabkan tingkat hormon yang bertugas mengatur siklus menstruasi menjadi turun, sehingga tidak terjadi ovulasi atau pelepasan sel telur dari indung telur. Hal ini perlu didiskusikan dengan dokter untuk membuat siklus haid kembali teratur. • Sakit Bila Ibu sedang sakit, maka hal ini dapat membuat siklus haid terlambat dan biasanya berlangsung sementara saja. Setelah Ibu kembali sehat, umumnya siklus haid akan kembali normal. • Perubahan jadwal Perubahan jadwal kerja atau aktivitas Ibu, misalnya Ibu harus beraktivitas di malam hari, sehingga istirahat dilakukan pada siang hari, dapat memengaruhi ‘jam tubuh’ juga. • Perubahan konsumsi obat Mungkin Ibu sedang mengonsumsi obat baru, sehingga siklus haid terlambat atau tidak datang sama sekali. Bila obat yang Ibu minum menyebabkan keterlambatan, lebih baik Ibu konsultasikan dengan dokter untuk mendapat informasi dan penanganan yang tepat. • Berat badan berlebih 10
  • 11. Berat badan berlebih dapat memengaruhi hormon dalam tubuh dan memengaruhi siklus haid. Dengan mengurangi beberapa kilogram berat badan, maka dapat membantu siklus haid menjadi teratur dan kembali normal. • Berat badan kurang Kekurangan lemak tubuh dapat mengganggu siklus haid normal atau bahkan dapat mengakibatkan siklus haid berhenti sama sekali. Hal ini dikenal sebagai amenorrhea. Hal ini banyak dialami para atlet wanita atau olahragawati yang berlatih terlalu keras. Dengan menambah sedikit berat badan dapat mengembalikan siklus haid menjadi normal. • Salah menghitung siklus haid selanjutnya Siklus haid tiap wanita berbeda, ada yang memiliki siklus 28 hari dan ada yang lebih lama. Kadang kala, keterlambatan siklus haid terjadi karena salah memperkirakan periode haid selanjutnya. Jika siklus haid tidak teratur, namun dapat diketahui waktu ovulasi, maka dapat diperkirakan siklus haid selanjutnya akan tiba sekira dua minggu setelah ovulasi. • Perimenopause Perimenopause adalah suatu periode ketika seorang wanita produktif masuk ke dalam periode usia nonreproduktif. Pada periode ini, haid dapat menjadi tidak teratur. • Menopause Menopause adalah suatu periode ketika seorang wanita masuk ke dalam periode tidak terjadi ovulasi lagi. Menopause dapat terjadi secara alami, namun juga dapat terjadi karena tindakan operasi, misalnya histerektomi atau pengangkatan rahim, atau karena kimiawi seperti penggunaan kemoterapi untuk mengatasi kanker. • Sebaiknya Ibu tidak segan berkonsultasi dengan dokter atau bidan untuk mendapatkan informasi dan penanganan keterlambatan haid yang 11
  • 12. tepat. Semakin dini ditemukan penyebabnya dan ditangani dengan baik, maka hasil yang diperoleh akan semakin baik. c. Bagaimana mekanisme tidak terjadinya menstruasi? Jawab : Pada saat kehamilan, proses ovulasi dan pematangan folikel tertunda karena corpus luteum yang merupakan bekas dari ovum yang telah matang bergdegradasi menjadi corpus gravidarum yang bertahan selama 6-7 minggu untuk mempersiapkan penebalan dinding endometrium hingga plasenta terbentuk. Setelah plasenta terbentuk barulah corpus gravidarum akan digantikan fungsinya oleh plasenta. Pada awal kehamilan juga telah terbetuk hCG yang membuat wanita tidak bisa mengalami menstruasi. d. Bagaimana hubungan faktor usia dengan siklus menstruasi? Jawab : Rentan usia wanita saat dengan siklus menstruasi : Di atas 45 tahun : pada rentan usia ini, wanita lebih waspada dan mengalami haid yang tidak teratur karena akan mengalami masa menopause Di bawah 45 tahun : pada usia ini, wanita bisa mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur diakibatkan banyak faktor. Namun kebanyakan wanita mengalami hal tersebut karena kehamilan Wanita biasanya mengalami perubahan seks sekunder dari rentang umur 10 hingga 15 tahun. 2. Ny. A juga mengeluh bahwa sekarang ia merasakan payudaranya membesar, berat badan bertambah naik, dan kadang ada rasa mual, meski tidak sampai muntah. a. Bagaimana faktor dan mekanisme payudara membesar pada kasus? Perubahan pada payudara merupakan salah satu tanda awal kehamilan. Hal ini meliputi kelunakan pada nipple dan payudara seiring dengan 12
  • 13. peningkatan ukuran payudara. Namun, ada perbedaan antara wanita yang satu dan wanita lainnya, terkadang akan terlihat perubahan yang besar atau sangat sedikit. Peningkatan ukuran payudara membuat payudara terasa berat dan lunak, Banyak wanita yang merasa perubahan sensasi pada payudaranya, seperti rasa gatal dan rasa sakit (biasanya pada daerah nipples). Hal ini dikarenakan peningkatan level hormon progesteron dan perkembangan dari duktus dalam payudara. Selama masa kehamilan, nipples dan areolae akan bertambah gelap (warna) dan vena pada permukaan payudara akan terlihat lebih superfisial. Montgomery glands juga bertambah besar dan lebih terlihat. Sekitar usia kehamilan 16 minggu, payudara sudah dapat memproduksi ASI. Pengeluaran cairan colostrum (berwarna coklat terang) selama kehamilan juga dapat terjadi. Colostrum biasanya disebut sebagai ASI pertama dan mengandung banyak nutrien dan antibodi untuk bayi pada beberapa hari setelah kelahiran bayi. Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara, antara lain, 1. Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran 2. Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI. 3. Follicle stimulating hormone (FSH) 4. Luteinizing hormone (LH) 5. Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. 6. Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex. 13
  • 14. 7. Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan. b. Bagaimana faktor dan mekanisme bertambahnya berat badan pada kasus? Salah satu efek yang sangat terlihat selama kehamilan adalah peningkatan berat badan. Pembesaran uterus, perkembangan fetus, placenta dan cairan amnion semua dapat meningkatkan peningkatan berat badan. Peningkatan berat berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya dari 5 pounds atau 2,3 kg hingga 100 pounds atau 45 kg. Perbesaran ukuran payudara juga menyebabkan peningkatan berat badan. c. Bagaimana faktor dan mekanisme rasa mual pada kasus? Mual atau nausea, pada bulan-bulan pertama kehamilan disebabkan meningkatnya produksi hormone estrogen yang memancing peningkatan keasaman lambung. Jika frekuensi mual muntah lebih sering di pagi hari, itu karena jarak antara waktu makan malam dengan makan pagi cukup panjang. Akibatnya, perut kosong mengeluarkan asam lambung yang membuat ibu merasa lebih mual. Hal tersebut dikenal sebagai morning sickness. Ada juga teori yang mengatakan, penyebab mual-muntah yang paling utama adalah faktor HCG (Human chorionic gonodotropin). Hormon ini dihasilkan plasenta(ari-ari) selama awal kehamilan. Perubahan dalam tubuh ibu yang dipicu hormon ini kemudian menimbulkan rasa mual. Fungsi plasenta sebagai sirkulasi dan pemberi makanan pada janin akan tumbuh maksimal ketika kehamilan menginjak usia 12-14 minggu. Pada saat ini biasanya mual- muntah akan berhenti. Perubahan metabolisme glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap sebagai penyebab mual-muntah. Namun, setelah terjadi penyesuaian terhadap sel-sel plasenta dan terjadi kompensasi metabolisme glikogen di dalam tubuh, makarasa mual itu akan lenyap. Faktor terakhir yang juga kerap menentukan adalah faktor psikologis ibu hamil. Contoh, ibu hamil yang mengalami stres akibat kehamilan tak diinginkan bisa mengalami mual dan muntah, Dalam tubuhnya terjadi penolakan. Akhirnya timbul rasa mual. d. Bagaimana keterkaitan keluhan diatas dengan tidak menstruasi? 14
  • 15. Wanita yang sedang hamil tidak mungkin mengalami menstruasi (berbeda dengan flek). Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon dalam kelenjar reproduksi wanita. Ketika seorang wanita mengalami menstruasi, hormon estrogen dan progesteronnya akan menurun. Penurunan hormon ini akan merangsang rahim untuk meluruhkan lapisan dinding rahim. Tetapi jika pembuahan terjadi, korpus luteum memproduksi hormon estrogen dan progesteron yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. Oleh karena itulah tidak akan terjadi menstruasi. 3. Dia telah menikah 6 bulan yang lalu, dia dan suaminya tidak pernah menggunakan metode kontrasepsi a. Apa fungsi kontrasepsi? Kontrasepsi berfungsi untuk menghambat atau mengganggu proses normal dari proses ovulasi, pembuahan, atau implantasi. Alat-alat konsepsi dimaksudkan untuk mencegah agar tidak terjadinya proses pembuahan, sehingga tidak terjadi kehamilan. b. Bagaimana dasar fisiologi metode kontrasepsi? Dasar fisiologi metode kontrasepsi adalah pencegahan untuk terjadinya fertilisasi, yaitu pertemuan sperma dan ovum. Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dapat secara hormonal, steril permanen, dan steril sementara, serta dengan alat bantu, seperti kondom. 4. Dokter melakukan pemeriksaan pregnancy test dengan sampel urin Ny. A. Hasil PT test: (+) positif a. Mekanisme kerja pregnancy test? Prinsip kerja dari pregnancy test dikenal dengan immunochromatographic assay atau immunochromatographic lateral flow test. Alat tes kehamilan terdiri dari membran yang telah dilapisi dengan antibodi anti hCG pada daerah tesnya (capture/test line) seperti pada gambar di bawah. 15
  • 16. Sehingga pada daerah itu hanya akan membentuk garis warna apabila ada hCG dalam urin sampel, yang terbentuk karena reaksi antibodi yang mengikat hanya hCG dan indikator yang biasanya adalah molekul pigmen muncul dalam bentuk garis. WHO telah menetapkan semua alat tes kehamilan harus dapat mendeteksi hCG dengan konsentrasi 25 ng/mL (25 x 10-9 gr/mL). b. Bagaimana interpretasi hasil PT pada kasus? Hasil PT pada kasus menandakan bahwa Ny. A positif hamil. Hal tersebut dikarenakan adanya kandungan hCG pada urin. 5. Dokter memberitahu Ny. A bahwa dia tidak menstruasi karena ia sedang hamil. a. Bagaimana fisiologi kehamilan? Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormone somatomatropin, estrogen, dan progesterone. Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi janin/plasenta/amnion sampai persalinan, dengan cara bertambah besar dengan cepat saat kehamilan dan kembali ke diameter normal beberapa mingu setelah persalinan. Pada Vagina saat kehamilan, peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga vagina terlihat keunguan (Chadwicks). Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos. 16
  • 17. Pada ovarium proses ovulasi akan terhenti dan hanya korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel tersebut akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesterone. Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan pemberian ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara terjadi karena adanya pengaruh hormone estrogen, progesterone, dan somatotropin. Siklus peredaran darah ibu juga meningkat karena harus ada pemenuhan kebutuhan perkemangan dan pertumbuhan janin. Ini juga terjadi karena adanya hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter, serta meningkatnya hormone estrogen dan progesterone. b. Bagaimana pengaruh kehamilan terhadap tidak terjadinya menstruasi? Karena saat terjadi implantasi embrio (sel telur yang sudah dibuahi) di dinding rahim atau endometrium, ovarium menghentikan produksi ovum sampai terjadi kelahiran dan mengaktifkan hormon progesteron untuk memelihara dinding rahim sebagai pendukung untuk perkembangan janin. sebaliknya, jika tidak terjadi pembuahan/fertilisasi, hormon progesteron menghentikan perannya untuk sementara ketika ovum yang belum dibuahi sampai di uterus, dan dinding rahim luruh bersama ovum yang mati. c. Bagaimana cara mendiagnosis kehamilan pada kasus ini? Dengan melihat adanya tanda-tanda fisiologis seperti pembesaran payudara, pertambahan berat badan, serta dengan dilakukannya Pregnancy Test. E. Learning Issue : 1. Fisiologi reproduksi wanita umum Hormon pada Wanita Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah dalam siklus menstruasi. 1.1. Siklus menstruasi 17
  • 18. Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi. Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca- ovulasi. 1.2.Siklus Ovulasi Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon). Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel. Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik hormon estrogen maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga lapisan fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh. 1.3. Siklus Hipofisis-hipotalamus Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone (Gn-RH). Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone (FSH). FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai 18
  • 19. menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hormone (LH). LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi menstruasi. 2. Fisiologi sistem endokrin pada kehamilan Perubahan-Perubahan Fisiologis pada Wanita Hamil 2.1. Sistem Reproduksi Uterus Perubahan yang amat jelas pada aatomi maternal adalah perbesaran uterus untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus akan bertambah besar, beratnya meningkat dari 30 gram menjadi 1000 gram dengan ukuran 32 x 24 x 22 cm dengan kapasitas 4000 cc. Perbesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda terbentuk serabut-serabut otot yang berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah dan saraf. Pertumbuhan jaringan uterus pada masa awal kehamilan disebabkan oleh hormon esterogen yang merangsang serabut otot dan menyebabkan dinding rahim menebal. Pertumbuhan uterus ini disebut pertumbuhan aktif. Pada masa kehamilan uterus menjadi mudah teraba. Pada minggu petama, isthmus rahim mengalami hypertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lebih lunak. Hal ini disebut tanda Hegar’s pada kehamilan. Bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, diikuti oleh makin besarnya aliran darah menuju rahim dari arteri uterina dan arteri ovarika. Otot rahim mempunyai susunan istimiwe yaitu longitudinal, sirkuler, dan oblika sehingga keseluruhannya membuat anyaman yang dapat menutup pembuluh darah dengan sempurna. Meningkatnya pembuluh darah menuju rahim memperngaruhi serviks yang akan mengalami perlunakan. Serviks hanya memiliki sekitar 10% jaringan otot. Sebab-sebab perlunakan serviks ialah karena 19
  • 20. pembuluh darah dalam servik bertambah dan karena timbulnya oedema dari serviks dan hiperplasia kelenjar-kelenjar serviks. Vagina Vagina dan vulva mengalami peningkaan pembuluh darah karea pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks disebut tanda Chadwick. Kekenyalan vagina bertambah, artinya daya regang bertambah, sebagai persiapan persalinan. Berkaitan dengan perubahan fisiologi pada vagina, Sulaiman Sastrawinata (1983:143) mengatakan bahwa getah dalam vagina biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksinya asam pH 3,5 – 6,0. Reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada dalam sel-sel epithel vagina oleh bacil-bacil Doderlein. Ovarium Pada masa kehamilan, ovulasi terhenti. Indung telur yang mengandung kospus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron. 2.2. Sistem Integumen Dinding Perut (Abdominal Wall) Pada kehamilan lanjut pada primi ravida sering timbul garis-garis memajang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang, garis- garis ini terdapat juga pada buah dada dan paha. Perbesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik dibawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi peregangan hebat, misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda,dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea albae bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra. Payudara 20
  • 21. Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa mengalami kehamilan adalah nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap mengalami perbesaran kerena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Puting susu menjadi lebih menonjol dan keras dan pada awal kehamilan keluar cairan kuning yang lengket yang disebut colostrum. Area berpigmen disekotar puting, areola, tumbuh lebih gelap dan kelenjar-kelenjar Montogomery menonjol keluar. Perubahan teesebut disebabkan pengaruh hormonal. 2.3. Sistem Endokrin Kelenjar Tiroid Selama masa kehamilan, basal metabolic rate (BMR) meningkat hampir 20% dan kelenjar tiroid membersar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan tetap sama (tiroksin). Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar, dan meningkatnya matabolic rate disebabka karena banyak oksigen yang digunakan lebih banyak. Kelenjar Paratiod Kelenjar paratoid ukurannya menigkat selama masa kehamilan, terutama selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar. Hormon paratoid penting untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, danpa hormon tersebut metabolisme tulang dan otot akan terganggu. Pankreas Insulin dihasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut pulau Langerhans, yang terjadi diseluruh jaringan pankreas. Selama masa kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun demikian, karena keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat yang hamil kurang mampu mengatasi jumlah gula yang berlebihan. Kelejar Pituitari 21
  • 22. Lobus anterior dari kelenjar pituitaru mengalami sedikit pembesaran selama kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropik, tetapi dengan jumlah yang sedikit berbeda. Follicle-stimulating hormone (FSH) ditekan oleh chorionic gonadotripon (hCG) yang dihasilkan dalam plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropik meningkat, menyebabkan peningkatan pigmentasi puting susu, wajah, dan abdomen. Pembentukan prolakstin menignkat dan lanjt setelah persalinan selama menyusui. Kelenjar Adrenal Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian kortikal yang membentuk kortin. Jumlah ion natriun dan kalium dalam aliran darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenala mensekresi epimephrine, hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi kedua medula. Hormon-hormon yang dihasilkan selama kehamilan diantaranya : 1. Estrogen Dihasilkan oleh korpus luteum yang ada di dalam indung telur dan plasenta yang terbentuk beberapa minggu setelah terjadinya pembuahan. Manfaat: * Membesarkan puting payudara sehingga ibu mudah untuk menyusui si buah hati. * Merangsang pertumbuhan kelenjar susu. * Menguatkan dinding rahim yang bermanfaat untuk mengatasi kontraksi saat bersalin. * Melunakkan jaringan-jaringan tubuh. Gangguan: Pegal dan sakit pada otot. 2. Progesteron Dihasilkan oleh kelenjar adrenalin, otak, dan plasenta selama ibu sedang hamil. 22
  • 23. Manfaat: * Membantu lapisan dinding rahim dalam menyangga plasenta. * Menghindari kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim yang dikhawatirkan menyebabkan persalinan dini. * Menyiapkan payudara untuk menyusui. Gangguan: Menyebabkan pembuluh darah melebar; kembung dan sembelit; suasana hati kerap tak stabil; suhu tubuh meningkat; mual. 3. HCG (Human Chorionic Gonadotropin) Dihasilkan oleh lapisan jaringan luar yang menyelimuti janin dan trofoblas atau plasenta yang terbentuk pada awal pertumbuhan janin. Manfaat: * Mempertahankan jaringan berwarna kuning yang ada di dalam indung telur. Jaringan ini terbentuk ketika indung telur (ovarium) baru saja melepaskan sel telur. Hormon inilah yang menjadikan estrogen, progesteron, dan plasenta terbentuk sepenuhnya. * Indikator untuk mendeteksi ada tidaknya kehamilan lewat alat tes kehamilan melalui air seni. Jika alat tes kehamilan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine, mengindikasikan adanya kehamilan alias hasil tes positif. Gangguan: Dapat menyebabkan mual dan muntah. 4. Prolaktin Diproduksi di dalam kelenjar pituitari. Manfaat: Untuk meningkatkan jumlah sel penghasil ASI, sehingga payudara dapat memproduksi ASI dengan optimal. Kebutuhan bayi akan ASI pun tercukupi. 23
  • 24. 5. HPL (Human Placental Lactogen) Diproduksi oleh plasenta. Manfaat: Membantu merangsang pertumbuhan janin menjadi lebih baik. Gangguan: Menyebabkan pembesaran pada payudara, serta menimbulkan rasa ngilu dan sakit pada puting jika disentuh. 6. Kortisol Dihasilkan di dalam kelenjar adrenalin. Manfaat: Membantu janin agar mampu mengambil dan memanfaatkan nutrisi yang ada di dalam aliran darah untuk perkembangan tubuhnya. Gangguan: Berperan dalam emosi ibu. Boleh jadi ibu lebih tertekan atau mudah marah. 7. Oksitosin Dihasilkan di dalam otak. Manfaat: * Merangsang kontraksi rahim di akhir kehamilan yang ditandai dengan mulas. * Merangsang penyusutan rahim yang mempercepat pemulihan. * Merangsang produksi air susu. 8. Testosteron Ini adalah hormon yang menimbulkan ciri fisik dan sifat kelaki-lakian. Hormon ini biasanya muncul atau meningkat jika ibu mengandung janin laki-laki. Manfaat: 24
  • 25. Membantu pertumbuhan kelelakian janin. Gangguan: Biasanya timbul jerawat pada wajah ibu, kulit agak menghitam, muncul kumis tipis. 9. Prostaglandin Biasanya diproduksi ketika janin siap lahir sehingga memudahkan ibu melalui persalinan. Manfaat: Hormon ini bertugas merangsang kontraksi persalinan. 10. Endorfin Selama hamil produksinya meningkat kemudian memuncak menjelang dan saat persalinan, sehingga ibu merasa tenang saat bersalin. Manfaat: Memberikan rasa tenang dan menghilangkan rasa sakit. 11. Kalsitonin Dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Manfaat: * Membantu proses pembentukan dan perkembangan tulang janin. * Menghentikan transfer kalsium dari tulang ke aliran darah sehingga perkembangan tulang janin berlangsung baik. 12. Relaksin Dihasilkan di dalam ovarium atau indung telur. Manfaat: 25
  • 26. Membantu merangsang relaksasi otot panggul selama kehamilan dan persalinan. Ketika siap bersalin hormon ini akan melemaskan otot-otot mulut rahim untuk mendukung kelancaran persalinan. 13. Tiroksin Dihasilkan di dalam kelenjar tiroid. Manfaat: * Membantu pembentukan dan perkembangan sistem saraf pusat janin. * Meningkatkan konsumsi oksigen janin. * Membantu janin agar mampu memetabolisme protein dan karbohidrat. 14. Erotropoeitin Dihasilkan oleh ginjal. Manfaat: Menjaga kelancaran produksi sumsum tulang janin serta sel-sel darah merah. 2.4. Sistem Kardiovaskuler (Sirkulasi Darah) Pada volume darah, volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir timester pertama. Volume darah aka bertambah banyak, kira-kira 25% dengan puncaknya pada kehamila 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang meningkat sebanyak ± 30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu yang menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis. Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40% saat mendekati cukup bulan. Kemudian gambaran protein dalam serum juga berubah, jumlah protein, albumin dan gamaglobulin menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Beta- globulin dan fibrinogen terus meningkat. Berkaitan dengan sistem sirkulasi darah, Rustam Mochtar (1998:38) mengatakan bahwa tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester kedua, dan kemudian akan naik lagi seperti pada pra-hamil. Tekanan vena dalam 26
  • 27. batas-batas normal pada ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester pertama. 2.5. Sistem Muskuloskeletal Gigi, Tulang, dan Persendian Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-ligamen melunak (softlistening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium. Berkaitan dengan perubahan pada gigi, Persis Mary Hamilton (1995:67) mengatakan bahwa selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira seoertiga lebih banyak kalsium dan fosfor. Dengan diit yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik. Otot Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan, hal tersebut terjadi kemungkinan berhubungan dengan metabolisme kalsium da fosfor, kurangnya drainase sisa metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang. Kram biasanya terjadi setelah berdiri sepanjang hari dan pada malam hari setelah tubuh istirahat. 2.6. Sistem Pernapasan Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat perbesaran rahim. Sebagai kompensitas terjadinya desakan rahim dan kebutuhan oksigen meningkat, sorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya yaitu menggunakan pernapasan dada. 2.7. Sistem Gastrointestinal (Pencernaan) Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraks otot polos. Sekresi 27
  • 28. saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, dan asam lambung menurun. Perbesaran uterus akan menekan diaframa, lambung dan intestin. Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita hamil mengalami mual (morning sickness) dan muntah (emesis gravidarum). Sebagaimana kehamilan berlanjut, penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi, karena lebih banyak feses terdapat dalam usus, lebih banyak air diserap akan semakin keras jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada akhir masa kehamilan. 2.8. Metabolisme Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Sebgaian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia. Manuaba (1998:106) menguraikan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada metabolisme tubuh wanita hamil, yaitu: Metabolisme basal meningkat sebesar 15% sampai 20%. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin. Berat badan akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu. Janin (3 – 3,5 kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg), timbunan lemak (1,5 kg), timbunan protein (2 kg), dan retensi air-garam (1,5 kg). 28
  • 29. 3. Fisiologi sistem endokrin pada menstruasi Pada siklus menstruasi, sebagian besar hormon yang berperan kurang lebih sama dengan hormon pada masa kehamilan. Diantaranya : Estrogen adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita, kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Seperti pada payudara, penebalan endometrium, dan dalam siklus haid. Pada saat menopause, estrogen muli berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek diantaranya hot flash, berkeringat pada saat tidur, dan kecemasan yang berlebihan. Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah estradiol, estriol, dan estron. Sehak menarche sampai menopause, estrogen utama adalah 17β-estradiol. Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dariandrogen dengan bantuan enzim. Estradiol dibuat dari testosteron, sedangkan estron dibuat dari androstenadion. Progesteron (bahasa Inggris: progesterone, P4) merupakan hormon dari golongan steroid yang berpengaruh pada siklus menstruasi perempuan,kehamilan dan embriogenesis. Progesteron bersama dengan estrogendihasilkan oleh kurpus luteum, yaitu sebuah kelenjar endokrin yang tersisa setelah terjadinya peristiwa ovulasi. Progesteron berperan besar dalam perkembangan fetus. Pengaruhnya antara lain : 1. Mempertebal dinding endometrium setelah terjadi ovulasi 2. Menghambat produksi LH agar korpus luteum mengalami degenerasi saat tidak terjadi fertilisasi 3. Menghambat laktasi saat kehamilan 4. Mempersiapkan endometrium untuk implantasi zigot Hormon perangsang folikel (bahasa Inggris: follitropin, follicle stimulating hormone, FSH) adalah hormon yang dikeluarkan oleh gonadotrop. FSH berfungsi untuk memacu pertumbuhan sel telur dalam ovarium. Pada pria, FSH mengatur dan memelihara proses pembentukan sperma. Jumlah FSH sedikit ketika kecil dan tinggi setelah menopause. 29
  • 30. Hormon pelutein (bahasa Inggris: luteinizing hormone, LH, lutropin)[1] ) adalahhormon dengan berkas genetik CGALHB, yang dikeluarkan oleh gonadrotop. Pada wanita, hormon ini berfungsi untuk merangsang pengeluaran sel telur dari ovarium. Pada laki-laki, hormon ini disebut Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH), yang berfungsi untuk merangsang sel-sel interstisial di dalam testis untuk berkembang dan mensekresikan hormon testosteron. Wanita menghasilkan gamet dalam siklus tiap bulan (rata rata 28 hari, jangka normalnya 24 – 35 hari). Siklus ini lebih umum disebut siklus mentruasi, ini ditandai dengan periode 3-7 hari dari peluruhan dinding uterina dikenal dengan menstruasi. Siklus ovarium dibagi menjadi tiga fase : 1. Fase Follicular. Bagian pertama dari siklus ovarium dikenal sebgai fase follicular, dimana adalah suatu periode dari pertumbuhan folikel didalam ovarium. Fase ini memiliki jangka waktu yang bervariasi dan berakhir dari 10 hari sampai 3 minggu. 2. Ovulasi. Ketika satu atau lebih follikel telah matang, ovarium melepaskan oosit selama ovulasi. 3. Fase luteal. Fase dari siklus ovarium setelah ovulasi dikenal sebagai post- ovulasi atau fase luteal. Nama kedua datang dari transformasi dari follikel yang ruptur menjadi corpus luteum, dinamakan dari pigmen berwarna kuningnya dan simpanan lemak. Korpus luteum mensekresikan hormon yang akan berlanjut pada persiapan untuk kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, korpus luteum akan berhenti berfungsi setelah sekitar 2 minggu, dan siklus ovarium mulai kembali. 30
  • 31. Lapisan endometrium pada uterus juga berjalan melalui sebuah siklus – siklus uterina – diatur oleh hormon ovarium : 1. Fase menstruasi. Permulaan dari fase follicular didalam ovarium yang berhubungan dengan pendarahan selama menstruasi dari uterus. 2. Fase proliferative. Bagian akhir dari fase follicular ovarium berhubungan dengan fase proliferative didalam uterus, selama dimana endometrium menambahkan lapisan baru dari sel sebagai antisipasi terjadinya kehamilan. 3. Fase Secretory. Setelah ovulasi, hormon hormon dari corpus luteum mengkonversikan endometrium yang telah menebal menjadi struktur sekretori. Ini berarti pada fase luteal dari siklu ovarium akan berhubungan dengan fase secretori dari siklus uterus. Jika tidak terjadi kehamilan, lapisan paling superfisial dari endometrium secreetori akan luruh selama menstruasi dan kemudian siklus uterus kan mulain kembali. Kontrol Hormonal dari Siklus Menstruasi adalah Complex Siklus Ovarium dan uterus dibawah pengaturan utama oleh berbagai hormon : • GnRH dari Hipotalamus • FSH dan LH dari pituitari anterior • Estrogen, progesteron, inhibin, dan AMH dari ovarium. 31
  • 32. Selama fase follicullar, hormon steroid dominan adalah estrogen. Ovulasi dipicu oleh adanya sentakan LH dan FSH. Didalam fase luteal, progesteron menjadi dominan, estrogen tetap masih ada. Fase awal Follicular. Hari pertama dari menstruasi adalah hari pertama dari siklus. Keadaan ini dikatakan sebagain awal siklus karena pendarahan ketika menstruasi adalah tanda fisiologis yang mudah diamati. Hanya sebelum awal dari setiap siklus, sekresi gonadrotophin dari pituitari anterior meningkat. Dibawah pengaruh dari FSH, beberapa folikel didalam ovarium mulai untuk matang. Selama folikel bertumbuh, sel granulosa (dibawah pengaruh FSH) dan sel theca (dibawah pengaruh LH) mulai untuk memproduksi hormon steroid. Sel granulosa juga mulai untuk mensekresikan AMH. AMH akan menurunkan sensitifitas folikel terhadap FSH, yang mana akan menahan penambahan dari folikel primer ketika satu kelompok telah berkembang. 32
  • 33. Sel theca mensintesis androgen yang akan berdifusi ke sel tetangga yaitu sel granulosa, dimana aromatase mengkonversikan mereka menjadi estrogen. Secara bertahap meningkatnya tingkat estrogen didalam sirkulasi darah memiliki beberapa efek. Estrogen mendesak negative feedback pada pituitari dalam sekresi FSH dan LH, yang akan menghalang perkembangan dari penambahan follikel didalam siklus yang sama. Pada waktu bersamaan, estrogen menstimulasi penambahan produksi estrogen oleh sel granulosa. Lingkaran positive feedback ini membuat follikel untuk terus memproduksi estrogen meskipun FSH dan LH menurun. Selagi folikel folikel membesar, sel granulosa mensekresikan cairan yang berkumpul di cavitas sentral di folikel dikenal dengan antrum. Cairan antral mengandung hormon dan enzim yang diperlukan ketika ovulasi. Pada setiap tingkat dari perkembangan follicular, beberapa folikel mengalami atresia (pengaturan secara hormonal kematian sel). Hanya beberapa folikel sampai ke tahap akhir, dan biasanya hanya satu dominan folikel berkembang sampai ovulasi. Didalam uterus, menstruasi berakhir selama awal fase follikular. Dibawah pengaruh estrogen dalam perkembangan folikel, endometrium mulai bertumbuh atau proliferasi. Periode ini dikarakterisasikan dengan meningkatnya jumlah sel dan meningkatkan suplai darah untuk memberi nutrisi dan oksigen ke dinding endometrium yang menebal. Estrogen juga mengakibatkan glandula mukosa dari servix memproduksi mukus yang jernih. Fase akhir follicular. Selagi fase follicular mendekati akhir, sekresi estrogen ovarium memuncak. Dalam siklus ini, hanya satu folikel yang masih berkembang. Sampai fase follicular berakhir, sel granulosa dari folikel dominan ini mulai untuk mensekresikan inhibin dan progesteron selain estrogen. Estrogen, yang telah memberikan negative feedback kepada GnRH awalnya di fase follicular, berubah menjadi positive feedback, memicu sentakan preovulasi GnRH. Segera sebelum ovulasi, meninggi nya secara terus menerus kadar estrogen, ditambah dengan meningkatnya kadar progesteron, memicu meningkatnya repon pituitari terhadap GnRH. Sebagai hasilnya, sekresi LH meningkat dengan cepat, fenomena ini dikenal sentakan LH. Sentakkan FSH juga terjadi, tetapi derajatnya lebih rendah, diduga karena penekanan dari inhibin dan estrogen. 33
  • 34. Sentakan LH merupakan bagian penting dalam ovulasi. Tanpa itu, tahap akhir dari maturasi oosit tidak dapat terjadi. Meiosis berlanjut dalam perkembangan folikel dengan pembelahan meiosis pertama, yang mana mengkonversikan oosit primer menjadi oosti sekunder dan sebuah badan polar. Ketika pembelahn ini terjadi, cairan antral berkumpul dan folikel berkembang menjadi ukuran terbesarnya, bersiap melepaskan sel telur. Kadar estrogen yang tinggi dalam fase follikular akhir menyiapkan uterus pada kemungkinan terjadi kehamilan. Endometrium menebal sampai ketebalan akhir yaitu 3-4 mm. Hanya sebelum ovulasi, kelenjar servikal memproduksi sejumlah mukus tipis dan berserabut untuk memfasilitasi sperma masuk. Tahap ini disiapkan untuk ovullasi. Ovulasi. Sekitar 16-24 jam setelah LH memuncak, ovulasi terjadi. Folikel matang mensekresikan collagenase yang dapat memecah kolagen di jaringan ikat yang menahan sel folikular. Kerusakkan produk dari kolagen menciptakan reaksi inflamasi. Prostaglandin akan menyebabkan sel otot polos di theca bagian luar berkontraksi, memecahkan dinding follikel pada titik point kelemahannya. Cairan antral tersembur keluar bersamaan dengan sel telur, yang dikellilingi oleh 2 sampai 3 lapisan sel granulosa. Sel telur disapu ke tuba uterina dan dibawa untuk difertilisasikan atau mati. Selain untuk meningkatkan rupture follikular, setakkan LH ini juga menyebabkan sel theca folliccular bermigrasi ke ruang antral, bercampur dengan 34
  • 35. sel granulosa sebelumnya dan mengisi cavitas. Kedua tipe sel ini kemudian berubah menjadi sel luteal dari corpus luteum. Proses ini dinamakan luteinisasi, melibatkan perubahn biokimia dan morfologi. Baru terbentuk sel luteal akumulasi tetesan tetesan lipid dan granula glykogen di sitoplasma mereka dan mulai mensekresikan progesteron. Pembentukkan estrogen berkurang. Fase awal sampai pertengahan luteal. Setelah ovulasi, corpus luteum menghasilkan sejumlah progesteron yang secara tetapi meningkat dan estrogen. Progesteron hormon dominan saat fase luteal. Kkadar estrogen juga meningkat tetapi tidak pernah terlihat memuncak sebelum ovulasi. Kombinasi estrogen dan progesteron membuat negatif feedback pada hipotalamus dan pituitari anterior. Sekresi gonadotropin, selanjutnya ditekan oleh produksi inhibin luteal, dan akan berkurang selama fase luteal. Dibawah pengaruh progesteron, endometrium melanjutkan persiapannya untuk kehamilan. Kelenjar endometrial bergulung, dan penambahan pembuluh darah bertambah sampai ke lapisan jaringan ikat. Sel endometrial mengandung lipid dan glykogen pada sitoplasmanya. Kandungan ini akan menyediakan nutrisi untuk perkembangan embryo selama plasenta berkembang. Progesteron juga menyebabkan servikal mukus menebal. Menebalnya mukus menciptakan sebuah sumbatan yang menghalangi pembukaan servikal, menghindari bakteri dan sperma masuk ke uterus. Satu efek yang menarik dari progesteron adalah kemampuan thermogenic. Selama fase luteal dari siklus ovulatori, temperatur tubuh basal wanita, diambil segera ketika bangun dan sebelum bangkit dari tempat tidur , melonjak 0,3-0,5 derajat fahrenheit dan akan meningkat selama menstruasi. Karena perubahan setpoint temperatur terjadi setelah ovulasi, ini tidak dapat digunakan untuk memprediksikan ovulasi secara efektif. Meskipun beitu, itu adalah cara yang simpel untuk mengetahui apakah seoorang wanita sedang mengalami siklus ovulatori atau tidak. Fase luteal akhir dan menstruasi. Corpus luteum memiliki batas waktu hidup 12 hari. Jika tidak terjadi kehamilan, corpus luteum secara spontan akan mengalami apoptosis menjadi struktur inaktif disebut corpus albikan. Selama sel luteal berdegenerasi, produksi progesteron dan estrogen menurun. Penurunan 35
  • 36. ini mengakibatkan timbul signal negative feedback ke pituitari dan hipotalamus, dan sekresi dari FSH dan LH meningkat. Pemeliharaan dari endometrium secretori bergantung pada keberadaan progesteron. Ketika corpus luteum berdegenerasi dan hormon produksi menurun, pembuluh darah dipermukaan lapisan dari endometrium memendek. Tanpa oksigen dan nutrisi, permukaan sel mati. Sekitar 2 hari setelah korpus luteum tidak berfungsi, atau 14 hari setelah ovulasi, endometrium mulai meluruhkan lapisan permukaannya, dan menstruasi dimulai. 4. Pregnancy test hCG diproduksi dalam jumlah yang besar oleh sel sinsitiotrofoblas, lalu hCG menstimulasi corpus luteum untuk terus memproduksi progesteron dan estrogen (reaksi ini dibutuhkan untuk mencegah menstruasi dan untuk mempertahankan penempelan embrio dan fetus di uterus). Pada hari ke-8 setelah fertilisasi, hCG dapat dideteksi pada darah dan urin wanita hamil. Sekresi hCG mencapai puncaknya sekitar minggu ke-9 dari kehamilan. Pada bulan ke-4 & 5, level hCG menurun tajam dan mendatar hingga kelahiran. (Tortora, 2009) Metode tes kehamilan yang dilakukan adalah metode imunokromatografi dengan menggunakan sampel berupa air seni (urin). Alat yang digunakan untuk pemeriksaan merupakan alat yang dijual secara bebas dan dapat dipergunakan kapanpun dan oleh siapapun. Keuntungan strip uji kehamilan adalah bisa dilakukan sendiri di rumah, prosedur pengujian yang mudah dilakukan, harga strip yang relatif murah, jenis alat tes bervariasi, akurasi hasil uji yang tinggi (97 – 99%), serta dapat mendeteksi kehamilan lebih dini. Mekanisme kerja tes kehamilan melalui air seni ini adalah dengan menggunakan prinsip adanya ikatan antibodi antigen. Sebagai antigennya adalah adanya protein hormon beta hCG (hormon yang dihasilkan trofoblas/bagian plasenta) dan sebagai antibodi adalah antibodi yang dihasilkan binatang kuda yang disuntik hormon beta hCG. Antibodi yang berupa protein ini dikloning pada bakteri E coli. Kemudian antibodi dalam jumlah tertentu ini, setelah direaksikan dengan zat tertentu yang akan berubah warna bila bereaksi dengan antigen, ditempelkan pada alat pemeriksa. Kadar antibodi yang ada akan menentukan kepekaannya. Karena itu, ada dua macam kepekaan, yaitu 25 mIU dan 50 mIU. Kepekaan ini yang 36
  • 37. menentukan pada hari ke berapa alat ini sudah peka untuk mendeteksi kehamilan. Sebagai contoh, untuk 25 mIU, dapat mendeteksi kehamilan saat hari pertama mens berikut, sementara 50 mIU perlu sepuluh hari terlambat. (Rao & Moudgal, 1981) Adapun proses yang lebih rinci adalah: urin yang diperiksa akan bergerak dari zona yang satu ke zona yang lain, dimulai dari zona yang terdapat mobile anti hCG1. Anti hcG1 akan ikut terbawa oleh urin ke zona anti hCG2. Disinilah penentuan positif atau negatifnya suatu tes. Jika pada urin terdapat molekul hCG, maka molekul ini yang sebelumnya sudah berikatan dengan anti- hCG1 akan berikatan dengan anti-hCG 2 sehingga akan terbentuk warna atau garis pada strip ataupun kaset pemeriksaan. Jika pada urin tidak terdapat molekul hCG, maka anti-hCG 2 tidak akan terikat. Selanjutnya urin bergerak ke zona anti-anti hCG. Pada zona ini, baik urin yang mengandung molekul hCG maupun yang tidak, akan terbentuk warna ataupun garis. Hal ini dikarenakan anti-anti hCG berikatan dengan anti-hCG1 yang ikut terbawa oleh urin. Zona ini disebut kontrol. Interpretasi hasil 1. Negatif: jika hanya ada satu pita (garis) berwarna ungu pada jendela hasil, ini mengindikasikan bahwa spesimen tidak berisi level hCG yang dapat dideteksi dan harus diinterpretasikan sebagai hasil yang negative. 2. Positif: jika ada dua pita berwarna ungu pada jendela hasil (pada daerah kontrol dan daerah tes), ini mengindikasikan bahwa spesimen berisi hCG dan harus diinterpretasikan sebagai hasil yang positif. 5. Fisiologi fertilisasi Fertilisasi merupakan penyatuan gamet pria dan wanita, dalam keadaan normal terjadi di ampula, sepertiga atas tuba uterina. Karena itu, baik ovum maupun sperma harus diangkut dari tempat produksi mereka di gonad ke ampula. Transpor Ovum ke Tuba Uterina Ketika dibebaskan saat ovulasi, ovum segera diambil oleh tuba uterina. Ujung tuba uterina yang melebar menjulur membungkus ovarium dan mengandung fimbria, tonjulan, mirip jari yang berkontraksi dengan gerakan menyapu untuk menuntun ovum yang baru dibebaskan ke dalam tuba uterina. Selain itu, fimbria dilapisi oleh silia-tonjulan halus mirip rambut yang berdenyut dalam gelombang- 37
  • 38. gelombang yang mengarah ke interior tuba uterina, yang ikut menjamin mengalirnya ovum ke dalam tuba uterina. Di dalam tuba uterina, ovum cepat di dorong oleh kontraksi peristaltik dan gerakan silia ampula. Konsepsi dapat terjadi selama rentang waktu yang sangat terbatas dari setiap siklus (masa-subur). Transpor Sperma ke Tuba Uterina Setelah diendapkan di vagina saat ejakulasi, sperma harus berjalan melewati canalis cervicalis, lalu uterus, dan kemudian sampai ke sel telur di sepertiga atas tuba uterina. Sperma pertama tiba di tuba uterina setengah jam setelah ejakulasi. Meskipun sperma dapat bergerak melalui kontraksi mirip pecut ekornya, namun 30 menit adalah waktu yang terlalu singkat bagi mobilitas sperma untuk membawa dirinya ke tempat pembuahan. Untuk menempuh jarak sejauh ini, sperma membutuhkan bantuan orga nreproduksi wanita. Hambatan pertama adalah melewati canalis cervicalis. Hampir sepanjang siklus, karena tingginya kadar progesteron dan rendahnya estrogen, mukus serviks menjadi terlalu kental untuk peneterasi sperma. Mukus serviks menjadi encer dan tipis untuk melewatkan sperma hanya jika kadar estrogen tinggi, ketika folikel matang siap untuk berovulasi. Sperma bermigrasi naik melewati canalis cervicalis dengna kemampuannya sendiri. Saluran ini hanya dapat 38
  • 39. dilewati selama dua sampai tiga hari dalam setiap siklus haid, sekitar waktu ovulasi. Setelah sperma masuk ke uterus, kontraksi miometrium mengaduk-aduk sperma seperti “mesin cuci” dan dengan cepat menyebabkan sperma menyebar ke seluruh rongga uterus. Ketika mencapai tuba uterina, sperma terdorong ke tempat pembuahan di ujung atas tuba uterina oleh kontraksi otot polos tuba uterina yang mengarah ke atas. Kontraksi miometrium dan tuba uterina yang mempermudah transpor sperma ini diinduksi oleh kadar estrogen yang tinggi tepat sebelum ovulasi, dibantu oleh prostaglandin vesikula seminalis. Riset-riset baru menunjukkan bahwa ketika sperma mencapai ampula, ovum bukan merupakan mitra pasif dalam konsepsi. Sel telur matang mengeluarkan alurin, suatu bahan kimia yang menarik sperma dan menyebabkan sperma bergerak menuju gamet wanita yang telah menunggu. Para ilmuan juga baru- baru ini menemukan adanya reseptor sperma yang mendeteksi dan berespons terhadap kemoatraktan yang dikeluarkan ovum. Hal yang menarik adalah ditemukannya reseptor pada sperma yang merupakan reseptor serupa yang ditemukan di hidung, reseptor olfaktorius, dinamakan hOR17-4. Menurut anggapan yang sekarang dianut, pengaktifan reseptor hOR17-4 berikatan dengan alurin dari sel telur memicu suatu jalur pembawa pesan dari sel telur yang memicu jalur pembawa pesan kedua di sperma sehingga terjadi pelepasan Ca2+ intrasel yang menyebabkan pergeseran mikrotubulus yang menyebabkan gerakan ekor dan bernangnya sperma menuju arah singnal kimiawi. Fertilisasi 39
  • 40. Ekor sperma digunakan untuk bergerak bagi peneterasi akhir ovum. Untuk membuahi sebuah ovum, sebuah sperma harus melewati korona radiata dan zona pelucida yang mengelilingi sel telur. Enzim-enzim akrosom, yang terpajan ketika membran akrosom pecah setelah berkontak dengan korona radiata memungkinkan sperma membuat saluran menembus sawar-sawar protektif ini. Sperma dapat menembus zona pelucida hanya setelah berikatan dengan reseptor spesifik di permukaan lapisan ini. Pengikatan molekul-molekul mitra antara sperma dan ovum hanya baru-baru ini ditemukan. Fertilin, suatu protein yang terdapat di membran plasma sperma berikatan dengan integrin sel telur, molekul perekat sel yang menonjol dari permukaan luar membran plasma. Hanya sperma dari spesies yang sama yang dapat berikatan dengan reseptor sel telur dan menembusnya. Sperma pertama yang mencapai ovum itu sendiri berfusi dengan membran plasma ovum, memicu suatu perubahan kimiawi di membran yang mengelilingi ovum sehingga lapisan luar tidak dapat lagi ditembus oleh sperma lain. Fenomena ini dikenal sebagai hambatan terhadap polispermia. Kepala sperma yang menyatu tersebut secara perlahan tertarik ke dalam sitoplasma ovum oleh suatu kerucut yang tumbuh dan membungkusnya. Ekor sperma sering lenyap dalam proses ini, tetapi kepala pembawa informasi genetik yang penting. Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa sperma mengeluarkan nitrat oksida setelah berhasil masuk ke dalam sitoplasma sel telur. Nitrat oksida ini mendorong pelepasan Ca2+ yang tersimpan di dalam sel telur. Pelepasan ini memicu pembelahan meiotik akhir oosit sekunder. Dalam satu jam, nukleus sperma dna sel telur menyatu, berkat adanya suatu kompleks molekul yang diberikan oleh sperma yang memungkinkan kromosom pria dan wanita menyatu. Selain menyumbang separuh dari kromosom ke ovum yang dibuahi, yang sekarang dinamai zigot, sperma pemenang ini juga mengaktifkan enzim-enzim ovum yang esensial bagi perkembangan cakram mudigah. F. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan 40
  • 41. 41 No Analisis Masalah Keadaan What I Know What I have to prove What I don’t Know 1 Fisiologi siklus menstruasi v 2 Penyebab tidak menstruasi v 3 Mekanisme tidak terjadinya menstruasi v 4 Hubungan faktor usia dengan siklus menstruasi v 5 Faktor dan mekanisme payudara membesar v 6 Faktor dan mekanisme bertambahnya berat badan v 7 Faktor dan mekanisme rasa mual v 8 Keterkaitan keluhan diatas (4,5,6) dengan tidak menstruasi v 9 Fungsi kontrasepsi v 10 Dasar fisiologi metode kontrasepsi v 11 Mekanisme kerja pregnancy test v 12 Bagaimana interpretasi hasil PT pada kasus v 13 Fisiologi kehamilan v 14 Pengaruh kehamilan terhadap tidak terjadinya menstruasi v 15 Cara mendiagnosis kehamilan v
  • 42. G. Kerangka Konsep 42 Terjadi ovulasiLH meningkat Estrogen meningkat menyebabkan LH Folikel de graff matang Folikel primer berkembang FSH Naik hCG tinggi Tes kehamilan positif Tidak menstruasi Hopofisis Anterior Sperma Peleburan sperma dan ovum (zigot) Implantasi zigot pada endometrium Terjadi kehamilan Terbentuk sinsitiotrofoblas dan plasenta Korion terstimulasi menghasilkan hCG Korpus luteum mengeluarkan progesteron untuk mempertahankan endometrium Korpus luteum dipertahankan (Corpus gravidarum) Plasenta menggantikan fungsi korpus luteum 1. Payudara membesar 2. Berat badan bertambah Hipothalamus dirangsang
  • 43. H. Sintesis Pada kasus ini, Ny. A memiliki keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu, payudaranya membesar, berat badan bertambah naik, dan kadang ada rasa mual. Keluhan-keluhan tersebut dapat menjadi diagnosis bahwa Ny. A hamil. Selain itu, juga dilaksanakan Pregnancy Test oleh dokter melalui urin dan hasilnya positif. Pada fase kehamilan, corpus luteum yang seharusnya menjadi corpus albican apabila tidak dibuahi atau tidak terjadi fertilisasi, menjadi corpus gravidarium. Corpus luteum menyebabkan peningkatan hormon estrogen dan progesteron, namun progesteron lebih dominan, yang berpengaruh terhadap penebalan dinding endometrium. Apabila terjadi fertilisasi, corpus luteum berkembang menjadi corpus gravidarium yang berfungsi untuk pertahanan dan nutrisi untuk zigot, sekresi progesteron sehingga tidak terjadi peluruhan pada endometrium. Maka dari itu, Ny. A memiliki keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu. Pada hari ke-5, tropoblast sudah terbentuk dan terbagi atas sitotropoblast dan sinsitiotropoblast. Sinsitiotropoblast menghasilkan hormon kehamilan, yaitu hCG. Pada hari ke-8 setelah fertilisasi, hCG dapat dideteksi pada darah dan urin wanita hamil. Pada kasus, Ny. A mengalami keluhan payudaranya membesar. Pembesaran payudara disertai dengan pembesaran volume payudara dan penambahan berat pada 43
  • 44. payudara. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kandungan hormon estrogen yang tinggi, yang dikeluarkan oleh corpus luteum dan corpus gravidarium. Kandungan estrogen tinggi diperlukan oleh wanita hamil untuk mempersiapkan perkembangan pada zigot. Ny. A juga mengalami keluhan bertambahnya berat badan. Kandungan estrogen yang tinggi yang distimulasi oleh FSH dari hipotalamus meningkatkan nafsu makan pada wanita hamil. Selain itu, perbesaran payudara juga menyebabkan peningkatan berat badan yang dialami Ny. A. Pembesaran uterus, perkembangan fetus, placenta dan cairan amnion juga dapat meningkatkan peningkatan berat badan. Keluhan terakhir Ny. A adalah adanya rasa mual, namun tidak sampai muntah. Rasa mual atau nausea, pada bulan-bulan awal kehamilan disebabkan oleh produksi hormon hCG (Human chorionic gonodotropin). Hormon ini merupakan hormon yang dihasilkan plasenta selama awal kehamilan. hCG menyebabkan meningkatnya produksi hormon estrogen dan progesteron yang memancing peningkatan keasaman lambung. Asam lambung tersebut naik ke kerongkongan yang menyebabkan terpicunya rasa mual pada Ny. A. Selain itu, hCG juga merupakan hormon baru dalam tubuh yang diproduksi tinggi sehingga dapat menyebabkan reaksi tubuh berupa rasa mual pada wanita hamil. Perubahan dalam tubuh wanita hamil yang dipicu hormon ini kemudian dapat menimbulkan rasa mual. Selain itu, sel-sel plasenta (villi korialis) yang menempel pada dinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap sebagai benda asing. Reaksi imunologik inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-mual. Keterkaitan akhir yang dapat disimpulkan adalah Ny. A hamil. Kehamilan pada Ny. A menyebabkan berbagai keluhan, antara lain keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu, payudaranya membesar, berat badan bertambah naik, dan kadang ada rasa mual. Sedangkan, tanda bahwa Ny. A hamil adalah melalui pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dokter yang bersangkutan yang menyatakan hasil Pregnancy Test Ny. A positif hamil. I. Kesimpulan Ny. A dinyatakan positif hamil setelah tidak menstruasi sejak sebulan yang lalu. Hal ini diperjelas dengan keluhan payudara membesar, berat badan bertambah, dan kadang terasa mual yang merupakan tanda-tanda kehamilan 44
  • 45. Daftar Pustaka A. Jagannadha Rao, S. G. Kotagi, and N. R. Moudgal. Effect Of Human Chorionic Gonadotropin On Serum Levels Of Progesterone And Estrogens In The Pregnant Bonnet Monkev (Macaca Radiata), March 1981; Vol. 3: No: 1, 83-88. Tortora, Gerard J, & Derrickson, Bryan. (2009) Principles of Anatomy and Physiology. 12th Ed. USA: John Wiley & Sons, Inc. http://en.wikipedia.org/wiki/Pregnancy_test diunduh pada 4 Maret 2015 pukul 2.16am http://www.plannedparenthood.org/health-info/pregnancy/pregnancy-test diunduh pada 4 Maret 2015 pukul 2.22am https://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0CDAQF jAC&url=https%3A%2F%2Fchristagteven.files.wordpress.com %2F2013%2F02%2Fperubahan-fisiologis-pada-wanita- hamil.docx&ei=JQr2VIC3HYKSuQSIkIA4&usg=AFQjCNFHDAogVjObnXT nH2kmNbR7M19xyg&sig2=yPZ58_ad5bBPQWkqmHk44g&bvm=bv.875198 84,d.c2E diunduh pada 4 Maret 2015 pukul 2.39am American Pregnancy Association. 2014. "Nausea During Pregnancy". http://american pregnancy.org/pregnancy-health/nausea-during-pregnancy/, diunduh pada 3 Mei 18.36 WIB Arliando, Alvin. tt. "Apakah penyebab ibu hamil yang sering muntah". https://www.academia. edu/4925354/Apakah_penyebab_ibu_hamil_yang_sering_muntah, diunduh pada 3 Mei 2014, pukul 18.42 WIB Breast Cancer Care. 2007. "Breast Changes during and after Pregnancy". http://www.breast cancercare.org.uk/upload/pdf/bcc_preg_changes_0.pdf, diunduh pada 3 Mei 18.12 WIB Indonesian Breastfeeding Networking Information Education Network. 2010. "Proses Mekanisme Produksi ASI dan Faktor yang Mempengaruhi Produksinya". https:// supportbreastfeeding.wordpress.com/2010/06/06/proses-mekanisme-produksi-asi-dan- faktor-yang-mempengaruhi-produksinya/, diunduh pada 3 Mei 2014, pukul 18.29 WIB 45
  • 46. Kuncara, Purba. 2013. "Mengapa ibu hamil muda sering mual-mual?". http://purbakuncara. com/mengapa-ibu-hamil-muda-sering-mual-mual/, diunduh pada 3 Mei 18.40 WIB Oktavia, Nadia. tt. "Apakah Wanita Hamil Bisa Menstruasi?". http://www.klikdokter.com/ tanyadokter/seks-andrologi/apakah-wanita-hamil-bisa-menstruasi, diunduh pada 3 Mei 2014, pukul 18.56 WIB Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Nella Yesdelita (Ed.). Brahm U. Pendit (Terj.). EGC: Jakarta tt. "Maternal Physiological Changes in Pregnancy". http://en.wikipedia.org/wiki/Maternal_ physiological_changes_in_pregnancy, diunduh pada 3 Mei 2014, pukul 18.19 WIB 46