SlideShare a Scribd company logo
Sekretariat
 Komite Percepatan dan
Perluasan Pembangunan
  Ekonomi Indonesia
        (KP3EI)



                                        Laporan Serial Pemantauan
                                       Kuartal III Tahun 2012


                             Pemantauan Perkembangan
                          Pelaksanaan Kegiatan MP3EI di
                            Kawasan Perhatian Investasi
                             Koridor Ekonomi Papua dan
                                      Kepulauan Maluku




                         Divisi Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
                                                  Sekretariat KP3EI



                                                      Oktober 2012




                             1
Bab



                                                             Pendahuluan          1
Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku terdiri dari Provinsi Papua, Provinsi Papua
Barat, Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara. Tema pembangunan yang diangkat dari
Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku adalah ―Pusat Pengembangan Pangan,
Perikanan, Energi, dan Pertambangan Nasional‖. Fokus kegiatan ekonomi utama Koridor
Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku adalah pertanian pangan - MIFEE (Merauke
Integrated Food & Energy Estate), tembaga, nikel, migas, dan perikanan.

Melalui keunggulan komparatif dan pengembangan prioritas pada sejumlah kegiatan
ekonomi utama dan pengembangan konektivitas di koridor ini, diharapkan mampu
mengatasi permasalahan yang dihadapi di koridor ekonomi ini. Dengan mengembangkan
sektor utama yang menjadi potensi dari koridor ekonomi ini, diharapkan percepatan dan
perluasan perekonomian di koridor ini semakin kuat, sehingga posisi Koridor Ekonomi
Papua dan Kepulauan Maluku mampu memberikan efek positif bagi berkembangnya
koridor ekonomi lain.

Dari beberapa prioritas tersebut, secara umum dapat dilihat kinerja kegiatan ekonomi
utama menurut Kawasan Perhatian Investasi yang merupakan domain dari sentra produksi
(lihat Tabel 1).

Laporan Pemantauan Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan MP3EI Kuartal III Tahun 2012
ini disusun ketika pelaksanaan MP3EI pada tahun 2012 telah memasuki bulan ke-9 di tahun
2012. Laporan ini berisikan perkembangan pencapaian fisik dan realisasi investasi sampai
September 2012. Dalam laporan ini disampaikan pula ulasan tentang kinerja kegiatan
ekonomi utama pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI) serta perkembangan kegiatan
pendukungnya. Kinerja kegiatan dinilai berdasarkan faktor-faktor pendukung di tiap
pelaksanaan kegiatan.




                                           2
Bab


                          Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja
                                                  Menurut KPI                       2
Dalam Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku, beberapa kegiatan ekonomi utama
teridentifikasi telah dikembangkan di 8 KPI. Dalam setiap KPI tersebut dikembangkan satu
atau lebih kegiatan ekonomi utama. Kegiatan ekonomi utama di koridor ekonomi yang
dilakukan dalam KPI tersebut adalah pertanian pangan - MIFEE (Merauke Integrated Food
& Energy Estate), tembaga, nikel, migas, dan perikanan. Selain itu, dalam KPI-KPI tersebut
dilaksanakan pula beberapa kegiatan pendukung meliputi proyek-proyek infrastruktur
seperti infrastruktur bandara, pelabuhan, kereta api, jalan, energi, sumberdaya air,
telekomunikasi dan logistik.

Sampai dengan bulan September 2012, laporan ini telah mengidentifikasi perkembangan
pelaksanaan kegiatan dan kinerja di tiap KPI. Adapun kegiatan ekonomi strategis di tiap
kawasan yang dapat diinformasikan perkembangan pelaksanaan kegiatan dan kinerja KPI
yang sudah berjalan sampai bulan September 2012.

      Terdapat 1 KPI yaitu KPI Merauke (MIFEE) yang perkembangan pencapaian
       pelaksanaan kegiatan ekonomi utamanya telah mencapai lebih dari atas 50 persen
       dan telah merealisasikan investasinya lebih dari 50 persen juga. Dengan
       perkembangan kinerja demikian, maka KPI tersebut dapat diharapkan memberikan
       kontribusi yang cukup pada pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya.
      Kemudian, untuk KPI lain yaitu: KPI Timika, KPI Halmahera, KPI Teluk Bintuni, KPI
       Morotai, KPI Ambon, KPI Manokwari, dan KPI Nabire masih belum menampakan
       perkembangan kegiatannya. Untuk lebih jelas perhatikan tabel 1.




                                            3
Tabel 1. Kompilasi Hasil Pemantauan Terhadap Perkembangan KPI Per Kuartal III Tahun
          2012 (Q3/2012) Menurut Pelaksanaan Kegiatan dan Realisasi Investasi
                    di Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku.

       Kawasan Perhatian Investasi     Nilai Komitmen         Pencapaian    Realisasi Investasi
 No                                                                                             Tingkat Kinerja
         (KPI) / Sentra Produksi     Investasi (Rp. Miliar)   Q3/2012 (%)      Q3/2012 (%)
  1   KPI MERAUKE (MIFEE)                          57.679        100%                99%             0,99
  2   KPI TIMIKA                                  160.850         33%                93%             0,31
  3   KPI HALMAHERA                               125.460         25%                11%             0,03
  8   KPI MANOKWARI                                   784        100%                 0%             0,00
  4   KPI TELUK BINTUNI                            50.000         0%                  0%             0,00
  5   KPI MOROTAI                                  30.361         0%                  0%             0,00
  6   KPI AMBON                                     2.192         0%                  0%             0,00
  7   KPI NABIRE                                      764         0%                  0%             0,00


Sementara itu, apabila kinerja pencapaian dan realisasi investasi pada tiap KPI dilihat
secara rangking dan dibandingkan dengan perkembangan pada Kuartal sebelumnya, maka
laporan ini menyimpulkan bahwa secara kinerja KPI sejauh ini belum menunjukan
perkembangan status kinerja pencapaian dan realisasi investasi selama Kuartal III Tahun
2012. Informasi lebih lanjut dari rangking kinerja pencapaian dan realisasi investasi pada
tiap KPI menurut pencapaian dan penyerapan dapat dilihat pada Grafik 1 di bawah.

                                       Grafik 1.
   Ranking Kinerja Kegiatan Ekonomi Seluruh KPI Per Kuartal II Tahun 2012 di banding
dengan Ranking Kinerja Kegiatan Ekonomi Seluruh KPI Per Kuartal III Tahun 2012 Menurut
                      Pelaksanaan Kegiatan dan Realisasi Investasi
                   di Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku.


                KPI MERAUKE
                   (MIFEE)


                   KPI TIMIKA


             KPI HALMAHERA


             KPI MANOKWARI


                  KPI NABIRE


                  KPI AMBON


                KPI MOROTAI


                   KPI TELUK
                    BINTUNI

                            0,00        0,50         1,00         1,50        2,00         2,50




                                                     4
Bab


                         Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja
                                   Menurut Kegiatan-Kegiatan                       3
3.1. KPI Merauke

Sektor pertanian pangan – MIFEE (Merauke Integrated Food & Energy Estate) merupakan
kegiatan ekonomi utama di KPI Merauke. Dari kegiatan sektor ini, nilai investasinya
mencapai Rp. 57.679 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan sektor pertanian
pangan – MIFEE (Mereuke Integrated Food & Energy Estate) di KPI Merauke, diperlukan
pengembangan infrastruktur jalan, pelabuhan, bandara, energy dan utilitas air. Nilai
investasi untuk pengembangan infrastruktur pendukungnya mencapai Rp. 14.600 miliar.

Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Merauke yang
berfokus pada sektor pertanian pangan – MIFEE (Mereuke Integrated Food & Energy
Estate) meliputi tiga proyek utama, dan adapun perkembangan status sampai dengan
Kuartal III Tahun 2012 dapat diinformasikan bahwa Proyek Pembangunan dan
pengembangan Klaster Sentra Produksi Pertanian (KSPP I) Jangka Pendek, Penyediaan
modal pemberdayaan masyarakat dan pengembangan investasi, dan Optimalisasi dan
ekstensifikasi lahan pertanian untuk pemberdayaan petani yang mempunyai kontribusi
dalam investasi di KPI Mereuke, yaitu sebesar 99 persen dari total nilai investasi di KPI
Merauke atau senilai Rp 57.255 milliar. Proyek ini secara resmi telah dibangun dan telah
beroperasi. Sedangkan Pembangunan pabrik pupuk organik di Wasur, Serapuh, Tanah
Miring SP VII, Wapeko, Onggaya, Sota, Pengembangan inovasi IPTEK (pembangunan
balai penelitian & pengembangan teknologi pertanian, peternakan & perikanan, tenaga ahli,
pembangunan benih/bibit unggul), Pengadaan peralatan alsintan (traktor, planter, reaper,
power threser, mini combine, pompa air), dan Pembangunan sektor pendukung pendidikan
(kejuruan, Perguruan Tinggi Masamus, Yasanto, BLKT terampil, sarana pendukung BLK,
pelatihan tenaga kerja terampil) sampai saat ini masih belum tervalidasi.

3.2. KPI Timika

Sektor pertambangan tembaga merupakan satu-satunya kegiatan ekonomi utama di KPI
Timika. Dari sektor kegiatann pertambangan tembaga ini, diindikasikan memiliki nilai
investasi mencapai Rp. 160.850 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan sektor
pertambangan tembaga di KPI Timika, diperlukan pengembangan infrastruktur jalan,
pelabuhan dan energi. Nilai investasi untuk pengembangan infrastruktur pendukungnya
mencapai Rp 7.460 miliar.

Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Timika yang
berfokus pada sektor unggulan pertambangan tembaga meliputi tiga proyek utama, dan
adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilihat dalam
grafik 2 di bawah ini.




                                           5
Grafik 2
              Kinerja Kegiatan Ekonomi Utama KPI Timika, Menurut Proyek,
                                 Kuartal III Tahun 2012.


                  Penambangan bawah tanah
                  pada CoW Area Block A di
                      Mimika (150.000M)




                 Peleburan dan pemurnian
              tembaga di Timika (10.000M) PT
                 Global Perkasa Investindo




                   Pembangunan pabrik
               pengolahan logam berat (TiO2)
                    (850M) PT Trimex


                                               0%   20%   40%   60%   80%   100%


Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa pada KPI tersebut, untuk
pengembangan kegiatan ekonomi utama yang fokus sektor pertambangan tembaga, yaitu
(1) Penambangan bawah tanah pada CoW Area Block A di Mimika, (2) Peleburan dan
pemurnian tembaga di Timika (10.000M) PT Global Perkasa Investindo, dan (3)
Pembangunan pabrik pengolahan logam berat (TiO2) (850M) PT Trimex. Saat ini, proyek
penambangan bawah tanah pada CoW Area Block A di Mimika yang mempunyai kontribusi
dalam investasi di KPI Timika, yaitu sebesar 93 persen dari total nilai investasi di KPI
Timika atau senilai Rp 150.000 milliar. Proyek ini secara resmi telah dibangun dan telah
groundbreaking, sementara itu dua proyek lain masih berstatus terdaftar.

3.3. KPI Halmahera

Sektor pertambangan nikel dan emas merupakan kegiatan ekonomi utama di KPI
Halmahera. Dari sektor pertambangan nikel dan emas tersebut, nilai investasinya mencapai
Rp. 125.460 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan sektor pertambangan nikel
dan emas di KPI Halmahera, diperlukan pengembangan infrastruktur infrastruktur
pelabuhan, bandara, energy dan utilitas air. Nilai investasi untuk pengembangan
infrastruktur pendukungnya mencapai Rp. 5.770 miliar.

Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Halmahera yang
berfokus pada sektor sektor pertambangan nikel dan emas meliputi empat proyek utama,
dan adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat
diinformasikan bahwa Proyek Pembangunan Pabrik Ferro Nikel Halmahera (termasuk
power plant 275 MW) (14.400M*/ 1.6 miliar USD PT Antam, Lokasi: Halmahera Timur,
Maluku Utara yang berkontribusi dalam investasi di KPI Halmahera mencapai 11 persen
dari total nilai investasi di KPI Halmahera atau senilai Rp 14.400 milliar. Proyek ini secara
resmi masih telah dibangun dan telah groundbreaking. Sementara Penambangan dan
Smelter Nikel dan Kobalt, di Weda, Kab. Halmahera Tengah, Maluku Utara dan
Pembangunan Pabrik Ferro Nikel di Kab. Halmahera Timur, Maluku Utara (48.600M) PT
Weda Bay, Lokasi: Tanjung Ulie, Kecamatan Weda Kab. Halmahera Tengah, (2)



                                               6
Pembangunan pengolahan nikel di Halmahera (44.460) Halmahera Ferro-Nickel Project
(Power Plant 400MW) PT. Aquila Nickel Indonesia, Perluasan produksi emas Halmahera,
Kab. Halmahera Utara, Maluku Utara PT Nusa Halmahera sampai saat ini masih berstatus
terdaftar.

3.4. KPI Bintuni

Sektor migas merupakan kegiatan ekonomi utama di KPI Bintuni. Dari kegiatan sektor
migas ini, diindikasikan memiliki nilai investasi Rp. 50.000 miliar. Adapun untuk mendukung
perkembangan sektor pertambangan migas di KPI Bintuni, diperlukan pengembangan
infrastruktur jalan dan pelabuhan. Nilai investasi untuk pengembangan infrastruktur
pendukungnya mencapai Rp 2.820 miliar.

Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Bintuni yang
berfokus pada sektor sektor pertambangan migas hanya ada satu proyek utama, dan
adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat diinformasikan
bahwa Proyek Pembangunan Proyek Gas Tangguh di Teluk Bintuni yang berkontribusi
seluruhnya dalam investasi di KPI Bintuni, yaitu sebesar 100 persen dari total nilai investasi
di KPI Bintuni atau senilai Rp 50.000 milliar. Proyek ini secara resmi masih berstatus
terdaftar.




                                              7
Bab


                           Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja
                                   Menurut Kegiatan Pendukung                           4
Bandara merupakan salah satu infrastruktur untuk mendukung kegiatan ekonomi utama di
Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku. Berdasarkan informasi dari data yang
diperoleh, sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilaporkan bahwa untuk kebutuhan
infrastruktur di Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku terdapat 2 kebutuhan
infrastruktur bandara yang teridentifikasi. Untuk kebutuhan infrastruktur terbesar adalah
Rehabilitasi Bandara termasuk Perpanjangan Runway Bandar Udara Morotai dengan
nilai investasi sebesar Rp. 150 miliar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 3 berikut ini.

                                        Grafik 3
 Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Bandara terhadap Nilai Investasi, Menurut
                             Proyek, Kuartal III Tahun 2012.



                   Pembangunan Bandara Bali Utara




                       Pengembangan Terminal
                   Penumpang Internasional Bandara
                           Ngurah Rai-Bali



                       Pembangunan dan Persiapan
                         Pengoperasian Bandara
                          International Lombok



                         Rehabilitasi Bandara El Tari
                                   Kupang


                                                        0%   50%       100%



Infrastruktur berikutnya adalah Pelabuhan. Pada Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan
Maluku, kebutuhan akan infrastruktur pendukung pelabuhan dapat diidentifikasi 34
kegiatan pendukung. Apabila melihat dari informasi yang diterima, kebutuhan infrastruktur
pelabuhan ini merupakan kebutuhan terbanyak di koridor ekonomi ini. Selanjutnya, proyek
Jayapura Port merupakan proyek terbesar untuk kebutuhan infrastruktur pelabuhan. Proyek
tersebut memiliki nilai investasi sebesar Rp. 43.000 miliar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
grafik 4 berikut ini.




                                                   8
Grafik 4
    Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Pelabuhan terhadap Nilai Investasi,
                        Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012.


               Jayapura Port
        Pelabuhan Merauke
             Pelabuhan Serui
           Pelabuhan Timika
               Adpel Ambon
      Perpanjangan dermaga …
   Pembangunan Faspel Laut …
           Pelabuhan Waren
          Pelabuhan Morotai
     Pelabuhan Teminabuan
             Pelabuhan Bade
              Pelabuhan Buli
           Pelabuhan Jailolo
              Adpel Merauke
   Pembangunan Faspel Laut …
          Pelabuhan Tobelo
     Pembangunan Dermaga …
        Pelabuhan Kaimana
 Pelabuhan Labuhan/ Babang
           Pelabuhan Sarmi
           Pelabuhan Sarmi
                  Adpel Biak
           Pelabuhan Nabire
            Pelabuhan Agats
         Pelabuhan Saunek
                Adpel Ternate
            Pelabuhan Kokas
         Unit Penyelenggara …
             Pelabuhan Gebe
 Pengembangan Pelabuhan di…
     Pembangunan Dermaga …
     Pembangunan Dermaga …
         Pembangunan Baru …

                            0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%


Selanjutnya adalah infrastruktur jalan. Pada Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan
Maluku, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk jalan dapat diidentifikasi 11
kegiatan pendukung. Kemudian dari 11 kegiatan pendukung tersebut, kebutuhan
investasi yang paling besar adalah Peningkatan Jalan Manokwari – Kebar—Sorong.
Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 28 persen dari total kebutuhan investasi untuk
infrastruktur jalan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 5 di bawah.




                                           9
Grafik 5
  Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Jalan terhadap Nilai Investasi, Menurut
                            Proyek, Kuartal III Tahun 2012.

                           Peningkatan Jalan …
                    Peningkatan Jalan Timika …
                           Penanganan jalan …
                           Penanganan jalan …
                   Peningkatan Jalan Maruni
                          Penanganan Jalan …
                   Peningkatan Jalan Kokas -…
                      Ringroad Pulau Morotai
                      Trans Halmahera/Trans …
                      Trans Halmahera/Trans …
                    Penanganan jalan Daruba …

                                               0%   5%   10% 15% 20% 25% 30%


Kebutuhan infrastruktur selanjutnya adalah infrastruktur Energi. Pada Koridor Ekonomi
Papua dan Kepulauan Maluku, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk energi dapat
diidentifikasi 22 kegiatan pendukung. Dari keseluruhan kebutuhan akan infrastruktur
energi, kebutuhan investasi yang paling besar adalah Proyek Amoniak Urea di Tangguh.
Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 57 persen dari total kebutuhan investasi untuk
infrastruktur energi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 6 di bawah ini.




                                               10
Grafik 6
  Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Energi terhadap Nilai Investasi, Menurut
                             Proyek, Kuartal III Tahun 2012.

                      Proyek Amoniak Urea di…
                       Pembangunan PLTA di …
                   Pembangkit Listrik di Papua …
                    Pembangkit Listrik di Malut
                    Pembangkit Listrik di Malut
                   Pembangkit Listrik di Papua
                  Pembangunan prasarana air …
                       Pembangunan jaringan …
                         Pembangunan PLTU …
                  Pembangunan PLT Biomasa
                       Pembangunan PLTU 2 …
                     Pengembangan lapangan …
                         Pembangunan PLTU …
                   Pembangunan PLTP Tulehu …
                 Pembangunan PLT biomasa 1
                       Pembangunan jaringan …
                    Pengembangan Lapangan …
                             Feasibility Study …
                       Pembangunan jaringan …
                       Pembangunan jaringan …
                               Pembangunan …
                             Peningkatan dan…
                                              0%   10% 20% 30% 40% 50% 60%

Kebutuhan infrastruktur terakhir adalah infrastruktur sumberdaya air. Pada Koridor Ekonomi
Papua dan Kepulauan Maluku, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk infrastruktur
air dapat diidentifikasi 14 kegiatan pendukung. Dari keseluruhan kebutuhan akan
infrastruktur sumberdaya air, kebutuhan investasi yang paling besar adalah Pembangunan
jaringan backhaul, access/lastmile, NOC, Sub-sistemServiceControl, OSS/BSS,
platform aplikasi, pengembangan ekosistem skala nasional maupun unik,
perencanaan, optimasi, dan pemasaran, serta pembangunan regionalcenter,
supportcenter, dan infrastruktur lain. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 35
persen dari total kebutuhan investasi untuk infrastruktur sumberdaya air. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan grafik 7 di bawah ini.




                                             11
Grafik 7
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Air terhadap Nilai Investasi, Menurut
                         Proyek, Kuartal III Tahun 2012.

                 Pembangunan jaringan …
            Pengembangan device bagi …
                 Pembangunan jaringan …
                   Pembangunan pusat …
             Pembangunan rumah sakit
                   Pembangunan pusat …
             Pembangunan inf rastruktur …
            Pembangunan sarana irigasi …
                Pembangunan baru true …
                Pembangunan Jaringan …
                 Pembangunan terminal …
                    Pengembangan dan …
            Pengadaan rangka jembatan …
            Pelatihan meat cutting plant

                                           0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%




                                            12
Bab


                                                                     Penutup         5
Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku meliputi 8 KPI/Sentra Produksi yang
tersebar di seluruh pulau Maluku dan Irian Jaya. Dari total KPI/Sentra Produksi ada 7
KPI/Sentra Produksi yang menjadi prioritas perhatian dari Sekretariat KP3EI. Selain
kegiatan ekonomi utama yang terdapat di tiap KPI/Sentra Produksi juga telah teridentifikasi
kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk kegiatan ekonomi utama. Dari keseluruhan
kebutuhan infrastruktur pendukung dapat dikelompokan menjadi delapan kategori yaitu:
energi, sumberdaya air, bandara, jalan, dan pelabuhan.

Dari seluruh kegiatan ekonomi utama dan kegiatan pendukung yang ada pada Koridor
Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku dapat disimpulkan sebagai berikut:

       Pertama, bahwa sampai dengan Kuartal III 2012, dari 4 KPI yang telah
       merealisasikan investasi dan melaksanakan kegiatannya belum ada satupun
       KPI yang menunjukan peningkatan status perkembangan dan pelaksanaan kinerja
       kegiatan ekonomi utamanya.

       Kedua, masih tercatat sekitar 4 KPI atau separuhnya YANG TIDAK ADA
       PERKEMBANGANNYA SAMA SEKALI, dari ke 4 KPI tersebut memerlukan
       perhatian khusus diantaranya terkait dengan persoalan infrastruktur
       pendukung dan regulasi.



                                       --ooOOoo—




                                            13

More Related Content

Similar to Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku

Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaRandy Wrihatnolo
 
09 04-28 renstra-ditjenanggaran05-09
09 04-28  renstra-ditjenanggaran05-0909 04-28  renstra-ditjenanggaran05-09
09 04-28 renstra-ditjenanggaran05-09Novit Yanto
 
Gizi pkm download
Gizi pkm downloadGizi pkm download
Gizi pkm downloadSiti Gz
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
20NurKhusnaFahrani
 
Kinerja Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
Kinerja Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) TbkKinerja Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
Kinerja Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
Abu Haydar Haydar
 
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaRedesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Dr. Zar Rdj
 
Rb kalbar diskop,ukm
Rb kalbar diskop,ukmRb kalbar diskop,ukm
Rb kalbar diskop,ukm
diskopukmkalbar
 
Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel
Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan AkuntabelOptimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel
Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Siska yulia defitri & martalena
Siska yulia defitri & martalenaSiska yulia defitri & martalena
Siska yulia defitri & martalena
Aktfe Ummy
 
1. Pokok-pokok penambahan AA 2_edit160622.pdf
1. Pokok-pokok penambahan AA 2_edit160622.pdf1. Pokok-pokok penambahan AA 2_edit160622.pdf
1. Pokok-pokok penambahan AA 2_edit160622.pdf
FloridaNumbery
 
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdfannualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
iadiputro
 
Kemenkeu
KemenkeuKemenkeu
Kemenkeu
Yuspiardi ardy
 
11042021_Bahan AP Corner_final (1).pptx
11042021_Bahan AP Corner_final (1).pptx11042021_Bahan AP Corner_final (1).pptx
11042021_Bahan AP Corner_final (1).pptx
PavilionNixion
 
3 Paparan Direktur Sistem Pengangga.pdf
3 Paparan Direktur Sistem Pengangga.pdf3 Paparan Direktur Sistem Pengangga.pdf
3 Paparan Direktur Sistem Pengangga.pdf
CoachArbain
 
Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018 Peningkatan peran apip dalam optim...
Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018  Peningkatan peran apip dalam optim...Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018  Peningkatan peran apip dalam optim...
Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018 Peningkatan peran apip dalam optim...
Dr. Zar Rdj
 
Paparan sakip indag 2015
Paparan sakip indag 2015Paparan sakip indag 2015
Paparan sakip indag 2015
fionarazqa
 

Similar to Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku (20)

Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
 
Bappenas sosialisasi juknis dak 2012 9 jan
Bappenas   sosialisasi juknis dak 2012 9 janBappenas   sosialisasi juknis dak 2012 9 jan
Bappenas sosialisasi juknis dak 2012 9 jan
 
Rktm monev
Rktm monevRktm monev
Rktm monev
 
09 04-28 renstra-ditjenanggaran05-09
09 04-28  renstra-ditjenanggaran05-0909 04-28  renstra-ditjenanggaran05-09
09 04-28 renstra-ditjenanggaran05-09
 
Gizi pkm download
Gizi pkm downloadGizi pkm download
Gizi pkm download
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
 
Kinerja Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
Kinerja Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) TbkKinerja Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
Kinerja Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
 
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaRedesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
 
Rb kalbar diskop,ukm
Rb kalbar diskop,ukmRb kalbar diskop,ukm
Rb kalbar diskop,ukm
 
Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel
Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan AkuntabelOptimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel
Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel
 
Siska yulia defitri & martalena
Siska yulia defitri & martalenaSiska yulia defitri & martalena
Siska yulia defitri & martalena
 
1. Pokok-pokok penambahan AA 2_edit160622.pdf
1. Pokok-pokok penambahan AA 2_edit160622.pdf1. Pokok-pokok penambahan AA 2_edit160622.pdf
1. Pokok-pokok penambahan AA 2_edit160622.pdf
 
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdfannualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
 
Kemenkeu
KemenkeuKemenkeu
Kemenkeu
 
11042021_Bahan AP Corner_final (1).pptx
11042021_Bahan AP Corner_final (1).pptx11042021_Bahan AP Corner_final (1).pptx
11042021_Bahan AP Corner_final (1).pptx
 
lakin-bptp-sumsel-2021.pdf
lakin-bptp-sumsel-2021.pdflakin-bptp-sumsel-2021.pdf
lakin-bptp-sumsel-2021.pdf
 
3 Paparan Direktur Sistem Pengangga.pdf
3 Paparan Direktur Sistem Pengangga.pdf3 Paparan Direktur Sistem Pengangga.pdf
3 Paparan Direktur Sistem Pengangga.pdf
 
Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018 Peningkatan peran apip dalam optim...
Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018  Peningkatan peran apip dalam optim...Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018  Peningkatan peran apip dalam optim...
Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018 Peningkatan peran apip dalam optim...
 
Paparan sakip indag 2015
Paparan sakip indag 2015Paparan sakip indag 2015
Paparan sakip indag 2015
 
Lakip 2012 rscm
Lakip 2012  rscmLakip 2012  rscm
Lakip 2012 rscm
 

More from Randy Wrihatnolo

Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Randy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanKebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Randy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiKebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Randy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Randy Wrihatnolo
 
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Randy Wrihatnolo
 
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Randy Wrihatnolo
 
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Randy Wrihatnolo
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Randy Wrihatnolo
 
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Randy Wrihatnolo
 
Tips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFPTips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFP
Randy Wrihatnolo
 
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPKiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Randy Wrihatnolo
 
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisKiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Randy Wrihatnolo
 
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Randy Wrihatnolo
 
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Randy Wrihatnolo
 
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Randy Wrihatnolo
 
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja PembangunanManajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Randy Wrihatnolo
 
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan HidupHasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Randy Wrihatnolo
 
Teknik Perencanaan Pembangunan
Teknik Perencanaan PembangunanTeknik Perencanaan Pembangunan
Teknik Perencanaan Pembangunan
Randy Wrihatnolo
 
Konsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan PembangunanKonsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Randy Wrihatnolo
 
Manajemen Evaluasi Pembangunan
Manajemen Evaluasi PembangunanManajemen Evaluasi Pembangunan
Manajemen Evaluasi Pembangunan
Randy Wrihatnolo
 

More from Randy Wrihatnolo (20)

Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
 
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanKebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
 
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiKebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
 
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
 
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
 
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
 
Tips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFPTips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFP
 
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPKiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
 
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisKiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana Menulis
 
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
 
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
 
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
 
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja PembangunanManajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
 
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan HidupHasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
 
Teknik Perencanaan Pembangunan
Teknik Perencanaan PembangunanTeknik Perencanaan Pembangunan
Teknik Perencanaan Pembangunan
 
Konsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan PembangunanKonsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
 
Manajemen Evaluasi Pembangunan
Manajemen Evaluasi PembangunanManajemen Evaluasi Pembangunan
Manajemen Evaluasi Pembangunan
 

Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku

  • 1. Sekretariat Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Laporan Serial Pemantauan Kuartal III Tahun 2012 Pemantauan Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan MP3EI di Kawasan Perhatian Investasi Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku Divisi Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Sekretariat KP3EI Oktober 2012 1
  • 2. Bab Pendahuluan 1 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku terdiri dari Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara. Tema pembangunan yang diangkat dari Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku adalah ―Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan Pertambangan Nasional‖. Fokus kegiatan ekonomi utama Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku adalah pertanian pangan - MIFEE (Merauke Integrated Food & Energy Estate), tembaga, nikel, migas, dan perikanan. Melalui keunggulan komparatif dan pengembangan prioritas pada sejumlah kegiatan ekonomi utama dan pengembangan konektivitas di koridor ini, diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi di koridor ekonomi ini. Dengan mengembangkan sektor utama yang menjadi potensi dari koridor ekonomi ini, diharapkan percepatan dan perluasan perekonomian di koridor ini semakin kuat, sehingga posisi Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku mampu memberikan efek positif bagi berkembangnya koridor ekonomi lain. Dari beberapa prioritas tersebut, secara umum dapat dilihat kinerja kegiatan ekonomi utama menurut Kawasan Perhatian Investasi yang merupakan domain dari sentra produksi (lihat Tabel 1). Laporan Pemantauan Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan MP3EI Kuartal III Tahun 2012 ini disusun ketika pelaksanaan MP3EI pada tahun 2012 telah memasuki bulan ke-9 di tahun 2012. Laporan ini berisikan perkembangan pencapaian fisik dan realisasi investasi sampai September 2012. Dalam laporan ini disampaikan pula ulasan tentang kinerja kegiatan ekonomi utama pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI) serta perkembangan kegiatan pendukungnya. Kinerja kegiatan dinilai berdasarkan faktor-faktor pendukung di tiap pelaksanaan kegiatan. 2
  • 3. Bab Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja Menurut KPI 2 Dalam Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku, beberapa kegiatan ekonomi utama teridentifikasi telah dikembangkan di 8 KPI. Dalam setiap KPI tersebut dikembangkan satu atau lebih kegiatan ekonomi utama. Kegiatan ekonomi utama di koridor ekonomi yang dilakukan dalam KPI tersebut adalah pertanian pangan - MIFEE (Merauke Integrated Food & Energy Estate), tembaga, nikel, migas, dan perikanan. Selain itu, dalam KPI-KPI tersebut dilaksanakan pula beberapa kegiatan pendukung meliputi proyek-proyek infrastruktur seperti infrastruktur bandara, pelabuhan, kereta api, jalan, energi, sumberdaya air, telekomunikasi dan logistik. Sampai dengan bulan September 2012, laporan ini telah mengidentifikasi perkembangan pelaksanaan kegiatan dan kinerja di tiap KPI. Adapun kegiatan ekonomi strategis di tiap kawasan yang dapat diinformasikan perkembangan pelaksanaan kegiatan dan kinerja KPI yang sudah berjalan sampai bulan September 2012.  Terdapat 1 KPI yaitu KPI Merauke (MIFEE) yang perkembangan pencapaian pelaksanaan kegiatan ekonomi utamanya telah mencapai lebih dari atas 50 persen dan telah merealisasikan investasinya lebih dari 50 persen juga. Dengan perkembangan kinerja demikian, maka KPI tersebut dapat diharapkan memberikan kontribusi yang cukup pada pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya.  Kemudian, untuk KPI lain yaitu: KPI Timika, KPI Halmahera, KPI Teluk Bintuni, KPI Morotai, KPI Ambon, KPI Manokwari, dan KPI Nabire masih belum menampakan perkembangan kegiatannya. Untuk lebih jelas perhatikan tabel 1. 3
  • 4. Tabel 1. Kompilasi Hasil Pemantauan Terhadap Perkembangan KPI Per Kuartal III Tahun 2012 (Q3/2012) Menurut Pelaksanaan Kegiatan dan Realisasi Investasi di Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku. Kawasan Perhatian Investasi Nilai Komitmen Pencapaian Realisasi Investasi No Tingkat Kinerja (KPI) / Sentra Produksi Investasi (Rp. Miliar) Q3/2012 (%) Q3/2012 (%) 1 KPI MERAUKE (MIFEE) 57.679 100% 99% 0,99 2 KPI TIMIKA 160.850 33% 93% 0,31 3 KPI HALMAHERA 125.460 25% 11% 0,03 8 KPI MANOKWARI 784 100% 0% 0,00 4 KPI TELUK BINTUNI 50.000 0% 0% 0,00 5 KPI MOROTAI 30.361 0% 0% 0,00 6 KPI AMBON 2.192 0% 0% 0,00 7 KPI NABIRE 764 0% 0% 0,00 Sementara itu, apabila kinerja pencapaian dan realisasi investasi pada tiap KPI dilihat secara rangking dan dibandingkan dengan perkembangan pada Kuartal sebelumnya, maka laporan ini menyimpulkan bahwa secara kinerja KPI sejauh ini belum menunjukan perkembangan status kinerja pencapaian dan realisasi investasi selama Kuartal III Tahun 2012. Informasi lebih lanjut dari rangking kinerja pencapaian dan realisasi investasi pada tiap KPI menurut pencapaian dan penyerapan dapat dilihat pada Grafik 1 di bawah. Grafik 1. Ranking Kinerja Kegiatan Ekonomi Seluruh KPI Per Kuartal II Tahun 2012 di banding dengan Ranking Kinerja Kegiatan Ekonomi Seluruh KPI Per Kuartal III Tahun 2012 Menurut Pelaksanaan Kegiatan dan Realisasi Investasi di Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku. KPI MERAUKE (MIFEE) KPI TIMIKA KPI HALMAHERA KPI MANOKWARI KPI NABIRE KPI AMBON KPI MOROTAI KPI TELUK BINTUNI 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 4
  • 5. Bab Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja Menurut Kegiatan-Kegiatan 3 3.1. KPI Merauke Sektor pertanian pangan – MIFEE (Merauke Integrated Food & Energy Estate) merupakan kegiatan ekonomi utama di KPI Merauke. Dari kegiatan sektor ini, nilai investasinya mencapai Rp. 57.679 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan sektor pertanian pangan – MIFEE (Mereuke Integrated Food & Energy Estate) di KPI Merauke, diperlukan pengembangan infrastruktur jalan, pelabuhan, bandara, energy dan utilitas air. Nilai investasi untuk pengembangan infrastruktur pendukungnya mencapai Rp. 14.600 miliar. Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Merauke yang berfokus pada sektor pertanian pangan – MIFEE (Mereuke Integrated Food & Energy Estate) meliputi tiga proyek utama, dan adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat diinformasikan bahwa Proyek Pembangunan dan pengembangan Klaster Sentra Produksi Pertanian (KSPP I) Jangka Pendek, Penyediaan modal pemberdayaan masyarakat dan pengembangan investasi, dan Optimalisasi dan ekstensifikasi lahan pertanian untuk pemberdayaan petani yang mempunyai kontribusi dalam investasi di KPI Mereuke, yaitu sebesar 99 persen dari total nilai investasi di KPI Merauke atau senilai Rp 57.255 milliar. Proyek ini secara resmi telah dibangun dan telah beroperasi. Sedangkan Pembangunan pabrik pupuk organik di Wasur, Serapuh, Tanah Miring SP VII, Wapeko, Onggaya, Sota, Pengembangan inovasi IPTEK (pembangunan balai penelitian & pengembangan teknologi pertanian, peternakan & perikanan, tenaga ahli, pembangunan benih/bibit unggul), Pengadaan peralatan alsintan (traktor, planter, reaper, power threser, mini combine, pompa air), dan Pembangunan sektor pendukung pendidikan (kejuruan, Perguruan Tinggi Masamus, Yasanto, BLKT terampil, sarana pendukung BLK, pelatihan tenaga kerja terampil) sampai saat ini masih belum tervalidasi. 3.2. KPI Timika Sektor pertambangan tembaga merupakan satu-satunya kegiatan ekonomi utama di KPI Timika. Dari sektor kegiatann pertambangan tembaga ini, diindikasikan memiliki nilai investasi mencapai Rp. 160.850 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan sektor pertambangan tembaga di KPI Timika, diperlukan pengembangan infrastruktur jalan, pelabuhan dan energi. Nilai investasi untuk pengembangan infrastruktur pendukungnya mencapai Rp 7.460 miliar. Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Timika yang berfokus pada sektor unggulan pertambangan tembaga meliputi tiga proyek utama, dan adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilihat dalam grafik 2 di bawah ini. 5
  • 6. Grafik 2 Kinerja Kegiatan Ekonomi Utama KPI Timika, Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012. Penambangan bawah tanah pada CoW Area Block A di Mimika (150.000M) Peleburan dan pemurnian tembaga di Timika (10.000M) PT Global Perkasa Investindo Pembangunan pabrik pengolahan logam berat (TiO2) (850M) PT Trimex 0% 20% 40% 60% 80% 100% Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa pada KPI tersebut, untuk pengembangan kegiatan ekonomi utama yang fokus sektor pertambangan tembaga, yaitu (1) Penambangan bawah tanah pada CoW Area Block A di Mimika, (2) Peleburan dan pemurnian tembaga di Timika (10.000M) PT Global Perkasa Investindo, dan (3) Pembangunan pabrik pengolahan logam berat (TiO2) (850M) PT Trimex. Saat ini, proyek penambangan bawah tanah pada CoW Area Block A di Mimika yang mempunyai kontribusi dalam investasi di KPI Timika, yaitu sebesar 93 persen dari total nilai investasi di KPI Timika atau senilai Rp 150.000 milliar. Proyek ini secara resmi telah dibangun dan telah groundbreaking, sementara itu dua proyek lain masih berstatus terdaftar. 3.3. KPI Halmahera Sektor pertambangan nikel dan emas merupakan kegiatan ekonomi utama di KPI Halmahera. Dari sektor pertambangan nikel dan emas tersebut, nilai investasinya mencapai Rp. 125.460 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan sektor pertambangan nikel dan emas di KPI Halmahera, diperlukan pengembangan infrastruktur infrastruktur pelabuhan, bandara, energy dan utilitas air. Nilai investasi untuk pengembangan infrastruktur pendukungnya mencapai Rp. 5.770 miliar. Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Halmahera yang berfokus pada sektor sektor pertambangan nikel dan emas meliputi empat proyek utama, dan adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat diinformasikan bahwa Proyek Pembangunan Pabrik Ferro Nikel Halmahera (termasuk power plant 275 MW) (14.400M*/ 1.6 miliar USD PT Antam, Lokasi: Halmahera Timur, Maluku Utara yang berkontribusi dalam investasi di KPI Halmahera mencapai 11 persen dari total nilai investasi di KPI Halmahera atau senilai Rp 14.400 milliar. Proyek ini secara resmi masih telah dibangun dan telah groundbreaking. Sementara Penambangan dan Smelter Nikel dan Kobalt, di Weda, Kab. Halmahera Tengah, Maluku Utara dan Pembangunan Pabrik Ferro Nikel di Kab. Halmahera Timur, Maluku Utara (48.600M) PT Weda Bay, Lokasi: Tanjung Ulie, Kecamatan Weda Kab. Halmahera Tengah, (2) 6
  • 7. Pembangunan pengolahan nikel di Halmahera (44.460) Halmahera Ferro-Nickel Project (Power Plant 400MW) PT. Aquila Nickel Indonesia, Perluasan produksi emas Halmahera, Kab. Halmahera Utara, Maluku Utara PT Nusa Halmahera sampai saat ini masih berstatus terdaftar. 3.4. KPI Bintuni Sektor migas merupakan kegiatan ekonomi utama di KPI Bintuni. Dari kegiatan sektor migas ini, diindikasikan memiliki nilai investasi Rp. 50.000 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan sektor pertambangan migas di KPI Bintuni, diperlukan pengembangan infrastruktur jalan dan pelabuhan. Nilai investasi untuk pengembangan infrastruktur pendukungnya mencapai Rp 2.820 miliar. Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Bintuni yang berfokus pada sektor sektor pertambangan migas hanya ada satu proyek utama, dan adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat diinformasikan bahwa Proyek Pembangunan Proyek Gas Tangguh di Teluk Bintuni yang berkontribusi seluruhnya dalam investasi di KPI Bintuni, yaitu sebesar 100 persen dari total nilai investasi di KPI Bintuni atau senilai Rp 50.000 milliar. Proyek ini secara resmi masih berstatus terdaftar. 7
  • 8. Bab Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja Menurut Kegiatan Pendukung 4 Bandara merupakan salah satu infrastruktur untuk mendukung kegiatan ekonomi utama di Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku. Berdasarkan informasi dari data yang diperoleh, sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilaporkan bahwa untuk kebutuhan infrastruktur di Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku terdapat 2 kebutuhan infrastruktur bandara yang teridentifikasi. Untuk kebutuhan infrastruktur terbesar adalah Rehabilitasi Bandara termasuk Perpanjangan Runway Bandar Udara Morotai dengan nilai investasi sebesar Rp. 150 miliar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 3 berikut ini. Grafik 3 Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Bandara terhadap Nilai Investasi, Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012. Pembangunan Bandara Bali Utara Pengembangan Terminal Penumpang Internasional Bandara Ngurah Rai-Bali Pembangunan dan Persiapan Pengoperasian Bandara International Lombok Rehabilitasi Bandara El Tari Kupang 0% 50% 100% Infrastruktur berikutnya adalah Pelabuhan. Pada Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku, kebutuhan akan infrastruktur pendukung pelabuhan dapat diidentifikasi 34 kegiatan pendukung. Apabila melihat dari informasi yang diterima, kebutuhan infrastruktur pelabuhan ini merupakan kebutuhan terbanyak di koridor ekonomi ini. Selanjutnya, proyek Jayapura Port merupakan proyek terbesar untuk kebutuhan infrastruktur pelabuhan. Proyek tersebut memiliki nilai investasi sebesar Rp. 43.000 miliar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 4 berikut ini. 8
  • 9. Grafik 4 Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Pelabuhan terhadap Nilai Investasi, Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012. Jayapura Port Pelabuhan Merauke Pelabuhan Serui Pelabuhan Timika Adpel Ambon Perpanjangan dermaga … Pembangunan Faspel Laut … Pelabuhan Waren Pelabuhan Morotai Pelabuhan Teminabuan Pelabuhan Bade Pelabuhan Buli Pelabuhan Jailolo Adpel Merauke Pembangunan Faspel Laut … Pelabuhan Tobelo Pembangunan Dermaga … Pelabuhan Kaimana Pelabuhan Labuhan/ Babang Pelabuhan Sarmi Pelabuhan Sarmi Adpel Biak Pelabuhan Nabire Pelabuhan Agats Pelabuhan Saunek Adpel Ternate Pelabuhan Kokas Unit Penyelenggara … Pelabuhan Gebe Pengembangan Pelabuhan di… Pembangunan Dermaga … Pembangunan Dermaga … Pembangunan Baru … 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Selanjutnya adalah infrastruktur jalan. Pada Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk jalan dapat diidentifikasi 11 kegiatan pendukung. Kemudian dari 11 kegiatan pendukung tersebut, kebutuhan investasi yang paling besar adalah Peningkatan Jalan Manokwari – Kebar—Sorong. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 28 persen dari total kebutuhan investasi untuk infrastruktur jalan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 5 di bawah. 9
  • 10. Grafik 5 Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Jalan terhadap Nilai Investasi, Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012. Peningkatan Jalan … Peningkatan Jalan Timika … Penanganan jalan … Penanganan jalan … Peningkatan Jalan Maruni Penanganan Jalan … Peningkatan Jalan Kokas -… Ringroad Pulau Morotai Trans Halmahera/Trans … Trans Halmahera/Trans … Penanganan jalan Daruba … 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% Kebutuhan infrastruktur selanjutnya adalah infrastruktur Energi. Pada Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk energi dapat diidentifikasi 22 kegiatan pendukung. Dari keseluruhan kebutuhan akan infrastruktur energi, kebutuhan investasi yang paling besar adalah Proyek Amoniak Urea di Tangguh. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 57 persen dari total kebutuhan investasi untuk infrastruktur energi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 6 di bawah ini. 10
  • 11. Grafik 6 Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Energi terhadap Nilai Investasi, Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012. Proyek Amoniak Urea di… Pembangunan PLTA di … Pembangkit Listrik di Papua … Pembangkit Listrik di Malut Pembangkit Listrik di Malut Pembangkit Listrik di Papua Pembangunan prasarana air … Pembangunan jaringan … Pembangunan PLTU … Pembangunan PLT Biomasa Pembangunan PLTU 2 … Pengembangan lapangan … Pembangunan PLTU … Pembangunan PLTP Tulehu … Pembangunan PLT biomasa 1 Pembangunan jaringan … Pengembangan Lapangan … Feasibility Study … Pembangunan jaringan … Pembangunan jaringan … Pembangunan … Peningkatan dan… 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Kebutuhan infrastruktur terakhir adalah infrastruktur sumberdaya air. Pada Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk infrastruktur air dapat diidentifikasi 14 kegiatan pendukung. Dari keseluruhan kebutuhan akan infrastruktur sumberdaya air, kebutuhan investasi yang paling besar adalah Pembangunan jaringan backhaul, access/lastmile, NOC, Sub-sistemServiceControl, OSS/BSS, platform aplikasi, pengembangan ekosistem skala nasional maupun unik, perencanaan, optimasi, dan pemasaran, serta pembangunan regionalcenter, supportcenter, dan infrastruktur lain. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 35 persen dari total kebutuhan investasi untuk infrastruktur sumberdaya air. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 7 di bawah ini. 11
  • 12. Grafik 7 Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Air terhadap Nilai Investasi, Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012. Pembangunan jaringan … Pengembangan device bagi … Pembangunan jaringan … Pembangunan pusat … Pembangunan rumah sakit Pembangunan pusat … Pembangunan inf rastruktur … Pembangunan sarana irigasi … Pembangunan baru true … Pembangunan Jaringan … Pembangunan terminal … Pengembangan dan … Pengadaan rangka jembatan … Pelatihan meat cutting plant 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 12
  • 13. Bab Penutup 5 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku meliputi 8 KPI/Sentra Produksi yang tersebar di seluruh pulau Maluku dan Irian Jaya. Dari total KPI/Sentra Produksi ada 7 KPI/Sentra Produksi yang menjadi prioritas perhatian dari Sekretariat KP3EI. Selain kegiatan ekonomi utama yang terdapat di tiap KPI/Sentra Produksi juga telah teridentifikasi kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk kegiatan ekonomi utama. Dari keseluruhan kebutuhan infrastruktur pendukung dapat dikelompokan menjadi delapan kategori yaitu: energi, sumberdaya air, bandara, jalan, dan pelabuhan. Dari seluruh kegiatan ekonomi utama dan kegiatan pendukung yang ada pada Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, bahwa sampai dengan Kuartal III 2012, dari 4 KPI yang telah merealisasikan investasi dan melaksanakan kegiatannya belum ada satupun KPI yang menunjukan peningkatan status perkembangan dan pelaksanaan kinerja kegiatan ekonomi utamanya. Kedua, masih tercatat sekitar 4 KPI atau separuhnya YANG TIDAK ADA PERKEMBANGANNYA SAMA SEKALI, dari ke 4 KPI tersebut memerlukan perhatian khusus diantaranya terkait dengan persoalan infrastruktur pendukung dan regulasi. --ooOOoo— 13