Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Randy Wrihatnolo
Manajemen Media Database Portal Katalog MP3EI versi 2.0 (Portal Katalog) adalah Katalog Proyek-proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dikembangkan oleh Randy R. Wrihatnolo. Portal Katalog MP3EI mempunyai tujuan dasar (1) Mendukung sistem informasi MP3EI; dan (2) Menjawab tantangan proses pemantauan kegiatan yang masif. Bagi rekan-rekan monever yang ingin mempelajari Portal ini secara langsung silakan datang ke kantor kami.
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Randy Wrihatnolo
Manajemen Media Database Portal Katalog MP3EI versi 2.0 (Portal Katalog) adalah Katalog Proyek-proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dikembangkan oleh Randy R. Wrihatnolo. Portal Katalog MP3EI mempunyai tujuan dasar (1) Mendukung sistem informasi MP3EI; dan (2) Menjawab tantangan proses pemantauan kegiatan yang masif. Bagi rekan-rekan monever yang ingin mempelajari Portal ini secara langsung silakan datang ke kantor kami.
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaDr. Zar Rdj
TUJUAN
1. Implementasi kebijakan money follow program;
2. Memperkuat penerapan anggaran berbasis kinerja;
3. Meningkatkan konvergensi program dan kegiatan antar Kementerian/Lembaga
4. Keselarasan rumusan program dan kegiatan antara dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran;
5. Informasi kinerja yang mudah dipahami oleh publik;
6. Mendorong K/L menerapkan value for money dalam proses perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaannya;
7. Sinkronisasi Rumusan Program Belanja K/L dengan Belanja Daerah.
8. Menyelaraskan Visi Misi Presiden, Fokus Pembangunan (arahan Presiden), serta 7 Agenda
9. Pembangunan, Tusi K/L dan Daerah;
10. Rumusan nomenklatur Program, Kegiatan, Keluaran (Output) yang mencerminkan “real work” (konkret)
MANFAAT
1. Adanya hubungan yang jelas antara program, kegiatan, output dan outcome.
2. Meningkatkan Sinergi antar Unit Kerja Eselon I atau antar K/L dalam mencapai sasaran pembangunan.
3. Meningkatkan efisiensi belanja
4. Integrasi Sistem IT perencanaan dan penganggaran.
5. Efisieni organisasi
Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018 Peningkatan peran apip dalam optim...Dr. Zar Rdj
“Marilah kita tingkatkan peran APIP dalam pengawasan penerimaan negara khususnya pajak atas belanja pemerintah dan PNBP serta perlunya koordinasi antar APIP sebagaimana tertuang dalam UndangUndang Nomor 9 Tahun 2018 serta Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2018 sehingga dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan melayani dalam upaya meningkatkan kepercayaan publik” . Menteri Keuangan Sri Mulyani
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaDr. Zar Rdj
TUJUAN
1. Implementasi kebijakan money follow program;
2. Memperkuat penerapan anggaran berbasis kinerja;
3. Meningkatkan konvergensi program dan kegiatan antar Kementerian/Lembaga
4. Keselarasan rumusan program dan kegiatan antara dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran;
5. Informasi kinerja yang mudah dipahami oleh publik;
6. Mendorong K/L menerapkan value for money dalam proses perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaannya;
7. Sinkronisasi Rumusan Program Belanja K/L dengan Belanja Daerah.
8. Menyelaraskan Visi Misi Presiden, Fokus Pembangunan (arahan Presiden), serta 7 Agenda
9. Pembangunan, Tusi K/L dan Daerah;
10. Rumusan nomenklatur Program, Kegiatan, Keluaran (Output) yang mencerminkan “real work” (konkret)
MANFAAT
1. Adanya hubungan yang jelas antara program, kegiatan, output dan outcome.
2. Meningkatkan Sinergi antar Unit Kerja Eselon I atau antar K/L dalam mencapai sasaran pembangunan.
3. Meningkatkan efisiensi belanja
4. Integrasi Sistem IT perencanaan dan penganggaran.
5. Efisieni organisasi
Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018 Peningkatan peran apip dalam optim...Dr. Zar Rdj
“Marilah kita tingkatkan peran APIP dalam pengawasan penerimaan negara khususnya pajak atas belanja pemerintah dan PNBP serta perlunya koordinasi antar APIP sebagaimana tertuang dalam UndangUndang Nomor 9 Tahun 2018 serta Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2018 sehingga dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan melayani dalam upaya meningkatkan kepercayaan publik” . Menteri Keuangan Sri Mulyani
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPRandy Wrihatnolo
Jabatan Fungsional Perencana adalah salah satu jabatan fungsional yang ada dalam tubuh Pegawai Negeri Sipil. Pemangku jabatan ini mempunyai tugas menjalankan dan meningkatkan fungsi perencanaan pembangunan secara kredibel dan profesional sesuai dengan keahlian, kompetensi, dan pengalaman. Sementara itu, menuliskan hasil-hasil penugasan sebagai pemangku Jabatan Fungsional Perencana kadang-kadang memerlukan keterampilan tersediri. Tulisan ini bertujuan memulai terasahnya keterampilan tersebut.
Menulis merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Pengembaraan gagasan dan pikiran ketika menulis merupakan pengalaman luar biasa. Bagaimana cara menuangkan gagasan dan pikiran yang melayang-layang tersebut, kadang-kadang juga memerlukan usaha luar biasa. Namun usaha luar biasa tersebut akan menjadi biasa bila kita mengetahui kiat sederhana menulis. Silakan mencoba.
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan, adalah bagian dari pengembangan ilmu administrasi publik yang meminjam pendekatan manajemen, sistem informasi, teknologi informatika, dan ilmu statistik yang diterapkan di bidang evaluasi kinerja pembangunan.
Teknik Perencanaan Pembangunan membahas tatacara perencanaan pembangunan berbasis kinerja, penyusunan program dan kegiatan, dan penyusunan indikator outcome dan output.
Manajemen Perencanaan Pembangunan membahas konsep, pendekatan, dan aplikasi perencanaan pembangunan berbasis kinerja dan perencanaan pembangunan berbasis proses.
Manajemen Evaluasi Pembangunan, membahas bagaimana tatacara evaluasi kinerja pembangunan dilakukan, sistem evaluasi kinerja, dan dukungan proses dan aplikasi pemantauan pembangunan dalam evaluasi kinerja pembangunan.
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
1. Sekretariat
Komite Percepatan dan
Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia
(KP3EI)
Laporan Serial Pemantauan
Kuartal III Tahun 2012
Pemantauan Perkembangan
Pelaksanaan Kegiatan MP3EI di
Kawasan Perhatian Investasi
Koridor Ekonomi Papua dan
Kepulauan Maluku
Divisi Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
Sekretariat KP3EI
Oktober 2012
1
2. Bab
Pendahuluan 1
Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku terdiri dari Provinsi Papua, Provinsi Papua
Barat, Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara. Tema pembangunan yang diangkat dari
Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku adalah ―Pusat Pengembangan Pangan,
Perikanan, Energi, dan Pertambangan Nasional‖. Fokus kegiatan ekonomi utama Koridor
Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku adalah pertanian pangan - MIFEE (Merauke
Integrated Food & Energy Estate), tembaga, nikel, migas, dan perikanan.
Melalui keunggulan komparatif dan pengembangan prioritas pada sejumlah kegiatan
ekonomi utama dan pengembangan konektivitas di koridor ini, diharapkan mampu
mengatasi permasalahan yang dihadapi di koridor ekonomi ini. Dengan mengembangkan
sektor utama yang menjadi potensi dari koridor ekonomi ini, diharapkan percepatan dan
perluasan perekonomian di koridor ini semakin kuat, sehingga posisi Koridor Ekonomi
Papua dan Kepulauan Maluku mampu memberikan efek positif bagi berkembangnya
koridor ekonomi lain.
Dari beberapa prioritas tersebut, secara umum dapat dilihat kinerja kegiatan ekonomi
utama menurut Kawasan Perhatian Investasi yang merupakan domain dari sentra produksi
(lihat Tabel 1).
Laporan Pemantauan Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan MP3EI Kuartal III Tahun 2012
ini disusun ketika pelaksanaan MP3EI pada tahun 2012 telah memasuki bulan ke-9 di tahun
2012. Laporan ini berisikan perkembangan pencapaian fisik dan realisasi investasi sampai
September 2012. Dalam laporan ini disampaikan pula ulasan tentang kinerja kegiatan
ekonomi utama pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI) serta perkembangan kegiatan
pendukungnya. Kinerja kegiatan dinilai berdasarkan faktor-faktor pendukung di tiap
pelaksanaan kegiatan.
2
3. Bab
Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja
Menurut KPI 2
Dalam Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku, beberapa kegiatan ekonomi utama
teridentifikasi telah dikembangkan di 8 KPI. Dalam setiap KPI tersebut dikembangkan satu
atau lebih kegiatan ekonomi utama. Kegiatan ekonomi utama di koridor ekonomi yang
dilakukan dalam KPI tersebut adalah pertanian pangan - MIFEE (Merauke Integrated Food
& Energy Estate), tembaga, nikel, migas, dan perikanan. Selain itu, dalam KPI-KPI tersebut
dilaksanakan pula beberapa kegiatan pendukung meliputi proyek-proyek infrastruktur
seperti infrastruktur bandara, pelabuhan, kereta api, jalan, energi, sumberdaya air,
telekomunikasi dan logistik.
Sampai dengan bulan September 2012, laporan ini telah mengidentifikasi perkembangan
pelaksanaan kegiatan dan kinerja di tiap KPI. Adapun kegiatan ekonomi strategis di tiap
kawasan yang dapat diinformasikan perkembangan pelaksanaan kegiatan dan kinerja KPI
yang sudah berjalan sampai bulan September 2012.
Terdapat 1 KPI yaitu KPI Merauke (MIFEE) yang perkembangan pencapaian
pelaksanaan kegiatan ekonomi utamanya telah mencapai lebih dari atas 50 persen
dan telah merealisasikan investasinya lebih dari 50 persen juga. Dengan
perkembangan kinerja demikian, maka KPI tersebut dapat diharapkan memberikan
kontribusi yang cukup pada pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya.
Kemudian, untuk KPI lain yaitu: KPI Timika, KPI Halmahera, KPI Teluk Bintuni, KPI
Morotai, KPI Ambon, KPI Manokwari, dan KPI Nabire masih belum menampakan
perkembangan kegiatannya. Untuk lebih jelas perhatikan tabel 1.
3
4. Tabel 1. Kompilasi Hasil Pemantauan Terhadap Perkembangan KPI Per Kuartal III Tahun
2012 (Q3/2012) Menurut Pelaksanaan Kegiatan dan Realisasi Investasi
di Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku.
Kawasan Perhatian Investasi Nilai Komitmen Pencapaian Realisasi Investasi
No Tingkat Kinerja
(KPI) / Sentra Produksi Investasi (Rp. Miliar) Q3/2012 (%) Q3/2012 (%)
1 KPI MERAUKE (MIFEE) 57.679 100% 99% 0,99
2 KPI TIMIKA 160.850 33% 93% 0,31
3 KPI HALMAHERA 125.460 25% 11% 0,03
8 KPI MANOKWARI 784 100% 0% 0,00
4 KPI TELUK BINTUNI 50.000 0% 0% 0,00
5 KPI MOROTAI 30.361 0% 0% 0,00
6 KPI AMBON 2.192 0% 0% 0,00
7 KPI NABIRE 764 0% 0% 0,00
Sementara itu, apabila kinerja pencapaian dan realisasi investasi pada tiap KPI dilihat
secara rangking dan dibandingkan dengan perkembangan pada Kuartal sebelumnya, maka
laporan ini menyimpulkan bahwa secara kinerja KPI sejauh ini belum menunjukan
perkembangan status kinerja pencapaian dan realisasi investasi selama Kuartal III Tahun
2012. Informasi lebih lanjut dari rangking kinerja pencapaian dan realisasi investasi pada
tiap KPI menurut pencapaian dan penyerapan dapat dilihat pada Grafik 1 di bawah.
Grafik 1.
Ranking Kinerja Kegiatan Ekonomi Seluruh KPI Per Kuartal II Tahun 2012 di banding
dengan Ranking Kinerja Kegiatan Ekonomi Seluruh KPI Per Kuartal III Tahun 2012 Menurut
Pelaksanaan Kegiatan dan Realisasi Investasi
di Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku.
KPI MERAUKE
(MIFEE)
KPI TIMIKA
KPI HALMAHERA
KPI MANOKWARI
KPI NABIRE
KPI AMBON
KPI MOROTAI
KPI TELUK
BINTUNI
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50
4
5. Bab
Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja
Menurut Kegiatan-Kegiatan 3
3.1. KPI Merauke
Sektor pertanian pangan – MIFEE (Merauke Integrated Food & Energy Estate) merupakan
kegiatan ekonomi utama di KPI Merauke. Dari kegiatan sektor ini, nilai investasinya
mencapai Rp. 57.679 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan sektor pertanian
pangan – MIFEE (Mereuke Integrated Food & Energy Estate) di KPI Merauke, diperlukan
pengembangan infrastruktur jalan, pelabuhan, bandara, energy dan utilitas air. Nilai
investasi untuk pengembangan infrastruktur pendukungnya mencapai Rp. 14.600 miliar.
Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Merauke yang
berfokus pada sektor pertanian pangan – MIFEE (Mereuke Integrated Food & Energy
Estate) meliputi tiga proyek utama, dan adapun perkembangan status sampai dengan
Kuartal III Tahun 2012 dapat diinformasikan bahwa Proyek Pembangunan dan
pengembangan Klaster Sentra Produksi Pertanian (KSPP I) Jangka Pendek, Penyediaan
modal pemberdayaan masyarakat dan pengembangan investasi, dan Optimalisasi dan
ekstensifikasi lahan pertanian untuk pemberdayaan petani yang mempunyai kontribusi
dalam investasi di KPI Mereuke, yaitu sebesar 99 persen dari total nilai investasi di KPI
Merauke atau senilai Rp 57.255 milliar. Proyek ini secara resmi telah dibangun dan telah
beroperasi. Sedangkan Pembangunan pabrik pupuk organik di Wasur, Serapuh, Tanah
Miring SP VII, Wapeko, Onggaya, Sota, Pengembangan inovasi IPTEK (pembangunan
balai penelitian & pengembangan teknologi pertanian, peternakan & perikanan, tenaga ahli,
pembangunan benih/bibit unggul), Pengadaan peralatan alsintan (traktor, planter, reaper,
power threser, mini combine, pompa air), dan Pembangunan sektor pendukung pendidikan
(kejuruan, Perguruan Tinggi Masamus, Yasanto, BLKT terampil, sarana pendukung BLK,
pelatihan tenaga kerja terampil) sampai saat ini masih belum tervalidasi.
3.2. KPI Timika
Sektor pertambangan tembaga merupakan satu-satunya kegiatan ekonomi utama di KPI
Timika. Dari sektor kegiatann pertambangan tembaga ini, diindikasikan memiliki nilai
investasi mencapai Rp. 160.850 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan sektor
pertambangan tembaga di KPI Timika, diperlukan pengembangan infrastruktur jalan,
pelabuhan dan energi. Nilai investasi untuk pengembangan infrastruktur pendukungnya
mencapai Rp 7.460 miliar.
Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Timika yang
berfokus pada sektor unggulan pertambangan tembaga meliputi tiga proyek utama, dan
adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilihat dalam
grafik 2 di bawah ini.
5
6. Grafik 2
Kinerja Kegiatan Ekonomi Utama KPI Timika, Menurut Proyek,
Kuartal III Tahun 2012.
Penambangan bawah tanah
pada CoW Area Block A di
Mimika (150.000M)
Peleburan dan pemurnian
tembaga di Timika (10.000M) PT
Global Perkasa Investindo
Pembangunan pabrik
pengolahan logam berat (TiO2)
(850M) PT Trimex
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa pada KPI tersebut, untuk
pengembangan kegiatan ekonomi utama yang fokus sektor pertambangan tembaga, yaitu
(1) Penambangan bawah tanah pada CoW Area Block A di Mimika, (2) Peleburan dan
pemurnian tembaga di Timika (10.000M) PT Global Perkasa Investindo, dan (3)
Pembangunan pabrik pengolahan logam berat (TiO2) (850M) PT Trimex. Saat ini, proyek
penambangan bawah tanah pada CoW Area Block A di Mimika yang mempunyai kontribusi
dalam investasi di KPI Timika, yaitu sebesar 93 persen dari total nilai investasi di KPI
Timika atau senilai Rp 150.000 milliar. Proyek ini secara resmi telah dibangun dan telah
groundbreaking, sementara itu dua proyek lain masih berstatus terdaftar.
3.3. KPI Halmahera
Sektor pertambangan nikel dan emas merupakan kegiatan ekonomi utama di KPI
Halmahera. Dari sektor pertambangan nikel dan emas tersebut, nilai investasinya mencapai
Rp. 125.460 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan sektor pertambangan nikel
dan emas di KPI Halmahera, diperlukan pengembangan infrastruktur infrastruktur
pelabuhan, bandara, energy dan utilitas air. Nilai investasi untuk pengembangan
infrastruktur pendukungnya mencapai Rp. 5.770 miliar.
Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Halmahera yang
berfokus pada sektor sektor pertambangan nikel dan emas meliputi empat proyek utama,
dan adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat
diinformasikan bahwa Proyek Pembangunan Pabrik Ferro Nikel Halmahera (termasuk
power plant 275 MW) (14.400M*/ 1.6 miliar USD PT Antam, Lokasi: Halmahera Timur,
Maluku Utara yang berkontribusi dalam investasi di KPI Halmahera mencapai 11 persen
dari total nilai investasi di KPI Halmahera atau senilai Rp 14.400 milliar. Proyek ini secara
resmi masih telah dibangun dan telah groundbreaking. Sementara Penambangan dan
Smelter Nikel dan Kobalt, di Weda, Kab. Halmahera Tengah, Maluku Utara dan
Pembangunan Pabrik Ferro Nikel di Kab. Halmahera Timur, Maluku Utara (48.600M) PT
Weda Bay, Lokasi: Tanjung Ulie, Kecamatan Weda Kab. Halmahera Tengah, (2)
6
7. Pembangunan pengolahan nikel di Halmahera (44.460) Halmahera Ferro-Nickel Project
(Power Plant 400MW) PT. Aquila Nickel Indonesia, Perluasan produksi emas Halmahera,
Kab. Halmahera Utara, Maluku Utara PT Nusa Halmahera sampai saat ini masih berstatus
terdaftar.
3.4. KPI Bintuni
Sektor migas merupakan kegiatan ekonomi utama di KPI Bintuni. Dari kegiatan sektor
migas ini, diindikasikan memiliki nilai investasi Rp. 50.000 miliar. Adapun untuk mendukung
perkembangan sektor pertambangan migas di KPI Bintuni, diperlukan pengembangan
infrastruktur jalan dan pelabuhan. Nilai investasi untuk pengembangan infrastruktur
pendukungnya mencapai Rp 2.820 miliar.
Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Bintuni yang
berfokus pada sektor sektor pertambangan migas hanya ada satu proyek utama, dan
adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat diinformasikan
bahwa Proyek Pembangunan Proyek Gas Tangguh di Teluk Bintuni yang berkontribusi
seluruhnya dalam investasi di KPI Bintuni, yaitu sebesar 100 persen dari total nilai investasi
di KPI Bintuni atau senilai Rp 50.000 milliar. Proyek ini secara resmi masih berstatus
terdaftar.
7
8. Bab
Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja
Menurut Kegiatan Pendukung 4
Bandara merupakan salah satu infrastruktur untuk mendukung kegiatan ekonomi utama di
Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku. Berdasarkan informasi dari data yang
diperoleh, sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilaporkan bahwa untuk kebutuhan
infrastruktur di Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku terdapat 2 kebutuhan
infrastruktur bandara yang teridentifikasi. Untuk kebutuhan infrastruktur terbesar adalah
Rehabilitasi Bandara termasuk Perpanjangan Runway Bandar Udara Morotai dengan
nilai investasi sebesar Rp. 150 miliar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 3 berikut ini.
Grafik 3
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Bandara terhadap Nilai Investasi, Menurut
Proyek, Kuartal III Tahun 2012.
Pembangunan Bandara Bali Utara
Pengembangan Terminal
Penumpang Internasional Bandara
Ngurah Rai-Bali
Pembangunan dan Persiapan
Pengoperasian Bandara
International Lombok
Rehabilitasi Bandara El Tari
Kupang
0% 50% 100%
Infrastruktur berikutnya adalah Pelabuhan. Pada Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan
Maluku, kebutuhan akan infrastruktur pendukung pelabuhan dapat diidentifikasi 34
kegiatan pendukung. Apabila melihat dari informasi yang diterima, kebutuhan infrastruktur
pelabuhan ini merupakan kebutuhan terbanyak di koridor ekonomi ini. Selanjutnya, proyek
Jayapura Port merupakan proyek terbesar untuk kebutuhan infrastruktur pelabuhan. Proyek
tersebut memiliki nilai investasi sebesar Rp. 43.000 miliar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
grafik 4 berikut ini.
8
9. Grafik 4
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Pelabuhan terhadap Nilai Investasi,
Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012.
Jayapura Port
Pelabuhan Merauke
Pelabuhan Serui
Pelabuhan Timika
Adpel Ambon
Perpanjangan dermaga …
Pembangunan Faspel Laut …
Pelabuhan Waren
Pelabuhan Morotai
Pelabuhan Teminabuan
Pelabuhan Bade
Pelabuhan Buli
Pelabuhan Jailolo
Adpel Merauke
Pembangunan Faspel Laut …
Pelabuhan Tobelo
Pembangunan Dermaga …
Pelabuhan Kaimana
Pelabuhan Labuhan/ Babang
Pelabuhan Sarmi
Pelabuhan Sarmi
Adpel Biak
Pelabuhan Nabire
Pelabuhan Agats
Pelabuhan Saunek
Adpel Ternate
Pelabuhan Kokas
Unit Penyelenggara …
Pelabuhan Gebe
Pengembangan Pelabuhan di…
Pembangunan Dermaga …
Pembangunan Dermaga …
Pembangunan Baru …
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%
Selanjutnya adalah infrastruktur jalan. Pada Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan
Maluku, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk jalan dapat diidentifikasi 11
kegiatan pendukung. Kemudian dari 11 kegiatan pendukung tersebut, kebutuhan
investasi yang paling besar adalah Peningkatan Jalan Manokwari – Kebar—Sorong.
Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 28 persen dari total kebutuhan investasi untuk
infrastruktur jalan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 5 di bawah.
9
10. Grafik 5
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Jalan terhadap Nilai Investasi, Menurut
Proyek, Kuartal III Tahun 2012.
Peningkatan Jalan …
Peningkatan Jalan Timika …
Penanganan jalan …
Penanganan jalan …
Peningkatan Jalan Maruni
Penanganan Jalan …
Peningkatan Jalan Kokas -…
Ringroad Pulau Morotai
Trans Halmahera/Trans …
Trans Halmahera/Trans …
Penanganan jalan Daruba …
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%
Kebutuhan infrastruktur selanjutnya adalah infrastruktur Energi. Pada Koridor Ekonomi
Papua dan Kepulauan Maluku, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk energi dapat
diidentifikasi 22 kegiatan pendukung. Dari keseluruhan kebutuhan akan infrastruktur
energi, kebutuhan investasi yang paling besar adalah Proyek Amoniak Urea di Tangguh.
Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 57 persen dari total kebutuhan investasi untuk
infrastruktur energi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 6 di bawah ini.
10
11. Grafik 6
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Energi terhadap Nilai Investasi, Menurut
Proyek, Kuartal III Tahun 2012.
Proyek Amoniak Urea di…
Pembangunan PLTA di …
Pembangkit Listrik di Papua …
Pembangkit Listrik di Malut
Pembangkit Listrik di Malut
Pembangkit Listrik di Papua
Pembangunan prasarana air …
Pembangunan jaringan …
Pembangunan PLTU …
Pembangunan PLT Biomasa
Pembangunan PLTU 2 …
Pengembangan lapangan …
Pembangunan PLTU …
Pembangunan PLTP Tulehu …
Pembangunan PLT biomasa 1
Pembangunan jaringan …
Pengembangan Lapangan …
Feasibility Study …
Pembangunan jaringan …
Pembangunan jaringan …
Pembangunan …
Peningkatan dan…
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Kebutuhan infrastruktur terakhir adalah infrastruktur sumberdaya air. Pada Koridor Ekonomi
Papua dan Kepulauan Maluku, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk infrastruktur
air dapat diidentifikasi 14 kegiatan pendukung. Dari keseluruhan kebutuhan akan
infrastruktur sumberdaya air, kebutuhan investasi yang paling besar adalah Pembangunan
jaringan backhaul, access/lastmile, NOC, Sub-sistemServiceControl, OSS/BSS,
platform aplikasi, pengembangan ekosistem skala nasional maupun unik,
perencanaan, optimasi, dan pemasaran, serta pembangunan regionalcenter,
supportcenter, dan infrastruktur lain. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 35
persen dari total kebutuhan investasi untuk infrastruktur sumberdaya air. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan grafik 7 di bawah ini.
11
12. Grafik 7
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Air terhadap Nilai Investasi, Menurut
Proyek, Kuartal III Tahun 2012.
Pembangunan jaringan …
Pengembangan device bagi …
Pembangunan jaringan …
Pembangunan pusat …
Pembangunan rumah sakit
Pembangunan pusat …
Pembangunan inf rastruktur …
Pembangunan sarana irigasi …
Pembangunan baru true …
Pembangunan Jaringan …
Pembangunan terminal …
Pengembangan dan …
Pengadaan rangka jembatan …
Pelatihan meat cutting plant
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
12
13. Bab
Penutup 5
Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku meliputi 8 KPI/Sentra Produksi yang
tersebar di seluruh pulau Maluku dan Irian Jaya. Dari total KPI/Sentra Produksi ada 7
KPI/Sentra Produksi yang menjadi prioritas perhatian dari Sekretariat KP3EI. Selain
kegiatan ekonomi utama yang terdapat di tiap KPI/Sentra Produksi juga telah teridentifikasi
kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk kegiatan ekonomi utama. Dari keseluruhan
kebutuhan infrastruktur pendukung dapat dikelompokan menjadi delapan kategori yaitu:
energi, sumberdaya air, bandara, jalan, dan pelabuhan.
Dari seluruh kegiatan ekonomi utama dan kegiatan pendukung yang ada pada Koridor
Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, bahwa sampai dengan Kuartal III 2012, dari 4 KPI yang telah
merealisasikan investasi dan melaksanakan kegiatannya belum ada satupun
KPI yang menunjukan peningkatan status perkembangan dan pelaksanaan kinerja
kegiatan ekonomi utamanya.
Kedua, masih tercatat sekitar 4 KPI atau separuhnya YANG TIDAK ADA
PERKEMBANGANNYA SAMA SEKALI, dari ke 4 KPI tersebut memerlukan
perhatian khusus diantaranya terkait dengan persoalan infrastruktur
pendukung dan regulasi.
--ooOOoo—
13