Lapkas

1. Clinical Case :
Pneumothorax
Presented by : Sujono

2. Pneumotoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam
rongga pleura. Dengan adanya udara dalam rongga pleura tersebut,
maka akan menimbulkan penekanan terhadap paru-paru sehingga
paru-paru tidak dapat mengembang dengan maksimal
sebagaimana biasanya ketika bernapas.
Pendahuluan

3. Anatomi

5. Pneumothorax

6. Definisi :
Pneumotoraks adalah suatu
keadaan terdapatnya udara
atau gas di dalam pleura yang
menyebabkan kolapsnya paru
yang terkena

7. Klasifikasi
• Artificial
• Traumatika
• Spontan
Berdasarkan
Terjadinya
• Terbuka (Open)
• Tertutup (Close)
• Tension
Berdasarkan
Fistulanya
• Total
• Partial
Berdasarkan
Derajat Kolaps

8. Berdasarkan Derajat Kolaps
Pneumotoraks parsialis, yaitu pneumotoraks yang
menekan pada sebagian kecil paru (< 50% volume
paru).
Pneumotoraks totalis, yaitu pneumotoraks
yang mengenai sebagian besar paru (> 50%
volume paru).

9. Berdasarkan Fistulanya
Tekanan kavitas pleura <
Tekanan atmosper
Tekanan kavitas pleura =
Tekanan atmosper
Tekanan kavitas pleura >
Tekanan atmosper

10. Berdasarkan Terjadinya

11. • It occurs in young healthy
individuals without underlying
lung disease
• It is due to rupture of apical
sub-pleural bleb or bullae
Primary Spontaneous Pneumothorax
• Smoking
• Tall, Thin male
• Airway Inflammation (distal)
• Structural abnormalities of
bronchial tree
• Genetic Contribution
Predisposing Factors

12. • Tb
• Acute Bacterial Pneumonia
• COPD
• Obstructive Lung Disease
• Fibrosis
• etc
Secondary Spontaneous Pneumothorax
• Primary Lung Carcinoma
• Complication of Chemotherapy
• Connective Tissue Disease
• Scleroderma
• Marfans Syndrome
• Etc
Infection Malignancy
It is seen in pneumothorax with underlying lung disease

13. • Blunt Trauma : with Fracture ribs
• Penetrating Trauma : stab wound or
gun shot injury
Traumatic Pneumothorax
• Positive Pressure Ventilation :
Alveolar rupture  Interstitial
Emphysema  Pneumothorax
• Interventional Procedures :
Biopsy, Thoracocentesis, CVP
Line, Tracheostomy, etc
Accidental Trauma (Non-Iatrogenic) Iatrogenic

14. • Sesak napas, didapatkan pada 80-100%  Seringkali sesak dirasakan
mendadak dan makin lama makin berat. Penderita bernapas tersengal,
pendek-pendek, dengan mulut terbuka.
• Nyeri dada, yang didapatkan pada 75-90% pasien. Nyeri dirasakan tajam pada
sisi yang sakit, terasa berat, tertekan dan terasa lebih nyeri pada gerak
pernapasan.
• Batuk-batuk, yang didapatkan pada 25-35% pasien.
• Denyut jantung meningkat.
• Kulit mungkin tampak sianosis karena kadar oksigen darah yang kurang.
• Tidak menunjukkan gejala (silent) yang terdapat pada 5-10% pasien, biasanya
pada jenis pneumotoraks spontan primer.
Manifestasi Klinis

15. Pemeriksaan Fisik
• Jejas (+), Ketinggalan gerak (+)
Inspeksi
• Fremitus Taktil Menurun
Palpasi
• Hipersonor
Perkusi
• Vesikuler turun/hilang, Normal heart sound
Auskultasi

16. Gambaran Radiologi

17. Udara di dalam apicolateral ruang
pleura
Udara di dalam anteromedial ruang
pleura
Pneumothorax - Erect Pneumothorax - Supine

18. Pneumothorax
Supine
Erect
Deep
Costophrenic sulcus
Small
pneumothorax
Large
pneumothorax
Tension
pneumothorax
Lucent
Cardiophrenic sulcus
Apical lucency
(>2cm in width)
Apical lucency Lung collapse
Sharp Mediastinal
contour
Visceral
pleural line
Visceral
pleural line
Mediastinal
shift
Low flat
diaphragm
Double
diaphragm

19. Visceral Pleural Line

20. Small Pneumothorax

21. Large Pneumothorax

22. Tension Pneumothorax

23. Deep Costophrenic Sulcus

24. Lucent Cardiophrenic Sulcus

25. Sharp Mediastinal Countur

26. Double Diaphragm Sign – Subpulmonic Pneumothorax

27. CT Scan
Pada pemeriksaan CT-scan tension pneumotoraks didapatkan
adanya kolaps paru, udara di rongga pleura, dan deviasi dari
struktur mediastinum.
Pemeriksaan CT-scan lebih sensitif daripada foto toraks pada
pneumotoraks yang kecil walaupun gejala klinisnya masih
belum jelas.
Untuk membedakan pneumotoraks dari
suspek bulla

28. Tension Pneumothorax

29. Subcutaneous
emphysema 4
8
4
8
Small
pneumothorax

30. About the Patient
Case

31. Patient Medical History
❏ Name : Tn. Sy. S
❏ Age: 75 y.o
❏ Gender: Male
❏ BPJS
Batuk
• 1 bulan
• Batuk dirasakan jika terkena paparan asap
• Tidak berdahak, tidak ada darah
Keluhan Lain
• Tidak ada demam
• Tidak ada sesak
• Tidak ada nyeri dada
Riwayat Penyakit
• Riwayat Merokok ada
• Riwayat Trauma disangkal
• Riwayat Hipertensi ada
• Riwayat DM disangkal

32. 1. Identitas pasien sesuai
2. Hiperinflasi
3. Proyeksi PA
4. Orientasi : terdapat penanda di kanan
5. Penetrasi : Over exposure
1. Jaringan lunak dalam batas normal
2. Tulang intak
3. Sudut costofrenikus kanan dan kiri lancip
4. Diafragma kanan dan kiri licin, kanan lebih tinggi dari kiri
5. Trakea di tengah, deviasi sulit dinilai
6. CTR <50%
7. Hillus dalam batas normal
8. Tampak sebaran infiltrat di perihiler sinistra
9. Tampak area lusensi tanpa corakan paru di hemithoraks dekstra
aspek superior , pleural white line (+) dengan kolaps paru dekstra
Kesan :
1. Pneumothoraks desktra disertai kontusio pulmo
2. Bronkopneumonia
3. Cor dalam batas normal

33. Discussion

34. Pneumotoraks dapat terjadi baik secara spontan maupun
trauma, untuk gejala dan manifestasi klinis yang
ditimbulkan pada dasarnya sama diantara keduanya,
kemudian dilihat kembali dari fistul yang dihasilkan pada
pneumotoraks apakah open, simple atau tension
pneumotoraks dikarenakan akan menyebabkan derajat kinis
yang berbeda.
Pembahasan

35. Pembahasan
 Garis pleura viseralis tampak putih lurus atau cembung terhadap dinding dada
dan terpisah dari garis pleura parietalis. Celah antara kedua garis pleura tersebut
tampak lusen karena berisi kumpulan udara dan tidak didapatkan corakan
vaskuler pada daerah tersebut.
 Pleura viseral berbentuk konveks terhadap dinding dada.
 Perdorongan pada jantung misalnya pada pneumotoraks ventil ke arah yang
sehat.
 Adanya tanda “deep sulcus sign” di sudut kostofrenikus pada posisi supinasi.
 Adanya gambaran hipodens antara paru dengan dinding dada pada pemeriksaan
CT scan.
Gambaran X-Ray untuk pneumothorax

36. Pembahasan
Pada kasus ini, seorang laki-laki berusia 75 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan
batuk sejak kurang lebih 1 bulan SMRS. Dari anamnesis, ditemukan batuk dirasakan terus-menerus
dan memberat dikarenakan asap yang muncul, batuk dirasakan kering tidak berdahak, darah tidak
ada, keluhan disertai dengan demam (-), sesak (-), nyeri dada (+) saat batuk Riwayat trauma (-) ,
riwayat merokok (+), riwayat hipertensi (+), riwayat DM (-).
Pada pemeriksaan fisik pasien tidak dilakukan dan dari hasil rontgen thorax yang dilakukan tampak
gambaran area lusensi tanpa corakan paru di hemitoraks dekstra aspek superior, pleural whita line
(+), dan tampak infiltrate di perihilar sinistra sehingga didapatkan kesan Pneumotoraks dekstra
disetai dengan kolaps pulmo dan Bronkopneumonia serta pada pengukuran luas pneumotoraks
didapatkan ukuran 6,54 cm (>2 cm) sehingga masuk ke dalam klasifikasi large pneumotoraks

37. Conclusions
Tn. Sy. S, usia 75 tahun mengalami
Pneumothotaks Dekstra jenis
Spontan Primer

38. Sangkyu 