SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM
UJI IMPAK
Disusun oleh:
Zainun Walit (201910120311214)
Muhammad Sasmito (201910120311216)
Mohammad Fariz Maulana (201910120311217)
Canggih hari yubaqi (201910120311222)
Mohammad Faqih Maulana (201910120311223)
LABORATORIUM TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah logam memiliki beberapa sifat yakni sifat fisik, mekanik, teknologi, dan
kimia. Salah satu yang memiliki nilai krusial pada sebuah industri utamanya sebagai
faktor yang mendasari dalam suatu perancangan adalah sifat mekanik. Sifat mekanik
didefinisikan sebagai ukuran kemampuan bahan untuk membawa atau menahangaya atau
tegangan. Pada saat menahan beban, atom-atom atau struktur molekul berada dalam
kesetimbangan. Gaya ikatan pada struktur menahan setiap usaha untuk mengganggu
kesetimbangan ini, misalnya gaya luar atau beban. Sifat mekanik ini terdiri dari keuletan,
kekerasan, kekuatan, dan ketangguhan.
Dengan sifat pada masing-masing material berbeda, maka banyak metode untuk
menguji sifat apa sajakah yang dimiliki oleh suatu material dan untuk mengetahui sifat
mekanik tersebut salah metode pengujiannya adalah dengan melakukakan pengujian
impak. Metode pengujian untuk ketangguhan dapat dilakukan dengan metode charpy
atau izod. Metode yang dipilih disesuaikan dengan standar pengujian yang dipakai.
Metode charpy banyak dilakukan di Amerika Serikat, sedangkan metode izzod banyak
dilakukan di Eropa. Dengan mengetahui sifat suatu material melalui pengujian, maka
dapat meminimalisir resiko kegagalan fungsi dari produk yang diciptakan dari material
tersebut. Keuletan material dapat diketahui apabila terjadi perpatahan. Ada dua golongan
patahan yaitu patah getas danpatah ulet. Maka daripada itu, praktikum pengujian impak
ini sangat diperlukan oleh mahasiswa agar mengetahui cara melakukan pengujian
keuletan material dan mengetahui cara melakukan perhitungan tingkat keuletan material
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana temperature transisi perilaku kegetasan sebuah material
2. Bagaimana karakteristik permukaan patahan (fractografi) sampel impak yang di uji
pada berbagai temperatur
1.3 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui temperature transisi perilaku kegetasan sebuah material
2. Untuk menganalisis permukaan patahan (fractografi) sampel impak yang diuji pada
berbagai temperature
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Suatu sifat material mekanik yang muncul sebagai respon terhadap gaya
impak disebut sebagai ketangguhan. Adapun ketangguhan sendiri disefinisikan
sebagai ukuran besarnya penyerapan energi yang diperlukan untuk mematahkan
logam. Ketangguhan suatu material sangat dipengaruhi oleh kekuatan dan keuletan
material tersebut.
Pengujian Impak merupakan pengujian yang mengukur ketahanan bahan
tersebut terhadap beban kejut. Inilah yang membedakan pengujian impak dengan
pengujian tarik dan kekerasan dimana pembebanan dilakukan secara perlahanlahan.
Pengujian impak merupakan suatu upaya untuk mensimulasikan kondisioperasi
material yang sering ditemui dalam perlengkapan konstruksi dantreansportasi dimana
beban tidak selamanya terjadi secara perlahanlahanmelainkan dating secara tiba-tiba,
contoh deformasi pada bumper mobil padasaat kecelakaan. Dasar pengujian impak
ini adalah penyerapan energi potensial dari pendulum beban yang berayun dari suatu
ketinggian tertentu dan menumbukbenda uji sehingga benda uji mengalami deformasi
maksimum hinggamengakibatkan perpatahan. Pada pengujian impak ini banyaknya
energy yang diserap oleh bahan untuk terjadinya perpatahan merupakan ukuran
ketahanan impak atau ketangguhan bahan tersebut. Suatu material dikatakan tangguh
bila memiliki kemampuan menyerap beban kejut yang besar tanpa mengalami retak
atau deformasi dengan mudah.
Pada pengujian impak, energi yang diserap oleh benda uji biasanya dinyatakan
dalam satuan joule dan dibaca langsung pada skala (dial) petunjuk yang telah
dikalibrasi yang terdapat pada mesin penguji.
2.2 Metode Pengujian Impak
Secara umum, pengujian impak dilakukan untuk mengetahui ketangguhan baja yaitu
pengujian dengan metode Charpy yang banyak di gunakan di Amerika Serikat dan
Izod yang lazim digunakan di Inggris dan Eropa, mengikuti Standar ASTM E23.
1. Metoda Charpy
Metoda Charpy menggunakan batang impak biasa, biasa digunakan di Amerika
Serikat. Benda uji Charpy mempunyai luas penampang lintang bujursangkar (10 x
10 mm) dan mengandung takik V-45o , dengan jari-jari dasar 0,25 mm dan
kedalaman + 2 mm. Benda uji diletakan pada tumpuan dalam posisi mendatar dan
bagian yang tak bertakik diberi beban impak dengan ayunan bandul (kecepatan
impak sekitar 16 ft/detik). Benda uji akan melengkung dan patah padalaju
regangan yang tinggi, kira-kira 103 detik-1
Gambar 2.1 Peletakan spesimen berdasarkan metode charpy.
2. Metode Izod
Metode izod menggunakan batang impak kontiveler. Benda uji izod lazim
digunakan di Inggris, namun saat ini jarang digunakan. Benda uji izod
mempunyai 4 penampang lintang bujur sangkar atau lingkaran dan bertakik V di
dekat ujung yang dijepit.
Gambar 2.2 Peletakan spesimen berdasarkan metode izod.
2.3 Mesin Uji Impak
Mesin uji impact adalah mesin uji untuk mengetahui harga impak suatu beban
yang diakibatkan oleh gaya kejut pada bahan uji tersebut. tipe dan bentuk
konstruksi mesin uji bentur beraneka ragam, yaitu mulai dari jenis konvensional
sampai dengan sistemdigital yang lebih maju. Dalam pembebanan statis dapat
juga terjadi laju deformasi yang tinggi kalau bahan diberi takikan. Semakin
tajam takikan, maka akan semakin besar deformasi yang terkonsentrasikan pada
takikan, yang memungkinkan peningkatan laju regangan beberapa kali lipat.
Patah getas menjadi permasalahan penting pada baja dan besi. Pengujian impact
dipergunakan untuk menentukan kualitas bahan. Benda uji takikan berbentuk V
yang mempunyai keadaan takikan 2 mm banyak dipakai. Mesin uji impact
charpydapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini
Gambar 2.3 Mesin Uji Charpy
Apabila pendulum dengan berat G dan pada kedudukan h1 dilepaskan,maka akan
mengayun sampai kedudukan posisi akhir 4 pada ketinggian h2 yang juga hampir
sama dengan tinggi semula (h1), dimana pendulum mengayun bebas. Pada mesin uji
yang baik, skala akan menunjukkan usaha lebih dari 0,05 kilogram meter (kg m)
pada saat pendulum mencapai kedudukan 4. Apabila batang uji dipasang pada
kedudukannya dan pendulum dilepaskan, maka pendulum akan memukul batang uji
dan selanjutnya pendulum akan mengayun sampai kedudukan 3 pada ketinggian h2.
Usaha yang dilakukan pendulum waktu memukul benda uji atau usaha yang diserap
benda uji sampai patah dapat diketahui melalui rumus sebagai berikut:
Keterangan :
W1 = usaha yang dilakukan (kg m)
G = berat pendulum (kg)
h1 = jarak awal antara pendulum dengan benda uji (m)
λ = jarak lengan pengayun (m)
cos λ = sudut posisi awal pendulum
Sedangkan sisa usaha setelah mematahkan benda uji dapat diketahui
melalui rumus sebagai berikut:
Keterangan :
W2 = sisa usaha setelah mematahkan benda uji (kg m)
G = berat pendulum (kg)
h2 = jarak akhir antara pendulum dengan benda uji (m)
λ = jarak lengan pengayun (m)
cos β = sudut posisi akhir pendulum
Besarnya usaha yang diperlukan untuk memukul patah benda uji dapat
diketahui melalui rumus sebagai berikut :
Keterangan :
W = usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (kg m)
W1= usaha yang dilakukan (kg m)
W2= sisa usaha setelah mematahkan benda uji (kg m)
G = berat pendulum (kg)
Λ = jarak lengan pengayun (m)
cos λ= sudut posisi awal pendulum
cos β= sudut posisi akhir pendulum
Pengujian yang dilakukan dengan metode Charpyakan menghasilkan harga
impak yang lebih valid dibandingkan bila dilakukan dengan metode Izod, karena
energi yang diserap penyangga tidak terlalu besar sehingga tidak banyak
mempengaruhi harga impak. Praktikum ini menggunakan spesimen Charpy dengan
takikan V.Selain harga impak, pengujian ini juga dapat menentukan nilai temperatur
transisi. Temperatur transisi adalah jangkauan temperatur dimana suatu material
mengalami perubahan jenis patahan dari ulet menjadi getas. Temperatur transisi
ditentukan dengan banyak cara. Pertama FATT (Fracture Appearance Transition
Temperature), yaitu temperatur dimana permukaan patahan 50% getas dan 50% ulet.
Kedua memperhatikan nilai FTP (Fracture Transiton Plastic) dan NDT (Nil Ductile
Temperature). FTP adalah temperatur dimana suatu patahan dari ulet sempurna
menjadi getas. Sedang NDT adalah temperatur saat tidak ada lagi deformasi plastis
lagi yang terjadi sehingga suatu material langsung mengalami patah getas. Jangkauan
temperatur antara FTP dan NDT inilah yang disebut dengan temperatur transisi.
Prinsip pengujian impak ini adalah menghitung energi yang diberikan beban dan
menghitung energi yang diserap oleh spesimen.
Saat beban dinaikkan pada ketinggian tertentu, beban memiliki enegi potensial,
kemudian saat menumbuk spesimen energi kinetik mencapai maksimum. Energi
yang diserap spesimen akan menyebabkan spesimen mengalami kegagalan. Bentuk
kegagalan itu tergantung pada jenis materialnya, apakah patah getas atau patah ulet.
Dengan membuat variasi perubahan temperatur, maka dilihat bentuk patahan dan
energi yang diserap oleh spesimen, lalu dibuat suatu kurva yang menghubungkan
antara temperatur dan energi yang diserapnya. Selain mendapat kurva energi yang
diserap-temperatur, dari praktikum ini juga bisa mendapat Harga Impak. Harga
Impak (HI) didapat dengan rumus
Keterangan :
HI = harga impak (joule/mm2)
E = energi impak (joule )
A = luas penampang ( mm2 )
2.4 Jenis Perpatahan Impak
Secara umum sebagaimana analisis perpatahan pada benda hasiluji tarik maka
perpatahan impak digolongkan menjadi 3 jenis perpatahan, yaitu :
 Perpatahan berserat (fibrousfracture),yang melibatkan mekanismepergeseran
bidang-bidang Kristal di dalam material / logam (logam) yang ulet (ductile).
 Perpatahan granular / kristalin,yang dihasilkan oleh mekanisme pembelahan
cleavage pada butir-butir dari material / logam (logam) yangrapuh (brittle).
 Perpatahan campuran,merupakan kombinasi kedua jenis perpatahan diatas.
Informasi lain yang dapat diperoleh dari pengujian impak adalahtemperatur
transisi bahan.Temperaturtransisiadalah temperatur yangmenunjukkan transisi
perubahan jenis temperature yang berbeda-beda makaakan terlihat bahwa pada
temperature tinggi material akan bersifat ulet(ductile). Sedangkan pada temperatur
rendah material akan bersifat rapuh ataugetas (brittle). Fenomena ini berkaitan
dengan vibrasi atom-atom bahan padatemperature yang berbeda dimana pada
temperature kamar vibrasi itu beradadalam kondisi kesetimbangan dan selanjutnya
akan menjadi tinggi bilatemperature dinaikkan (ingatlah bahwa energy panas
merupakan suatu drivingforce terhadap pergerakkan partikelatom bahan). Vibrasi
atom inilah yangberperan sebagai suatu penghalang (obstacle) terhadap pergerakan
dislokasipada saat terjadi deformasi kejut/impak dari luar.
Dengan semakin tinggi vibrasi itu maka pergerakan disklokasi menjadirelatif sulit
sehingga dibutuhkan energy yang lebih besar untuk mematahkanbenda uji.
Sebaliknya pada temperature dibawah 0 derajat celcius, vibrasi atomrelatif sedikit
sehingga pada saat bahan dideformasi pergerakan dislokasimenjadi lebih mudah dan
benda uji menjadi lebih mudah dipatahkan denganenergy yang relative lebih rendah.
Informasi mengenai temperature transisimenjadi demikian penting bila suatu material
akan didesain untuk aplikasi yangmelibatkan rentang temperature yag besar,
misalnya dari temperature dibawah 0 derajat celcius hingga temperature tinggi diatas
100 derajat celcius. Contoh system penukar panas (hetaexchanger). Hamper semua
logam berkekuatanrendah dengan struktur Kristal F seperti tembaga dan alumunium
bersifat uletpada semua temperature sementara bahan dengan kekuatan luluh yang
tinggibersifat rapuh.Bahan keramik, polimer dan logam-logam BCC dengan
kekuatan luluhyang rendah dan sedang memiliki transisi rapuh-ulet bila temperature
dinaikkan.Ha,pir semua baja karbon yang dipakai jembatan, kapal, jaringan pipa
dansebagainya bersifat rapuh pada temperature rendah. Gambar di bawah
inimemberikan ilustrasi efek temperature terhadap ketangguhan impak
beberapabahan
Gambar 2.4 Ilustrasi efek temperature terhadap ketangguhan impak beberapa bahan
2.5 Kegagalan Material Pada Pengujian Impak
Faktor yang mempengaruhi kegagalan material pada pengujian impak antara lain
ialah sebagai berikut:
1. Notch
Notch pada material akan menyebabkan terjadinya konsentrasi tegangan pada
daerah yang lancip sehingga material lebih mudah patah. Selain itu notch juga
akan menimbulkan triaxial stress. Triaxial stress ini sangat berbahaya karena tidak
akan terjadi deformasi plastis dna menyebabkan material menjadi getas. Sehingga
tidak ada tanda-tanda bahwa material akan mengalami kegagalan.
2. Temperatur
Pada temperatur tinggi material akan getas karena pengaruh vibrasi elektronnya
yang semakin rendah, begitupun sebaliknya.
3. Strain rate
Jika pembebanan diberikan pada strain rate yang biasa-biasa saja, maka material
akan sempat mengalami deformasi plastis, karena pergerakan atomnya
(dislokasi). Dislokasi akan bergerak menuju ke batas butir lalu kemudian patah.
Namun pada uji impak, strain rate yang diberikan sangat tinggi sehingga dislokasi
tidak sempat bergerak apalagi terjadi deformasi plastis,sehingga material akan
mengalami patah transgranular dengan struktur patahan ditengah-tengah atom
atau bagian bulan di batas butir karena dislokasi tidak sempat gerak ke batas butir
Pada baja dan aluminium terdapat perbedaan harga impak. Harga impak baja lebih
tinggi daripada aluminium menunjukkan bahwa ketangguhan baja lebih tinggi jika
dibandingkan dengan aluminium. Selain temperatur, hal lain yang mempengaruhi harga
impak suatu material adalah kadar karbonnya. Material yang memiliki kadar karbon
yang tinggi akan lebih getas. Hal ini akan mempengaruhi harga impaknya dan
temperature transisi. Material yang memiliki kadar karbon tinggi akan memiliki
temperatur transisi yang lebih panjang jika dibandingkan dengan material yang
memiliki kadar karbon rendah. Temperatur transisi yang berbeda-beda ini akan
mempengaruhi ketahanan material terhadap perubahan suhu. Material yang memiliki
temperatur transisi rendah maka material tersebut tidak akan tehan terhadap perubahan
suhu. Beberapa bahan dapat tiba-tiba menjadi getas dan patah karena perubahan
temperatur dan laju regangan, walaupun pada dasarnya logam tersebut liat. Gejala ini
biasa disebut transisi liat getas yang merupakan halpenting ditinjau dari penggunaan
praktis bahan. Patahan patah getas bersifat getas sempurna, yaitu tanpa adanya
deformasi plastis sama sekali, jadi berbeda dengan bidang slip biasa, patah terjadi pada
bidang kristalografi spesifik pada bidang pecahan. Permukaan patah dari bidang
pecahan mempunyai kilapan yang menunjukkan pola chevron secara makrokospik pada
arah yang menuju titik permulaan patah. Berikut adalah gambar ilustrasi dari patahan
yang terjadi pada benda uji impak
Gambar 2.5 ilustrasi dari patahan yang terjadi pada benda uji impak
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Model Obyek Praktikum
a = Tinggi sampel dibawah takik (mm)
b = Lebar sampel (mm)
A = Luas penampang di bawah takik = a x b (mm2
)
3.2 Peralatan dan Material
1. Impact testing machine JB-300
2. Caliper atau micrometer
3. Sampel uji impak besi fir (5 buah)
3.3 Prosedur Pengujian
1. Sebelum pengujian, mesin uji harus diperiksa apakah mesin dalam keadaan normal.
2. persiapkan sampel uji yang sudah dibentuk takiknya, sesuai dengan ukuran yang
telah diinginkan.
3. Dengan mengunakan Caliper/Mikrometer lakukan pengukuran luas area di bawah
takik dari sampel-sampel uji anda.Catatlah hasil pengukuran anda di dalam lembar
data.
4. Persiapkan sampel uji yang sudah dibentuk takiknya, sesuai dengan ukuran yang
telah diinginkan.
5. Ujilah satu demi satu sampel pada temperature ruang ±25o
C (T)
•Pastikan jarum skala berwarna merah sebagai penunjuk harga impak material
berada pada posisi nol (nilai terbesar dari pendulum yang digunakan).
•Letakkan benda uji pada tempatnya dengan takik membelakangi arah datangnya
pendulum. Pastikan benda uji tepat berada di tengah.
•Bila benda uji telah siap, tariklah pendulum sesuai sudut yang telah ditentukan.
•Berhati-hatilah, jangan berdiri pada garis ayunan gaya pendulum. Bersiaplah
melakukan pengujian pada posisi disamping alat uji.
•Lepaskan pendulum sehingga pendulum berayun dan menumbuk benda uji.
•Lakukan pengereman dengan menarik tuas rem sehingga ayunan pendulum dapat
dikurangi.
•Bacalah nilai energi yang diserap yang ditunjukkan oleh jarum merah pada skala
yang sesuai (300 Joule). Kemudian data dicatat pada lembar kerja. Hitung harga
impakmaterial dengan rumus dasar.
•Ambil benda uji dan amatilah permukaan patahannya di bawah stereoscan
macroscope. Buat sketsa patahannya di dalam lembar data anda. Ukurlah luas
area getas dan uletdari masing-masing sampel uji. Nyatakan dalam presentase
terhadap luas area total di bawah takik.
•Ulangi pengujian ntuk sampel-sampel lain. Tingkat kehati-hatian lebih tinggi
diperlukan
3.4 Data Pengujian
No. T (C) a (mm) b (mm2) A (mm2) E (Joule) HI (Joule/mm2)
1 25 3.1 7.8 24.18 28 1.15
2 25 3 7.8 23.4 38 1.62
3 25 3 7.8 23.4 40 1.7
4 25 3.1 7.8 24.18 42 1.73
5 25 3.1 7.8 24.18 49 2.02
Total 15.3 39 120.58 197 8.22
Rata-rata 3.06 7.8 24.116 39.4 1.644
3.5 Bentuk Patahan
1 2 3 4 5
Getas Getas Getas Getas Getas
BAB IV
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengolahan Data
No
T
(oC)
a
(mm)
b
(mm)
A
(mm2)
E
(Joule)
HI
(Joule/mm2)
(HI-HIavg) (HI-HIavg)2
1 ±25 3.1 7.8 24.18 28 1.15 -0.144 0.020736
2 ±25 3 7.8 23.4 38 1.62
-0.024 0.000576
3 ±25 3 7.8 23.4 40 1.7 0.056 0.003136
4 ±25 3.1 7.8 24.18 42 1.73 0.086 0.007396
5 ±25 3.1 7.8 24.18 49 2.02
0.376
0.141376
Total 15.3 39 120.58 197 8.22
0.35
0.17322
Rata-rata 3.06 7.8 24.116 39.4 1.644 0.07 0.034644
4.1.1 Luas penampang(A)
1. A = a x b = 3.1 x 7.8 = 24.18 mm2
2. A = a x b = 3 x 7.8 = 23.4 mm2
3. A = a x b = 3 x 7.8 = 23.4 mm2
4. A = a x b = 3.1 x 7.8 = 24.18 mm2
5. A = a x b = 3.1 x 7.8 = 24.18 mm2
4.1.2 Harga impact (HI)
1. 𝐻𝐼 = 𝐸/𝐴 = 28/24.18 = 1.15 Joule/mm2
2. 𝐻𝐼 = 𝐸/𝐴 = 38/23.4 = 1.62 Joule/mm2
3. 𝐻𝐼 = 𝐸/𝐴 = 40/23.4 = 1.7 Joule/mm2
4. 𝐻𝐼 = 𝐸/𝐴 = 42/24.18 = 1.73 Joule/mm2
5. 𝐻𝐼 = 𝐸/𝐴 = 49/24.18 = 2.02 Joule/mm2
4.1.3 Harga Rata-Rata Impact (HIavg)
𝐻𝐼𝑎𝑣𝑔 = ∑𝐻𝐼 / 𝑛 = 8.22 / 5 = 1.644
4.1.4 Standart Deviasi (SD)
𝑆𝐷 = √∑(HI − 𝐻𝐼𝑎𝑣𝑔)2
/ 𝑛 = √0.17322 / 5 = 0.186128
4.1.5 Kegagalan Relatif (KR)
𝐾𝑅 = 𝑆𝐷 × 100% = 0.186128 × 100% = 11.321 %
𝐻𝐼𝑎𝑣𝑔 1.644
4.1.6 Keseksamaan (K)
𝐾 = 100% − 𝐾𝑅 = 100% − 11.321 % = 88.679 %
4.1.7 Hasil Pengukuran (HP)
𝐻𝑃 = 𝐻𝐼𝑎𝑣𝑔 ± 𝑆𝐷𝑎𝑣𝑔 = 1.644 ± 0.186128
4.2 Pembahasan
Berdasarkan teori diketahui bahwa hubungan antara Harga Impact (HI) dengan luas
penampang (A) adalah berbanding terbalik dimana semakin besar luas permukaan benda
uji maka harga impact atau energy yang diserap akan semakin kecil. Dapat diamati
bahwa pada data grafik di atas dimana tidak menunjukkan hasil yang sesuai teori yang
telah ada, sehingga kami menyimpulkan bahwa banyak terjadi kesalahan pada praktikum
ini.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan, mampu ditarik kesimpulan bahwa bahwa hubungan
antara Harga Impact (HI) dengan luas penampang (A) adalah berbanding terbalik dimana
semakin besar luas permukaan benda uji maka harga impact atau energy yang diserap
akan semakin kecil
5.2 Saran 1.
1.Kepada petugas laboratorium supaya lebih menjelaskan tujuan dari praktikum, supaya
mahasiswa bisa lebih paham lagi dan tentang apa yang dilakukan selama praktikum
berlangsung.
2.Peralatan yang digunakan praktikum seharusnya dilakukan pembaruan maupun
perawatan secara berkala dengan baik dan benar, sehingga mampu menghasilkan data
yang valid.
Daftar Pustaka
Modul Praktikum Destructive Test. 2011. Depok : Laboratorium Metalografi dan HST
Departemen Metalurgi dan Material FTUI.
Callister, William D. 2007.Materials Science and Engineering:an Introduction.New
York: John Wiley & Sons, Inc
Dieter George E, University Of Maryland, 1987, ” Metalurgi mekanik ”, Halaman
91-117, Edisi ketiga, Jilid 1, Jakarta, Erlangga, 1042.
Lakhtin, Y., (1968), “ Engineering Physical Metallurgy “, MIR Published, Moscow.
Tim laboratorium metalurgi. 2012. ”Buku panduan praktikum Laboratorium
Metalurgi II”
Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Cilegon
http://danidwikw.wordpress.com/2010/12/17/pengujian-impak-dan- fenomena-
perpatahan/. Diakses pada tanggal 26 Juni 2022
Ismail, 2012. “Rancang Bangun Mesin Uji Impak Charpy”.
http://eprints.undip.ac.id/38886/1/Alat_Uji_Impak_Charpy.pdf . Diakses pada
tanggal 26 Juni 2022.
Ramdaniawati, D.2012. “Laporan Praktikum Praktikum Pengujian Material”.
https://docplayer.info/55387865-Laporan-praktikum-praktikum-pengujian-
material-modul-3-pengujian-impak-deliana-ramdaniawati-kelompok- 7.html .
Diakses pada tanggal 26 Juni 2022.

More Related Content

What's hot

Material teknik dan proses
Material teknik dan prosesMaterial teknik dan proses
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Dewi Izza
 
02. apa itu annealing
02. apa itu annealing02. apa itu annealing
02. apa itu annealing
Apri Nurrohmat
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Rumah Belajar
 
Laporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasanLaporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasan
ArdHian Milanisti
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Abdul Ghofur
 
Uji tarik
Uji tarikUji tarik
Uji tarik
alainbagus
 
Laporan Resmi Praktikum Tensile Test
Laporan Resmi Praktikum Tensile TestLaporan Resmi Praktikum Tensile Test
Laporan Resmi Praktikum Tensile Test
RichoOdys
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
syamsul huda
 
Ilmu Bahan
Ilmu BahanIlmu Bahan
Ilmu Bahan
tanalialayubi
 
Tugas pengujian material
Tugas pengujian materialTugas pengujian material
Tugas pengujian material
RachmadiAdy Hatedeui
 
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariaplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
Institute techologi bandung
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
ichsan_madya
 
Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.Vendi Supendi
 
Proses pengerolan
Proses pengerolanProses pengerolan
Proses pengerolan
Rissa Deshanty
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
Rumah Belajar
 
Laporan pelengkungan batang
Laporan pelengkungan batangLaporan pelengkungan batang
Laporan pelengkungan batang
dedeknurhuda
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Rezki Amaliah
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
KeinLeyn
 

What's hot (20)

Material teknik dan proses
Material teknik dan prosesMaterial teknik dan proses
Material teknik dan proses
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
02. apa itu annealing
02. apa itu annealing02. apa itu annealing
02. apa itu annealing
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1
 
Laporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasanLaporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasan
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
Uji tarik
Uji tarikUji tarik
Uji tarik
 
Laporan Resmi Praktikum Tensile Test
Laporan Resmi Praktikum Tensile TestLaporan Resmi Praktikum Tensile Test
Laporan Resmi Praktikum Tensile Test
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
 
Ilmu Bahan
Ilmu BahanIlmu Bahan
Ilmu Bahan
 
Tugas pengujian material
Tugas pengujian materialTugas pengujian material
Tugas pengujian material
 
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariaplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
 
Rumus hardness test
Rumus hardness testRumus hardness test
Rumus hardness test
 
Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.
 
Proses pengerolan
Proses pengerolanProses pengerolan
Proses pengerolan
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
Laporan pelengkungan batang
Laporan pelengkungan batangLaporan pelengkungan batang
Laporan pelengkungan batang
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
 

Similar to LAPORAN IMPAK.docx

Laporan awal uji impak kalih
Laporan awal uji impak kalihLaporan awal uji impak kalih
Laporan awal uji impak kalihKalih Rizki
 
Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012
Feby Aulia
 
Isi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarikIsi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarik
Sylvester Saragih
 
Sifat material1
Sifat material1Sifat material1
Sifat material1
Indra Septiawan
 
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptx
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptxPPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptx
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptx
FahrezaSitompul
 
Point load
Point loadPoint load
Laporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanLaporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahan
Tri Lestari
 
Laporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikLaporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarik
Badrul Qomar
 
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Michael Kenny
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
umammuhammad27
 
Pengenalan Bahan
Pengenalan BahanPengenalan Bahan
Pengenalan Bahan
Hanny Kruisdiarti
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikkaatteell
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus youngITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus youngFransiska Puteri
 
Pengujian impak dan fenomena
Pengujian impak dan fenomenaPengujian impak dan fenomena
Pengujian impak dan fenomenaaambrey
 
Mechanical Properties, measurements, hardness, toughness
Mechanical Properties, measurements, hardness, toughnessMechanical Properties, measurements, hardness, toughness
Mechanical Properties, measurements, hardness, toughness
Islahun Nihayah
 
3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf
RismanYusuf1
 
Pengetahuan Material Kel 4.pptx
Pengetahuan Material Kel 4.pptxPengetahuan Material Kel 4.pptx
Pengetahuan Material Kel 4.pptx
FarhanHidayat32
 
D047268825
D047268825D047268825
D047268825
nanangrahmatteknik
 
Bahan ajar fisika elastisitas
Bahan ajar fisika elastisitasBahan ajar fisika elastisitas
Bahan ajar fisika elastisitas
eli priyatna laidan
 

Similar to LAPORAN IMPAK.docx (20)

Laporan awal uji impak kalih
Laporan awal uji impak kalihLaporan awal uji impak kalih
Laporan awal uji impak kalih
 
Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012
 
Isi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarikIsi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarik
 
Sifat material1
Sifat material1Sifat material1
Sifat material1
 
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptx
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptxPPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptx
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptx
 
Point load
Point loadPoint load
Point load
 
Laporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanLaporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahan
 
Laporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikLaporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarik
 
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
 
Pengbang redesain
Pengbang redesainPengbang redesain
Pengbang redesain
 
Pengenalan Bahan
Pengenalan BahanPengenalan Bahan
Pengenalan Bahan
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarik
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus youngITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
 
Pengujian impak dan fenomena
Pengujian impak dan fenomenaPengujian impak dan fenomena
Pengujian impak dan fenomena
 
Mechanical Properties, measurements, hardness, toughness
Mechanical Properties, measurements, hardness, toughnessMechanical Properties, measurements, hardness, toughness
Mechanical Properties, measurements, hardness, toughness
 
3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf
 
Pengetahuan Material Kel 4.pptx
Pengetahuan Material Kel 4.pptxPengetahuan Material Kel 4.pptx
Pengetahuan Material Kel 4.pptx
 
D047268825
D047268825D047268825
D047268825
 
Bahan ajar fisika elastisitas
Bahan ajar fisika elastisitasBahan ajar fisika elastisitas
Bahan ajar fisika elastisitas
 

Recently uploaded

Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
muhammadfauzi951
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
TeguhWinarno6
 
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
RizkyAji15
 
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptxBahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
dwiagus41
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
WewikAyuPrimaDewi
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
WagKuza
 
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdfpemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
fuji226200
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
sarahshintia630
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
yardsport
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
Muhammad Nur Hadi
 
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptxTugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
SunakonSulistya
 
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docxtemplate undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
ansproduction72
 

Recently uploaded (12)

Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
 
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
 
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptxBahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
 
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdfpemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
 
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptxTugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
 
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docxtemplate undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
 

LAPORAN IMPAK.docx

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM UJI IMPAK Disusun oleh: Zainun Walit (201910120311214) Muhammad Sasmito (201910120311216) Mohammad Fariz Maulana (201910120311217) Canggih hari yubaqi (201910120311222) Mohammad Faqih Maulana (201910120311223) LABORATORIUM TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2021
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah logam memiliki beberapa sifat yakni sifat fisik, mekanik, teknologi, dan kimia. Salah satu yang memiliki nilai krusial pada sebuah industri utamanya sebagai faktor yang mendasari dalam suatu perancangan adalah sifat mekanik. Sifat mekanik didefinisikan sebagai ukuran kemampuan bahan untuk membawa atau menahangaya atau tegangan. Pada saat menahan beban, atom-atom atau struktur molekul berada dalam kesetimbangan. Gaya ikatan pada struktur menahan setiap usaha untuk mengganggu kesetimbangan ini, misalnya gaya luar atau beban. Sifat mekanik ini terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan ketangguhan. Dengan sifat pada masing-masing material berbeda, maka banyak metode untuk menguji sifat apa sajakah yang dimiliki oleh suatu material dan untuk mengetahui sifat mekanik tersebut salah metode pengujiannya adalah dengan melakukakan pengujian impak. Metode pengujian untuk ketangguhan dapat dilakukan dengan metode charpy atau izod. Metode yang dipilih disesuaikan dengan standar pengujian yang dipakai. Metode charpy banyak dilakukan di Amerika Serikat, sedangkan metode izzod banyak dilakukan di Eropa. Dengan mengetahui sifat suatu material melalui pengujian, maka dapat meminimalisir resiko kegagalan fungsi dari produk yang diciptakan dari material tersebut. Keuletan material dapat diketahui apabila terjadi perpatahan. Ada dua golongan patahan yaitu patah getas danpatah ulet. Maka daripada itu, praktikum pengujian impak ini sangat diperlukan oleh mahasiswa agar mengetahui cara melakukan pengujian keuletan material dan mengetahui cara melakukan perhitungan tingkat keuletan material 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana temperature transisi perilaku kegetasan sebuah material 2. Bagaimana karakteristik permukaan patahan (fractografi) sampel impak yang di uji pada berbagai temperatur 1.3 Tujuan Praktikum 1. Untuk mengetahui temperature transisi perilaku kegetasan sebuah material 2. Untuk menganalisis permukaan patahan (fractografi) sampel impak yang diuji pada berbagai temperature
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Suatu sifat material mekanik yang muncul sebagai respon terhadap gaya impak disebut sebagai ketangguhan. Adapun ketangguhan sendiri disefinisikan sebagai ukuran besarnya penyerapan energi yang diperlukan untuk mematahkan logam. Ketangguhan suatu material sangat dipengaruhi oleh kekuatan dan keuletan material tersebut. Pengujian Impak merupakan pengujian yang mengukur ketahanan bahan tersebut terhadap beban kejut. Inilah yang membedakan pengujian impak dengan pengujian tarik dan kekerasan dimana pembebanan dilakukan secara perlahanlahan. Pengujian impak merupakan suatu upaya untuk mensimulasikan kondisioperasi material yang sering ditemui dalam perlengkapan konstruksi dantreansportasi dimana beban tidak selamanya terjadi secara perlahanlahanmelainkan dating secara tiba-tiba, contoh deformasi pada bumper mobil padasaat kecelakaan. Dasar pengujian impak ini adalah penyerapan energi potensial dari pendulum beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbukbenda uji sehingga benda uji mengalami deformasi maksimum hinggamengakibatkan perpatahan. Pada pengujian impak ini banyaknya energy yang diserap oleh bahan untuk terjadinya perpatahan merupakan ukuran ketahanan impak atau ketangguhan bahan tersebut. Suatu material dikatakan tangguh bila memiliki kemampuan menyerap beban kejut yang besar tanpa mengalami retak atau deformasi dengan mudah. Pada pengujian impak, energi yang diserap oleh benda uji biasanya dinyatakan dalam satuan joule dan dibaca langsung pada skala (dial) petunjuk yang telah dikalibrasi yang terdapat pada mesin penguji. 2.2 Metode Pengujian Impak Secara umum, pengujian impak dilakukan untuk mengetahui ketangguhan baja yaitu pengujian dengan metode Charpy yang banyak di gunakan di Amerika Serikat dan Izod yang lazim digunakan di Inggris dan Eropa, mengikuti Standar ASTM E23. 1. Metoda Charpy Metoda Charpy menggunakan batang impak biasa, biasa digunakan di Amerika Serikat. Benda uji Charpy mempunyai luas penampang lintang bujursangkar (10 x 10 mm) dan mengandung takik V-45o , dengan jari-jari dasar 0,25 mm dan kedalaman + 2 mm. Benda uji diletakan pada tumpuan dalam posisi mendatar dan bagian yang tak bertakik diberi beban impak dengan ayunan bandul (kecepatan impak sekitar 16 ft/detik). Benda uji akan melengkung dan patah padalaju regangan yang tinggi, kira-kira 103 detik-1
  • 4. Gambar 2.1 Peletakan spesimen berdasarkan metode charpy. 2. Metode Izod Metode izod menggunakan batang impak kontiveler. Benda uji izod lazim digunakan di Inggris, namun saat ini jarang digunakan. Benda uji izod mempunyai 4 penampang lintang bujur sangkar atau lingkaran dan bertakik V di dekat ujung yang dijepit. Gambar 2.2 Peletakan spesimen berdasarkan metode izod. 2.3 Mesin Uji Impak Mesin uji impact adalah mesin uji untuk mengetahui harga impak suatu beban yang diakibatkan oleh gaya kejut pada bahan uji tersebut. tipe dan bentuk konstruksi mesin uji bentur beraneka ragam, yaitu mulai dari jenis konvensional sampai dengan sistemdigital yang lebih maju. Dalam pembebanan statis dapat juga terjadi laju deformasi yang tinggi kalau bahan diberi takikan. Semakin tajam takikan, maka akan semakin besar deformasi yang terkonsentrasikan pada takikan, yang memungkinkan peningkatan laju regangan beberapa kali lipat. Patah getas menjadi permasalahan penting pada baja dan besi. Pengujian impact dipergunakan untuk menentukan kualitas bahan. Benda uji takikan berbentuk V yang mempunyai keadaan takikan 2 mm banyak dipakai. Mesin uji impact charpydapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini
  • 5. Gambar 2.3 Mesin Uji Charpy Apabila pendulum dengan berat G dan pada kedudukan h1 dilepaskan,maka akan mengayun sampai kedudukan posisi akhir 4 pada ketinggian h2 yang juga hampir sama dengan tinggi semula (h1), dimana pendulum mengayun bebas. Pada mesin uji yang baik, skala akan menunjukkan usaha lebih dari 0,05 kilogram meter (kg m) pada saat pendulum mencapai kedudukan 4. Apabila batang uji dipasang pada kedudukannya dan pendulum dilepaskan, maka pendulum akan memukul batang uji dan selanjutnya pendulum akan mengayun sampai kedudukan 3 pada ketinggian h2. Usaha yang dilakukan pendulum waktu memukul benda uji atau usaha yang diserap benda uji sampai patah dapat diketahui melalui rumus sebagai berikut: Keterangan : W1 = usaha yang dilakukan (kg m) G = berat pendulum (kg) h1 = jarak awal antara pendulum dengan benda uji (m) λ = jarak lengan pengayun (m) cos λ = sudut posisi awal pendulum Sedangkan sisa usaha setelah mematahkan benda uji dapat diketahui melalui rumus sebagai berikut:
  • 6. Keterangan : W2 = sisa usaha setelah mematahkan benda uji (kg m) G = berat pendulum (kg) h2 = jarak akhir antara pendulum dengan benda uji (m) λ = jarak lengan pengayun (m) cos β = sudut posisi akhir pendulum Besarnya usaha yang diperlukan untuk memukul patah benda uji dapat diketahui melalui rumus sebagai berikut : Keterangan : W = usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (kg m) W1= usaha yang dilakukan (kg m) W2= sisa usaha setelah mematahkan benda uji (kg m) G = berat pendulum (kg) Λ = jarak lengan pengayun (m) cos λ= sudut posisi awal pendulum cos β= sudut posisi akhir pendulum Pengujian yang dilakukan dengan metode Charpyakan menghasilkan harga impak yang lebih valid dibandingkan bila dilakukan dengan metode Izod, karena energi yang diserap penyangga tidak terlalu besar sehingga tidak banyak mempengaruhi harga impak. Praktikum ini menggunakan spesimen Charpy dengan takikan V.Selain harga impak, pengujian ini juga dapat menentukan nilai temperatur transisi. Temperatur transisi adalah jangkauan temperatur dimana suatu material mengalami perubahan jenis patahan dari ulet menjadi getas. Temperatur transisi ditentukan dengan banyak cara. Pertama FATT (Fracture Appearance Transition Temperature), yaitu temperatur dimana permukaan patahan 50% getas dan 50% ulet. Kedua memperhatikan nilai FTP (Fracture Transiton Plastic) dan NDT (Nil Ductile Temperature). FTP adalah temperatur dimana suatu patahan dari ulet sempurna menjadi getas. Sedang NDT adalah temperatur saat tidak ada lagi deformasi plastis lagi yang terjadi sehingga suatu material langsung mengalami patah getas. Jangkauan temperatur antara FTP dan NDT inilah yang disebut dengan temperatur transisi. Prinsip pengujian impak ini adalah menghitung energi yang diberikan beban dan menghitung energi yang diserap oleh spesimen.
  • 7. Saat beban dinaikkan pada ketinggian tertentu, beban memiliki enegi potensial, kemudian saat menumbuk spesimen energi kinetik mencapai maksimum. Energi yang diserap spesimen akan menyebabkan spesimen mengalami kegagalan. Bentuk kegagalan itu tergantung pada jenis materialnya, apakah patah getas atau patah ulet. Dengan membuat variasi perubahan temperatur, maka dilihat bentuk patahan dan energi yang diserap oleh spesimen, lalu dibuat suatu kurva yang menghubungkan antara temperatur dan energi yang diserapnya. Selain mendapat kurva energi yang diserap-temperatur, dari praktikum ini juga bisa mendapat Harga Impak. Harga Impak (HI) didapat dengan rumus Keterangan : HI = harga impak (joule/mm2) E = energi impak (joule ) A = luas penampang ( mm2 ) 2.4 Jenis Perpatahan Impak Secara umum sebagaimana analisis perpatahan pada benda hasiluji tarik maka perpatahan impak digolongkan menjadi 3 jenis perpatahan, yaitu :  Perpatahan berserat (fibrousfracture),yang melibatkan mekanismepergeseran bidang-bidang Kristal di dalam material / logam (logam) yang ulet (ductile).  Perpatahan granular / kristalin,yang dihasilkan oleh mekanisme pembelahan cleavage pada butir-butir dari material / logam (logam) yangrapuh (brittle).  Perpatahan campuran,merupakan kombinasi kedua jenis perpatahan diatas. Informasi lain yang dapat diperoleh dari pengujian impak adalahtemperatur transisi bahan.Temperaturtransisiadalah temperatur yangmenunjukkan transisi perubahan jenis temperature yang berbeda-beda makaakan terlihat bahwa pada temperature tinggi material akan bersifat ulet(ductile). Sedangkan pada temperatur rendah material akan bersifat rapuh ataugetas (brittle). Fenomena ini berkaitan dengan vibrasi atom-atom bahan padatemperature yang berbeda dimana pada temperature kamar vibrasi itu beradadalam kondisi kesetimbangan dan selanjutnya akan menjadi tinggi bilatemperature dinaikkan (ingatlah bahwa energy panas merupakan suatu drivingforce terhadap pergerakkan partikelatom bahan). Vibrasi atom inilah yangberperan sebagai suatu penghalang (obstacle) terhadap pergerakan dislokasipada saat terjadi deformasi kejut/impak dari luar.
  • 8. Dengan semakin tinggi vibrasi itu maka pergerakan disklokasi menjadirelatif sulit sehingga dibutuhkan energy yang lebih besar untuk mematahkanbenda uji. Sebaliknya pada temperature dibawah 0 derajat celcius, vibrasi atomrelatif sedikit sehingga pada saat bahan dideformasi pergerakan dislokasimenjadi lebih mudah dan benda uji menjadi lebih mudah dipatahkan denganenergy yang relative lebih rendah. Informasi mengenai temperature transisimenjadi demikian penting bila suatu material akan didesain untuk aplikasi yangmelibatkan rentang temperature yag besar, misalnya dari temperature dibawah 0 derajat celcius hingga temperature tinggi diatas 100 derajat celcius. Contoh system penukar panas (hetaexchanger). Hamper semua logam berkekuatanrendah dengan struktur Kristal F seperti tembaga dan alumunium bersifat uletpada semua temperature sementara bahan dengan kekuatan luluh yang tinggibersifat rapuh.Bahan keramik, polimer dan logam-logam BCC dengan kekuatan luluhyang rendah dan sedang memiliki transisi rapuh-ulet bila temperature dinaikkan.Ha,pir semua baja karbon yang dipakai jembatan, kapal, jaringan pipa dansebagainya bersifat rapuh pada temperature rendah. Gambar di bawah inimemberikan ilustrasi efek temperature terhadap ketangguhan impak beberapabahan Gambar 2.4 Ilustrasi efek temperature terhadap ketangguhan impak beberapa bahan 2.5 Kegagalan Material Pada Pengujian Impak Faktor yang mempengaruhi kegagalan material pada pengujian impak antara lain ialah sebagai berikut: 1. Notch Notch pada material akan menyebabkan terjadinya konsentrasi tegangan pada daerah yang lancip sehingga material lebih mudah patah. Selain itu notch juga akan menimbulkan triaxial stress. Triaxial stress ini sangat berbahaya karena tidak akan terjadi deformasi plastis dna menyebabkan material menjadi getas. Sehingga tidak ada tanda-tanda bahwa material akan mengalami kegagalan.
  • 9. 2. Temperatur Pada temperatur tinggi material akan getas karena pengaruh vibrasi elektronnya yang semakin rendah, begitupun sebaliknya. 3. Strain rate Jika pembebanan diberikan pada strain rate yang biasa-biasa saja, maka material akan sempat mengalami deformasi plastis, karena pergerakan atomnya (dislokasi). Dislokasi akan bergerak menuju ke batas butir lalu kemudian patah. Namun pada uji impak, strain rate yang diberikan sangat tinggi sehingga dislokasi tidak sempat bergerak apalagi terjadi deformasi plastis,sehingga material akan mengalami patah transgranular dengan struktur patahan ditengah-tengah atom atau bagian bulan di batas butir karena dislokasi tidak sempat gerak ke batas butir Pada baja dan aluminium terdapat perbedaan harga impak. Harga impak baja lebih tinggi daripada aluminium menunjukkan bahwa ketangguhan baja lebih tinggi jika dibandingkan dengan aluminium. Selain temperatur, hal lain yang mempengaruhi harga impak suatu material adalah kadar karbonnya. Material yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan lebih getas. Hal ini akan mempengaruhi harga impaknya dan temperature transisi. Material yang memiliki kadar karbon tinggi akan memiliki temperatur transisi yang lebih panjang jika dibandingkan dengan material yang memiliki kadar karbon rendah. Temperatur transisi yang berbeda-beda ini akan mempengaruhi ketahanan material terhadap perubahan suhu. Material yang memiliki temperatur transisi rendah maka material tersebut tidak akan tehan terhadap perubahan suhu. Beberapa bahan dapat tiba-tiba menjadi getas dan patah karena perubahan temperatur dan laju regangan, walaupun pada dasarnya logam tersebut liat. Gejala ini biasa disebut transisi liat getas yang merupakan halpenting ditinjau dari penggunaan praktis bahan. Patahan patah getas bersifat getas sempurna, yaitu tanpa adanya deformasi plastis sama sekali, jadi berbeda dengan bidang slip biasa, patah terjadi pada bidang kristalografi spesifik pada bidang pecahan. Permukaan patah dari bidang pecahan mempunyai kilapan yang menunjukkan pola chevron secara makrokospik pada arah yang menuju titik permulaan patah. Berikut adalah gambar ilustrasi dari patahan yang terjadi pada benda uji impak Gambar 2.5 ilustrasi dari patahan yang terjadi pada benda uji impak
  • 10. BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Model Obyek Praktikum a = Tinggi sampel dibawah takik (mm) b = Lebar sampel (mm) A = Luas penampang di bawah takik = a x b (mm2 ) 3.2 Peralatan dan Material 1. Impact testing machine JB-300 2. Caliper atau micrometer 3. Sampel uji impak besi fir (5 buah) 3.3 Prosedur Pengujian 1. Sebelum pengujian, mesin uji harus diperiksa apakah mesin dalam keadaan normal. 2. persiapkan sampel uji yang sudah dibentuk takiknya, sesuai dengan ukuran yang telah diinginkan. 3. Dengan mengunakan Caliper/Mikrometer lakukan pengukuran luas area di bawah takik dari sampel-sampel uji anda.Catatlah hasil pengukuran anda di dalam lembar data. 4. Persiapkan sampel uji yang sudah dibentuk takiknya, sesuai dengan ukuran yang telah diinginkan. 5. Ujilah satu demi satu sampel pada temperature ruang ±25o C (T) •Pastikan jarum skala berwarna merah sebagai penunjuk harga impak material berada pada posisi nol (nilai terbesar dari pendulum yang digunakan). •Letakkan benda uji pada tempatnya dengan takik membelakangi arah datangnya pendulum. Pastikan benda uji tepat berada di tengah.
  • 11. •Bila benda uji telah siap, tariklah pendulum sesuai sudut yang telah ditentukan. •Berhati-hatilah, jangan berdiri pada garis ayunan gaya pendulum. Bersiaplah melakukan pengujian pada posisi disamping alat uji. •Lepaskan pendulum sehingga pendulum berayun dan menumbuk benda uji. •Lakukan pengereman dengan menarik tuas rem sehingga ayunan pendulum dapat dikurangi. •Bacalah nilai energi yang diserap yang ditunjukkan oleh jarum merah pada skala yang sesuai (300 Joule). Kemudian data dicatat pada lembar kerja. Hitung harga impakmaterial dengan rumus dasar. •Ambil benda uji dan amatilah permukaan patahannya di bawah stereoscan macroscope. Buat sketsa patahannya di dalam lembar data anda. Ukurlah luas area getas dan uletdari masing-masing sampel uji. Nyatakan dalam presentase terhadap luas area total di bawah takik. •Ulangi pengujian ntuk sampel-sampel lain. Tingkat kehati-hatian lebih tinggi diperlukan 3.4 Data Pengujian No. T (C) a (mm) b (mm2) A (mm2) E (Joule) HI (Joule/mm2) 1 25 3.1 7.8 24.18 28 1.15 2 25 3 7.8 23.4 38 1.62 3 25 3 7.8 23.4 40 1.7 4 25 3.1 7.8 24.18 42 1.73 5 25 3.1 7.8 24.18 49 2.02 Total 15.3 39 120.58 197 8.22 Rata-rata 3.06 7.8 24.116 39.4 1.644 3.5 Bentuk Patahan 1 2 3 4 5 Getas Getas Getas Getas Getas
  • 12. BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Data No T (oC) a (mm) b (mm) A (mm2) E (Joule) HI (Joule/mm2) (HI-HIavg) (HI-HIavg)2 1 ±25 3.1 7.8 24.18 28 1.15 -0.144 0.020736 2 ±25 3 7.8 23.4 38 1.62 -0.024 0.000576 3 ±25 3 7.8 23.4 40 1.7 0.056 0.003136 4 ±25 3.1 7.8 24.18 42 1.73 0.086 0.007396 5 ±25 3.1 7.8 24.18 49 2.02 0.376 0.141376 Total 15.3 39 120.58 197 8.22 0.35 0.17322 Rata-rata 3.06 7.8 24.116 39.4 1.644 0.07 0.034644 4.1.1 Luas penampang(A) 1. A = a x b = 3.1 x 7.8 = 24.18 mm2 2. A = a x b = 3 x 7.8 = 23.4 mm2 3. A = a x b = 3 x 7.8 = 23.4 mm2 4. A = a x b = 3.1 x 7.8 = 24.18 mm2 5. A = a x b = 3.1 x 7.8 = 24.18 mm2
  • 13. 4.1.2 Harga impact (HI) 1. 𝐻𝐼 = 𝐸/𝐴 = 28/24.18 = 1.15 Joule/mm2 2. 𝐻𝐼 = 𝐸/𝐴 = 38/23.4 = 1.62 Joule/mm2 3. 𝐻𝐼 = 𝐸/𝐴 = 40/23.4 = 1.7 Joule/mm2 4. 𝐻𝐼 = 𝐸/𝐴 = 42/24.18 = 1.73 Joule/mm2 5. 𝐻𝐼 = 𝐸/𝐴 = 49/24.18 = 2.02 Joule/mm2 4.1.3 Harga Rata-Rata Impact (HIavg) 𝐻𝐼𝑎𝑣𝑔 = ∑𝐻𝐼 / 𝑛 = 8.22 / 5 = 1.644 4.1.4 Standart Deviasi (SD) 𝑆𝐷 = √∑(HI − 𝐻𝐼𝑎𝑣𝑔)2 / 𝑛 = √0.17322 / 5 = 0.186128 4.1.5 Kegagalan Relatif (KR) 𝐾𝑅 = 𝑆𝐷 × 100% = 0.186128 × 100% = 11.321 % 𝐻𝐼𝑎𝑣𝑔 1.644 4.1.6 Keseksamaan (K) 𝐾 = 100% − 𝐾𝑅 = 100% − 11.321 % = 88.679 % 4.1.7 Hasil Pengukuran (HP) 𝐻𝑃 = 𝐻𝐼𝑎𝑣𝑔 ± 𝑆𝐷𝑎𝑣𝑔 = 1.644 ± 0.186128 4.2 Pembahasan Berdasarkan teori diketahui bahwa hubungan antara Harga Impact (HI) dengan luas penampang (A) adalah berbanding terbalik dimana semakin besar luas permukaan benda uji maka harga impact atau energy yang diserap akan semakin kecil. Dapat diamati bahwa pada data grafik di atas dimana tidak menunjukkan hasil yang sesuai teori yang telah ada, sehingga kami menyimpulkan bahwa banyak terjadi kesalahan pada praktikum ini.
  • 14. BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Dari percobaan yang dilakukan, mampu ditarik kesimpulan bahwa bahwa hubungan antara Harga Impact (HI) dengan luas penampang (A) adalah berbanding terbalik dimana semakin besar luas permukaan benda uji maka harga impact atau energy yang diserap akan semakin kecil 5.2 Saran 1. 1.Kepada petugas laboratorium supaya lebih menjelaskan tujuan dari praktikum, supaya mahasiswa bisa lebih paham lagi dan tentang apa yang dilakukan selama praktikum berlangsung. 2.Peralatan yang digunakan praktikum seharusnya dilakukan pembaruan maupun perawatan secara berkala dengan baik dan benar, sehingga mampu menghasilkan data yang valid.
  • 15. Daftar Pustaka Modul Praktikum Destructive Test. 2011. Depok : Laboratorium Metalografi dan HST Departemen Metalurgi dan Material FTUI. Callister, William D. 2007.Materials Science and Engineering:an Introduction.New York: John Wiley & Sons, Inc Dieter George E, University Of Maryland, 1987, ” Metalurgi mekanik ”, Halaman 91-117, Edisi ketiga, Jilid 1, Jakarta, Erlangga, 1042. Lakhtin, Y., (1968), “ Engineering Physical Metallurgy “, MIR Published, Moscow. Tim laboratorium metalurgi. 2012. ”Buku panduan praktikum Laboratorium Metalurgi II” Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Cilegon http://danidwikw.wordpress.com/2010/12/17/pengujian-impak-dan- fenomena- perpatahan/. Diakses pada tanggal 26 Juni 2022 Ismail, 2012. “Rancang Bangun Mesin Uji Impak Charpy”. http://eprints.undip.ac.id/38886/1/Alat_Uji_Impak_Charpy.pdf . Diakses pada tanggal 26 Juni 2022. Ramdaniawati, D.2012. “Laporan Praktikum Praktikum Pengujian Material”. https://docplayer.info/55387865-Laporan-praktikum-praktikum-pengujian- material-modul-3-pengujian-impak-deliana-ramdaniawati-kelompok- 7.html . Diakses pada tanggal 26 Juni 2022.