Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdfDwiAstuti765533
Laporan Best Practice Meningkatkan motivasi dan minat belajar pesrta didik dalam materi jaringan pada tumbuhan dan hewan melalui model pembelajaran Problem Base Learning kelas X ATPH SMK Negeri Kintap. Laporan ini disajikan untuk memenuhi tugas Uji Kinerja Daljab PPG 2023
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdfDwiAstuti765533
Laporan Best Practice Meningkatkan motivasi dan minat belajar pesrta didik dalam materi jaringan pada tumbuhan dan hewan melalui model pembelajaran Problem Base Learning kelas X ATPH SMK Negeri Kintap. Laporan ini disajikan untuk memenuhi tugas Uji Kinerja Daljab PPG 2023
Program ini saya cetuskan di saat pandemi Covid-19 saat ini, melihat keterbatasan dan ketercapaian kurikulum yang terlalu tinggi di saat sekarang, maka program ini bisa menjadi solusi di tempat saya mengajar.
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MODEL PEMBELAJARANBLEENDED LEARNING (MODEL FLIPPED CLASSROOM) UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS PADA MASA PANDEMI COVID19
LK 3.1 Menyusun Best Practices_Bagas Eko Wibowo.pdfBagasEkoWibowo
Berikut ini adalah LK best practice yang saya susun sebagai salah satu bentuk kegiatan dalam PPG Dalam Jabatan Kategori II Tahun 2022 di Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Adapun best practice ini disusun berdasarkan praktik pengalaman lapangan (PPL) dari aksi 1 hingga 4 yang telah saya laksanakan sebelumnya. Semoga dapat menjadi referensi bagi rekan-rekan semuanya. Mohon dimaafkan jika masih terdapat kekurangan. Terimakasih
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
LAPORAN BEST PRACTICES.pdf
1. LAPORAN BEST PRACTICE
METODE KOLABORASI MATA PELAJARAN DENGAN
MENGOPTIMALKAN MEDIA WHATSAPP DAN GAME
EDUKATIF WORDWALL UNTUK MENINGKATKAN
KETUNTASAN TUGAS IPA DI MASA PEMBELAJARAN JAUH
PENULIS : DIANA SITASARI, S.Pd.
NUPTK : 2755766667130172
SEKOLAH : SMP NEGERI 6 JOMBANG
KABUPATEN : JOMBANG
PROVINSI : JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KAB. JOMBANG
SMP NEGERI 6 JOMBANG
2021
2. PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 6 JOMBANG
Ds. Dapurkejambon
-Telp.(0321)854090email : smpn6jombang@gmail.com
KECAMATAN JOMBANG
Kode Pos : 61415
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Best Practice dengan judul :
METODE KOLABORASI MATA PELAJARAN DENGAN
MENGOPTIMALKAN MEDIA WHATSAPP DAN GAME EDUKATIF
WORDWALL UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN TUGAS IPA DI
MASA PEMBELAJARAN JAUH
Penulis : Diana Sitasari, S.Pd.
Telah disahkan dan disetujui pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 05 Maret 2021
Menyetujui,
Kepala SMP Negeri 6 Jombang
EDY SUTIKNO,S.Pd.M.MPd.
NIP. 196111241988031005
3. PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 6 JOMBANG
Ds. Dapurkejambon
-Telp.(0321)854090email : smpn6jombang@gmail.com
KECAMATAN JOMBANG
Kode Pos : 61415
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Diana Sitasari, S.Pd.
NUPTK : 2755766667130172
Jabatan : Guru
Unit Kerja : SMP Negeri 6 Jombang
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa laporan best practices berjudul “
Metode Kolaborasi Mata Pelajaran dengan Mengoptimalkan Media Whatsapp dan
Game Edukatif Wordwall untuk Meningkatkan Ketuntasan Tugas IPA di Masa
Pembelajaran Jarak Jauh” merupakan karya asli dan bukan merupakan karya
plagiasi. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya yang saya tulis merupakan
hasil plagiasi , maka saya besedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Jombang, 05 Maret 2021
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 6 Jombang Penulis,
EDY SUTIKNO,S.Pd.M.MPd. DIANA SITASARI, S.Pd.
NIP. 196111241988031005
4. METODE KOLABORASI MATA PELAJARAN DENGAN
MENGOPTIMALKAN MEDIA WHATSAPP DAN GAME EDUKATIF
WORDWALL UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN TUGAS IPA DI
MASA PEMBELAJARAN JAUH
Diana Sitasari, S.Pd.
SMP Negeri 6 Jombang, Jawa Timur
A. Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan best practise yang
berjudul “ Metode Kolaborasi Mata Pelajaran dengan Mengoptimalkan Media
Whatsapp dan Game Edukatif Wordwall untuk Meningkatkan Ketuntasan Tugas
Siswa di Masa Pembelajaran Jarak Jauh. Makalah ini berisi deskripsi kualitatif
pembelajaran yang penulis terapkan pada saat pembelajaran jarak jauh harus
dilaksanakan karena adanya pandemi COVID-19. Saat dimana untuk pertama kalinya
bagi dunia pendidikan di Indonesia bahkan di seluruh dunia menjalankan program
pembelajaran jarak jauh.
Pada acara Worshop Assesmen Nasional yang diikuti penulis di SMP Negeri 3
Peterongan di dalam Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Jombang, Drs. H. M.
Za'imuddin Wijaya As'ad selaku Komite Sekolah dalam sambutannya menyampaikan
bahwa seluruh guru dan komponen pendidikan di dunia pada akhirnya memiliki
tantangan untuk menemukan formula pembelajaran yang tepat, karena setinggi
apapun perkuliahan, tidak ada satupun yang mengajarkan mata kuliah pembelajaran
di masa pandemi. Benar adanya, ini menjadi tantangan yang harus dipelajari pun
disambut dengan jiwa dan hati yang lapang, karena sejatinya guru harus
mengamalkan nilai belajar sepanjang hayat.
Pengalaman pertama dalam menghadapi pembelajaran di masa pandemi akan
menjadi sejarah yang kelak akan diingat dan menjadi sumber rujukan penting bagi
sistem pendidikan di Indonesia. Untuk itu, penulis berinisiatif membuat karya tulis
pembelajaran jarak jauh yang telah dilaksanakan di masa pandemi agar dapat
merekam dan meninggalkan jejak pembelajaran. Penulis menyadari laporan ini masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun senantiasa
penulis harapkan. Terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu, atas dukungan dan kerja sama yang diberikan.
Semoga laporan ini bermanfaat dan Allah perkenankan seluruh guru juga pemangku
jabatan di bidang pendidikan senantiasa diberikan kesehatan, kesabaran, dan
kebijakan dalam menghadapi masa berat ini.
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.” (Q.S. Al-Baqarah: 286)
5. B. Masalah
a. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran jarak jauh dalam Pedoman Pelaksanaan Belajar dari Rumah
Selama Darurat Bencana COVID-19 di Indonesia yang tertulis dalam Surat Edaran
Sekretaris Jenderal No. 15 Tahun 2020, sejatinya bertujuan untuk melindungi warga
satuan pendidikan dari dampak buruk COVID-19 yang banyak menelan korban jiwa
di Indonesia dan seluruh negara di dunia. Pembelajaran yang sedianya interaksi
langsung secara tatap muka antara guru dan siswa harus berubah menjadi
pembelajaran secara daring maupun luring dengan memanfaatkan media yang siap
untuk digunakan seluruh siswa.Sebagai pendidik tentu saja kita harus siap
menghadapi tantangan baru tersebut. Banyak metode dan media pembelajaran jarak
jauh yang penulis coba gunakan. Google form, Google Classroom, membuat akun
Youtube, Instagram, dan berbagai media telah penulis coba. Namun lamanya masa
pembelajaran jarak jauh membuat siswa sepertinya mulai jenuh dan bosan dengan
aktivitas pembelajaran yang hampir sama. Setiap mata pelajaran membagikan materi
berupa video atau modul lalu penugasan.
Lambat laun semangat belajar siswa menurun, hal ini terbukti dari semakin
berkurangnya jumlah siswa yang mengumpulkan tugas sesuai dengan batas akhir
pengumpulan. Berbagai cara penulis lakukan agar siswa mau mengumpulkan tugas
tepat waktu. Penulis berusaha merefleksi pembelajaran dengan mengirimkan
beberapa pesan whatsapp pada siswa dan wali murid untuk menggali penyebab
menurunnya semangat belajar dan ketuntasan tugas IPA.
Tabel 1. Data Rekap Bulanan Ketuntasan Tugas IPA Kelas 7G
Bulan
Jumlah Siswa yang
Tuntas Tepat Waktu
Jumlah Siswa yang Terlambat
Menuntaskan Tugas
Agustus 29 3
September 22 10
Oktober 17 15
b. Permasalahan
Setelah menggali informasi dari siswa dan juga wali murid, akhirnya
diperoleh beberapa poin penting kendala siswa dalam menuntaskan tugas selama
pembelajaran. Poin penting tersebut di antaranya :
1) Bagi Wali Murid :
a. Putra putri terkendala akan kuota jika pembelajaran menggunakan
media yang menyedot banyak kuota.
6. b. Wali murid bekerja hingga malam sehingga sulit untuk mengontrol
kegiatan pembelajaran.
c. Wali murid melakukan monitoring dengan bertanya apakah tugas
telah terselesaikan dan putra putri menjawab telah terselesaikan
sehingga menganggap tugas telah tuntas.
d. Wali murid kesulitan membantu menyelesaikan tugas saat putra
putri tidak bisa menjawab soal.
e. Wali murid kesulitan mengendalikan putra putri yang sudah
kecanduan game online.
Gambar 1. Proses penggalian informasi ke wali murid melalui media whatsapp
(Sumber : Dok. Pribadi dengan nama disamarkan untuk menjaga privasi siswa)
2) Bagi siswa :
a. Siswa tidak memiliki kuota.
b. siswa tidak memahami materi sehingga kesulitan untuk
mengerjakan tugas.
c. Siswa merasa jenuh karena semua mata pelajaran memberikan
tugas menulis dan menjawab soal, walau pemberian tugas sudah
sesuai dengan jadwal pelajaran namun bagi siswa tugas yang harus
dikerjakan terlalu banyak.
d. Siswa menghabiskan waktu untuk game online.
Berdasarkan data tersebut pada akhirnya penulis menyimpulkan bahwa
terdapat permasalahan mendasar yang harus segera dicari solusinya, yaitu :
a. Siswa membutuhkan media yang “ramah” kuota dalam penyampaian
materi.
7. b. Siswa membutuhkan penyampaian materi yang lebih sederhana.
c. Siswa jenuh pada bentuk penugasan sehingga membutuhkan variasi
penugasan yang bisa mengalihkan keinginan untuk bermain game online
saat pembelajaran.
c. Strategi Pemecahan Masalah
Untuk dapat mencari solusi atas masalah tersebut penulis berusaha mencari
sumber yang relevan dengan mengikuti berbagai kegiatan workshop online yang
bertema pembelajaran jarak jauh. Penulis juga mengikuti Workshop Guru Belajar Seri
Masa Pandemi COVID-19 yang diselenggarakan Kemendikbud melalui portal Guru
Belajar. Dari kegiatan tersebut penulis mendapatkan banyak inspirasi pembelajaran
sehingga secara spontanitas muncul ide pembelajaran saat guru Prakarya
membagikan tugas kepada siswa kelas 7G.
Guru Prakarya menyampaikan bahwa tugas yang dikumpulkan siswa minggu
depan adalah praktik membuat es buah. Penulis merasa es buah adalah contoh yang
bisa langsung diamati oleh siswa saat membuat sehingga bisa dimasukkan konten
materi IPA mengenai Campuran Homogen dan Campuran Heterogen yang kebetulan
materinya akan disampaikan penulis setelah batas akhir pengumpulan tugas
dokumentasi selama pembuatan es.
Sesuai dengan prinsip pelaksanaan Belajar Dari Rumah yang selanjutnya
disebut BDR dalam SE Kemendikbud No. 4 Tahun 2020 bahwa kegiatan BDR
dilaksanan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa
terbebani tuntutan ketuntasan kurikulum. BDR dapat difokuskan pada pendidikan
kecakapan hidup dengan umpan balik kualitatif tanpa diharuskan memberi skor/nilai
kuantitatif yang mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara
guru dengan wali murid.Oleh karena itu, penulis merasa metode yang dipilih telah
sesuai dengan prinsip BDR.
Penulis lalu berkoordinasi dengan guru Prakarya untuk menyampaikan
keinginan berkolaborasi agar dalam satu penugasan langsung tercapai ketuntasan
penugasan mata pelajaran Prakarya dan IPA. Guru Prakarya menyambut dengan baik
ide yang diberikan sehingga terdapat kesepakatan bersama mengenai proses dan
rubrik penilaian.
Penulis juga merasa tetap perlu adanya proses untuk mengukur pemahaman
siswa atas materi yang telah disampaikan. Namun penulis menyadari jika memberi
soal dan meminta siswa menulis lalu menjawab, ketidaktuntasan kemungkinan besar
akan kembali terjadi sehingga penulis memilih membuat Game Edukatif dengan
menggunakan aplikasi Wordwall untuk mengukur pemahaman siswa.
8. Gambar 2. Bagan Permasalahan dan Solusi yang Direncanakan
C. Pembahasan dan Solusi
a. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
Menurut Teresia Pujayanti (2018:158), siswa merasakan beban cukup berat
pada saat penilaian, dengan tugas-tugas dari setiap mata pelajaran. Kadang-kadang
ada tugas yang tumpah tindih. Tugas yang tumpang tindih ini dapat disiasati dengan
metode kolaborasi dengan pelajaran lain. Jika dua tugas bisa dijadikan satu, tentu
dapat membantu siswa untuk mengerjakan secara optimal. Dengan metode ini, siswa
akan terbantu karena cukup mengerjakan satu tugas tetapi siswa mendapat nilai dari
beberapa pelajaran. Dari sumber tersebut, penulis mencoba untuk menerapkan
metode kolaborasi untuk mengurai benang kusut atas merasa terbebaninya siswa
dengan kewajiban menyelesaikan tugas tiap mata pelajaran.
Selain itu, Munif Chatib dalam bukunya yang berjudul “Sekolahnya Manusia”
(2015:92) menuliskan bahwa apabila guru berhasil masuk ke dalam dunia siswa lewat
penyesuaian gaya belajar siswa, siswa akan rela memberikan hak guru untuk
mengajar. Gaya belajar di sini diartikan dengan cara dan pola bagaimana sebuah
informasi dapat dengan baik juga sukses diterima oleh otak seseorang. Di awal telah
dijabarkan, bahwa kendala pembalajaran yang penulis yakini terjadi secara global
adalah candu siswa atas game online. Siswa saat ini menyukai dunia game, oleh
karena itu penulis perlu masuk ke dunia mereka dengan menyediakan game edukatif.
Game edukatif yang dibuat oleh penulis menggunakan aplikasi Wordwall dan berisi
pertanyaan seputar materi yang telah diberikan. Tampilan soal yang berupa game
diharapkan mampu menarik minat siswa untuk dapat menjawab setiap soal yang
diberikan.
Permasalahan
Siswa
Kuota Materi rumit
Jenuh dengan
model penugasan
Solusi : Mengoptimalkan WA
dengan membuat Grup WA dan
penggunaan pesan suara.
Solusi : Penyampaian materi
pembelajaran bermakna tanpa
memaksakan ketuntasan
kurikulum.
Solusi : Kolaborasi dengan
kegiatan Praktikum Prakarya dan
pembuatan Game Edukatif
dengan aplikasi Wordwall.
9. Pembelajaran abad 21 perlu mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan
pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi. UNESCO
menetapkan empat pilar pendidikan, yaitu belajar untuk mencari tahu, belajar untuk
mengerjakan, belajar untuk menjadi pribadi, dan belajar untuk hidup berdampingan
dalam kedamaian. Namun untuk mencapai tujuan pendidikan nasional di Indonesia,
empat pilar tersebut tidak cukup. Karena itu, dalam pendidikan di negeri kita
ditambah satu pilar lagi, yaitu belajar untuk memperkuat keimanan, ketakwaan, dan
akhlak mulia. (Main Sufanti:2018)
Penugasan yang telah disiapkan penulis dan guru kolaborator adalah tugas
yang dapat dilaksanakan dengan mudah di rumah dan bisa melibatkan keluarga.
Pembelajaran juga menggunakan penguasaan teknologi, penugasan yang dibuat
bersifat kecakapan yang seharusnya telah dimiliki oleh siswa kelas 7, untuk itu
pembelajaran kolaborasi yang dilakukan sejalan dengan pembelajaran abad 21.
b. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah
Langkah pembelajaran yang dilaksanakan penulis adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan
Penulis berkoordinasi dengan guru Prakarya untuk mendapatkan rubrik skor
yang disepakati bersama. Lalu penulis menyiapkan instumen sebagai berikut :
a) RPP
b) Grup whatsapp khusus pembelajaran IPA
c) Game edukatif dengan aplikasi Wordwall
2) Pelaksanaan
Di awal pembelajaran, penulis melalui pesan suara pada Grup WA
pembelajaran IPA meminta siswa memberikan smiley yang mewakili perasaan
mereka saat awal pembelajaran.
Gambar 3. Siswa mengirimkan smiley yang mewakili perasaan mereka yang juga digunakan untuk
diagnosis non kognitif awal.
10. Setelah itu guru meminta siswa untuk mengumpulkan bukti foto proses pembuatan es
buah dan memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mengumpulkan foto. Siswa tampak
antusias terlihat dari respon cepat mereka saat membalas pesan dan berlomba mengirim foto.
Gambar 3. Siswa mengirimkan foto bukti tugas pembuatan es buah dan guru memberikan apresiasi
bagi yang telah mengumpulkan.
Penulis kemudian memberikan materi melalui pesan suara mengenai
hubungan antara es buah yang telah mereka buat untuk mata pelajaran Prakarya
dengan materi IPA yang akan dipelajari. Siswa tampak antusias hal ini dibuktikan
dari report pesan suara yang menunjukkan 30 siswa langsung memutar pesan suara
yang dikirimkan. Setelah materi selesai disampaikan kemudian guru mengirimkan
link game edukatif yang telah disiapkan.
Gambar 4. Tampilan game edukatif Wordwall
11. c. Hasil yang Dicapai
Setelah melakukan rekap nilai saat jam pembelajaran berakhir, best practice
yang telah dilaksanakan mendapatkan hasil sebagai berikut :
1. Siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran karena ada momen interaktif
yang tidak hanya guru membagikan materi dan tugas yang langsung
dikerjakan siswa. Dalam pembelajaran kali ini penulis berusaha membuat
suasana belajar penuh dengan umpan balik sehingga siswa fokus pada
grup pembelajaran IPA.
2. Pemahaman konsep siswa lebih baik karena penulis berusaha
menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan tidak terpaku pada teks di
buku maupun modul. Contoh yang diberikan pun sesuatu yang baru saja
mereka buat sehingga diharapkan konsep pembelajaran bermakna
mengena pada siswa.
3. Siswa yang tuntas belajar saat jam pembelajaran berakhir meningkat. Dari
32 siswa di kelas 7G, 30 siswa tuntas mengirimkan foto pembuatan es
buah dan memainkan game sedangkan 2 siswa belum tuntas dikarenakan
gawai yang digunakan bersama dengan keluarga yang juga daring.
d. Kendala yang Dihadapi
Kendala yang dihadapi penulis saat mempersiapkan dan melaksanakan proses
pembelajaran adalah :
1. Waktu perencanaan yang tidak bisa instan jika dilaksanakan secara jangka
panjang karena membutuhkan koordinasi dan pemikiran mendalam untuk
menemukan keterkaitan antara isi mata pelajaran yang satu dengan yang
lain.
2. Aplikasi wordwall adalah aplikasi berbayar dengan masa trial sebanyak 5
kali pembuatan game. Jika sudah habis kesempatan untuk trial, maka
harus berlangganan agar dapat mengakses wordwall.
e. Faktor-Faktor Pendukung
1. Keterlibatan keluarga dalam penyelesaian tugas lebih terlihat, wali murid juga
menyatakan bahwa penugasan semacam pembuatan es buah sangat
menyenangkan karena dapat membuat siswa lebih semangat mengerjakan
tugas juga wali murid sendiri bisa mengarahkan secara langsung penyelesaian
tugas tanpa terbebani harus membaca materi atau belajar terlebih dahulu.
2. Siswa bersemangat saat mengetahui tugas berupa game edukatif, terlihat dari
setelah penyelesaian tugas, sebagian besar siswa membuat story WA dari
tangkapan layar skor game.
12. f. Alternatif Pengembangan
Proses pembelajaran dengan metode kolaborasi bisa diterapkan baik saat BDR
maupun tatap muka. Penulis meyakini kegiatan akan jauh lebih menyenangkan saat
pembelajaran dilaksankan pada saat tatap muka karena dapat berinteraksi langsung
dalam satu penugasan untuk dua materi pelajaran yang berbeda. Kegiatan
pembelajaran semacam ini juga akan membentuk pola pikir bahwa IPA adalah mata
pelajaran yang dasar keilmuannya berasal dari alam dan lingkungan sekitar.
D. Kesimpulan dan Harapan
Dari hasil pelaksanaan best practice yang telah penulis laksanakan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Metode kolaborasi mata pelajaran dapat meningkatkan ketuntasan
penugasan siswa karena satu tugas langsung untuk nilai dua mata
pelajaran. Hal ini juga cukup meringankan guru saat memberikan
semangat pada siswa untuk penyelesaian tugas.
2. Penggunaan Whatsapp efektif untuk pembelajaran yang “ramah” kuota,
penggunaan pesan suara cukup membantu keefektivan pembelajaran.
3. Penggunaan game edukatif dapat menarik minat siswa untuk bersemangat
dalam menuntaskan tugas.
Harapan penulis, semoga makalah best practice yang telah dilaksanakan dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya guru dimanapun berada yang sedang sama-sama
berjuang untuk menemukan formula yang tepat dalam pembelajaran di era pandemi.
DAFTAR PUSTAKA
Chaeruman, A. 2018. Pembelajaran Abad 21. diunduh 01 Maret 2021.
http://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/uploads/materi-seminar/Pembelajaran-di-Era-Abad-
21.pdf
Chatib, Munif. 2015. Sekolahnya Manusia Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di
Indonesia. Bandung : PT Mizan Pustaka
Pujayanti, Teresia. 2018. Mengajar Sains yang Menyenangkan di Dalam Kelas Disertai 50
Tips dan Trik Kreatif. Yogyakarta : CV Andi Offset
Sufanti, Main. 2018. Kecakapan Abad 21. diakses 1 Maret 2021.
https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/134253/kecakapan-abad-21
13.
14. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 6 Jombang
Mata Pelajaran : IPA
Materi : Campuran Homogen dan Heterogen
Kelas, Semester : VII (Tujuh) / Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
KD
3.3 Menjelaskan konsep campuran, zat
dan contoh perubahannya dalam
kehidupan sehari - hari.
IPK
3.3.1 Menjelaskan konsep campuran
homogen.
3.3.2 Menjelaskan konsep campuran
heterogen.
3.3.3 Menyebutkan contoh campuran
homogen.
3.3.4 Menyebutkan contoh campuran
heterogen.
B. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan menggunakan metode kolaborasi dengan
mata pelajaran Prakarya dimana pada pertemuan sebelumnya Prakarya telah
memberikan tugas keterampilan membuat es buah.
Pendahuluan
(15 Menit)
Kegiatan Inti (85 Menit)
Penutup (20
Menit)
Pengkondisian
persiapan belajar
pada Grup
Pembelajaran IPA
di aplikasi
whatsapp
Guru melakukan
diagnosis kondisi
non kognitif awal
dengan meminta
siswa
menceritakan
kondisi mereka
melalui smiley
WA.
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yang akan
dilakukan melalui
voice note WA.
Guru
menyampaikan
garis besar
cakupan materi
1. Orientasi masalah (Voice Note WA)
Apa saja bahan pembuatan es
buah?
Apakah semua bahan
dicampur?
Apakah es buah adalah salah
satu contoh campuran dalam
IPA?
2. Mengorganisasi peserta didik
untuk belajar
Peserta didik diajak
berdIsikusi dan
menyampaikan proses
pembuatanes buah yang telah
dilaksanakan.
3. Membimbing penyelidikan
kelompok
Peserta didik melakukan
penyelidikan mengidentifikasi
perbedaan campuran
homogen dan campuran
heterogen.
Peserta didik melakukan
diskusi dan analisis
berdasarkan hasil
pengamatan
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Peserta didik
mempresentasikan hasil
pembuatan es buah.
Peserta didik
merefleksi
penguasaan
materi yang
telah dipelajari
dengan
mengirimkan
gambar ibu jari
sebagai tanda
memahami
penjelasan guru.
Peserta didik
mendengarkan
arahan guru
untuk materi
pertemuan
selanjutnya.
Guru menutup
pembelajaran
dengan doa dan
salam.
15. 5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru mengklarifikasi hasil
analisis peserta didik
Peserta didik mengukur
pemahaman dengan bermain
game edukatif pada link yang
dikirimkan guru di Grup WA.
C. Penilaian Pembelajaran
Penilaian : Penilaian Kinerja
Remidial : Penugasan tentang mencari informasi tentang koloid
Pengayaan : Penugasan tentang pemisahan campuran.
LINK GAME EDUKATIF :
https://wordwall.net/resource/12011188/game-edukatif-ipa-materi-campuran
16. Rubrik Penilaian Sikap
Petunjuk :
1=terlambat lebih dari 7 hari tanpa konfirmasi saat mengirimkan tugas
2 = terlambat lebih dari 5 hari tanpa konfirmasi saat mengirimkan tugas
3= terlambat lebih dari 2 hari tanpa konfirmasi saat mengirimkan tugas
4= tepat waktu
No Aspek Pengamatan
Skor
SB B C K
4 3 2 1
1 Peserta didik memperhatikan peragaanguru.
2 Peserta didik menanyakan konsep-
konsepyangbelumdiketahui
3 Peserta didik serius dalam melakukan eksperimen
4 Peserta didik menanggapi pendapat dari
pertanyaantemannya
Keterangan :
SB =Sangat baik
B =Baik
Jombang, 05 Maret 2021
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 6 Jombang Penulis,
EDY SUTIKNO,S.Pd.M.MPd. DIANA SITASARI, S.Pd.
NIP. 196111241988031005