Rekaman video dari presentasi ini (part 1) ada di slide terakhir (slide 36).
Silakan fiile ppt ini di download agar animasi tidak menumpuk, dan lebih nyaman di pelajari. File ini adalah materi lengkap seminar Public Speaking yang diadakan oleh Ganesha Public Speaking School Bandung, Indonesia. Silakan disebarkan, semoga bermanfaat bagi yang membaca dan mempraktekkan materinya. :)
Rekaman video dari presentasi ini (part 1) ada di slide terakhir (slide 36).
Silakan fiile ppt ini di download agar animasi tidak menumpuk, dan lebih nyaman di pelajari. File ini adalah materi lengkap seminar Public Speaking yang diadakan oleh Ganesha Public Speaking School Bandung, Indonesia. Silakan disebarkan, semoga bermanfaat bagi yang membaca dan mempraktekkan materinya. :)
Materi ini saya dapat dari materi sosialisasi Tudung Basic Mentality saat di GarudaFood. Tiada maksud apapun, hanya ingin berbagi semoga menjadi sebuah inspirasi.
Materi ini saya dapat dari materi sosialisasi Tudung Basic Mentality saat di GarudaFood. Tiada maksud apapun, hanya ingin berbagi semoga menjadi sebuah inspirasi.
KONSEP DAN TES KETERAMPILAN BERBICARA: Hakikat Keterampilan Berbicara; Konsep Tes Berbicara; Aspek-Aspek yang Dinilai dalam Tes Keterampilan Berbicara; Jenis Tes Berbicara; Tahap-tahap Pengembangan Ujian Berbicara; Pengembangan Teknik Tes Berbicara.
*Adapun isi Paket SOP PERUSAHAAN ini, meliputi:
1. SOP untuk Departemen Purchasing.
2. SOP untuk Departemen Humas.
3. SOP untuk Departemen Marketing
4. SOP untuk Departemen Umum-Transport
5. SOP untuk Departemen Umum-Maintenance
6. SOP untuk Departemen Umum-Satpam
7. SOP untuk Departemen Akunting
8. SOP untuk Departemen Food & Beverages
9. SOP untuk Departemen Information Technology and Security
*Selain itu, Nantinya disertakan juga bonus tambahan berupa:
1. Materi-materi SOP
2. Contoh Job Description
3. Alat bantu kata kerja aktif untuk Jobdesc
4. Kebijakan HRD
5. KPI Catalogue
6. Tabel Penuntun Penilaian Karyawan
"Salah seorang komisioner membuka kotak suara tanpa adanya saksi dari kontestan pemilu. Juga tanpa rekomendasi Bawaslu. Menurut kami itu dugaan tindak pidana pemilu," kata Lukman, seorang pengacara yang melaporkan Hanafi ke Bawaslu Jember, Selasa (27/2).
Ketua Bawaslu Jember, Sanda Aditya Pradana, mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti laporan tersebut dan berkoordinasi dengan Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu).
"Kami tangani secara simultan. Kami perlu koordinasi dengan Gakkumdu," tutur Sanda.
Tanggapan Ahmad Hanafi
Komisioner KPU Jember Ahmad Hanafi menanggapi soal aduan itu. Hanafi menyebut pada Minggu, 25 Februari 2024, pihaknya menerima aduan masyarakat tentang adanya dugaan penggelembungan suara saat rekapitulasi suara oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Sumberbaru.
Dia pun mendatangi lokasi dengan beberapa orang dari KPU Jember. Menurutnya, PPK Sumberbaru sudah menyelesaikan rekapitulasi suara beberapa saat sebelum kedatangannya. PPK telah menandatangani form D Hasil.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Kurikulum public speaking
1. Kurikulum Pelatihan Public Speaking bagi Tenaga Promkes Puskesmas 1
KURIKULUM
PELATIHAN PUBLIC SPEAKING
BAGI TENAGA PROMOSI KESEHATAN PUSKESMAS
PROVINSI JAWA TIMUR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 tentang Kesehatan mengamanatkan
bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan sebagai penyelenggara
pelayanan kesehatan, diharapkan mampu bekerja secara penuh serta
profesional sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Kebijakan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk periode tahun 2005 sampai
dengan tahun 2025 adalah mengutamakan upaya pelayanan promotif dan
preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki untuk melakukan upaya tersebut
adalah kemampuan menyampaikan informasi ataupun gagasan dengan baik,
atau dengan kata lain trampil dalam melakukan public speaking (berbicara
di depan umum).
Kemampuan public speaking sangat penting untuk dikuasai oleh tenaga
kesehatan, khususnya tenaga promosi kesehatan, karena sesuai dengan
tupoksinya sebagian besar waktu digunakan untuk melakukan promosi
kesehatan yaitu melaksanakan kegiatan advokasi, pembinaan suasana dan
gerakan pemberdayaan masyarakat, melakukan penyebarluasan informasi
dalam rangka pengembangan perilaku masyarakat yang mendukung
kesehatan.
Kesiapan materi belumlah cukup untuk dijadikan indikator keberhasilan
diterimanya pesan kesehatan tanpa didukung ketrampalan bagaimana cara
menyampaikan. Tidak sedikit orang merasa takut dan tidak percaya diri
untuk berbicara didepan umum padahal mereka memiliki fisik yang utuh
dan jenjang pendidikan yang tinggi bahkan orang yang telah memiliki
jabatan sekalipun. Ini menunjukkan bahwa fisik yang utuh dan pendidikan
yang tinggi tidak sepenuhnya mempengaruhi individu untuk berani tampil
didepan umum. Keterampilan berbicara didepan umum akan menjadi
penyakit psikologis pada sebagian orang yang belum terbiasa berbicara
didepan umum apabila tidak dilatih.
Keterampilan berbicara sering kali dianggap remeh oleh sebagian orang
yang tidak sedikit pula merasa menyesal karena mereka tidak memiliki
keterampilan dalam berbicara didepan banyak orang. Banyak hal-hal yang
tidak bisa mereka raih yang hanya disebabkan oleh ketidakterampilnya
2. Kurikulum Pelatihan Public Speaking bagi Tenaga Promkes Puskesmas 2
dalam menyampaikan gagasan. Tidak sedikit pula mereka yang berbicara
didepan umum tetapi tidak memperhatikan gaya bahasa, body language,
dan intonasi. Padahal itu semua perlu diperhatikan untuk meningkatkan
efektifitas penyampaian pesan pembicara.
Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan Pelatihan Public Speaking bagi
petugas promosi kesehatan di Puskesmas.
B. Filosofi Pelatihan
Dalam pelatihan Public Speaking menggunakan nilai-nilai dan keyakinan
yang menjiwai, mendasari dan memberikan identitas pada sistem pelatihan
sebagai berikut :
1. Pelatihan menerapkan prinsip pembelajaran orang dewasa, dengan
karakteristik :
Pembelajaran pada orang dewasa adalah belajar pada waktu,
tempat, dan kecepatan yang sesuai untuk dirinya
Setiap orang dewasa memiliki cara dan gaya belajar tersendiri dalam
upaya belajar secara efektif.
Kebutuhan orang untuk belajar adalah karena adanya tuntutan untuk
mengembangkan diri secara professional
Proses pembelajaran melalui pelatihan diarahkan kepada upaya
perubahan perilaku dalam diri manusia sebagai diri pribadi dan
anggota masyarakat.
Proses pembelajaran orang dewasa melalui pelatihan perlu
memperhatikan penggunaan metode dan teknik yang dapat
menciptakan suasana partisipatif.
2. Proses pelatihan memanfaatkan pengalaman peserta dalam melakukan
Public Speaking, dan digunakan pada setiap tahap proses
pembelajaran.
3. Proses pembelajaran lebih banyak memberi pengalaman melakukan
sendiri secara aktif tahap-tahap Public Speaking, atau menggunakan
metode “learning by doing”.
3. Kurikulum Pelatihan Public Speaking bagi Tenaga Promkes Puskesmas 3
BAB II
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. Peran
Setelah mengikuti pelatihan, tenaga promosi kesehatan Puskesmas
mempunyai peran sebagai pelaksana teknis fungsional dibidang promosi
kesehatan masyarakat di wilayah unit kerja masing-masing.
B. Fungsi
Tenaga promosi kesehatan berfungsi dalam melaksanakan upaya promosi
kesehatan yaitu advokasi, bina suasana, gerakan pemberdayaan
masyarakat, penyebarluasan informasi kesehatan, membuat rancangan
media, melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang
berhubungan dengan kesehatan, merencanakan intervensi dalam rangka
mengembangkan perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan,
mengembangkan kebijakan sehat dan mengkaji kebijakan – kebijakan
sektor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan dengan selalu
mengembangkan public speaking sebagai ketrampilan untuk mempengaruhi
orang lain.
C. Kompetensi
Peserta memiliki kompetensi dalam melaksanakan Public Speaking
meliputi:
1. Mempersiapkan rencana public speaking dalam penyampaian pesan
kesehatan
2. Mengelola emosi diri dan audiens untuk tampil sebagai public
speaker yang menakjubkan
3. Melaksanakan public speaking dengan baik
4. Kurikulum Pelatihan Public Speaking bagi Tenaga Promkes Puskesmas 4
BAB III
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Pelatihan Umum
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan mampu melakukan
public speaking yang baik sehingga dapat mengembangkan potensi diri dan
meningkatkan ketrampilan komunikasi persuasif.
B. Tujuan Pelatihan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat:
1. Menjelaskan pentingnya peningkataan skill communication pada
petugas promkes Puskesmas
2. Menjelaskan konsep dasar public speaking
3. Menjelaskan karakter dan kemampuan public speaker
4. Melakukan Membangun kepercayaan diri dan mengelola rasa takut
5. Mempraktekkan teknik vokal, gesture dan bahasa tubuh
6. Menjelaskan penggunaan alat bantu visual dan bicara
7. Mempraktekkan tahapan public speaking
5. Kurikulum Pelatihan Public Speaking bagi Tenaga Promkes Puskesmas 5
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM
Struktur Program
Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka disusun materi yang akan
diberikan secara rinci pada tabel berikut :
No Materi Jam Pelajaran
T P PL JML
A. Materi Dasar
1 Pentingnya peningkatakan skill
communication pada petugas promkes
Puskesmas
2 - - 2
B. Materi Inti
1 Konsep Dasar Public Speaking 1 2 - 3
2 Karakter dan Kemampuan Public Speaker 1 2 - 3
3 Tahapan public speaking 2 8 - 10
4 Membangun kepercayaan diri dan
mengelola rasa takut
1 3 - 4
5 Teknik vokal, Gesture dan bahasa tubuh 1 4 - 5
6 Alat bantu visual dan bicara 1 2 - 3
C. Materi Penunjang
1 BLC - 3 - 3
2 RTL - 2 - 2
Jumlah 10 25 - 35
6. Kurikulum Pelatihan Public Speaking bagi Tenaga Promkes Puskesmas 6
BAB V
ALUR PROSES PEMBELAJARAN
A. Diagram Alur
Alir proses pelatihan dapat digambarkan seperti di bawah ini:
B. Proses Pembelajaran
Dari alur diatas dapat disampaikan bahwa proses pelatihan dilaksanakan
melalui tahapan sebagai berikut :
1) Pendinamisan dan penggalian harapan peserta serta membangun
komitmen belajar diantara peserta
Pembukaan
Building Learning Commitment
Metode : Diskusi kelompok, games
Materi Wawasan/ Pengetahuan
1. Pentingnya peningkatakan skill
communication pada petugas
promkes Puskesmas
Metoda:
- Ceramah Tanya Jawab
- Curah pendapat
Materi Inti:
1. Konsep dasar public speaking
2. Karakter dan kemampuan
public speaker
3. Membangun kepercayaan diri
dan mengelola rasa takut
4. Teknik vokal, gesture dan
bahasa tubuh
5. Alat bantu visual dan bicara
6. Tahapan public speaking
Metoda:
- Ceramah Tanya Jawab
- Diskusi Kelompok
- Penugasan/latihan/exercise
- Curah pendapat
RTL
PenutupanEvaluasi
7. Kurikulum Pelatihan Public Speaking bagi Tenaga Promkes Puskesmas 7
2) Penyiapan peserta sebagai seorang tenaga promkes Puskesmas yang
senantiasa perlu melakukan pembaharuan dalam perilaku dan
tindakan dalam berinteraksi dengan manusia dalam pelaksanaan
tugas
3) Pembahasan materi inti di kelas
Dalam setiap pembahasan materi inti, peserta latih dilibatkan secara aktif
sepenuhnya dalam proses pembelajaran, secara umum tahapan proses
pembelajaran sebagai berikut :
a. Fasilitator mempersiapkan peserta latih untuk siap mengikuti proses
pembelajaran.
b. Fasilitator menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada setiap materi
c. Fasilitator dapat mengawali proses pembelajaran dengan penggalian
pengalaman peserta; penugasan dalam bentuk individual dan
kelompok; penjelasan singkat mengenai seluruh materi
d. Setelah semua materi disampaikan, fasilitator dan atau peserta latih
dapat memberikan umpan balik terhadap isi keseluruhan materi.
e. Sebelum pemberian materi berakhir, fasilitator dan peserta latih
dapat membuat rangkuman dan atau pembulatan.
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Pada akhir pelatihan setiap kelompok atau individu membuat rencana
tindak lanjut yang akan dilaksanakan di tempat kerja dan dapat digunakan
sebagai alat monitoring pasca pelatihan.
C. Metode Pembelajaran
Metode pelatihan ini berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Orientasi pada peserta meliputi latar belakang, kebutuhan dan
harapan yang terkait dengan bidang tugas yang akan dilaksanakan
setelah mengikuti pelatihan, memberi kesempatan belajar sambil
berbuat (learning by doing) dan belajar atas pengalaman (learning
by experience)
2. Peran serta aktif peserta (active learner participatory) sesuai
dengan pendekatan pembelajaran (learning)
3. Pembinaan iklim yang demokratis dan dinamis untuk terciptanya
komunikasi dari dan ke berbagai arah.
Oleh karena itu, maka metode yang dapat digunakan selama proses
pembelajaran dalam pelatihan Public Speaking ini antara lain adalah :
1) Ceramah singkat dan tanya jawab, terutama untuk hal-hal yang baru
2) Curah pendapat
3) Penugasan berupa : diskusi kelompok, latihan
4) Bermain peran (Role playing)
9. Kurikulum Pelatihan Public Speaking bagi Tenaga Promkes Puskesmas 9
BAB V
PESERTA, PELATIH DAN PENYELENGGARA
A. Peserta
Peserta pelatihan ini adalah tenaga Promkes Puskesmas diutamakan yang
menempati tugas utama sebagai tenaga promkes, bukan tugas sampingan.
1. Kriteria:
a. Pegawai Negeri Sipil
b. Pendidikan dan Pendidikan minimal Diploma 3 (D3) Kesehatan,
pangkat serendah-rendahnya Pengatur golongan II/c
2. Jumlah:
Dalam satu kelas peserta berjumlah maksimal 30 orang, hal ini
dimaksudkan agar terjadi interaksi yang optimal selama proses
pelatihan antara fasilitator dengan peserta latih, maupun antar
peserta latih.
B. Pelatih/Fasilitator
Pelatih/fasilitator dalam pelatihan ini adalah widyaiswara UPT Pelatihan
Kesehatan Masyarajat Murnajati.
C. Penyelenggara
Pelatihan Public Speaking diselenggarakan oleh UPT Pelatihan Kesehatan
Masyarakat Murnajati.
10. Kurikulum Pelatihan Public Speaking bagi Tenaga Promkes Puskesmas 10
BAB VI
TEMPAT, WAKTU DAN KELENGKAPAN PELATIHAN
A. Tempat Pelatihan
Untuk proses pembelajaran dengan metode tersebut di atas memerlukan
tempat yang memiliki kelengkapan sarana dan prasarana penunjang
pelatihan. Untuk itu pelatihan ini dapat dilaksanakan di UPT Pelatihan
Kesehatan Masyarakat Murnajati.
B. Waktu Pelatihan
Pelatihan diselenggarakan selama 4 hari dengan jumlah jam pelatihan 35
JPL @ 45 menit.
C. Kelengkapan Pelatihan
Untuk menunjang proses pembelajaran selama pelatihan perlu adanya
kelengkapan berupa :
1. Bahan bacaan (referensi) yang berasal dari fasilitator
2. Formulir-formulir/lembar belajar yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran
3. Alat bantu belajar berupa proyektor LCD, laptop, Whiteboard
dan Papan flip chart.
4. Kertas metaplan, dan lain-lain
11. Kurikulum Pelatihan Public Speaking bagi Tenaga Promkes Puskesmas 11
BAB VII
MONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN
A. Monitoring
Tujuan Monitoring adalah untuk menjaga agar proses pelatihan berjalan
sesuai dengan desain pelatihan. Monitoring pelatihan dilakukan oleh
petugas Quality Control pelatihan kesehatan Provinsi Jawa Timur.
B. Evaluasi
Tujuan evaluasi/penilaian adalah untuk mengetahui kemajuan tingkat
pengetahuan dan ketrampilan yang dicapai peserta, penilaian proses
pembelajaran dan penyelenggaraan. Hasil ini dapat digunakan untuk
menilai efektifitas pelatihan dan memperbaiki pelaksanaan berikutnya.
Evaluasi dilakukan terhadap:
1. Peserta :
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran dari peserta.
Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui:
Penjajagan awal melalui pre test
Pemahaman peserta terhadap materi yang telah diterima melalui
post test
Pengamatan dan penilaian terhadap hasil/output pelatihan seperti :
RTL dan lain-lain.
2. Fasilitator/pelatih :
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan fasilitator/pelatih
dalam menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan yang dapat dipahami dan diserap peserta.
3. Penyelenggaraan :
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan diklat. Obyek
evaluasi adalah pelaksanaan administrasi dan akademis yang meliputi:
Tujuan diklat
Relevansi program diklat dengan tugas
Manfaat setiap mata sajian bagi pelaksanaan tugas
Manfaat diklat bagi peserta/ instansi
Hubungan peserta dengan pelaksanaan diklat
Pelayanan sekretariat terhadap peserta
Pelayanan akomodasi
Pelayanan konsumsi
Pelayanan perpustakaan
12. Kurikulum Pelatihan Public Speaking bagi Tenaga Promkes Puskesmas 12
BAB VIII
SERTIFIKASI
Sertifikat akan diberikan kepada peserta yang telah mengikuti pelatihan
dan memenuhi ketentuan yang berlaku, yaitu :
Mengikuti pelatihan sekurang-kurangnya selama 95% dari alokasi
waktu pelatihan
Dinyatakan berhasil sesuai evaluasi belajar
Bambang Riadi, SKM, MM.Kes, CT.NLP
Widyaiswara Kesehatan
Bapelkes Murnajati Jawa Timur
Jl. Argotunggal Nomor 1 Lawang
Telp. 0341-426013
HP. 081 333 1313 66