Pesantren sebagai kebangkitan ekonomi umat 2019K-Tin Premium
Kebangkitan Ekonomi Umat – Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduk muslimnya terbesar di dunia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pusat kebangkitan ekonomi islam dunia.
Sebab selain didukung oleh besarnya penduduk muslim indonesia juga memiliki faktor pendukung yang lainnya yang sangata strategis bila dibandingkan dengan negara lain yaitu faktor adanya lembaga pendidikan islam yang tradisional yaitu pondok pesantren.
Menurut laporan data dari bank Indonesia tentang Data Statistik perbankan syariah bank Indonesia tahun 2013, akeselerasi pertumbuhan ekonomi khususnya pada lembaga – lembaga keuangan islam baik bank maupun non bank hanya mampu tumbuh sekitar 4,6 persen saja dari total pangsa pasar keuangan di Indonesia dengan total asset hanya sebesar 125 triliyun rupiah.
Dokumen tersebut membahas tentang Muhammadiyah dan ekonomi Islam. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa Muhammadiyah lahir dari para pedagang yang menggabungkan bisnis dan dakwah, serta secara bertahap membangun gerakan ekonomi melalui koperasi dan lembaga-lembaga ekonomi lainnya untuk memberdayakan anggotanya. Dokumen juga menjelaskan kerangka dasar ekonomi Islam meliputi ide-ide, pendekatan nilai, dan apl
Ekonomi Islam didasarkan pada Al-Quran dan Sunnah. Prinsip-prinsipnya tetap namun praktiknya dapat berubah sesuai zaman. Lembaga-lembaga ekonomi Islam seperti bank syariah dan asuransi syariah menerapkan prinsip bagi hasil dan larangan riba.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang arsitektur ekonomi Islam yang didasarkan pada tiga pilar yaitu keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan. Dokumen tersebut juga membahas tentang visi, misi, dan kerangka pengembangan perbankan syariah Indonesia untuk periode 2005-2015 yang mengedepankan prinsip syariah dan kemaslahatan masyarakat.
Proposal ini membahas rencana pengembangan kegiatan pemberdayaan SDM Masjid Hajar Noor 1 Pelem setelah bulan Ramadhan. Rencananya meliputi pengembangan perpustakaan masjid dengan 300 buah buku berbagai disiplin ilmu, menjadikan masjid sebagai pusat dakwah dan pemberdayaan umat, serta melanjutkan kegiatan pengajian dan pendidikan yang berjalan selama Ramadhan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang arsitektur ekonomi Islam yang berfokus pada tujuan kesejahteraan dunia dan akhirat (al-falah) yang dicapai melalui keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan dengan menghindari praktik-praktik seperti riba, maysir, dan gharar.
2. Dibahas pula tiga pilar ekonomi Syariah yaitu keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan serta fondasi-f
Pesantren sebagai kebangkitan ekonomi umat 2019K-Tin Premium
Kebangkitan Ekonomi Umat – Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduk muslimnya terbesar di dunia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pusat kebangkitan ekonomi islam dunia.
Sebab selain didukung oleh besarnya penduduk muslim indonesia juga memiliki faktor pendukung yang lainnya yang sangata strategis bila dibandingkan dengan negara lain yaitu faktor adanya lembaga pendidikan islam yang tradisional yaitu pondok pesantren.
Menurut laporan data dari bank Indonesia tentang Data Statistik perbankan syariah bank Indonesia tahun 2013, akeselerasi pertumbuhan ekonomi khususnya pada lembaga – lembaga keuangan islam baik bank maupun non bank hanya mampu tumbuh sekitar 4,6 persen saja dari total pangsa pasar keuangan di Indonesia dengan total asset hanya sebesar 125 triliyun rupiah.
Dokumen tersebut membahas tentang Muhammadiyah dan ekonomi Islam. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa Muhammadiyah lahir dari para pedagang yang menggabungkan bisnis dan dakwah, serta secara bertahap membangun gerakan ekonomi melalui koperasi dan lembaga-lembaga ekonomi lainnya untuk memberdayakan anggotanya. Dokumen juga menjelaskan kerangka dasar ekonomi Islam meliputi ide-ide, pendekatan nilai, dan apl
Ekonomi Islam didasarkan pada Al-Quran dan Sunnah. Prinsip-prinsipnya tetap namun praktiknya dapat berubah sesuai zaman. Lembaga-lembaga ekonomi Islam seperti bank syariah dan asuransi syariah menerapkan prinsip bagi hasil dan larangan riba.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang arsitektur ekonomi Islam yang didasarkan pada tiga pilar yaitu keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan. Dokumen tersebut juga membahas tentang visi, misi, dan kerangka pengembangan perbankan syariah Indonesia untuk periode 2005-2015 yang mengedepankan prinsip syariah dan kemaslahatan masyarakat.
Proposal ini membahas rencana pengembangan kegiatan pemberdayaan SDM Masjid Hajar Noor 1 Pelem setelah bulan Ramadhan. Rencananya meliputi pengembangan perpustakaan masjid dengan 300 buah buku berbagai disiplin ilmu, menjadikan masjid sebagai pusat dakwah dan pemberdayaan umat, serta melanjutkan kegiatan pengajian dan pendidikan yang berjalan selama Ramadhan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang arsitektur ekonomi Islam yang berfokus pada tujuan kesejahteraan dunia dan akhirat (al-falah) yang dicapai melalui keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan dengan menghindari praktik-praktik seperti riba, maysir, dan gharar.
2. Dibahas pula tiga pilar ekonomi Syariah yaitu keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan serta fondasi-f
Makalah kelahiran perbankan syariah kelompok 1jihannur4
Makalah ini membahas tentang sejarah berdirinya perbankan syariah di dunia dan Indonesia. Pertama kali bank syariah didirikan pada tahun 1963 di Malaysia. Bank syariah pertama di Indonesia didirikan pada tahun 1992 dengan nama Bank Muamalat Indonesia.
Perbedaan ekonomi syariah dan ekonomi konvensionalK-Tin Premium
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara ekonomi syariah dan ekonomi konvensional. Ekonomi syariah didasarkan pada prinsip-prinsip Islam seperti larangan riba dan mengedepankan keadilan, sedangkan ekonomi konvensional berfokus pada pertumbuhan ekonomi. Beberapa perbedaan kunci antara keduanya adalah sistem bagi hasil, larangan riba, pengawasan oleh dewan syariah, dan pembagian keuntungan.
Makalah ini membahas tentang lembaga keuangan syariah. Ia menjelaskan prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam dan sistem ekonomi syariah. Makalah ini juga mendefinisikan lembaga keuangan syariah dan jenis-jenisnya seperti bank syariah, serta karakteristik sumber daya insani yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan syariah.
Dokumen tersebut merangkum strategi perjuangan Muhammadiyah. Muhammadiyah berjuang untuk menegakkan agama Islam melalui dakwah amar makruf nahi mungkar di segala aspek kehidupan. Strategi perjuangan Muhammadiyah didasarkan pada Khiththah Perjuangan yang mengatur hubungan antara Muhammadiyah dengan masyarakat, politik, dan organisasi Islam lainnya. Tujuan akhir Muhammadiyah adalah menciptakan masyarakat Islam yang adil dan se
1. Manajemen keuangan syariah berbeda dengan manajemen konvensional dimana manajemen syariah didasarkan pada nilai-nilai keagamaan untuk mencapai ridha Allah dan mencegah perilaku KKN.
2. Contoh manajemen syariah yang baik ditunjukkan oleh beberapa nabi seperti Nabi Adam, Nabi Yusuf, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad.
3. Prinsip-prinsip manajemen keuangan syariah menekankan pada
Amal usaha muhammadiyah kedudukan dan fungsinyaSchool
Muhammadiyah menjalankan berbagai amal usaha di berbagai bidang untuk mencapai tujuan menegakkan agama Islam. Amal usaha ini dikelola oleh berbagai majelis dan lembaga dengan mengutamakan prinsip-prinsip dasar seperti kemandirian, keadilan, dan kesejahteraan.
Analisis strategi Koperasi KSU Bina Usaha Sejahtera dalam menekan tingkat Non Performing Financing (NPF). Koperasi ini didirikan pada 2006 di Depok dan berfokus pada pembiayaan UMKM. Penelitian ini akan menganalisis strategi koperasi dalam menekan pembiayaan bermasalah melalui analisis karakter, kapasitas, modal, kondisi, dan jaminan calon debitur.
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA.docxAfrizaLeonita
Penelitian ini membahas perkembangan sistem perbankan syariah di Indonesia. Perbankan syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam tanpa menggunakan bunga. Perbankan syariah di Indonesia tumbuh pesat dalam beberapa dekade terakhir didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan masyarakat Muslim akan produk perbankan syariah.
MEMBANGUN EKONOMI PEDESAAN DENGAN FINANCIAL INCLUSION MELALUI LEMBAGA KEUAN...An Nisbah
Abstract: Financial inclusion is expected to create programs that can make people prosperous society through empowerment. As has been done by the Grameen Bank with the concept of women’s empowerment, GTZ (Germany) and IFC. Financial inclusion is a true essence of Islamic economy, by strengthening qard hasan for developing the rural sector and empower the community. Funds can be taken from ZISWAF, especially endowments which has enormous potential to build the country. There are several challenges and obstacles in the implementation of fnancial inclusion by Islamic fnancial institutions,
among which are human resources, infrastructure and funding. More than the other problems is the lack of good coordination among the scholars in the countryside and the Economist Sharia associated program to unify perceptions of Islamic fnancial institutions in general and in particular fnancial inclusion.
Keywords: Financial inclusion, empowerment, Islamic fnancial institutions
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta MelzatiaLysialim
Lembaga keuangan syariah dijelaskan sebagai lembaga yang mengeluarkan produk keuangan sesuai syariah Islam dan memiliki izin operasi. Prinsip-prinsip hukum muamalat meliputi mubah, sukarela, manfaat dan menghindari mudarat, serta keadilan. Transaksi haram meliputi barang atau jasa terlarang, akad tidak sah, dan sistem memperoleh keuntungan terlarang seperti riba. Perbedaan tadlis dan ghar
Perkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata Syariahmenanti_senja
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan bisnis syariah di Indonesia dan prospek pariwisata syariah ke depan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa bisnis syariah telah berkembang pesat terutama di sektor keuangan, dan sektor pariwisata syariah di Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan seiring dukungan pemerintah untuk mengembangkan wisata halal. Dokumen juga menyebutkan beberapa rekomendasi untuk mening
Buku ini membahas tentang perbankan syariah yang meliputi tiga poin utama. Pertama, fungsi-fungsi perbankan seperti menerima simpanan, pinjaman, dan transfer uang sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Kedua, beberapa sahabat Rasulullah SAW seperti Ali, Zubair, dan Ibnu Abbas telah melakukan aktivitas seperti menerima simpanan, pinjaman, dan transfer uang. Ketiga, pemberian modal kerja berbasis bagi hasil seperti mudhar
MASNET - Masjid Network (Pemberdayaan Ekonomi Islam)Abdi Januar Putra
MASNET atau Masjid Network adalah jaringan masjid digital yang bertujuan untuk memberdayakan ekonomi islam.
....
Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi yang sangat besar. Menurut data dari Bappenas potensi zakat di Indonesia tahun 2019 mencapai Rp. 217 triliun.
Potensi ini tentunya sangat besar dan akan memiliki manfaat yang sama besarnya.
Dari penyaluran zakat yang dihimpun pada tahun 2016 sebesar 66,03 persen yaitu Rp. 2.931 miliar. Dan di tahun 2017 disalurkan 78,1 persen atau sebesar Rp. 4.860 miliar.
Akan tetapi potensi ini harus digenjot supaya realisasi lebih mendekati di angka Rp. 217 triliun.
Banyak potensi yang bisa digarap bersama dengan satu tujuan.
Tiga perbedaan utama antara sistem perbankan syariah dan konvensional adalah bahwa sistem syariah tidak melibatkan bunga, lebih tangguh menghadapi krisis keuangan, dan menjalankan prinsip keadilan dan kebersamaan."
Makalah kelahiran perbankan syariah kelompok 1jihannur4
Makalah ini membahas tentang sejarah berdirinya perbankan syariah di dunia dan Indonesia. Pertama kali bank syariah didirikan pada tahun 1963 di Malaysia. Bank syariah pertama di Indonesia didirikan pada tahun 1992 dengan nama Bank Muamalat Indonesia.
Perbedaan ekonomi syariah dan ekonomi konvensionalK-Tin Premium
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara ekonomi syariah dan ekonomi konvensional. Ekonomi syariah didasarkan pada prinsip-prinsip Islam seperti larangan riba dan mengedepankan keadilan, sedangkan ekonomi konvensional berfokus pada pertumbuhan ekonomi. Beberapa perbedaan kunci antara keduanya adalah sistem bagi hasil, larangan riba, pengawasan oleh dewan syariah, dan pembagian keuntungan.
Makalah ini membahas tentang lembaga keuangan syariah. Ia menjelaskan prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam dan sistem ekonomi syariah. Makalah ini juga mendefinisikan lembaga keuangan syariah dan jenis-jenisnya seperti bank syariah, serta karakteristik sumber daya insani yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan syariah.
Dokumen tersebut merangkum strategi perjuangan Muhammadiyah. Muhammadiyah berjuang untuk menegakkan agama Islam melalui dakwah amar makruf nahi mungkar di segala aspek kehidupan. Strategi perjuangan Muhammadiyah didasarkan pada Khiththah Perjuangan yang mengatur hubungan antara Muhammadiyah dengan masyarakat, politik, dan organisasi Islam lainnya. Tujuan akhir Muhammadiyah adalah menciptakan masyarakat Islam yang adil dan se
1. Manajemen keuangan syariah berbeda dengan manajemen konvensional dimana manajemen syariah didasarkan pada nilai-nilai keagamaan untuk mencapai ridha Allah dan mencegah perilaku KKN.
2. Contoh manajemen syariah yang baik ditunjukkan oleh beberapa nabi seperti Nabi Adam, Nabi Yusuf, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad.
3. Prinsip-prinsip manajemen keuangan syariah menekankan pada
Amal usaha muhammadiyah kedudukan dan fungsinyaSchool
Muhammadiyah menjalankan berbagai amal usaha di berbagai bidang untuk mencapai tujuan menegakkan agama Islam. Amal usaha ini dikelola oleh berbagai majelis dan lembaga dengan mengutamakan prinsip-prinsip dasar seperti kemandirian, keadilan, dan kesejahteraan.
Analisis strategi Koperasi KSU Bina Usaha Sejahtera dalam menekan tingkat Non Performing Financing (NPF). Koperasi ini didirikan pada 2006 di Depok dan berfokus pada pembiayaan UMKM. Penelitian ini akan menganalisis strategi koperasi dalam menekan pembiayaan bermasalah melalui analisis karakter, kapasitas, modal, kondisi, dan jaminan calon debitur.
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA.docxAfrizaLeonita
Penelitian ini membahas perkembangan sistem perbankan syariah di Indonesia. Perbankan syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam tanpa menggunakan bunga. Perbankan syariah di Indonesia tumbuh pesat dalam beberapa dekade terakhir didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan masyarakat Muslim akan produk perbankan syariah.
MEMBANGUN EKONOMI PEDESAAN DENGAN FINANCIAL INCLUSION MELALUI LEMBAGA KEUAN...An Nisbah
Abstract: Financial inclusion is expected to create programs that can make people prosperous society through empowerment. As has been done by the Grameen Bank with the concept of women’s empowerment, GTZ (Germany) and IFC. Financial inclusion is a true essence of Islamic economy, by strengthening qard hasan for developing the rural sector and empower the community. Funds can be taken from ZISWAF, especially endowments which has enormous potential to build the country. There are several challenges and obstacles in the implementation of fnancial inclusion by Islamic fnancial institutions,
among which are human resources, infrastructure and funding. More than the other problems is the lack of good coordination among the scholars in the countryside and the Economist Sharia associated program to unify perceptions of Islamic fnancial institutions in general and in particular fnancial inclusion.
Keywords: Financial inclusion, empowerment, Islamic fnancial institutions
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta MelzatiaLysialim
Lembaga keuangan syariah dijelaskan sebagai lembaga yang mengeluarkan produk keuangan sesuai syariah Islam dan memiliki izin operasi. Prinsip-prinsip hukum muamalat meliputi mubah, sukarela, manfaat dan menghindari mudarat, serta keadilan. Transaksi haram meliputi barang atau jasa terlarang, akad tidak sah, dan sistem memperoleh keuntungan terlarang seperti riba. Perbedaan tadlis dan ghar
Perkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata Syariahmenanti_senja
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan bisnis syariah di Indonesia dan prospek pariwisata syariah ke depan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa bisnis syariah telah berkembang pesat terutama di sektor keuangan, dan sektor pariwisata syariah di Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan seiring dukungan pemerintah untuk mengembangkan wisata halal. Dokumen juga menyebutkan beberapa rekomendasi untuk mening
Buku ini membahas tentang perbankan syariah yang meliputi tiga poin utama. Pertama, fungsi-fungsi perbankan seperti menerima simpanan, pinjaman, dan transfer uang sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Kedua, beberapa sahabat Rasulullah SAW seperti Ali, Zubair, dan Ibnu Abbas telah melakukan aktivitas seperti menerima simpanan, pinjaman, dan transfer uang. Ketiga, pemberian modal kerja berbasis bagi hasil seperti mudhar
MASNET - Masjid Network (Pemberdayaan Ekonomi Islam)Abdi Januar Putra
MASNET atau Masjid Network adalah jaringan masjid digital yang bertujuan untuk memberdayakan ekonomi islam.
....
Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi yang sangat besar. Menurut data dari Bappenas potensi zakat di Indonesia tahun 2019 mencapai Rp. 217 triliun.
Potensi ini tentunya sangat besar dan akan memiliki manfaat yang sama besarnya.
Dari penyaluran zakat yang dihimpun pada tahun 2016 sebesar 66,03 persen yaitu Rp. 2.931 miliar. Dan di tahun 2017 disalurkan 78,1 persen atau sebesar Rp. 4.860 miliar.
Akan tetapi potensi ini harus digenjot supaya realisasi lebih mendekati di angka Rp. 217 triliun.
Banyak potensi yang bisa digarap bersama dengan satu tujuan.
Tiga perbedaan utama antara sistem perbankan syariah dan konvensional adalah bahwa sistem syariah tidak melibatkan bunga, lebih tangguh menghadapi krisis keuangan, dan menjalankan prinsip keadilan dan kebersamaan."
Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...An Nisbah
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut menganalisis fatwa DSN-MUI nomor 92 tahun 2014 tentang pembiayaan yang disertai rahn.
2. Penelitian dilakukan dengan metode studi pustaka dan menemukan dua hal utama yaitu fatwa tersebut dianggap tepat dengan mempertimbangkan kemaslahatan bersama, namun terdapat perbedaan dengan fiqh klasik di mana mudharabah seharusnya tidak memer
Buku ini membahas tentang Islam dan perbankan syariah. Ia menjelaskan bahwa fungsi-fungsi dasar bank seperti menerima simpanan, memberi pinjaman, dan transfer uang sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Buku ini juga membahas fatwa MUI dan Muhammadiyah yang menyatakan bahwa bunga bank haram. Sistem perbankan syariah diperkenalkan sebagai alternatif yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Pemerintah mengumumkan rencana untuk membangun pusat perbelanjaan baru di pusat kota untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Rencana ini mendapat dukungan dari kalangan bisnis tetapi ditentang oleh kelompok lingkungan karena khawatir akan mengganggu ekosistem setempat. Perdebatan masih berlanjut mengenai dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari rencana pembangunan tersebut.
Solusi Riba Melalui Peer to Peer Pinjaman Qardhul Hasan.pdfmarifah87
Teks tersebut membahas solusi atas masalah riba melalui pinjaman peer-to-peer menggunakan akad qardhul hasan. Pinjaman online sering mengenakan bunga tinggi yang bertentangan dengan syariat Islam. Qardhul hasan adalah pinjaman tanpa bunga yang hanya menagih pokok pinjaman. Teks tersebut menjelaskan implementasi sistem peer-to-peer lending yang menggunakan prinsip qardhul hasan untuk menyalurkan pinjaman secara adil
The document discusses the benefits of exercise for mental health. Regular physical activity can help reduce anxiety and depression and improve mood and cognitive function. Exercise causes chemical changes in the brain that may help protect against mental illness and improve symptoms.
Dokumen tersebut membahas tentang halal dan haram dalam makanan dan minuman serta etika mengkonsumsinya menurut ajaran Islam. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah bahwa minuman keras atau khamr, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih dengan menyebut selain nama Allah diharamkan. Sedangkan makanan sembelihan orang-orang Kitab dihalalkan. Terdapat pula etika-etika saat makan seperti membasuh tangan
Dokumen tersebut membahas tentang penyebab-penyebab yang dilarang dalam suatu transaksi secara agama. Penyebab-penyebab tersebut adalah zat haram seperti babi, khamr, bangkai, dan darah. Selain itu akad yang tidak sah karena tidak memenuhi unsur dan syarat, adanya ta'alluq, dan transaksi "2 dalam 1". Penyebab lainnya adalah transaksi yang haram meskipun zatnya halal, seperti riba,
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
1. 99 IAIN Palangka Raya
Jurnal Al Qardh, Volume 4, Desember 2019
ISSN : 2354 – 6034 (Print)
ISSN : 2599 – 0187 (Online)
KONSEP DIVISI EKONOMI MASJIDBERBASIS TEKNOLOGI INDUSTRI 4.0
Ma’rifahYuliani
STIE Muhammadiyah Tanjung Redeb
Email: marifahyuliani@gmail.com
Abstrak
Dimasa lahirnya Islam, Masjidtidak berfungsi sebagai tempat ibadah sholat saja, melainkan
sebagai tempat untuk urusan negara, politik, ekonomi atau lebih tepatnya disebut Masjid sebagai
Pusat Ekonomidan Peradaban Umat Islam. Ekonomi syariah tidak bisa hanya mengandalkan
perbankan dan lembaga keuangan lainnya sebagai pusat ekonomi karena mereka diciptakan
sebagai lembaga profit, tidak berorientasi untuk kepentingan umat.Masjid berfungsi sebagai
tempat ibadah mnelainkan juga bisa digunakan sebagai pusat ekonomi mendirikan divisi
ekonomi, dengan menyediakan sarana akad tabarru’ (tolong menolong) yakni simpan pinjam
menggunakan akad qardhul hasan, didukung teknologi revolusi industri 4.0 berbasis startup,
masjid bisa sebagai pusat ekonomi yang hemat biaya yang berorientasi untuk kesejahteraan umat
Muslim. Penelitian ini bertujuan mengembalikan masjid sebagai tempat pusat ekonomi, yakni
bertemunya orang yang kuat secara ekonomi untuk membantu orang yang lemah, memberantas
riba, menolong yang lemah ekonomidengan menggunakan teknologi revolusi industri 4.0.
Kata Kunci: qardhul hasan, hawalah, divisi ekonomi masjid, teknologi industri 4.0.
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang sempurna, sejak 1.400 tahun lalu semua orang muslim setuju
pernyataan ini. Namun pernyataan ini berbanding terbalik dengan kondisi dilapangan, dimana
masyarakat muslim belum berdaya dan mandiri secara ekonomi. Umat Islam masih belum bisa
menjadi produsen primer (kebutuhan pokok), sekunder dan tersier di negeri ini. Umat Islam yang
banyak jumlahnya di Indonesia,hanya menjadi konsumen produk-produk yang malah dihasilkan
oleh negara berpenduduk minoritas muslim. Ketidakmandirian ini karena kurangnya persatuan
dikalangan umat Islam, jangankan untuk menguasai produksi kebutuhan pokok, dikalangan umat
Islam masih memperdebatkan sesuatu yang menjadi rahmat dalam agama Islam contohnya
perbedaan, baik itu perbedaantata cara ibadah, mazhab, organisasi dan semacamnya. Hal ini
tentu tidak sejalan dengan diturunkannya agama Islam sendiri yang menjadi rahmatan lil
‘alamin.
Fenomena menyedihkan di bidang ekonomi adalah kebanyakan Umat Islam mayoritas tadi,
apapun latar belakang pekerjaan mereka, mereka memiliki hutang atau pinjaman yang berbunga
(riba), baik di lembaga seperti perbankan konvensional, lembaga keuangan konvensional,
lembaga keuangan non bank konvensional: koperasi, finance, leasing, pinjaman online (pinjol)
berbasis fintech (Financial Technology) baik yang berada di bawah naungan OJK ataupun pinjol
2. 100 IAIN Palangka Raya
Jurnal Al Qardh, Volume 4, Desember 2019
ilegal, maupun pinjaman perseorangan seperti meminjam kepada rentenir/lintah darat dan
semacamnya. Padahal mereka mengetahui bahwa riba itu dilarang, mereka menganggap riba dan
bunga berbeda, dan melihat banyaknya umat Islam yang melakukan, mereka merasa aman dari
dosa riba karena kebanyakan masyarakat dilingkungannya sendiri juga memiliki pinjaman
ribawi. Hal yang mereka tidak ketahui, atau mereka ketahui tapi mengganggap bahwa pinjaman
tersebut bukan riba, dosa riba yakni pelaku riba (meminjamkan, meminjam, jadi saksi) itu adalah
dosa besar.Dosa 1 dirham riba (kurang lebih sekitar Rp.70.000,-) setara dengan dosa 36 kali
berzina, dan dosa yang paling ringan seperti menzinai ibu sendiri.sesungguhnya mereka tidak
menyadari bahwa pelaku riba diperangi oleh Allah dan Rasulnya (terdapat dalam Alquran Surah
Al-Baqarah (2) ayat 279.
Kurangnya ceramah mengenai aktivitas ekonomi syariah (halal dan haram) di masyarakat
menyebabkan masjid hanya menjadi tempat untuk ibadah Sholat, ceramah agama dan pengajian
tanpa masuk ke ranah kehidupan sehari-hari, yakni bagaimana tentang cara berdagang, bekerja,
mencari nafkah halal dalam Islam. Hal ini menyebabkan masyarakat memisahkan antara
aktivitas ibadah dengan aktivitas bekerja mencari nafkah. Padahal aktivitas bekerja mencari
nafkah adalah ibadah yang utama selain ibadah mahdhah. Ironisnya saldo-saldo masjid yang
ratusan juta bahkan miliaran berbanding terbalik dengan banyaknya masyarakat miskin disekitar
masjid dan tidak sedikit masyarakat miskin tadi yang terlilit hutang riba. Padahal masjid adalah
tempat bertemunya masyarakat kaya dan yang kurang mampu, seharusnya masjid bisa menjadi
pusat kegiatan masyarakat, bukan hanya dalam ibadah madhah, juga dalam kegiatan muamalat.
Ekonomi Islam atau ekonomi syariah di Indonesia berkembang dengan lambat menurut
penulis akibat hanya mengandalkan aktivitas keuangan di lembaga-lembaga keuangan seperti
perbankan syariah ataupun industri keuangan non bank seperti amil zakat, koperasi syariah,
asuransi syariah, pegadaian syariah, finance syariah, dana pensiun syariah, pasar modalsyariah
dan semacamnya. Lembaga-lembaga yang sudah disebutkan tadi tidak bisa
melayani/menjangkau semua lapisan masyarakat, terlebih masyarakat yang fakir dan miskin.
Berbeda dengan masjid yang tempat ibadah semua kalangan sehingga di dalamnya tidak ada
perbedaan perlakuan. Baik kaya maupun masyarakat yang tergolong tidak mampu/miskin semua
dilayani oleh masjid untuk beribadah. Maka kalau ada divisi ekonomi di setiap masjid, yang
berorientasi sosial, bukan profit seperti lembaga keuangan. Maka ekonomi syariah pasti akan
lebih berkembang dengan cepat dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan menjadi solusi
(problem solver)atas permasalahan ekonomi Umat Islam. Dengan didirikannya divisi ekonomi
disetiap masjid-masjid, selain untuk memakmurkan masjid juga untuk memakmurkan ekonomi
masyarakat, memerangi riba dimasyarakat dan mengubah masyarakat konsumtif menjadi
masyarakat produktif, merubah mustahik menjadi muzakki. Agar harta tidak berkembang
diantara segolongan umat saja.
Melihat fenomena diatas, penulis memiliki konsep ekonomi syariah yang bisa dilakukan di
wilayah manapun di Indonesia yakni dengan gerakan penguatan ekonomi Islam di Masjid yakni
dengan mendirikan lembaga atau divisi dibawah kepengurusan masjid yang bisa berupa BMT
(Baitul Mal Wa Tamwil) atau bisa juga berbentuk koperasi syariah sebagai kelembagaannya yang
diakui keberadaannya dalam Undang-Undang. Kemudian divisi ekonomi yang berbentuk BMT
3. 101 IAIN Palangka Raya
Jurnal Al Qardh, Volume 4, Desember 2019
atau koperasi syariah dibawah naungan masjid tadi Apabila bisa dijalankan, maka dana masjid
bisa digunakan sebagai modal awal untuk dikelola.Misalnya maksimal 10 persen dana
masjidsebagai saldo awal, yang nanti ditambah tabungan qardhul hasan untuk bisa
meminjamkan kepada masyarakat yang membutuhkan dengan akad qardhul hasan, dimana
kesemuanya tanpa ada kelebihan pengembalian pinjaman dan tanpa biaya administrasi, murni
kegiatan lembaga ekonomi masjid tadi semuanya menggunakan akad tabarru’ (tolong-
menolong) yaitu akad qardhul hasan saja, adapun untuk operasional masjid bisa memilih orang
yang amanah untuk sebagai pelaksana dengan bertanggung jawab dan diawasi oleh para
pengurus masjid dan masyarakt, ditambahkan adanya teknologi industri 4.0 yang berbasis
internet dan android sebagai solusi mengikuti perkembangan zaman, menjangkau lebih banyak
pengguna/masyarakat, untuk transparansi, akuntabilitas, menghemat biaya dan masih banyak
manfaat lainnya.
Digunakannya aplikasi untuk bisa menggiringgi berkembangnya aktivitas ekonomi
menggunakan ponsel pintar berbasis ponsel pintar yang bisa dikembangkan oleh sebuah startup
yang mau mengutamakan kepentingan umum (sosial) karena tujuan divisi ekonomi tadi adalah
tabarru’ (tolong menolong/kebaikan semata). Apabila 10% aset divisi ekonomi masjid tadi bisa
dimasukkan sebagai aset ekonomi syariah, maka sudah pasti menaikkan aset ekonomi syariah
secara nasional. Terlebih bisa memasukkan aset masjid secara penuh 100% sebagai bagian dari
ekonomi syariah. Walaupun yang dikelola maksimal hanya 10% saja.Dengan latar belakang
diatas, maka penelitian ini bertema Penguatan Ekonomi Syariah (Menggunakan tabungan dan
pinjaman Qardhul hasan) di Masjid sebagai Pusat Ekonomi Umat Islam.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah menggunakan metode
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk menjawab
permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam kontek waktu dan situasi
yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai kondisi objektif di lapangan tanpa
adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif. 1
Sifat penelitian menggunakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang digunakan untuk
menggambarkan, menjelaskan dan menjawab persoalan-persoalan tentang fenomena dan
peristiwa yang terjadi saat ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan konsep yakni
menciptakan konseppenguatan ekonomi syariah (menggunakan tabungan dan pinjaman qardhul
hasan berbasis teknologi industri 4.0) melalui divisi ekonomimasjid sebagai pusat ekonomi dan
peradaban umat islam.
Penelitian ini menggunakan jenis sumber data sekunder yaitu berasal dari jurnal, buku,
laporan yang bersifat bahan kepustakaan (library research). 2
Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan studi pustaka terhadap data-data
penelitian. Penelusuran data-data penelitian dapat dilakukan dengan membaca, melihat,
mendengarkan, maupun penelusuran data penelitian melalui media internet.3
1
Abdurrahman; Ahmad Rifai Misno B.P, Metode Penelitian Muamalah (Jakarta: Salemba Diniyah, 2018).
2
Misno B.P.
4. 102 IAIN Palangka Raya
Jurnal Al Qardh, Volume 4, Desember 2019
Analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
yaitu analisis yang tidak mempergunakan angka-angka melainkan memberikan gambaran-
gambaran (deskripsi), dengan mendasarkan kepada data yang telah dikumpulkan yang diperoleh
dan disusun secara sistematis, diolah dan diteliti serta dievaluasi. Kemudian data penelitian
dikelompokkan atas data penelitian yang sejenis, untuk kepentingan analisis. Oleh karena itu
data penelitian yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis secara kualitatif dan
diterjemahkan secara logis sistematis, sehingga diharapkan akan memberikan sebuah konsep
baru melalui penelitian ini.
PEMBAHASAN
Divisi Ekonomi Masjid
Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla dalam pertemuannya dengan Raja Salman
menyebutkan bahwa jumlah masjid di Indonesia berjumlah 800 ribu lebih. Jusuf Kalla
menyebutkan ada berbagai faktor yang membuat jumlah masjid dan mushola banyak di
Indonesia, yakni karena jam kerja full dari pagi sampai sore. Hal ini menyebabkan semua kantor,
sekolah, kampus bahkan tempat perbelanjaan menyediakan mushola atau masjid. 4
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Masjid yang dikembangkan oleh Direktorat
Jendral BIMAS Islam Kementrian Agama Republik Indonesia, Data di website tersebut sampai
hari kamis tanggal 15 Agustus 2019, Masjid dan Mushola di seluruh Indonesia berjumlah lebih
dari 545.431 buah masjid dan mushola. Dengan rincian masjid raya 33 buah, masjid agung 379
buah, masjid besar 4.451 buah, masjid bersejarah 877 buah, masjid jami 208.974 buah dan
masjid di tempat publik 40.714 buah. Total masjid yang terdata di Sistem Informasi Masjid
Kemenag adalah 255.446 Masjid. Adapun rincian mushola terdiri dari mushalla di tempat publik
70.833 buah, Mushalla Perkantoran 3.118 buah, Mushalla Pendidikan 9.381 buah dan Mushalla
Perumahan 206.653 buah. Total jumlah mushalla adalah 289.985 mushalla. Sehingga total
masjid dan mushalla yang baru terdata di Sistem Informasi Masjid (SIMAS) adalah 545.431
buah. 5
Tentu jumlah di atas belum semua masjid dan mushalla seluruh Indonesia yang
dimasukkan karena terbatasnya informasi sampai ke seluruh pelosok Indonesia, dan melihat
jumlah perkantoran yang sangat banyak tersebar di seluruh Indonesia, tentulah masih banyak lagi
jumlah masjid dan mushalla yang belum terdaftar.
Dari wawancara peneliti dengan Ketua Masjid Raya Rayatul Ikhlas di Kabupaten Berau
Provinsi Kalimantan Timur, Masjid biasanya memiliki divisi seperti pendidikan, divisi
kesehatan, divisi keagamaan dan sangat jarang ditemui divisi ekonomi di sebuah Masjid. Tentu
saja untuk membangun divisi ekonomi masuk di kepengurusan masjid akan menimbulkan pro-
3
Mukti Fajar Nur; Yulianto Ahmad Dewata, Dualisme Penelitian Hukum Normatif Dan Empiris
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010).
4
Tempo.com, “Cerita JK Pamer Ke Raja Arab Saudi Jumlah Masjid Di Indonesia,” 2018,
https://nasional.tempo.co/read/1149105/cerita-soal-masjid-jk-pernah-kalahkan-raja-salman.
5
Direktorat Jendral BIMAS Islam Kementerian Agama Republik Indonesia BIMAS-Kemenag, “Sistem
Informasi Masjid (SIMAS),” n.d., www.simas.kemenag.go.id.
5. 103 IAIN Palangka Raya
Jurnal Al Qardh, Volume 4, Desember 2019
kontra. Untuk itu diperlukan secara berkesinambungan sosialisasi visi misi divisi ekonomi di
masyarakat dan lingkungan sekitar masjid.
Masjid di jaman Rasulullah berfungsi selain sebagai tempat ibadah sholat, juga menjadi
tempat pemerintahan, tempat pertemuan, tempat belajar-mengajar, tempat silaturahmi juga
tempat membantu sesama. Salah satu cara membantu masyarakat muslim keluar dari riba adalah
adanya tempat peminjaman uang yang tidak memiliki penambahan (bunga/riba). Inilah yang
tidak ada di Indonesia yaitu lembaga peminjaman uang yang bebas riba. Kalau meminjam uang
ke lembaga maka pastilah ada bunga/margin. Karena lembaga keuangan dibangun untuk
mendapatkan profit/keuntungan. Bukan bertujuan menolong sesama (sosial).
Ekonomi syariah tidak berkembang di Indonesia karena menempatkan lembaga-lembaga
keuangan yang berorientasi profit tadi sebagai ujung tombak ekonomi syariah. Hal ini tidaklah
tepat karena sesungguhnya Islam turun dalam rangka mensejahterakan seluruh umat (rahmatan
lil ‘alamiin), Islam mengutamakan kepentingan sosial diatas kepentingan segolongan pihak.
Sehingga mengembalikan ekonomi ke massssjid dengan tujuan sosial menjadi salah satu cara
mendongkrak ekonomi di masyarakat. Oleh karena itu dengan adanya divisi ekonomi di masjid
bisa menjadi salah satu cara untuk memperkuat eksistensi ekonomi syariah di masyarakat dan
langsung berdampak kepada masyarakat kecil menengah.
Berdirinya divisi ekonomi masjid tentu haruslah memiliki visi, dan juga memiliki misi
untuk mewujudkan visinya. Adapun Visi Utama pembentukan divisi ekonomi masjid yakni
sebagai berikut:
1. Memberantas Riba di Masyarakat;
2. Memberikan pinjaman kepada masyarakat menengah ke bawah;
3. Mengajak warga peduli lingkungan sekitar; dan
4. Membumikan ekonomi syariah di masyarakat.
Untuk mencapai visi, tentu dibarengi dengan memiliki misi yang jelas dan terstruktur serta
bisa diaplikasikan langsung di lapangan. Misi pembentukan divisi ekonomi masjid yakni sebagai
berikut:
1. Memberantas Riba di Masyarakat, diawali dengan membantu melunasi pinjaman masyarakat
menengah ke bawah pada lembaga seperti koperasi, rentenir, pinjaman online, perbankan
dan semacamnya. Berupa pengalihan hutang/pinjaman dari lembaga atau perorangan (Akad
Hawalah). Setelah itu terjadi pengalihan pinjaman/hutang, akad yang digunakan antara
orang yang berhutang dengan divisi ekonomi masjid adalah akad qardhul hasan tanpa
kelebihan (riba) dan tanpa biaya administrasi.
2. Membantu memberikan pinjaman tanpa kelebihan (riba) dan tanpa biaya administrasi untuk
masyarakat yang memerlukan untuk kebutuhan pokok, misalkan kebutuhan primer: sandang,
pangan, papan, pendidikan dan semacamnya.
3. Mengajak masyarakat menengah ke atas untuk menabung qardhul hasan agar bisa
membantu tetangga/warga yang memerlukan.
6. 104 IAIN Palangka Raya
Jurnal Al Qardh, Volume 4, Desember 2019
4. Mengadakan pengajian ekonomi syariah secara berkala, setiap dua minggu sekali untuk
mensosialisasikan/membumikan ekonomi syariah di masyarakat.
Dengan adanya data masjid dan mushola secara lengkap tentu membuka potensi ekonomi
syariah lebih kuat di Indonesia. Apalagi kalau aset masjid dan mushalla dimasukkan sebagai
bagian dari ekonomi syariah. Terlebih setiap masjid dan mushalla memiliki divisi ekonomi yang
tertujuan memberantas riba bagi para jamaahnya, membantu pembiayaan bebas riba,
memberdayakan jamaah dengan aset masjid/mushalla dan harta kaum dermawan.Sehingga
ekonomi Islam tidak hanya terlihat di lembaga seperti badan amil zakat, wakaf produktif,
lembaga keuangan syariah melainkan juga di masjid-masjid dan lingkungan rumah umat Islam
itu sendiri. Ada sebuah masjid yang sudah memiliki pemberdayaan ekonomi yang terkenal di
seluruh Indonesia dan menjadi rujukan masjid bahkan dari negara mancanegara adalah masjid
Jogokariyan di Yogyakarta. 6
Dengan adanya rujukan divisi ekonomi yang sudah berjalan maka
akan mempermudah pengaplikasian ekonomi syariah di masjid-masjid di seluruh Indonesia.
Badan Hukum Divisi Ekonomi Masjid
Menurut pandangan sisi hukum bahwa badan usaha terbagi atas dua hal, yaitu: badan usaha
yang berbadan hukum dan badan usaha yang bukan merupakan badan hukum. Perusahaan atau
badan usaha seperti Firma (Fa) dan Persekutuan Komanditer (CV) adalah contoh badan usaha
yang bukan badan hukum. Sedangkaan koperasi dan Perseroan Terbatas (PT) merupakan dua
contoh badan hukum perusahaan yang berlaku di Indonesia. 7
Menurut Deputi Komisioner Pengawas IKNB (Industri Keuangan Non Bank) 1 OJK
(Otoritas Jasa Keuangan) bahwa suatu lembaga keuangan mikro syariah yang kebanyakan
berupa BMT (Baitul Mal wa Tamwil) umumnya sudah berbadan hukum koperasi. BMT tinggal
menentukan, jika usaha mereka di jasa keuangan, regulatornya adalah OJK. Namun jika BMT
tersebut adalah koperasi biasa maka izin nya ke Kementrian Koperasi dan UMKM. Karena
Kemenkop dan OJK punya yuridiksi sendiri.8
Oleh karena itu, badan hukum yang tepat untuk divisi ekonomi pada masjid adalah
berbentuk koperasi syariah atau BMT (Baitul Mal wa Tamwil) yang terdaftar di Kementrian
Koperasi dan UMKM juga terdaftar Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Karena divisi ekonomi
memiliki fungsi menerima simpanan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke
masyarakat yang membutuhkan sehingga memerlukan ijin dari OJK serta pengawasan di dalam
menjalankannya. Dengan modal pertama, minimal 10% dari kas masjid/mushala yang ingin
mendirikan divisi ekonomi. Tujuan didaftarkannya badan hukum sebagai persyaratan pendirian
dan perijinan divisi ekonomi walaupun tujuan Divisi Ekonomi pada awalnya bukan untuk
6
Benny Saputra, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid (Studi Di Masjid Jogokariyan Dan
Masjid Syuhada) Yogyakarta” (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2016).
7
Suwandi, “BADAN USAHA, BADAN HUKUM DAN IZIN USAHA KOPERASI,” Buletin Peraturan
Di Bidang Koperasi Dan UMKM, Kementerian Koperasi Dan UKM, 2012.
8
Republika.co.id, “Koperasi Syariah Dan BMT Harus Berizin BMT Yang Menghimpun Dana Wajib
Berbadan Hukum,” January 12, 2016.
7. 105 IAIN Palangka Raya
Jurnal Al Qardh, Volume 4, Desember 2019
mencari keuntungan (profit oriented) melainkan bertujuan menolong sesama umat Muslim
(social oriented). Kalau badan hukumnya berupa organisasi nirlaba, divisi ekonomi nanti akan
kesulitan menambah dana untuk dipinjamkan ke masyarakat yang membutuhkan, karena dana
masjid/mushala yang terbatas.
Sebelum berjalan hendaknya badan hukum divisi ekonomi masjid sudah didaftarkan secara
resmi, walaupun divisi ekonomi masjid akan bekerja sama dengan startup berbasis teknologi
industri 4.0. Sebagaimana Startup Grab dan Uber yang sudah berbadan hukum koperasi di
Indonesia. 9
hal ini bertujuan karena Indonesia adalah negara hukum maka wajib mematuhi
peraturan perundang-undangan yang ada.
Struktur Organisasi DivisiEkonomi Masjid
Adapun struktur Divisi Ekonomi Masjid bisa dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1. Struktur Organisasi Divisi Ekonomi Masjid/Mushalla
Pendirian divisi ekonomi masjid tidak berorientasi pada keuntungan melainkan berorientasi
sosial (tolong menolong antara warga yang mampu dengan yang kurang mampu). Untuk itulah
diperlukan pinjaman dengan akad qardhul hasan (pinjaman kebaikan) yang akan dijalankan
tanpa adanya tambahan pada pokok pinjaman dan tanpa adanya biaya administrasi.
Untuk itu diperlukan para pengurus dan pelaksana divisi ekonomi masjid yang memiliki
kejujuran, amanah serta memahami ekonomi syariah, prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan
larangan dalam ekonomi syariah. Terlebih lagi tujuan divisi ekonomi masjid yang memiliki visi
memberantas riba, maka diperlukan seleksi ketat bagi pengurus, audit internal dan pelaksana
divisi ekonomi syariah.
Struktur organisasi yang baik diawal pendirian adalah terdiri dari 3 bagian, yaitu pengurus,
audit internal dan pelaksana. Kesemuanya harus memiliki visi dan misi yaitu membumikan
ekonomi syariah di lingkungan mereka, dalam hal ini adalah di lingkungan masjid dan mushalla.
Untuk pengurus adalah para pendiri, pencetus, penggerak dan mengurus perijinan divisi ekonomi
9
CNN-Indonesia, “Grab Dan Uber Sudah Berbadan Hukum,” 2016,
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160317142053-185-118074/grab-dan-uber-kini-sudah-berbadan-hukum.
8. 106 IAIN Palangka Raya
Jurnal Al Qardh, Volume 4, Desember 2019
masjid berbentuk koperasi serta bertanggung jawab atas Divisi Ekonomi Masjid kepada Para
Pengurus Masjid dan Masyarakat. Tidak semua anggota koperasi syariah/BMT akan menjadi
pengurus. Pengurus tidak perlu banyak, namun perlu memiliki pemahaman ekonomi syariah dan
satu pandangan agar lembaga divisi ekonomi yang dibentuk tidak disalahgunakan di kemudian
hari. Untuk itu keberadaan audit internal penting dari awal, bukan hanya audit keuangan namun
juga audit kesyariahan pelaksanaan semua kegiatan divisi ekonomi masjid. Sebagaimana Badan
Amil Zakat Nasional yang di audit syariah oleh Kementrian Agama.
Pelaksana memegang peran penting dalam divisi ekonomi masjid/mushalla. Karena
mereka adalah para pelaku yang akan memerangi riba di masyarakat, mensurvei para penerima
pinjaman qardhul hasan, menseleksi dan memilih prioritas untuk dipinjamkan dana
menggunakan akad qardhul hasan, melaksanakan dan membuat pencatatan serta pembukuan
pelaksanaan semua agenda dan kegiatan divisi ekonomi Masjid/Mushalla.
Satu hal yang wajib dimiliki para pengurus, pelaksana dan yang menjabat audit internal
adalah bekerja di divisi ekonomi lebih mengutamakan kehidupan ukhrawi dibandingkan
duniawi. Bekerja bukan hanya sebagai mencari nafkah, juga melainkan untuk mendapat ridha
Allah dalam membantu orang lain keluar dari jeratan riba, membantu masyarakat yang
membutuhkan dan mampu melayani masyarakat dari hati.
Sumber Pendanaan Divisi Ekonomi Masjid
Sebelum membicarakan sumber pendanaan divisi ekonomi masjid, terlebih dahulu para
pengurus terbentuk dan melaksanakan kajian ekonomi syariah mengenai betapa besarnya dosa
riba dan pentingnya menolong sesama yang ingin keluar dari jerat riba, mengadakan sosialisasi
untuk pendirian dan berkaitan dengan sumber pendanaan sehingga masyarakat bisa melihat
urgensi atau pentingnya dibentuk divisi ekonomi masjid tersebut.
Untuk melaksanakan kegiatannya, divisi ekonomi masjid memiliki dua jenis sumber
penerimaan keuangan yang bisa dikelola dengan optimal, yaitu:
1. Sumber pertama berasal dari keuangan masjid/mushalla itu sendiri. Untuk persetujuannya
tentu diperlukan persetujuan para pengurus atau pengelola masjid, tokoh masyarakat dan
masyarakat sekitar masjid tersebut. Apabila disetujui untuk didirikan divisi ekonomi masjid
maka minimal dana 10% dari keseluruhan keuangan masjid/mushalla untuk dikelola dalam
mencapai tujuan divisi ekonomi masjid untuk dikembalikan lagi ke masyarakat yang
membutuhkan.
2. Sumber kedua berasal dari donatur utama yaitu dana dari masyarakat, yakni donatur yang
dermawan, baik dana yang disimpan banyak ataupun sedikit. Masyarakat umum baik yang
tinggalnya di lingkungan masjid tersebut, maupun di luar lingkungan masjid namun ingin
berkontribusi menolong sesama. Dimana dana ini disimpan bukan untuk mendapatkan
keuntungan duniawi saja melainkan keuntungan/benefit ukhrawi berupa pahala. Karena
pahala memberi pinjaman lebih besar dari pada pahala bersedekah.
9. 107 IAIN Palangka Raya
Jurnal Al Qardh, Volume 4, Desember 2019
Dana-dana yang terkumpul di atas, kemudian dijadikan satu untuk dikelola kepada
masyarakat yang ingin bebas dari pinjaman/hutang ribawi, masyarakat yang memerlukan
pinjaman untuk kebutuhan pokok dan semacamnya.
Akad Qardhul hasan
Qardhul hasanadalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta
kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Qardhul hasan
merupakan pinjaman kebajikan yang tidak bersifat komersial, tetapi bersifat sosial.10
Qardhul
hasan berarti pinjaman yang baik, yaitu mengembalikan pinjaman sesuai jumlah yang dipinjam
dengan ikhlas tanpa syarat sebelumya.11
Qardhul hasansetidaknya disebut dalam Alquran sebanyak 5 kali, yaitu
“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Maka Allah
akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan Dia akan memperoleh
pahala yang banyak.” (QS. Al-Hadîd/57: 11).12
“Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat
gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. dan Allah Maha pembalas
Jasa lagi Maha Penyantun.” (QS. Ath-Taghabun/64: 17)13
“...Dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa
saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di
sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya...”
(QS. Al-Muzzammil/73: 20).
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan melipatgandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan
dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-
Baqarah/2: 245).
“...Sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman
kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik. Sesungguhnya aku akan menutupi dosa-dosamu...” (QS. Al
Maidah/05: 12)
Dari kelima ayat diatas, Allah menyebutkan barang siapa yang memberi pinjaman yang
baik (qardhul hasan) maka Allah langsung yang akan membalas pinjaman tersebut, dengan
memperoleh pahala/kebaikanyang banyak (berlipat ganda) didunia dan akhirat serta ditutupi
(dihapuskan) dosa-dosanya.
10
Ascarya, “Akad Dan Produk Bank Syariah,” Rajawali Pers, 2013.
11
M. Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994).
12
Firdaus Furywardhana, Mudah Memahami Ekonomi Islam (Yogyakarta: Kamajaya Kreasindo, 2009).
13
Burhanuddin, Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia (y: UI Press, 2008).
10. 108 IAIN Palangka Raya
Jurnal Al Qardh, Volume 4, Desember 2019
Bukan hanya dalam Alquran terdapat kata qardhul hasan(pinjaman kebaikan), Hadits Nabi
Muhammad juga ada mengenai keutamaan memberikan pinjaman kepada sesama manusia
adalah:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada malam aku diisrakan
aku melihat di atas pintu surga tertulis 'Sedekah akan dikalikan menjadi sepuluh
kali lipat, dan memberi pinjaman dengan delapan belas kali lipat'. Maka aku pun
bertanya: "Wahai Jibril, apa sebabnya memberi hutang lebih utama ketimbang
sedekah?" Jibril menjawab: "Karena saat seorang peminta meminta, (terkadang)
ia masih memiliki (harta), sementara orang yang meminta pinjaman, ia tidak
meminta pinjaman kecuali karena ada butuh." (HR. Tirmidzi)
“Dari Ibnu Mas’ud radiyallahu’anhu, bahwa Nabi Muhammad bersabda,
“Tidaklah seorang muslim memberikan pinjaman kepada orang muslim lainnya
sebanyak dua kali pinjaman, melainkan layaknya ia telah menyedekahkannya satu
kali”.” (HR. Ibnu Majah)
Berdasarkan lima ayat Alquran dan dua hadits di atas maka hendaknya umat Islam kembali
kepada mengamalkan ajaran meminjamkan uang kepada sesama karena riba memiliki efek lain
yakni uang hanya dimiliki para pemilik modal saja, sedangkan pinjaman saja tanpa kelebihan
akan memutar uang di masyarakat sehingga uang beredar dilapisan masyarakat bukan hanya di
kalangan pemilik modal.
Kekurangan lembaga keuangan adalah para pemilik modal menitipkan dananya untuk
dikelola oleh lembaga keuangan, sehingga oleh lembaga keuangan uangnya diputar ke
masyarakat sehingga masyarakat yang membutuhkan dana membayar lebih atas pinjaman yang
dilakukan untuk membayar balas jasa kepada bank dan pemilik modal. Sehingga uang akan
kembali kepada pemilik modal lagi. Berbeda kalau uang itu disalurkan langsung ke masyarakat,
dan kalau terkumpul dikembalikan lagi ke masyarakat. Inilah yang dimaksud Alquran dalam
surah Al-Hasyr ayat 7 agar harta tidak berputar di antara orang kaya saja.
Nampak tidak mudah menghapus praktik kelebihan atas pinjaman atau riba di masyarakat,
hal ini karena pemikiran liberal yang memisahkan ibadah dengan ekonomi, padahal keduanya
tidak pernah terpisah, kegiatan ekonomi atau bekerja untuk mencari nafkah adalah bagian dari
ibadah yang utama selain ibadah madhah seperti sholat. Masyarakat perlu disadarkan kembali
bahwa selain sholat, bagaimana cara bekerja, cara meminjam uang itu juga sudah diatur. Yakni
tidak boleh adanya riba, sedangkan manusia selalu memiliki kebutuhan yang tidak bisa
melepaskan diri mereka dari aktivitas pinjaman atau hutang. Dan Islam sudah mengatur bahwa
pinjaman/hutang tidak boleh ada kelebihan.
Peran masjid menjadi penting sebagai sentral kegiatan ibadah juga menjadi tempat
menimba ilmu, masyarakat perlu diingatkan kembali dengan bahaya atau dosa riba, yaitu
Dari Ibnu Mas’ud r.a., bahwa Nabi Saw bersabda: “Riba itu ada 73 tingkatan, yang
paling ringan daripadanya adalah seumpama seseorang menzinai ibunya sendiri.”
(Al-Hakim)
11. 109 IAIN Palangka Raya
Jurnal Al Qardh, Volume 4, Desember 2019
“Satu Dirham dari riba yang diambil seseorang, lebih besar dosanya di sisi Allah
dari 33 kali berzina dalam agama Islam.” (HR.Thabrany)
Rasulullah Saw melaknat pemakan riba, orang yang membayarnya, juru tulisnya,
dan saksi-saksinya. Dia bersabda, “Mereka semua sama.” (HR. Muslim)
Sehingga sebelum masyarakat diberikan solusi terhadap riba, mereka perlu diingatkan
secara terus dan berkesinambungan terhadap dosa-dosa riba. Setelah mereka mengetahui dosa
riba, mereka diberi solusi untuk lepas dari jeratan riba (hutang yang berlebih), baik dari
pinjaman lembaga seperti koperasi, bank, finance dan semacamnya juga pinjaman perorangan
seperti rentenir, bahkan pinjaman online (pinjol) dengan dilunasi hutang mereka yang terlilit riba
tadi oleh divisi ekonomi masjid. Kemudian para peminjam tadi tinggal mencicil secara bulanan,
mingguan atau harian untuk melunasi pinjaman mereka kepada divisi ekonomi masjid tanpa
kelebihan apapun.
Kalau masjid atau sekitar masjid sudah ada membentuk divisi ekonomi maka tinggal
pemantapan akad dan pengetahuan para pelaksana, bahwa kegiatan pinjaman dan tabungan
qardhul hasan, yang awalnya memakai 10% dana masjid tadi merupakan akad tabarru’ (tolong-
menolong) tanpa adanya kelebihan (bunga) apapun istilahnya, baik infak, hibah dan
semacamnya dan tanpa biaya administrasi sepeserpun. Sedangkan gaji pelaksana berasal dari
operasional masjid. Sebagai pertanggungjawaban untuk menyejahterakan masyarakat sekitar
masjid.
Selain dana divisi ekonomi berasal dari 10% dana masjid. Masyarakat juga bisa membantu
tetangga mereka dengan menabung di divisi tersebut untuk uang mereka digunakan oleh mereka
yang memerlukan pinjaman qardhul hasan. Kontras dilapangan, banyak masjid yang megah
dibangun, namun tidak jauh dari masjid tersebut ada orang tidak mampu yang setiap harinya
berjuang mencari nafkah untuk menyambung hidup. Saldo masjid yang puluhan, ratusan juga
bahkan miliaran selama ini ternyata tidak bisa membawa kesejahteraan kepada masyarakat
sekitar masjid. Hanya masjidnya saja yang kaya dengan saldo jutaan sampai miliaran rupiah,
namun masyarakat lapisan bawah sekitar masjid tidak menerima manfaat sedikitpun dari masjid
tersebut kecuali di dua hari raya mendapatkan pembagian zakat fitrah dan daging kurban.
Adanya divisi ekonomi masjid tentu akan mengurangi ketimpangan ekonomi di sekitar
masjid. Oleh karena itu diperlukan para akademisi dan para pengusaha menjadi pengurus masjid
agar masyarakat yang tadinya tidak berdaya menjadi berdaya dengan keberadaan masjid. Masjid
bukan hanya menjadi simbol tempat beribadah namun juga menjadi jalan keluar (problem
solver) dimasyarakat.
Mekanisme Tabungan dan Pinjaman Qardhul Hasanoleh Divisi Ekonomi Masjid
1. Tabungan Qardhul Hasan
Akad tabungan/simpananqardhul hasan adalah akad atau transaksi antara masyarakat
(donatur) dengan divisi ekonomi, dimana masyarakat/donatur pemilik dana/modal menjadi
muqridh dengan akad pinjaman/hutang dengan divisi ekonomi untuk disalurkan kembali ke
masyarakat yang memerlukan dana/modal (muqtaridh). Dana yang ditabung/disimpan bisa
12. 110 IAIN Palangka Raya
Jurnal Al Qardh, Volume 4, Desember 2019
digunakan atau diambil kapan saja oleh si pemiliknya. Tabungan/simpanan ini tidak
memiliki bagi hasil atau margin di dalamnya. Hanya pokok yang dipinjamkan, dan saat
diambil juga diterima utuh tanpa adanya biaya administrasi penyimpanan (pemotongan).
2. Pinjaman Qardhul hasan
Akad pinjaman/hutang qardhul hasan terjadi antara masyarakat yang memerlukan
dana (muqtaridh) dengan divisi ekonomi sebagai pemilik modal (muqridh), dimana dana
divisi ekonomi berasal dari dana masjid dan dana dari masyarakat. Kriteria Muqtaridh
(peminjam) adalah masyarakat yang kurang mampu dan memiliki pinjaman ribawi, yakni
mereka yang termasuk kelompok fakir dan miskin. Agar program divisi ekonomi masjid
berjalan tepat sasaran, maka perlu dibuat susunan muqtaridh prioritas untuk memudahkan
proses penyaluran dana kepada yang berhak.Susunan muqtaridhprioritas adalah sebagai
berikut:
a. Kaum fakir sekitar masjid yang memiliki pinjaman ribawi;
b. Kaum fakir sekitar masjid yang kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhan pokok
keluarganya;
c. Kaum miskin sekitar masjid yang memiliki pinjaman ribawi; dan
d. Kaum miskin sekitar masjid yang kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhan pokok
keluarganya.
Pinjaman ribawi yang dimaksud adalah pinjaman muqtaridh pada pihak lembaga
seperti koperasi, bank, bank perkreditan rakyat (BPR), pinjaman online, maupun pinjaman
muqtaridh kepada perseorangan seperti rentenir (lintah darat) dan semacamnya.
3. Mekanisme Tabungan dan Pinjaman Qardhul hasan
Gambar 2. Skema Tabungan dan Pinjaman Qardhul hasan
Penjelasan Gambar 2:
a. Muqridh/nasabah pemilik dana (tabungan/simpanan) adalah masyarakat yang ingin
membantu sesama bebas dari riba, dengan menyimpan dana pada divisi ekonomi untuk
membantu muqtarid. Akad yang digunakan adalah akad qardhul hasan.
b. Dana dari nasabah dan dari masjid oleh divisi ekonomi disalurkan kepada masyarakat
peminjam (muqtaridh) untuk dilunasi hutang ribawinya atau untuk membantu muqtaridh
memenuhi kebutuhan pokoknya. Akad yang digunakan adalah akad qardhul hasan,
tanpa ada biaya administrasi, bunga, margin ataupun bagi hasil pada pokok pinjaman.
Prosedur peminjaman: muqtaridh mengajukan permohonan peminjaman kepada divisi
ekonomi, kemudian di survei dan berdasarkan prioritas peminjaman,
c. Muqtaridh mencicil pokok yang dipinjamnya, bisa secara harian, mingguan maupun
bulanan.
13. 111 IAIN Palangka Raya
Jurnal Al Qardh, Volume 4, Desember 2019
d. Bagi masyarakat (muqridh) yang memerlukan dana yang sudah disimpannya, maka bisa
mengambil dananya kapan saja secara utuh, tanpa ada biaya pemotongan sedikitpun.
4. Pemindahan Hutang (Hawalah) Muqtaridhyang Mengandung Riba
Untuk muqtaridh yang memiliki pinjaman ribawi di lembaga atau perorangan, maka
setelah mengajukan formulir pemindahan pinjaman/hutang dari pihak lain kepada divisi
ekonomi. Pemindahan hutang dilakukan dengan akad Hawalah, untuk melunasi hutang
muqtaridh kepada lembaga ribawi seperti bank, bank perkreditan rakyat (BPR), koperasi,
pinjaman online resmi maupun yang tidak resmi (dilihat dari situs Otoritas Jasa
Keuangan/OJK) atau pinjaman kepada perseorangan seperti rentenir/lintah darat.
5. Mekanisme Pemindahan Hutang/Pinjaman (Akad Hawalah)
Selain menggunakan akad qardhul hasan (pinjaman kebaikan), divisi ekonomi juga
melakukan akad pemindahan hutang/pinjaman, disebut dengan akad Hawalah. Pihak
peminjam (muqtaridh) dalam akad Hawalah menjadi pihak (Muhal), divisi ekonomi
menjadi penanggung hutang(Muhal ‘Alaih), dan lembaga keuangan ribawi atau
perseorangan (rentenir) menjadi pihak pemberi pinjaman (Muhil).
Gambar 3. Skema Pemindahan Utang (Hawalah)
Penjelasan Gambar 3:
a. Muhal berhutang kepada Muhil;
b. Muhil mengajukan besaran pinjaman Muhal kepada Muhal ‘Alaih;
c. Divisi ekonomi (Muhal ‘Alaih) membayarkan hutang Muhal kepada Muhil;
d. Divisi ekonomi (Muhal ‘Alaih) menagih pembayaran kepada Muhal; dan
e. Muhal membayar cicilan secara berkala, baik harian, mingguan ataupun bulanan
kepada divisi ekonomi.
Penggunaan Teknologi Industri 4.0 pada Penerapan Tabungan dan Pinjaman Qardhul
Hasanoleh Divisi Ekonomi Masjid
1. Perkembangan Teknologi Industri 4.0 di Indonesia
Industri 4.0 pertama kali digunakan oleh pemerintah Jermah untuk memajukan bidang
industri ke tingkat selanjutnya dengan bantuan teknologi. Revolusi industri generasi
keempat bisa diartikan adanya ikut campur sebuah sistem cerdas dan otomasi dalam industri.
14. 112 IAIN Palangka Raya
Jurnal Al Qardh, Volume 4, Desember 2019
Para pelaku industri membiarkan komputer saling terhubung dan berkomunikasi satu sama
lain untuk akhirnya membuat keputusan tanpa keterlibatan manusia.14
Berdasarkan polling Asosiasi Penyelenggaran Jasa Internet Indonesia (APJII),
Pengguna internet di Indonesia tumbuh 10,12 persen, yakni mencapai angka 171 juta jiwa.15
Dengan jumlah penduduk 268,2 juta jiwa, dan jumlah pengguna media sosial mencapai 130
juta jiwa.16
Perkembangan teknologi pesat harus dimanfaatkan oleh para akademisi ekonomi
syariah agar ilmunya bisa diterapkan di masyarakat. Divisi ekonomi masjid bisa memulai
dengan memiliki alamat website yang akan menjadi rumah di dunia maya, kemudian
mengajak startup nasional maupun lokal untuk memulai fintech berbasis ekonomi syariah.
Kalau pinjaman online yang ribawi bisa berkembang dengan pesat di Indonesia, tidak
menutup kemungkinan ekonomi syariah juga berkembang melalui fintech. Kemudian
menggunakan media sosial untuk penyebaran informasi yang agresif di dunia maya agar
ekonomi syariah bisa berkembang dengan pesat.
2. Penguatan Ekonomi Syariah menggunakan Teknologi Industri 4.0
Startup sebagai wadah untuk membumikan ekonomi syariah di jaman teknologi
canggih berbasis internet sekarang sangatlah menjadi pilihan tepat, menggunakan website
sebagai dasar utama, dibarengi dengan aplikasi di ponsel pintar dan media sosial membuat
generasi milineal bisa tercerahkan dengan ekonomi syariah dan menjadikan ekonomi syariah
sebagai way of life. Hendaknya divisi ekonomi dijalankan melibatkan startup yang memiliki
visi sama yakni sosial (Socialpreneur), startup yang dilibatkan tentulah startup yang
memiliki visi dan tujuan yang sama yaitu berorientasi sosial, menolong orang yang kesulitan
dan terlilit riba, terlebih untuk masyarakat menengah ke bawah. Karena lembaga keuangan
sulit untuk menyentuh masyarakat lapisan menengah ke bawah. Melalui startup, dipasarkan
menggunakan media sosial serta melibatkan semua masjid dan mushalla bisa
mengembangkan ekonomi syariah jauh lebih besar aset dan ekonomi syariah tidak sekedar
wacana. Tujuan dari ekonomi Islam bukanlah untuk sekedar dipelajari oleh kalangan
akademisi dan dilakukan oleh para praktisi, melainkan untuk diterapkan di seluruh lapisan
masyarakat kota sampai pelosok.
Solusi Menghindari Kredit Macet pada Pinjaman Qardhul hasan
Permasalahan yang paling besar atas adanya pinjaman qardhul hasan yang selama ini
penulis amati di sebuah lembaga keuangan non bank, yakni koperasi syariah/BMT adalah
banyaknya kredit macet atas pinjaman yang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya
jaminan dan kelebihan, dan sebagian mental masyarakat kita yang mudah berhutang namun sulit
untuk melunasi pinjamannya.
Beberapa alternatif solusi untuk mengatasi kredit macet adalah sebagai berikut:
14
Nur Chandra Laksana, “Apa Itu Industri 4.0 Dan Bagaimana Indonesia Menyongsongnya,” Tek.Id, 2019.
15
Yudha Pratomo, “APJII: Jumlah Pengguna Internet Di Indonesia Tembus 171 Juta Jiwa,” Kompas.Com,
2019.
16
Boc.web.id, “Statistik Pengguna Digital Dan Internet Indonesia,” n.d., https://www.boc.web.id/statistik-
pengguna-digital-dan-internet-indonesia-2019/.
15. 113 IAIN Palangka Raya
Jurnal Al Qardh, Volume 4, Desember 2019
1. Solusi untuk membuat jera peminjam yang mengulur-ulur waktu pembayaran dengan
sengaja adalah dengan mengadakan pengumuman hutang di masjid sekitar tempat tinggal si
peminjam, hal ini memungkinkan dilakukan karena pinjaman tersebut dilakukan di masjid.
hal ini tentunya sudah atas sepengetahuan si peminjam (dimasukkan di akad dan disetujui si
peminjam), yang setelah beberapa lama jatuh tempo masih belum bayar, dan sudah diketahui
bahwa yang bersangkutan memang mampu namun sengaja tidak membayar, sehingga
seseorang akan berpikir untuk tidak melunasi karena tentunya akan malu, karena
diumumkan di masjid dekat tempat tinggalnya bahwa dia memiliki hutang kepada masjid
dan diketahui seluruh tetangganya.
2. Diawali saat membuat akad, memuat hadits berikut ke dalam akad yang ditandatangani para
pihak. Hadits Nabi Muhammad:“Menunda-nunda membayar utang bagi orang yang
mampu, adalah merupakan suatu kezaliman.”(Muttafaqun'alaih). Hadits lainnya berbunyi
“Siapa saja orang yang berutang sedang ia sengaja untuk tidak membayarnya maka ia akan
bertemu dengan Allah sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)
3. Berdasarkan ayat terpanjang dalam Surah Albaqarah yaitu ayat 282, menyebutkan bahwa
dalam setiap utang-piutang hendaknya dituliskan dengan benar dan dihadirkan saksi
sebanyak 2 orang laki-laki atau 1 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Saksi bisa
dihadirkan dari keluarga si peminjam, misalnkan pasangan baik istri ataupun suami, anak,
saudara ataupun tetangga untuk mengingatkan si peminjam.
4. Untuk peminjam yang bekerja sebagai Pegawai Ngeri Sipil (PNS) atau karyawan swasta
yang memiliki gaji tetap maka memungkinkan diadakannya potong gaji si peminjam setiap
awal bulan. Hal ini tentunya harus disepakati dulu antara pengurus divisi ekonomi
masjiddengan perusahaan atau kantor si peminjam.
5. Untuk mengurangi angka kredit macet, solusi pembayaran angsuran dari perbulan menjadi
pembayaran angsuran harian atau mingguan perlu dipertimbangkan. Dan pembayaran yang
disebut terakhir ini sangat cocok (pas) dengan usaha kecil menengah yang kebanyakan
memiliki omset harian atau mingguan.
Masjid adalah tempat beribadah, namun masjid juga bisa menjadi wadah berkembangnya
ekonomi Islam, karena umat muslim yang ada di masjid bisa diberdayakan lewat ekonomi
syariah. Riba adalah permasalahan yang kompleks, dengan beroperasinya bank syariah maupun
lembaga keuangan syariah lainnya belum menjadi jawaban untuk memberantas riba karena
lembaga-lembaga tersebut berorientasi profit.
Pencapaian ekonomi lembaga keuangan masih terbatas karena belum berorientasi sosial
dan tolong menolong. Dengan adanya divisi ekonomi masjid bisa menjadi solusi untuk
memberantas riba di masyarakat dan menjadikan masjid sebagai pusat ekonomi dan peradaban
umat Islam. adanya teknologi industri 4.0 yang berbasis internet dan android sebagai solusi agar
ekonomi syariah tetap bisa mengikuti perkembangan zaman, menjangkau lebih banyak
pengguna/masyarakat, untuk transparansi, akuntabilitas, menghemat biaya dan masih banyak
manfaat lainnya.
Simpulan
Seribu empat ratus tahun lalu masjidsebagai tempat ibadah, juga sebagai pusat
pemerintahan termasuk ekonomi didalamnya. Sekarang fungsi masjid bisa dikembalikan lagi
16. 114 IAIN Palangka Raya
Jurnal Al Qardh, Volume 4, Desember 2019
sebagai pusat ekonomi umat dengan mendirikan divisi ekonomi yang bisa membantu
memberantas riba di semua lapisan masyarakat menggunakan tabungan qardhul hasan dan
pinjaman qardhul hasan menggunakan sedikit dana masjid dan dari masyarakat. Ditambah
menggunakan startup berbasis teknologi industri 4.0akan menciptakan mudahnya penyebaran
ekonomi syariah melalui dunia maya/internet dan media sosial maupun aplikasi pada ponsel
pintar untuk menjadikan masjid sebagai pusat ekonomi, minim biaya, transparansi dan
akuntabilitas pengelola divisi ekonomi masjid yang berbadan hukum koperasi syariah/BMT.
DAFTAR PUSTAKA
Ascarya. “Akad Dan Produk Bank Syariah.” Rajawali Pers, 2013.
BIMAS-Kemenag, Direktorat Jendral BIMAS Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.
“Sistem Informasi Masjid (SIMAS),” n.d. www.simas.kemenag.go.id.
Boc.web.id. “Statistik Pengguna Digital Dan Internet Indonesia,” n.d.
https://www.boc.web.id/statistik-pengguna-digital-dan-internet-indonesia-2019/.
Burhanuddin. Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia. y: UI Press, 2008.
CNN-Indonesia. “Grab Dan Uber Sudah Berbadan Hukum,” 2016.
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160317142053-185-118074/grab-dan-uber-
kini-sudah-berbadan-hukum.
Dewata, Mukti Fajar Nur; Yulianto Ahmad. Dualisme Penelitian Hukum Normatif Dan Empiris.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Furywardhana, Firdaus. Mudah Memahami Ekonomi Islam. Yogyakarta: Kamajaya Kreasindo,
2009.
Laksana, Nur Chandra. “Apa Itu Industri 4.0 Dan Bagaimana Indonesia Menyongsongnya.”
Tek.Id, 2019.
Misno B.P, Abdurrahman; Ahmad Rifai. Metode Penelitian Muamalah. Jakarta: Salemba
Diniyah, 2018.
Mujieb, M. Abdul. Kamus Istilah Fiqih. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994.
Pratomo, Yudha. “APJII: Jumlah Pengguna Internet Di Indonesia Tembus 171 Juta Jiwa.”
Kompas.Com, 2019.
Republika.co.id. “Koperasi Syariah Dan BMT Harus Berizin BMT Yang Menghimpun Dana
Wajib Berbadan Hukum.” January 12, 2016.
Saputra, Benny. “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid (Studi Di Masjid
Jogokariyan Dan Masjid Syuhada) Yogyakarta.” Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, 2016.
Suwandi. “BADAN USAHA, BADAN HUKUM DAN IZIN USAHA KOPERASI.” Buletin
Peraturan Di Bidang Koperasi Dan UMKM, Kementerian Koperasi Dan UKM, 2012.
Tempo.com. “Cerita JK Pamer Ke Raja Arab Saudi Jumlah Masjid Di Indonesia,” 2018.
https://nasional.tempo.co/read/1149105/cerita-soal-masjid-jk-pernah-kalahkan-raja-
salman.