SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
DOSEN : Nahot Frastian,M.Kom
• SUPRAPTO ( 2013 4350 2008 )
• FAJAR GINANDA WIDIA ( 2013 4350 1107 )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari sudah
menjadi sesuatu yang sudah pasti kita lakukan setiap hari
untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita.
Komunikasi dilakukan untuk mendapatkan suatu
informasi atau pemberitahuan dari pihak lain yang
tentunya melakukan komunikasi itu sendiri.
Dalam dunia teknologi komputer dan
internet, komunikasi pun terjadi antara komponen data
yang satu dengan yang lainnya, dan tentunya dalam
komunikasi data tersebut terdapat sistem yang mengatur
jalannya komunikasi itu sendiri. Komunikasi yang diatur
dalam suatu sistem komunikasi dilakukan untuk
mendapatkan informasi menjadi lebih mudah dan cepat
dilakukan.
Pada dasarnya Komunikasi Data merupakan proses
pengiriman informasi diantaranya menggunakan Fungsi
Data Link,Pembentukan Frame,Syncronisasi Data Link dan
Konfigurasi Saluran Tulisan ini membuat Kita lebih
memahami tentang Komunikasi data. Di manamateri yang
Kami informasikan banyak kita jumpai sehari-hari
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka
penulis mengambil kesimpulan tentang batasan masalah
dalam makalah ini , maka penulis mengemukakan
beberapa perumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini yaitu:
1. Fungsi Data Link
2. Pembuatan Frame
3. Syncronisasi Data link
4. Konfigurasi Data Link
5. Flow Control
6. Error Control
7. Jenis protokol Data Link
C. Tujuan Pembahasan
Penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas
kelompok dalam mata kuliah Komunikasi Data. Serta
memberikan pemahaman dasar tentang komunikasi data
terutama mengenai protokol komunikasi tentang data link
yang dapat memberikan kemudahan, wawasan, dan
pengetahuan bagi orang-orang yang ingin belajar
dan berkecimpung dalam dunia teknologi informasi
BAB II
PEMBAHASAN
 Data link
Data link adalah medium transmisi antara stasiun-
stasiun ketika suatu prosedur data link control dipakai.
Data link layer memiliki beberapa fungsi spesifik.
Fungsi-fungsi ini meliputi penyediaan interface layanan-
layanan baik bagi network layer, penentuan cara
pengelompokan bit dari physical layer ke dalam frame,
hal-hal yang berkaitan dengan error transmisi dan
pengaturan aliran frame sehingga receiver yang lambat
tidak akan terbanjiri oleh pengirim yang cepat.
 Fungsi Data Link Layer
Fungsi data link layer adalah menyediakan layanan
bagi network layer. Layanannya yang penting adalah
pemindahan data dari network layer di mesin sumber ke
network layer di mesin yang dituju. Tugas data link adalah
mentransmisikan bit-bit ke mesin yang dituju, sehingga
bit-bit tersebut dapat diserahkan ke network layer.
Tiga layanan dari Data Link Layer :
1. Layanan Unacknowledged Connec-tion Less
2. Layanan Acknowledged Connection-Less
3. Layanan Acknowledged Connection-Oriented
1. Layanan Unacknowledged Connectionless
Yaitu dimana mesin sumber mengirimkan sejumlah
frame ke mesin yang dituju dengan tidak memberikan
acknowledgment bagi diterimanya frame-frame tersebut.
Tidak ada koneksi yang dibuat baik sebelum atau sesudah
dikirimkannya frame. Bila sebuah frame hilang
sehubungan dengan adanya noise, maka tidak ada usaha
untuk memperbaiki masalah tersebu di data link layer.
Jenis layanan ini cocok bila laju error sangat rendah,
sehingga recovery bisa dilakukan oleh layer yang lebih
tinggi. Layanan ini sesuai untuk lalu lintas real time,
seperti percakapan, dimana data yang terlambat
dianggap lebih buruk dibanding data yang buruk.
2. Layanan Acknowledged Connection Oriented
Dengan layanan ini, mesin sumber dan tujuan
membuat koneksi sebelum memindahkan datanya. Setiap
frame yang dikirim tentu saja diterima. Selain itu, layanan
ini menjamin bahwa setiap frame yang diterima benar-
benar hanya sekali dan semua frame diterima dalam
urutan yang benar. Layanan ini juga menyediakan proses-
proses network layer dengan ekivalen aliran bit reliabel.
Pada layanan connection-oriented dipakai, pemindahan
data mengalami tiga fase (tahap).
3. Layanan Acknowledged Connectionless
Layanan inipun tidak menggunakan koneksi, akan
tetapi setiap frame dikirimkan secara independent dan
secara acknowledgment. Dalam hal ini, si pengirim akan
mengetahui apakah frame yang dikirimkan ke mesin
tujuan telah diterima dengan baik atau tidak. Bila
ternyata belum tiba pada interval waktu yang telah
ditentukan, maka frame akan dikirimkan kembali,
mungkin saja hilangnya acknowledgment akan
menyebabkan sebuah frame perlu dikirimkan beberapa
kali dan akan diterima beberapa kali juga. Layanan ini
akan bermanfaat untuk saluran unreliablem, seperti
sistem tanpa kabel.
Fase I : koneksi ditentukan dengan membuat kedua mesin
menginisialisasi variabel-variabel dan counter
yang diperlukan untuk mengawasi frame yang
mana yang telah diterima dan mana yang belum.
Fase II : satu frame atau lebih mulai ditransmisikan.
Fase III : koneksi dilepaskna, pembebasan variabel, buffer,
dan resource lainnya yang dipakai untuk menjaga
berlangsungnya koneksi.
Karena jarak dan peralatan, pengiriman informasi,
dapat mengalami perubahan atau melemah. Umumnya
interferensi listrik. Kesalahan timbul dalam bentuk burst
yaitu lebih dari satu bit terganggu dalam
satu satuan waktu.
 Open Systems Interconnection (OSI)
Model Open Systems Interconnection (OSI)
diciptakan oleh International Organization for
Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika
terstruktur bagaimana proses komunikasi data
berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan
untuk industri komputer agar komputer dapat
berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.
Model Layer OSI
Terdapat 7 layer pada model OSI di atas. Setiap layer
bertanggung jawab secara khusus pada proses
komunikasi data. Misal, satu layer bertanggungjawab
untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara
layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi
terjadinya “error” selama proses transfer data
berlangsung.
Model Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer”
dan “lower layer”. “Upper layer” fokus pada applikasi
pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di
komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang
menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower
layer adalah intisari komunikasi data melalui jaringan
aktual.
• Application Layer:
Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer
ini bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara
program komputer, seperti program e-mail, dan service
lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau
aplikasi komputer lainnya.
• Presentation Layer:
Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan
diformat untuk transfer data. Contoh konversi format text
ASCII untuk dokumen, .gif dan JPG untuk gambar. Layer
ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan
konversi.
• Session Layer :
Menentukan bagaimana dua terminal menjaga,
memelihara dan mengatur koneksi,- bagaimana mereka
saling berhubungan satu sama lain. Koneksi di layer ini
disebut “session”
• Transport Layer:
Bertanggung jawab membagi data menjadi
segmen, menjaga koneksi logika “end-to-end” antar
terminal, dan menyediakan penanganan error (error
handling).
• Network Layer
: Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan,
menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan,
dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada layer ini
berbentuk paket.
• Data Link Layer:
Menyediakan link untuk data, memaketkannya
menjadi frame yang berhubungan dengan “hardware”
kemudian diangkut melalui media. komunikasinya dengan
kartu jaringan, mengatur komunikasi layer physical antara
sistem koneksi dan penanganan error.
• Physical Layer:
Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan
mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan menjaga
koneksi fisik antar sistem.
 Pembentukan Frame/ Framing
Salah satu cara pembuatan frame adalah dengan
menyisipkan gap waktu diantara dua buah frame, (seperti
spasi antara 2 kata).
Empat metode framing yang digunakan :
1. Karakter penghitungb.
2. Pemberian karakter awal dan akhir, dengan pengisian
karakter.
3. Pemberian flag awal dan akhir, dengan pengisian bit.
4. Pelanggaran pengkodean physical layer.
Menggunakan sebuah field pada header untuk
menspesifikasikan jumlah karakter didalam frame. Ketika
data link layer pada mesin yang dituju melihat karakter
penghitung, maka data link layer akan mengetahui jumlah
yang mengikutinya, dan kemudian juga akan mengetahui
posisi ujung framenya.
Teknik baru adalah setiap frame diawali dan diakhiri
oleh pola bit khusus, 01111110, yang disebut byte flag.
Kapanpun data link layer pada pengirim menemukan lima
buah flag yang berurutan pada data, maka datalink secara
otomatis mengisikan sebuah bit 0 ke aliran bit keluar.
Pengisian bit ini analog dengan pengisian karakter,
dimana sebuah DLE diisikan ke aliran karakter keluar
sebelum DLE pada data.
 Keperluan dan tujuan data link control yaitu :
Untuk komunikasi data secara efektif antara dua
koneksi stasiun transmisi-penerima secara langsung,
untuk melihat kebutuhan bagi data link control :
Frame synchronization : data dikirim dalam blok-blok
yang disebut frame. Awal dan akhir tiap
frame harus dapat diidentifikasikan. Memakai
variasi dari konfigurasi line.
• Flow control : stasiun pengirim harus tidak mengirim
frame-frame pada rate/kecepatan yang lebih cepat
daripada stasiun penerima yang dapat menyerapnya.
• Error control : bit-bit error yang dihasilkan oleh sistem
transmisi harus diperbaiki.
• Addressing (peng-alamat-an) : pada line multipoint,
identitas dari dua stasiun yang berada dalam suatu
transmisi harus diketahui. Kontrol dan data pada link yang
sama, biasanya tidak diinginkan mempunyai path
komunikasi yang terpisah untuk sinyal-sinyal kontrol.
Karena itu, reciver harus mampu membedakan kontrol
informasi dari data yang sedang ditransmisi.
• Link management : permulaan, pemeliharaan dan
penghentian dari pertukaran data
memerlukan koordinasi dan kerjasama diantara stasiun-
stasiun. Diperlukan prosedur untuk manajemen
pertukaran ini.
 Konfigurasi Data Link :
Tiga sifat yang membedakannya adalah :
1.Topologi
2.Duplexity
3.Line discipline / (rancangan tata tertib)
 Topologi
Menyatakan pengaturan fisik dari stasiun pada suatu
link.
Ada dua konfigurasi topologi :
•Point to point, jika hanya ada dua stasiun.
•Multi point, jika ada lebih dari dua stasiun. Dipakai
dalam suatu komputer (stasiun utama / stasiun primary)
dan suatu rangkaian terminal (stasiun sekunder / stasiun
secondary).
Keuntungannya : komputer hanya perlu single port pada
computer (primary) sedangkan point to point pada setiap
terminal (secondary) harus terpasang masing-masing
port.
 Duplexity
menyatakan arah dan teming dari aliran sinyal
Jenis-jenisnya :
•Simplex transmission, aliran sinyal selalu dalam satu
arah.
Contoh : hubungan komputer dengan printer. Transmisi
simplex ini jarang dipakai karena tidak mungkin untuk
mengirim error atau sinyal kontrol kembali melalui link ke
sumber data.
•Half-duplex link, dapat mentransmisi dan menerima
tidak secara simultan.
•Full-duplex link, dua stasiun dapat mengirim dan
menerima data satu terhadap yang lain
secara simultan.
 Line Discipline (Rancangan tata tertib)
Beberapa tata tertib diperlukan dalam penggunaan
link transmisi. Pada mode half-duplex, hanya satu stasiun
yang dapat mentrasmisi pada suatu waktu. Baik mode
half-duplex atau full-duplex, suatu stasiun hanya
mentransmisi jika mengetahui bahwa receiver telah siap
untuk menerima.
Pada Sambungan : Point to point
Ada tiga fase dalam prosedur kontrol komunikasi ini :
1. Establishment (penentuan) : memutuskan stasiun
mana yang transmisi dan mana yang menerima dan
apa receiver siap untuk menerima.
2. Data transfer : data ditransfer dalam satu atau lebih
blok-blok acknowledgment.
3. Termination : membatasi koneksi logika (hubungan
transmitter-receiver).
• Multipoint : Aturan umum yang dipakai dalam situasi ini
yaitu poll dan select :
• Poll : primary meminta data dari suatu secondary.
• Select : primary mempunyai data untuk dikirim dan
memberitahu suatu secondary bahwa data
sedang datang.
Variasi lainnya :
v Poll terminal yang tidak mengirimkan data
v Poll terminal dimana terdapat data yang akan dikirimkan
v Select / memilih
v Fast select / memilih dengan cepat
Bentuk lain dari line discipline, yaitu contention,
dimana tidak ada primary tetapi hanya suatu kumpulan
stasiun-stasiun peer keduanya baik transmitter dan
receiver harus diidentifikasikan. Stasiun ini dapat
mentransmisi jika jalur/line sedang bebas; kalau tidak
maka harus menunggu. Teknik ini dapat ditemukan dalam
pemakaian secara luas pada local network dan sistem
satelit.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa :
•Point to point : tidak perlu address.
•Primary-secondary multipoint : perlu satu address, untuk
mengidentifikasi secondary.
•Peer multipoint : perlu dua address, untuk
mengidentifikasi transmitter dan receiver.
 Flow Control
Adalah suatu teknik untuk memastikan /
meyakinkan bahwa suatu stasiun transmisi tidak
menumpuk data pada suatu stasiun penerima. Tanpa flow
control, buffer dari receiver akan penuh sementara
sedang memproses data lama. Karena ketika data
diterima, harus dilaksanakan sejumlah proses sebelum
buffer dapat dikosongkan dan siap menerima banyak
data.
Bentuk sederhana dari flow control, yaitu :
•stop-and-wait flow control.
Cara kerjanya : suatu entity sumber mentransmisi suatu
frame. Setelah diterima, entity tujuan memberi isyarat untuk
menerima frame lainnya dengan mengirim acknowledgment
ke frame yang baru diterima. Sumber harus menunggu
sampai menerima acknowledgment sebelum mengirim frame
berikutnya. Entity tujuan kemudian dapat menghentikan
aliran data dengan tidak memberi acknowledgment. Untuk
blok-blok data yang besar, sumber akan memecah menjadi
blok-blok yang lebih kecil dan mentransmisi data dalam
beberapa frame. Hal ini dilakukan dengan alasan :
•Transmisi yang jauh, dimana bila terjadi error maka hanya
sedikit data yang akan ditransmisi ulang.
•Pada suatu multipoint line.
•Ukuran buffer dari receiver akan terbatas.
Efek dari pertambahan delay dan kecepatan transmisi
Misal message panjang yang dikirim sebagai suatu
rangkaian frame-frame f1,f2,…,fn, Untuk suatu prosedur
polling, kejadian yang terjadi :
Stasiun S1 mengirim suatu poll dari stasiun S2.
S2 merespon dengan f1.
S1 mengirim suatu acknowledgment.
S2 mengirim f2.
S1 meng-acknowledgment.
.
.
S2 mengirim fn.
S1 meng-acknowledgment.
Protocol Sliding Window
Sliding-window flow control dapat digambarkan dalam operasi
sebagai berikut :
Dua stasiun A dan B, terhubung melalui suatu link full-duplex.
B dapat menerima n buah frame karena menyediakan tempat buffer
untuk n buah frame. Dan A memperbolehkan pengiriman n buah
frame tanpa menunggu suatu acknowledgement. Tiap frame diberi
label nomor tertentu. B mengakui suatu frame dengan mengirim
suatu acknowledgement yang mengandung serangkaian nomor dari
frame berikut yang diharapkan dan B siap untuk menerima n frame
berikutnya yang dimulai dari nomor tertentu. Skema ini dapat juga
dipakai untuk multiple frame acknowledge.
Jika 2 stasiun menukar data, masing-masing membutuhkan 2
window : satu untuk transmisi data dan yang lain untuk menerima.
Teknik ini dikenal sebagai piggy backing. Untuk multipoint link,
primary membutuhkan masing-masing secondary untuk transmisi
dan menerima.
 Error Control
Berfungsi untuk mendeteksi dan memperbaiki
error-error yang terjadi dalam transmisi frame-frame.
Ada 2 tipe error yang mungkin :
•Frame hilang : suatu frame gagal mencapai sisi yang lain
•Frame rusak : suatu frame tiba tetapi beberapa bit-bit-
nya error.
Teknik-teknik umum untuk error control, sebagai berikut :
•Deteksi error, dipakai CRC.
•Positive acknowledgment : tujuan mengembali-kan
suatu positif acknowledgment untuk penerimaan yang
sukses, frame bebas error.
•Transmisi ulang setelah waktu habis : sumber
mentransmisi ulang suatu frame yang belum diakui
setelah suatu waktu yang tidak ditentukan.
•Negative acknowledgment dan transmisi ulang : tujuan
mengembalikan negative acknowledgment dari frame-
frame dimana suatu error dideteksi. mentransmisi ulang
beberapa frame.
Mekanisme ini dinyatakan sebagai Automatic
repeat Request (ARQ) yang terdiri dari 3 versi :
1.Stop and wait ARQ.
2.Go-back-N ARQ.
3.Selective-reject ARQ.
• Stop and wait ARQ
Stasiun sumber mentransmisi suatu frame tunggal dan
kemudian harus menunggu suatu acknowledgment (ACK) dalam
periode tertentu. Tidak ada data lain dapat dikirim sampai balasan
dari stasiun tujuan tiba pada stasiun sumber. Bila tidak ada balasan
maka frame ditransmisi ulang. Bila error dideteksi oleh tujuan,
maka frame tersebut dibuang dan mengirim suatu Negative
Acknowledgment (NAK), yang menyebabkan sumber mentransmisi
ulang frame yang rusak tersebut. Bila sinyal acknowledgment
rusak pada waktu transmisi, kemudian sumber akan habis waktu
dan mentransmisi ulang frame tersebut. Untuk mencegah hal ini,
maka frame diberi label 0 atau 1 dan positive acknowledgment
dengan bentuk ACK0 atau ACK1 : ACK0 mengakui menerima frame
1 dan mengindikasi bahwa receiver siap untuk frame 0. Sedangkan
ACK1 mengakui menerima frame 0 dan mengindikasi bahwa
receiver siap untuk frame 1.
• Go-back-N ARQ
Termasuk continuous ARQ, suatu stasiun boleh
mengirim frame seri yang ditentukan oleh ukuran
window, memakai teknik flow control sliding window.
Sementara tidak terjadi error, tujuan akan meng-
acknowledge (ACK) frame yang masuk seperti biasanya.
• Selective-reject ARQ
Hanya mentransmisi ulang frame-frame bila menerima NAK atau
waktu habis.
Skenario dari teknik ini untuk 3 bit penomoran yang
mengizinkan ukuran window sebesar 7 :
1.Stasiun A mengirim frame 0 sampai 6 ke stasiun B.
2.Stasiun B menerima dan mengakui ketujuh frame-frame.
3.Karena noise, ketujuh acknowledgment hilang.
4.Stasiun A kehabisan waktu dan mentransmisi ulang frame 0.
5.Stasiun B sudah memajukan window penerimanya untuk
menerima frame 7,0,1,2,3,4 dan 5. Dengan demikian dianggap
bahwa frame 7 telah hilang dan bahwa frame nol yang baru,
diterima.
Problem dari skenario ini yaitu antara window pengiriman
dan penerimaan. Yang diatasi dengan memakai ukuran window
max tidak lebih dari setengah range penomoran.
 Protokol-Protokol Data Link Control
untuk memenuhi variasi yang luas dari kebutuhan data
link, termasuk :
•Point to point dan multipoint links.
•Operasi Half-duplex dan full-duplex.
•Interaksi primary-secondary (misal : host-terminal) dan
peer (misal : komputer-komputer).
•Link-link dengan nilai a yang besar (misal : satelit) dan
kecil (misal : koneksi langsung jarak pendek).
Sejumlah protokol-protokol data link control telah
dipakai secara luas dimana-mana :
• High-level Data Link Control (HDLC).
• Advanced Data Communication Control Procedures.
• Link Access Procedure, Balanced (LAP-B).
• Synchronous Data Link Control (SDLC).
BAB IV
PENUTUP
 Kesimpulan
Pengertian dan penerapan Protocol Data Link Layer
dalam komunikasi data di kehidupan sehari-hari tidaklah
sesulit yang dibayangkan selama ini. Asalkan ada
kemauan dan usaha untuk memulai dan menerapkanya.
Protocol ini dapat didesain dalam kehidupan kita, kita
akan mudah untuk mempublikasikan suatu karya tulis
baik yang berupa artikel maupun karya ilmiah.Dengan
bantuan beberapa software
KOMUNIKASI DATA

More Related Content

What's hot

5 Macam Metode Dasar Kriptografi
5 Macam Metode Dasar Kriptografi5 Macam Metode Dasar Kriptografi
5 Macam Metode Dasar KriptografiRoziq Bahtiar
 
Rpl 10-perancangan user interface
Rpl 10-perancangan user interfaceRpl 10-perancangan user interface
Rpl 10-perancangan user interfacef' yagami
 
Teknik Enkripsi dan Dekripsi Playfair Cipher
Teknik Enkripsi dan Dekripsi Playfair CipherTeknik Enkripsi dan Dekripsi Playfair Cipher
Teknik Enkripsi dan Dekripsi Playfair CipherRivalri Kristianto Hondro
 
Komunikasi Antar Proses
Komunikasi Antar ProsesKomunikasi Antar Proses
Komunikasi Antar ProsesSonny Grimaldi
 
Sistem Komunikasi Seluler
Sistem Komunikasi SelulerSistem Komunikasi Seluler
Sistem Komunikasi SelulerRio Hafandi
 
Pengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMPengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMRizki Nugroho
 
DHCP server
DHCP serverDHCP server
DHCP serverMAFauzan
 
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsiSiti Khotijah
 
BAB II ISI MAKALAH REPRESENTASI DATA
BAB II ISI MAKALAH REPRESENTASI DATABAB II ISI MAKALAH REPRESENTASI DATA
BAB II ISI MAKALAH REPRESENTASI DATAIez Risma Nursida
 
RPP - Administrasi Infrastruktur Jaringan | Kelas XI
RPP - Administrasi Infrastruktur Jaringan | Kelas XIRPP - Administrasi Infrastruktur Jaringan | Kelas XI
RPP - Administrasi Infrastruktur Jaringan | Kelas XIWalid Umar
 
Tugas 3 Rangkuman Protocol DNS, FTP, HTTP, dan SMTP
Tugas 3 Rangkuman Protocol DNS, FTP, HTTP, dan SMTPTugas 3 Rangkuman Protocol DNS, FTP, HTTP, dan SMTP
Tugas 3 Rangkuman Protocol DNS, FTP, HTTP, dan SMTPRobby Firmansyah
 
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerak
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerakBab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerak
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerakampas03
 
Pertemuan 2 - Organisasi dan Arsitektur Komputer.ppt
Pertemuan 2 - Organisasi dan Arsitektur Komputer.pptPertemuan 2 - Organisasi dan Arsitektur Komputer.ppt
Pertemuan 2 - Organisasi dan Arsitektur Komputer.pptagro6
 
Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1
Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1
Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1Braga Rezpect
 
9 sistem-komunikasi-bergerak
9 sistem-komunikasi-bergerak9 sistem-komunikasi-bergerak
9 sistem-komunikasi-bergerakYudi Hartawan
 
Pengertian dan Cara Kerja Phase Modulasi (PM)
Pengertian dan Cara Kerja Phase Modulasi (PM)Pengertian dan Cara Kerja Phase Modulasi (PM)
Pengertian dan Cara Kerja Phase Modulasi (PM)Reinaldo Rahadian Putra
 
Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataBanta Cut
 

What's hot (20)

5 Macam Metode Dasar Kriptografi
5 Macam Metode Dasar Kriptografi5 Macam Metode Dasar Kriptografi
5 Macam Metode Dasar Kriptografi
 
Rpl 10-perancangan user interface
Rpl 10-perancangan user interfaceRpl 10-perancangan user interface
Rpl 10-perancangan user interface
 
Teknik Enkripsi dan Dekripsi Playfair Cipher
Teknik Enkripsi dan Dekripsi Playfair CipherTeknik Enkripsi dan Dekripsi Playfair Cipher
Teknik Enkripsi dan Dekripsi Playfair Cipher
 
Komunikasi Antar Proses
Komunikasi Antar ProsesKomunikasi Antar Proses
Komunikasi Antar Proses
 
Sistem Komunikasi Seluler
Sistem Komunikasi SelulerSistem Komunikasi Seluler
Sistem Komunikasi Seluler
 
Pengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMPengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FM
 
TEKNIK ENKRIPSI DAN DEKRIPSI HILL CIPHER
TEKNIK ENKRIPSI DAN DEKRIPSI HILL CIPHERTEKNIK ENKRIPSI DAN DEKRIPSI HILL CIPHER
TEKNIK ENKRIPSI DAN DEKRIPSI HILL CIPHER
 
DHCP server
DHCP serverDHCP server
DHCP server
 
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
 
BAB II ISI MAKALAH REPRESENTASI DATA
BAB II ISI MAKALAH REPRESENTASI DATABAB II ISI MAKALAH REPRESENTASI DATA
BAB II ISI MAKALAH REPRESENTASI DATA
 
RPP - Administrasi Infrastruktur Jaringan | Kelas XI
RPP - Administrasi Infrastruktur Jaringan | Kelas XIRPP - Administrasi Infrastruktur Jaringan | Kelas XI
RPP - Administrasi Infrastruktur Jaringan | Kelas XI
 
Tugas 3 Rangkuman Protocol DNS, FTP, HTTP, dan SMTP
Tugas 3 Rangkuman Protocol DNS, FTP, HTTP, dan SMTPTugas 3 Rangkuman Protocol DNS, FTP, HTTP, dan SMTP
Tugas 3 Rangkuman Protocol DNS, FTP, HTTP, dan SMTP
 
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerak
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerakBab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerak
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerak
 
Pertemuan 2 - Organisasi dan Arsitektur Komputer.ppt
Pertemuan 2 - Organisasi dan Arsitektur Komputer.pptPertemuan 2 - Organisasi dan Arsitektur Komputer.ppt
Pertemuan 2 - Organisasi dan Arsitektur Komputer.ppt
 
Media transmisi
Media transmisiMedia transmisi
Media transmisi
 
Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1
Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1
Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1
 
Dasar telekomunikasi
Dasar telekomunikasiDasar telekomunikasi
Dasar telekomunikasi
 
9 sistem-komunikasi-bergerak
9 sistem-komunikasi-bergerak9 sistem-komunikasi-bergerak
9 sistem-komunikasi-bergerak
 
Pengertian dan Cara Kerja Phase Modulasi (PM)
Pengertian dan Cara Kerja Phase Modulasi (PM)Pengertian dan Cara Kerja Phase Modulasi (PM)
Pengertian dan Cara Kerja Phase Modulasi (PM)
 
Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomata
 

Viewers also liked

Data link-control1
Data link-control1Data link-control1
Data link-control1munir09
 
Teknik komunikasi-data-digital
Teknik komunikasi-data-digitalTeknik komunikasi-data-digital
Teknik komunikasi-data-digitalmunir09
 
Makalah lapisan osi layerr pwpoin
Makalah lapisan osi layerr pwpoinMakalah lapisan osi layerr pwpoin
Makalah lapisan osi layerr pwpoinMuhammad Syarif
 
Tabel penghitung energi panas dan jumlah air dalam proses penguapan air (evap...
Tabel penghitung energi panas dan jumlah air dalam proses penguapan air (evap...Tabel penghitung energi panas dan jumlah air dalam proses penguapan air (evap...
Tabel penghitung energi panas dan jumlah air dalam proses penguapan air (evap...helmut simamora
 
Tabel penghitung penguapan air yang disebabkan angin berdasarkan rumus empiri...
Tabel penghitung penguapan air yang disebabkan angin berdasarkan rumus empiri...Tabel penghitung penguapan air yang disebabkan angin berdasarkan rumus empiri...
Tabel penghitung penguapan air yang disebabkan angin berdasarkan rumus empiri...helmut simamora
 

Viewers also liked (6)

Data link-control1
Data link-control1Data link-control1
Data link-control1
 
Teknik komunikasi-data-digital
Teknik komunikasi-data-digitalTeknik komunikasi-data-digital
Teknik komunikasi-data-digital
 
Makalah lapisan osi layerr pwpoin
Makalah lapisan osi layerr pwpoinMakalah lapisan osi layerr pwpoin
Makalah lapisan osi layerr pwpoin
 
Tabel penghitung energi panas dan jumlah air dalam proses penguapan air (evap...
Tabel penghitung energi panas dan jumlah air dalam proses penguapan air (evap...Tabel penghitung energi panas dan jumlah air dalam proses penguapan air (evap...
Tabel penghitung energi panas dan jumlah air dalam proses penguapan air (evap...
 
Tabel penghitung penguapan air yang disebabkan angin berdasarkan rumus empiri...
Tabel penghitung penguapan air yang disebabkan angin berdasarkan rumus empiri...Tabel penghitung penguapan air yang disebabkan angin berdasarkan rumus empiri...
Tabel penghitung penguapan air yang disebabkan angin berdasarkan rumus empiri...
 
Karya ilmiah by salsa
Karya ilmiah by salsaKarya ilmiah by salsa
Karya ilmiah by salsa
 

Similar to KOMUNIKASI DATA

Laporan WIN XI TKJ Standart Komunikasi
Laporan WIN XI TKJ Standart KomunikasiLaporan WIN XI TKJ Standart Komunikasi
Laporan WIN XI TKJ Standart Komunikasiwinna fana
 
Laporan win xi
Laporan win xiLaporan win xi
Laporan win xiwinna fana
 
komdat2- MODEL JARINGAN.pptx
komdat2- MODEL JARINGAN.pptxkomdat2- MODEL JARINGAN.pptx
komdat2- MODEL JARINGAN.pptxHasanulFahmi2
 
02. Protokol dan Arsitektur jaringan komputer.pptx
02. Protokol dan Arsitektur jaringan komputer.pptx02. Protokol dan Arsitektur jaringan komputer.pptx
02. Protokol dan Arsitektur jaringan komputer.pptxRudyWidyanto
 
Uswatun Hasanah - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Uswatun Hasanah - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan KomputerUswatun Hasanah - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Uswatun Hasanah - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputerbelajarkomputer
 
Lapisan Jaringan
Lapisan JaringanLapisan Jaringan
Lapisan JaringanAri FX
 
Modul 3 - Jaringan Komputer
Modul 3 - Jaringan KomputerModul 3 - Jaringan Komputer
Modul 3 - Jaringan Komputerjagoanilmu
 
4 3 ka19-transport
4 3 ka19-transport4 3 ka19-transport
4 3 ka19-transportBenny Padly
 

Similar to KOMUNIKASI DATA (20)

Data link layer_adi
Data link layer_adiData link layer_adi
Data link layer_adi
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Data link
 Data link Data link
Data link
 
Laporan WIN XI TKJ Standart Komunikasi
Laporan WIN XI TKJ Standart KomunikasiLaporan WIN XI TKJ Standart Komunikasi
Laporan WIN XI TKJ Standart Komunikasi
 
Laporan win xi
Laporan win xiLaporan win xi
Laporan win xi
 
komdat2- MODEL JARINGAN.pptx
komdat2- MODEL JARINGAN.pptxkomdat2- MODEL JARINGAN.pptx
komdat2- MODEL JARINGAN.pptx
 
02. Protokol dan Arsitektur jaringan komputer.pptx
02. Protokol dan Arsitektur jaringan komputer.pptx02. Protokol dan Arsitektur jaringan komputer.pptx
02. Protokol dan Arsitektur jaringan komputer.pptx
 
ASYNCHRONOUS_DAN_SYNCHRONOUS.pptx
ASYNCHRONOUS_DAN_SYNCHRONOUS.pptxASYNCHRONOUS_DAN_SYNCHRONOUS.pptx
ASYNCHRONOUS_DAN_SYNCHRONOUS.pptx
 
Uswatun Hasanah - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Uswatun Hasanah - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan KomputerUswatun Hasanah - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Uswatun Hasanah - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
 
Layer 2 osi
Layer 2 osiLayer 2 osi
Layer 2 osi
 
Lapisan Jaringan
Lapisan JaringanLapisan Jaringan
Lapisan Jaringan
 
Modul 3 - Jaringan Komputer
Modul 3 - Jaringan KomputerModul 3 - Jaringan Komputer
Modul 3 - Jaringan Komputer
 
Komunikasi data
Komunikasi dataKomunikasi data
Komunikasi data
 
Komunikasi data
Komunikasi dataKomunikasi data
Komunikasi data
 
4 3 ka19-transport
4 3 ka19-transport4 3 ka19-transport
4 3 ka19-transport
 
Presentation
PresentationPresentation
Presentation
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 

KOMUNIKASI DATA

  • 1. DOSEN : Nahot Frastian,M.Kom • SUPRAPTO ( 2013 4350 2008 ) • FAJAR GINANDA WIDIA ( 2013 4350 1107 )
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi sesuatu yang sudah pasti kita lakukan setiap hari untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita. Komunikasi dilakukan untuk mendapatkan suatu informasi atau pemberitahuan dari pihak lain yang tentunya melakukan komunikasi itu sendiri.
  • 3. Dalam dunia teknologi komputer dan internet, komunikasi pun terjadi antara komponen data yang satu dengan yang lainnya, dan tentunya dalam komunikasi data tersebut terdapat sistem yang mengatur jalannya komunikasi itu sendiri. Komunikasi yang diatur dalam suatu sistem komunikasi dilakukan untuk mendapatkan informasi menjadi lebih mudah dan cepat dilakukan. Pada dasarnya Komunikasi Data merupakan proses pengiriman informasi diantaranya menggunakan Fungsi Data Link,Pembentukan Frame,Syncronisasi Data Link dan Konfigurasi Saluran Tulisan ini membuat Kita lebih memahami tentang Komunikasi data. Di manamateri yang Kami informasikan banyak kita jumpai sehari-hari
  • 4. B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis mengambil kesimpulan tentang batasan masalah dalam makalah ini , maka penulis mengemukakan beberapa perumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu: 1. Fungsi Data Link 2. Pembuatan Frame 3. Syncronisasi Data link 4. Konfigurasi Data Link 5. Flow Control 6. Error Control 7. Jenis protokol Data Link
  • 5. C. Tujuan Pembahasan Penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas kelompok dalam mata kuliah Komunikasi Data. Serta memberikan pemahaman dasar tentang komunikasi data terutama mengenai protokol komunikasi tentang data link yang dapat memberikan kemudahan, wawasan, dan pengetahuan bagi orang-orang yang ingin belajar dan berkecimpung dalam dunia teknologi informasi
  • 6. BAB II PEMBAHASAN  Data link Data link adalah medium transmisi antara stasiun- stasiun ketika suatu prosedur data link control dipakai. Data link layer memiliki beberapa fungsi spesifik. Fungsi-fungsi ini meliputi penyediaan interface layanan- layanan baik bagi network layer, penentuan cara pengelompokan bit dari physical layer ke dalam frame, hal-hal yang berkaitan dengan error transmisi dan pengaturan aliran frame sehingga receiver yang lambat tidak akan terbanjiri oleh pengirim yang cepat.
  • 7.  Fungsi Data Link Layer Fungsi data link layer adalah menyediakan layanan bagi network layer. Layanannya yang penting adalah pemindahan data dari network layer di mesin sumber ke network layer di mesin yang dituju. Tugas data link adalah mentransmisikan bit-bit ke mesin yang dituju, sehingga bit-bit tersebut dapat diserahkan ke network layer. Tiga layanan dari Data Link Layer : 1. Layanan Unacknowledged Connec-tion Less 2. Layanan Acknowledged Connection-Less 3. Layanan Acknowledged Connection-Oriented
  • 8. 1. Layanan Unacknowledged Connectionless Yaitu dimana mesin sumber mengirimkan sejumlah frame ke mesin yang dituju dengan tidak memberikan acknowledgment bagi diterimanya frame-frame tersebut. Tidak ada koneksi yang dibuat baik sebelum atau sesudah dikirimkannya frame. Bila sebuah frame hilang sehubungan dengan adanya noise, maka tidak ada usaha untuk memperbaiki masalah tersebu di data link layer. Jenis layanan ini cocok bila laju error sangat rendah, sehingga recovery bisa dilakukan oleh layer yang lebih tinggi. Layanan ini sesuai untuk lalu lintas real time, seperti percakapan, dimana data yang terlambat dianggap lebih buruk dibanding data yang buruk.
  • 9. 2. Layanan Acknowledged Connection Oriented Dengan layanan ini, mesin sumber dan tujuan membuat koneksi sebelum memindahkan datanya. Setiap frame yang dikirim tentu saja diterima. Selain itu, layanan ini menjamin bahwa setiap frame yang diterima benar- benar hanya sekali dan semua frame diterima dalam urutan yang benar. Layanan ini juga menyediakan proses- proses network layer dengan ekivalen aliran bit reliabel. Pada layanan connection-oriented dipakai, pemindahan data mengalami tiga fase (tahap).
  • 10. 3. Layanan Acknowledged Connectionless Layanan inipun tidak menggunakan koneksi, akan tetapi setiap frame dikirimkan secara independent dan secara acknowledgment. Dalam hal ini, si pengirim akan mengetahui apakah frame yang dikirimkan ke mesin tujuan telah diterima dengan baik atau tidak. Bila ternyata belum tiba pada interval waktu yang telah ditentukan, maka frame akan dikirimkan kembali, mungkin saja hilangnya acknowledgment akan menyebabkan sebuah frame perlu dikirimkan beberapa kali dan akan diterima beberapa kali juga. Layanan ini akan bermanfaat untuk saluran unreliablem, seperti sistem tanpa kabel.
  • 11. Fase I : koneksi ditentukan dengan membuat kedua mesin menginisialisasi variabel-variabel dan counter yang diperlukan untuk mengawasi frame yang mana yang telah diterima dan mana yang belum. Fase II : satu frame atau lebih mulai ditransmisikan. Fase III : koneksi dilepaskna, pembebasan variabel, buffer, dan resource lainnya yang dipakai untuk menjaga berlangsungnya koneksi. Karena jarak dan peralatan, pengiriman informasi, dapat mengalami perubahan atau melemah. Umumnya interferensi listrik. Kesalahan timbul dalam bentuk burst yaitu lebih dari satu bit terganggu dalam satu satuan waktu.
  • 12.  Open Systems Interconnection (OSI) Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien. Model Layer OSI
  • 13. Terdapat 7 layer pada model OSI di atas. Setiap layer bertanggung jawab secara khusus pada proses komunikasi data. Misal, satu layer bertanggungjawab untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi terjadinya “error” selama proses transfer data berlangsung. Model Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer” dan “lower layer”. “Upper layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual.
  • 14. • Application Layer: Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail, dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya. • Presentation Layer: Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan diformat untuk transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen, .gif dan JPG untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan konversi.
  • 15. • Session Layer : Menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan mengatur koneksi,- bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain. Koneksi di layer ini disebut “session” • Transport Layer: Bertanggung jawab membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi logika “end-to-end” antar terminal, dan menyediakan penanganan error (error handling).
  • 16. • Network Layer : Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada layer ini berbentuk paket. • Data Link Layer: Menyediakan link untuk data, memaketkannya menjadi frame yang berhubungan dengan “hardware” kemudian diangkut melalui media. komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur komunikasi layer physical antara sistem koneksi dan penanganan error.
  • 17. • Physical Layer: Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar sistem.  Pembentukan Frame/ Framing Salah satu cara pembuatan frame adalah dengan menyisipkan gap waktu diantara dua buah frame, (seperti spasi antara 2 kata).
  • 18. Empat metode framing yang digunakan : 1. Karakter penghitungb. 2. Pemberian karakter awal dan akhir, dengan pengisian karakter. 3. Pemberian flag awal dan akhir, dengan pengisian bit. 4. Pelanggaran pengkodean physical layer. Menggunakan sebuah field pada header untuk menspesifikasikan jumlah karakter didalam frame. Ketika data link layer pada mesin yang dituju melihat karakter penghitung, maka data link layer akan mengetahui jumlah yang mengikutinya, dan kemudian juga akan mengetahui posisi ujung framenya.
  • 19. Teknik baru adalah setiap frame diawali dan diakhiri oleh pola bit khusus, 01111110, yang disebut byte flag. Kapanpun data link layer pada pengirim menemukan lima buah flag yang berurutan pada data, maka datalink secara otomatis mengisikan sebuah bit 0 ke aliran bit keluar. Pengisian bit ini analog dengan pengisian karakter, dimana sebuah DLE diisikan ke aliran karakter keluar sebelum DLE pada data.
  • 20.  Keperluan dan tujuan data link control yaitu : Untuk komunikasi data secara efektif antara dua koneksi stasiun transmisi-penerima secara langsung, untuk melihat kebutuhan bagi data link control : Frame synchronization : data dikirim dalam blok-blok yang disebut frame. Awal dan akhir tiap frame harus dapat diidentifikasikan. Memakai variasi dari konfigurasi line. • Flow control : stasiun pengirim harus tidak mengirim frame-frame pada rate/kecepatan yang lebih cepat daripada stasiun penerima yang dapat menyerapnya. • Error control : bit-bit error yang dihasilkan oleh sistem transmisi harus diperbaiki.
  • 21. • Addressing (peng-alamat-an) : pada line multipoint, identitas dari dua stasiun yang berada dalam suatu transmisi harus diketahui. Kontrol dan data pada link yang sama, biasanya tidak diinginkan mempunyai path komunikasi yang terpisah untuk sinyal-sinyal kontrol. Karena itu, reciver harus mampu membedakan kontrol informasi dari data yang sedang ditransmisi. • Link management : permulaan, pemeliharaan dan penghentian dari pertukaran data memerlukan koordinasi dan kerjasama diantara stasiun- stasiun. Diperlukan prosedur untuk manajemen pertukaran ini.
  • 22.  Konfigurasi Data Link : Tiga sifat yang membedakannya adalah : 1.Topologi 2.Duplexity 3.Line discipline / (rancangan tata tertib)
  • 23.  Topologi Menyatakan pengaturan fisik dari stasiun pada suatu link. Ada dua konfigurasi topologi : •Point to point, jika hanya ada dua stasiun. •Multi point, jika ada lebih dari dua stasiun. Dipakai dalam suatu komputer (stasiun utama / stasiun primary) dan suatu rangkaian terminal (stasiun sekunder / stasiun secondary). Keuntungannya : komputer hanya perlu single port pada computer (primary) sedangkan point to point pada setiap terminal (secondary) harus terpasang masing-masing port.
  • 24.  Duplexity menyatakan arah dan teming dari aliran sinyal Jenis-jenisnya : •Simplex transmission, aliran sinyal selalu dalam satu arah. Contoh : hubungan komputer dengan printer. Transmisi simplex ini jarang dipakai karena tidak mungkin untuk mengirim error atau sinyal kontrol kembali melalui link ke sumber data. •Half-duplex link, dapat mentransmisi dan menerima tidak secara simultan. •Full-duplex link, dua stasiun dapat mengirim dan menerima data satu terhadap yang lain secara simultan.
  • 25.  Line Discipline (Rancangan tata tertib) Beberapa tata tertib diperlukan dalam penggunaan link transmisi. Pada mode half-duplex, hanya satu stasiun yang dapat mentrasmisi pada suatu waktu. Baik mode half-duplex atau full-duplex, suatu stasiun hanya mentransmisi jika mengetahui bahwa receiver telah siap untuk menerima. Pada Sambungan : Point to point
  • 26. Ada tiga fase dalam prosedur kontrol komunikasi ini : 1. Establishment (penentuan) : memutuskan stasiun mana yang transmisi dan mana yang menerima dan apa receiver siap untuk menerima. 2. Data transfer : data ditransfer dalam satu atau lebih blok-blok acknowledgment. 3. Termination : membatasi koneksi logika (hubungan transmitter-receiver).
  • 27. • Multipoint : Aturan umum yang dipakai dalam situasi ini yaitu poll dan select : • Poll : primary meminta data dari suatu secondary. • Select : primary mempunyai data untuk dikirim dan memberitahu suatu secondary bahwa data sedang datang. Variasi lainnya : v Poll terminal yang tidak mengirimkan data v Poll terminal dimana terdapat data yang akan dikirimkan v Select / memilih v Fast select / memilih dengan cepat
  • 28. Bentuk lain dari line discipline, yaitu contention, dimana tidak ada primary tetapi hanya suatu kumpulan stasiun-stasiun peer keduanya baik transmitter dan receiver harus diidentifikasikan. Stasiun ini dapat mentransmisi jika jalur/line sedang bebas; kalau tidak maka harus menunggu. Teknik ini dapat ditemukan dalam pemakaian secara luas pada local network dan sistem satelit. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa : •Point to point : tidak perlu address. •Primary-secondary multipoint : perlu satu address, untuk mengidentifikasi secondary. •Peer multipoint : perlu dua address, untuk mengidentifikasi transmitter dan receiver.
  • 29.  Flow Control Adalah suatu teknik untuk memastikan / meyakinkan bahwa suatu stasiun transmisi tidak menumpuk data pada suatu stasiun penerima. Tanpa flow control, buffer dari receiver akan penuh sementara sedang memproses data lama. Karena ketika data diterima, harus dilaksanakan sejumlah proses sebelum buffer dapat dikosongkan dan siap menerima banyak data. Bentuk sederhana dari flow control, yaitu : •stop-and-wait flow control.
  • 30. Cara kerjanya : suatu entity sumber mentransmisi suatu frame. Setelah diterima, entity tujuan memberi isyarat untuk menerima frame lainnya dengan mengirim acknowledgment ke frame yang baru diterima. Sumber harus menunggu sampai menerima acknowledgment sebelum mengirim frame berikutnya. Entity tujuan kemudian dapat menghentikan aliran data dengan tidak memberi acknowledgment. Untuk blok-blok data yang besar, sumber akan memecah menjadi blok-blok yang lebih kecil dan mentransmisi data dalam beberapa frame. Hal ini dilakukan dengan alasan : •Transmisi yang jauh, dimana bila terjadi error maka hanya sedikit data yang akan ditransmisi ulang. •Pada suatu multipoint line. •Ukuran buffer dari receiver akan terbatas.
  • 31. Efek dari pertambahan delay dan kecepatan transmisi Misal message panjang yang dikirim sebagai suatu rangkaian frame-frame f1,f2,…,fn, Untuk suatu prosedur polling, kejadian yang terjadi : Stasiun S1 mengirim suatu poll dari stasiun S2. S2 merespon dengan f1. S1 mengirim suatu acknowledgment. S2 mengirim f2. S1 meng-acknowledgment. . . S2 mengirim fn. S1 meng-acknowledgment.
  • 32. Protocol Sliding Window Sliding-window flow control dapat digambarkan dalam operasi sebagai berikut : Dua stasiun A dan B, terhubung melalui suatu link full-duplex. B dapat menerima n buah frame karena menyediakan tempat buffer untuk n buah frame. Dan A memperbolehkan pengiriman n buah frame tanpa menunggu suatu acknowledgement. Tiap frame diberi label nomor tertentu. B mengakui suatu frame dengan mengirim suatu acknowledgement yang mengandung serangkaian nomor dari frame berikut yang diharapkan dan B siap untuk menerima n frame berikutnya yang dimulai dari nomor tertentu. Skema ini dapat juga dipakai untuk multiple frame acknowledge. Jika 2 stasiun menukar data, masing-masing membutuhkan 2 window : satu untuk transmisi data dan yang lain untuk menerima. Teknik ini dikenal sebagai piggy backing. Untuk multipoint link, primary membutuhkan masing-masing secondary untuk transmisi dan menerima.
  • 33.  Error Control Berfungsi untuk mendeteksi dan memperbaiki error-error yang terjadi dalam transmisi frame-frame. Ada 2 tipe error yang mungkin : •Frame hilang : suatu frame gagal mencapai sisi yang lain •Frame rusak : suatu frame tiba tetapi beberapa bit-bit- nya error.
  • 34. Teknik-teknik umum untuk error control, sebagai berikut : •Deteksi error, dipakai CRC. •Positive acknowledgment : tujuan mengembali-kan suatu positif acknowledgment untuk penerimaan yang sukses, frame bebas error. •Transmisi ulang setelah waktu habis : sumber mentransmisi ulang suatu frame yang belum diakui setelah suatu waktu yang tidak ditentukan. •Negative acknowledgment dan transmisi ulang : tujuan mengembalikan negative acknowledgment dari frame- frame dimana suatu error dideteksi. mentransmisi ulang beberapa frame.
  • 35. Mekanisme ini dinyatakan sebagai Automatic repeat Request (ARQ) yang terdiri dari 3 versi : 1.Stop and wait ARQ. 2.Go-back-N ARQ. 3.Selective-reject ARQ.
  • 36. • Stop and wait ARQ Stasiun sumber mentransmisi suatu frame tunggal dan kemudian harus menunggu suatu acknowledgment (ACK) dalam periode tertentu. Tidak ada data lain dapat dikirim sampai balasan dari stasiun tujuan tiba pada stasiun sumber. Bila tidak ada balasan maka frame ditransmisi ulang. Bila error dideteksi oleh tujuan, maka frame tersebut dibuang dan mengirim suatu Negative Acknowledgment (NAK), yang menyebabkan sumber mentransmisi ulang frame yang rusak tersebut. Bila sinyal acknowledgment rusak pada waktu transmisi, kemudian sumber akan habis waktu dan mentransmisi ulang frame tersebut. Untuk mencegah hal ini, maka frame diberi label 0 atau 1 dan positive acknowledgment dengan bentuk ACK0 atau ACK1 : ACK0 mengakui menerima frame 1 dan mengindikasi bahwa receiver siap untuk frame 0. Sedangkan ACK1 mengakui menerima frame 0 dan mengindikasi bahwa receiver siap untuk frame 1.
  • 37. • Go-back-N ARQ Termasuk continuous ARQ, suatu stasiun boleh mengirim frame seri yang ditentukan oleh ukuran window, memakai teknik flow control sliding window. Sementara tidak terjadi error, tujuan akan meng- acknowledge (ACK) frame yang masuk seperti biasanya.
  • 38. • Selective-reject ARQ Hanya mentransmisi ulang frame-frame bila menerima NAK atau waktu habis. Skenario dari teknik ini untuk 3 bit penomoran yang mengizinkan ukuran window sebesar 7 : 1.Stasiun A mengirim frame 0 sampai 6 ke stasiun B. 2.Stasiun B menerima dan mengakui ketujuh frame-frame. 3.Karena noise, ketujuh acknowledgment hilang. 4.Stasiun A kehabisan waktu dan mentransmisi ulang frame 0. 5.Stasiun B sudah memajukan window penerimanya untuk menerima frame 7,0,1,2,3,4 dan 5. Dengan demikian dianggap bahwa frame 7 telah hilang dan bahwa frame nol yang baru, diterima. Problem dari skenario ini yaitu antara window pengiriman dan penerimaan. Yang diatasi dengan memakai ukuran window max tidak lebih dari setengah range penomoran.
  • 39.  Protokol-Protokol Data Link Control untuk memenuhi variasi yang luas dari kebutuhan data link, termasuk : •Point to point dan multipoint links. •Operasi Half-duplex dan full-duplex. •Interaksi primary-secondary (misal : host-terminal) dan peer (misal : komputer-komputer). •Link-link dengan nilai a yang besar (misal : satelit) dan kecil (misal : koneksi langsung jarak pendek).
  • 40. Sejumlah protokol-protokol data link control telah dipakai secara luas dimana-mana : • High-level Data Link Control (HDLC). • Advanced Data Communication Control Procedures. • Link Access Procedure, Balanced (LAP-B). • Synchronous Data Link Control (SDLC).
  • 41. BAB IV PENUTUP  Kesimpulan Pengertian dan penerapan Protocol Data Link Layer dalam komunikasi data di kehidupan sehari-hari tidaklah sesulit yang dibayangkan selama ini. Asalkan ada kemauan dan usaha untuk memulai dan menerapkanya. Protocol ini dapat didesain dalam kehidupan kita, kita akan mudah untuk mempublikasikan suatu karya tulis baik yang berupa artikel maupun karya ilmiah.Dengan bantuan beberapa software