Terjadi perubahan penggunaan lahan di Simpang Sentral Komersial Arengka antara tahun 2007-2021. Perubahan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi, sehingga lahan permukiman dan pertanian di sekitarnya semakin berkurang digantikan oleh kawasan komersial dan perkantoran.
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
ย
KOMPRE 1111
1. P E N G A R U H P E R K E M B A N G A N
FA S I L I TA S KO M E R S I A L A R E N G K A
T E R H A DA P P E R U B A H A N G U N A
L A H A N K AWA S A N
S E M I N A R K O M P R E H E N S I F
R I D H A A U L I A
1 6 3 4 1 0 2 8 2
D O S E N P E M B I M B I N G
D r . Z A F L I S Z A I M . M . E n g
Studi Kasus: Simpang Sentral Komersial Arengka Kota Pekanbaru
4. L ATA R
B E L A K A N G Perkembangan suatu kota dapat dicirikan dari penduduknya
yang semakin bertambah dan semakin padat, bangunan-bangunannya
yang semakin rapat dan wilayah terbangun yang cenderung semakin luas,
serta semakin lengkapnya fasilitas kota yang mendukung kegiatan sosial
dan ekonomi kota
DINAMIKA PENDUDUK &
EKO NO MI KO T A
Perkembangan suatu kota dapat dicirikan dari penduduknya
yang semakin bertambah dan semakin padat, bangunan-bangunannya
yang semakin rapat dan wilayah terbangun yang cenderung semakin luas,
serta semakin lengkapnya fasilitas kota yang mendukung kegiatan sosial
dan ekonomi kota
KAW ASAN KO MERSIAL
Kegiatan komersial semakin lama semakin berkembang ke arah luar dan mendesak
daerah permukiman di sekitarnya dan secara terus menerus akan menyebabkan kawasan
permukiman semakin tergerus dan berubah fungsi menjadi fungsi komersial
MENDESAK PEMUKIMAN
5. R U M U S A N
M A S A L A H
Pertumbuhan Penduduk Yang Besar Di Kota
Pekanbaru Menyebabkan Peningkatan
Kebutuhan Lahan Pemukiman Untuk
Pemenuhan Kebutuhan Pokok Manusia
Sehingga Timbul Perebutan Atau Persaingan
Lahan Untuk Mendapatkan Lokasi Di Sekitar
Pusat-pusat Kegiatan Komersial
1
.
B a gai man a PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN
y a n g t e r jadi pa da K a wasaN Ko me r sial A ren gka Ko t a Pe k anbaru
t ah u n 2 0 05- 2020 ?
2
FAKTOR-FAKTOR a pakah y a n g m e m pen garu h i
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN pa da K a wasan
Ko me r sial A ren gka Ko t a Pe k anbar u ?
6. T U J UA N
P E N E L I TAN
S A S A R A N
P E N E L I TIA N
menganalisis perubahan penggunaan lahan pada kawasan Komersial Arengka Kota
Pekanbaru serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
penggunaan lahan Kawasan Komersial Arengka Kota Pekanbaru.
Teridentifikasinya perubahan penggunaan lahan di Kawasan Komersial Arengka Kota
Pekanbaru tahun 2005 -2020.
Teridentifikasinya factor - faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di
Kawasan Komersial Arengka Kota Pekanbaru.
2
.
1
.
7. M A N FA AT
P E N E L I TI A N
MANFAAT TEORITIS
Memberikan sumbangan pemikiran bagi
penelitian lain
PENELITI
tambahan ilmu
pengetahuan dan
melatih dalam
menerapkan ilmu yang
telah dipelajari
PEMERINTAH KOTA
Sebagai gambaran, bahan dan pertimbangan pemerintah
kota untuk menindaklanjuti kegiatan komersial tersebut
agar lebih terarah perubahan penggunaan lahan yang
terjadi akibat dari kegiatan komersial
AKADEMIS
memberikan referensi bagi
penelitian yang lain
8. R UA N G
L I N G K U P
M ATER I
di Kawasan Komersial Arengka
menggunakan citra satelit secara
time series dari tahun 2005-2020
ANALISIS PERUBAHAN
PENGGUNAAN LAHAN
perubahan penggunaan lahan
kawasan komersial arengka
dilakukan dengan menggunakan
analisis kuantitatif
IDENTIFIKASI FAKTOR-
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
12. K AWA S A N
KO M E R S I AL
KEGIATAN KOMERSIL SECARA LUAS DIBAGI MENJADI
LIMA KATEGORI YAITU CONVENIENCE SHOP,
SHOPPING SHOP, SPECIALITY SHOP, DEPARTMENT
AND MULTIPLE STORES, SERVICE SHOP (BALCHIN
DAN KIEVE, 1982).
AKTIVITAS KOMERSIAL ADALAH KEGIATAN
PERTUKARAN ATAU JUAL/BELI BARANG DAN JASA
UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN DENGAN
CARA PERDAGANGAN DAN SELURUH KEGIATAN
PENDUKUNGNYA SEPERTI TRANSPORTASI,
KOMUNIKASI, PERBANKAN, DAN SEBAGAINYA
(SUNGGUH, 1992).
KEGIATAN PERDAGANGAN DAN JASA MEMILIKI
KAITAN YANG SANGAT ERAT DENGAN
PERKEMBANGAN SUATU KOTA. PERKEMBANGAN
KOTA DAPAT MENCAKUP KEGIATAN PELAYANAN
EKONOMI BAGI KAWASAN DI SEKITARNYA
SEHINGGA PERTUMBUHAN KOTA SANGAT
DIKAITKAN DENGAN KEPENTINGAN
PENDUDUKNYA TERUTAMA TERKAIT KEGIATAN
EKONOMINYA (ADISASMITA, 2005).
KEGIATAN PERDAGANGAN MERUPAKAN
KEGIATAN DISTRIBUSI YAKNI KEGIATAN YANG
MENGHUBUNGKAN KEGIATAN PRODUKSI
DENGAN KONSUMEN. KEGIATAN PERDAGANGAN
ATAU PERTUKARAN DILAKUKAN OLEH
PENDUDUK DALAM SUATU KOTA MEMILIKI ARTI
PENTING DALAM KEHIDUPAN SUATU KOTA.
(BOEDIONO 1992).
13. P E R U B A H A N
PEN GGU N A A N
L A H A N
Perubahan penggunaan lahan diartikan sebagai perubahan
dari penggunaan lahan sebelumnya ke penggunaan lahan lain
yang dapat bersifat permanen maupun sementara dan
merupakan konsekuensi logis dari adanya pertumbuhan dan
transformasi perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat
yang sedang berkembang (Winoto, 2005).
Perubahan guna lahan adalah interaksi
yang disebabkan oleh tiga komponen
pembentuk guna lahan, yaitu sistem
pembangunan, sistem aktivitas dan
sistem lingkungan hidup. (Chapin, 1996).
14. F A K T O R - F A K T O R Y A N G
M E M P E N G A R U H I P E R U B A H A N
P E N G G U N A A N L A H A N
FAKTOR YANG MENJADI PENYEBAB TERJADINYA
PENGGUNAAN LAHAN, YAITU: PERLUASAN
BATAS KOTA, PEREMAJAAN DI PUSAT KOTA,
PERLUASAN JARINGAN INFRASTRUKTUR
TERTUTAMA JARINGAN TRANSPORTASI, SERTA
TUMBUH DAN HILANGNYA PEMUSATAN
AKTIFITAS TERTENTU. SELAIN ITU DIPENGARUHI
JUGA OLEH: FAKTOR MANUSIA, FAKTOR FISIK
KOTA, FAKTOR BENTANG ALAM (BOURNE, 1982)
VARIABEL YANG BERPENGARUH DALAM PROSES
PERKEMBANGAN KOTA, YAITU :
PENDUDUK, LOKASI YANG STRATEGIS, FUNGSI
KAWASAN PERKOTAAN, KELENGKAPAN
FASILITAS SOSIAL EKONOMI, KELENGKAPAN
SARANA PRASARANA TRANSPORTASI, FAKTOR
KESESUAIAN LAHAN, FAKTOR KEMAJUAN DAN
PENINGKATAN BIDANG TEKNOLOGI, (RAHARJO
DALAM WIDYANINGSIH, 2001).
17. H I P OT ESIS
H01:r=0, Jumlah Penduduk tidak berpengaruh
signifikan terhadap Perubahan Penggunaan Lahan.
Ha1:rโ 0, Jumlah Penduduk berpengaruh signifikan
terhadap Perubahan Penggunaan Lahan.
H02:r=0, Lokasi Strategis tidak berpengaruh
signifikan terhadap Perubahan Penggunaan Lahan.
Ha2:rโ 0, Lokasi Strategis berpengaruh signifikan
terhadap Perubahan Penggunaan Lahan.
H03:r=0, Harga Lahan berpengaruh signifikan
terhadap Perubahan Penggunaan Lahan.
Ha3:rโ 0, Harga Lahan tidak berpengaruh signifikan
terhadap Perubahan Penggunaan Laha.
18. TA H A PA N P E N Y U S U N A N
P E N E L I T I A N
20. LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
โข Terletak antara 101ยฐ 14โ - 101ยฐ 34โ bujur timur dan 0ยฐ 25โ - 0ยฐ 45โ
lintang utara
โข Luas wilayah Kota Pekanbaru adalah 632,26 Kmยฒ
โข Terdiri dari 12 Kecamatan dan 83 Kelurahan
โข Secara administrasi Kota Pekanbaru berbatasan dengan:
a. Sebelah utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar
b. Sebelah selatan : Kabupaten Kampar dan Kabupate Pelalawan
c. Sebelah timur : Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan
d. Sebelah Barat : Kabupaten Kampar
DEMOGRAFI
โข Jumlah penduduk 983.356 jiwa, yang terdiri dari 495.117
penduduk laki-laki dan 488.239 penduduk perempuan
โข Memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah kecamtan Tampan
sebanyak 203.238 jiwa dan kecamatan Sail 20.384 jiwa
G a m b a r a n U m u m K o t a
P e k a n b a r u
No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha)
A. Lahan Terbangun (built up areas)
1 Kawasan perumahan 10.914,44
2 Kawasan pemerintahan 100,23
3 Kawansan pendidikan 282,30
4 Kawasan perdagangan 666,07
5 Kawasan industri 1.794,94
6 Militer 134,93
7 Bandara 276,00
8 Lain-lain 723,07
Jumlah A 14.891,98
B. Lahan Tidak Terbangun (Non-BuiltUp Areas)
1 Kawasan lindung 2.605,75
2 Kawasan perkebunan 18.372,33
3 Kawasan belukar 24.733,49
4 Hutan 2.622,45
Jumlah B 48.334,02
Jumlah A + B 63.226,00
POLA PENGGUNAAN LAHAN
21. G a m b a r a n U m u m S i m p a n g S e n t r a l
K o m e r s i a l A r e n g k a
LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
peneliti mengambil radius penelitian sebesar 1 Km dari titik tengah simpang sentral
komersial arengka, sehingga dari radius tersebut kawasan yang termasuk dalam
kawasan penelitian disekitar simpang sentral komersial arengka yaitu kelurahan
delima, kelurahan tangkerang barat, kelurahan labuh baru timur dan kelurahan labuh
baru barat. Luas wilayah kelurahan delima adalah 1044 Km2, luas kelurahan
tangkerang barat adalah 535 Km2, luas kelurahan labuh baru timur adalah 11,80 Km2,
dan luas kelurahan labuh baru barat adalah 8,80 Km2.
ASPEK KEPENDUDUKAN
No. Kelurahan
Jumlah Penduduk
Kepadatan
Penduduk
Laki-laki Perempuan
1 Delima 15006 14795
2 Tangkerang
Barat 11076 7601 3491
3 Labuh Baru
Timur 19877 13542 2983
4 Labuh Baru
Barat 7381 8520 3785
POLA
PENGGUNAAN
LAHAN
No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha)
A. Lahan Terbangun (built up areas)
1 Permukiman 58,590
2 Perkantoran 2,529
3 Pendidikan 7,010
4 Perdagangan dan Jasa 79,131
5 Industri dan Pergudangan 5,412
6 Peribadatan 2,809
7 Olahraga 0,113
9 Kesehatan 1,427
Jumlah A 157,021
B. Lahan Tidak Terbangun (Non-BuiltUp Areas)
1 Lahan Kosong 157,210
Jumlah B 157,210
Jumlah A + B 314,231
23. A n a l i s i s P e r u b a h a n P e n g g u n a a n L a h a n d i
S i m p a n g S e n t r a l K o m e r s i a l A r e n g k a T a h u n
2 0 0 7 - 2 0 2 1
Perubahan pengguaan
lahan adalah perubahan yang terjadi
pada setiap penggunaan lahan yang
dilakukan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Terdapat empat kekuatan yang
berperan dalam perubahan
pemanfaatan lahan di daerah
pinggiran kota yaitu:
โข Kekuatan Sentrifugal, adalah kekuatan yang menyababkan terjadinya
gerakan baik penduduk maupun fungsi kekotaan yang berasal dari
bagian kota kebagian luarnya.
โข Kekuatan Sentripetal, adalah kekuatan yang menyebabkan terjadinya
gerakan baik penduduk maupun fungsi kekotaan yang berasal dari
bagian kota ke bagian dalamnya.
โข Kekuatan internal, adalah kekuatan yang menyebabkan gerakan baik
penduduk maupun fungsi yang berasal dari bagian lain pinggiran
kota yang bersangkutan.
โข Kekuatan In-situ, adalah kekuatan yang menyebabkan perubahan
pemanfaatan lahan tetapi berasal dari lokasi yang sama (Yunus,
2005).
24. A n a l i s i s P e r u b a h a n P e n g g u n a a n L a h a n d i
S i m p a n g S e n t r a l K o m e r s i a l A r e n g k a T a h u n
2 0 0 7 - 2 0 2 1
DALAM PENELITIAN INI AKAN BERFOKUS PADA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN YAITU
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI SIMPANG SENTRAL KOMERSIAL ARENGKA DENGAN INDIKATOR
PENILAIN LAHAN TERBANGUN DAN LAHAN TAK TERBANGUN DI SIMPANG SENTRAL KOMERSIAL
ARENGKA
DIDAPAT MELALUI DIGITASI CITRA SATELIT TAHUN 2007-2021 YANG DI ANALISIS SETIAP 7
TAHUN DAN KEMUDIAN DILAKUKAN UJI AKURASI DNGAN NILAI AMBANG BATAS 85% UNTUK
MENDAPATKAN PETA PENGGUNAAN LAHAN DAN DATA TABULASI ATAU ANGKA PERUBAHAN LAHAN
TERBANGUN DI SIMPANG SENTRAL KOMERSIAL ARENGKA.
25. A n a l i s i s P e r u b a h a n P e n g g u n a a n L a h a n d i
S i m p a n g S e n t r a l K o m e r s i a l A r e n g k a T a h u n
2 0 0 7 - 2 0 2 1
A n a l i s i s P e n g g u n a a n L a h a n d i S i m p a n g S e n t r a l
K o m e r s i a l A r e n g k a T a h u n 2 0 0 7 - 2 0 2 1
No. Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha) Persentase Lahan (%)
1 Permukiman 48,871 15.55%
2 Perkantoran 1,074 0.34%
3 Pendidikan 1,802 0.57%
4 Perdagangan dan jasa 64,350 20.48%
5 Industri dan pergudangan 5,008 1.59%
6 Peribadatan 1,453 0.46%
7 Fasilitas olahraga 0,113 0.03%
Total Lahan Terbangun 122,558 39.00%
8 Lahan kosong 191,673 61.00%
Total Keseluruhan 314,231 100%
TABEL PENGGUNAAN LAHAN TAHUN 2007 DI SIMPANG SENTRAL
KOMERSIAL ARENGKA
26. A n a l i s i s P e r u b a h a n P e n g g u n a a n L a h a n d i
S i m p a n g S e n t r a l K o m e r s i a l A r e n g k a T a h u n
2 0 0 7 - 2 0 2 1
P e n g g u n a a n L a h a n d i S i m p a n g S e n t r a l K o m e r s i a l
A r e n g k a T a h u n 2 0 1 4
TABEL PENGGUNAAN LAHAN TAHUN 2014 DI SIMPANG SENTRAL
KOMERSIAL ARENGKA
No. Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha) Persentase Lahan (%)
1 Permukiman 54,266 17.27%
2 Perkantoran 1,074 0.34%
3 Pendidikan 5,285 1.68%
4 Perdagangan dan Jasa 70,570 22.46%
5 Industri dan Pergudangan 5,110 1.63%
6 Peribadatan 2,410 0.77%
7 Fasilitas Olahraga 0,113 0,03%
Total Lahan Terbangun 138,715 44.14%
8 Lahan Kosong 175,516 55.86%
Total Keseluruhan 314,231 100%
27. A n a l i s i s P e r u b a h a n P e n g g u n a a n L a h a n d i
S i m p a n g S e n t r a l K o m e r s i a l A r e n g k a T a h u n
2 0 0 7 - 2 0 2 1
P e n g g u n a a n L a h a n d i S i m p a n g S e n t r a l K o m e r s i a l
A r e n g k a T a h u n 2 0 2 1
TABEL PENGGUNAAN LAHAN TAHUN 2021 DI SIMPANG SENTRAL
KOMERSIAL ARENGKA
No. Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha) Persentase Lahan (Ha)
1 Permukiman 58,590 18.65%
2 Perkantoran 2,529 0.80%
3 Pendidikan 7,010 2.23%
4 Perdagangan dan Jasa 79,131 25.18%
5 Industri dan Pergudangan 5,412 1.72%
6 Peribadatan 2,809 0.89%
7 Fasilitas Olahraga 0,113 0,03%
8 Kesehatan 1,427 0.45%
Total Lahan Terbangun 156,908 49.93%
9 Lahan Kosong 157,323 50.07%
Total Keseluruhan 314,231 100%
28. U j i A k u r a s i I n t e r p r e t a s i V i s u a l d i S i m p a n g
S e n t r a l K o m e r s i a l A r e n g k a
TABEL PERHITUNGAN UJI AKURASI INTERPRETASI CITRA DI SIMPANG SENTRAL
KOMERSIAL ARENGKA
Lapangan
Total
Commission
Error
Penutup
Lahan
Lahan
Terbangun
Lahan Tak
Terbangun
interpretasi
Lahan
terbangun
45 0 50 90,00
Lahan tak
terbangun
0 5 5 10,00
Total 45 5 50
Commission Error 90% 10%
Overall
akurasi
90
50
ร 100
KH=
๐ฝ๐๐๐ฟ๐ด๐ป ๐๐ผ๐๐ผ๐พ ๐๐๐ ๐๐ผ ๐๐ธ๐๐๐ด ๐พ๐ธ๐ฟ๐ด๐
๐ฝ๐๐๐ฟ๐ด๐ป ๐๐ธ๐๐๐ด ๐๐ผ๐๐ผ๐พ
ร 100
KH=
45
50
ร 100
Ketelitian Seluruh Hasil Klasifikasi = 90%
29. P e r u b a h a n P e n g g u n a a n L a h a n d i S i m p a n g
S e n t r a l K o m e r s i a l A r e n g k a T a h u n 2 0 0 7 -
2 0 2 1
TABEL LUAS PENGGUNAAN LAHAN DI SIMPANG SENTRAL
KOMERSIAL ARENGKA TAHUN 2007, 2014, DAN 2021
No. Penggunaan Lahan
Tahun
2007 (Ha) 2014 (Ha) 2021 (Ha)
1 Permukiman 48,871 54,266 58,590
2 Perkantoran 1,078 1,074 2,529
3 Pendidikan 1,802 5,285 7,010
4
Perdagangan dan
Jasa
64,350 70,570 79,131
5
Industri dan
Pergudangan
5,008 5,110 5,412
6 Peribadatan 1,453 2,410 2,809
7 Fasilitas Olahraga 0,113 0,113 0,113
8 Kesehatan - - 1,427
Total Lahan Terbangun 122,558 138,715 156,908
9 Lahan Kosong 191,673 175,516 157,323
Total Keseluruhan 314,231 314,231 314,231
TAHUN 2015 TAHUN 2021
TAHUN 2015 TAHUN 2021
30. A n a l i s i s F a k t o r - F a k t o r P e r u b a h a n
P e n g g u n a a n L a h a n S i m p a n g S e n t r a l
K o m e r s i a l A r e n g k a
1) UJI KMO AND BARTLETTโS
TEST
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
,640
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square
902,51
5
df 45
Sig. ,000
2) Anti-Image Matrices
Anti-image Matrices
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10
Anti-image
Covariance
F1 ,397 -,305 ,003 -,003 ,006 ,000 -,012 ,027 -,033 ,034
F2 -,305 ,401 ,006 -,001 ,009 -,005 ,009 -,010 ,016 -,023
F3 ,003 ,006 ,101 -,096 -,040 ,020 -,002 -,001 -,002 -,006
F4 -,003 -,001 -,096 ,102 ,043 -,024 ,006 ,001 -,001 ,005
F5 ,006 ,009 -,040 ,043 ,190 -,098 -,003 ,025 -,016 ,006
F6 ,000 -,005 ,020 -,024 -,098 ,114 -,098 -,014 ,003 ,016
F7 -,012 ,009 -,002 ,006 -,003 -,098 ,198 ,007 ,014 -,049
F8 ,027 -,010 -,001 ,001 ,025 -,014 ,007 ,190 -,105 -,023
F9 -,033 ,016 -,002 -,001 -,016 ,003 ,014 -,105 ,131 -,097
F10 ,034 -,023 -,006 ,005 ,006 ,016 -,049 -,023 -,097 ,225
Anti-image
Correlation
F1 ,501a -,765 ,017 -,014 ,023 ,001 -,043 ,100 -,144 ,115
F2 -,765 ,517a ,032 -,005 ,032 -,024 ,030 -,035 ,071 -,077
F3 ,017 ,032 ,523a -,943 -,289 ,186 -,017 -,009 -,017 -,041
F4 -,014 -,005 -,943 ,504a ,310 -,219 ,041 ,010 -,012 ,035
F5 ,023 ,032 -,289 ,310 ,685a -,666 -,017 ,134 -,102 ,029
F6 ,001 -,024 ,186 -,219 -,666 ,619a -,652 -,095 ,022 ,098
F7 -,043 ,030 -,017 ,041 -,017 -,652 ,744a ,037 ,087 -,234
F8 ,100 -,035 -,009 ,010 ,134 -,095 ,037 ,759a -,665 -,113
F9 -,144 ,071 -,017 -,012 -,102 ,022 ,087 -,665 ,675a -,566
F10 ,115 -,077 -,041 ,035 ,029 ,098 -,234 -,113 -,566 ,784a
a. Measures of Sampling Adequacy (MSA)
1. Kondisi lahan sebesar 0,501a
2. Letak kawasan sebesar 0,517a
3. Kualitas jaringan jalan sebesar 0,523a
4. Kemudahan akses sebesar 0,504a
5. Ketersediaan Fasilitas Komersil sebesar 0,685a
6. Ketersediaan Fasilitas Kesehatan sebesar 0,619a
7. Ketersediaan Fasilitas Pendidikan sebesar 0,744a
8. Jenis Pekerjaan sebesar 0,759a
9. Pemilihan Lokasi Usaha sebesar 0,675a
10. Tingkat Pendapatan sebesar 0,784a
Dari hasil di atas diketahui bahwa nilai MSA untuk
semua variabel yang diteliti adalah > 0,50, maka analisis faktor
terpenuhi.
31. A n a l i s i s F a k t o r - F a k t o r P e r u b a h a n
P e n g g u n a a n L a h a n S i m p a n g S e n t r a l
K o m e r s i a l A r e n g k a
1. Kondisi lahan sebesar 0,886
2. Letak kawasan sebesar 0,884
3. Kualitas jaringan jalansebesar 0,971
4. Kemudahan akses sebesar 0,972
5. Ketersediaan Fasilitas Komersil sebesar 0,883
6. Ketersediaan Fasilitas Kesehatan sebesar 0,947
7. Ketersediaan Fasilitas Pendidikan sebesar 0,886
8. Jenis Pekerjaan sebesar 0,897
9. Pemilihan Lokasi Usaha sebesar 0,939
10. Tingkat Pendapatan sebesar 0,880
Berdasarkan hasil di atas untuk semua variabel >
0,50, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel dapat
dilanjutkan.
Communalities
Initial Extraction
X1 1,000 ,886
X2 1,000 ,884
X3 1,000 ,971
X4 1,000 ,972
X5 1,000 ,883
X6 1,000 ,947
X7 1,000 ,886
X8 1,000 ,897
X9 1,000 ,939
X10 1,000 ,880
Extraction Method: Principal Component Analysis.
3) COMMUNALITIES
32. A n a l i s i s F a k t o r - F a k t o r P e r u b a h a n
P e n g g u n a a n L a h a n S i m p a n g S e n t r a l
K o m e r s i a l A r e n g k a
Berdasarkan tabel 5.9 Pada bagian Initial Eigenvalues, maka ada 4 faktor yang dapat terbentuk dari 10 variabel yang di analisis.
Dimana syarat untuk menjadi sebuah faktor, maka nilai Eigenvalue harus lebih besar dari 1. Nilai Eigenvalue Comnent 1 sebesar
3,075 >1 maka menjadi faktor 1 dan mampu menjelaskan 30,751% variasi, Nilai Eigenvalue Comnent 2 sebesar 2,704 >1 maka
menjadi faktor 2 dan mampu mejelaskan 27,309% variasi, Nilai Eigenvalue Comnent 3 sebesar 1,842 >1 maka menjadi faktor 3
dan mampu menjelaskan 18,425% variasi, Nilai Eigenvalue Comnent 4 sebesar 1,524% maka menjadi faktor 3 dan mampu
menjelaskan 15,243% variasi. Jika faktor 1, 2, 3, dan 4 dijumlahkan maka mampu menjelaskan 70,098% variasi.
4) MENENTUKAN KRITERIA JUMLAH FAKTOR
(EKSTRAKSI)
Total Variance Explained
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Component Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 3,075 30,751 30,751 3,075 30,751 30,751 2,717 27,174 27,174
2 2,704 27,039 57,789 2,704 27,039 57,789 2,717 27,174 54,348
3 1,842 18,425 76,214 1,842 18,425 76,214 1,938 19,382 73,730
4 1,524 15,243 91,457 1,524 15,243 91,457 1,773 17,727 91,457
5 ,235 2,346 93,802
6 ,220 2,197 95,999
7 ,186 1,861 97,860
8 ,084 ,840 98,701
9 ,083 ,826 99,526
10 ,047 ,474 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
33. A n a l i s i s F a k t o r - F a k t o r P e r u b a h a n
P e n g g u n a a n L a h a n S i m p a n g S e n t r a l
K o m e r s i a l A r e n g k a
Selain melihat pada nilai Eigenvalue, gambar
Scree Plot dapat juga menunjukkan jumlah faktor
yang terbentuk. Dengan cara melihat nilai titik
component yang memiliki nilai Eigenvalue >1.
Pada gambar di atas nilai titik Component yang
memiliki nilai Eigenvalue >1 ada 4 titik
Component yang memiliki nilai >1 maka dapat di
artikan bahwa ada 4 faktor yang dapat terbentuk.
4) MENENTUKAN KRITERIA
JUMLAH FAKTOR (EKSTRAKSI)
34. A n a l i s i s F a k t o r - F a k t o r P e r u b a h a n
P e n g g u n a a n L a h a n S i m p a n g S e n t r a l
K o m e r s i a l A r e n g k a
Faktor dalam penelitian ini dirotasi menggunakan metode
Varimax untuk meminimalkan jumlah variabel yang memiliki pemuatan
tertinggi pada setiap faktor. Untuk memastikan suatu variabel masuk
kedalam kelompok faktor mana, maka dapat ditentukan dengan melihat
nilai korelasi terbesar antara variabel dengan faktor (Component) yang
terbentuk
5) ROTASI FAKTOR Rotated Component Matrix
Component
1 2 3 4
X1 -,042 -,006 -,045 ,939
X2 -,012 -,040 -,076 ,936
X3 ,150 ,028 ,970 -,079
X4 ,120 -,015 ,977 -,051
X5 -,028 ,938 -,004 -,048
X6 -,003 ,973 ,028 -,008
X7 ,061 ,939 -,007 ,000
X8 ,940 -,039 ,101 -,040
X9 ,962 -,001 ,121 ,001
X10 ,931 ,070 ,093 -,030
Extraction Method: Principal Component
Analysis.
a. 4 components extracted.
Setelah melakukan analisis faktor menggunakan SPSS25,
diperoleh empat faktor yang terbentuk, selanjutnya memberikan nama
pada faktor yang terbentuk dengan mengetahui variabel-variabel yang
terbentuk. Berikut nama 4 faktor yang terbentuk beserta variabelnya
berikut:
1. Faktor 1 adalah faktor topografi dengan variabel kondisi lahan dan letak
Kawasan.
2. Faktor 2 adalah faktor aksesibilitas dengan variabel kualitas jaringan jalan
dan kemudahan akses.
3. Faktor 3 adalah faktor ketersediaan prasarana dengan variabel
ketersediaan fasilitas komersial, ketersediaan fasilitas Kesehatan, dan
ketersediaan fasilitas pendidikan.
4. Faktor 4 adalah faktor ekonomi dengan variabel jenis pekerjaan,
pemilihan lokasi usaha, dan tingkat pendapatan.
35. H o r m a t s a y a ,
R I D H A A U L I A
1 6 3 4 1 0 2 8 2