Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah-lah yang menciptakan manusia dan menjadikan manusia sebagai penguasa di bumi. Allah juga telah menundukkan segala sesuatu di langit dan bumi untuk kepentingan manusia. Ayat-ayat tersebut memberikan dasar hukum bahwa manusia diberi tanggung jawab untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijak dan bertanggungjawab sesuai aturan yang ditet
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Kompilasi Ayat-Ayat Ekonomi Mumud
1. MAKALAH
Kompilasi Ayat-Ayat Ekonomi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Tafsir
Dosen Pengampu :
KOMARUDIN SOLEH, M.Ag.
Disusun Oleh :
MUMUD SALIMUDIN - 18.05.0178
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS BANDUNG
2020
2. i
KATA PENGANTAR
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah SWT. kita memuji, meminta
pertolongan, meminta ampunan dan bertaubat kepada-Nya. Kita berlindung
kepada Allah SWT. dari kejahatan diri dan keburukan perbuatan kita.
Siapapun yang diberi petunjuk oleh Allah SWT., maka tidak ada yang bisa
menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkan-Nya maka tidak ada yang bisa
memberi petunjuk kepadanya. Kami bersaksi bahwa tiada Ilah yang hak untuk
disembah selain Allah SWT. dan tiada sekutu baginya. Dan Kami bersaksi
bahwa Muhammad SAW. adalah hamba dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah firman Allah SWT. dan sebaik-
baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW. Seburuk-buruk perkara
adalah yang ditambah-tambah dan setiap yang ditambah-tambah adalah
bid’ah. Setiap yang bid’ah adalah sesat, dan setiap kesesatan masuk neraka
(HR. Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Majah).
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kompilasi Ayat-Ayat Ekonomi” tepat pada waktunya. Makalah ini
merupakan salah satu tugas Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah Tafsir
yang diasuh oleh Bapak Komarudin Soleh, M.Ag. Selain itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari berbagai pihak
3. ii
demi penyempurnaan makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, terutama menambah wawasan mengenai Ayat-
Ayat Ekonomi.
Demikian, semoga Allah SWT. memberikan kita kekuatan dan
keikhlasan untuk berjuang demi kemajuan umat di segala bidang kehidupan.
Aamiin.
Bandung, April 2020
MUMUD SALIMUDIN
4. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................5
A. Dasar Hukum Ekonomi dan Bisnis .......................................................5
B. Prinsip-Prinsip Ekonomi dan Bisnis.......................................................6
C. Etika Ekonomi dan Bisnis...................................................................12
D. Harta dan Pengelolaannya ..................................................................15
E. Riba...................................................................................................18
F. Jual Beli, Sharf dan Investasi...............................................................20
G. Ijarah, Ujrah dan Ju’alah ....................................................................25
H. Hutang Piutang, Gadai dan Hiwalah...................................................28
I. Wadi’ah.............................................................................................32
J. Ariyah ...............................................................................................33
K. Wakalah dan Kafalah .........................................................................35
5. iv
L. Syirkah dan Mudharabah....................................................................39
M. Ihtikar dan Monopoli .........................................................................42
N. Hibah, Shadaqah dan Zakat................................................................43
O. Konsep Badan Arbitrase .....................................................................46
BAB III PENUTUP..................................................................................50
A. Kesimpulan........................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................52
6. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan usaha-
usaha yang bertujuan untuk memenuhi segala keperluan hidup manusia.
Dalam pengertian masa kini, ekonomi ialah satu pengkajian berkenaan
dengan kelakuan manusia dalam menggunakan sumber-sumber untuk
memenuhi keperluan mereka. Dalam pengertian Islam pula, ekonomi
ialah satu sains sosial yang mengkaji masalah-masalah ekonomi manusia
yang didasarkan kepada asas-asas dan nilai-nilai Islam. Ekonomi Islam
adalah sebahagian daripada asas kepada masyarakat dan negara Islam.
Kedua-duanya tidak boleh dipisahkan dan pada kedua-dua asas inilah
terhubung jalin sistem sosial Islam.
َمََٰ
ليسِ
ي
ٱۡل ُم
ُ
ك
َ
ل ُ
يت ِضَرَو ِ
ِتَميِعن يم
ُ
كيي
َ
ل
َ
ع ُ
تيمَم
ي
ت
َ
أَو يم
ُ
كَِيند يم
ُ
ك
َ
ل ُ
ت
ي
لَم
ي
ك
َ
أ َميوَ ي
ٱۡل
ۚاِٗيند
٣
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. (Q.S. Al-Maidah [5] : 3)
7. 2
Di dalam ayat ini Allah telah menjelaskan bahwa Dia telah
menyempurnakan agama kita untuk kita. Maka, agama ini tidak akan
kurang selama-lamanya, dan tidak butuh tambahan selama-lamanya. Ayat
yang mulia ini merupakan nash (teks) yang nyata, bahwa agama Islam
tidaklah meninggalkan sesuatupun yang dibutuhkan oleh manusia di dunia
dan di akhirat, kecuali agama ini telah menerangkannya dan telah
menjelaskannya, Untuk Mengetahui perkara itu. Di antara masalah besar
yang dijelaskan oleh Islam dan merupakan topik pembicaraan dunia
adalah masalah ekonomi. Al-Qur’an telah menjelaskan prinsip-prinsip
ekonomi yang semua cabang-cabang kembali kepadanya. Hal itu karena
masalah-masalah ekonomi kembali kepada dua prinsip yakni, pertama
kecerdasan di dalam mencari harta, dan yang kedua kecerdasan di dalam
membelanjakan pada tempat-tempatnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Ayat Al Qur’an tentang Dasar Hukum Ekonomi dan Bisnis?
2. Apa Saja Ayat Al Qur’an tentang Prinsip-Prinsip Ekonomi dan Bisnis?
3. Apa Saja Ayat Al Qur’an tentang Etika Ekonomi dan Bisnis?
4. Apa Saja Ayat Al Qur’an tentang Harta dan Pengelolaanya?
5. Apa Saja Ayat Al Qur’an tentang Riba?
6. Apa Saja Ayat Al Qur’an tentang Jual Beli, Sharf dan Investasi?
7. Apa Saja Ayat Al Qur’an tentang Ijarah, Ujrah dan Ju’alah?
8. 3
8. Apa Saja Ayat Al Qur’an tentang Hutang Piutang, Gadai dan
Hiwalah?
9. Apa Saja Ayat Al Qur’an tentang Wadi’ah?
10. Apa Saja Ayat Al Qur’an tentang Ariyah?
11. Apa Saja Ayat Al Qur’an tentang Wakalah dan Kafalah?
12. Apa Saja Ayat Al Qur’an tentang Syirkah dan Mudharabah?
13. Apa Saja Ayat Al Qur’an tentang Ihtikar dan Monopoli?
14. Apa Saja Ayat Al Qur’an tentang Hibah, Shadaqah dan Zakat?
15. Apa Saja Ayat Al Qur’an tentang Konsep Dasar Badan Arbitrase?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Ayat Al Qur’an tentang Dasar Hukum Ekonomi
dan Bisnis?
2. Untuk Mengetahui Ayat Al Qur’an tentang Prinsip-Prinsip Ekonomi
dan Bisnis?
3. Untuk Mengetahui Ayat Al Qur’an tentang Etika Ekonomi dan Bisnis?
4. Untuk Mengetahui Ayat Al Qur’an tentang Harta dan Pengelolaanya?
5. Untuk Mengetahui Ayat Al Qur’an tentang Riba?
6. Untuk Mengetahui Ayat Al Qur’an tentang Jual Beli, Sarf dan
Investasi?
7. Untuk Mengetahui Ayat Al Qur’an tentang Ijarah, Ujrah dan Ju’alah?
8. Untuk Mengetahui Ayat Al Qur’an tentang Hutang Piutang, Gadai
dan Hiwalah?
9. 4
9. Untuk Mengetahui Ayat Al Qur’an tentang Wadi’ah?
10. Untuk Mengetahui Ayat Al Qur’an tentang Ariyah?
11. Untuk Mengetahui Ayat Al Qur’an tentang Wakalah dan Kafalah?
12. Untuk Mengetahui Ayat Al Qur’an tentang Syirkah dan Mudharabah?
13. Untuk Mengetahui Ayat Al Qur’an tentang Ihtikar dan Monopoli?
14. Untuk Mengetahui Ayat Al Qur’an tentang Hibah, Shadaqah dan
Zakat?
15. Untuk Mengetahui Ayat Al Qur’an tentang Konsep Dasar Badan
Arbitrase?
10. 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum Ekonomi dan Bisnis
1. Ayat-ayat yang membangun dasar hukum ekonomi dan bisnis antara
lain : Al-An’am [6] : 165, Luqman [31] : 20 dan Al-Baqarah [2] : 29.
2. Inti Ayat :
Al-An’am [6] : 165
يم
ُ
ك
َ
لَعَج ِي
ذ
ٱَّل َو
ُ
هَو
ِ
ۡرض
َ ي
ٱۡل
َ
فِئ
ََٰٓ
ل
َ
خ
ٖ
تَٰ َ
جَر
َ
د ٖ
ضيعَب
َ
قيو
َ
ف يم
ُ
ك
َ
ضيعَب َع
َ
فَرَو
ٓ
اَم ِ
ِف يم
ُ
كَو
ُ
ليبَ ِ
ِ
ۡل
يم
ُ
كَٰى
َ
اتَء
Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan
Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu.
Luqman [31] : 20
َ ذ
ٱّلل
ذ
ن
َ
أ
ْ
ايوَر
َ
ت يم
َ
ل
َ
أ
ِ
ۡرض
َ ي
ٱۡل ِ
ِف اَمَو ِ
تَٰ َوَٰ َم ذٱلس ِ
ِف اذم م
ُ
ك
َ
ل َر
ذ
خَس
ٗ
ةَرِهَٰ َ
ظ ۥُهَمَِعن يم
ُ
كيي
َ
ل
َ
ع
َ
غَبيس
َ
أَو
ٗ
ةَِنطاَبَو
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan
untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.
11. 6
Al-Baqarah [2] : 29
ِي
ذ
ٱَّل َو
ُ
ه
اِٗيع
َ
َج ِ
ۡرض
َ ي
ٱۡل ِ
ِف اذم م
ُ
ك
َ
ل َ
ق
َ
ل
َ
خ
Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
3. Manusia diberi mandat oleh Allah sebagai Penguasa di alam raya
sebagai pengganti Allah dalam pelestarian dan kesejahteraan alam
semesta. Karena tugas tersebut, maka Allah membekali segala
kenikmatan, salah satunya adalah potensi alam untuk memudahkan
tugas tersebut, maka segala potensi alam ini semuanya disiapkan untuk
memberikan manfaat bagi kebutuhan manusia dalam melaksanakan
tugas kekhalifahan tersebut.
4. Ketiga ayat tersebut membangun kaedah fiqh :
اۡل
صل
ِف
المعاملة
اۡل
ﺑﺎ
حة
حِت
يكون
ادلۡلل
ىلع
حتريمه
Dasar hukum segala kegiatan ekonomi dan bisnis adalah
“boleh/halal”, sampai ada indikator yang dilarang/haram.
B. Prinsip-Prinsip Ekonomi dan Bisnis
1. Ayat-ayat yang membangun prinsip hukum ekonomi dan bisnis antara
lain; Al-Baqarah [2] : 198; Al-Muzammil [73] : 20; Al-Maidah [5] : 2;
Al-A’raf [7] : 10; Al-Baqarah [2] : 168; 282; An-Nisa’ [4] : 58; 135; Al-
Maidah [5] : 8; Al-Hadid [57] : 25; al-Maidah [5] : 1; An-Nahl [16] :
91; An-Nisa’ [4] : 29; Al-Baqarah [2] : 195; 188; dan Al-A’raf (7): 85.
12. 7
2. Inti Ayat :
Al-Baqarah [2] : 198
ۚ
يم
ُ
كِ
ِبذر ِنِم
ٗ
ٗل
ي
ض
َ
ف
ْ
وا
ُ
غَتيب
َ
ت ن
َ
أ ٌاحَنُج يم
ُ
كيي
َ
ل
َ
ع َ
سيي
َ
ل
١٩٨
Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil
perniagaan) dari Tuhanmu.
Al-Muzammil [73] : 20
ۡر
َ ي
ٱۡل ِ
ِف
َ
ونُبِ
ي
ۡضَي
َ
ونُر
َ
اخَءَو
ِ
ض
َتيبَي
ِ
ذ
ٱّلل ِل
ي
ض
َ
ف ِنم
َ
ون
ُ
غ
dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian
karunia Allah;
Al-Maidah [5] : 2
َٰىَو
ي
قذٱتلَو ِ
ِ
ِ
ب
ي
ٱل
َ َ
ىلع
ْ
وا
ُ
نَاوَع
َ
تَو
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa,
Al-A’raf [7] : 10
َ
شِيَٰ َ
عَم اَِيهف يم
ُ
ك
َ
ل اَن
ي
لَعَجَو ِ
ۡرض
َ ي
ٱۡل ِ
ِف يم
ُ
كَٰذن
ذ
كَم يد
َ
ق
َ
لَو
َ
ونُر
ُ
ك
ي
ش
َ
ت اذم
ٗ
ِيٗلل
َ
ق
١٠
Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi
dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat
sedikitlah kamu bersyukur.
Al-Baqarah [2] : 168
اٗبِ
ِي َ
ط
ٗ
ٗلََٰ
لَح ِ
ۡرض
َ ي
ٱۡل ِ
ِف اذِمم
ْ
وا
ُ ُ
ُك ُ
اسذٱنل اَهُّي
َ
أََٰٓي
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi,
13. 8
Al-Baqarah [2] : 267
ِ
ِي َ
ط ِنم
ْ
وا
ُ
ِقفن
َ
أ
ْ
آوُنَامَء َِين
ذ
ٱَّل اَهُّي
َ
أََٰٓي
ِ
ۡرض
َ ي
ٱۡل َِنِم م
ُ
ك
َ
ل اَنيجَر
ي
خ
َ
أ
ٓ
اذِممَو يمُتيب َس
َ
ك اَم ِ
تَٰ َ
ب
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu.
Al-Baqarah [2] : 148
اَه ِ
ِ
ۡلَوُم َو
ُ
ه
ٌ
ةَهيجِو ٖ
ِ ُ
ِكلَو
ِ
تَٰ َرييَ ي
ٱۡل
ْ
وا
ُ
قِب
َ
تيٱس
َ
ف
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.
Al-Maidah [5] : 48
ِ
تَٰ َرييَ ي
ٱۡل
ْ
وا
ُ
قِب
َ
تيٱس
َ
ف
Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
Al-Baqarah [2] : 282
ۚ
ٞ
يدِه
َ
ش
َ
َلَو ٞ
ِبت
َ
َك ذر
ٓ
ا
َ
ضُي
َ
َلَو ۚ
يمُتيعَايَب
َ
ت ا
َ
ذِإ
ْ
آوُدِه
ي
ش
َ
أَو
Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis
dan saksi saling sulit menyulitkan.
An-Nisa [4] : 58
اَِهل
ي
ه
َ
أ َٰٓ
َ
َلِإ ِ
تَٰ َ
نَٰ َ
م
َ ي
ٱۡل
ْ
وا
ُّ
د
َ
ؤ
ُ
ت ن
َ
أ يم
ُ
كُرُم
ي
أَي َ ذ
ٱّلل
ذ
نِإ۞
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil.
14. 9
An-Nisa [4] : 135
ِ
ذ
ِ
ّلل َء
ٓ
اَدَه
ُ
ش ِ
ط يِسق
ي
ٱلِب َِنيمَٰذو
َ
ق
ْ
وا
ُ
ون
ُ
ك
ْ
واُنَامَء َِين
ذ
ٱَّل اَهُّي
َ
أََٰٓ۞ي
ِنييَ ِ
دلَٰ َو
ي
ٱل ِو
َ
أ يم
ُ
ِكس
ُ
نف
َ
أ َٰٓ َ َ
ىلع يو
َ
لَو
ۚ
َنيِبَر
ي
ق
َ ي
ٱۡلَو
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-
benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap
dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu
Al-Maidah [5] : 8
ِ
ط ي
ِسق
ي
ٱلِب َء
ٓ
اَدَه
ُ
ش ِ
ذ
ِ
ّلل َِنيمَٰذو
َ
ق
ْ
وا
ُ
ون
ُ
ك
ْ
واُنَامَء َِين
ذ
ٱَّل اَهُّي
َ
أََٰٓي
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan
adil.
Al-Hadid [57] : 25
ِ
تَٰ َ
نِ
ِيَ ي
ٱۡلِب اَن
َ
لُسُر اَن
ي
لَسير
َ
أ يد
َ
ق
َ
ل
ِ
ط يِسق
ي
ٱلِب ُ
اسذٱنل َوم
ُ
قَ ِ
ۡل
َ
انَزيِم
ي
ٱلَو َ
بَٰ َ
ِتك
ي
ٱل ُمُهَعَم اَ ي
نلَنز
َ
أَو
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan
membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama
mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan.
An-Nahl [16[ : 91
َ
ع َ ذ
ٱّلل ُمُت
ي
لَعَج يد
َ
قَو ا
َ
ِهدِيكيو
َ
ت َديعَب َنَٰ َميي
َ ي
ٱۡل
ْ
وا
ُ
ض
ُ
نق
َ
ت
َ
َلَو يم
ُّ
دتَهَٰ َ
ع ا
َ
ذِإ ِ
ذ
ٱّلل ِديهَعِب
ْ
وا
ُ
فيو
َ
أَو
يم
ُ
كيي
َ
ل
ۚ
ً
ِيٗلف
َ
ك
ُم
َ
ليعَي َ ذ
ٱّلل
ذ
نِإ
َ
ون
ُ
لَع
ي
ف
َ
ت اَم
٩١
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan
janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah
meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai
15. 10
saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang kamu perbuat.
Al-Maidah [5] : 1
ِدو
ُ
قُع
ي
ٱلِب
ْ
وا
ُ
فيو
َ
أ
ْ
آوُنَامَء َِين
ذ
ٱَّل اَهُّي
َ
أََٰٓي
...
١
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
An-Nisa [4] : 29
َ
َل
ْ
واُنَامَء َِين
ذ
ٱَّل اَهُّي
َ
أََٰٓي
ٖ
اضَر
َ
ت ن
َ
ع
ً
ةَرَٰ َ
ِجت
َ
ون
ُ
ك
َ
ت ن
َ
أ
ٓ ذ
َلِإ ِلِطَٰ َب
ي
ٱلِب م
ُ
كَنييَب م
ُ
ك
َ
لَٰ َويم
َ
أ
ْ
آو
ُ
ل
ُ
ك
ي
أ
َ
ت
ۚ
يم
ُ
ِنكِم
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
Al-Baqarah [2] : 195
ٓوُِنسيح
َ
أَو ِة
َ
ك
ُ
ليهذٱتل
َ
َلِإ يم
ُ
ِيكديي
َ
أِب
ْ
وا
ُ
ق
ي
ل
ُ
ت
َ
َلَو ِ
ذ
ٱّلل ِيلِبَس ِ
ِف
ْ
وا
ُ
ِقفن
َ
أَو
َِنينِسيحُم
ي
ٱل ُّ
ِب
ُ
ُي َ ذ
ٱّلل
ذ
نِإ ۚ
ْ
ا
١٩٥
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik.
16. 11
Al-Baqarah [2] : 188
ِلِطَٰ َب
ي
ٱلِب م
ُ
كَنييَب م
ُ
ك
َ
لَٰ َويم
َ
أ
ْ
آو
ُ
ل
ُ
ك
ي
أ
َ
ت
َ
َلَو
ْ
وا
ُ
ليد
ُ
تَو
ِلَٰ َويم
َ
أ يِنِم ا
ٗ
يقِر
َ
ف
ْ
وا
ُ
ل
ُ
ك
ي
أَ ِ
تل ِم
ذ
َّكُ ي
ٱۡل
َ
َلِإ
ٓ
اَهِب
َ
ونُم
َ
ليع
َ
ت يمُنت
َ
أَو ِم
ي
ثِ
ي
ٱۡلِب ِ
اسذٱنل
١٨٨
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain
di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan
(jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
Al-A’raf [7] : 85
ي
ف
ُ
ت
َ
َلَو يم
ُ
هَء
ٓ
اَي
ي
ش
َ
أ َ
اسذٱنل
ْ
وا ُس
َ
خيب
َ
ت
َ
َلَو
َ
انَزيِم
ي
ٱلَو
َ
ليي
َ
ك
ي
ٱل
ْ
وا
ُ
فيو
َ
أ
َ
ف
ۚاَهِحََٰ
ل ي
صِإ َديعَب ِ
ۡرض
َ ي
ٱۡل ِ
ِف
ْ
واُِدس
َِنينِم
ي
ؤُّم مُنت
ُ
ك نِإ يم
ُ
ك
ذ
ل ٞ ي
ۡي
َ
خ يم
ُ
ِكلََٰ
ذ
٨٥
Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu
kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya,
dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah
Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika
betul-betul kamu orang-orang yang beriman".
3. Setidaknya ada 10 prinsip menurut ayat-ayat tersebut, antara lain :
a. Prinsip saling mendukung pengabdian kepada Tuhan dan
peribadatan atau saling memenuhi kebutuhan hidup secara layak
dan benar.
b. Prinsip saling tolong menolong dalam kebaikan.
c. Prinsip saling menguntungkan.
d. Prinsip saling berkompetisi secara positif.
e. Prinsip asas saling melindungi dan saling memberi jaminan .
f. Prinsip saling menjaga kepercayaan dan amanat.
g. Prinsip saling memegang prinsip keadilan dan keseimbangan .
17. 12
h. Prinsip saling memenuhi janji.
i. Prinsip suka sama suka dan tidak ada paksaan.
j. Prinsip tidak saling merusak atau tidak saling merugikan dan tidak
ada yang dibahayakan atau terancam jiwa, agama, pikiran,
kehormatan dan hartanya.
C. Etika Ekonomi dan Bisnis
1. Ayat-ayat yang membangun etika ekonomi dan bisnis antara lain : Al-
Qashash [28] : 77; Al-Jumua’ah [62] : 10-11; At-Taubat [9] : 24; An-Nur
[24] : 37; Ash-Shaf [61] : 10-11; Al-Baqarah [2] : 177; Ali Imran [3] : 92;
Adz-Dzariyat [51] : 19.
2. Inti Ayat :
Al-Qashash [28] : 77
ِنسيح
َ
أَو اَي
ي
نُّٱدل َِنم
َ
كَيب ِ
ص
َ
ن َ
نس
َ
ت
َ
َلَو
َ
ةَِرخٱٓأۡل َارذٱدل ُ ذ
ٱّلل
َ
كَٰى
َ
اتَء
ٓ
اَِيمف ِغَتيٱبَو
َن َسيح
َ
أ
ٓ
اَم
َ
ك
َ
كي َ
ۡلِإ ُ ذ
ٱّلل
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu
Al-Jumu’ah [62] : 10-11
ِ
ذ
ٱّلل ِل
ي
ض
َ
ف ِنم
ْ
وا
ُ
غَتيٱبَو ِ
ۡرض
َ ي
ٱۡل ِ
ِف
ْ
واُ ِ
ِش
َ
ٱنت
َ
ف ُةَٰو
َ
ل ذ
ٱلص ِ
تَي ِ
ض
ُ
ق ا
َ
ذِإ
َ
ف
اِٗۡيث
َ
ك َ ذ
ٱّلل
ْ
واُر
ُ
ك
ي
ٱذَو
َ
ونُِحل
ي
ف
ُ
ت يم
ُ
ك
ذ
لَع
ذ
ل
١٠
ِ
ذ
ٱّلل َِندع اَم
ي
ل
ُ
قۚاٗمِئ
ٓ
ا
َ
ق َوك
ُ
كَر
َ
تَو اَهي َ
ۡلِإ
ْ
آو
ُّ
ض
َ
ٱنف اًويه
َ
ل يو
َ
أ
ً
ةَرَٰ َ
ِجت
ْ
ايو
َ
أَر ا
َ
ِإَوذ
َِنيقِزَٰذٱلر ُ ي
ۡي
َ
خ ُ ذ
ٱّللَو ِةَرَٰ َ
ِجِٱتل َِنمَو ِويه
ذ
ٱلل َِنِم ٞ ي
ۡي
َ
خ
١١
18. 13
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung.
Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka
bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang
berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik
daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi
rezeki.
At-Taubah [9] : 24
َ
عَو يم
ُ
كُجَٰ َويز
َ
أَو يم
ُ
ك
ُ
نَٰ َو
ي
ِإَوخ يم
ُ
ك
ُ
ؤ
ٓ
اَنيب
َ
أَو يم
ُ
ك
ُ
ؤ
ٓ
اَابَء
َ
ن
َ
َك نِإ
ي
ل
ُ
ق
ا
َ
وهُمُت
ي
فَ َ
َت
ي
ٱق
ٌ
لَٰ َويم
َ
أَو يم
ُ
ك
ُ
تَۡيِش
ا
َ
ه
َ
اد َس
َ
ك
َ
نيو
َ
ش
ي َ
َت
ٞ
ةَرَٰ َ
ِجتَو
ِ
ِف ٖداَهِجَو ِۦ ِ
وِلُسَرَو ِ
ذ
ٱّلل َِنِم م
ُ
كي َ
ۡلِإ ذ
بَح
َ
أ
ٓ
اَه
َ
نيو
َ
ضير
َ
ت ُِنكَٰ َ
سَمَو
يو
َ
ق
ي
ٱل ِيديهَي
َ
َل ُ ذ
ٱّللَو ِۦهِريم
َ
أِب ُ ذ
ٱّلل َ ِ
ِت
ي
أَي َٰ ذ
ِتَح
ْ
وا ُ
صذبَ َ
َت
َ
ف ِۦهِليِبَس
َِنيقِسَٰ َ
ف
ي
ٱل َم
٢٤
Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri,
kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu
sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari
berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang fasik.
An-Nur [24] : 37
ِ
ذ
ٱّلل ِر
ي
ِكذ ن
َ
ع ٌعييَب
َ
َلَو
ٞ
ةَرَٰ َ
ِجت يمِهيِه
ي
ل
ُ
ت
ذ
َل
ٞ
الَجِر
اٗميوَي
َ
ون
ُ
اف
َ َ
َي ِةَٰو
َ
كذٱلز ِء
ٓ
اَِإَويت ِةَٰو
َ
ل ذ
ٱلص ِما
َ
ِإَوق
ُرَٰ َ
صيب
َ ي
ٱۡلَو ُ
وب
ُ
ل
ُ
ق
ي
ٱل ِهِيف ُ
ب
ذ
ل
َ
قَت
َ
ت
٣٧
laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh
jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang,
19. 14
dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang
(di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.
Ash-Shaf [61] : 10-11
ٖم ِ
ۡل
َ
أ ٍ
اب
َ
ذ
َ
ع يِنِم م
ُ
يكِجن
ُ
ت ٖةَرَٰ َ
ِجت َٰ َ َ
ىلع يم
ُ
ك
ُّ
ل
ُ
د
َ
أ
ي
ل
َ
ه
ْ
واُنَامَء َِين
ذ
ٱَّل اَهُّي
َ
أََٰٓي
١٠
ِ
ذ
ٱّللِب
َ
ونُِنم
ي
ؤ
ُ
ت
ِ
ذ
ٱّلل ِيلِبَس ِ
ِف
َ
ونُدِهَٰ َ
ج
ُ
تَو ِۦ ِ
وِلُسَرَو
يمُنت
ُ
ك نِإ يم
ُ
ك
ذ
ل ٞ ي
ۡي
َ
خ يم
ُ
ِكلََٰ
ذ ۚ
يم
ُ
ِكس
ُ
نف
َ
أَو يم
ُ
ِكلَٰ َويم
َ
أِب
َ
ونُم
َ
ليع
َ
ت
١١
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?
(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di
jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu,
jika kamu mengetahui.
Al-Baqarah [2] : 177
ِۦهِ
ِبُح َٰ َ َ
ىلع
َ
الَم
ي
ٱل
َ
اِتَءَو
dan memberikan harta yang dicintainya
Ali-Imran [3] : 92
َٰ ذ
ِتَح ذ
ِ
ب
ي
ٱل
ْ
وا
ُ
الَن
َ
ت ن
َ
ل
ۚ
َ
ونُِّب
ُ
حت اذِمم
ْ
وا
ُ
ِقفن
ُ
ت
ِٞيمل
َ
ع ِۦهِب َ ذ
ٱّلل
ذ
نِإ
َ
ف ٖء ي َ
َش ِنم
ْ
وا
ُ
ِقفن
ُ
ت اَمَو
٩٢
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan
apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya.
20. 15
Adz-Dzariyat [51] : 19
ِومُريحَم
ي
ٱلَو ِلِئ
ٓ
ا ذِلس
ِ
ل
ِٞقَح يمِهِلَٰ َويم
َ
أ ٓ
ِ
ِفَو
١٩
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.
3. Setidaknya ada 5 etika ekonomi dan bisnis menurut ayat-ayat
tersebut di atas, antara lain :
a. Tidak melupakan hubungan dengan Sang Khaliq, karena tujuan
kegiatan perekonomian dan bisnis justru sebagai sarana menuju ke
jalan Tuhan.
b. Bersifat teleologis, yakni memiliki tujuan memudahkan jalan
menuju peribadatan kepada Allah, melalui sarana penunjang yang
membangun, bukan sebaliknya (merusak).
c. Harus melalui sistem ekonomi dan bisnis yang benar, transparan,
dan sah menurut agama, undang-undang, dan kesepakatan yang
berlaku di dalam masyarakat (hukum adat), tanpa ada yang
dirugikan, tertipu dan tertekan dan terancam jiwa, agama, pikiran,
kehormatan dan hartanya.
d. Bersifat kemanusiaan dan berfungsi sosial, dengan kesadaran
adanya tanggungjawab sosial bagi masyarakat yang tidak
beruntung dan tidak mampu dengan pelayanan yang terbaik.
e. Harus melahirkan sistem sosial yang sehat, melalui interaksi sosial
yang sehat pula. Misalnya; dengan saling menghargai, menjaga
sikap terhadap semua pihak dalam setiap tindakan perekonomian
dan bisnisnya.
D. Harta dan Pengelolaannya
1. Ayat-ayat yang membangun konsep harta (al-amwal) dan
pengelolaannya tertuang dalam Al-Taghabun [64] : 14-15, Al-Kahfi
[18] : 46; Ali-Imran [3] : 14 dan Al-Nisa’ [4] : 5.
21. 16
2. Inti Ayat :
At-Taghabun [64] : 14-15
يم
ُ
ِكدََٰ
ليو
َ
أَو يم
ُ
كِجَٰ َويز
َ
أ يِنم
ذ
نِإ
ْ
آوُنَامَء َِين
ذ
ٱَّل اَهُّي
َ
أََٰٓي
ۚ
يم
ُ
وهُر
َ
ذيٱح
َ
ف يم
ُ
ك
ذ
ل ا
ِٗوُد
َ
ع
ْ
وا
ُ
فيع
َ
ت ِإَون
ٌِيمحذر ٞور
ُ
ف
َ
غ َ ذ
ٱّلل
ذ
نِإ
َ
ف
ْ
واُِرف
ي
غ
َ
تَو
ْ
واُح
َ
ف ي
ص
َ
تَو
١٤
يم
ُ
ك
ُ
لَٰ َويم
َ
أ
ٓ
اَم
ذ
نِإ
يم
ُ
كُدََٰ
ليو
َ
أَو
ۚ
ٞ
ةَن
ي
ِتف
ٓۥُهَِندع ُ ذ
ٱّللَو
ِٞيمظ
َ
ع ٌريج
َ
أ
١٥
Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan
anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah
kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi
serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu),
dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.
Al-Kahfi [18] : 46
َ
ونُنَ ي
ٱۡلَو
ُ
الَم
ي
ٱل
اَي
ي
نُّٱدل ِةَٰوَيَ ي
ٱۡل
ُ
ةَينِز
ٗ
ٗلَم
َ
أ ٌ ي
ۡي
َ
خَو اٗابَو
َ
ث
َ
كِ
ِبَر َِندع ٌ ي
ۡي
َ
خ ُ
تَٰ َ
ِحل َٰذ
ٱلص ُ
تَٰ َ
ِيقَٰ َ
ب
ي
ٱلَو
٤٦
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi
amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di
sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
Ali-Imran [3] : 14
ِ
تَٰ َوَه
ذ
ٱلش ُّ
بُح ِ
اسذِلنل َنِ
ِيُز
ِة
ذ
ِضف
ي
ٱلَو ِ
ب
َ
ه
ذ
ٱَّل َِنم ِةَر َ
نط
َ
قُم
ي
ٱل ِۡيِطَٰ َ
ن
َ
ق
ي
ٱلَو َِنينَ ي
ٱۡلَو ِء
ٓ
ا َِس
ِ
ٱلن َِنم
َم
ي
ٱل ُن يسُح ۥُهَِندع ُ ذ
ٱّللَو اَي
ي
نُّٱدل ِةَٰوَيَ ي
ٱۡل ُعَٰ َ
تَم
َ
ِكلََٰ
ذ ِِۗ
ثيرَ ي
ٱۡلَو ِمَٰ َ
ع
ي
ن
َ ي
ٱۡلَو ِةَمذو َسُم
ي
ٱل ِلييَ ي
ٱۡلَو
ِ
َابٔٔ
١٤
22. 17
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga).
An-Nisa [4} : 5
يم
ُ
ك
َ
ل ُ ذ
ٱّلل
َ
لَعَج ِ
ِت
ذ
ٱل ُم
ُ
ك
َ
لَٰ َويم
َ
أ َء
ٓ
اَه
َ
ف ُّٱلس
ْ
وا
ُ
ت
ي
ؤ
ُ
ت
َ
َلَو
اٗمَٰ َ
ِيق
ْ
وا
ُ
ول
ُ
قَو يم
ُ
وه ُس
ي
ٱكَو اَِيهف يم
ُ
وه
ُ
قُزيٱرَو
ا
ٗ
وفُريعذم
ٗ
َليو
َ
ق يمُه
َ
ل
٥
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang
dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan
pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata
yang baik.
3. Ayat-ayat tersebut membangun konsep :
a. Harta terbaik seorang muslim adalah harta yang mampu menjaga
agamanya dari fitnah.
b. Harta harus didapatkan secara halal.
c. Harta harus dijadikan sebagai pokok kehidupan (qi yaman ).
d. Harta harus berfungsi ekonomis, yakni memenuhi kebutuhan
hidup.
e. Harta harus berfungsi sosial, yakni sebagai sarana saling
membantu kebutuhan hidup bagi yang tidak mampu
memenuhinya.
23. 18
E. Riba
1. Ayat-ayat yang membangun hukum Larangan riba antara lain; Ar-
Rum [30] : 39; Al-Nisa’ [4] : 161; Ali Imran [3] : 130; Al-Baqarah [2] :
275, 276, 277 dan 278; dan Al-Baqarah (2): 279.
2. Inti Ayat :
Ar-Rum [30] : 39
ِ
اسذٱنل ِلَٰ َويم
َ
أ ٓ ِ
ِف
ْ
اَوُبي َ
ِۡي
ِ
ل اٗبِ
ِر ِنِم مُتيي
َ
اتَء
ٓ
اَمَو
ِ
ذ
ٱّلل َِندع
ْ
واُبيرَي
َ
ٗل
َ
ف
َ
ونُيدِر
ُ
تٖةَٰو
َ
كَز ِنِم مُتيي
َ
اتَء
ٓ
اَمَو
َ
ون
ُ
ِفع
ي
ضُم
ي
ٱل ُم
ُ
ه
َ
كِئ
ََٰٓ
لْو
ُ
أ
َ
ف ِ
ذ
ٱّلل َهيجَو
٣٩
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah
pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.
Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan
untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian)
itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).
An-Nisa [4] : 161
ُه
ي
ن
َ
ع
ْ
واُه
ُ
ن يد
َ
قَو
ْ
اَٰوَبِ
ِٱلر ُِمهِذ
ي
خ
َ
أَو
ِلِطَٰ َ
ب
ي
ٱلِب ِ
اسذٱنل
َ
لَٰ َويم
َ
أ يمِهِل
ي
ك
َ
أَو
يمُه
ي
ِنم َينِِرفَٰ َ
ك
ي
ِلل ا
َ
نيدَت
ي
ع
َ
أَو
اٗم ِ
ۡل
َ
أ اًاب
َ
ذ
َ
ع
١٦١
dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka
telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda
orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-
orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.
Ali-Imran [3] : 130
ْ
واُنَامَء َِين
ذ
ٱَّل اَهُّي
َ
أََٰٓي
ٗ
ة
َ
فَعَٰ َ
ضُّم ا
ٗ
فَٰ َ
ع
ي
ض
َ
أ
ْ
آَٰوَبِ
ِٱلر
ْ
وا
ُ
ل
ُ
ك
ي
أ
َ
ت
َ
َل
َ
ونُِحل
ي
ف
ُ
ت يم
ُ
ك
ذ
لَع
َ
ل َ ذ
ٱّلل
ْ
وا
ُ
ق
ذ
ٱتَو
١٣٠
24. 19
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan.
Al-Baqarah [2] : 275 – 279
ِ
ِٱلر
َ
ون
ُ
ل
ُ
ك
ي
أَي َِين
ذ
ٱَّل
َ
ِكلََٰ
ذ ۚ ِِ
سَم
ي
ٱل َِنم ُنَٰ َ
طيي
ذ
ٱلش ُه ُ
طذب
َ
خَتَي ِي
ذ
ٱَّل ُوم
ُ
قَي اَم
َ
ك
ذ
َلِإ
َ
ونُوم
ُ
قَي
َ
َل
ْ
اَٰوَب
ْ
آو
ُ
ال
َ
ق يمُه
ذ
ن
َ
أِب
َٰوَبِ
ِٱلر َمذرَحَو َعييَ ي
ٱۡل ُ ذ
ٱّلل
ذ
لَح
َ
أَو
ْ
اَٰوَبِ
ِٱلر
ُ
ل
ي
ِثم ُعييَ ي
ٱۡل اَم
ذ
نِإ
ِنِم
ٞ
ة
َ
ِظعيوَم ۥُهَء
ٓ
اَج نَم
َ
ف ۚ
ْ
ا
ِۦهِ
ِبذر
اَِيهف يم
ُ
ه ِارذٱنل ُ
بَٰ َ
ح ي
ص
َ
أ
َ
كِئ
ََٰٓ
لْو
ُ
أ
َ
ف
َ
د َ
َع ينَمَو ِ
ذ
ٱّلل
َ
َلِإ ٓۥُهُريم
َ
أَو
َ
ف
َ
لَس اَم ۥُه
َ
ل
َ
ف َٰ َ
َهَٱنت
َ
ف
َ
ونُ ِ
ِلَٰ َ
خ
٢٧٥
ِِۗ
تَٰ َ
قَد ذ
ٱلص ِ
ِبيرُيَو
ْ
اَٰوَبِ
ِٱلر ُ ذ
ٱّلل ُ
قَحيمَي
ٍِيمث
َ
أ ٍار
ذ
ف
َ
ك
ذ ُ
ُك ُّ
ِب
ُ
ُي
َ
َل ُ ذ
ٱّللَو
٢٧٦
َِين
ذ
ٱَّل
ذ
نِإ
اَء
َ
خ
َ
َلَو يمِهِ
ِبَر َِندع يم
ُ
هُريج
َ
أ يمُه
َ
ل
َ
ةَٰو
َ
كذٱلز
ْ
اُو
َ
اتَءَو
َ
ةَٰو
َ
ل ذ
ٱلص
ْ
واُام
َ
ق
َ
أَو ِ
تَٰ َ
ِحل َٰذ
ٱلص
ْ
وا
ُ
لِم
َ
عَو
ْ
واُنَم
ٌ
فيو
َ
ون
ُ
نَز
ي َ
ُي يم
ُ
ه
َ
َلَو يمِهيي
َ
ل
َ
ع
٢٧٧
ََٰٓي
َٰٓوَبِ
ِٱلر َِنم َ ِ
ِقَب اَم
ْ
واُر
َ
ذَو َ ذ
ٱّلل
ْ
وا
ُ
ق
ذ
ٱت
ْ
واُنَامَء َِين
ذ
ٱَّل اَهُّي
َ
أ
ْ
ا
مُنت
ُ
ك نِإ
َِنينِم
ي
ؤُّم
٢٧٨
يمُتيب
ُ
ت ِإَون ِۦ ِ
وِلُسَرَو ِ
ذ
ٱّلل َِنِم ٖ
بيرَ
ِ
ِب
ْ
وا
ُ
ن
َ
ذ
ي
أ
َ
ف
ْ
وا
ُ
لَع
ي
ف
َ
ت يم
ذ
ل نِإ
َ
ف
ُ
وسُءُر يم
ُ
ك
َ
ل
َ
ف
َ
ونُم
َ
ل
ي
ظ
ُ
ت
َ
َلَو
َ
ونُِمل
ي
ظ
َ
ت
َ
َل يم
ُ
ِكلَٰ َويم
َ
أ
٢٧٩
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.
25. 20
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
dosa.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh,
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di
sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang
yang beriman.
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika
kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
3. Larangan riba sebagaimana larangan minum khamr dalam Al-Qur’an
dilakukan secara bertahap :
a. Tahap pertama : menolak anggapan bahwa riba bisa menambah
nilai ekonomi.
b. Tahap kedua : membangun konsep negatif pada sistem riba.
c. Tahap ketiga : melarang praktik riba yang bersifat berlipat ganda.
d. Tahap keempat : melarang setiap sistem jual beli dan hutang
piutang yang memuat unsur riba.
4. Faktor keharaman riba adalah adanya unsur penindasan terhadap
yang lemah, menghambat produktifitas dan laju perkembangan
perekonomian mikro.
F. Jual Beli, Sharf dan Investasi
1. Ayat-ayat yang membangun Hukum Jual Beli (Produksi dan
Konsumsi) antara lain; Al-Baqarah [2] : 168; Al-Maidah [5]: 87, 88 dan
90; Al-Mukminun [23]: 51; Al-Baqarah [2] : 172 – 173.
26. 21
2. Ayat Hukum ash-sharf (Jual Beli Valuta Asing) dan Berinvestasi
antara lain; Al-Kahfi [18] : 19; Al-Tawbah [9] : 34-35;
3. Inti Ayat-ayat yang membangun Hukum Jual Beli (Produksi dan
Konsumsi) adalah :
Al-Mukminun [23] : 51
ُ
لُسُّٱلر اَهُّي
َ
أََٰٓي
اًِحلَٰ َ
ص
ْ
وا
ُ
لَم
ي
ٱعَو ِ
تَٰ َبِ
ِي ذ
ٱلط َِنم
ْ
وا
ُ ُ
ُك
ِٞيمل
َ
ع
َ
ون
ُ
لَميع
َ
ت اَمِب ِ
ِ
ّنِإ
٥١
Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan
kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
Al-Baqarah [2] : 168
ِنَٰ َ
طيي
ذ
ٱلش ِ
تَٰ َو ُ
ط
ُ
خ
ْ
واُعِب
ذ
ت
َ
ت
َ
َلَو اٗبِ
ِي َط
ٗ
ٗلََٰ
لَح ِ
ۡرض
َ ي
ٱۡل ِ
ِف اذِمم
ْ
وا
ُ ُ
ُك ُ
اسذٱنل اَهُّي
َ
أََٰٓي
ِٞوُد
َ
ع يم
ُ
ك
َ
ل ۥُه
ذ
نِإ
ٌنيِبُّم
١٦٨
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.
Al-Baqarah [2] : 172 - 173
اَم ِ
تَٰ َ
بِ
ِي َط ِنم
ْ
وا
ُ ُ
ُك
ْ
واُنَامَء َِين
ذ
ٱَّل اَهُّي
َ
أََٰٓي
ِ
ذ
ِ
ّلل
ْ
واُر
ُ
ك
ي
ٱشَو يم
ُ
كَٰ َ
ن
ي
قَزَر
َ
ونُدُبيع
َ
ت ُاهذيِإ يمُنت
ُ
ك نِإ
١٧٢
ذر ُ
ط
ي
ٱض ِنَم
َ
ف ِ
ذ
ٱّلل ِ
ي
ۡي
َ
ِغل ِۦهِب
ذ
ِله
ُ
أ
ٓ
اَمَو ِيرِِزن
ي
ٱۡل َميَ
ۡلَو َمذٱدلَو
َ
ةَتييَم
ي
ٱل ُم
ُ
كيي
َ
ل
َ
ع َمذرَح اَم
ذ
نِإ
َ ي
ۡي
َ
غ
ِهيي
َ
ل
َ
ع َم
ي
ثِإ
ٓ َ
ٗل
َ
ف ٖد َ
َع
َ
َلَو ٖاغَب
َ ذ
ٱّلل
ذ
نِإ
ٌِيمحذر ٞور
ُ
ف
َ
غ
١٧٣
27. 22
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-
baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah,
jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama)
selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Al-Maidah [5] : 87 - 88
ٓوُدَتيع
َ
ت
َ
َلَو يم
ُ
ك
َ
ل ُ ذ
ٱّلل
ذ
لَح
َ
أ
ٓ
اَم ِ
تَٰ َ
بِ
ِي َ
ط
ْ
واُمِ
ِرَ ُ
حت
َ
َل
ْ
واُنَامَء َِين
ذ
ٱَّل اَهُّي
َ
أََٰٓي
ُّ
ِب
ُ
ُي
َ
َل َ ذ
ٱّلل
ذ
نِإ ۚ
ْ
ا
َِيندَتيعُم
ي
ٱل
٨٧
ََٰ
لَح ُ ذ
ٱّلل ُم
ُ
ك
َ
قَزَر اذِمم
ْ
وا
ُ ُ
ُكَو
ۚاٗبِ
ِي َ
ط
ٗ
ٗل
َ
ونُِنم
ي
ؤُم ِۦهِب مُنت
َ
أ ِٓي
ذ
ٱَّل َ ذ
ٱّلل
ْ
وا
ُ
ق
ذ
ٱتَو
٨٨
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa
yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang melampaui batas.
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya.
Al-Maidah [5] : 90
ي
ٱلَو ُريمَ ي
ٱۡل اَم
ذ
نِإ
ْ
آوُنَامَء َِين
ذ
ٱَّل اَهُّي
َ
أََٰٓي
ِنَٰ َ
طيي
ذ
ٱلش ِلَم
َ
ع يِنِم ٞ
سيجِر ُمََٰ
ليز
َ ي
ٱۡلَو ُ
اب َ
نص
َ ي
ٱۡلَو ُ ِ
ِسييَم
َ
ونُِحل
ي
ف
ُ
ت يم
ُ
ك
ذ
لَع
َ
ل ُوهُِبنَتيٱج
َ
ف
٩٠
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
28. 23
4. Inti Ayat-Ayat Hukum ash-sharf (Jual Beli Valuta Asing) dan
Berinvestasi adalah :
Al-Kahfi [18] : 19
يمُت
ي
ثِ
َ
ۡل اَمِب ُم
َ
ل
ي
ع
َ
أ يم
ُ
كُّبَر
ْ
وا
ُ
ال
َ
ق
ٓ
اَهُّي
َ
أ ير
ُ
نظَي
ي
ل
َ
ف ِةَِيندَم
ي
ٱل
َ
َلِإ ِٓۦهِذَٰ َ
ه يم
ُ
ِكقِرَوِب م
ُ
كَدَح
َ
أ
ْ
آو
ُ
ثَعيٱب
َ
ف
ي
ف ذ
ط
َ
لَتَ ي
ۡلَو ُه
ي
ِنِم ٖقيزِرِب م
ُ
ِكت
ي
أَي
ي
ل
َ
ف اٗامَع َ
ط َٰ َ
َكيز
َ
أ
اًدَح
َ
أ يم
ُ
كِب
ذ
نَِرع
ي
شُي
َ
َلَو
١٩
Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa
lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara
kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan
hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka
hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia
berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu
kepada seorangpun.
At-Tawbah [9] : 34 – 35
َو
م
ُ
هي ِ
ِ
ِشَب
َ
ف ِ
ذ
ٱّلل ِيلِبَس ِ
ِف اَه
َ
ون
ُ
ِقفنُي
َ
َلَو
َ
ة
ذ
ِضف
ي
ٱلَو َ
ب
َ
ه
ذ
ٱَّل
َ
ونُ ِ
زن
ي
كَي َِين
ذ
ٱَّل
ٖم ِ
ۡل
َ
أ ٍ
اب
َ
ذَعِب
٣٤
َٰ َ
ه يم
ُ
هُورُه
ُ
ظَو يمُهُوبُنُجَو يمُه
ُ
اهَبِج اَهِب َٰىَو
ي
كُت
َ
ف َمذنَهَج ِار
َ
ن ِ
ِف اَهيي
َ
ل
َ
ع َٰ َ
َم
ي ُ
ُي َميوَي
يم
ُ
تي َ
زن
َ
ك اَم ا
َ
ذ
َ
ونُ ِ
زن
ي
ك
َ
ت يمُنت
ُ
ك اَم
ْ
وا
ُ
وق
ُ
ذ
َ
ف يم
ُ
ِكس
ُ
نف
َ
ِ
ۡل
٣٥
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,
pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu
dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu
dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan
untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang
kamu simpan itu".
29. 24
5. Ayat-ayat tersebut diatas membangun konsep ;
a. Jual beli adalah transaksi saling menukar kebutuhan, dan saling
mendapatkan keuntungan sesuai kebutuhan masing-masing.
b. Unsur yang harus ada dalam jual beli adalah; adanya tujuan, dua
orang yang melakukan transaksi, objek yang diperjual belikan,
adanya kesepakatan antara kedua belah pihak untuk memenuhi
kebutuhan sesuai prinsip dan etika dalam melakukan kegiatan
ekonomi dan bisnis.
c. Ketentuan dalam jual beli adalah;
1) Tujuan harus jelas dan sejalan dengan tuntunan syariah
(mendukung pengabdian kepada Sang Pencipta Alam
semesta)
2) a) Penjual adalah pemilik barang (pemegang mandat/kuasa)
yang diperjual belikan.
b) Pembeli adalah orang dewasa yang sehat dan tidak dalam
keadaan pailit.
3) Objek yang diperjual belikan adalah barang kebutuhan
ekonomi dan bisnis yang bernilai, berkualitas, dan halal.
4) Harga barang yang diperjual belikan adalah harga pasar
berstandar regional, nasional, atau internasional.
5) Adanya pernyataan serah terima barang dengan baik dan
sempurna sesuai yang disepakati dalam surat/nota
perjanjian jual beli, tanpa ada kedhaliman, dan
pengurangan.
d. Ash-sharf (Jual Beli Valuta Asing) adalah kegiatan transaksi jual
beli mata uang dengan mata uang yang lain, baik mata uang
tersebut satu jenis atau berlainan jenis.
Rukun secara umum sama dengan jual beli biasa, hanya
ketentuannya harus memenuhi sebagai berikut;
1) Serah terima dalam majlis kontrak
2) Tidak boleh ada khiyar syarat
30. 25
3) Harus sama kualitas dan nilainya (kuantitasnya)
4) Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)
5) Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan)
6) Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis
maka nilainya harus sama dan secara tunai (attaqabudh).
7) Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai
tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan
secara tunai.
e. Berinvestasi dalam Hukum Ekonomi Dan Bisnis adalah
pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak
dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang
(barang produksi). Atau mengeluarkan sejumlah uang atau
menyimpan uang pada sesuatu dengan harapan suatu saat
mendapat keuntungan finansial. Kegiatan tersebut boleh selama
tidak melupakan fungsi ekonomi dan sosialnya, yakni harus
mengeluarkan zakatnya, dan untuk kebutuhan berjuang di jalan
Allah.
G. Ijarah, Ujrah dan Ju’alah
1. Ayat-ayat yang membangun hukum Ijarah, Ujrah, dan Ju’alah antara
lain; Az-Zuhkruf [43] : 32; Ath-Thalaq [65] : 6; Al-Qashash [28] : 26 -
27; Al-Baqarah [2] : 233 dan Yusuf [12] : 72;
2. Inti Ayat :
Az-Zukhruf [43] : 32
ٖ
تَٰ َ
جَر
َ
د ٖ
ضيعَب
َ
قيو
َ
ف يمُه
َ
ضيعَب اَنيع
َ
فَرَو
ا
ِٗيِر
ي
خُس ا
ٗ
ضيعَب مُه
ُ
ضيعَب
َ
ِذخذتَ ِ
ِ
ۡل
اذِمِم ٞ ي
ۡي
َ
خ
َ
كِ
ِبَر ُ
تَ ي
ۡحَرَو
َ
ونُعَم
ي َ
َي
٣٢
dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang
lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan
31. 26
sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan.
Ath-Thalaq [65] : 6
َ
ف يم
ُ
ك
َ
ل َنيع
َ
ۡرض
َ
أ
ي
نِإ
َ
ف
ذن
ُ
هَورُج
ُ
أ ذن
ُ
وه
ُ
ت
َ
أ
ُع ِضي ُ
َت َس
َ
ف يم
ُ
تي َ
اَسَع
َ
ت ِإَون ٖ
وفُريعَمِب م
ُ
كَنييَب
ْ
واُرِم
َ
ت
ي
أَو
َٰىَر
ي
خ
ُ
أ ٓۥُ َ
ِل
٦
kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka
berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara
kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan
maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.
Al-Qashsash [28] : 26 – 27
يٱس ِ
تَب
َ
أََٰٓي اَمُهَٰىَديحِإ ي
ت
َ
ال
َ
ق
ِجئ
َ
ت
ُهير
ِنَم َ ي
ۡي
َ
خ
ذ
نِإ
َ
تيٱس
ئ
ُِنيم
َ ي
ٱۡل ُّيِو
َ
ق
ي
ٱل
َ
تيرَج
٢٦
َ
ال
َ
ق
ُيدِر
ُ
أ ٓ ِ
ِ
ّنِإ
ينِم
َ
ف اٗ ي
ِش
َ
ع َ
تيمَم
ي
ت
َ
أ
ي
نِإ
َ
ف ٖجَِجح َ ِ
ِنَٰ َم
َ
ث ِ
ِنَرُج
ي
أ
َ
ت ن
َ
أ َٰٓ َ َ
ىلع ِ
ي
نيَتَٰ َ
ه ذ َ
ِتَنيٱب ىَديحِإ
َ
كَِحكن
ُ
أ
ي
ن
َ
أ
ۚ
َ
كيي
َ
ل
َ
ع ذ
ق
ُ
ش
َ
أ
ي
ن
َ
أ ُيدِر
ُ
أ
ٓ
اَمَو َِكدِنع
ُ ذ
ٱّلل َء
ٓ
ا
َ
ش نِإ ٓ ِ
ّنُدِجَتَس
َنيِحِل َٰذ
ٱلص َِنم
٢٧
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang
yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah
orang yang kuat lagi dapat dipercaya".
Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan
kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa
kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan
sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku
tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang baik".
32. 27
Al-Baqarah [2] : 233
ۚاَهَعيسُو
ذ
َلِإ ٌ
س
ي
ف
َ
ن
ُ
ف
ذ
ل
َ
ك
ُ
ت
َ
َل
Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
Yusuf [12] : 72
ِٖۡيعَب
ُ
ل
ي ِ
ۡح ِۦهِب َء
ٓ
اَج نَِملَو ِ
ِكلَم
ي
ٱل
َ
اعَو ُ
ص ُِدق
ي
ف
َ
ن
ْ
وا
ُ
ال
َ
ق
ِٞيمعَز ِۦهِب
۠
ا
َ
ن
َ
أَو
٧٢
Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja, dan siapa
yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan
(seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya".
3. Sewa menyewa menurut ayat-ayat tersebut adalah merupakan
kegiatan ekonomi dan bisnis yang bertujuan saling memenuhi
kebutuhan dalam menunjang kehidupan dan pengabdian kepada
Allah, karena itu harus ditegakkan di atas dasar hukum, asas, etika
ekonomi dan bisnis yang telah dijelaskan oleh al-Qur’an, dan tidak
memuat unsur riba.
4. Sewa menyewa memuat unsur (rukun) penyewa dan yang
menyewakan, objek atau jasa yang disewa, dan akad (kontrak atau
transaksi sewa menyewa). Adapun ketentuan masingmasing;
a. penyewa dan yang menyewakan adalah dewasa, sehat akalnya,
dan bukan mahjur ‘alaih (bukan anak kecil, bukan orang gila, tidak
sedang pailit, dan tidak dipaksa, melakukan dalam keadaan sadar)
b. Objek atau jasa yang disewa adalah barang yang layak dan bagus,
tidak najis, atau jasa professional yang sesuai kebutuhan penyewa
dan bukan barang atau jasa yang dilarang (haram), dan tidak habis
bila diambil manfaatnya.
33. 28
c. Akad sewa menyewa harus memuat kejelasan waktu, manfaat
atau kegunaan dari barang yang disewa, dan harga atau nilai tukar
penyewaan
H. Hutang Piutang, Gadai dan Hiwalah
1. Ayat-ayat yang membangun hukum hutang piutang, gadai, kepailitan,
dan hiwalah antara lain; Al-Mudaththir [74] : 38; Al-Baqarah [2] : 245;
Al-Hadid [57] : 11, 18; Al-Taghabun [4] : 17; Al-Baqarah [2] : 280, 282
dan 283;
2. Inti Ayat :
Al-Mudatstsir [74] : 38
ي
تَب َس
َ
ك اَمِب ِۢ
س
ي
ف
َ
ن
ُّ ُ
ُك
ٌ
ةَِينهَر
٣٨
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,
Al-Baqarah [2] : 245
َ ذ
ٱّلل
ُ
ضِر
ي
قُي ِي
ذ
ٱَّل ا
َ
ذ نذم
اٗن َسَح ا
ً
ضير
َ
ق
ُ
ط
ُ
صيبَيَو
ُ
ضِب
ي
قَي ُ ذ
ٱّللَوۚ
ٗ
ةَِۡيث
َ
ك ا
ٗ
افَع
ي
ض
َ
أ ٓۥُ َ
ِل ۥُه
َ
ِفعَٰ َ
ضُي
َ
ف
َ
ونُعَجير
ُ
ت ِهي َ
ِإَوۡل
٢٤٥
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang
baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan
meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang
banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan
kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
Al-Hadid [57] : 11
َ ذ
ٱّلل
ُ
ضِر
ي
قُي ِي
ذ
ٱَّل ا
َ
ذ نذم
اٗن َسَح ا
ً
ضير
َ
ق
َٰ َ
ضُي
َ
ف
ٞيمِر
َ
ك ٞريج
َ
أ ٓۥُ َ
ِلَو ۥُ َ
ِل ۥُه
َ
ِفع
١١
35. 30
ِل ُمَو
ي
ق
َ
أَو ِ
ذ
ٱّلل َِندع ُ
ط َس
ي
ق
َ
أ يم
ُ
ِكلََٰ
ذ ۚ
ِۦهِلَج
َ
أ َٰٓ
َ
َلِإ اًۡيِب
َ
ك
َ
ون
ُ
ك
َ
ت ن
َ
أ
ٓ ذ
َلِإ
ْ
آوُاب
َ
تير
َ
ت
ذ
َل
َ
أ َٰٓ َ
ّن
ي
د
َ
أَو ِةَدَٰ َه
ذ
لش
ا
َ
وهُبُت
ي
ك
َ
ت
ذ
َل
َ
أ ٌاحَنُج يم
ُ
كيي
َ
ل
َ
ع َ
سيي
َ
ل
َ
ف يم
ُ
كَنييَب اَه
َ
ونُِيرد
ُ
ت
ٗ
ةَ ِ
اِضَح
ً
ةَرَٰ َ
ِجت
ا
َ
ذِإ
ْ
آوُدِه
ي
ش
َ
أَو
ۚ
ٞ
يدِه
َ
ش
َ
َلَو ٞ
ِبت
َ
َك ذر
ٓ
ا
َ
ضُي
َ
َلَو ۚ
يمُتيعَايَب
َ
ت
ِإ
َ
ف
ْ
وا
ُ
لَع
ي
ف
َ
ت ِإَون
ُم
ُ
كُِم
ِ
لَعُيَو َ ذ
ٱّلل
ْ
وا
ُ
ق
ذ
ٱتَو يم
ُ
كِب ُۢ ُ
وق ُس
ُ
ف ۥُه
ذ
ن
ِٞيمل
َ
ع ٍء ي َ
َش ِ
ِ
ل
ُ
كِب ُ ذ
ٱّللَو ُ ذ
ٱّلل
٢٨٢
۞
ٞ
ة
َ
وضُب
ي
قذم ٞنَٰ َ
هِر
َ
ف اِٗبت
َ
َك
ْ
واُدِ
َ
َت يم
َ
لَو ٖر
َ
فَس َٰ َ َ
ىلع يمُنت
ُ
ك ِإَون
َنَٰ َ
م
َ
أ َنِم
ُ
ت
ي
ٱؤ ِي
ذ
ٱَّل ِ
ِ
د
َ
ؤُي
ي
ل
َ
ف ا
ٗ
ضيعَب م
ُ
ك
ُ
ضيعَب َِنم
َ
أ
ي
نِإ
َ
ف
ْ
واُمُت
ي
ك
َ
ت
َ
َلَو ۥُهذبَر َ ذ
ٱّلل ِقذتَ ي
ۡلَو ۥُهَت
ِٞيمل
َ
ع
َ
ون
ُ
لَميع
َ
ت اَمِب ُ ذ
ٱّللَو ۥُهُب
ي
ل
َ
ق ِٞمثاَء ٓۥُه
ذ
نِإ
َ
ف اَهيمُت
ي
كَي نَمَوۚ
َ
ةَدَٰ َه
ذ
ٱلش
٢٨٣
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah
ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan
(apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada
hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau
lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan,
maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di
antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki
dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya
jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah
saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil;
dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar
sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di
sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada
tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu),
36. 31
kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di
antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan
janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu
lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi
jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu
(para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang
berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
3. Hutang piutang menurut ayat-ayat tersebut adalah akad hutang
piutang yang dilakukan oleh kreditur dan debitur dengan jaminan atau
tidak dalam waktu yang disepakati dengan tujuan membantu
meringankan beban dan menunaikan amanah. Karena itu haram bagi
kreditur memungut tambahan dalam pembayarannya, dan debitur
harus memenuhi janji untuk membayar.
4. Gadai adalah jaminan (berupa barang yang memiliki nilai) yang
diserahkan oleh debitur atas hutang yang ditanggung
5. Kepailitan adalah keadaan debitor (bisa orang, badan hukum,
perseroan) yang terbukti berdasarkan ketetapan pengadilan bahwa
debitor telah berhenti membayar utangnya (tidak mampu melunasi
37. 32
utang) yang mengakibatkan penyitaan umum atas harta kekayaannya,
sehingga debitor tidak berhak lagi mengurus harta bendanya.
6. Hiwalah adalah pemindahan hak atau kewajiban membayar yang
dilakukan oleh seseorang (pihak pertama) kepada pihak kedua untuk
menuntut pembayaran utang dari atau membayar utang kepada pihak
ketiga, karena pihak ketiga berutang kepada pihak pertama dan pihak
pertama berutang kepada pihak kedua, atau karena pihak pertama
berutang kepada pihak ketiga dan pihak kedua berutang kepada pihak
pertama, baik pemindahan itu dimaksudkan sebagai ganti pembayaran
yang ditegaskan dalam akad ataupun tidak.
I. Wadi’ah
1. Ayat-Ayat yang membangun hukum wadi’ah antara lain Al-Baqarah
[2] : 283 dan An-Nisa’ [4] : 58.
2. Inti Ayat-Ayat yang membangun hukum wadi’ah :
Al-Baqarah [2] : 283
ۥُهذبَر َ ذ
ٱّلل ِقذتَ ي
ۡلَو ۥُهَتَنَٰ َ
م
َ
أ َنِم
ُ
ت
ي
ٱؤ ِي
ذ
ٱَّل ِ
ِ
د
َ
ؤُي
ي
ل
َ
ف ا
ٗ
ضيعَب م
ُ
ك
ُ
ضيعَب َِنم
َ
أ
ي
نِإ
َ
ف
Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,
maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya;
An-Nisa [4] : 58
اَِهل
ي
ه
َ
أ َٰٓ
َ
َلِإ ِ
تَٰ َ
نَٰ َ
م
َ ي
ٱۡل
ْ
وا
ُّ
د
َ
ؤ
ُ
ت ن
َ
أ يم
ُ
كُرُم
ي
أَي َ ذ
ٱّلل
ذ
نِإ۞
ْ
واُم
ُ
ك
ي َ
حت ن
َ
أ ِ
اسذٱنل َ ي
نيَب مُتيم
َ
كَح ا
َ
ِإَوذ
ذ
نِإ ِليدَع
ي
ٱلِب
اٗۡي ِ
صَب اَُۢيعِمَس
َ
ن
َ
َك َ ذ
ٱّلل
ذ
نِإ ِٓۦهِب م
ُ
ك
ُ
ِظعَي اذِمعِن َ ذ
ٱّلل
٥٨
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
38. 33
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar
lagi Maha Melihat.
3. Wadi’ah adalah amanah yakni sesuatu yang dititipkan oleh
pemiliknya kepada orang lain agar dijaga.
a. Rukun wadi’ah menurut ulama Hanafiah hanya satu ijab-qabul
setidaknya memuat tiga hal :
1) Orang yang berakad wadi’ah
2) Barang yang dititipkan
3) Shigat (akad wadi’ah) yang dapat dipahami secara jelas oleh
kedua pihak yang melakukan akadwadi’ah
b. Syarat wadi’ah ;
1) Orang yang berakad wadi’ah harus berakal, baligh, dan
cerdas, karena akad wadi’ah banyak memuat resiko penipuan
2) Barang yang dititipkan harus jelas dan dapat dipegang atau
dikuasai, yakni harus jelas identitasnya
c. Macam wadi’ah ; Wadi’ah yad al-amanah dan Wadi’ah yad al-
damanah.
d. Hukum menerima wadi’ah tergantung dari kondisi penerimanya,
maka status hukumnya adalah; wajib, sunnah, makruh dan
haram.
J. Ariyah
1. Ayat-ayat yang membangun hukum ariyah adalah Al-Ma’un [107] : 7;
Al-Baqarah [2] : 283 dan Al-Maidah [5] : 2;
39. 34
2. Inti Ayat :
Q.S.al-Ma’un [107] : 7;
َ
ونُاعَم
ي
ٱل
َ
ونُعَنيمَيَو
٧
dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
Q.S. al-Maidah [5] : 2;
ِنَٰ َويدُع
ي
ٱلَو ِم
ي
ثِ
ي
ٱۡل
َ َ
ىلع
ْ
وا
ُ
نَاوَع
َ
ت
َ
َلَو َٰىَو
ي
قذٱتلَو ِ
ِ
ِ
ب
ي
ٱل
َ َ
ىلع
ْ
وا
ُ
نَاوَع
َ
تَو
َ ذ
ٱّلل
ْ
وا
ُ
ق
ذ
ٱتَو
ُِيدد
َ
ش َ ذ
ٱّلل
ذ
نِإ
ِ
اب
َ
ِقع
ي
ٱل
٢
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya.
Q.S.al-Baqarah [2] : 283;
ۥُهذبَر َ ذ
ٱّلل ِقذتَ ي
ۡلَو ۥُهَتَنَٰ َ
م
َ
أ َنِم
ُ
ت
ي
ٱؤ ِي
ذ
ٱَّل ِ
ِ
د
َ
ؤُي
ي
ل
َ
ف ا
ٗ
ضيعَب م
ُ
ك
ُ
ضيعَب َِنم
َ
أ
ي
نِإ
َ
ف
Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,
maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya;
3. Hukum yang termuat di dalam ayat antara lain;
a. Ariyah atau pinjaman adalah Akad memberi pinjaman suatu
barang yang kecil dan remeh kepada pihak yang membutuhkan
karena kemiskinan dan kebutuhannya.
b. Peminjam tidak dibebani tanggungjawab terhadap kerusakan
barang yang tidak disebabkan oleh perbuatannya atau
kelalaiannya dalam pemanfaatan barang tersebut, tetapi bila
karena kesengajaannya atau kelalaiannya barang tersebut menjadi
rusak, maka ia harus mengganti rugi.
40. 35
K. Wakalah dan Kafalah
1. Ayat-ayat yang membangun hukum wakalah dan kafalah adalah Al-
Muzammil [73] : 9; Hud [11] : 56; Ibrahim [14] :12; Ali Imran [3] :
173; An-Nisa’ [4] : 35; Al-Kahfi [18] : 19; Yusuf [12] : 66; 72; An-Nisa’
[4] : 85;
2. Inti Ayat-ayat yang membangun hukum Wakalah dan Kafalah adalah;
Al-Muzammil [73] : 9
ِ
بِر
ي
غَم
ي
ٱلَو ِقِ
ي
ِشَم
ي
ٱل ُّ
بذر
ٗ
ِيٗلكَو ُه
ي
ِذ
ذ
ٱَت
َ
ف َو
ُ
ه
ذ
َلِإ َهََٰ
لِإ
ٓ َ
َل
٩
(Dialah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.
Hud [11] : 56
َر ِ
ذ
ٱّلل
َ َ
ىلع ُ
ت
ي ذ
ُكَو
َ
ت ِ
ِ
ّنِإ
ٖ
طَٰ َر ِص َٰ َ َ
ىلع ِ
ِ
ِبَر
ذ
نِإ ۚ
ٓ
اَِهتَي ِاص
َنِب
ُُۢ
ِذخاَء َو
ُ
ه
ذ
َلِإ ٍةذب
ٓ
ا
َ
د ِنم اذم م
ُ
كِ
ِبَرَو ِ
ِ
ِب
ِٖيمقَت يسُّم
٥٦
Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu.
Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang
memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang
lurus".
Ibrahim [14] :12
ۚا
َ
ونُمُتيي
َ
اذَء
ٓ
اَم َٰ َ َ
ىلع
ذ
نَ
ِ
ب ي
صَ َ
نلَوۚاَن
َ
لُبُس اَنَٰىَد
َ
ه يد
َ
قَو ِ
ذ
ٱّلل
َ َ
ىلع
َ ذ
َّكَوَت
َ
ن
ذ
َل
َ
أ
ٓ
اَ َ
نل اَمَو
ِ
ذ
َّكَوَتَي
ي
ل
َ
ف ِ
ذ
ٱّلل
َ َ
ىلعَو
َ
ون
ُ
ِ
ِ
ُكَوَتُم
ي
ٱل
١٢
Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia
telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh
akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan
41. 36
kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang
bertawakkal itu, berserah diri".
Ali Imran [3] : 173
َ
اسذٱنل
ذ
نِإ ُ
اسذٱنل ُمُه
َ
ل
َ
ال
َ
ق َِين
ذ
ٱَّل
اٗنَٰ َيمِإ يم
ُ
ه
َ
ادَز
َ
ف يم
ُ
هيو
َ
ش
ي
ٱخ
َ
ف يم
ُ
ك
َ
ل
ْ
واُعَ َ
َج يد
َ
ق
اَنُب يسَح
ْ
وا
ُ
ال
َ
قَو
ُ
ِيلكَو
ي
ٱل َميِعنَو ُ ذ
ٱّلل
١٧٣
(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada
mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia
telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu
takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan
mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong
kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung".
An-Nisa’ [4] : 35
يمُت
ي
ِفخ
ي
ِإَون
ا ٗحََٰ
ل ي
صِإ
ٓ
اَيدِرُي نِإ
ٓ
اَِهل
ي
ه
َ
أ يِنِم اٗم
َ
كَحَو ِۦهِل
ي
ه
َ
أ يِنِم اٗم
َ
كَح
ْ
وا
ُ
ثَعيٱب
َ
ف اَمِهِنييَب
َ
اق
َ
ِقش
اٗۡيِب
َ
خ اًِيمل
َ
ع
َ
ن
َ
َك َ ذ
ٱّلل
ذ
نِإ
ٓ
اَمُهَنييَب ُ ذ
ٱّلل ِِق
ِ
فَوُي
٣٥
Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya,
maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang
hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu
bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik
kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.
Al-Kahfi [18] : 19
يمُت
ي
ثِ
َ
ۡل اَمِب ُم
َ
ل
ي
ع
َ
أ يم
ُ
كُّبَر
ْ
وا
ُ
ال
َ
ق
ِةَِيندَم
ي
ٱل
َ
َلِإ ِٓۦهِذَٰ َ
ه يم
ُ
ِكقِرَوِب م
ُ
كَدَح
َ
أ
ْ
آو
ُ
ثَعيٱب
َ
ف
ٓ
اَهُّي
َ
أ ير
ُ
نظَي
ي
ل
َ
ف
اًدَح
َ
أ يم
ُ
كِب
ذ
نَِرع
ي
شُي
َ
َلَو
ي
ف ذ
ط
َ
لَتَ ي
ۡلَو ُه
ي
ِنِم ٖقيزِرِب م
ُ
ِكت
ي
أَي
ي
ل
َ
ف اٗامَع َ
ط َٰ َ
َكيز
َ
أ
١٩