Dokumen ini membahas definisi, etiologi, diagnosis, komplikasi, dan manajemen ketuban pecah dini baik pada kehamilan aterm maupun preterm. Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, inspeksi vagina, dan USG. Manajemen bervariasi antara observasi, antibiotik, dan akselerasi persalinan tergantung usia kehamilan dan kondisi ibu janin.
Keguguran dapat berlaku karena faktor ibu, janin, atau genetik. Ada beberapa jenis keguguran seperti keguguran terancam, tak terelak, tak lengkap, tertinggal, dan tabiat. Gejala dan penanganannya berbeda untuk setiap jenis keguguran. Diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai diperlukan untuk mengelola keguguran dan mencegah komplikasi.
Ketuban pecah dini adalah kondisi di mana selaput ketuban pecah sebelum persalinan dimulai. Penyebabnya antara lain infeksi, kelemahan selaput, dan peningkatan tekanan intraamnion. Pengelolaannya bervariasi antara konservatif dan aktif tergantung usia kehamilan dan adanya komplikasi seperti infeksi. Komplikasi potensial meliputi infeksi dan persalinan prematur.
Dokumen tersebut membahas tentang ketuban pecah dini, yang didefinisikan sebagai pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan dimulai. Dokumen tersebut menjelaskan penyebab, gejala, diagnosis, penanganan, dan dampak ketuban pecah dini baik terhadap ibu maupun janin. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik, pengawasan infeksi, dan induksi persalinan tergantung usia kehamilan dan adanya komplikasi.
Dokumen ini membahas definisi, etiologi, diagnosis, komplikasi, dan manajemen ketuban pecah dini baik pada kehamilan aterm maupun preterm. Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, inspeksi vagina, dan USG. Manajemen bervariasi antara observasi, antibiotik, dan akselerasi persalinan tergantung usia kehamilan dan kondisi ibu janin.
Keguguran dapat berlaku karena faktor ibu, janin, atau genetik. Ada beberapa jenis keguguran seperti keguguran terancam, tak terelak, tak lengkap, tertinggal, dan tabiat. Gejala dan penanganannya berbeda untuk setiap jenis keguguran. Diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai diperlukan untuk mengelola keguguran dan mencegah komplikasi.
Ketuban pecah dini adalah kondisi di mana selaput ketuban pecah sebelum persalinan dimulai. Penyebabnya antara lain infeksi, kelemahan selaput, dan peningkatan tekanan intraamnion. Pengelolaannya bervariasi antara konservatif dan aktif tergantung usia kehamilan dan adanya komplikasi seperti infeksi. Komplikasi potensial meliputi infeksi dan persalinan prematur.
Dokumen tersebut membahas tentang ketuban pecah dini, yang didefinisikan sebagai pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan dimulai. Dokumen tersebut menjelaskan penyebab, gejala, diagnosis, penanganan, dan dampak ketuban pecah dini baik terhadap ibu maupun janin. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik, pengawasan infeksi, dan induksi persalinan tergantung usia kehamilan dan adanya komplikasi.
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan adalah perdarahan. Perdarahan dapat terjadi di setiap usia kehamilan. Sekitar 20% wanita hamil mengalami perdarahan pada awal kehamilan (hamil muda). Perdarahan pada hamil muda dapat disebabkan oleh bermacam-macam keadaan. Tetapi, yang paling sering adalah abortus. Penyebab lainnya adalah kehamilan ektopik dan mola hidatidosa.
Semoga artikel ini membantu :)
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nyAnnisa Rabbani
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kehamilan postterm. Ibu tersebut diinduksi dengan misoprostol dan oksitosin untuk memulai persalinan. Ibu kemudian masuk ke tahap aktif persalinan dan berhasil melahirkan.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya kulit ketuban sebelum proses persalinan berlangsung setelah kehamilan berusia 22 minggu. Hal ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada janin seperti kematian janin di dalam rahim, asfiksia, dan prematuritas, serta komplikasi pada ibu seperti infeksi dan perdarahan. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik, kortikosteroid untuk meningkatkan kematangan paru-
Dokumen tersebut membahas mengenai perdarahan antepartum (APB) yang merupakan masalah umum pada kehamilan. Ada beberapa penyebab APB seperti plasenta previa, solusio plasenta, dan vasa previa. Dokumen ini menjelaskan definisi, patogenesis, diagnosis, klasifikasi, tatalaksana, dan komplikasi masing-masing kondisi tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada ibu hamil yang mengalami abortus, meliputi definisi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan berbagai jenis abortus seperti abortus imminen, insipien, inkompletus, kompletus, habitualis, dan missed abortion. Dokumen tersebut juga membahas tentang komplikasi yang dapat timbul dan perawatan yang
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)dr. Rachel Sagrim
Beberapa faktor resiko yang dapat memperberat atau mempersulit kala III antara lain:
1. Faktor ibu (primipara, umur muda/tua, kurang gizi, hipertensi)
2. Faktor janin (prematur, makrosomia, kembar)
3. Faktor persalinan (persalinan dibantu, pendarahan dini, asfiksia janin)
4. Faktor plasenta (plasenta previa, plasenta akreta, vasa
Plasenta previa dan akreta merupakan komplikasi kehamilan berbahaya yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi. Penanganan yang tepat diperlukan untuk menurunkan angka kematian, seperti pengawasan ketat dan persalinan melalui operasi caesar pada umur kehamilan yang tepat.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai mekanisme persalinan normal yang meliputi definisi-definisi terkait, penyebab mulainya persalinan, berlangsungnya persalinan normal yang terdiri atas 4 kala, tanda-tanda dimulainya persalinan, dan langkah-langkah anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu bersalin untuk memastikan proses persalinan berjalan dengan aman.
Pasien mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan aterm dengan letak lintang dan riwayat sectio caesarea sebelumnya, yang mendapat tatalaksana observasi kondisi ibu dan janin serta pemberian antibiotik sebelum rencana sectio caesarea untuk persalinan.
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai mekanisme persalinan normal yang terdiri dari beberapa kala. Kala pertama dimulai dari pembukaan serviks hingga 10 cm dan terbagi atas fase laten dan aktif. Anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu diperlukan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan janin serta menentukan tindakan selanjutnya.
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan adalah perdarahan. Perdarahan dapat terjadi di setiap usia kehamilan. Sekitar 20% wanita hamil mengalami perdarahan pada awal kehamilan (hamil muda). Perdarahan pada hamil muda dapat disebabkan oleh bermacam-macam keadaan. Tetapi, yang paling sering adalah abortus. Penyebab lainnya adalah kehamilan ektopik dan mola hidatidosa.
Semoga artikel ini membantu :)
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nyAnnisa Rabbani
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kehamilan postterm. Ibu tersebut diinduksi dengan misoprostol dan oksitosin untuk memulai persalinan. Ibu kemudian masuk ke tahap aktif persalinan dan berhasil melahirkan.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya kulit ketuban sebelum proses persalinan berlangsung setelah kehamilan berusia 22 minggu. Hal ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada janin seperti kematian janin di dalam rahim, asfiksia, dan prematuritas, serta komplikasi pada ibu seperti infeksi dan perdarahan. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik, kortikosteroid untuk meningkatkan kematangan paru-
Dokumen tersebut membahas mengenai perdarahan antepartum (APB) yang merupakan masalah umum pada kehamilan. Ada beberapa penyebab APB seperti plasenta previa, solusio plasenta, dan vasa previa. Dokumen ini menjelaskan definisi, patogenesis, diagnosis, klasifikasi, tatalaksana, dan komplikasi masing-masing kondisi tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada ibu hamil yang mengalami abortus, meliputi definisi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan berbagai jenis abortus seperti abortus imminen, insipien, inkompletus, kompletus, habitualis, dan missed abortion. Dokumen tersebut juga membahas tentang komplikasi yang dapat timbul dan perawatan yang
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)dr. Rachel Sagrim
Beberapa faktor resiko yang dapat memperberat atau mempersulit kala III antara lain:
1. Faktor ibu (primipara, umur muda/tua, kurang gizi, hipertensi)
2. Faktor janin (prematur, makrosomia, kembar)
3. Faktor persalinan (persalinan dibantu, pendarahan dini, asfiksia janin)
4. Faktor plasenta (plasenta previa, plasenta akreta, vasa
Plasenta previa dan akreta merupakan komplikasi kehamilan berbahaya yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi. Penanganan yang tepat diperlukan untuk menurunkan angka kematian, seperti pengawasan ketat dan persalinan melalui operasi caesar pada umur kehamilan yang tepat.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai mekanisme persalinan normal yang meliputi definisi-definisi terkait, penyebab mulainya persalinan, berlangsungnya persalinan normal yang terdiri atas 4 kala, tanda-tanda dimulainya persalinan, dan langkah-langkah anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu bersalin untuk memastikan proses persalinan berjalan dengan aman.
Pasien mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan aterm dengan letak lintang dan riwayat sectio caesarea sebelumnya, yang mendapat tatalaksana observasi kondisi ibu dan janin serta pemberian antibiotik sebelum rencana sectio caesarea untuk persalinan.
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai mekanisme persalinan normal yang terdiri dari beberapa kala. Kala pertama dimulai dari pembukaan serviks hingga 10 cm dan terbagi atas fase laten dan aktif. Anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu diperlukan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan janin serta menentukan tindakan selanjutnya.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
2. Definisi
S Ketuban Pecah Dini (KPD) atau Ketuban Pecah
Sebelum Waktunya (KPSW) :
S keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
terdapat tanda-tanda persalinan.
S Bila ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37
minggu disebut KPD Prematur (Preterm
Premature Rupture of Membrane)
Departemen Obstetri & Ginekologi FK-
Unhas
3. Departemen Obstetri & Ginekologi FK-
Unhas
S 6-19% & 2 % pada persalinan preterm dari seluruh
kehamilan
S 30 – 40% persalinan prematur didahului oleh pecah
ketuban.
S Saat ketuban pecah, 50% ibu akan mengalami
persalinan secara spontan dalam 24 jam dan 80%
akan memulai persalinan dalam 48 jam
4. Etiologi & faktor risiko
S Infeksi , contoh : infeksi saluran kemih berulang, BV
S Trauma, contoh : amniosentesis, pemeriksaan panggul atau
koitus
S Inkompetensia serviks
S Kelainan letak atau presentasi janin
S Peningkatan tekanan intrauterin, contoh : kehamilan ganda dan
hidramnion
S Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen
S Merokok Departemen Obstetri & Ginekologi FK-
Unhas
5. Patofisiologi
Departemen Obstetri & Ginekologi FK-
Unhas
Apoptosis komponen seluler membran
Peningkatan enzim protease di membran dan cairan keruban
Pecah ketuban
Matrix metaloproteinase (MMP)
Tissue inhibitor of
Matrix metaloproteinase (TIMP)
Kekuatan selaput ketuban ditentukan oleh matriks ekstraseller &
Colagen interstisial
7. Diagnosis
Departemen Obstetri & Ginekologi FK-
Unhas
Anamnesis : riwayat pelepasan air pervaginam,
banyak/sedikit-sedikit
Inspekulo : tampak kumpulan cairan ketuban di vagina
atau keluar air melalui kanalis servikalis
8. Departemen Obstetri & Ginekologi FK-
Unhas
pH air ketuban : basa (7,1 – 7,3)
Tes Nitrazin / tes lakmus
Tes Fern : gambaran daun pakis
USG : nilai air ketuban, bagian terendah janin, usia kehamilan
air ketuban sedikit bila pengukuran satu kantong
< 2 cm
Darah, semen, antiseptik, BV
Hasil positif palsu
Leukosit darah : . 15.000/mm3 : infeksi
9. Diagnosis banding
S Inkontinensia urin
S Vaginitis
S Leukorea : kelenjar serviks menjadi
overaktif selama kehamilan
Departemen Obstetri & Ginekologi FK-
Unhas
11. Departemen Obstetri & Ginekologi FK-
Unhas
Konservatif
Syarat :
S Tidak ada tanda-tanda infeksi maternal
dan gawat janin
S Umur kehamilan kurang dari 37
minggu.
12. Departemen Obstetri & Ginekologi FK-
Unhas
Tindakan :
• Tirah baring hingga air ketuban berhenti mengalir
• Antibiotik profilaksis :
• injeksi ampisilin 2 gram diikuti dengan 4x1gram
ampisilin injeksi dalam 48 jam dilanjutkan :
• eritromisin 4x250mg oral dalam 10 hari
• amoksisilin oral 3x250mg dalam 5 hari sebelum
janin lahir.
• Penggunaan broad spectrum dapat dipertimbangkan
misalnya golongan sefalosporin
• Pemberian tokolitik (bila ada konstraksi uterus) dan
pemberian kortikosteroid (pematangan fungsi paru janin)
13. Departemen Obstetri & Ginekologi FK-
Unhas
Aktif
Syarat :
• Umur Kehamilan aterm (≥37 minggu)
• Terdapat tanda-tanda infeksi maternal maupun
gawat janin
14. Departemen Obstetri & Ginekologi FK-
Unhas
• Observasi tanda-tanda inpartu dan kesejahteraan
janin
• Jangan melakukan PDV, kecuali bila sudah ada
tanda-tanda persalinan.
• Bila ada tanda-tanda infeksi, gawat janin maka
dilakukan terminasi kehamilan
15. Departemen Obstetri & Ginekologi FK-
Unhas
Tindakan :
S Terminasi kehamilan dengan induksi/akselerasi
persalinan
S Seksio sesaria dilakukan bila gagal
induksi/akselerasi persalinan.
S Antibiotik broad spectrum
16. KORIOAMNIOTIS
Kavum uteri : steril dapat terjadi infeksi asenderen dari
vagna melalui serviks
Prostaglandin kontraksi
Menyebabkan kelemahan amnion ketuban pecah dini
Departemen Obstetri & Ginekologi FK-
Unhas
Infeksi di koriodesidua dan amnion
17. Gejala
S Demam
S Leukositosis : bila hanya terjadi leukositosis tanpa
demam, diagnosis dipertimbangkan
S Pantau :
S takikardia ibu dan janin
S Kontraksi uterus
S Vaginal discharge foetor atau tidak
Departemen Obstetri & Ginekologi FK-
Unhas
18. Penanganan
S Antibiotik : ampisilin, amoksisilin + eritromisin
S Kortikosteroid untuk pematangan paru tidak diaberikan
bila terdapat korioamnionitis
Departemen Obstetri & Ginekologi FK-
Unhas
19. Komplikasi
S Sepsis
S Respiratory distress syndrome
S Kejang
S Perdarahan intraventrikuler
S Leukomalasia periventrikuler
Departemen Obstetri & Ginekologi FK-
Unhas