3. 1. Suku Bangsa di Indonesia
2. Terletak di daerah Pesisir barat Pulau
Sumatera
3. Garis Keturunan bersifat Matrilineal
(garis keturunan Ibu)
4. Terkenal dengan gotong royong dan
musyawarah mufakat
Apa yang
diketahui tentang
Minagkabau?
4. PEMIMPIN DALAM MINANGKABAU
Didahulukan salangkah,
ditinggikan sarantiang
Supaya jangan terlalu berjarak
dengan pemimpinnya.
supaya jangan ada pemisah antara
pemimpin dengan yang dipimpinnya.
5. PENGHULU
• Merupakan sebutan kepada "ninik mamak" pemangku
adat yang bergelar 'Datuk'.
• Penghulu berkedudukan sebagai pemimpin adat dalam
masyarakat. Berdasarkan pepatah : luhak nan
bapanghulu
• Pemimpin bagi anak dan kemenakannya.
6. FUNGSI PENGHULU
1. Memerintah dan membimbing
anak dan kemenakan.
2. Menyelesaikan perselisihan dalam
kaumnya.
1. Sebagai pemimpin, yang diangkat
kaumnya
2. Sebagai pelindung, bagi kaumnya
3. Sebagai hakim, yang memutuskan
silang sengketa dalam kaum
PERAN PENGHULU
7. Tambo Minangkabau adalah sebuah karya sastra sejarah,
menceritakan asal-usul suku bangsa serta adat istiadat negeri
Minangkabau.Fungsinya adalah : mengukuhkan aturan adat,
dan mengukuhkan kedudukan penghulu.
PEMIMPIN DALAM TAMBO MINANGKABAU
8. a. Sultan Sri Maharajo Dirajo
b. Cati Bilang Pandai
c. Datuak Suri Dirajo
d. Indo Jati
TOKOH PENGHULU DALAM TAMBO MINANGKABAU
9. a. Sultan Sri Maharajo Dirajo
1) Raja Minangkabau yang pertam
2) Anak dari Raja Iskandar Zulkarnain
3) Disebut Daulat yang Dipertuan (Raja yang kedudukannya tinggi)
4) Tanda Kebesaran : emas sejata-jati, ayu kamat, tenun sangsita, dan
pedang curik semandang giri
10. b. Cati Bilang Pandai
• Merupakan seorang rakyat biasa, namun pandai, terampil, dan banyak
ilmu.
• Cati berasal dari kata Sanskerta, yaitu = centri atau cetrya yang
berarti kesatria , orang hebat, perkasa
• Bilang pandai , artinya orang yang terkenal karena pandainya.
• Bapak dari Datuak Parpatiah Sabatang.
11. c. Datuak Suri Dirajo
1) Merupakan seorang yang bijaksana, sering memberi petunjuk,
nasihat dan pendapat.
2) Merupakan Mamak dari Dt, Katumangguangan dan Dt. Parpatiah
Nan Sabatang
12. d. Indo Jati
1) Indo jati artinya Indra Sejati, merupakan putri keindraan.
13. Kepemimpinan Para Penghulu
Berawal dari musyawarh Ninik Sri Maharaja Diraja dengan Dt. Suri
Dirajo dan Cati Bilang Pandai serta segala orang banyak dari kampung
Pariangan dan padang Panjang di Balai Sarung.
Tujuan diadakan musyawarah :
Adalah untuk memilih orang yang akan memerintah dan menghukum
di bawah raja.
Menurut prinsip adat Minangkabau :
Digadangkan makonyo gadang
Tumbuahnyo ditanam, tingginyo dianjuang, gadangnyo diamba”
15. Maksudnya sebuah keputusan yang merupakan hasil suara
orang banyak yang disebut ‘Sakato’.
“…maka mufakatlah segala isi alam, menunjukkan bahwa
mufakat yang dilaksana bukan hanay musyawarah orang-
orang besar tetapi adakalnya dihadiri oleh semua lapisan
masyarakat.
1. Gemar Bermufakat
16. Pepatah Minang “tapuang jan taserak, rambuik jan putuih”.
Maksudnya adalah :
Pemimpin sangatlah pandai mempergunakan sesuatu
menurut sifat dan keadaanya (melihat situasi dan kondisi).
2. Bijaksana
Pemimpin tidak boleh melakukan tindakan yang sewenang-wenang
Seorang pemimpin dapat didaulat, disanggah, dan diganggu gugat.
17. B. RELEVANSI KEPEMIMPINAN MASA DAHULU DAN MASA KINI
PERSAMAAN :
• Masih mengokohkan penghulu
sebagai orang yang tinggi dianjung
dan besar dipeliharanya
• Masih menanamkan nilai-nilai moral
kepemimpinan, yaitu : bijaksana, adil,
memegang teguh azas mufakat.
PERBEDAAN MASA KINI :
• Penghulu hanya seorang laki-laki yang dituakan.
Maksudnya tidak lagi mengurus masyarakat luas.
• Penghulu mengurus saudara dan kemenakan dalam
masalah harta pusaka. Terutama kemenakan perempuan
• Pembagian harta pusaka dilakukan oleh penghulu dan
ada juga oleh ninik mamak ( Saudara Laki-laki ibu) yang
dituakan.
18. 1. Pewaris perempuan tidak memiliki anak perempuan
Tiga faktor laki-laki mendapatkan pusaka tinggi :
2. Ketimpangan ekonomi
3. Kemenakan perempuan ikut suaminya merantau
19. KESIMPULAN
Kepemimpinana beberapa penghulu itu adalah bentuk
kepemimpinan yang ideal di Minangkabau , berkarismatik,
dan berorientasi pada adat tradisi.
Mereka senantiasa melakukan mufakat dalam hal apapun.
Disamping itu, senantiasa dikenal dengan kebijaksanaannya.
Memegang teguh manah masyarakatnya, memperhatikan
kelanjutan hidup masyarakat, mencari hal yang terbaik untuk
masyarakat demi kehidupan masa depan.