Dokumen tersebut membahas sistem manajemen pemeliharaan gedung di rumah sakit dengan tiga pendekatan, yaitu sebagai manajemen teknik, manajemen teknik dan operasional utilitas, serta manajemen teknik yang meliputi operasional utilitas dan pelayanan teknis. Dokumen ini juga menjelaskan organisasi, SDM, aktivitas, dan kontrol yang dibutuhkan untuk masing-masing pendekatan.
Sistem pengendalian intern (SPI) merupakan struktur organisasi dan prosedur yang dirancang untuk menjaga aset perusahaan, mengecek akurasi data akuntansi, dan mendorong efisiensi serta kepatuhan terhadap kebijakan manajemen. SPI mencakup pengendalian akuntansi, pengendalian sistem informasi, serta pengendalian administrasi untuk mencapai tujuan tersebut. Unsur penting SPI antara lain struktur organisasi yang memisahkan tanggung jaw
Sistem pengendalian intern (SPI) merupakan struktur organisasi dan prosedur yang dirancang untuk menjaga aset perusahaan, mengecek akurasi data akuntansi, dan mendorong efisiensi serta kepatuhan terhadap kebijakan manajemen. SPI mencakup pengendalian akuntansi, pengendalian sistem informasi, serta pengendalian administrasi untuk mencapai tujuan tersebut. Unsur penting SPI antara lain struktur organisasi yang memisahkan tanggung jaw
Audit SMK3 dilakukan untuk menilai kritis dan sistematis pengendalian potensi bahaya di perusahaan, memastikan pelaksanaan K3 sesuai peraturan, dan menentukan langkah perbaikan. Audit mencakup tinjauan dokumen, wawancara, dan observasi lapangan untuk mengumpulkan bukti yang dievaluasi terhadap kriteria audit.
Dokumen tersebut membahas tentang organisasi dan pengelolaan bengkel, termasuk tujuan pembentukan organisasi bengkel, struktur organisasi, ruang lingkup tugas, dan aspek-aspek penting pengelolaan bengkel seperti perencanaan fasilitas, pengawasan bahan, pemeliharaan rekaman, keselamatan, dan pengelolaan tenaga kerja. Dokumen tersebut juga membahas tentang pencegahan kecelakaan di bengkel dan peratur
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen sarana prasarana dan alat kesehatan di puskesmas, meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, pengoperasian, pemeliharaan, penghapusan, dan aplikasi ASPAK."
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini membahas pemeliharaan dan servis transmisi manual pada kelas XI semester 3 di SMK RISTEK KIKIN JAKARTA. Materi ajar mencakup prinsip kerja, bagian-bagian, dan langkah-langkah pemeliharaan transmisi manual sesuai standar operasional prosedur dan peraturan keselamatan. Siswa akan mempelajari teori dan praktek pemeliharaan transmisi manual untuk mencapai tujuan pem
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Teknik Kendaraan Ringan ini membahas tiga topik utama yaitu penggunaan dan pemeliharaan peralatan bengkel, pembongkaran dan perbaikan ban, serta penanganan komponen secara manual. Dokumen ini memberikan panduan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi tujuan, materi, metode, dan penilaian pembelajaran."
Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan prasarana sungai yang meliputi pemeliharaan fisik bangunan sungai, pos pemantau hidrologi, dan prasarana penunjang kegiatan operasi dan pemeliharaan sungai."
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Tahap Pra Konstruksi (Persiapan)Joy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Dokumen ini membahas persiapan pekerjaan bangunan gedung yang meliputi perencanaan sumber daya manusia, keuangan, dan keamanan. Komunikasi yang baik antara manajemen dengan pekerja lapangan, serta penerapan metode dan jadwal kerja yang tepat diperlukan untuk menjalankan proyek sesuai rencana.
Audit SMK3 dilakukan untuk menilai kritis dan sistematis pengendalian potensi bahaya di perusahaan, memastikan pelaksanaan K3 sesuai peraturan, dan menentukan langkah perbaikan. Audit mencakup tinjauan dokumen, wawancara, dan observasi lapangan untuk mengumpulkan bukti yang dievaluasi terhadap kriteria audit.
Dokumen tersebut membahas tentang organisasi dan pengelolaan bengkel, termasuk tujuan pembentukan organisasi bengkel, struktur organisasi, ruang lingkup tugas, dan aspek-aspek penting pengelolaan bengkel seperti perencanaan fasilitas, pengawasan bahan, pemeliharaan rekaman, keselamatan, dan pengelolaan tenaga kerja. Dokumen tersebut juga membahas tentang pencegahan kecelakaan di bengkel dan peratur
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen sarana prasarana dan alat kesehatan di puskesmas, meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, pengoperasian, pemeliharaan, penghapusan, dan aplikasi ASPAK."
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini membahas pemeliharaan dan servis transmisi manual pada kelas XI semester 3 di SMK RISTEK KIKIN JAKARTA. Materi ajar mencakup prinsip kerja, bagian-bagian, dan langkah-langkah pemeliharaan transmisi manual sesuai standar operasional prosedur dan peraturan keselamatan. Siswa akan mempelajari teori dan praktek pemeliharaan transmisi manual untuk mencapai tujuan pem
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Teknik Kendaraan Ringan ini membahas tiga topik utama yaitu penggunaan dan pemeliharaan peralatan bengkel, pembongkaran dan perbaikan ban, serta penanganan komponen secara manual. Dokumen ini memberikan panduan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi tujuan, materi, metode, dan penilaian pembelajaran."
Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan prasarana sungai yang meliputi pemeliharaan fisik bangunan sungai, pos pemantau hidrologi, dan prasarana penunjang kegiatan operasi dan pemeliharaan sungai."
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Tahap Pra Konstruksi (Persiapan)Joy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Dokumen ini membahas persiapan pekerjaan bangunan gedung yang meliputi perencanaan sumber daya manusia, keuangan, dan keamanan. Komunikasi yang baik antara manajemen dengan pekerja lapangan, serta penerapan metode dan jadwal kerja yang tepat diperlukan untuk menjalankan proyek sesuai rencana.
Similar to KAJIAN PEMELIHARAAN GEDUNG SISTEM CLUSTER PARIPURNA.pptx (20)
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
2. Latar Belakang
• Setiap sarana dan prasarana yang berada di RS harus selalu dipelihara
secara rutin
• Bangunan RS dan beserta isinya merupakan bagian dari sarana dan
prasarana
• Tujuannya adalah, mempertahankan kualitas dan fasilitas dalam
menunjang pelayanan, memperpanjang usia pakai, serta menjaga
aspek keselematan pasien
3. Regulasi
• UU 36/2009 tentang Kesehatan
• UU 44/2014 tentang RS
• Permenkes 24/2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan
Prasarana RS
• Permen PU 29/2006 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
4. SISTEM MANAJEMEN PEMELIHARAAN
GEDUNG
• Dipengaruhi kompleksitas bangunan yang meliputi luas dan dimensi
bangunan, sistem bangunan yang digunakan, teknologi yang diterapkan,
serta aspek teknis dan nonteknis lainnya, contoh:
1. Ukuran fisik bangunan
2. Jumlah Bangunan
3. Jarak antar Bangunan
4. Model transportasi yang digunakan pemeliharaan
5. Kinerja produksi
6. Jenis peralatan dan perlengkapan
7. Jenis dan fungsi bangunan
5. ORGANISASI PEMELIHARAAN BANGUNAN
Agar efisien dan efektif :
1. Seluruh personel mempunyai tugas, tanggung jawab, dan
wewenang jelas dan terukur
2. Seluruh personel merupakan tenaga handal dan terampil, terlatih
dan sudah siap pakai
6. STRUKTUR ORGANISASI
• Dipimpin oleh manajer gedung
• Minimal memiliki 4 bagian/divisi : Keteknisian, layanan pelanggan,
administrasi dan keuangan
• Bagian keteknisian mempunyai supervisor/penyelia
• Bagian lain dibantu oleh staf
• Setiap supervisor/penyelia mempunyai tim pelaksana
8. KEBUTUHAN SDM
1. Tenaga Ahli/Terampil
- Tenaga ahli/terampil yang memiliki kompetensi keahlian atau
keterampilan pemeliharaan gedung sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
2. Penyelia/Supervisor
- Kualifikasi minimal S1 Teknik Sipil atau Arsitektur
9. TIM PELAKSANA
Jumlah disesuaikan dengan luasan bangunan, volume pekerjaan,
ataupun analisis beban kerja, contoh :
1 manajer pemeliharaan mempunyai 3-5 penyelia/supervisi.
1 orang maintenance engineer untuk setiap 30-70 pekerja.
1 orang adminitrasi untuk setiap 100 pekerja
10. WAKTU KEGIATAN
1. Untuk kerusakan di area yang bisa mengganggu aktivitas kantor,
maka perbaikan harus dilaksanakan di luar jam kerja atau saat
ruangan tidak dipakai untuk kerja dengan seizin Pemberi Tugas.
2. Untuk kerusakan di luar area yang ditempati karyawan atau area
yang tidak mengganggu aktivitas kantor, maka perbaikan boleh
dilaksanakan pada jam kerja kantor dengan seizin Pemberi tugas.
11. SISTEM KONTROL PEMELIHARAAN
• Rencana dan Jadwal Pemeliharaan
• Sistem surat perintah kerja
• Inventarisasi peralatan kerja dan material
• Log book
• Log Sheet
• Kartu Service
• Standar Prosedur
12. MANAJEMEN PEMELIHARAAN GEDUNG IPSRS
Berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan IPSRS tahun 2018 yang
dikeluarkan Ditjen Fasyankes Kemenkes RI Tupoksi IPSRS dapat
digolongkan menjadi 3 fungsi :
1. Sebagai Manajemen Teknik
2. Sebagai Manajemen Teknik dan Operasional Peralatan Utilitas
3. Sebagai Manajemen Teknik, Operasional Peralatan Utilitas dan
Pelayanan Teknis
13. TUPOKSI MANAJEMEN TEKNIK
• Melaksanakan tugas manajemen Teknik
• Perencanaan
• Pengolahan Data
• Pengawasan
• Monitoring dan Evaluasi serta koordinasi dengan unit lait
14. TUPOKSI OPERASIONAL PERALATAN UTILITAS
• Melaksanakan operasional peralatan utilitas dan melakukan
pemeliharaan preventif peralatan utilitas
15. TUPOKSI PELAYANAN TEKNIS
• Melakukan pemeliharaan dan perbaikan fasilitas RS
• Penerapan norma Keselamatan Kerja
• Pengujian fasilitas dan kualitas prasaranan
16. SISTEM MANAJEMEN TEKNIK
PLUS MINUS
1. Jumlah SDM yang tidak terlalu banyak 1. Tidak mempunyai pelaksana teknis
2. Perencanaan anggaran dapat terukur 2. Anggaran harus dipersiapkan lebih besar
3. Sistem manajerial teknis tersusun baik 3. Respon lebih lambat
17. SISTEM MANAJEMEN TEKNIK DAN
OPERASIONAL PERALATAN UTILITAS
PLUS MINUS
1. Adanya SDM yang dilengkapi dengan pelaksana di
utilitas
1. SDM sedikit lebih banyak dibandingkan dengan
sistem manajemen
2. Respon lebih cepat dalam pemeliharaan utilitas 2. Porsi besar pelaksana teknis untuk pemeliharaan
tetap dilaksankan oleh pihak ke III
3. SDM yang diibutuhkan benar-benar ahli dalam
pengelolaan peralatan utilitas
3. SDM yang khusus kompetensi operasional utilitas
dengan sertifikat sulit dicari