SlideShare a Scribd company logo
Resume Singkat
Intestinal parasitic infections in HIV/AIDS patients
presenting with diarrhoea in Jakarta, Indonesia
NISA FAUZIAH
Introduction
Infeksi pada orang yang terinfeksi HIV dapat menurunkan QOL dan rentang usia, terutama pada individu dengan keadaan
imunosupresi parah dengan hitung limfosit-T CD4 + <200 sel / mm3.
Tingkat kejadian HIV di Indonesia sedang pesat , namun data saat ini diduga under reported( data saat ini : masyarakat
Indonesia menunjukkan 190.000 orang hidup dengan HIV / AIDS dan lebih dari 4 juta Orang Indonesia berisiko tinggi tertular
HIV, termasuk klien pekerja seks (3,1 juta) dan pasanganklien pekerja seks 1,8 juta )Data dari Klinik HIV, Cipto RS
Mangunkusumo, terindikasi diare yang menahun adalah presentasi ketiga yang paling umum
Kondisi HIV menjadi faktor predisposisi diare parah dan berkepanjangan akibat infeksi termasuk parasite usus yang menjadi
penyebab morbiditas yang signifikan, hubungannya adalah dengan jumlah CD4 + yang rendah.
Parasit oportunistik diantaranya : Cryptosporidium spp., Strongyloides stercoralis dan mikrosporidia dapat menyebar ke
berbagai organ, termasuk saluran bronkia, empedu dan hati, menghasilkan gejala khusus untuk organ yang terkena.
Infeksi parasit diketahui sebagai penyebab diare kronis pada HIV / AIDS dan dapat
menyebabkan morbiditas yang signifikan dan Kematian pada individu HIV
Deteksi dan pengobatan efektif adalah komponen penting yang mengurangi komplikasi
penyakit dan memperpanjang umur.
Musim dapat mempengaruhi penularan parasit protozoa, khususnya Cryptosporidium spp.
dan Cyclospora.
Keduanya dihubungkan dengan keadaan hangat atau musim hujan, bergantung pada lokasi
geografis,
Cyclospora cayetanensis adalah penyebab protozoa utama diare pada penduduk asing
dewasa selama musim hujan di Indonesia.
Untuk menyelidiki pengaruh musim pada presentasi pasien ke klinik HIV, tanggal kunjungan
pasien diare ke klinik HIV dicatat sehubungan dengan musim hujan (Oktober-Maret)
ataumusim kemarau (April — September).
Tujuan Penelitian
-Menginvestigasi kejadian infeksi parasit intestinal pada pasien HIV/AIDS dengan diare kronis
sebelum diberikan terapi antiretroviral di Indonesia
-Pengaruh usia, jumlah sel CD4+ , dan musim Terhadap kejadian infeksi Parasit
Material dan metode
Desain studi :
Penelitian deskriptif dengan pengambilan sampel menggunakan metode cross-sectional, prospektif.
Waktu studi:
Proses sampling selama 29 bulan yaitu periode (November 2004 sampai Maret 2007).
Tempat Studi:
Sampel tinja pasien RSCM diambil dan dikirim dan diperiksa diDepartemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia untuk
dilakukan pemeriksaan lab standar untuk parasit usus, Mycobacterium tuberculosis, dan virus hepatitis B dan C.
Kriteria Inklusi:
Pasien berusia 5 tahun sampai 55 tahun, dengan HIV yang dikonfirmasi di laboratorium dan mengalami diare selama> 4 minggu
Sebanyak 318 pasien
Semua pasien HIV diberi resep kotrimoksazol sebagai profilaksis untuk toksoplasmosis dan Pneumocystis pneumonia dan penderita
orofaringeal
Kandidasis diobati dengan flukonazol
Pemeriksaan CD4 +
Jumlah CD4 + ditentukan oleh flow sitometri (BD FACSCalibur; BD Biosciences, Franklin Lakes, NJ, USA) di dua Pusat HIV / AIDS Jakarta (RS
Cipto Mangunkusumo dan PT Rumah Sakit Kanker Dharmais), sesuai rekomendasi WHO.
Pemeriksaan Parasitologi
-Sampel tinja dianalisis dari setiap individu, tanpa metode konsentrasi, menggunakan yodium Lugol.
-Setiap sampel ditempatkan pada tiga slide terpisah dan dianalisis oleh tiga ahli mikroskop terlatih di Departemen Parasitologi,
- dua sampel smear tanpa konsentrasi dikeringkan dengan udara, difiksasi dengan metanol dan diwarnai menggunakan teknik tahan asam
termodifikasi untuk mendeteksi Cryptosporidium spp., Isospora belli dan C. cayetanensis.
tidak dicari karena bahan untuk smear tidak tersedia di Indonesia pada saat itu.
Analisis Statistik
Menggunakan statistik SPSS versi 12.0 (SPSS Inc., Chicago, IL, USA).
-Analisis bivariat dilakukan untuk menyelidiki hubungan antara kejadian parasitisme dan usia, variasi musiman dan CD4 +
hitungan. Nilai P <0,05 dianggap signifikan.
Hasil
Sebagian besar sampel (94,5%) berasal dari
laki-laki berusia 21-40 tahun dengan jumlah
CD4 + ≤50 sel / mm3.
Parasit ditemukan pada 84,3% sampel
(spesies tunggal infeksi, 71,4%;
poliparasitisme, 12,9%), dengan patogen
protozoa paling sering terjadi.
Cryptosporidium (4,9%), Cyclospora
cayetanensis (4,5%) dan Giardia duodenalis
(1,9%)
infeksi tunggal yang paling sering adalah
Blastocystis hominis (72,4%)
Cryptosporidium dan C. cayetanensis terjadi
pada 11,9% dan 7,8% dari semua (tunggal
dan campuran) .
Koinfeksi yang paling umum adalah dengan
B. hominis dan Cryptosporidium (6,3%).
Patogen protozoa usus terdeteksi lebih
sering pada kasus dengan CD4 + hitungan
≤200 / mm3.
Hasil
Diskusi
Parasit protozoa usus yang paling sering ditemukan di penelitian adalah Blastocystis, Cryptosporidium, Cyclospora
dan Giardia. Penelitian lain mengidentifikasi parasite protozoa, terutama coccidia, sebagai parasit yang dominan
dalam kasus HIV dengan diare.
Parasit usus yang diakui sebagai oportunistik, termasuk Cryptosporidium spp., I. belli dan S. stercoralis, semuanya
terdeteksi di kelompok kami. Pada beberapa penelitian lain Cryptosporidium sp. (11,9%) dan C. cayetanensis
(7,8%) adalah patogen yang paling sering diidentifikasi, baik sebagai infeksi tunggal atau campuran.
Proporsi orang dari setiap kelompok yang negative infeksi parasiut usus tidak dilakukan analisis mikroorganisme
lainnya karena keterbatasan BHP dan metode spesifik yang harus dilakukan . Pada penelitian lain dilakukan
Kelangkaan cacing usus terdeteksi mungkin mencerminkan daerah tangkapan dari individu yang dipelajari,
yang perkotaan bukan pedesaan, bukan diasumsikan bahwa kemampuan protozoa mengalahkan cacing untuk
lingkungan usus.
Insiden helminthiasis yang tinggi pada anak-anak sekolah di daerah padat penduduk dan daerah kumuh di Jakarta,
tetapi tidak pada orang dewasa.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Tidak ada hubungan antara musim dan kejadian infeksi parasite usus pada penderita HIV
Parasit usus harus dicari secara rutin dalam kelompok individu ini. Idealnya, satu sampel
diperiksa tiga hari berturut-turut kemudian dianalisis.
Kasus positif seharusnya diobati untuk mengurangi komplikasi dan kemungkinan terjadinya
penularan ke manusia rentan lainnya, termasuk pengasuh dan kontak keluarga.
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to Journal reading_Parasit Usus Pada HIV - Copy.pptx

Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
Sri Nala
 
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan TypoidAsuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid
lolosin
 
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
pjj_kemenkes
 
5_Infeksi_nosokomial.ppt
5_Infeksi_nosokomial.ppt5_Infeksi_nosokomial.ppt
5_Infeksi_nosokomial.ppt
muhammadimron53
 
What is Epidemic?
What is Epidemic?What is Epidemic?
What is Epidemic?
Mohd Farhan Ismail
 
Tifoid
TifoidTifoid
HIV_DALAM_KEHAMILAN.pptx
HIV_DALAM_KEHAMILAN.pptxHIV_DALAM_KEHAMILAN.pptx
HIV_DALAM_KEHAMILAN.pptx
ssuserafc4c11
 
ILTB DAN TPT TBC.pptx
ILTB DAN TPT TBC.pptxILTB DAN TPT TBC.pptx
ILTB DAN TPT TBC.pptx
Iman Hartiwarman
 
Tuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada GinjalTuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada Ginjal
Phil Adit R
 
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
Hury Tinus
 
Konsep hiv
Konsep hivKonsep hiv
Konsep hiv
AnggaN7
 
Makalah isk
Makalah iskMakalah isk
Makalah isk
Putra Samuda
 
HIV AIDS
HIV AIDSHIV AIDS
HIV AIDS
Asyifa Adawiyah
 
FAKTOR_FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI.pptx
FAKTOR_FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI.pptxFAKTOR_FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI.pptx
FAKTOR_FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI.pptx
GinaRevanaDwiAprilia
 
Ppt hazard biologi virus
Ppt hazard biologi virusPpt hazard biologi virus
Ppt hazard biologi virusIda Saumi
 
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih
FahmiIkhtiar
 

Similar to Journal reading_Parasit Usus Pada HIV - Copy.pptx (20)

Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan TypoidAsuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid
 
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
 
5_Infeksi_nosokomial.ppt
5_Infeksi_nosokomial.ppt5_Infeksi_nosokomial.ppt
5_Infeksi_nosokomial.ppt
 
Kelompok 11
Kelompok 11Kelompok 11
Kelompok 11
 
What is Epidemic?
What is Epidemic?What is Epidemic?
What is Epidemic?
 
Tifoid
TifoidTifoid
Tifoid
 
HIV_DALAM_KEHAMILAN.pptx
HIV_DALAM_KEHAMILAN.pptxHIV_DALAM_KEHAMILAN.pptx
HIV_DALAM_KEHAMILAN.pptx
 
ILTB DAN TPT TBC.pptx
ILTB DAN TPT TBC.pptxILTB DAN TPT TBC.pptx
ILTB DAN TPT TBC.pptx
 
Tuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada GinjalTuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada Ginjal
 
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
 
Konsep hiv
Konsep hivKonsep hiv
Konsep hiv
 
Makalah isk
Makalah iskMakalah isk
Makalah isk
 
Asuhan keperawatan klien dengan tb paru
Asuhan keperawatan klien dengan  tb paruAsuhan keperawatan klien dengan  tb paru
Asuhan keperawatan klien dengan tb paru
 
HIV
HIVHIV
HIV
 
HIV AIDS
HIV AIDSHIV AIDS
HIV AIDS
 
FAKTOR_FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI.pptx
FAKTOR_FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI.pptxFAKTOR_FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI.pptx
FAKTOR_FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI.pptx
 
Ppt hazard biologi virus
Ppt hazard biologi virusPpt hazard biologi virus
Ppt hazard biologi virus
 
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih
 

Recently uploaded

Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 

Recently uploaded (19)

Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 

Journal reading_Parasit Usus Pada HIV - Copy.pptx

  • 1. Resume Singkat Intestinal parasitic infections in HIV/AIDS patients presenting with diarrhoea in Jakarta, Indonesia NISA FAUZIAH
  • 2.
  • 3. Introduction Infeksi pada orang yang terinfeksi HIV dapat menurunkan QOL dan rentang usia, terutama pada individu dengan keadaan imunosupresi parah dengan hitung limfosit-T CD4 + <200 sel / mm3. Tingkat kejadian HIV di Indonesia sedang pesat , namun data saat ini diduga under reported( data saat ini : masyarakat Indonesia menunjukkan 190.000 orang hidup dengan HIV / AIDS dan lebih dari 4 juta Orang Indonesia berisiko tinggi tertular HIV, termasuk klien pekerja seks (3,1 juta) dan pasanganklien pekerja seks 1,8 juta )Data dari Klinik HIV, Cipto RS Mangunkusumo, terindikasi diare yang menahun adalah presentasi ketiga yang paling umum Kondisi HIV menjadi faktor predisposisi diare parah dan berkepanjangan akibat infeksi termasuk parasite usus yang menjadi penyebab morbiditas yang signifikan, hubungannya adalah dengan jumlah CD4 + yang rendah. Parasit oportunistik diantaranya : Cryptosporidium spp., Strongyloides stercoralis dan mikrosporidia dapat menyebar ke berbagai organ, termasuk saluran bronkia, empedu dan hati, menghasilkan gejala khusus untuk organ yang terkena.
  • 4. Infeksi parasit diketahui sebagai penyebab diare kronis pada HIV / AIDS dan dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan dan Kematian pada individu HIV Deteksi dan pengobatan efektif adalah komponen penting yang mengurangi komplikasi penyakit dan memperpanjang umur. Musim dapat mempengaruhi penularan parasit protozoa, khususnya Cryptosporidium spp. dan Cyclospora. Keduanya dihubungkan dengan keadaan hangat atau musim hujan, bergantung pada lokasi geografis, Cyclospora cayetanensis adalah penyebab protozoa utama diare pada penduduk asing dewasa selama musim hujan di Indonesia. Untuk menyelidiki pengaruh musim pada presentasi pasien ke klinik HIV, tanggal kunjungan pasien diare ke klinik HIV dicatat sehubungan dengan musim hujan (Oktober-Maret) ataumusim kemarau (April — September).
  • 5. Tujuan Penelitian -Menginvestigasi kejadian infeksi parasit intestinal pada pasien HIV/AIDS dengan diare kronis sebelum diberikan terapi antiretroviral di Indonesia -Pengaruh usia, jumlah sel CD4+ , dan musim Terhadap kejadian infeksi Parasit
  • 6. Material dan metode Desain studi : Penelitian deskriptif dengan pengambilan sampel menggunakan metode cross-sectional, prospektif. Waktu studi: Proses sampling selama 29 bulan yaitu periode (November 2004 sampai Maret 2007). Tempat Studi: Sampel tinja pasien RSCM diambil dan dikirim dan diperiksa diDepartemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia untuk dilakukan pemeriksaan lab standar untuk parasit usus, Mycobacterium tuberculosis, dan virus hepatitis B dan C. Kriteria Inklusi: Pasien berusia 5 tahun sampai 55 tahun, dengan HIV yang dikonfirmasi di laboratorium dan mengalami diare selama> 4 minggu Sebanyak 318 pasien Semua pasien HIV diberi resep kotrimoksazol sebagai profilaksis untuk toksoplasmosis dan Pneumocystis pneumonia dan penderita orofaringeal Kandidasis diobati dengan flukonazol
  • 7. Pemeriksaan CD4 + Jumlah CD4 + ditentukan oleh flow sitometri (BD FACSCalibur; BD Biosciences, Franklin Lakes, NJ, USA) di dua Pusat HIV / AIDS Jakarta (RS Cipto Mangunkusumo dan PT Rumah Sakit Kanker Dharmais), sesuai rekomendasi WHO. Pemeriksaan Parasitologi -Sampel tinja dianalisis dari setiap individu, tanpa metode konsentrasi, menggunakan yodium Lugol. -Setiap sampel ditempatkan pada tiga slide terpisah dan dianalisis oleh tiga ahli mikroskop terlatih di Departemen Parasitologi, - dua sampel smear tanpa konsentrasi dikeringkan dengan udara, difiksasi dengan metanol dan diwarnai menggunakan teknik tahan asam termodifikasi untuk mendeteksi Cryptosporidium spp., Isospora belli dan C. cayetanensis. tidak dicari karena bahan untuk smear tidak tersedia di Indonesia pada saat itu. Analisis Statistik Menggunakan statistik SPSS versi 12.0 (SPSS Inc., Chicago, IL, USA). -Analisis bivariat dilakukan untuk menyelidiki hubungan antara kejadian parasitisme dan usia, variasi musiman dan CD4 + hitungan. Nilai P <0,05 dianggap signifikan.
  • 8. Hasil Sebagian besar sampel (94,5%) berasal dari laki-laki berusia 21-40 tahun dengan jumlah CD4 + ≤50 sel / mm3. Parasit ditemukan pada 84,3% sampel (spesies tunggal infeksi, 71,4%; poliparasitisme, 12,9%), dengan patogen protozoa paling sering terjadi. Cryptosporidium (4,9%), Cyclospora cayetanensis (4,5%) dan Giardia duodenalis (1,9%) infeksi tunggal yang paling sering adalah Blastocystis hominis (72,4%) Cryptosporidium dan C. cayetanensis terjadi pada 11,9% dan 7,8% dari semua (tunggal dan campuran) . Koinfeksi yang paling umum adalah dengan B. hominis dan Cryptosporidium (6,3%). Patogen protozoa usus terdeteksi lebih sering pada kasus dengan CD4 + hitungan ≤200 / mm3.
  • 10.
  • 11. Diskusi Parasit protozoa usus yang paling sering ditemukan di penelitian adalah Blastocystis, Cryptosporidium, Cyclospora dan Giardia. Penelitian lain mengidentifikasi parasite protozoa, terutama coccidia, sebagai parasit yang dominan dalam kasus HIV dengan diare. Parasit usus yang diakui sebagai oportunistik, termasuk Cryptosporidium spp., I. belli dan S. stercoralis, semuanya terdeteksi di kelompok kami. Pada beberapa penelitian lain Cryptosporidium sp. (11,9%) dan C. cayetanensis (7,8%) adalah patogen yang paling sering diidentifikasi, baik sebagai infeksi tunggal atau campuran. Proporsi orang dari setiap kelompok yang negative infeksi parasiut usus tidak dilakukan analisis mikroorganisme lainnya karena keterbatasan BHP dan metode spesifik yang harus dilakukan . Pada penelitian lain dilakukan Kelangkaan cacing usus terdeteksi mungkin mencerminkan daerah tangkapan dari individu yang dipelajari, yang perkotaan bukan pedesaan, bukan diasumsikan bahwa kemampuan protozoa mengalahkan cacing untuk lingkungan usus. Insiden helminthiasis yang tinggi pada anak-anak sekolah di daerah padat penduduk dan daerah kumuh di Jakarta, tetapi tidak pada orang dewasa.
  • 12. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Tidak ada hubungan antara musim dan kejadian infeksi parasite usus pada penderita HIV Parasit usus harus dicari secara rutin dalam kelompok individu ini. Idealnya, satu sampel diperiksa tiga hari berturut-turut kemudian dianalisis. Kasus positif seharusnya diobati untuk mengurangi komplikasi dan kemungkinan terjadinya penularan ke manusia rentan lainnya, termasuk pengasuh dan kontak keluarga.