Dokumen membandingkan masyarakat Islam dan Jepang dalam hal nilai-nilai dan perilaku sosial. Masyarakat Jepang menekankan hubungan horizontal antarsesama, seperti rasa malu dan menghindari konflik. Masyarakat Islam menekankan hubungan vertikal dengan Tuhan melalui takwa dan akhlak mulia, serta hubungan horizontal dengan manusia. Keduanya perlu seimbang untuk mencapai kesejahteraan.

1. Masyarakat Islam
VS
Masyarakat Jepang
1. Pendahuluan
2. Permasalahan
3. Masyarakat Jepang
4. Masyarakat Islam
5. Penutup

2. Negara yang Islami di Dunia
”How Islamic are Islamic Countries ?”
(Scheherazade S Rehman dan Hossein Askari, The George Washington University . Global
Economy Journal (Berkeley Electronic Press, 2010))
”Seberapa jauh ajaran Islam dipahami dan
mempengaruhi perilaku masyarakat Muslim
dalam kehidupan bernegara dan sosial?”
Komaruddin Hidayat, Kompas, Sabtu, 5 November 2011

3. Indikator :
1.Hubungan seseorang dengan Tuhan dan sesama
manusia
2.Sistem ekonomi dan prinsip keadilan dalam politik serta
kehidupan sosial.
3.Sistem perundang-undangan dan pemerintahan.
4.Hak asasi manusia dan hak politik.
5.Ajaran Islam berkaitan dengan hubungan internasional
dan masyarakat non-Muslim

4. Selandia Baru (1)
Jepang (29)
Indonesia (140)
JEPANG ＞ INDONESIA ?
(Rehman, Askari, 2010 :31-37)

5. Kesan Orang Asing Setelah Berkunjung ke Jepang :
1.Antre
2.Menjaga kebersihan
3.Jujur
4.Suka menolong
Bagaimana membangun masyarakat yang Islami ?
Jepang Lebih Islami

6. Masyarakat Jepang (1)
Suzuki, Alimansyar, April 2016

7. 7
「先祖」／
神
霊
神主
修祓修祓 神饌神饌 祭詞祭詞 玉串玉串
葬儀における御霊を浄化する手順

8. 横 並 び 意 識 ： Berperilaku sama dengan orang
lain
HORIZONTAL
Masyarakat Jepang (2)

9. Rasa Malu
Masyarakat Jepang (3)
Ilustrasi malu menerima gratifikasi

10. Apa yang Anda pikirkan ketika akan mengutil ?
Pertanyaan
Ilustrasi mengutil

11. Allah dan Hamba : Dosa
VERTIKAL
Masyarakat Islam (Islam)
Ilustrasi Neraka

12. Keseimbangan (1)
Dunia Akhirat

13. “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (untuk kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan)
duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi...” (Q.S.
28:77).
“Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-
lamanya. Dan beramallah untuk akhiratmu, seolah-olah kamu akan
mati besok” (H.R. Baihaqi).
“Bukanlah orang yang paling baik darimu itu yang
meninggalkan dunianya karena akhiratnya, dan tidak pula
yang meninggalkan akhiratnya karena dunianya. Sebab, dunia
itu penyampaian pada akhirat dan janganlah kamu menjadi
beban atas manusia” (H.R. Ibnu ‘Asakir dari Anas).

14. Keseimbangan (2)
Hablum Minallah Hablum Minannaas

15. "Akan ditimpakan kehinaan pada mereka di mana saja
mereka berada, kecuali mereka menjaga hubungan
dengan Allah dan hubungan dengan (sesama) manusia."
(QS 3:112)
Rasulullah Saw ditanya tentang kebanyakan hal yang
memasukkan manusia ke dalam sorga. Beliau menjawab:
‘Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik’. Dan beliau
ditanya lagi tentang kebanyakan hal yang dapat
memasukkan manusia ke neraka. Beliau menjawab:
‘Mulut dan kemaluan’” (H.R. Tirmidzi).

16. Penutup
Hablun Minallah
Hablun Minannas