Cekungan Makassar terletak di kompleks kerangka tektonik Indonesia dan dipengaruhi oleh beberapa lempeng. Cekungan ini memiliki kerak benua tipis dan ketebalan sedimen yang besar. Terdapat sesar regional dan Cekungan ini dibatasi oleh daratan Kalimantan, Sulawesi, dan Laut Jawa. Penelitian sebelumnya belum mengkaji secara rinci mekanisme pembentukan dan evolusi lingkungan tektonik Cekungan Makassar.
Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar, yang menyebabkan kondisi tektoniknya sangat kompleks, dimana kumpulan batuan dari busur kepulauan, batuan bancuh, ofiolit, dan bongkah dari mikrokontinen terbawa bersama proses penunjaman, tubrukan, serta proses tektonik lainnya. Adapun struktur geologi yang berkembang didominasi sesar-sesar mendatar, dimana mekanisme pembentukan struktur geologi Sulawesi bisa dijelaskan dengan model simple shear.
Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar yaitu Eurasia, Pasifik,dan IndoAustralia serta sejumlah lempeng lebih kecil (Lempeng Filipina) yang menyebabkan kondisi tektoniknya sangat kompleks.
Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar, yang menyebabkan kondisi tektoniknya sangat kompleks, dimana kumpulan batuan dari busur kepulauan, batuan bancuh, ofiolit, dan bongkah dari mikrokontinen terbawa bersama proses penunjaman, tubrukan, serta proses tektonik lainnya. Adapun struktur geologi yang berkembang didominasi sesar-sesar mendatar, dimana mekanisme pembentukan struktur geologi Sulawesi bisa dijelaskan dengan model simple shear.
Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar yaitu Eurasia, Pasifik,dan IndoAustralia serta sejumlah lempeng lebih kecil (Lempeng Filipina) yang menyebabkan kondisi tektoniknya sangat kompleks.
Dari segi ilmu kebumian, Indonesia memang merupakan daerah yang sangat menarik. Selain memiliki wilayah paparan benua yang luas (Paparan Sunda dan Paparan Sahul), juga memiliki pegunungan lipatan tertinggi di daerah tropika dan bersalju abadi (Pegunungan Tengah Papua). Selain itu satu-satunya di dunia terdapat laut antar pulau yang sangat dalam yaitu Laut Banda (lebih dari 5.000 meter), dan laut sangat dalam antara dua busur kepulauan yaitu palung Weber (lebih dari 7.000 meter). Dua jalur gunungapi besar dunia juga bertemu di Nusantara dan beberapa jalur pegunungan lipatan dunia pun saling bertemu di Indonesia
Jakarta sebagai Ibu kota Negara Republik Indonesia merukan gerbang utama Indonesia, dan merupakan pusat segala kegiatan baik itu pe-merintah, pedagang, maupun kebudayaan. Perkembangan fisik Jakarta terutama ditentukan oleh sinergi daya pertumbuhan yang berasal dari pihak swasta dan pemerintah. Dalam proses pertumbuhan tersebut, berbagai sektor perekonomian berkembang pesat di ranah Provinsi DKI Jakarta, salah satu di antaranya adalah sektor industri. Perkembangan sektor ini terjadi dalam bentuk industri rumah tangga, kecil, menengah, besar dan kawasan industri. Sektor industri ini, pada hakekatnya berpe-luang untuk dijadikan objek dan daya tarik wisata (ODTW).
Dari segi ilmu kebumian, Indonesia memang merupakan daerah yang sangat menarik. Selain memiliki wilayah paparan benua yang luas (Paparan Sunda dan Paparan Sahul), juga memiliki pegunungan lipatan tertinggi di daerah tropika dan bersalju abadi (Pegunungan Tengah Papua). Selain itu satu-satunya di dunia terdapat laut antar pulau yang sangat dalam yaitu Laut Banda (lebih dari 5.000 meter), dan laut sangat dalam antara dua busur kepulauan yaitu palung Weber (lebih dari 7.000 meter). Dua jalur gunungapi besar dunia juga bertemu di Nusantara dan beberapa jalur pegunungan lipatan dunia pun saling bertemu di Indonesia
Jakarta sebagai Ibu kota Negara Republik Indonesia merukan gerbang utama Indonesia, dan merupakan pusat segala kegiatan baik itu pe-merintah, pedagang, maupun kebudayaan. Perkembangan fisik Jakarta terutama ditentukan oleh sinergi daya pertumbuhan yang berasal dari pihak swasta dan pemerintah. Dalam proses pertumbuhan tersebut, berbagai sektor perekonomian berkembang pesat di ranah Provinsi DKI Jakarta, salah satu di antaranya adalah sektor industri. Perkembangan sektor ini terjadi dalam bentuk industri rumah tangga, kecil, menengah, besar dan kawasan industri. Sektor industri ini, pada hakekatnya berpe-luang untuk dijadikan objek dan daya tarik wisata (ODTW).
1. BAB II
II.1.
Kerangka Tektonik dan Geologi Regional
Kerangka Tektonik
Dalam kerangka tektonik Indonesia, Pulau Sulawesi dan Selat Makassar berada dalam
pengaruh tektonisasi yang komplek oleh beberapa lempeng dan lempeng (gambar 2.1)
Gambar 2.1
Cekungan Makassar dalam posisi kerangka tektonik regional
Indonesia,Asia Tenggara dan Dunia
Berdasarkan data gravitasi regional, Cekungan Makassar adalah cekungan yang
memiliki sedimentasi yang tebal, dan berdasarkan analisis data gravitasi lokal di
sekitar Selat Makassar, Cekungan Makassar di laut Selat Makassar saat ini memiliki
ketebalan kerak benua yang lebih tipis dibanding daratan Sulawesi barat maupun
daratan Kalimantan timur (gambar 2.2).
9
2. Gambar 2.2
II.2.
Cekungan di Selat Makassar mengalami penipisan kerak benua
dengan sedimentasi yang tebal
Kerangka Geologi Regional
Dalam kerangka geologi regional, di Cekungan Makassar terdapat sesar-sesar
mendatar regional berarah WNW/NW – ESE/SE. Sesar mendatar yang telah dikenali
dan sering termuat dalam publikasi adalah Sesar mendatar Sangkulirang-Palu-Koro
yang berada di sebelah utara cekungan, serta Sesar mendatar Adang-Lupar di bagian
tengah cekungan. (gambar 2.3.a).
Secara fisiografi, Cekungan Makassar dibatasi sebelah barat oleh daratan Kalintantan
Timur dengan Delta Mahakam, sumbu perlipatan
SSW-NNE dan Paternoster
platform, sebelah utara oleh Tinggian Mangkalihat, sebelah timur oleh daratan
Sulawesi barat dan jalur thrust-fold berarah sumbu SSW-NNE, dan sebelah selatan
oleh Laut Jawa. (gambar 2.3.b).
Fase tektonik kompresif pada awal Neogen menjadikan Kalimantan mengalami
pengangkatan yang menyebabkan pengendapan turbidit ke arah timur yang mengisi
laut dalam di Cekungan Makassar (Sinchia dkk, 2005).
10
3. Fase tektonik kompresif pada kala Pliosen mengakibatkan Sulawesi mengalami
pengangkatan dan membentuk strukturasi fold-belt di Sulawesi Barat. Sejak Pliosen
hingga Resen, Strukturasi Fold Belt Sulawesi Barat diperkirakan mempengaruhi arah
dan material pengendapan sedimen ke Cekungan Makassar bagian timur.
(a)
Gambar 2.3
II.3.
(b)
Fisiografi di sekitar Cekungan Makassar
Kronotratigrafi
Kronostratigrafi Cekungan Makassar adalah kronostratigrafi selama tersier karena
berdasarkan data geologi permukaan dan data pemboran, sedimen tertua di cekungan
Makassar dan sekitarnya berumur Eosen (gambar 2.4).
WNW
KALIMANTAN
SELAT MAKASSAR
ESE
SULAWESI
Sea bottom
Near Top
Pliocene
Upper Miocene
Mid Miocene
am
Top Berai Carb
Lower Oligocene
Unc.
Top Basement
Gambar 2.4
Kolom Kronostratigrafi Cekungan Makassar
dan sekitarnya
11
4. II.4.
Stratigrafi umum
Kesetaraan stratigrafi untuk Cekungan Makassar ke arah barat adalah dengan
mempertimbangkan stratigrafi umum yang ada di Kalimantan timur, antara lain
stratigrafi di Sub-cekungan Kutei sebagaimana terdapat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5
Kolom stratigrafi umum Sub-cekungan Kutei, Kalimantan timur.
Sedangkan kesetaraan stratigrafi ke arah timur dengan mempertimbangkan stratigrafi
umum yang terdapat di daratan Sulawesi barat, antara lain dengan daerah LariangKarama, seperti ditunjukkan pada gambar 2.6.
Gambar 2.6
II.4. Tinjauan Kolom stratigrafi dan paleogeografi daerah Lariangpenelitian sebelumnya
Karama,Sulawesi barat
12
5. Beberapa penelitian telah dilakukan di Cekungan Makassar, tetapi mungkin karena
keterbatasan data bawah permukaan, maka pada bagian timur Cekungan Makassar
belum ada penelitian yang mengkaji lebih rinci mengenai sistem dan mekanisme
pembentukan Cekungan Makassar, evolusi lingkungan tektonik dan pengaruhnya
dalam pembentukan tatanan megasekuen/sekuen tektono-stratigrafi.
Debat pendapat dari berbagai peneliti masih berlanjut mengenai jenis kerak yang
mengalasi Cekungan Makassar, apakah Kerak Samudra atau Kerak Benua. Terdapat
juga pendapat yang lebih disukai, bahwa alas cekungan berupa Kerak Benua yang
tipis (Sinchia dkk, 2005), tetapi hanya sedikit yang meneliti lanjut tentang mekanisme
lain dari pembentukan Cekungan Makassar, selain dari pendapat bahwa Cekungan
Makassar terbentuk sebagai cekungan pemekaran (rift basin) pada kerak benua dalam
sistem passive margin.
Pembentukan Cekungan Makassar, oleh beberapa penulis, terkait erat dengan
peristiwa dispersal dari lempeng benua Paparan Sunda (Sundaland) ke arah tenggara
ketika awal paleogene, seperti yang dinyatakan oleh Satyana et al., 2003
(gambar.2.7).
Gambar 2.7
Pembukaan Cekungan Makassar akibat dari
dispersal dari bagian tenggara Sundaland
(Satyana et al., 2003)
13
6. Peristiwa dispersal ini dianggap memicu terjadinya fase tektonik regangan yang
menimbulkan pemekaran benua sehingga Kalimantan Timur terpisah dengan
Sulawesi Barat. Pemekaran membentuk Cekungan Makassar dengan banyak patahan
dan graben di alas cekungan yang diikuti dengan pengisisian sedimen tersier.
Menurut Satyana, 2003, Pada zaman Kapur, di ujung tenggara lempeng kontinen
Sundaland, yaitu
di bagian barat Kalimantan, terjadi akresi dari mikrokontinen
gondwana, yaitu: Sumba, Paternoster, Pompangeo dan Mangkalihat (gambar 2.8).
Gambar 2.8
Rekonstruksi paleotektonik SE Sundaland serta jejak terakresi
selama zaman Kapur menurut Satyana, 2003.
Meskipun tektogenesa pembukaan cekungan Makassar disebutkan akibat dispersal
dari bagian tenggara Paparan Sunda, namun rincian mekanisme pembentukan
Cekungan Makassar tidak dibahas dengan jelas, apakah sebagai rift basin dengan
penyerta sesar-sesar transform, ataukah karena mekanisme yang lain.
14
7. Nur’Aini et.al., 2005,
menyusun tektono-megasekuen Cekungan Makassar utara
berdasarkan asumsi cekungan Makassar sebagai cekungan rekah (rift basin) sehingga
menggunakan istilah genetis: pre-rift, synrift dan post-rift untuk satuan tektonomegasekuen (gambar 2.9.a). Tetapi pada satu penampang seismik yang ditunjukkan
dalam publikasinya, terlihat adanya keberadaan horst dan graben yang cenderung
terbentuk di periode post-rift (gambar 2.9.b).
Gambar 2.9
(a) Tektono-megasekuen Cekungan Makassar utara menurut
Nur’Aini et.al., 2005.
(b). Penampang seismik WNW-ESE di Cekungan Makassar utara
dalam publikasi Nur’Aini et.al., 2005, Terdapat horts dan
graben
did
b k
t b t k
15
d
t
if