Jurnal ini memberikan gambaran umum literatur tentang struktur modal perusahaan asuransi, tetapi berkontribusi dengan mengklarifikasi secara sistematis bagaimana memperhitungkan kekhususan perusahaan asuransi ketika mentransfer logika trade-off dan pecking-order dari industri ke konteks perusahaan asuransi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep ekuitas pemegang saham dalam akuntansi, termasuk definisi, komponen, dan perubahan ekuitas.
2. Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual atas aset setelah dikurangi semua kewajiban, dan terdiri atas modal setoran dan laba ditahan.
3. Beberapa sumber perubahan ekuitas dijelaskan seperti penerbitan saham baru, kapitalisasi laba, dan dividen.
Pecking Order Theory menjelaskan keputusan pendanaan perusahaan yang mengutamakan pendanaan internal dari laba ditahan sebelum menggunakan hutang atau ekuitas. Teori ini bertujuan meminimalkan masalah informasi asimetri dan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dengan memilih sumber pendanaan yang paling murah.
Tulisan ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan berdasarkan beberapa teori. Faktor-faktor tersebut antara lain struktur aset, peluang pertumbuhan, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan risiko bisnis. Tulisan ini menyimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap keputusan struktur modal suatu perusahaan.
Apa yang ingin disampaikan hipotesa pecking orderFuturum2
Teks tersebut membahas hipotesa pecking order yang menjelaskan preferensi perusahaan dalam memilih sumber pembiayaan. Hipotesa ini menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih pembiayaan internal terlebih dahulu, kemudian hutang, dan terakhir ekuitas. Tulisan tersebut menjelaskan latar belakang dan justifikasi rasional dari hipotesa pecking order serta membandingkannya dengan proposisi Modigliani-Miller.
Opsi-opsi dalam reorganisasi atau restrukturisasi perusahaan - catatan atas p...Futurum2
Dokumen tersebut membahas opsi-opsi dalam merestrukturisasi perusahaan yang terkait dengan perubahan modal saham, seperti konversi saham biasa menjadi preferen, pemecahan saham, dan memunculkan kelompok hak pemegang saham baru. Dibahas pula pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam merestrukturisasi tersebut seperti hak dividen, pengembalian modal, dan hak suara pemegang saham.
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep ekuitas pemegang saham dalam akuntansi, termasuk definisi, komponen, dan perubahan ekuitas.
2. Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual atas aset setelah dikurangi semua kewajiban, dan terdiri atas modal setoran dan laba ditahan.
3. Beberapa sumber perubahan ekuitas dijelaskan seperti penerbitan saham baru, kapitalisasi laba, dan dividen.
Pecking Order Theory menjelaskan keputusan pendanaan perusahaan yang mengutamakan pendanaan internal dari laba ditahan sebelum menggunakan hutang atau ekuitas. Teori ini bertujuan meminimalkan masalah informasi asimetri dan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dengan memilih sumber pendanaan yang paling murah.
Tulisan ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan berdasarkan beberapa teori. Faktor-faktor tersebut antara lain struktur aset, peluang pertumbuhan, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan risiko bisnis. Tulisan ini menyimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap keputusan struktur modal suatu perusahaan.
Apa yang ingin disampaikan hipotesa pecking orderFuturum2
Teks tersebut membahas hipotesa pecking order yang menjelaskan preferensi perusahaan dalam memilih sumber pembiayaan. Hipotesa ini menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih pembiayaan internal terlebih dahulu, kemudian hutang, dan terakhir ekuitas. Tulisan tersebut menjelaskan latar belakang dan justifikasi rasional dari hipotesa pecking order serta membandingkannya dengan proposisi Modigliani-Miller.
Opsi-opsi dalam reorganisasi atau restrukturisasi perusahaan - catatan atas p...Futurum2
Dokumen tersebut membahas opsi-opsi dalam merestrukturisasi perusahaan yang terkait dengan perubahan modal saham, seperti konversi saham biasa menjadi preferen, pemecahan saham, dan memunculkan kelompok hak pemegang saham baru. Dibahas pula pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam merestrukturisasi tersebut seperti hak dividen, pengembalian modal, dan hak suara pemegang saham.
Dokumen tersebut membahas topik keuangan perusahaan yang mencakup merger dan akuisisi, restrukturisasi perusahaan, serta keuangan internasional. Topik utama yang dijelaskan adalah definisi, jenis, alasan, dan dampak dari merger dan akuisisi perusahaan, serta jenis restrukturisasi dan likuidasi perusahaan. Dokumen ini juga membahas transaksi di pasar valuta asing dan teori perdagangan internasional.
Teks tersebut membahas tentang struktur modal perusahaan. Secara singkat, struktur modal adalah kombinasi antara utang dan ekuitas yang digunakan perusahaan untuk mendanai kegiatan operasionalnya. Teks tersebut menjelaskan berbagai teori struktur modal serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dokumen tersebut membahas berbagai sumber pendanaan yang dapat digunakan perusahaan untuk memulai dan mengembangkan bisnisnya, meliputi pinjaman, ekuitas, obligasi, dan jenis pendanaan lain seperti leasing dan konsinyasi."
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805Futurum2
Transaksi akuisisi aset atau bisnis memiliki konsekuensi akuntansi dan pajak yang berbeda. FASB mempersempit definisi bisnis dalam ASU Topic 805 dengan menekankan bahwa suatu himpunan harus memiliki input dan proses substantif untuk menghasilkan output. Revisi ini dimaksudkan untuk memberi panduan lebih jelas dalam menentukan apakah suatu transaksi merupakan akuisisi aset atau bisnis.
Tiga metode pendanaan utama perusahaan adalah melalui hutang, ekuitas, dan suplier. Pendanaan melalui hutang berupa pinjaman bank atau obligasi yang harus dibayar bersama bunga. Pendanaan melalui ekuitas dilakukan dengan menerbitkan saham ke publik atau melalui bursa saham. Pendanaan dari suplier berupa kemudahan pembayaran untuk melunasi tagihan.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen keuangan perusahaan yang mencakup definisi, fungsi, ruang lingkup, dan jenis-jenis manajemen keuangan serta laporan-laporan keuangan perusahaan seperti neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen keuangan dengan menjelaskan pokok bahasan utama manajemen keuangan, 10 prinsip manajemen keuangan, 7 prinsip manajemen keuangan, dan prinsip pengelolaan manajemen keuangan negara.
Sumber pendanaan perusahaan terdiri dari sumber internal seperti laba ditahan dan penyusutan, serta sumber eksternal seperti kredit dagang, pinjaman bank, dan obligasi yang memiliki jangka waktu pendek, menengah, dan panjang."
Dokumen tersebut membahas topik keuangan perusahaan yang mencakup merger dan akuisisi, restrukturisasi perusahaan, serta keuangan internasional. Topik utama yang dijelaskan adalah definisi, jenis, alasan, dan dampak dari merger dan akuisisi perusahaan, serta jenis restrukturisasi dan likuidasi perusahaan. Dokumen ini juga membahas transaksi di pasar valuta asing dan teori perdagangan internasional.
Teks tersebut membahas tentang struktur modal perusahaan. Secara singkat, struktur modal adalah kombinasi antara utang dan ekuitas yang digunakan perusahaan untuk mendanai kegiatan operasionalnya. Teks tersebut menjelaskan berbagai teori struktur modal serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dokumen tersebut membahas berbagai sumber pendanaan yang dapat digunakan perusahaan untuk memulai dan mengembangkan bisnisnya, meliputi pinjaman, ekuitas, obligasi, dan jenis pendanaan lain seperti leasing dan konsinyasi."
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805Futurum2
Transaksi akuisisi aset atau bisnis memiliki konsekuensi akuntansi dan pajak yang berbeda. FASB mempersempit definisi bisnis dalam ASU Topic 805 dengan menekankan bahwa suatu himpunan harus memiliki input dan proses substantif untuk menghasilkan output. Revisi ini dimaksudkan untuk memberi panduan lebih jelas dalam menentukan apakah suatu transaksi merupakan akuisisi aset atau bisnis.
Tiga metode pendanaan utama perusahaan adalah melalui hutang, ekuitas, dan suplier. Pendanaan melalui hutang berupa pinjaman bank atau obligasi yang harus dibayar bersama bunga. Pendanaan melalui ekuitas dilakukan dengan menerbitkan saham ke publik atau melalui bursa saham. Pendanaan dari suplier berupa kemudahan pembayaran untuk melunasi tagihan.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen keuangan perusahaan yang mencakup definisi, fungsi, ruang lingkup, dan jenis-jenis manajemen keuangan serta laporan-laporan keuangan perusahaan seperti neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen keuangan dengan menjelaskan pokok bahasan utama manajemen keuangan, 10 prinsip manajemen keuangan, 7 prinsip manajemen keuangan, dan prinsip pengelolaan manajemen keuangan negara.
Sumber pendanaan perusahaan terdiri dari sumber internal seperti laba ditahan dan penyusutan, serta sumber eksternal seperti kredit dagang, pinjaman bank, dan obligasi yang memiliki jangka waktu pendek, menengah, dan panjang."
Soal Jawab LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi - September 2018Afrianto Budi
Dokumen tersebut merupakan kumpulan soal-jawaban untuk persiapan ujian LSPP AAMAI September 2018 yang disusun oleh Afrianto Budi Purnomo untuk topik Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan. Dokumen tersebut berisi kata pengantar serta daftar isi untuk 12 bab yang membahas berbagai aspek bisnis asuransi.
Tutorial LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi, Maret 2020Afrianto Budi
Buku ini berisi kumpulan soal dan jawaban ujian LSPP AAMAI untuk persiapan ujian Maret 2020, mencakup berbagai bab seperti struktur bisnis asuransi, manajemen bisnis asuransi, pemasaran, sumber daya manusia, akuntansi, keuangan, dan teknologi. Buku ini disusun oleh Afrianto Budi untuk membantu persiapan calon peserta ujian
Struktur modal
Bias kognitif dalam pemilihan sumber dana
Fenomena underpricing penawaran saham perdana
Bias perhitungan biaya modal
Bias penentuan struktur modal optimal
Kebijakan Dividen
Behavioral life cycle hypothesis dan mental accounting
Bias dalam memprediksi clientele effect
Framming effect pengumuman dividen
Dokumen ini membahas kasus penolakan klaim asuransi oleh PT Jasa Raharja Putera atas kerugian yang dialami PT Dharmawan Subekti akibat gempa bumi. PT Jasa Raharja Putera menolak klaim karena diajukan setelah batas waktu pertanggungan berakhir meskipun gempa terjadi hanya dua hari setelahnya. Analisis menunjukkan penolakan ini sesuai dengan ketentuan polis dan peraturan perusahaan mengenai batas wak
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan struktur modal perusahaan, termasuk teori-teori struktur modal, faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal seperti pajak, biaya keagenan, dan biaya kesulitan keuangan, serta implikasi manajerial dalam pembuatan keputusan struktur modal.
Dokumen tersebut membahas berbagai topik terkait kebijakan dividen perusahaan, mulai dari jenis dividen, kontroversi kebijakan dividen, teori dividen residual, hingga faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen serta alternatif-alternatifnya seperti pembelian saham kembali, dividen saham, dan pemecahan saham.
Dokumen tersebut membahas tentang regulasi akuntansi dan perspektif pasar bebas. Perspektif pasar bebas menyatakan bahwa tanpa regulasi, pasar akan mendorong organisasi untuk menyediakan informasi keuangan yang andal agar dapat menarik modal dengan biaya rendah. Namun, beberapa pandangan meragukan asumsi bahwa pasar akan selalu mampu mendorong pengungkapan informasi yang memadai.
Manajemen keuangan telah berkembang dari sebuah bidang ilmu yang terpisah menjadi bagian integral dari proses pengambilan keputusan perusahaan. Teori-teori manajemen keuangan seperti pasar modal efisien, struktur modal, deviden, dan diskonto arus kas telah berkembang dan mempengaruhi praktik manajemen keuangan modern.
Kapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang sahamFuturum2
Dokumen tersebut membahas hubungan antara tingkat imbal hasil atas ekuitas (ROE) dan tingkat imbal hasil atas aset (ROA) dalam menentukan apakah pinjaman akan meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat leverage keuangan perusahaan, sehingga pinjaman dapat meningkatkan ROE jika dapat meningkatkan ROA secara signifikan
Bentuk buku: e-book / pdf
Harga: Rp 50.000
Penyusun: Afrianto Budi Purnomo
Periode Soal: Maret 2012 s/d Maret 2021
Ukuran: A4
Tebal: 400 halaman
Penerbit: AkademiAsuransi
Sejak pandemi covid-19, ujian gelar keahlian oleh AAMAI diselenggarakan secara daring. Terjadi beberapa kali penundaan ujian sertifikasi profesi. Hingga pada akhirnya, ujian AAMAI diselenggarakan secara daring sejak Februari hingga Maret 2021. Kurikulum masih sama, tetapi tipe soal sedikit berbeda. Sebelum pandemi, ada 14 soal yang terdiri dari 8 soal esai singkat dan 6 soal uraian panjang yang bisa dipilih 4 dari 6 soal. Pada ujian daring, soal dibuat menjadi 20 soal dengan jawaban uraian dengan waktu menjawab dengan kisaran 2-10 menit. Namun materi dan kurikulum masih tetap sama.
Silakan order melalui www.akademiasuransi.org
Dokumen tersebut membahas beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan seperti profitabilitas, tangibilitas, pajak, ukuran perusahaan, perisai pajak non-utang, tingkat pertumbuhan, volatilitas, dan struktur kepemilikan. Dokumen tersebut juga merumuskan delapan hipotesis mengenai pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap struktur modal perusahaan.
Similar to Is The Capital Structure Logic Of Corporate Finance Applicable To Insurer (20)
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
Is The Capital Structure Logic Of Corporate Finance Applicable To Insurer
1. IS THE CAPITAL STRUCTURE LOGIC OF CORPORATE
FINANCE APPLICABLE TO INSURERS?
REVIEW AND ANALYSIS
Author : Arif Gunawan
Faculty of Economics and Business Department of Accountancy,
Finance & Insurance University of Leuven By. Frederiek Schoubben
2. Abstract
Sejak krisis keuangan tahun 2008, di samping bank, perusahaan asuransi
telah menigkatkan perhatian dari para peneliti dan regulator karena peran
penting mereka dalam sistem keuangan. Kunci utama untuk perusahaan
asuransi yang stabil adalah struktur modalnya, yaitu pilihan antara ekuitas,
utang, dan ketentuan dalam membiayai operasinya. Terutama
penerapkan teori struktur modal (terutama trade-off dan pecking order).
Jurnal ini memberikan gambaran umum literatur tentang struktur modal
perusahaan asuransi, tetapi berkontribusi dengan mengklarifikasi secara
sistematis bagaimana memperhitungkan kekhususan perusahaan
asuransi ketika mentransfer logika trade-off dan pecking-order dari
industri ke konteks perusahaan asuransi.
2
3. 1. Introduction
Dikutip (DeWeert, 2011; Asuransi Eropa, 2014; Swiss Re, 2014). Swiss Re (2014) melaporkan bahwa pada tahun 2013,
premi yang ditulis di seluruh dunia berjumlah sekitar 4,6 triliun dolar AS yang mewakili sekitar 3621 dolar AS per orang
di pasar negara maju dan 192 dolar AS per orang di pasar negara berkembang. Investasi mereka dalam aset keuangan
berjumlah sekitar 27 triliun dolar AS, atau, dalam hal besarnya, sekitar 37% dari PDB dunia. Industri asuransi Eropa
mewakili 35% pangsa pasar di seluruh dunia dalam hal premi, diikuti oleh AS dengan pangsa pasar 30% (Asuransi
Eropa, 2014). Dimana elemen penting yang berkontribusi pada stabilitas perusahaan asuransi adalah solvabilitasnya.
3
Sejak krisis keuangan, di samping bank, kesadaran akan peran asuransi dalam ekonomi
telah meningkat. Perusahaan asuransi telah diterima secara luas serta berkontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi dengan distribusi risiko yang efisien melalui transfer risiko
sementara mereka menambah stabilitas keuangan dengan menyediakan sumber daya
keuangan jangka panjang untuk ekonomi.
Jurnal ini meninjau literatur dalam beberapa langkah sbb :
1) Literatur teoritis serta penelitian empiris pada penerapan logika keuangan perusahaan untuk industri asuransi.
2) Gambaran teori keuangan perusahaan.
3) Diskusi tentang bagaimana teori-teori keuangan perusahaan pada struktur modal berlaku untuk pengaturan khusus
perusahaan asuransi.
4) Interaksi khas antara struktur modal dan rencana bisnis dalam industri asuransi.
5) Menyimpulkan dan membahas beberapa cara untuk penelitian di masa depan dalam manajemen asuransi.
4. 2. Capital Structure
Theories1
Pemilihan struktur modal (yaitu cara perusahaan
membiayai diri mereka sendiri) telah menjadi topik
utama penelitian di bidang keuangan perusahaan.
Meskipun beberapa perselisihan besar tetap ada,
banyak wawasan penting tentang hal ini telah
diperoleh. Seperti yang akan dibahas dalam jurnal ini,
mengenai fondasi logika dan menerapkannya pada
perusahaan asuransi, wawasan & tambahan literatur
yang diperoleh.
5. “
2.1 Trade-Off Theory in Corporate Finance
Teori trade-off dibangun di atas asumsi bahwa perusahaan mengejar target bauran
keuangan optimal yang memperdagangkan manfaat marginal dan biaya marjinal dari
leverage.
5
Miller dan Modigliani (1958) bahwa perusahaan beroperasi di pasar modal yang sempurna, tetapi yang kemudian disesuaikan untuk
memperhitungkan ketidak sempurnaan pasar serta biaya agensi serta memisahkan keputusan investasi dan pendanaan.
Miller dan Modigliani (1963) bahwa perusahaan harus mempertahankan 100% pembiayaan utang keuangan.
Kraus dan Litzenberger (1973) dan Bradley dkk. (1984) mengembangkan model di mana keuntungan pajak dari hutang diimbangi dengan biaya
kebangkrutan.
Kim, 1978; Altman, (1984) nilai perusahaan total seharusnya menjadi fungsi cekung dari leverage sementara struktur modal yang memaksimalkan
nilai perusahaan total menjadi struktur keuangan optimal atau target.
Jensen dan Meckling (1976) memperkenalkan perspektif 'agensi' sebagai sumber potensial lain dari biaya dan manfaat untuk dipertimbangkan ketika
memilih struktur modal yang optimal.
Harris dan Raviv, (1991). menjaga jumlah mutlak investasi dalam perusahaan, peningkatan fraksi yang dibiayai oleh hasil utang, pada akhirnya
meningkatkan kepentingan pemegang saham eksternal.
Jensen (1986), bahwa meningkatnya pengaruh mitigates agency conflict karena melayani utang mengurangi surplus kas yang tersedia akan
mengurangi potensi kelebihan investasi dalam proyek-proyek yang buruk.
Meckling (1976) & Galai dan Masulis (1976). pemilik adalah penuntut residual dan memiliki kewajiban terbatas, yang memberi mereka hak untuk
melunasi pemegang polis dan mengambil alih sisa aset, ekuitas perusahaan dapat dilihat sebagai opsi panggilan Eropa pada asetnya dengan harga
strike sama dengan nilai kewajiban.
(Merton, 1974). nilai panggilan meningkat dengan volatilitas aset yang mendasarinya, manajer, bertindak demi kepentingan pemegang saham,
memiliki insentif untuk mengambil proyek berisiko, terutama ketika potensi pengembalian tinggi dengan tingkat keberhasilan rendah.
6. “
2.2 Pecking Order Theory in Corporate Finance
Myers (1984) dan Myers and Majluf (1984) mengembangkan teori pecking order
berdasarkan temuan Donaldson (1961) tentang pilihan pembiayaan. Menurut teori ini,
asimetri informasi antara perusahaan dan penyedia pembiayaannya menyebabkan
pembiayaan eksternal menjadi lebih mahal daripada sumber pendanaan internal.
6
(Danthine dan Donaldson, 2005) pengumuman saham baru, investor menyesuaikan keyakinan mereka dan harga saham
turun. Pada gilirannya, fenomena ini kemungkinan akan menyebabkan preferensi internal atas sumber pembiayaan
eksternal ke titik bahwa perusahaan bahkan mungkin kurang berinvestasi ketika dana internal dalam pasokan pendek.
Myers dan Majluf (1984) berpendapat bahwa perusahaan dapat mengurangi masalah investasi ini jika mereka
menggunakan sumber pembiayaan eksternal yang kurang rentan terhadap underpricing karena mereka mengandung
sedikit informasi tentang nilai yang mendasari ekuitas perusahaan dan karenanya, ketika digunakan, tidak menyebabkan
penurunan memperbarui harapan investor. Ini menghasilkan apa yang disebut ‘pecking order’ dalam preferensi manajer
untuk sumber pendanaan.
(Shyam-Sunder dan Myers, 1999; Myers, 2001) ketika kapasitas utang tercapai, para manajer beralih ke ekuitas sebagai
upaya terakhir. Ini menyiratkan bahwa menurut teori pecking order, tidak ada target rasio utang-ekuitas optimal (cfr.
Trade-off theory) ada sementara struktur modal adalah hasil dari akumulasi defisit keuangan masa lalu
7. 3. An Insurer’s Capital Structure
3.1 An Insurer’s Balance Sheet
Model bisnis sebuah perusahaan asuransi sangat
berbeda bertentangan dengan perusahaan industri yang
dimuka harus membuat investasi penting dalam aset
industri dan komponen modal kerja seperti persediaan
dan hutang, perusahaan asuransi menerima premi
dimuka (yaitu asuransi memiliki siklus produksi terbalik).
Untuk dapat memenuhi klaim di masa depan, perusahaan
asuransi diwajibkan oleh peraturan untuk berinvestasi
dalam portofolio sekuritas keuangan. Bergantung pada
peraturan, nilai aktuaria (yaitu nilai masa depan yang
diharapkan) atau nilai wajar (yaitu nilai pasar atau
estimasi terbaik) dari klaim masa depan muncul sebagai
ketentuan teknis pada sisi kewajiban dari neraca.
7
8. “
Kunci perbedaan antara struktur modal industri dan perusahaan asuransi
8
Kedua adalah dalam perusahaan asuransi, terutama aset terdiri dari portofolio sebagian besar surat berharga keuangan
yang dapat diperdagangkan. Seperti yang akan kita bahas di bawah ini dua perbedaan menyebabkan ketentuan teknis
untuk (sebagian besar) mengusir utang keuangan, dan sekaligus menciptakan biaya tambahan pada penggunaan
ekuitas.
Pertama dengan struktur modal dalam perusahaan asuransi peran pelanggan dan
pemodal digabungkan, karena pemegang polis memberikan pembiayaan kepada
perusahaan melalui pembayaran premi mereka. karena perusahaan asuransi
berutang kepada pemegang polis, setelah premi dikumpulkan, interaksi pelanggan
terjadi dengan sisi kewajiban dari neraca. Sebaliknya, dalam operasi perusahaan
industri yang khas didorong oleh aset dan pelanggan tidak menjadi pemegang utang
9. 3.2 Financial Debt versus Technical Provisions : Some Additional Insights
3.2.1 Insurance-Based Trade-Off Theory
Ketika menerapkan the logic of the trade–off theory pada
perusahaan asuransi, tidak semuanya jelas mengapa pilihan
relative pada ekuitas, perusahaan asuransi menggunakan
utang keuangan secara terbatas (Cummins dan Lamm-
Tennant, 1994 dan Baranoff et al., 2008), beberapa data
digunakan untuk penggunaan utang keuangan). Secara
khusus, ketika kita mempertimbangkan langkah pertama dari
trade–off theory - keuntungan pajak seimbang terhadap risiko
kebangkrutan - menganggap bahwa rencana bisnis
diberikan. Dalam konteks perusahaan asuransi ini akan
menyiratkan bahwa kegiatan underwriting dan investasi
dalam sekuritas bersifat tetap (misalnya Eling dan Marek, 2014).
Ini menyiratkan bahwa total aset dan ketentuan adalah tetap,
dan karenanya masalah struktur modal berkurang menjadi
pembiayaan perbedaan antara aset dan ketentuan.
9
10. Figure 1. Simplified Balance Sheet of an Insurance Company ‘Corporate Finance Style’.
10
Dengan mempertimbangkan fakta bahwa regulator biasanya memaksakan bahwa hutang kepada
pemegang klaim keuangan adalah terlalu dini kepada pemegang polis, ada satu argumen berbasis
asuransi yang mendukung penggunaan utang keuangan. Gambar 1 menunjukkan bahwa sumber daya dari
utang keuangan diinvestasikan dalam portofolio aset yang berfungsi sebagai jaminan untuk membayar
pemegang polis.
Harrington dan Niehaus (2003) dalam diskusi bahwa biaya pajak risiko diansuransikan dengan
pertimbangan penggunaan utang keuangan sebagai faktor pengurangan biaya. Namun, mereka juga
menunjukkan bahwa mungkin ada interaksi antara nilai waralaba dan utang keuangan, dalam arti bahwa
yang terakhir dapat mengikis yang pertama. Singkatnya, logika trade-off juga menunjukkan bahwa tanpa
peraturan solvabilitas pro-ekuitas, utang keuangan tidak mungkin menjadi sumber pembiayaan yang
penting.
11. 3.2.2 Insurance-Based Pecking-Order Theory
Dari perspektif teori pecking order, orang akan mengharapkan lebih sedikit
penggunaan utang keuangan di perusahaan asuransi, dibandingkan
dengan perusahaan industri.
Pertama, seperti yang disebutkan sebelumnya, perusahaan industri sering
harus membuat pengeluaran investasi penting dalam aset industri sebelum
mereka dapat merealisasikan penjualan dan arus kas. (Baranoff et al., 2008)
perusahaan asuransi memiliki siklus produksi terbalik di mana mereka
dibayar dimuka untuk layanan mereka. Secara keseluruhan, orang akan
berharap kurang perlu mengeluarkan utang keuangan.
11
12. “
12
Kedua, penerbitan utang keuangan dapat dengan mudah menghadapi
masalah informasi asimetris yang penting. Secara khusus, Cummins dan
Nini (2002) menunjukkan bahwa implikasi dari teori pecking order sangat
tergantung pada tingkat informasi asimetris dalam industri asuransi.
Sementara perusahaan tradisional hanya menemukan informasi asimetris
dalam aset, Zhang et al. (2009) berpendapat bahwa bank dan perusahaan
asuransi tunduk pada informasi asimetris dalam aset dan kewajiban.
Morgan (2002) menyimpulkan bahwa jika seseorang melihat
ketidaksepakatan antara lembaga pemeringkat, perusahaan asuransi
bahkan lebih buram daripada bank. Asimetri informasi yang terkait dengan
aset tetap relatif dikelola untuk asuransi, namun, karena aset mereka
terutama terdiri dari surat-surat berharga.
(Harrington dan Niehaus, 2002; Zhang et al., 2009; Cheng dan Weiss, 2012). Menggabungkan masalah-
masalah informasi asimetris dengan fakta bahwa peraturan biasanya menyiratkan bahwa hutang
keuangan adalah subordinasi untuk klaim dari pemegang polis, orang akan berharap bahwa perusahaan
asuransi (perusahaan saham atau yang sama-sama) dengan mudah melewati situasi di mana utang
keuangan dianggap berisiko oleh investor.
13. 3.3 Technical Provisions versus Equity
13
Seperti disebutkan di atas, struktur modal dalam literatur asuransi berfokus
pada keseimbangan antara ekuitas dan klaim pemegang kebijakan, yaitu
ketentuan teknis (Cheng dan Weiss, 2012; Fier et al., 2013; antara lain).
Logika sebelumnya mendukung perspektif ini. Untuk alasan komparabilitas
dengan langkah-langkah keuangan perusahaan tradisional, kami
mendefinisikan struktur modal sebagai ekuitas terhadap total aset (Baranoff
dan Sager, 2002).
3.3.1 The Trade-Off between Technical Provisions and Equity
Literatur asuransi mengakui keuntungan dan kerugian yang sama dari
mempertahankan ekuitas sebagaimana dibahas dalam teori trade-off
(yaitu pajak versus risiko kebangkrutan versus masalah agensi versus
overhang utang dan substitusi aset) tetapi mengembangkan ini dalam
kekhususan dari konteks asuransi dan melengkapi mereka dengan
beberapa sudut pandang khusus asuransi mengenai lini bisnis (asuransi
jiwa versus asuransi properti-kewajiban), struktur kepemilikan (perusahaan
saham versus timbal balik) atau regulasi.
14. “
14
Pertama, literatur asuransi mengakui bahwa, karena pajak ganda dari
pendapatan investasi (yaitu pada tingkat perusahaan asuransi dan pada
tingkat pemegang saham perusahaan asuransi), ada biaya pajak untuk
penggunaan ekuitas (Cummins dan Grace, 1994; Bradford dan Logue, 1999;
Cheng dan Weiss, 2012; antara lain). Ini kemudian diperdagangkan melawan
risiko kebangkrutan yang lebih rendah (Cummins dan Nini, 2002; DeWeert,
2011; Cheng dan Weiss, 2012; antara lain). Perbedaan penting dalam trade-off
ini terjadi ketika membandingkan keberisikoan kewajiban asuransi jiwa
versus asuransi non-jiwa. Jangkauan jangka panjang asuransi jiwa vis-a-vis
non-life insurance meningkatkan lebih banyak prediktabilitas asuransi jiwa
(Hull, 2012). Akibatnya, seperti juga diamati dalam prakteknya, kapitalisasi
dalam industri kehidupan harus jauh lebih rendah daripada di industri non-
jiwa (misalnya Cummins dan Sommer, 1996; Baranoff dan Sager, 2002).
Kedua, literatur kepemilikan (perusahaan saham versus timbal-balik) terutama menekankan perbedaan
relatif dalam kepentingan biaya agensi manajerial (yaitu masalah moral hazard dan adverse selection)
versus masalah debt overhang versus substitusi aset, yang pada gilirannya menyebabkan perbedaan
dalam struktur modal yang optimal.
Pada gilirannya, karena peran pemegang utang dan pelanggan digabung dalam perusahaan asuransi,
masalah sebelumnya dapat memicu masalah lain, yaitu ketika perusahaan asuransi dianggap terlalu
berisiko, hal itu dapat kehilangan bisnis karena pelanggan mulai menjauh atau mungkin terpaksa untuk
membebankan premi yang lebih rendah untuk menghentikan yang terakhir terjadi (Cummins dan Danzon,
1997; Cheng dan Weiss, 2012).
15. “
15
Salah satu penjelasan yang mungkin ditawarkan oleh literatur adalah bahwa,
untuk bertahan dari tekanan persaingan, jenis perusahaan asuransi yang sama
cenderung memilih portofolio produk dan aktivitas asuransi di mana ada lebih
sedikit kelonggaran untuk kebijaksanaan manajerial (Mayers dan Smith, 1988).
Argumen ini sejalan dengan Fama dan Jensen (1983) dan Mayers dan Smith
(1981) yang menyatakan bahwa karena bentuk organisasi yang berbeda
memerlukan biaya dan manfaat yang berbeda, kegiatan operasional mereka
juga harus berbeda.
Sudut pandang khusus asuransi akhir dalam logika trade-off struktur modal adalah regulasi. Dalam studi awal
Cummins et al. (1995) dokumen untuk asuransi properti-kewajiban AS bahwa rasio modal wajib minimum yang
diperlukan untuk modal yang sebenarnya adalah prediktor yang buruk dari kebangkrutan. Konsisten dengan
temuan sebelumnya, Munch dan Smallwood (1980) mendokumentasikan bahwa pengenaan persyaratan
modal minimum mengurangi kebangkrutan di antara perusahaan asuransi properti AS - terutama melalui
membatasi masuknya perusahaan berisiko kecil di pasar.
Untuk sampel internasional, Gaganis dan Pasiouras (2013) tidak menemukan hubungan yang kuat antara
persyaratan modal yang lebih ketat dan kesehatan asuransi diukur sebagai jarak ke default.
(Shim, 2010 untuk asuransi properti-kewajiban AS; De Haan dan Kakes, 2010 untuk perusahaan asuransi Belanda,
antara lain), menunjukkan hubungan yang lemah antara kebutuhan modal dan struktur modal target yang
sebenarnya.
16. “
16
(Bates et al., 2009). Dalam keuangan perusahaan, literatur 'uang'
baru-baru ini mempelajari keuntungan dan kerugian dari
kebijakan perusahaan yang terakhir ini.
Sejauh ini temuannya adalah bahwa portofolio ini biasanya
dihargai dengan diskon yang dapat berkisar antara 10% dan 60%
yang menyiratkan bahwa pada investasi seperti itu memang
memiliki nilai sekarang bersih negatif (Pinkowitz et al., 2006;
Faulkender dan Wang, 2006; Dittmar dan Mahrt-Smith, 2007)
17. 3.3.2 Pecking Order and Technical
Provisions versus Equity
17
Sebagaimana dibahas di atas, literatur asuransi menekankan
pentingnya masalah informasi asimetris terkait dengan ketentuan
teknis (dan portofolio underwriter). Oleh karena itu, logika teori
pecking order juga berlaku untuk perusahaan asuransi (Cheng dan
Weiss, 2012; ’Arcy dan Lwin, 2012).
Mengenai bentuk organisasi, dibandingkan dengan perusahaan
saham, logika pecking order diharapkan lebih relevan dalam
kasus perusahaan asuransi mutual yang menyebabkan mereka
memiliki tingkat modal yang lebih tinggi (Froot dan Stein, 1998;
Harrington dan Niehaus, 2002).
Karena, seperti yang diperdebatkan dalam Harrington dan
Niehaus (2002) atau dalam Fields and Tirtiroglu (1991), memperoleh
ekuitas eksternal lebih mahal bagi perusahaan asuransi bersama
karena yang kedua tidak dapat mengakses pasar modal dengan
mudah.
18. 3.4 Trade-Off versus Pecking Order : Empirical Evidence for Insurers
Literatur empiris yang mengevaluasi trade-off versus logika pecking
order dalam struktur modal perusahaan asuransi masih kecil tetapi
berkembang dengan cepat. Cheng dan Weiss (2012) menawarkan studi
empiris yang paling komprehensif.
Selanjutnya, unsur-unsur yang terkait dengan risiko perusahaan asuransi
seperti ukuran, diversifikasi atau penggunaan reasuransi adalah penentu
rasio modal target perusahaan juga. Temuan dan jenis driver ini sejalan
dengan studi sebelumnya pada perusahaan asuransi (Cummins dan
Nini, 2002 untuk asuransi properti-kewajiban AS, De Haan dan Kakes, 2010
untuk sampel global perusahaan asuransi Belanda,) Namun demikian,
sepadan dengan pertimbangan pecking order, perusahaan asuransi
memiliki preferensi yang kuat untuk menggunakan laba ditahan
sehingga struktur modal sensitif terhadap defisit pembiayaan. Ini juga
dikonfirmasi oleh Shim (2010) untuk asuransi properti-kewajiban AS, dan
studi yang disebutkan di atas Cummins dan Nini (2002), De Haan en
Kakes (2010), serta, Harrington dan Niehaus (2002), dalam studi awal
mereka terhadap perusahaan asuransi saham versus perusahaan
memberikan bukti unsur pecking order yang sama seperti dalam Cheng
dan Weiss (2012).
18
19. 4. Interactions between Capital Structure and Business Plans in the Insurance Sector
Literatur asuransi menunjukkan bahwa melalui sifat model bisnis asuransi
ada kemungkinan ada interaksi yang lebih kuat antara struktur modal dan
pilihan operasional dibandingkan dengan perusahaan industri.
Ketika sebuah perusahaan asuransi menjual produk penjaminan (yaitu
bagian dari rencana bisnis) ini secara otomatis mempengaruhi struktur
modal melalui penciptaan kewajiban tambahan (yaitu ketentuan teknis).
Hali ini umumnya tidak berlaku untuk perusahaan industri. Lebih jauh lagi,
karena pelanggan siklus produksi terbalik membayar di muka sehingga
mereka menjadi pemegang utang dan oleh karena itu umumnya lebih
dipengaruhi oleh kebangkrutan perusahaan daripada dalam kasus
perusahaan industri di mana biasanya produk tersebut dikirim pertama dan
pelanggan hanya membayar pada saat itu atau sesudahnya.
Unsur-unsur model bisnis dari sebuah perusahaan asuransi membawa
interaksi antara pembiayaan dan rencana bisnis ke permukaan, yang
mengarah ke pandangan bahwa pilihan struktur keuangan adalah
keputusan multidimensional yang kompleks (Staking dan Babbel, 1995).
19
20. 4.1 Insurer Capital Structure and Risk Embedded
in the Business Plan
20
Literatur yang relatif baru tetapi sudah luas terkait risiko bisnis dari
perusahaan asuransi dengan struktur modalnya. Mengikuti pekerjaan
sebelumnya untuk perusahaan asuransi (Harrington dan Nelson, 1986;
Staking dan Babbel, 1995) dan untuk bank (Shrieves dan Dahl, 1992),
(Cummins dan Sommer (1996), Baranoff dan Sager (2002; 2003) menyelidiki
bagaimana struktur modal berinteraksi dengan pilihan risiko bisnis.
Penelitian ini menghasilkan dua hipotesis utama yang bersaing, yaitu apa
yang disebut paradigma risiko terbatas di satu sisi dan paradigma risiko
yang berlebihan di sisi lain.
Secara khusus, argumen ekonomi biaya transaksi berpendapat bahwa
kontrak yang tidak tuntas menciptakan ketidakpastian yang mengarah ke
konflik di antara para pemangku kepentingan. Kekhususan produk terkait
erat dengan kontrak yang tidak lengkap dan karenanya menciptakan
ketidakpastian. Perusahaan dapat mengurangi masalah ini dengan
menggunakan ekuitas (lihat misalnya Williamson, 1988; Kochhar, 1996;
Baranoff dan Sager, 2002).
21. 4.2 Insurer Capital Structure and Reinsurance
21
Melalui reasuransi, perusahaan asuransi primer menjual kembali sebagian
risiko underwriting, dan oleh karena itu berdampak pada rencana bisnis.
Lebih dari itu, reasuransi dan struktur modal saling terkait. Literatur yang
mempelajari hubungan ini dibangun di atas wawasan dari keuangan
perusahaan mengenai hubungan antara hedging dan struktur modal (Monda
et al., 2013 untuk ikhtisar tentang motif manajemen risiko).
Studi-studi ini berhipotesis hubungan positif antara leverage dan reasuransi
berdasarkan biaya kebangkrutan, biaya agensi serta argumen bantalan risiko
(Shiu, 2011),
Hipotesa risiko mendalilkan bahwa perusahaan asuransi cenderung
menggunakan reasuransi terhadap biaya yang terkait dengan hasil bencana
ketika peningkatan leverage mereka (Adams, 1996). Sejalan dengan
argumen ini, Garven dan Lamm-Tennant (2003) menunjukkan pada satu set
asuransi properti-kewajiban AS, bahwa lebih banyak reasuransi digunakan
ketika leverage meningkat. Cole dan McCullough (2006) menemukan hasil
yang serupa untuk perusahaan asuransi AS. Powell dan Sommer (2007) lebih
lanjut memberikan bukti bahwa pasar modal internal juga berperan dalam
hubungan leverage-reasuransi. Pada asuransi properti-kewajiban AS, mereka
menemukan bahwa reasuransi internal maupun eksternal berhubungan positif
dengan leverage. Shiu (2011) menemukan dampak positif dari leverage pada
kegiatan reasuransi pada perusahaan asuransi non-jiwa di Inggris.
22. 4.3 Capital Structure and Insurance Cycles
Contoh nyata dari ketergantungan asuransi terhadap pendanaan internal untuk
membangun modal dapat ditemukan dalam teori yang menjelaskan siklus
underwriting, yaitu, cara siklus di mana harga dan pasokan asuransi dalam
properti-korban (yaitu non-hidup) industri cenderung naik dan turun.
Pada dasarnya, teori-teori ini berawal dari anggapan bahwa mahal bagi
perusahaan asuransi untuk mengeluarkan ekuitas setelah kehilangan atau
guncangan investasi negatif karena informasi asimetris dan ketidaksempurnaan
pasar lainnya (Winter, 1994; Cummins dan Danzon, 1997.
Secara khusus, Winter (1988) dan Gron (1994) mengusulkan teori kendala
kapasitas, Doherty dan Posey (1997) teori kontrak implisit dan Cummins dan
Danzon (1997) teori utang yang berisiko.
Meskipun sebagian besar siklus yang diamati dalam laba underwriting telah
terbukti disebabkan oleh kelambatan pelaporan dan konvensi akuntansi yang
sederhana, pasar yang keras dan lunak tampaknya saling mengikuti. Selama
harga asuransi pasar meningkat dan cakupan kurang tersedia; selama harga
pasar lunak menurun dan cakupan lebih mudah tersedia (misalnya Doherty dan
Kang, 1988; Lamm-Tennant andWeiss, 1997; Chen et al., 1999).
22
23. Conclusions and Avenues for Future
Research
5
Pertama, sebagian besar penelitian tentang manajemen keuangan
asuransi dilakukan pada data AS, dan hanya beberapa penelitian yang
menggunakan bukti internasional (Fields et al., 2012) atau bukti Eropa
(Osipov, 2011). Namun, menggunakan data Eropa dapat memberikan
kontribusi yang kuat pada literatur karena memiliki keuntungan
tambahan bahwa UE semakin memberikan medan bermain yang
seimbang untuk kompetisi dan regulasi (yaitu melalui aturan seragam
untuk perusahaan asuransi Uni Eropa).
Kedua, meskipun kebijakan penggunaan hutang sebagian besar
diabaikan dalam literatur asuransi, fakta bahwa dalam beberapa studi
empiris proporsi hingga 10% telah ditemukan (Cummins dan Rubio-
Misas, 2006 untuk industri asuransi Spanyol dan Bikker dan Gorter,
2011 untuk perusahaan asuransi Belanda) patut mendapat perhatian
lebih lanjut.
Ketiga, yang menjanjikan adalah dinamika pasar modal internal dalam
industri asuransi. Terutama, karena sejumlah besar perusahaan
asuransi adalah bagian dari kelompok keuangan yang lebih besar,
dampak struktur kelompok pada keputusan keuangan perusahaan
asuransi patut mendapat perhatian lebih lanjut.
24. Conclusions and Avenues for Future
Research
5
Keempat, dari literatur asuransi yang dapat mengambil manfaat dari
wawasan tambahan dari keuangan perusahaan adalah hubungan
antara keputusan keuangan dan strategi pasar produk (Chevalier,
1995). Lingkungan kompetitif dalam industri asuransi itu sendiri
bukanlah topik baru (Rees dan Kessner, 1999; Osipov, 2011).
Kelima, literatur keuangan dalam keuangan perusahaan dapat
menawarkan wawasan yang menarik karena cadangan kas
dipengaruhi oleh tata kelola perusahaan yang tegas serta tata kelola
kelembagaan (Pinkowitz et al., 2006). Hal ini menimbulkan pertanyaan
sejauh mana tata kelola perusahaan memengaruhi struktur modal
perusahaan asuransi.
Keenam, penyelidikan yang lebih menyeluruh mengenai kerumitan
ekstra pilihan struktur modal dalam sebuah perusahaan asuransi yang
terkait dengan perusahaan industri kemungkinan akan mengarah pada
wawasan mendasar yang menarik dalam kebijakan keuangan sebuah
perusahaan asuransi.