Dokumen tersebut membahas tentang posisi Indonesia sebagai produsen komoditas utama dunia dalam berbagai jenis komoditas seperti batubara, sawit, karet, dan lainnya. Dokumen juga membandingkan harga berbagai komoditas di bursa produsen dan konsumen serta dampak keberadaan bursa komoditas bagi fluktuasi harga komoditas. Selain itu, dibahas pula perkiraan skenario harga berbagai komoditas seperti minyak, emas,
4. BURSA PRODUSEN
VS BURSA KONSUMEN
REVIEW HARGA LOWS TO HIGHS
DESEMBER 2011 – FEBRUARI 2013
BURSA DI NEGARA PRODUSEN
• KEDELAI : 1150-1470 = + 28 %
• JAGUNG : 550 - 700 = + 27 %
• GANDUM : 650 - 780 = + 20 %
BURSA DI NEGARA KONSUMEN
• KAKAO
: 2150 - 2130 = - 1 %
• KOPI
: 220 - 150 = - 30 %
• BATUBARA
: 115- 95 = - 17%
5. HARGA BERAS NAIK TERTINGGI DIBANDING KOMODITAS LAIN
PERUBAHAN HARGA KOMODITAS 1 TAHUN
• Anomali : Harga beras mencetak
kenaikkan harga terbesar tahun ini,
dibanding komoditas lainnya yang
turun tajam.
• Harga karet telah turun 35 % , harga
batubara melemah 27% ,
harga nikel terperosok 30%. Namun
harga beras naik 21 %.
• Harga beras yang mengungguli
komoditas lainnya adalah titik balik
bagi emerging-markets yang selama ini
hanya menerima acuan harga luar
negeri, menjadi para penggerak pasar
(from price-taker to price-maker).
6. BURSA PRODUSEN VS BURSA KONSUMEN
• Komoditas mengalami kenaikkan harga yang sangat signifikan
dalam lima tahun terakhir, bilamana negara produsen
memiliki bursa komoditas.
• Apabila PRODUSEN TIDAK MEMILIKI BURSA SENDIRI, harga
komoditas tidak mengalami perubahan harga yang berarti
dalam periode yang sama.
• Hal ini disebabkan produsen berkepentingan mendapat harga
jual yang tinggi sementara konsumen mengharapkan membeli
dengan harga yang rendah.
7. BURSA PRODUSEN VS BURSA KONSUMEN
• Keberadaan bursa produsen dan bursa konsumen membuat perbedaan
yang luar biasa dalam perkembangan harga komoditas.
• Harga komoditas gula telah meroket naik 400 % dalam 8 tahun terakhir,
dari $ 6 menjadi $ 24. Begitu pula dengan harga jagung yang melambung
sejak $ 200 menjadi $ 630 atau naik 315 % sejak 2004-2012. Hal yang
sama pada harga kedelai naik dari $ 500 ke $ 1440 ( 280 %) dalam kurun
waktu yang tersebut.
• Persamaan antara komoditas gula, jagung kedelai adalah para negara
produsen utama, yakni Amerika memiliki bursa komoditas sendiri di New
York dan Chicago, sehingga para penjual memiliki pengaruh besar dalam
menentukan harga jual dari hasil alamnya.
… “ TANPA ADANYA BURSA KOMODITAS,
NEGARA PRODUSEN HANYA MENJADI DONOR DARAH
BAGI KONSUMEN “ ….
9. Vitalitas Ekonomi Indonesia : dalam kondisi TERBAIK
• Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar selama 5 tahun terakhir stabil
di 9000 - 9500
• Angka Inflasi cukup terkendali di level 4.5 % - 5.5 %
• Pertumbuhan ekspor dan impor cukup tinggi : 15 % - 20 % per tahun
• Pertumbuhan Foreign Direct Investment sangat tinggi : 25 % - 30 %
per tahun
• Kondisi politik dan keamanan sangat kondusif dan terkendali,
dibanding emerging economies lainnya, seperti Thailand, Myanmar
dan Vietnam
11. INDONESIA SATU DEKADE
HARUS MENGEJAR KETINGGALAN
• Pertumbuhan GDP Per Capita tahun 2000-2011: 780 – 1150 = + 47 %
Masih jauh tertinggal dari China, dan hanya mengikuti kecepatan inflasi sehingga tidak
ada kenaikkan yang berarti bagi daya beli masyarakat menengah ke bawah
• 70% penduduk Indonesia adalah petani, yang tidak mendapatkan keuntungan dari
kenaikkan harga komoditas
• Masalah utama dari kesenjangan ekonomi di kota besar dan di daerah adalah belum
adanya acuan harga yang mewakili kekuatan demand/ supply yang sebenarnya
12. BULLISH SCENARIO: OIL 110, DOLLAR 78
•
•
Melihat dari kenaikkan harga agrikultur (gandum, jagung, kedelai) yang telah
keluar dari zona konsolidasi panjang bahkan menembus rekor tertinggi dalam tiga
tahun. Maka kini komoditas yang akan menggerakan currency markets dan
menjatuhkan nilai Dollar. Dollar, Euro, emas, minyak, dan komoditas secara umum
memiliki hubungan tarik-menarik sebagai instrument investasi yang memberikan
gain dari perubahan harga. Ketika Dollar sudah tidak memiliki peluang naik yang
berarti, maka investor beralih ke minyak, Euro, emas, logam, dan mata uang
lainnya yang berpotensi naik lebih signifikan.
SHORT DOLLAR, LONG COMMODITIES
•
•
•
•
•
Skenario Re-balancing
- IF: Crude Oil $100-$105
- Then: Dollar Index 80-78
- Effect: Gold 1650
- Effect: Euro 1.28-1.30
13. LONDON OLYMPICS 2012
THE WORLD CELEBRATES GOLD WINNERS
•
•
Siklus booming komoditas terjadi 4 tahun sekali mengikuti siklus Olimpiade, kita
ingat booming tahun 2008 dan 2004. Pesta olahraga seluruh dunia membuat orang
kembali tergerak untuk lebih kompetitif dan agresif setelah melihat perkembangan
negara lain karena seluruh media menyiarkan berita dari London. Posisi China yang
terdepan dan terpenting sebagai penggerak ekonomi dunia juga telah mengangkat
atlet China menjadi pemenang medali emas terbanyak dan menggeser Amerika.
Perkembangan Korea Selatan dan Afrika Selatan juga terlihat dari posisi perolehan
medali yang maju pesat. Inggris, German, Perancis dan Italy juga bersaing ketat
dalam peringkat 10 besar di Olimpiade tersebut.
Ini adalah sebuah pemicu agar negara-negara Eropa bangkit dari keterpurukan dan
kembali bersikap optimis dalam bekerja dan membangun usahanya.
19. • LOWS TO HIGHS
Q3 2010 – Q3 2011 : 420 – 740
• PRICE UP 76% IN ONE YEAR ONLY
DUE TO POULTRY CONSUMPTION IN CHINA
THAT HAS GROWN 60% OVER THE LAST 3 YEARS
ACCUMULATION BUY 600-650
•ENERGY PRICES ARE STRONG IN MOST WINTER SEASONS
AND THIS IS A TRIGGER FOR CROPS AND BEAN PRICES
•Memasuki musim dingin biasanya harga minyak
menguat konsisten dari Oktober ke Januari dan
tren kenaikan ini akan diikuti oleh seluruh
komoditi secara umum
• Selama musim dingin sebagian besar komoditi
agrikultur akan mengalami pengurangan supply
akibat factor cuaca extreme, sehingga harga
jagung berpotensi kembali mengetest level $ 660
hingga $ 720 dalam 3-6 bulan ke depan
• MEDIAN PRICE RANGE adalah harga
yang paling banyak terjadi dan bertahan
lama selama periode satu tahun terakhir
berkisar pada range $ 660 - $ 700.
• Koreksi harga di bawah $ 650 adalah
tidak sustainable (hanya sementara) dan
dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan
beli saat murah (buy-on-weakness)
20. • SUPPLY DAN DEMAND
Pertumbuhan demand lebih cepat daripada ketersediaan supply
terutama didorong oleh ‘emerging economies’ seperti China,
India, Brasil, Rusia serta Asia keseluruhan
• MUSIM
Sekitar 50%-80% harga komoditas dipengaruhi oleh musim, saat
musim dingin harga minyak dan gas melambung, kemudian
terkoreksi kembali di musim panas
• BENCANA ALAM
Ancaman banjir, badai dan gempa bumi merusak lahan tanaman,
proses produksi serta mengacaukan siklus panen
• PERANG DAN PEREBUTAN WILAYAH
Sejak dulu hingga kini komoditi selalu menjadi sumber pertikaian
dan konflik , contoh: konflik minyak di Timur Tengah dan
perebutan kekuasaan di Pantai Gading
22. VOLATILITAS KAKAO
LOWS TO HIGHS
• LONG TERM UP TREND
2006 – 2011: 1500 – 3600
HARGA NAIK 139 %
• BOOMING MINYAK
2007 – 2008: 1500 – 3200
HARGA NAIK 113 %
• BOOM & BUST
Q3-Q4 2008 : 3200 – 2000
HARGA TURUN 37 %
• FAST RECOVERY
Q4 2008 – Q4 2009 :
2000 – 3500
NAIK 75 %
PREDIKSI SHORT TERM RE TEST 3000 - 3500
• Konsumsi minuman coklat meningkat di negara- negara Eropa
untuk penghangat saat musim dingin dan didorong oleh
perayaan Natal dan Tahun Baru dimana permintaan parsel
berisi coklat bars dan cookies melonjak
• Produksi Kakao Indonesia pada tahun 2011 turun sebesar
21,74% atau sekitar 125.000 ton dibandingkan tahun 2010,
menjadi 450.000 ton. Musim kemarau yang panjang juga
mengurangi supply secara global.
25. COUNT YOUR PROFIT AND LOSS
IN KAKAO TRADING
(IF price $2700) * 9000 = IDR 24.300,-/ Kilogram
Contract Size : 1 lot = 5 ton = 5000 kg
Contract Value : (IF 1 kg = Rp .24.300,- )* 5000 kg
1 lot = Rp. 121.500.000,Margin Requirement ONLY : Rp. 4.500.000,-
26. MENGHITUNG PROFIT/ LOSS
P/L = (HARGA JUAL – HARGA BELI) X 5000 X LOT
BELI KAKAO SEPT 21.000 / 4 LOT
JUAL KAKAO SEPT 22.000 / 4 LOT
P/L = (22.000 – 21.000) X 5000 X 4 = RP. 20.000.000,HEDGING/ LOCKING :
BELI KAKAO SEPT 22.000
JUAL KAKAO DES 22.000
HASIL = IMPAS
***(belum dipotong komisi, misal Rp. 100.000/ lot/ side)