SlideShare a Scribd company logo
Immunohistochemistry (IHC)
Post Morthem of SARS-CoV-2
Anjar Pribadi/ 0921146530002
Identitas Jurnal
● Lupariello, F., Godio, L
dan Vella, G. V.
● Immunohistochemistry
Pattens of SAR-Cov-2
deaths in Frensic
Autopsies
● 2021
● Legal Medicine
Pendahuluan
CD61
ANTIBODI
SAR-COV-19
studi Kasus
● Demam >38 ◦C
● pengobatan antibiotik dan
parasetamol
● hari ke 7 meninggal dunia
● dilakukan ototpsi untuk otopsi klinis
● oragan paru-paru di ambil dan
dilakukan pengamatan dengan
pewarnaan HE -> kerusakan alveolar,
hiperlasia, fibrinous intra alveolar,
membran hialin yang padat.
Pria Usia 66 tahun
Pria Usia 83 tahun
Panto jompo
Metode
Fiksasi
Fiksasi jaringan
menggunakan larutan
buffer formalin 10%.
Perendaman minimal
selama 1x24 jam
dengan volume larutan
10x dari besar
specimen.
Dehidrasi
Proses dehidrasi
dengan menggunakan
alkohol. Dimulai dari
konsentrasi 70%
selama 1 jam, 80%
selama 1 jam, 90%
selama 1 jam
sebanyak 2 kali,
kemudian 100%
selama 1 jam
sebanyak 3 kali.
Penjernihan
Proses clearing
(menjernihkan jaringan
hingga tampak
transparan) dengan
menggunakan xylol
sebanyak 3 kali
selama 1 jam, 2 jam
dan 3jam.
Infiltrasi Parafafin
Proses impregnansi (proses infiltrasi parafin).
Dilakukan dengan mencairkan paraffin solid
pada suhu 60°C dan selanjutnya memasukkan
jaringan dalam parafin. Kemudian proses ini
dilanjutkan ke proses embedding (penanaman
jaringan pada parafin solid) sehingga
didapatkan blok parafin.
Pewarnaan Histokimia antibodi CD61
 Potongan jaringan blok parafin sebesar 4μm.
 deparafinasi dengan xylene, hidrasi dengan alcohol bertingkat
dan cuci dengan Tris-buffered saline (TBS) selama 10 menit
dan air distilasi selama 10 menit.
 Aktifitas peroksidase endogen diblok dengan H2O3 3% selama
5 menit.
 Antigen retrieval untuk semua antibody dilakukan dengan
meletakkan preparat dalam citrate buffer dan dipanaskan
dalam microwave selama 15 menit.
 Inkubasi semalam dengan antibody primer untuk CD61,
kemudian dilakukan inkubasi dalam antibody sekunder biotin-
conjugated selama 10 menit.
 Metode standar kompleks streptavidin-biotin-peroxidase
dilakukan untuk mengikat antibody primer dengan
menggunakan LSAB System Universal Kit (Dako) selama 10
menit, DAB (diaminobenzidin tetrahydrochloride) digunakan
sebagai chromogen selama 5 menit dan semua bagian di
counterstained dengan mayers-haematoxylin selama 1 menit
dan kemudian preparat ditutup.
Intrepetasi Hasil
• Ekspresi CD61 dilakukan dengan
menghitung jumlah sel makrofag yang
mengekspresikan CD61 menggunakan
pewarnaan IHC pada pembesaran 400x
(Brizeno et al., 2016).
Hasil
Ekspresi antibody CD 61 pada paru-paru.
A dan B adalah pasien laki-laki 66 tahun.
C dan D adalah pasien perempuan 83 Tahun.
A dan b memberikan gambaran sebaran antibody CD61 pada
pembuluh di pau-paru dengan perbesaran 120x
C da D memberikan gambaran sebaran antibody cd61 vena yang
mengarah ke jantung dengan perbesaran 180x
Kesimpulan
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Immunohistochemistry (IHC) Post Morthem of SARS-CoV-2 (1).pptx

Ti10
Ti10Ti10
Ti10
andreei
 
DEATH CASE An Seiya Akira.pptx
DEATH CASE An Seiya Akira.pptxDEATH CASE An Seiya Akira.pptx
DEATH CASE An Seiya Akira.pptx
JuanAlexanderManurun
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
Jo Sugiharto
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
Jo Sugiharto
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptx
RyanHendri
 
Soal a keperawatan
Soal a keperawatanSoal a keperawatan
Soal a keperawatan
lutfi ana
 
Ti18
Ti18Ti18
Ti18
andreei
 
[Aipki] soal to regio v batch 1 2018
[Aipki] soal to regio v batch 1 2018[Aipki] soal to regio v batch 1 2018
[Aipki] soal to regio v batch 1 2018
Arifa Alkaf
 
Yanuar surya saputra poedjijo ipd universitas andalas-case report_pneumocysti...
Yanuar surya saputra poedjijo ipd universitas andalas-case report_pneumocysti...Yanuar surya saputra poedjijo ipd universitas andalas-case report_pneumocysti...
Yanuar surya saputra poedjijo ipd universitas andalas-case report_pneumocysti...
YanuarSuryaSP
 
Rectal injury and anaerobic culture.pptx
Rectal injury and anaerobic culture.pptxRectal injury and anaerobic culture.pptx
Rectal injury and anaerobic culture.pptx
GenioRachmadana
 
PPT Rekgen Golden Gate final final.pptx
PPT Rekgen Golden Gate final final.pptxPPT Rekgen Golden Gate final final.pptx
PPT Rekgen Golden Gate final final.pptx
ssuser9b54b1
 
LAPORAN KASUS INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI minggu ke 2 (1).docx
LAPORAN KASUS INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI minggu ke 2 (1).docxLAPORAN KASUS INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI minggu ke 2 (1).docx
LAPORAN KASUS INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI minggu ke 2 (1).docx
salmanalfarisi637456
 
Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...
Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...
Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Balai perikanan budidaya laut batam Identifikasi keberadaan Nervous Necrosis ...
Balai perikanan budidaya laut batam Identifikasi keberadaan Nervous Necrosis ...Balai perikanan budidaya laut batam Identifikasi keberadaan Nervous Necrosis ...
Balai perikanan budidaya laut batam Identifikasi keberadaan Nervous Necrosis ...
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Makalah kapsel
Makalah kapselMakalah kapsel
Makalah kapsel
Desiana Ika Listiani
 
PULMO CEU.pptx
PULMO CEU.pptxPULMO CEU.pptx
PULMO CEU.pptx
scribdortho
 
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyaniAplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
ratnisarirkuka
 
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyaniAplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
ratnisarirkuka
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11andreei
 

Similar to Immunohistochemistry (IHC) Post Morthem of SARS-CoV-2 (1).pptx (20)

Ti10
Ti10Ti10
Ti10
 
DEATH CASE An Seiya Akira.pptx
DEATH CASE An Seiya Akira.pptxDEATH CASE An Seiya Akira.pptx
DEATH CASE An Seiya Akira.pptx
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptx
 
Soal a keperawatan
Soal a keperawatanSoal a keperawatan
Soal a keperawatan
 
Ti18
Ti18Ti18
Ti18
 
[Aipki] soal to regio v batch 1 2018
[Aipki] soal to regio v batch 1 2018[Aipki] soal to regio v batch 1 2018
[Aipki] soal to regio v batch 1 2018
 
Yanuar surya saputra poedjijo ipd universitas andalas-case report_pneumocysti...
Yanuar surya saputra poedjijo ipd universitas andalas-case report_pneumocysti...Yanuar surya saputra poedjijo ipd universitas andalas-case report_pneumocysti...
Yanuar surya saputra poedjijo ipd universitas andalas-case report_pneumocysti...
 
Rectal injury and anaerobic culture.pptx
Rectal injury and anaerobic culture.pptxRectal injury and anaerobic culture.pptx
Rectal injury and anaerobic culture.pptx
 
PPT Rekgen Golden Gate final final.pptx
PPT Rekgen Golden Gate final final.pptxPPT Rekgen Golden Gate final final.pptx
PPT Rekgen Golden Gate final final.pptx
 
LAPORAN KASUS INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI minggu ke 2 (1).docx
LAPORAN KASUS INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI minggu ke 2 (1).docxLAPORAN KASUS INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI minggu ke 2 (1).docx
LAPORAN KASUS INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI minggu ke 2 (1).docx
 
Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...
Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...
Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...
 
Balai perikanan budidaya laut batam Identifikasi keberadaan Nervous Necrosis ...
Balai perikanan budidaya laut batam Identifikasi keberadaan Nervous Necrosis ...Balai perikanan budidaya laut batam Identifikasi keberadaan Nervous Necrosis ...
Balai perikanan budidaya laut batam Identifikasi keberadaan Nervous Necrosis ...
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
Makalah kapsel
Makalah kapselMakalah kapsel
Makalah kapsel
 
PULMO CEU.pptx
PULMO CEU.pptxPULMO CEU.pptx
PULMO CEU.pptx
 
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyaniAplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
 
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyaniAplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 

Immunohistochemistry (IHC) Post Morthem of SARS-CoV-2 (1).pptx

  • 1. Immunohistochemistry (IHC) Post Morthem of SARS-CoV-2 Anjar Pribadi/ 0921146530002
  • 2. Identitas Jurnal ● Lupariello, F., Godio, L dan Vella, G. V. ● Immunohistochemistry Pattens of SAR-Cov-2 deaths in Frensic Autopsies ● 2021 ● Legal Medicine
  • 4. studi Kasus ● Demam >38 ◦C ● pengobatan antibiotik dan parasetamol ● hari ke 7 meninggal dunia ● dilakukan ototpsi untuk otopsi klinis ● oragan paru-paru di ambil dan dilakukan pengamatan dengan pewarnaan HE -> kerusakan alveolar, hiperlasia, fibrinous intra alveolar, membran hialin yang padat. Pria Usia 66 tahun Pria Usia 83 tahun Panto jompo
  • 5. Metode Fiksasi Fiksasi jaringan menggunakan larutan buffer formalin 10%. Perendaman minimal selama 1x24 jam dengan volume larutan 10x dari besar specimen. Dehidrasi Proses dehidrasi dengan menggunakan alkohol. Dimulai dari konsentrasi 70% selama 1 jam, 80% selama 1 jam, 90% selama 1 jam sebanyak 2 kali, kemudian 100% selama 1 jam sebanyak 3 kali. Penjernihan Proses clearing (menjernihkan jaringan hingga tampak transparan) dengan menggunakan xylol sebanyak 3 kali selama 1 jam, 2 jam dan 3jam. Infiltrasi Parafafin Proses impregnansi (proses infiltrasi parafin). Dilakukan dengan mencairkan paraffin solid pada suhu 60°C dan selanjutnya memasukkan jaringan dalam parafin. Kemudian proses ini dilanjutkan ke proses embedding (penanaman jaringan pada parafin solid) sehingga didapatkan blok parafin.
  • 6. Pewarnaan Histokimia antibodi CD61  Potongan jaringan blok parafin sebesar 4μm.  deparafinasi dengan xylene, hidrasi dengan alcohol bertingkat dan cuci dengan Tris-buffered saline (TBS) selama 10 menit dan air distilasi selama 10 menit.  Aktifitas peroksidase endogen diblok dengan H2O3 3% selama 5 menit.  Antigen retrieval untuk semua antibody dilakukan dengan meletakkan preparat dalam citrate buffer dan dipanaskan dalam microwave selama 15 menit.  Inkubasi semalam dengan antibody primer untuk CD61, kemudian dilakukan inkubasi dalam antibody sekunder biotin- conjugated selama 10 menit.  Metode standar kompleks streptavidin-biotin-peroxidase dilakukan untuk mengikat antibody primer dengan menggunakan LSAB System Universal Kit (Dako) selama 10 menit, DAB (diaminobenzidin tetrahydrochloride) digunakan sebagai chromogen selama 5 menit dan semua bagian di counterstained dengan mayers-haematoxylin selama 1 menit dan kemudian preparat ditutup. Intrepetasi Hasil • Ekspresi CD61 dilakukan dengan menghitung jumlah sel makrofag yang mengekspresikan CD61 menggunakan pewarnaan IHC pada pembesaran 400x (Brizeno et al., 2016).
  • 7. Hasil Ekspresi antibody CD 61 pada paru-paru. A dan B adalah pasien laki-laki 66 tahun. C dan D adalah pasien perempuan 83 Tahun. A dan b memberikan gambaran sebaran antibody CD61 pada pembuluh di pau-paru dengan perbesaran 120x C da D memberikan gambaran sebaran antibody cd61 vena yang mengarah ke jantung dengan perbesaran 180x