Pertempuran Khandaq (Arab:غزوة الخندق) juga dikenal sebagai Pertempuran Al-Ahzab, Pertempuran Konfederasi, dan Pengepungan Madinah terjadi pada bulan Syawal tahun 5 Hijriah atau pada tahun 627 Masehi, pengepungan Madinah ini dipelopori oleh pasukan gabungan antara kaum kafir Quraisy makkah dan yahudi bani Nadir (al-ahzaab). Pengepungan Medinah dimulai pada 31 Maret, 627 dan berakhir setelah 27 hari
Makalah ini mencoba menguraikan masalah yang berkenaan dengan Talfiq dan taqlid yang ramai dan tetap hangat untuk didiskusikan, dan pembahasan ini sangat kita butuhkan, terutama juga masyarakat kita di Indonesia, oleh karena itu kita dituntut agar mengetahui, meneliti dan mendalami ilmu usul fiqh terutama untuk materi ini, sehingga kita tidak canggung ketika dihadapkan permasalahan atau pertanyaan tentang masalah ini. Makalah ini hanyalah sebagai pengantar, agar nantinya kita bisa lebih mendalami dengan mengkaji khazanah-khazanah keilmuan yang ada di negeri ini.
Pertempuran Khandaq (Arab:غزوة الخندق) juga dikenal sebagai Pertempuran Al-Ahzab, Pertempuran Konfederasi, dan Pengepungan Madinah terjadi pada bulan Syawal tahun 5 Hijriah atau pada tahun 627 Masehi, pengepungan Madinah ini dipelopori oleh pasukan gabungan antara kaum kafir Quraisy makkah dan yahudi bani Nadir (al-ahzaab). Pengepungan Medinah dimulai pada 31 Maret, 627 dan berakhir setelah 27 hari
Makalah ini mencoba menguraikan masalah yang berkenaan dengan Talfiq dan taqlid yang ramai dan tetap hangat untuk didiskusikan, dan pembahasan ini sangat kita butuhkan, terutama juga masyarakat kita di Indonesia, oleh karena itu kita dituntut agar mengetahui, meneliti dan mendalami ilmu usul fiqh terutama untuk materi ini, sehingga kita tidak canggung ketika dihadapkan permasalahan atau pertanyaan tentang masalah ini. Makalah ini hanyalah sebagai pengantar, agar nantinya kita bisa lebih mendalami dengan mengkaji khazanah-khazanah keilmuan yang ada di negeri ini.
Secara terminologis Syî‘ah berarti orang-orang yang mendukung Sayyidina Ali secara khusus, dan berpendapat bahwa hanya Sayyidina Ali saja yang berhak menjadi khalifah dengan ketetapan nash dan wasiat dari Rasulullah , baik secara tersurat maupun tersirat. Mereka berkeyakinan bahwa hak imâmah (menjadi pemimpin umat Islam) tidak keluar dari keturunan Ali . Apabila imâmah ternyata tidak dalam genggaman keturunan Ali , berarti ada kezaliman dari pihak lain, atau imam yang berhak sedang menerapkan konsep taqiyyah.
Secara terminologis Syî‘ah berarti orang-orang yang mendukung Sayyidina Ali secara khusus, dan berpendapat bahwa hanya Sayyidina Ali saja yang berhak menjadi khalifah dengan ketetapan nash dan wasiat dari Rasulullah , baik secara tersurat maupun tersirat. Mereka berkeyakinan bahwa hak imâmah (menjadi pemimpin umat Islam) tidak keluar dari keturunan Ali . Apabila imâmah ternyata tidak dalam genggaman keturunan Ali , berarti ada kezaliman dari pihak lain, atau imam yang berhak sedang menerapkan konsep taqiyyah.
2. Setiap kejadian sesuatu kehidupan– ada
tujuan
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka
menyembahKu.” (Adz-Dzaariyaat : 56)
3. Setiap gerak-geri, perbuatan, amalan dan
fikiran kita dikehendaki supaya berlandaskan
kepada ajaran Islam. Di sinilah letaknya
keindahan Islam kerana Islam adalah agama
lengkap yang diturunkan oleh Allah swt
kepada manusia sebagai panduan kepada
kesejahteraan hidup duniawi dan ukhrawi.
4. Bahasa
Merendah diri, tunduk, patuh dan taat
Syarak
Tunduk, patuh, merendah diri kepada Allah S.W.T
(Pengabdian sepenuhnya kepada Allah)
5. Ketundukan
menurut, mengikut dan mendekatkan diri dengan segala
perintah yang disyariatkan Allah. Ketundukan ini berasaskan
kepada perasaan sedar terhadap keesaan Allah dan
kekuasaanNya di atas segala sesuatu dibandingkan dengan
kedaifan dan kekerdilan diri sendiri.
Kecintaan
kepatuhan ini hendaklah juga lahir dari rasa cinta kepada
Allah. Ia berdasarkan kesedaran manusia terhadap limpah
kurnia Allah, nikmat-nikmat dan rahmatNya. Kesedaran ini
juga lahir daripada rasa kagum terhadap kemuliaan dan
kesempurnaan Allah.
6. Bersesuaian dengan hukum Islam dan tidak
bercanggah dgn hukum tersebut
Dilakukan dengan niat yang baik @kerana Allah
Hendaklah sentiasa menurut hukum-hukum
syara dan ketentuan batasnya, tidak menzalimi
orang lain, tidak khianat, tidak menipu, tidak
menindas orang lain dan merampas hak-hak
orang
Tidak mencuaikan ibadah-ibadah khusus
dengan melaksanakan ibadah-ibadah umum.
8. Iaitu ibadah yang utama ditentukan cara dan
syaratnya.
Hukumnya fardhu ain (tiap-tiap orang wajib
menyakini dan beramal dengannya).
Tanpa ibadah khusus seseorang itu tidak
beriman.
9. Solat
Zakat
Puasa
Haji dan Umrah
Qurban dan Aqiqah
Taharah (bersuci)
Zikir
Doa
10. Ibadah umum termasuklah semua kegiatan
hidup yang kita lakukan setiap hari
Dilakukan semata-mata untuk dapat
keredhaan Allah S.W.T
Contoh:
Pendidikan
Ekonomi
Politik
Jihad
Muamalat (berjual-beli)
Munakahat (Hukum perkahwinan menurut Islam)
15. Abu Zar r.a meriwayatkan bahawa ada sekali
Rasulullah SAW keluar dari rumahnya. Pada
masa itu ialah musim daun-daun gugur.
Baginda mengambil ranting sebatang pohon
yang daun-daunnya mulai gugur dengan
lebatnya, seraya Baginda SAW bersabda,
"Ya Abu Zar! Apabila seorang Islam
menunaikan solatnya kerana ALLAH, dosanya
gugur seperti daun-daun ini gugur dari pohon
ini".
17. Solat Muakkad:
Solat Ghairu Muakkad: -solat yang
-solat-solat sunat yang tidak digalakkan dan
begitu kuat anjuran untuk sentiasa di amalkan
melakukannya. oleh Rasullullah.
-Cth: Dhuha -Cth: Witir, Aidilfitri,
Terawih
Solat Mutlaq: Solat Muqayyah:
-dilakukan -berhubungan dengan
semata-mata suatu masalah.
kerana hendak i. pengiring solat fardhu
melakukan ii. Bukan pengiring solat
amalan sunat. fardhu
-memadai
berniat sahaja