Seminar nasional mengevaluasi kinerja pembangunan daerah Provinsi Maluku Utara tahun 2009 menemukan beberapa tantangan utama meliputi rendahnya pelayanan publik dan kualitas SDM, terbatasnya infrastruktur ekonomi, belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam, serta masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran. Secara umum, indikator-indikator tersebut relevan dengan tujuan pembangunan daerah meskipun bel
HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI MALUKUEKPD
Permasalahan utama pembangunan daerah Maluku adalah banyaknya penduduk yang tinggal di pulau-pulau kecil yang terisolasi dan minim infrastruktur, menyebabkan tingginya kemiskinan dan rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan dasar. Transportasi darat, laut, dan udara yang menghubungkan antar pulau dan daerah masih belum memadai.
Rencana kerja tim evaluasi meliputi evaluasi capaian prioritas nasional 2010-2011 berdasarkan RPJMN, relevansi isu strategis nasional dengan kondisi daerah, dan evaluasi tematik. Tujuannya untuk mengetahui tingkat pencapaian target, relevansi kebijakan, serta masalah spesifik di daerah. Hasilnya berupa dokumen evaluasi capaian, relevansi, dan tematik.
HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI MALUKUEKPD
Permasalahan utama pembangunan daerah Maluku adalah banyaknya penduduk yang tinggal di pulau-pulau kecil yang terisolasi dan minim infrastruktur, menyebabkan tingginya kemiskinan dan rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan dasar. Transportasi darat, laut, dan udara yang menghubungkan antar pulau dan daerah masih belum memadai.
Rencana kerja tim evaluasi meliputi evaluasi capaian prioritas nasional 2010-2011 berdasarkan RPJMN, relevansi isu strategis nasional dengan kondisi daerah, dan evaluasi tematik. Tujuannya untuk mengetahui tingkat pencapaian target, relevansi kebijakan, serta masalah spesifik di daerah. Hasilnya berupa dokumen evaluasi capaian, relevansi, dan tematik.
HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI LAMPUNGEKPD
Dokumen tersebut membahas tentang tantangan utama pembangunan daerah di Indonesia yang meliputi kemiskinan, pendidikan, pelayanan publik, infrastruktur, pertanian, lingkungan hidup, bencana, ekonomi, energi, harga pokok, dan stabilitas politik. Ringkasannya adalah bahwa tujuan pembangunan daerah secara umum sejalan dengan tujuan nasional namun tingkat efektivitasnya masih perlu ditingkatkan.
HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI RIAUEKPD
Beberapa tantangan utama provinsi Riau adalah kemiskinan, rendahnya kualitas sumber daya manusia, keterbatasan infrastruktur, dan tingginya angka pengangguran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah Riau melaksanakan program-program seperti pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan peningkatan pembangunan infrastruktur.
HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI KALIMANTAN SELATANEKPD
Seminar Nasional Hasil Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Tahun 2009 Provinsi Kalimantan Selatan menyimpulkan bahwa kinerja pembangunan daerah di provinsi tersebut sudah relatif efektif dan relevan. Kondisi ini berkaitan erat dengan diterapkannya kebijakan nasional dan lokal yang memperhatikan kearifan lokal serta cenderung pro-rakyat miskin dengan alokasi anggaran yang lebih besar pada sektor pendidikan dan
HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI SULAWESI UTARAEKPD
Dokumen tersebut membahas permasalahan dan tantangan utama pembangunan daerah Sulawesi Utara meliputi upaya mewujudkan Sulawesi Utara yang berbudaya, berdaya saing, dan sejahtera dengan meninjau berbagai indikator pembangunan seperti tingkat kemiskinan, pengangguran, pertumbuhan ekonomi, pelayanan publik, dan SDM.
HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI SULAWESI SELATANEKPD
Kinerja pembangunan daerah Sulsel telah sejalan dengan tren nasional pada bidang ekonomi dan kesejahteraan sosial namun belum sepenuhnya efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan melindungi lingkungan alam. Indikator-indikator utama yang belum memuaskan adalah indeks pembangunan manusia, kerusakan terumbu karang, serta rehabilitasi lahan.
HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI KALIMANTAN TIMUREKPD
Dokumen tersebut membahas tantangan utama dan permasalahan pembangunan daerah di Kalimantan Timur yang meliputi infrastruktur yang kurang memadai, perekonomian berbasis sumber daya alam yang menurun, serta masalah kemiskinan dan pengangguran yang belum teratasi."
Dokumen tersebut membahas rencana kerja tim evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah tahun 2011. Terdiri dari tiga komponen utama yaitu evaluasi capaian prioritas nasional 2010-2011 berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, evaluasi relevansi isu strategis, sasaran, dan kebijakan dalam rencana pembangunan, serta evaluasi tematik di setiap daerah."
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera SelatanEKPD
Tim evaluasi EKPD Universitas Sriwijaya akan melakukan evaluasi kinerja pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011. Evaluasi ini akan menilai capaian prioritas nasional, relevansi dengan RPJMN, dan masalah tematik. Hasil evaluasi diharapkan memberikan masukan untuk perencanaan pembangunan di Sumatera Selatan dan nasional.
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi SelatanEKPD
Laporan awal evaluasi kinerja pembangunan daerah provinsi Sulawesi Selatan tahun 2011 memberikan gambaran umum tentang latar belakang, tujuan, sasaran, keluaran, dan rencana kerja evaluasi. Evaluasi akan fokus pada penilaian capaian prioritas nasional 2010-2011, relevansi isu strategis RPJMN dengan kondisi daerah, dan evaluasi tematik. Tim evaluasi terdiri atas delapan anggota dari berbagai disiplin ilmu.
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi BaratEKPD
Dokumen ini membahas rencana kerja tim evaluasi kinerja pembangunan daerah di Provinsi Sulawesi Barat. Tim akan melakukan (1) evaluasi capaian prioritas nasional RPJMN 2010-2011, (2) analisis relevansi RPJMN dengan kondisi daerah, dan (3) evaluasi tematik untuk menghasilkan masukan kebijakan. Tim terdiri atas delapan anggota dari Universitas Negeri Makassar dan akan mengumpulkan data sekunder dan primer mel
Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua Barat dilakukan untuk menilai pencapaian target prioritas nasional RPJMN 2010-2014 dan relevansi kebijakan dengan kondisi daerah, serta masalah spesifik melalui evaluasi tematik. Tim EKPD Provinsi Papua Barat terdiri dari delapan anggota dari Universitas Negeri Papua.
HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI LAMPUNGEKPD
Dokumen tersebut membahas tentang tantangan utama pembangunan daerah di Indonesia yang meliputi kemiskinan, pendidikan, pelayanan publik, infrastruktur, pertanian, lingkungan hidup, bencana, ekonomi, energi, harga pokok, dan stabilitas politik. Ringkasannya adalah bahwa tujuan pembangunan daerah secara umum sejalan dengan tujuan nasional namun tingkat efektivitasnya masih perlu ditingkatkan.
HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI RIAUEKPD
Beberapa tantangan utama provinsi Riau adalah kemiskinan, rendahnya kualitas sumber daya manusia, keterbatasan infrastruktur, dan tingginya angka pengangguran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah Riau melaksanakan program-program seperti pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan peningkatan pembangunan infrastruktur.
HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI KALIMANTAN SELATANEKPD
Seminar Nasional Hasil Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Tahun 2009 Provinsi Kalimantan Selatan menyimpulkan bahwa kinerja pembangunan daerah di provinsi tersebut sudah relatif efektif dan relevan. Kondisi ini berkaitan erat dengan diterapkannya kebijakan nasional dan lokal yang memperhatikan kearifan lokal serta cenderung pro-rakyat miskin dengan alokasi anggaran yang lebih besar pada sektor pendidikan dan
HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI SULAWESI UTARAEKPD
Dokumen tersebut membahas permasalahan dan tantangan utama pembangunan daerah Sulawesi Utara meliputi upaya mewujudkan Sulawesi Utara yang berbudaya, berdaya saing, dan sejahtera dengan meninjau berbagai indikator pembangunan seperti tingkat kemiskinan, pengangguran, pertumbuhan ekonomi, pelayanan publik, dan SDM.
HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI SULAWESI SELATANEKPD
Kinerja pembangunan daerah Sulsel telah sejalan dengan tren nasional pada bidang ekonomi dan kesejahteraan sosial namun belum sepenuhnya efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan melindungi lingkungan alam. Indikator-indikator utama yang belum memuaskan adalah indeks pembangunan manusia, kerusakan terumbu karang, serta rehabilitasi lahan.
HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI KALIMANTAN TIMUREKPD
Dokumen tersebut membahas tantangan utama dan permasalahan pembangunan daerah di Kalimantan Timur yang meliputi infrastruktur yang kurang memadai, perekonomian berbasis sumber daya alam yang menurun, serta masalah kemiskinan dan pengangguran yang belum teratasi."
Dokumen tersebut membahas rencana kerja tim evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah tahun 2011. Terdiri dari tiga komponen utama yaitu evaluasi capaian prioritas nasional 2010-2011 berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, evaluasi relevansi isu strategis, sasaran, dan kebijakan dalam rencana pembangunan, serta evaluasi tematik di setiap daerah."
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera SelatanEKPD
Tim evaluasi EKPD Universitas Sriwijaya akan melakukan evaluasi kinerja pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011. Evaluasi ini akan menilai capaian prioritas nasional, relevansi dengan RPJMN, dan masalah tematik. Hasil evaluasi diharapkan memberikan masukan untuk perencanaan pembangunan di Sumatera Selatan dan nasional.
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi SelatanEKPD
Laporan awal evaluasi kinerja pembangunan daerah provinsi Sulawesi Selatan tahun 2011 memberikan gambaran umum tentang latar belakang, tujuan, sasaran, keluaran, dan rencana kerja evaluasi. Evaluasi akan fokus pada penilaian capaian prioritas nasional 2010-2011, relevansi isu strategis RPJMN dengan kondisi daerah, dan evaluasi tematik. Tim evaluasi terdiri atas delapan anggota dari berbagai disiplin ilmu.
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi BaratEKPD
Dokumen ini membahas rencana kerja tim evaluasi kinerja pembangunan daerah di Provinsi Sulawesi Barat. Tim akan melakukan (1) evaluasi capaian prioritas nasional RPJMN 2010-2011, (2) analisis relevansi RPJMN dengan kondisi daerah, dan (3) evaluasi tematik untuk menghasilkan masukan kebijakan. Tim terdiri atas delapan anggota dari Universitas Negeri Makassar dan akan mengumpulkan data sekunder dan primer mel
Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Provinsi Papua Barat dilakukan untuk menilai pencapaian target prioritas nasional RPJMN 2010-2014 dan relevansi kebijakan dengan kondisi daerah, serta masalah spesifik melalui evaluasi tematik. Tim EKPD Provinsi Papua Barat terdiri dari delapan anggota dari Universitas Negeri Papua.
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara BaratEKPD
Dokumen tersebut membahas rencana kerja tim evaluasi kinerja pembangunan daerah provinsi Nusa Tenggara Barat. Tim akan mengevaluasi capaian prioritas nasional 2010-2011, relevansi isu strategis, sasaran, arah kebijakan, dan strategi pengembangan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 dengan kondisi di provinsi tersebut, serta masalah spesifik melalui evaluasi tematik di setiap daerah.
Ringkasan dokumen:
Dokumen tersebut membahas latar belakang dan tujuan evaluasi kinerja pembangunan daerah di Provinsi Maluku Utara. Tim evaluasi telah dibentuk dan membuat rencana kerja yang meliputi pembagian tugas, pengumpulan data, dan penyusunan laporan. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui capaian prioritas nasional dan relevansi dengan kondisi daerah serta masalah spesifik yang dihadapi.
Laporan awal tim evaluasi kinerja pembangunan daerah (EKPD) Provinsi Lampung tahun 2011 membahas (1) latar belakang evaluasi berdasarkan peraturan dan tujuan evaluasi, (2) rencana kerja tim EKPD yang meliputi evaluasi capaian prioritas nasional 2010-2011 dan relevansi strategi RPJMN dengan kondisi Lampung, serta (3) susunan anggota tim EKPD. Laporan ini bertujuan melengkapi data dasar dan mengetahui tingkat pencapa
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan RiauEKPD
Dokumen ini membahas rencana kerja tim evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011. Tim akan mengevaluasi capaian prioritas nasional 2010-2011, relevansi RPJMN 2010-2014 dengan kondisi provinsi, dan isu-isu tematik di setiap kabupaten/kota. Tim terdiri dari dosen Universitas Maritim Raja Ali Haji dengan latar belakang ilmu yang beragam.
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan TenganEKPD
Ringkasan dokumen:
Dokumen ini membahas rencana kerja tim evaluasi provinsi Kalimantan Tengah untuk evaluasi kinerja pembangunan daerah tahun 2011. Tim akan mengevaluasi capaian prioritas nasional 2010-2011, relevansi RPJMN 2010-2014 dengan kondisi daerah, dan evaluasi tematik. Tim akan melakukan persiapan dengan diskusi internal, pembagian tugas, dan penetapan jadwal. Data akan dikumpulkan dari Bappeda, BPS, dan SK
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan SelatanEKPD
Laporan awal ini membahas rencana kerja tim evaluasi kinerja pembangunan daerah provinsi
Kalimantan Selatan untuk tahun 2011, meliputi evaluasi capaian prioritas nasional, relevansi
RPJMN dengan kondisi daerah, dan evaluasi tematik. Rencana kerjanya mencakup pengumpulan
data, analisis, diskusi dengan stakeholder, dan penyusunan laporan.
Laporan ini memberikan ringkasan rencana kerja tim evaluasi kinerja pembangunan daerah Provinsi Jawa Timur tahun 2011. Rencana kerja terdiri dari evaluasi capaian prioritas nasional 2010-2011, relevansi isu strategis RPJMN dengan kondisi Jawa Timur, dan evaluasi tematik di Jawa Timur.
Laporan awal ini membahas rencana kerja tim evaluasi kinerja pembangunan daerah Provinsi Jambi tahun 2011. Rencana kerja tersebut meliputi evaluasi capaian prioritas nasional 2010-2011 berdasarkan RPJMN 2010-2014, relevansi isu strategis dan sasaran RPJMN dengan kondisi Jambi, serta evaluasi tematik isu strategis provinsi. Pelaksanaan evaluasi akan mengacu pada indikator capaian prioritas nasional dan target tahunan dalam RPJMN.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
HASIL EVALUASI KINARJAPEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI MALUKU UTARA
1. SEMINAR NASIONAL
HASIL EVALUASI KINARJA
PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009
PROVINSI MALUKU UTARA
PELAKSANA
UNIVERSITAS KHAIRUN
Hotel Santike Premiere, 18-20 Nopember 2009
2. Permasalahan dan Tantangan Utama
Pembangunan Daerah
Indikator Tingkat Pelayanan Publik dan Demokrasi
Rendahnya pelayanan public dan demokrasi,
Lemahnya penegakan hukum serta penanganan persoalan
pasca konflik sosial;
Indikator Tingkat Kualitas Sumber Daya Manusia
Rendahnya kualitas dan kuantitas SDM manusia
Indikator Tingkat Pembangunan Ekonomi
Terbatasnya daya dukung infrastruktur ekonomi, sosial dan
transportasi, termasuk kelistrikan;
Masalah kesenjangan antar kabupaten/kota;
Masih rendahnya investasi pemerintah maupun masyarakat;
3. Indikator Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam
Belum optimalnya pemanfaatan SDA yang berkualifikasi
komoditas unggulan di sub sektor perikanan dan kelautan,
sektor pertanian, kehutanan dan perkebunan serta pariwisata;
Indikator Tingkat Kesejahteraan Sosial
Masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran yang
mengakibatkan rendahnya kualitas hidup masyarakat Maluku
Utara
4. Tingkat Pelayanan Publik dan Demokrasi
45.00 1.00
40.00 0.80
35.00 0.60
Tingkat Pelayanan Publik &
30.00 0.40 Demokrasi Malut
25.00 0.20 Tingkat Pelayanan Publik &
Demokrasi Nasional
20.00 0.00 Tren Tingkat Pelayanan &
Demokrasi Malut
15.00 -0.20
Tren Tingkat Pelayanan &
10.00 -0.40 Demokrasi Nasional
5.00 -0.60
0.00 -0.80
2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
5. Analisis Relevansi dan Efektifitas
Tingkat Pelayanan Publik dan Demokrasi
Analisis Relevansi
Indikator output (% jml kasus koropsi, aparat yg berijasah S1 dan
pelayanan satu atap terhadap tujuan dan sasaran pembangunan
daerah Pemerintah Provinsi Maluku Utara berdasarkan data tahun
2004-2008 diperoleh bahwa capaian indikator Provinsi Maluku Utara
sejalan atau lebih baik dari capaian pembangunan nasional.
Analisis efektivitas indikator output terhadap capaian kinerja
pemerintah daerah Provinsi Maluku Utara menunjukan bahwa
perkembangan pelayanan publik dan demokrasi belum
mengambarkan kestabilan dari tahun ke tahun, bahkan
kecenderungan menurun.
Pada tingkat partisipasi politik baik pada pemilu legislatif maupun
pada pilpres kecenderungan menurun. Pada pemilu legislatif tahun
2009 sampai dengan saat ini masih ada anggota legislatif
Kapubaten yang belum dilantik serta ada kabupaten yang sudah
dilantik setelah pelatikan presiden dan wakil presiden.
6. Tingkat Kualitas Sumber Daya Manusia
90.00 0.10
80.00
0.05 0.05
0.04
70.00 0.02
0.01 0.01 0.01
0.000.00 0.00
60.00 Tingkat Kualitas SDM Malut
-0.04
50.00 -0.05 Tingkat Kualitas SDM Nasional
40.00 77.13 80.49
77.46 78.01 Tren Tingkat Kualitas SDM Malut
75.41
75.60 76.99
76.26 73.78 -0.10
63.94
30.00 Tren Tingkat Kualitas SDM
-0.15 Nasional
20.00
10.00 -0.21 -0.20
0.00 -0.25
2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
7. Analisis Relevansi dan Efektifitas
Tingkat Kualitas Sumber Daya Manusia
Analisis Relevansi
Indikator output (Angka Partisipasi Murni, Angka Putus Sekolah
SD,SMP,SMA, Angka Melek Aksara, Guru Layak Mengajar
SMP,SMA, Gisi buruk, Gizi kurang, dan Penduduk Ber-KB) terhadap
tujuan dan sasaran pembangunan daerah Pemerintah Provinsi
Maluku Utara berdasarkan data tahun 2004-2008 diperoleh bahwa
capaian indikator output Provinsi Maluku Utara sejalan atau lebih
baik dari capaian pembangunan nasional.
Analisis efektivitas
berdasarkan indikator output terhadap capaian kinerja pemerintah
daerah Provinsi Maluku Utara pada umumnya belum efektif
disebabkan karena mengalami fluktuasi dan kecenderungan
menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
8. Tingkat Pembangunan Ekonomi
50.00 0.20
0.16
45.00 0.15
0.10
40.00 0.08
0.04 0.03
35.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 Tingkat Pembangunan Ekonomi
Malut
30.00
Tingkat Pembangunan Ekonomi
25.00 -0.10 Nasional
42.97 Tren Tingkat Pembangunan
20.00 40.07 40.24 41.71
39.47 Ekonomi Malut
-0.20 Tren Tingkat Pembangunan
15.00
27.20 Ekonomi Nasional
21.92 23.66
10.00 18.85 17.76 -0.30
5.00 -0.35
0.00 -0.40
2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
9. Analisis Relevansi dan Efektifitas
Tingkat Pembangunan Ekonomi
Analisis Relevansi
Indikator output (Laju Pertumbuhan Ekonomi, % Eksport thd PDRB,
% Output Manufaktor, % UMKM, dan Pendapatan Perkapita)
terhadap tujuan dan sasaran pembangunan daerah Pemerintah
Provinsi Maluku Utara berdasarkan data tahun 2004-2008 diperoleh
bahwa capaian indikator output Provinsi Maluku Utara lebih rendah
atau tidak relevan dari capaian pembangunan nasional.
Analisis efektivitas
berdasarkan indikator output terhadap capaian kinerja pemerintah
daerah Provinsi Maluku Utara pada umumnya belum efektif
disebabkan karena mengalami fluktuasi dan kecenderungan menurun
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
10. Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam
30.00 0.20
0.00 0.00 0.00 0.03 0.00
0.00 -0.01 0.00
25.00 -0.05
-0.20
20.00 Kualitas Pengelolaan Sumber
Daya Alam Malut
15.96 15.75 -0.40 Kualitas Pengelolaan Sumber
14.91 15.31
15.00 Daya Alam Nasional
27.50
-0.60 Tren Kualitas Pengelolaan
Sumber Daya Alam Malut
10.00 Tren Kualitas Pengelolaan
-0.80 Sumber Daya Alam Nasional
5.00 -1.00
-1.00 -1.00
0.00 0.51 0.00 0.00 0.00
0.00 -1.20
2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
11. Analisis Relevansi dan Efektifitas
Tingkat Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup
Analisis Relevansi
Indikator output (% Luas Lahan Rahabilitasi dalam Hutan Kritis, dan
% terumbu karang) terhadap tujuan dan sasaran pembangunan
daerah Pemerintah Provinsi Maluku Utara berdasarkan data tahun
2004-2008 diperoleh bahwa capaian indikator output Provinsi
Maluku Utara diestimasi sejalan dari capaian pembangunan
nasional walaupun baru diperoleh data tahun 2004.
Analisis efektivitas
berdasarkan indikator output terhadap capaian kinerja pemerintah
daerah Provinsi Maluku Utara pada umumnya belum efektif
disebabkan karena kecenderungan kerusakan lingkungan hidup
akan semakin bertambah dari waktu ke waktu.
12. Tingkat Kesejahteraan Sosial
96.50 96.27 0.02
96.14
95.92
96.00 95.67 0.02
0.02
95.50
0.01
95.00 0.01 94.68
94.43 94.29 0.00 0.01
94.50
93.82 0.00
93.77
94.00 93.66
0.00
0.00 0.00 0.00
0.00 0.00
93.50
-0.01
93.00
-0.01
92.50
-0.01
92.00 -0.02
2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
Tingkat Kesejahteraan Sosial Malut Tingkat Kesejahteraan Sosial Nasional
Tren Tingkat Kesejahteraan Sosial Malut Tren Tingkat Kesejahteraan Sosial Nasional
13. Analisis Relevansi dan Efektifitas
Tingkat Kesejahteraan Sosial
Analisis Relevansi
Indikator output (% Penduduk Miskin, Pengangguran
terbuka, anak terlantar, lanjut usia, dan penyandang
cacat) terhadap tujuan dan sasaran pembangunan
daerah Pemerintah Provinsi Maluku Utara berdasarkan
data tahun 2004-2008 diperoleh bahwa capaian
indikator output Provinsi Maluku Utara Lebih baik dari
capaian pembangunan nasional.
Analisis efektivitas
berdasarkan indikator output terhadap capaian kinerja
pemerintah daerah Provinsi Maluku Utara pada
umumnya belum efektif disebabkan karena
kecenderungan meningkat pada tahun 2005.
14. Indikator Spesifik dan Menonjol
1. Pada tingkat partisipasi politik (Legislatif dan
Pilpres)kecenderungan menurun. Bahkan pada pemilu
legislatif DPRD tahun 2009 di Maluku Utara sampai dengan
saat ini masih ada yang belum dilantik
2. Meningkatnya angka kematian bayi, dan angka putus
sekolah
3. Kurang/terbatasnya jumlah tenaga media yang tersedia
4. Meningkatnya kerusakan lingkungan hidup akibat
pengelolaan SDA yang berlebihan terutama pada areal
pertambangan, dan pengelolaan hutan
5. Selama lima thn terakhir infrastruktur jalan nasional tidak
mengalami penambahan, sedangkan jalan provinsi
penambahan signifikan pada kondisi jalan sedang dan
rusak
6. Jumlah angka penduduk miskin dan pengangangguran
cenderung mengalami peningkatan.
15. Kesimpulan
Rata-rata indikator menunjukan relevansi
dengan pembangun daerah kecuali pada
tingkat pembangunan ekonomi, namun
belum efektif pada setiap indikator yang
telah ditetapkan
16. Quesioner
Item Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Tinggi Rendah
T. Pelayanan Publik
dan Demokrasi
T. Kualitas SDM
T. Pembangunan
Ekonomi
T. Pengelolaan SDA
dan Lingkungan Hidup
T. Kesejahteraan
sosial