Teks tersebut membahas tentang struktur dan bagian-bagian bunga serta perkembangan bunga menjadi buah. Secara singkat, bagian utama bunga terdiri dari kelopak, mahkota, benang sari dan putik. Setelah penyerbukan dan pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah yang dapat berupa buah sejati, buah semu, atau buah majemuk.
Dokumen tersebut membahas tentang bunga majemuk dan bagian-bagiannya. Bunga majemuk dibedakan menjadi tak berbatas dan berbatas, dan masing-masing memiliki beberapa bentuk seperti malai, payung, dan sekerup. Dokumen juga menjelaskan bagian-bagian pada bunga majemuk seperti ibu tangkai, tangkai bunga, kelopak, dan lainnya.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang bagian-bagian penting pada bunga tumbuhan, meliputi benang sari, tangkai sari, kepala sari, putik, bakal buah, tangkai kepala putik, dan kepala putik. Bagian-bagian tersebut dibedakan berdasarkan letak, jumlah, dan ciri-cirinya masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang bagian-bagian bunga Ixora paludosa (bunga asoka) dan klasifikasinya. Bunga asoka dapat digolongkan sebagai bunga majemuk tak terbatas dengan susunan acropetal dan memiliki bagian-bagian bunga yang lengkap termasuk mahkota, benang sari, dan putik. Bunga asoka juga memiliki ciri sebagai tumbuhan berbunga banyak karena mampu menghasilkan lebih dari satu bunga.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai aspek bunga, mulai dari definisi, bagian-bagiannya, pengelompokan berdasarkan struktur, letak, dan simetri, serta karakteristik dari masing-masing bagian seperti kelopak, mahkota, benang sari, dan putik.
Dokumen tersebut membahas tentang bunga majemuk dan bagian-bagiannya. Bunga majemuk dibedakan menjadi tak berbatas dan berbatas, dan masing-masing memiliki beberapa bentuk seperti malai, payung, dan sekerup. Dokumen juga menjelaskan bagian-bagian pada bunga majemuk seperti ibu tangkai, tangkai bunga, kelopak, dan lainnya.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang bagian-bagian penting pada bunga tumbuhan, meliputi benang sari, tangkai sari, kepala sari, putik, bakal buah, tangkai kepala putik, dan kepala putik. Bagian-bagian tersebut dibedakan berdasarkan letak, jumlah, dan ciri-cirinya masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang bagian-bagian bunga Ixora paludosa (bunga asoka) dan klasifikasinya. Bunga asoka dapat digolongkan sebagai bunga majemuk tak terbatas dengan susunan acropetal dan memiliki bagian-bagian bunga yang lengkap termasuk mahkota, benang sari, dan putik. Bunga asoka juga memiliki ciri sebagai tumbuhan berbunga banyak karena mampu menghasilkan lebih dari satu bunga.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai aspek bunga, mulai dari definisi, bagian-bagiannya, pengelompokan berdasarkan struktur, letak, dan simetri, serta karakteristik dari masing-masing bagian seperti kelopak, mahkota, benang sari, dan putik.
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk dengan tujuan mengenali berbagai bentuk dan tipe bunga majemuk serta bagian-bagiannya. Secara garis besar dokumen ini menjelaskan prosedur praktikum, teori dasar mengenai bunga dan bunga majemuk, hasil pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk, dan analisis data hasil pengamatan pada bunga merak sebagai contoh.
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Rina Riannur
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang morfologi bunga kencana ungu (Ruellia tuberrosa L.) dan bunga kenop (Gomphrena globosa L.), mencakup deskripsi tentang klasifikasi, batang, daun, bunga, buah, dan biji kedua tanaman tersebut. Informasi lain meliputi penggunaan kencana ungu dalam pengobatan tradisional dan kandungan kimiawyang terkandung.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang berbagai jenis bagian pada bunga dan buah. Terdapat penjelasan mengenai daun pelindung, daun kelopak, tangkai kepala putik, kepala putik, tangkai bunga, dasar bunga bersama, dasar bunga, kelopak bunga, tenda bunga dan ibu tangkai. Selanjutnya dijelaskan berbagai jenis buah semu, buah sejati, buah kering, buah berdaging, buah
Dokumen tersebut membahas tentang tata letak daun pada batang tumbuhan, yang terdiri dari tiga jenis pola utama yaitu folia spara (satu daun per buku), folia opposida (dua daun berhadapan per buku), dan folia verticillata (lebih dari dua daun per buku). Dokumen juga menjelaskan istilah-istilah terkait seperti buku-buku batang, ruas, dan rumus daun."
Dokumen ini membahas tentang tumbuhan berkormus yang memiliki akar, batang, dan daun sejati seperti tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji. Kormus adalah tubuh tumbuhan yang menunjukkan diferensiasi akar, batang, dan daun. Bagian lain tumbuhan seperti bunga dan umbi dianggap sebagai metamorfosis dari bagian pokok. Tumbuhan berkormus memiliki ciri filogenetik seperti sel penyusun multiseluler dan perkembangbi
Dokumen tersebut merangkum tentang morfologi tumbuhan khususnya penyerbukan, diagram bunga, dan rumus bunga. Dibahas proses penyerbukan, jenis-jenis penyerbukan, bagian-bagian bunga, cara membuat diagram bunga, dan rumus yang menggambarkan struktur bunga.
Dokumen tersebut membahas tentang bagian-bagian daun dan bentuknya. Daun terdiri dari pelepah daun, tangkai daun, dan helaian daun. Bentuk helaian daun dapat berupa bulat, jorong, lanset, dan lainnya. Pangkal dan ujung daun juga memiliki bentuk tertentu seperti runcing, tumpul, atau berlekuk. Ada 4 jenis meristem yang berperan dalam pembentukan daun.
Bab 1 membahas latar belakang tentang morfologi tumbuhan khususnya bagian-bagian bunga. Bab 2 membahas tiga bagian utama yaitu bagian-bagian bunga, pembagian tempat antar bagian bunga, dan simetri bunga. Bagian-bagian bunga terdiri dari tangkai, dasar, kelopak, mahkota, benang sari dan putik. Pembagian tempat antar bagian bunga dapat terpencar, berakarang, atau campuran. Ada empat j
Dokumen tersebut membahas tentang struktur dan bagian-bagian bunga. Terdiri dari bagian steril dan fertil. Bunga dapat berkelamin tunggal atau ganda, berumah satu, dua atau tiga, dan memiliki susunan yang berbeda-beda seperti spiral, berkarang, atau campuran. Mencakup penjelasan tentang kelopak, mahkota, benang sari, putik, bakal buah, dan bakal biji. Juga membahas diagram dan rumus yang menggambarkan
Bagian-bagian lain pada tumbuhan seperti kuncup, rimpang, umbi, sulur, duri, dan alat-alat tambahan seperti piala dan gelembung dapat berfungsi sebagai pelindung, alat pemencaran biji, atau alat pernapasan tumbuhan. Mereka dapat berasal dari modifikasi batang, akar, daun, atau bagian lainnya.
- Bunga adalah organ reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga yang berisi organ reproduksi seperti benang sari dan putik. Bunga dapat muncul secara tunggal atau bersama dalam rangkaian majemuk.
- Bunga berfungsi untuk menarik penyerbuk guna membantu proses pembuahan sehingga tumbuhan dapat menghasilkan biji.
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk dengan tujuan mengenali berbagai bentuk dan tipe bunga majemuk serta bagian-bagiannya. Secara garis besar dokumen ini menjelaskan prosedur praktikum, teori dasar mengenai bunga dan bunga majemuk, hasil pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk, dan analisis data hasil pengamatan pada bunga merak sebagai contoh.
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Rina Riannur
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang morfologi bunga kencana ungu (Ruellia tuberrosa L.) dan bunga kenop (Gomphrena globosa L.), mencakup deskripsi tentang klasifikasi, batang, daun, bunga, buah, dan biji kedua tanaman tersebut. Informasi lain meliputi penggunaan kencana ungu dalam pengobatan tradisional dan kandungan kimiawyang terkandung.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang berbagai jenis bagian pada bunga dan buah. Terdapat penjelasan mengenai daun pelindung, daun kelopak, tangkai kepala putik, kepala putik, tangkai bunga, dasar bunga bersama, dasar bunga, kelopak bunga, tenda bunga dan ibu tangkai. Selanjutnya dijelaskan berbagai jenis buah semu, buah sejati, buah kering, buah berdaging, buah
Dokumen tersebut membahas tentang tata letak daun pada batang tumbuhan, yang terdiri dari tiga jenis pola utama yaitu folia spara (satu daun per buku), folia opposida (dua daun berhadapan per buku), dan folia verticillata (lebih dari dua daun per buku). Dokumen juga menjelaskan istilah-istilah terkait seperti buku-buku batang, ruas, dan rumus daun."
Dokumen ini membahas tentang tumbuhan berkormus yang memiliki akar, batang, dan daun sejati seperti tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji. Kormus adalah tubuh tumbuhan yang menunjukkan diferensiasi akar, batang, dan daun. Bagian lain tumbuhan seperti bunga dan umbi dianggap sebagai metamorfosis dari bagian pokok. Tumbuhan berkormus memiliki ciri filogenetik seperti sel penyusun multiseluler dan perkembangbi
Dokumen tersebut merangkum tentang morfologi tumbuhan khususnya penyerbukan, diagram bunga, dan rumus bunga. Dibahas proses penyerbukan, jenis-jenis penyerbukan, bagian-bagian bunga, cara membuat diagram bunga, dan rumus yang menggambarkan struktur bunga.
Dokumen tersebut membahas tentang bagian-bagian daun dan bentuknya. Daun terdiri dari pelepah daun, tangkai daun, dan helaian daun. Bentuk helaian daun dapat berupa bulat, jorong, lanset, dan lainnya. Pangkal dan ujung daun juga memiliki bentuk tertentu seperti runcing, tumpul, atau berlekuk. Ada 4 jenis meristem yang berperan dalam pembentukan daun.
Bab 1 membahas latar belakang tentang morfologi tumbuhan khususnya bagian-bagian bunga. Bab 2 membahas tiga bagian utama yaitu bagian-bagian bunga, pembagian tempat antar bagian bunga, dan simetri bunga. Bagian-bagian bunga terdiri dari tangkai, dasar, kelopak, mahkota, benang sari dan putik. Pembagian tempat antar bagian bunga dapat terpencar, berakarang, atau campuran. Ada empat j
Dokumen tersebut membahas tentang struktur dan bagian-bagian bunga. Terdiri dari bagian steril dan fertil. Bunga dapat berkelamin tunggal atau ganda, berumah satu, dua atau tiga, dan memiliki susunan yang berbeda-beda seperti spiral, berkarang, atau campuran. Mencakup penjelasan tentang kelopak, mahkota, benang sari, putik, bakal buah, dan bakal biji. Juga membahas diagram dan rumus yang menggambarkan
Bagian-bagian lain pada tumbuhan seperti kuncup, rimpang, umbi, sulur, duri, dan alat-alat tambahan seperti piala dan gelembung dapat berfungsi sebagai pelindung, alat pemencaran biji, atau alat pernapasan tumbuhan. Mereka dapat berasal dari modifikasi batang, akar, daun, atau bagian lainnya.
- Bunga adalah organ reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga yang berisi organ reproduksi seperti benang sari dan putik. Bunga dapat muncul secara tunggal atau bersama dalam rangkaian majemuk.
- Bunga berfungsi untuk menarik penyerbuk guna membantu proses pembuahan sehingga tumbuhan dapat menghasilkan biji.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dan struktur bunga. Terdiri dari bagian steril dan fertil. Susunan daun bunga dapat berkarang atau terpencar. Jenis kelamin bunga dapat banci, berkelamin tunggal, dan berumah satu, dua, atau tiga. Bunga dapat bersimetri atau tidak. Terdapat bagian-bagian seperti kelopak, tajuk, benang sari, dan putik.
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi daun dan bunga. Secara singkat, daun berfungsi untuk fotosintesis dan pernapasan, sedangkan bunga terdiri atas bagian steril seperti kelopak dan mahkota bunga, serta bagian fertil seperti benang sari dan putik yang berperan dalam penyerbukan dan pembuahan."
Teks tersebut merupakan bagian pendahuluan dari makalah tentang struktur bunga. Teks ini menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan isi ringkasan makalah tersebut.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai kelas monokotiledon, termasuk ciri-ciri umum, bangsa, dan suku yang terdapat pada kelas tersebut. Kelas monokotiledon memiliki ciri seperti akar serabut, batang tidak bercabang, daun tunggal, bunga dengan bagian bunga kelipatan 3, dan biji dengan kotiledon tunggal. Terdapat beberapa bangsa seperti liliales, poales, cyperales, dan zingiberales yang mencak
Tanaman kelapa sawit memiliki ciri-ciri seperti daun berbentuk menyerupai bulu ayam, batang yang lurus dan berdiameter hingga 75 cm, bunga majemuk yang terdiri dari bunga jantan dan betina, serta buah berbentuk oval yang mengandung biji dan minyak sawit.
[Ringkasan]
Bunga merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi untuk reproduksi secara generatif dengan menghasilkan biji. Bunga terdiri dari organ jantan (benang sari) dan betina (putik) yang berfungsi untuk penyerbukan dan pembuahan guna pembentukan biji. Bunga dapat beragam bentuk dan susunannya tergantung jenis tumbuhan.
Buah dapat dibedakan menjadi buah sejati (yang tumbuh dari bakal buah) dan buah semu (yang terbentuk dari bagian lain bunga selain bakal buah). Buah sejati dapat berupa tunggal, ganda, atau majemuk, sedangkan buah semu dapat tunggal, ganda, atau majemuk tergantung bagian mana dari bunga yang membentuk buah. Keduanya dapat berupa kering atau berdaging.
1. IV. BUNGA
A. Perkembangan
Bunga adalah pucuk yang termodifikasi, disebut demikian karena menunjukan beberapa
perubahan dalam pengaturan apeks pucuk. Bunga dianggap ranting yang bersumbu
pendek dengan daun-daun yang merapat dan memiliki bentuk khas sesuai fungsinya.
B. Bagian-bagian Utama
Bagian utama bunga terdiri dari kelopak (calix) tajuk/ mahkota (corolla), benang sari
(stamen) dan putik (pistilum). Bagian lainnya adalah dasar bunga (reseptakulum),
tangkai bunga (pediselus) dan kelenjar madu (nektarium) (Gambar 1).
Gambar 1. Bagian-bagian bunga
Bagian utama bunga dapat saling berlekatan atau terpisah-pisah. Jika terjadi persatuan 2
bagian yang sama disebut konasi atau kohesi sedangkan jika persatuan antara 2 bagian
yang berbeda disebut adnasi. Bunga terdiri dari beberapa daun yang tersusun berkarang.
Karangan paling luar adalah kelopak. Helaiannya disebut sepal, dapat berlekatan
(gamosepalus /sinsepalus) atau terpisah (polipetal/dialipetal). Fungsi kelopak adalah
melindungi bunga pada saat masih kuncup. Setelah kelopak, dapat ditemukan korola,
helaiannya disebut petal. Fungsi mahkota adalah untuk menarik polinator dan sebagai
pelindung alat kelamin. Benang sari adalah alat kelamin jantan terdiri dari tangkai sari
(filamen), kepala sari (anthera), dan penghubung (conectivum) (Gambar 2).
Keseluruhan benang sari pada bunga disebut andresium (androecium). Putik (pistilum)
2. adalah alat kelamin betina. Putik terdiri dari bakal buah (ovarium), tangkai putik (stilus)
dan kepala putik (stigma). Keseluruhan putik disebut ginasium (gynaecium). Di dalam
ovarium terdapat bakal biji (ovulum).
Gambar 2. Benang sari dan Sayatan melintang kepala sari
C. Letak bunga Pada tumbuhan
Letak bunga pada tumbuhan disebut anthotaxis. Berdasarkan posisi bunga terhadap
bunga lain, dibedakan menjadi tiga macam antotaxis, yaitu :
1. Hanya satu bunga (planta uniflora) seperti bunga coklat (Zephyranthes rosea)
dan lili (Lilium longiflorum)
2. Kuntum bunga tersebar dan terdapat sendiri-sendiri ( flores sparsa). Bunga
soliter, letaknya terminal di ujung ranting atau aksiler, seperti bunga Cucurbita
3. Perbungaan (inflorescentia) terdiri dari satu sumbu bersama tempat melekat
sejumlah kuntum bunga sehingga menghasilkan satu kesatuan.
D. Struktur benangsari
Dalam satu bunga jumlah benang sari bervariasi. Berdasarkan panjangnya dapat
dibedakan menjadi benang sari didinamus (2 panjang, 2 pendek) dan tetradinamus (4
panjang, 2 pendek).
3. Gambar 3. Benangsari tetradinamus dan didinamus
Benang sari dapat terpisah atau berlekatan satu dengan yang lain. Benang sari yang
berlekatan dapat dibedakan menjadi :
1. Monadelfus, terdiri dari 1 tukal, seperti pada Hibiscus sp
2. Diadelfus, memilki 2 tukal (1+9), seperti pada Papilionaceae
3. Polyadelfus, lebih dari 2 tukal, seperti pada Calliandra sp (Gambar 4.)
Gambar 4. Pelekatan benangsari
Kepala sari dapat terpisah atau berlekatan (syngenesis) (Gambar 5). Tangkai sari
umumnya berbentuk silindris, tetapi ada stamen yang seperti lembaran dan biasanya
steril, misalnya dapat ditemukan pada bunga Canna hybrida
Gambar 5. Kepala sari yang berlekatan
4. E. Struktur Putik.
Bedasarkan letak ovarium terhadap dasar bunga, dapat dibedakan menjadi : ovarium
menumpang (superum), ovarium tenggelam (inferum), dan ovarium setengah
tenggelam (hemi/semi inferum). Berdasarkan letak ovarium terhadap perhiasan bunga,
dapat dibedakan menjadi ovarium epiginus, ovarium periginus, dan ovarium hipoginus
(Gambar 6)
Gambar 6. Letak ovarium terhadap perhiasan bunga
Putik tersusun dari karpel, karpel ini dapat terpisah-pisah (apokarp) atau bersatu
(sinkarp). Ruang pada karpel dapat dibedakan menjadi beruang satu (unilokular),
bilokular, trilokular, dan multilokular. Ovulum melekat pada dinding ovarium melalui
plasenta (tembuni). Berdasarkan tempat melekatnya dapat dibedakan menjadi
marginalis, parietalus, aksilaris, sentralis, basalis, dan apikal (Gambar 7).
Gambar 7. Tipe plasentasi
5. Beberapa jenis bunga ada yang memiliki perhiasan bunga yang tidak dapat dibedakan
antara kaliks dan korola, disebut tenda bunga (perigonium), helaiannya disebut tepal.
Tepal ini dapat ersusun terpisah (perigonium choripetalum/p. pleiopetalum) atau saling
berlekatan (p. sintepalum/p. gamotepalum). Jika tenda bunga ini memiliki ciri seperti
korola disebut p. petaloid/corrolina sedangkan jika mirip dengan kaliks disebut
p.sepaloid / p. calisinus.
Pada beberapa tumbuhan terdapat jarak antara mahkota dengan benang sari dan putik.
Jarak tersebut terbentuk akibat pemanjangan dasar bunga disebut androginophore
(andro = jantan; gyna = bentina; phore = tangkai). Jika dasar bunga yang mengalami
pemanjangan hanya diantara benang sari dan putik disebut ginofore, sedangkan jika
pemanjangan diantara mahkota dengan benang sari disebut androfore (Gambar 8.)
Gambar 8. Androfore dan ginofore
F. Perbungaan (Bunga Majemuk/ inflorecentia)
Perbungaan terdiri dari suatu sumbu bersama tempat melekat sejumlah kuntum bunga
sehingga menghasilkan suatu kesatuan bagian-bagian erbungaan terdiri dari :
1. Bagian yang bersifat seperti batang, seperti tangkai perbungaan
(peduncullus), sumbu primer atau rakhis, sumbu sekunder, tangkai bunga
(pedicellus), dan reseptakulum.
6. 2. Bagian yang bersifat seperti daun, seperti daun pelindung atau brachte,
seludang bunga (spatha), daun tangkai atau brachteola, kelopak tambahan
(epicalix), daun pembalut (brachtea involucrum) dan daun bunga (calix,
corolla, stamen dan putik).
Gambar 9. Bagan perbungaan
Secara garis besar perbungaan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu
1. Perbungaan rasemosa, dengan sumbu utama tumbuh tak terbatas, monopodial
dan bunga mekar dari bawah ke atas atau dari tepi ke tengah (sentripetal)
2. Perbungaan simosa, dengan sumbu tumbuh berbatas, simpodial, dan bunga
mekar dari tengah ke tepi (sentrifugal)
3. Perbungaan campuran, yang bagian - bagiannya tidak mengikuti pola
perkembangan yang seragam, ada yang bersifat simosa, dan ada pula yang
bersifat rasemosa
Gambar 10. Perbungaan rasemosa dan cymosa
1. Perbungaan rasemosa (inflorecentia racemosa, botryoides atau centripeta)
7. Arah mekarnya kuntum bunga dari bawah keatas, atau seperti pada perbungaan
bongkol atau payung dari tepi luar ke arah dalam., Perbungaan ini dibedakan
antara sumbu utama yang tak bercabang serta yang bercabang
a. Sumbu utama tak bercabang
2. Tandan (racemus atau botrys) adalah perbungaan yang terdiri
dari sumbu utama yang panjang dengan kuntum bunga bertangkai melekat
padanya, contoh bunga merak (Caesalpinia pulcherrima)
3. Bulir (spica) , bunga duduk pada sumbu yang panjang
4. Untai (amentum) merupakan bulir dengan bunga uniseksual yaitu
bunga yang memiliki benang sari saja pada bunga jantan atau putik saja
pada bunga betina.
5. Tongkol (spadix) adalah bulir yang memiliki tangkai dan rakis
tebal dan berdaging, contoh pada Araceae
6. Cawan (anthodium) memiliki dasar perbungaan yang lebar dan
datar seperti cawan. Dapat dibedakan menjadi bunga tepi, ditepi
perbungaan dan bunga tabing yang terdapat di tengah cawan. Bunga tabug
memiliki bennag sari dan putik, sehingga dapat menghasilkan buah.
8. 7. Payung (umbella) adalah perbungaan dengan sumbu utama amat
pendek dan tangkai bunga sama panjang melekat pada ujung sumbu
utama. Oleh karena setiap kuntum bunga berada diketiak braktenya dan
sumbu utama amat pendek, seluruh brakte terhimpun disatu tempat dan
dapat disebut daun pembalut, contoh pada Umbelliferae
8. Gundung (corymbus simplex) adalah serupa tandan, tetapi
dengan semua kuntum bunga berada pada bidang datar yang sama, hal ini
karena tangkai bunga tidak sama panjang.
9. Bonggol (capitulum). Pada perbungaan ini sumbu utama bersama
amat pendek dan baisanya melebar dan menebal, Kuntum bunga bersama
membentuk kesatuan yang berbentuk bola atau sedikit memanjang,
contohnya pada petai cina (Lamtoro glauca)
10. Bunga periuk (hipantodium) terjadi bila dasar bunga berdaging
serta berongga, tanpa daun pembalut. Dalam rongga itu terdapat kuntum
bunga, sehingga tidak terlihat dari luar, contoh pada beberapa Moraceae.
9. b. Sumbu utama bercabang sekali atau berulang kali
1. Malai (panicula). Sumbu utama bercabang berulang kali. Cabang-
cabang di sebelah bawah lebih panjang dan lebih bawah lebih
panjng dan lebih banyak mengalami percabangan dibanding
cabang dibagian atas sumbu, contoh perbungaan mangga
(Manggifera indica)
2. Malai rata (corymbus ramosus), cabang paling bawah lebih
panjang dari cabang yang berada diatas sehingga semua bunga
berada pada bidang sama yang rata, misalnya bunga soka (Ixora
grandiflora)
3. Perbungaan dengan pola dasar berulang atau majemuk.
3. Perbungaan cymosa
Perbungaan simpodial, bunga mekar dari tengah ke tepi, atau dari atas kebawah
(sentrifugal),. Perbungaan ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Pleiokasium atau anak payung bercabang banyak
b. Dikasium atau anak payung menggarpu bercabang dua
c. Monokasium atau anak payung menggarpu bercabang satu
i. Bunga sekrup (bostrys)
ii. Bunga tangga (cincinus)
iii. Sabit (drepanium)
iv. Kipas (rhipidium)
10. 4. Perbungaan campuran (inflorenscentia mixta)
5. Perbungaan lain
a. Gubahan semu atau karangan semu (verticillaster)
b. Lembing (anthela)
c. Tukal ( glomerulus)
d. Cyathium, ditemukan pada Euphorbiaceae.
Tugas
Buatlah deskripsi bunga dari tumbuhan monokotil dan dikotil, kemudian buatlah
kesimpulan
11. V. BUAH
Buah yang mengalami penyerbukan akan diikuti oleh pembuahan, sehingga akan
merangsang pembentukan embrio dan biji. Bersama dengan itu bunga mengalami
perubahan yang menyebabkan pembentukan buah. Perhiasan bunga serta benang sari
biasanya layu lalu gugur dan kemudian tangkai putik mengering kecuali pada beberapa
spesies tumbuhan.
Buah dapat berkembang tanpa pembuahan dan perkambangan biji. Peristiwa tersebut
dikenal sebagai partenokarpi. Hal ini sering terjadi pada spesies yang buahnya berbiji
banyak, misalnya pisang, semangka, nenas, dan tomat. Partenokarpi dapat terjadi tanpa
penyerbukan atau hanya memerlukan rangsangan proses penyerbukan.
Buah yang berkembang hanya dari bakal buah dinamakan buah sejati. Tetapi jika bagian
lain selain bakal buah juga ada bagian tambahan lain yang berasal dari sekitar bakal buah
maka disebut buah semu. Pada perkembangannya dinding buah sering menebal, bahkan
berdaging. Dalam hal ini dapat dibedakan beberapa lapisan, yaitu :
1. Eksokarp (epikarp) yaitu bagian luar yang lebih keras dan bersifat seperti jangat
2. Mesokarp yaitu lapisan bagian tengah yang terdiri dari jaringan renggang,
berdaging, atau berserat dan merupakan bagian terlebar
3. Endokarp yaitu lapisan paling dalam dan paling tipis
Jika tidak dapat dibedakan, dinding buah disebut perikarp. Di dalam buah dapat
ditemukan biji yang melekat pada plasenta. Jaringan yang menghubungkan antara
plasenta dan biji disebut funikulus.
Menurut perkembangan bakal buah dikenal :
1. Buah tunggal, yaitu hasil perkembangan dari satu atau lebih daun buah (karpel), dapat
berasal dari bunga tunggal atau bunga majemuk
2. Buah majemuk, yaitu buah yang didapat dari perkembangan suatu perbungaan (bunga
majemuk) secara bersama.
12. 3. Buah ganda (agregat), yaitu buah yang dibentuk oleh ginesium apokarp. Setiap daun
buah mempertahankan diri hingga buah masak, misalnya pada cempaka (Michelia
champaka)
Berdasarkan hal tersebut, buah dapat dikelompokan lagi menjadi :
1. Buah Sejati
Buah sejati tunggal, misalnya buah alpukat (Persea americana), pepaya (Carica
papaya), durian (Durio zibentinus)
Buah sejati ganda, misalnya buah cempaka (Michelia champaka)
Buah sejati majemuk, misalnya buah Ficus (Ficus sp).
2. Buah Semu
Buah semu tunggal, misalnya buah jambu monyet (Anacardium occidentale)
Buah semu ganda, misalnya buah arbei (Fragraria ananasa)
Buah semu majemuk, misalnya buah nangka (Arthrocarpus heterophila)
13. Tugas
Buatlah 2 perbedaan dan 2 persamaan antara buah sejati , ganda dan semu majemuk,
berikan contohnya !
DAFTAR PUSTAKA
Arnett R.H. and D.C. Barungart. 1970. An Introduction to Plant Biology. 3th edition. The CV.
Mosby Company. Saint Louis.
Bell A.D. 1991. Plant Form. Oxford University Press. Oxford.
Bold, H.C. C.J. Alexopoulus, and T. Delevoryas. 1987. Morphology of Plant and Fungi. 5th
edition. Harper dan Row Publisher. New York.
De Vogel E.F. 1987. Manual of Herbarium Taxonomy: Theory and Practice. United Nation
Educational, Scientific dan Cultural Oragnization. Regional Office for Science and
Technology. Jakarta.
Esiti B. Hidayat. 1990. Morfologi Tumbuhan. Diktat Kuliah. Jurusan Biologi FMIPA ITB.
Bandung.
_____________.1990. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Jurusan Biologi FMIPA. ITB.
Bandung.
Gembong Tjitrosoepomo. 1988. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Gifford E.M. and A.s. Foster. 1989. Morphology and Evolution of Vascular Plants. 3th edition.
W.H. Freeman and Company. New York/.
Halle F. and R.A.A. Oldeman. 1975. An Essay on the Architecture and Dynamics of Growth of
Tropical Trees. University Malaya. Kuala Lumpur.
Hartman H.T. and D.E. Kester. 1983. Plant Propagation: Principles and Pracitce. 4th
edition.
Prentice –Hall Inc. New York.
Lyndon R.F. 1990. Plant Development: the Celular Basis. Unwin Hyman Ltd. London.
14. Radford A.E. 1986. Fundamentals of Plant Systematics. Harper International Edition. Harper &
Row Publishers Inc. New York.
Sinnott E.W. and K.S. Wilson. 1955. Botany: Principle and Problems. 5th
edition. McGraw-Hill
Book Company Inc. New York.
Sinnott E.W. 1960. Plant Morphogenesis. McGraw-Hill Book Company Inc. New York.
Steeves T.A. and I.M. Sussex. 1989. Patern in Plant Development. 2nd
edition. Cambridge
University Press. Cambridge.
Undang Ahmad Dasuki. 1992. Penuntun Praktikum Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar
Universitas. ITB. Bandung
Weier T.E., C.R. Stocking, and M.G. Barbour. 1974. Botany: An Introduction to Plant Biology.
5th
edition. John Wiley and Sons. New York.