Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai aspek bunga, mulai dari definisi, bagian-bagiannya, pengelompokan berdasarkan struktur, letak, dan simetri, serta karakteristik dari masing-masing bagian seperti kelopak, mahkota, benang sari, dan putik.
Hello, my name is Marlin and I am pleased to introduce myself. I have had the privilege of working in various industries and have gained a wealth of experience along the way. I am a hardworking and dedicated individual who strives for excellence in everything I do. My skills include problem-solving, communication, and leadership. I am always eager to learn and grow both personally and professionally. Thank you for taking the time to read my introduction.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
3. Berdasarkan letak dan susunan bagian-
bagiannya, bunga di bagi atas :
• Acyclic (tersusun menurut garis spiral)
• Cyclic (tersusun dalam lingkaran)
• Hemicyclic (gabungan keduanya)
4. Sifat-sifat yang menarik pada bunga
antara lain :
• Bentuk bunga seluruhnya dan bagian-
bagiannya
• Warnanya
• Baunya
• Ada dan tidaknya madu ataupun zat lainnya
5. Bunga dapat dibedakan menurut
tempat tumbuhnya pada tumbuhan :
• Bunga pada ujung batang (flos terminalis)
• Bunga pada ketiak daun (flos lateralis)
6. Jika tanaman menumbuhkan banyak
bunga dapat dibedakan lagi, yaitu :
• Terpencar (flores sparsi)
• Berkumpul (anthotaxis atau inflorescentia)
7. Bunga majemuk (Anthotaxis,
Inflorescentia)
Yaitu terdapat dua bunga atau lebih pada satu
ibu tangkai yang sama. Yang umumnya terbagi
atas dua bagian, yaitu :
• Bagian-bagian yang bersifat seperti cabang
atau batang.
• Bagian-bagian yang bersifat seperti daun.
8. Bagian yang bersifat seperti cabang
atau batang, yaitu :
• Ibu tangkai bunga (pedunculus)
• Tangkai bunga (pedicellus)
• Dasar bunga (receptaculum)
dasar bunga
tangkai bunga
9. Bagian-bagian yang bersifat seperti
daun, yaitu :
• Daun-daun pelindung (bractea)
• Daun tangkai (bracteole)
• Seludang bunga (spatha)
• Daun-daun pembalut (bractea involucralis, involucrum)
• Kelopak tambahan (epicalyx)
• Daun-daun kelopak (sepalae)
• Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)
• Daun-daun tenda bunga (tepalae)
• Benang-benang sari (stamina)
• Daun-daun buah (carpella)
10. Daun majemuk dibedakan
berdasarkan sifatnya, yaitu :
• Bunga majemuk tidak berbatas (inflorescentia
racemosa)
• Bunga majemuk berbatas (inflorescentia
cymosa), berdasarkan sifatnya terbagi menjadi
yang bersifat ”monochasial”, bersifat
“dichasial” dan bersifat “pleiochasial”
• Bunga majemuk campuran (inflorescentia
mixta)
11. Bunga majemuk tak berbatas
(inflorescentia racemosa), yaitu :
• Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang atau
bunga terdapat pada ibu tangkai.
• Ibu tangkai bercabang, dan cabang-cabangnya
dapat bercabang lagi.
12. Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang
atau bunga terdapat pada ibu tangkai :
• Tandan (racemus atau botrys),
• Bulir (spica),
• Untai atau bunga lada (amentum),
• Tongkol (spadix),
• Bunga payung (umbella),
• Bunga cawan (corymbus atau anthodium),
• Bunga bongkol (capitulum),
• Bunga periuk (hypanthodium).
13. Ibu tangkai bercabang, dan cabang-
cabangnya dapat bercabang lagi :
• Malai (panicula),
• Malai rata (corymbus ramosus),
• Bunga payung majemuk (umbella composite),
• Bunga tongkol majemuk,
• Bulir majemuk.
14. Bunga majemuk berbatas
(inflorescentia cymosa), yaitu :
• Anak payung menggarpu (dichasium),
• Bunga tangga atau bercabang seling
(cincinnus),
• Bunga sekerup (bostryx),
• Bunga sabit (drepanium),
• Bunga kipas (rhipidium).
15. Lain-lain tipe bunga, yaitu :
• Gubahan semu atau karangan semu
(verticillaster),
• Lembing (anthela),
• Tukal (glomerulus),
• Berkas (fasciculus).
16. Bagian-bagian bunga, yaitu :
• Tangkai (pedicellus),
• Dasar bunga (receptaculum),
• Hiasan bunga (perianthium),
• Alat-alat kelamin jantan (androecium),
• Alat-alat kelamin betina (gynaecium).
18. Kelamin bunga
Berdasarkan alat kelamin yang terdapat pada
masing-masing bunga, orang membedakan :
• Bunga banci atau berkelamin dua
(hermaphroditus),
• Bunga berkelamin tunggal (unisexualis).
20. Pembagian tempat antara bagian
bunga yang satu dengan bagian lain :
• Terpencar, tersebar atau menurut suatu spiral
(acyclic),
• Berkarang, melingkar (cyclic),
• Campuran (hemicyclic).
21. Letak bagian-bagian bunga pada bunga
:
• Berseling (alternatio),
• Berhadapan atau tumpang tindih
(superpositio).
22. Simetri pada bunga
Jika suatu bunga oleh sebuah bidang dapat
dibagi menjadi dua bagian yang serupa
sehingga kedua bagian itu saling dapat
menutupi.
23. Macam-macam simetri pada bunga :
• Asimetris atau tidak simetris,
• Setangkup tunggal (monosimetris atau
zygomorphus), terbagi lagi menjadi yang
setangkup tegak, setangkup mendatar dan
setangkup miring.
• Setangkup menurut dua bidang (bilateral
simetris atau disimetris),
• Beraturan atau bersimetri banyak
(polysimetris, regulasi atau actinomorphus).
24. Keadaan daun-daun dalam kuncup
dapat dibedakan, yaitu :
• Pelipatan daun-daun itu dalam kuncup
(vernatio),
• Letak daun-daun dalam kuncup terhadap
daun-daun lainnya (aestivatio).
25. Keadaan bagian-bagian bunga :
• Pelipatan (vernatio) daun-daun kelopak dan
mahkota,
• Letak daun-daun kelopak dan mahkota
terhadap sesamanya (aestivation).
26. Dasar bunga
Merupakan bagian paling bawah dari suatu
bunga yang berdasarkan sifatnya dibedakan
menjadi :
• Hipogin (hypogynus),
• Perigin (perigynus),
• Epigin (epigynus).
27. Kelopak
Merupakan daun hiasan bunga yang merupakan
lingkaran luar yang biasanya berwarna hijau,
lebih kecil dan lebih kasar dari hiasan bunga
yang sebelah dalam.
Sifat-sifat kelopak bunga :
• Berlekatan (gamosepalus),
• Lepas atau bebas (polysepalus).
28. Tajuk bunga atau mahkota bunga
(Corolla)
Tajuk bunga atau mahkota bunga merupakan
hiasan bunga yang terdapat disebelah dalam
kelopak yang umumnya lebih besar dan
berwarna indah. Berdasarkan sifatnya
dibedakan menjadi :
• berlekatan (sympetalus, gamopetalus atau
monopetalus),
• lepas atau bebas (choripetalus, dialypetalus
atau polypetalus).
29. Berdasarkan simetrinya bunga dapat
pula dibedakan, yaitu :
• Beraturan (regularis) atau bersimetri banyak
(regularis atau actinomorphus),
• Setangkup tunggal, bersimetri satu atau
monosimetris (zygomorphus).
30. Tenda bunga (Perigonium)
Yaitu kelopak dan tajuk bunga sama baik warna
ataupun bentuknya. Berdasarkan susunan
bagian-bagiannya terbagi atas :
• Berlekatan (gamophyllus),
• Lepas atau bebas (pleiophyllus).
31. Benang sari (Stamen)
Bagian-bagian benang sari :
• Tangkai sari (filamentum),
• Kepala sari (anthera),
• Penghubung ruang sari (connectivum).
32. Berdasarkan letak duduknya, benang
sari digolongkan lagi, yaitu :
• Benang sari jelas duduk pada dasar bunga,
• Benang sari tampak seperti duduk di atas
kelopak,
• Benang sari tampak duduk di atas tajuk bunga.
33. 3 golongan benang sari
berdasarkan jumlah benang sari
itu sendiri
a. Benang sari banyak (lebih dari 20
benang sari).
b. Jumlah benang sari 2 x lipat daun
tajuknya. Dibedakan menjadi dua :
1. Diplostemon (diplostemonus).
2. Obdiplostemon (obdiplostemonus).
34. c. Benang sari sama banyak dengan daun tajuk
atau kurang. Terbagi atas Episepal (episepalus)
dan epipetal (epipetalus).
Berhubungan dengan panjang pendeknya
benang sari, benang sari dibedakan menjadi :
a. Panjang sari benang dua (didynamus).
b. Benang sari panjang empat (tetradinamus).
35. Tangkai sari (filamentum)
Berdasarkan perlekatan benang sari ,
dibedakan menjadi :
a. Benang sari berberkas satu/bertukal satu
(monadelpus).
b. Benang sari berberkas dua/bertukal dua
(diadelpus).
c. Benang sari berberkas banyak/bertukal
banyak.
36. Kepala sari (Anthera)
Duduk kepala sari pada tangkainya dapat
bermacam-macam :
a. Tegak (innatus/basifixus).
b. Menempel (adnatus).
c. Bergoyang (versatilis).
37. Kepala sari dibedakan menjadi 4 berdasarkan
pembukaannya :
a. Dengan celah membujur (longitudinalter
dehiscens), di bagi menjadi :
1. Menghadap ke dalam (introrsum).
2. Menghadap ke samping (lateralier).
3. Menghadap keluar (extrosum).
b. Dengan celah melintang (tranvesaliter dehiscens).
c. Dengan sebuah liang pada ujung atau pangkal
kepala sari (poris dehiscens).
d. Dengan kelap atau katup-katup (valvis dehiscens)
38.
39. Putik (Pistillum)
Berdasarkan banyaknya daun buah yang
menyusun putik, putik dibedakan atas :
a. Putik tunggal (simplex).
b. Putik majemuk (compositus).
Pada putik dapat dibedakanbagian-bagiannya
berikut :
1. Bakal buah (ovarium).
2. Tangkai kepala putik (stylus).
3. Kepala putik (stigma).
40.
41. Bakal Buah (Ovarium)
Menurut letaknya terhadap dasar bunga,
bakal buah dibedakan menadi :
a. Bakal buah menumpang (superus).
b. Bakal buah setengah tenggelam (hemi
inferus).
c. Bakal buah tenggelam (inferus).
43. Berdasarkan jumlah ruang buahnya, bakal
buah dapat dibedakan menjadi :
a. Bakal buah beruang satu (unilocularis).
b. Bakal buah beruang dua (bilocularis).
c. Bakal buah beruang tiga (trilocularis).
d. Bakal buah beruang empat (multilocularis).
44. sekat yang menjadi bakal buah dapat
dibedakan menjadi :
a. Sekat yang sempurna (septum completus) :
1. Sekat asli (septum).
2. Sekat semu (septum spurius).
b. Sekat yang tidak sempurna (septum
incompletus)
45. Tembuni (Placenta)
Menurut letaknya dibedakan menjadi :
a. Marginal (marginalis).
b. Laminal (laminalis).
Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas
ruang dibedakan atas :
a. Parietal (paretalis).
b. Sentral (centralis).
c. Aksilar (axillaris).
46. Bakal biji (Ovulum)
Bagian bakal buah terdiri atas :
a. Kulit bakal biji (Integumentum).
b. Badan bakal biji (nucellus).
c. Kandung lembaga (saccus embryonalis).
d. Liang bakal biji (micropyle).
e. Tali pusar (puniculus).
47. Lima posisi utama bakal biji pada tembuni :
a. Tegak (atropus).
b. Mengangguk (anatropus).
c. Bengkok (campylotropus).
d. Setengah mengangguk (hemitropus).
e. Melipat (camtotropus).
48.
49. Tangkai putik (Stylus)
Tangkai putik merupakan bagian yang biasanya berbentuk
benang dan merypakan lanjutan dari bakal buah ke atas. Juga
merupakan bagian dari daun buah. Karena setiap tangkai
kepala putik membentuk satu daun buah. Tangkai kepala putik
itu berbentuk benang atau buluh yang dalamnya berongga,
mempunyai saluran tangkai kepala putik (canalis stynilus)
atau tidak. Umumnya dibedakan dari tangkai sari, karena
kebanyakan lebih besar. Tangkai kepala putik ada yang
bercabang ada juga yang tidak, dan jika bercabang, tiap ujung
cabang tangkai kepala putik itu mendukung satu kepala putik,
jadi pada tangkai kepala putik yang bercabang terdapat lebih
banyak kepala putik daripada tangkai kepala putiknya.
50. Kepala putik (Stigma)
Bentuk-bentuk kepala putik :
• Seperti benang, misalnya pada bunga jagung
(Zea mays L.).
• Seperti bulu ayam, pada bunga padi (Oryza
sativa L.).
• Seperti bulu-bulu, misalnya pada bunga kecipir
(Psophocarpus tetragonolobus D.C.).
• Bulat, misalnya pada bunga jeruk (Citrus sp.).
• Dan masih banyak bermacam-macam bentuk lagi,
bibir, sperti cawan, serupa daun mahkota dst.
51. Kelenjar madu (Nectarium)
Berdasarkan tempatnya dibedakan tas :
• Kelenjar madu yang merupakan suatu bagian khusus (suatu alat
tambahan) pada bunga.
• Kelenjar madu yang terjadi dari salah satu bagian bunga yang telah
mengalami metamorfosis dan telah berubah pula tugasnya.
Mengenai bentuk dan tempatnya pada bungapun amat bermacam-
macam :
• Seperti subang diatas bakal buah dan melingkari tangkai kepala putik,
misalnya pada bunga jeruk (Citrus sp.).
• Seperti cakram pada dasar bunga, disebelah bakal buah, dll.
• Kelenjar madu yang merupakan metamorfosis salah satu bagian bunga
dapat berasal dari :
• Daun mahkota,
• Benang sari,
• Bagian-bagian lain pada bunga
52. Pennyerbukan atau Persarian (Pollinatio)
dan Pembuahan (Fertilisatio)
Penyerbukan
dapat dibedakan menjadi :
a. Penyerbukan sendiri (autogamy),
b. Penyerbukan tetangga (geitonogamy)
c. Penyerbukan silang (allogamy, xenogamy),
d. Penyerbukan bastar (hybridogamy)
53. Manurut vektor atau perantara yang dapat
menyebabkan berlangsung penyerbukan, penyerbukan
dapat dibedakan menjadi :
a. Penyerbukan dengan perantara angin
(anaemophyly, anemogamy)
b. Penyerbukan dengan perantara air (hydrophyly,
hydrogamy)
c. Penyerbukan dengan perantara binatang
(zoidiophyly, zoidiogamy)
54. Berdasarkan golongan binatang apa yang dapat
menjadi peranatara penyerbukan, penyerbukan
zoidiofoli dapat lagi dibedakan menjadi :
a. Penyerbukan dengan perantara serangga
(entomopyly atau entomogamy),
b. Penyerbukan dengan perentara burung
(ornopyly, ornitogamy), misalnya kutilang
(Pycnonotus aurigaster).
c. Penyerbukan dengan perantara kelelawar
(chriropterophyly, chiropteragamy).
d. Penyerbukan dengan perentara siput
(malacopyly, malacogamy).
55. Diagram bunga
Untuk membuat diagram bunga, harus diperhatikan hal-hal
berikut :
1. Letak bunga pada tumbuhan, kita hanya membedakan
dua macam letak bunga :
2. Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis).
3. Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris).
4. Bagian bunga yang akan dibuat diagram tersusun dalam
beberapa lingkaran.
(Cara membuat diagram bunga)
56. Bagian-bagian lain pada bunga yang seringkali dapat
menjadi ciri khas untuk golongan tumbuhan tertentu
dan sewajarnya pula jika dinyatakan pada diagram
bunga :
1. Kelopak tambahan (apicalyx)
2. Mahkota (tajuk) tambahan (corona),
Dengan demikian kita dapat membedakan dua
macam diagram bunga :
a. Diagram bunga empirik
b. Diagram teoritik
58. Rumus bunga
Rumus bunga hanya dapat ditunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian
pokok bunga sebagai berikut :
a. Kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K singkatan kata kalix
(calyx), yang merupakan istilah ilmiah untuk kelpoak.
b. Tajuk atau mahkota, yang dinyatakan dengan huruf C, singkatan
dari corolla (istillah ilmiah untuk mahkota bunga).
c. Benang-benang sari, yang dinyatakan dengan huruf A singkatan
kata androcium (istilah ilmiah untuk alat-alat jantan pada bunga).
d. Putik, yang dinyatakan huruf G, singkatan kata gynaecium (istilah
ilmiah untuk alat betina pada bunga).
e. Jika kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya,
kita lalu mempergunakan huruf lain untuk menyatakan bagian
tersebut, yaitu huruf P, singkatan dari kata Perigonium (tenda
bunga).