1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan tumbuhan bunga , indonesia
memiliki banyak kekhasan dalam jenis serta jumlah tumbuhan bunga. Terdapat
berbagai macam jenis tumbuhan bunga yang banyak ditemukan diwilayah
Indonesia misalnya Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) dan Bunga
Merak (Caesalpinia pulcherrima).
Selain indah, Bunga-bunga ini juga bermanfaat dalam bidang farmasi
sebagai obat-obatan herbal. Pada masing-masing jenis bunga memiliki proses
penyerbukan yang berbeda-beda. Selain itu, struktur serta morfologi yang berbeda
pula antara lain bunga Kembang Sepatu dan Bunga Merak. Kandungan pada
masing-masing jenis bunga ini yang berbeda sehingga manfaatnyapun berbeda
pula.
Menurut Dalimartha S, (2008), Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima
L. Swart) berasal dari Amerika dan tersebar di kawasan afrika dan asia. Di
Indonesia kembang merak biasa di tanam di pekarangan rumah sebagai tanaman
hias, terkadang ditemukan tumbuh liar.
Pentingnya untuk mempelajari sifat,struktur serta morfologi bunga guna untuk
mengetahui fungsi serta kegunaan dari bunga-bunga tersebut, dikarenakan
masing-masing jenis memiliki kandungan kimia yang berbeda-beda sehingga
perlakuannyapun akan berbeda.
Kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis L ) adalah tanaman semak suku
Malvaceae yang berasal dari asia timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias
didaerah tropis dan subtropics. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau
bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal ( daun
mahkota selapis ) atau bunga ganda ( daun mahkota berlapis ) yang berwarna
putih hingga kuning, orange hingga merah tua atau merah jambu. ( Wikipedia,
2014 )
2. B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dapat di rumuskan antara lain sebagai berikut :
1. Apakah definisi dan struktur dari bunga baik secara umum maupun secara
khusus ?
2. Seperti apakah morfologi dari berbagai jenis bunga antara lain kembang
sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis ) dan kembang merak ( Caesalpinia
pulcherina)
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dan struktur dari bunga baik secara umum
maupun secara khusus
2. Untuk mempelajari morfologi dari berbagai jenis bunga antara lain
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dan kembang
merak(Caesalpinia pulcherrima).
3. Agar dapat menambah wawasan serta referensi pada pembaca serta
penulis.
3. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Tumbuhan Bunga
Bunga atau kembang (bahasa Latin: flos) adalah alat reproduksi seksual
pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan
berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu benang sari dan
putik.Bunga dapat muncul secara tunggal maupun bersama-sama dalam satu
rangkaian. Bunga yang muncul secara bersama-sama disebut sebagai bunga
majemuk atau inflorescence. ( Wikipedia Indonesia, 2014 )
Pada beberapa spesies, bunga majemuk dapat dianggap awam sebagai
bunga (tunggal), misalnya pada Anthurium dan bunga matahari. Satuan bunga
yang menyusun bunga majemuk disebut floret.Secara botani, bunga adalah bagian
tanaman untuk menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada
bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang lebih lanjut membentuk
buah. Pada tumbuhan berbunga, buah adalah struktur yang membawa dan
melindungi biji.
B. Perkembangan
Bunga adalah pucuk yang termodifikasi, disebut demikian karena
menunjukan beberapa perubahan dalam pengaturan apeks pucuk. Bunga dianggap
ranting yang bersumbu pendek dengan daun-daun yang merapat dan memiliki
bentuk khas sesuai fungsinya.
C. Fungsi bunga
Fungsi biologi bunga adalah organ seksual, sebagai wadah menyatunya
gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji.
Bahwa bunga adalah analog dengan organ seksual pada hewan baru disadari
secara ilmiah pada abad ke-17 di Eropa.Beberapa bunga memiliki warna yang
cerah berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga
yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga bertujuan memikat
hewan untuk membantu penyerbukan.Bunga juga dapat dianggap sebagai organ
untuk bertahan pada kondisi kurang menguntungkan bagi pertumbuhan. Sejumlah
4. tumbuhan akan segera membentuk bunga apabila mengalami kekurangan air atau
suhu rendah. Contoh yang paling dikenal adalah bunga kertas Bougainvillea.
Bunga mengurangi metabolisme dan apabila tumbuhan mati, biji diharapkan telah
terbentuk sebagai usaha sintasan (survival).Manusia sejak lama terpikat oleh
bunga, khususnya yang berwarna-warni sehingga memiliki arti kultural. Bunga
menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias.
D. Struktur Pada Bunga
1. Bagian-bagian Utama
Bagian utama bunga terdiri dari kelopak (calix) tajuk/ mahkota (corolla),
benang sari (stamen) dan putik (pistilum). Bagian lainnya adalah dasar bunga
(reseptakulum), tangkai bunga (pediselus) dan kelenjar madu (nektarium).
Bagian utama bunga dapat saling berlekatan atau terpisah-pisah. Jika
terjadi persatuan 2 bagian yang sama disebut konasi atau kohesi sedangkan jika
persatuan antara 2 bagian yang berbeda disebut adnasi. Bunga terdiri dari
beberapa daun yang tersusun berkarang. Karangan paling luar adalah kelopak.
Helaiannya disebut sepal, dapat berlekatan (gamosepalus /sinsepalus) atau
terpisah (polipetal/dialipetal). Fungsi kelopak adalah melindungi bunga pada saat
masih kuncup. Setelah kelopak, dapat ditemukan korola, helaiannya disebut petal.
Fungsi mahkota adalah untuk menarik polinator dan sebagai pelindung alat
5. kelamin. Benang sari adalah alat kelamin jantan terdiri dari tangkai sari (filamen),
kepala sari (anthera), dan penghubung (conectivum) (Gambar 2). Keseluruhan
benang sari pada bunga disebut andresium (androecium). Putik (pistilum) adalah
alat kelamin betina. Putik terdiri dari bakal buah (ovarium), tangkai putik (stilus)
dan kepala putik (stigma). Keseluruhan putik disebut ginasium (gynaecium). Di
dalam ovarium terdapat bakal biji (ovulum). ( Gambar 2 )
2. Letak bunga pada tumbuhan
Letak bunga pada tumbuhan disebut anthotaxis. Berdasarkan posisi bunga
terhadap bunga lain, dibedakan menjadi tiga macam antotaxis, yaitu :
a) Hanya satu bunga (planta uniflora) seperti bunga coklat (Zephyranthes
rosea) dan lili (Lilium longiflorum).
b) Kuntum bunga tersebar dan terdapat sendiri-sendiri ( flores sparsa). Bunga
soliter, letaknya terminal di ujung ranting atau aksiler, seperti bunga
Cucurbita
c) Perbungaan (inflorescentia) terdiri dari satu sumbu bersama tempat
melekat sejumlah kuntum bunga sehingga menghasilkan satu kesatuan.
6. 3. Struktur benangsari
Dalam satu bunga jumlah benang sari bervariasi. Berdasarkan panjangnya
dapat dibedakan menjadi benang sari didinamus (2 panjang, 2 pendek) dan
tetradinamus (4 panjang, 2 pendek).
Benang sari dapat terpisah atau berlekatan satu dengan yang lain. Benang sari
yang berlekatan dapat dibedakan menjadi :
a) Monadelfus, terdiri dari 1 tukal, seperti pada Hibiscus sp
b) Diadelfus, memilki 2 tukal (1+9), seperti pada Papilionaceae
c) Polyadelfus, lebih dari 2 tukal, seperti pada Calliandra sp.
Kepala sari dapat terpisah atau berlekatan (syngenesis)
(Gambar 5). Tangkai sari umumnya berbentuk silindris, tetapi ada stamen yang
seperti lembaran dan biasanya steril, misalnya dapat ditemukan pada bunga Canna
hybrida.
7. 1) Struktur Putik.
Berdasarkan letak ovarium terhadap dasar bunga, dapat dibedakan menjadi
: ovarium menumpang (superum), ovarium tenggelam (inferum), dan ovarium
setengah tenggelam (hemi/semi inferum). Berdasarkan letak ovarium terhadap
perhiasan bunga, dapat dibedakan menjadi ovarium epiginus, ovarium periginus,
dan ovarium hipoginus.
Putik tersusun dari karpel, karpel ini dapat terpisah-pisah (apokarp) atau
bersatu (sinkarp). Ruang pada karpel dapat dibedakan menjadi beruang satu
(unilokular), bilokular, trilokular, dan multilokular. Ovulum melekat pada dinding
ovarium melalui plasenta (tembuni). Berdasarkan tempat melekatnya dapat
dibedakan menjadi marginalis, parietalus, aksilaris, sentralis, basalis, dan apikal .
8. Beberapa jenis bunga ada yang memiliki perhiasan bunga yang tidak dapat
dibedakan antara kaliks dan korola, disebut tenda bunga (perigonium), helaiannya
disebut tepal. Tepal ini dapat ersusun terpisah (perigonium choripetalum/p.
pleiopetalum) atau saling berlekatan (p. sintepalum/p. gamotepalum). Jika tenda
bunga ini memiliki ciri seperti korola disebut p. petaloid/corrolina sedangkan jika
mirip dengan kaliks disebut p.sepaloid / p. calisinus.
Pada beberapa tumbuhan terdapat jarak antara mahkota dengan benang
sari dan putik. Jarak tersebut terbentuk akibat pemanjangan dasar bunga disebut
androginophore (andro = jantan; gyna = betina; phore = tangkai). Jika dasar bunga
yang mengalami pemanjangan hanya diantara benang sari dan putik disebut
ginofore, sedangkan jika pemanjangan diantara mahkota dengan benang sari
disebut androfore.
E. Morfologi Bunga
Bunga adalah daun dan batang di sekitarnya yang termodifikasi.
Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang
oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan
secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan
tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air.
Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan
sebagai penciri suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya:
aktinomorf ("berbentuk bintang", simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin).
Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai. Bunga disebut bunga sempurna bila
memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama
dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit.
9. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama
bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut:
F. Pembentukan Bunga
Terbentuknya bunga sejak lama menjadi perhatian orang, karena banyak
nilai ekonomi tanaman budidaya bergantung pada pembentukan bunga. Bunga
tidak akan terbentuk sebelum jaringan tempat ia akan muncul telah mencapai
tahap kematangan (maturity) tetapi belum terlalu tua (senile).
Pada tumbuhan berbentuk pohon, jaringan yang baru terbentuk atau masih
berkembang (juvenile) akan sangat sulit membentuk bunga. Jaringan yang
mencapai tahap kematangan sering kali ditandai dengan nisbah karbon-nitrogen
(nisbah C-N) yang tinggi. Kandungan karbon tinggi karena telah banyak metabolit
tertimbun dalam bentuk polisakarida dalam jaringan tersebut. Pembentukan bunga
memerlukan energi yang besar.
Nisbah C-N yang tinggi biasanya cukup sebagai pendorong terbentuknya
bunga. Namun, banyak ditemukan jenis-jenis tumbuhan yang memerlukan pemicu
agar bunga muncul. Pemicu ini dapat berupa suhu rendah selama beberapa waktu
(vernalisasi), panjang (durasi) penyinaran (fotoperiodisme), dan kekurangan air
(kekeringan). Gandum roti tipe winter (musim dingin, karena ditanam menjelang
musim dingin) tidak akan berbunga jika tidak mengalami musim dingin dalam
tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Anggrek merpati memunculkan bunga
apabila mengalami malam yang dingin. Berbagai kultivar yute bersifat
fotoperiodik sehingga waktu tanam sangat vital dalam menentukan hasil panen.
Tanaman kopi dikenal memerlukan periode kering sekitar dua bulan dan diikuti
oleh hujan secukupnya untuk memicu terbentuknya bunga.
Kajian yang dilakukan pada Arabidopsis thaliana, suatu tumbuhan model,
menunjukkan bekerjanya Teori ABC dalam pembentukan bunga. Substansi A
diperlukan untuk membentuk daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal).
Substansi B diperlukan dalam pembentukan daun mahkota dan benang sari
(stamen). Substansi C diperlukan untuk terbentuknya benang sari dan daun buah
(carpellum, sebagai penyusun putik).
10. G. Kembang Merak
Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima L. Swart) berasal dari Amerika
dan tersebar di kawasan afrika dan asia. Di Indonesia kembang merak biasa
ditanam di taman atau pekarangan rumah sebagai tanaman hias, kadang-kadang
ditemukan tumbuh liar. (Dalimartha S, 2008)
Tanaman kembang Merak memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliobsida
Ordo : Fabalaes
Famili : Fabaceae
Genus : Ceasalpinia
Spesies : Caesalpinia pulcherrima (L.) Swartz (Anonim, 2011).
Kembang merak merupakan perdu tegak dengan tinggi 2-4 m, tumbuh
pada ketinggian 1700 meter di atas permukaan laut. Kapasitas curah hujan yang
memadai tumbuhnya tanaman ini, yaitu 700–1200 mm3/tahun. Suhu udara 15-
25°C dengan pH 6-6,5 dan kelembaban relatif 79% (plantamor, 2009). Tanaman
Kembang merak bercabang banyak dengan ranting kadang berduri tempel. Batang
Kembang merak berwarna putih, padat dan liat. Daunnya majemuk menyirip
genap ganda dua, dengan 4-12 pasang anak daun yang berbentuk bulat telur
sungsang, ujung bulat, pangkal menyempit, tepi rata, permukaan atas berwarna
hijau, permukaan bawah berwarna hijau kebiruan pada panjang 1-3,5 cm dan lebar
0.5-1.5 cm. Daun Kembang merak menguncup pada malam hari. Bunganya,
majemuk tersusun dalam tandan dengan panjang 15-30 sm berwarna merah atau
kuning. Buah polong, pipih, panjang 6-12 cm, lebar 1.5 cm berisi sebuah biji yang
dapat dimakan. Buah yang sudah berwarna hitam.(Dalimarta,S. 2008)
11. H. Bunga Sepatu
Kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis L ) adalah tanaman semak suku
Malvaceae yang berasal dari asia timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias
didaerah tropis dan subtropics. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau
bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal ( daun
mahkota selapis ) atau bunga ganda ( daun mahkota berlapis ) yang berwarna
putih hingga kuning, orange hingga merah tua atau merah jambu. ( Wikipedia,
2014 )
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Familli : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : H. rosa-sinensis
Bunga jenis ini terdiri dari 5 helai daun kelopak , yang dilindungi oleh kelopak
tambahan ( epycalix ) , sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga . mahkota
bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik
berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan
serbuk sari . biji terdapat didalam buah berbentuk kapsul berbilik lima .
Pada umumnya tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5 meter . daun berbentuk
bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang
meruncing . didaerah tropis atau dirumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun
, sedangkan didaerah subtropics berbunga mulai dari musim panas hingga musim
gugur .
Bunga berbentuk trompet dengan diameter bunga sekitar 6 cm hingga 20
cm . putik (pistillum) menjulur keluar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar
menghadap ke atas , kebawah , atau menghadap ke samping . pada umumnya ,
tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah . tanaman berkembang biak
dengan cara stek , pencangkokan , dan penempelan .
12. Kembang sepatu banyak dijadikan tanaman hias karena bunganya yang cantik .
bunga digunakan untuk menyemir sepatu di india dan sebagai bunga persembahan
.Di Tiongkok , bunga yang berwarna merah digunakan sebagai bahan pewarna
makanan .Di Indonesia , daun dan bunga digunakan dalam berbagai pengobatan
tradisional . Kembang sepatu yang dikeringkan juga diminum sebagai teh.Di
Okinawa , Jepang digunakan sebagai tanaman pagar . Dibagian selatan Okinawa ,
tanaman ini disebut Gushonu hana ( bunga kehidupan sesudah mati ) sehingga
banyak ditanam di makam .(Wikipedia, 2014)
13. BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan
Bunga merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dibudidayakan
diindonesia. Selain karena keindahannya ada berbagai jenis bunga yang
dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan farmasi antara lain karena jenis bunga ini
termasuk kedalan jenis sayuran misalnya seperti bunga kasturi, kembang kol, dan
dibidang farmasi seperti bunga sepatu, kembang merak dan lain sebagainya.
Untuk mengetahui kegunaan dari bunga-bunga tersebut maka harus
mempelajari struktur, sifat dan morfologi bunga sehingga dapat mengetahui dari
kegunaan bunga-bunga tersebut. Selain itu, proses penyerbukan yang berbeda-
beda menyebabkan kekhasan dari jenis-jenis bunga. Proses penyerbukan biasanya
dapat dilakukan melalui dua proses yakni dengan proses alami dan buatan. Prose
salami biasanya penyerbukan dengan bantuan angin dan hewan selain
penyerbukan alami ada juga penyerbukan dengan bantuan manusia misal proses
pemuliaan tanaman dengan bioteknologi. Menurut Dalimartha S, (2008),
Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima L. Swart) berasal dari Amerika dan
tersebar di kawasan afrika dan asia. Di Indonesia kembang merak biasa di tanam
di pekarangan rumah sebagai tanaman hias, terkadang ditemukan tumbuh liar.
Kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis L ) adalah tanaman semak suku
Malvaceae yang berasal dari asia timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias
didaerah tropis dan subtropics. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau
bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal ( daun
mahkota selapis ) atau bunga ganda ( daun mahkota berlapis ) yang berwarna
putih hingga kuning, orange hingga merah tua atau merah jambu. ( Wikipedia,
2014 ).
14. B. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penjelasan diatas antara lain sebagai berikut :
1. Indonesia merupakan salah satu penghasil plasma nutfah bunga didunia
2. Bunga atau kembang (bahasa Latin: flos) adalah alat reproduksi seksual pada
tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan
berbiji tertutup").
3. Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu benang sari dan putik
4. Bunga dapat muncul secara tunggal maupun bersama-sama dalam satu
rangkaian. Bunga yang muncul secara bersama-sama disebut sebagai bunga
majemuk atau inflorescence.
5. Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima L. Swart) berasal dari Amerika
dan tersebar di kawasan afrika dan asia. Di Indonesia kembang merak biasa di
tanam di pekarangan rumah sebagai tanaman hias, terkadang ditemukan
tumbuh liar.
6. Bunga dapat dibagi dua yaitu bunga lengkap dan bunga tidak lengkap.
7. Kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis L ) adalah tanaman semak suku
Malvaceae yang berasal dari asia timur dan banyak ditanam sebagai tanaman
hias didaerah tropis dan subtropics.
8. Penyerbukan dibagi menjadi dua yaitu penyerbukan secara alami dan buatan.
15. DAFTAR PUSTAKA
Esiti B. Hidayat. 1990. Morfologi Tumbuhan. Diktat Kuliah. Jurusan Biologi
FMIPA ITB. Bandung
Dalimarta S. 2008. Ilmu Tumbuhan. Tiga Serangkai. Surabaya
Gembong Tjitrosoepomo. 1998. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University
Pres. Yogyakarta
Wikipedia Indonesia. 2011. Morfologi Tumbuhan. Diakses : 2 Oktober 2014
Wikipedia.2014., id.wikipedia.org/wiki/kembang_sepatu. Diakses : 30 Oktober
2014