SlideShare a Scribd company logo
MODUL MINGGU #11
GEOHIDROLOGI (GEGL222240 – 2 SKS)
Hidrogeokimia I
Dr. Tjahyo Nugroho Adji, MSc. Tech
Ahmad Cahyadi, S.Si., M.Sc.
DEPARTEMENT OF ENVIRONMENTAL GEOGRAPHY
FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH
MADA
2024
A Sc h emat ic Ov er v i ew
o f Pr o c esses t h at Af f ec t t h e Wat er Qu al it y
i n Th e H yd r o l o g ic al Cyc l e
1. Evaporation
2. Transpiration
3. Selective Uptake
by Vegetation
4. Oxidation/ Reduction
5. Cation Exchange
6. Dissolution of Mineral
7. Precipitation
of Secondary Mineral
8. Mixing of Water
9. Leaching
of Fertilisers, Manure
10. Pollution
11. Lake/Sea
Biological Processes
1
2
3
4 5 6 7
1
7
8
8
5
11
9
11
1
10
10
clay
fresh
salt
1
1. Evaporation
2. Transpiration
3. Selective Uptake
by Vegetation
4. Oxidation/ Reduction
5. Cation Exchange
6. Dissolution of Mineral
7. Precipitation
of Secondary Mineral
8. Mixing of Water
9. Leaching
of Fertilisers, Manure
10. Pollution
11. Lake/Sea
Biological Processes
Piezometer 4A
0
1
2
3
4
0 1 2 3 4
Cl (meq/l)
Na
(meq/l)
Hidro-geo-kimia
(hydrogeochemistry)
water-rock interaction
HYDROGEOCHEMISTRY
WATER-ROCK INTERACTION
DEFINISI
• Pendekatan yang mengkaji proses dan
reaksi yang terjadi karena adanya
interaksi antara airtanah dan batuan
pada akuifer
• Tujuan 1: Mendeskrispsikan karakter
kimia air
• Tujuan 2: Menjelaskan perubahan
komposisi kimia airtanah pada berbagai
lokasi atas dasar interaksi antara air dan
batuan (prosesnya apa?)
Pendahuluan
1.
Apa Hidrogeokimia itu?
• Gilli et al. (2012) menyebutkan bahwa hidrokimia adalah
karakteristik fisik, kimia isotopik dan mikrobiologi yang ada dalam
air.
• Lebih lanjut Gilli et al. (2012) menyebutkan bahwa hidrokimia
menggambarkan kandungan mineral alami dan tambahan
substansi antropogenik yang berasal dari polutan.
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
1990 menyebutkan bahwa:
“kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen lain di dalam air”
Pendahuluan
1.
Analisis Hidrogeokimia airtanah untuk apa?
Effendi (1993) berpendapat bahwa paling tidak terdapat tiga hal yang
merupakan tujuan dilakukannya pengambilan sampel hidrogeokimia
pada lingkungan alami, yaitu:
1. Mengetahui nilai kualitas air, baik kualitas kimia, fisika dan atau
kualitas biologi;
2. Membandingkan nilai kualitas air dengan baku mutu untuk
peruntukan tertentu; dan
3. Menilai kelayakan suatu sumberdaya air untuk peruntukkan
tertentu.
Pendahuluan
1.
Analisis Hidrogeokimia airtanah untuk apa?
Hem (1970) dan Gilli et al. (2012) menjelaskan bahwa analisis
kualitas air, dalam hal ini karakteristik hidrogeokimia dapat digunakan
untuk:
1. menganalisis proses lingkungan yang terjadi terhadap airtanah,
2. menganalisis tipe batuan yang dominan berpengaruh terhadap
kualitas air,
3. kondisi wilayah imbuhan airtanah,
4. lama tinggal airtanah dalam akuifer,
5. sumber mineralisasi yang terjadi serta kontaminan alami dan
artifisial yang masuk ke dalam sistem akuifer.
HIDROGEOKIMIA HARUS BISA MENJAWAB
Perbukitan
denudasional
Lereng
koluvial
Formasi
Sentolo
Aluvial bekas
lagoon
Na+ = 21 ppm
Ca2+ = 44 ppm
Mg2+ = 17 ppm
K+ = 12 ppm
Cl- = 24 ppm
SO4
2- = 32 ppm
HCO3
- = 56 ppm
Na+ = 25 ppm
Ca2+ = 57 ppm
Mg2+ = 20 ppm
K+ = 15 ppm
Cl- = 28 ppm
SO4
2- = 21 ppm
HCO3
- = 25 ppm
Na+ = 35 ppm
Ca2+ = 67 ppm
Mg2+ = 28 ppm
K+ = 17 ppm
Cl- = 28 ppm
SO4
2- = 45 ppm
HCO3
- = 78 ppm
Na+ = 95 ppm
Ca2+ =42 ppm
Mg2+ = 78 ppm
K+ = 17 ppm
Cl- = 222 ppm
SO4
2- = 45 ppm
HCO3
- = 121 ppm
Sumur 1
Sumur 2
Sumur 3
Sumur 4
?
Komposisi
kimia 1
Komposisi
kimia 2
•Mengapa berubah dari 1 ke 2 ??
•Apa faktornya ??
•Berapa besar perubahannya ??
•Proses/reaksi kimia apa ??
MINERALOGI
BATUAN
Contoh Skema Perubahan
Hidrogeokimia di Akuifer Karbonat
Contoh Skema Perubahan Hidrogeokimia
dari recharge ke akuifer tertekan
Prosedur Analisis Hidrogeokimia
2.
Bagaimana Analisis Hidrogeokimia airtanah dilakukan?
• Analisis hidrogeokimia yang sering dilakukan adalah analisis ion mayor
di dalam air (Hem, 1970).
• Ion mayor di dalam air adalah ion yang menyusun lebih dari 90% total
padatan terlarut yang terdapat dalam air (Hiscock, 2005).
• Hiscock (2005) menjelaskan lebih lanjut bahwa ion mayor yang terdapat
dalam air terdiri dari enam, yaitu kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+),
sodium/natrium (Na+), klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3
-), dan sulfat (SO4
-).
• Namun demikian, seringkali dalam analisis ion mayor beberapa ion
minor dengan kandungan cukup tinggi juga digunakan. Beberapa ion
tersebut adalah potasium/kalium (K+), besi (Fe2+), stronsium (Sr2+), dan
flourida (F-).
Kation:
 Kalsium (Ca2+)  40,078
 Magnesium (Mg2+)  24,31
 Natrium (Na+)  22,98
 Kalium (K+)  39,098
 Ca>Mg>Na>K
Anion:
 Bikarbonat HCO3
-  61,06
 Sulfat SO4
2-  96,061
 Klorida Cl- 35,45 (HCO3
->SO4
2- >
Cl-)
Prosedur Analisis Hidrogeokimia
2. Bagaimana Analisis Hidrogeokimia airtanah dilakukan?
KOMPOSISI AIRTANAH
Ion Mayor
(> 5 mg/liter)
Bikarbonat Sulfat Kalsium
Klorida Natrium Magnesium
Ion Minor
(0,001 – 10,0 mg/liter)
Nitrat Kalium Fosfat
Karbonat Stronsium Boron
Fluorida Besi -
Ion Ikutan
(< 0,1 mg/liter)
Alumunium Iodida Selenium
Arsenik Litium Thorium
Barium Mangan Seng
Bromida Nikel Vanadium
Kadmium Radium Uranium
Sesium Silika Emas
Kromium Perak Timah
Tembaga Titanium -
Gas Terlarut
(Ikutan sampai 10
mg/liter)
Nitrogen Karbondioksida Hidrogen sulfida
Oksigen Metana Nitrogen oksida
Sumber: Freeze dan Cherry (1979)
Prosedur Analisis Hidrogeokimia
2. Bagaimana Analisis Hidrogeokimia airtanah dilakukan?
SUMBER KALSIUM (Ca2+)
No Mineral Rumus kimia
1 Kalsit CaC03
2 Aragonit CaCO3
3 Dolomit CaMg(CO3)2
4 Ca-feldspar CaAl2Si2O8
5 Fluoroapathite Ca(PO4)3F
6 Gypsum CaSO4. 2H2O
7 Anhydrite CaSO4
8 Ca-monmorilonit Ca0,33 Al4,67 Si7,33 O20 (OH)4
9 Glauberite CaSO4.Na2SO4
10 Tachyhydrite CaCl2. 2MgCl2 . 12H2O
SUMBER MAGNESIUM (Mg2+)
No Mineral Rumus kimia
1 Dolomit CaMg(C03)2
2 Forsterit Mg2SiO4
3 Magnesit MgCO3
4 Brucit Mg(OH)2
5 Talk Mg3Si4 O10(OH)2
6 Chlorit Mg5Al2Si3O10(OH)2
7 Biotit KMg3AlSi3O10(OH)2
8 Sepiolit Mg4Si6O15(OH)2 . 6H2O
9 Epsomit MgSO4. 7H2O
SUMBER NATRIUM (Na+)
No Mineral Rumus kimia
1 Halite NaCl
2 Albite (Na-feldspar) NaAlSi3O8
3 Na-montmorilonit Na0,33 Al2,33 Si3,67 O10 (OH)2
4 Thenardite Na2SO4
5 Glauberite CaSO4 . Na2SO4
6 Mirabilite Na2SO4 . 10H2O
7 Trona NaHCO3 . Na2CO3 . 2H2O
8 Dawstone NaAlCO3(OH)2
SUMBER KALIUM (K+)
No Mineral Rumus kimia
1 Silvit KCl
2 Orthoclase (K-feldspar) KAlSi3O8
3 Mika KAlSi3O8
4 Biotit KMg3AlSi3O10(OH)2
5 Karnalit KCl . MgCl2 . 6H2O
SUMBER KLORIDA (Cl-)
No Mineral Rumus kimia
1 Halit NaCl
2 Silvit KCl
3 Anarktitit CaCl2 . H2O
4 Biskofit MgCl2 . 6H2O
5 Karnalit KCl . MgCl2 . 6H2O
6 Tachyhidrit CaCl2 . 2MgCl2 . 12H2O
SUMBER SULFUR DAN SULFAT
Mineral Rumus kimia
Gipsum CaSO4 . 2 H2O
Anhidrit CaSO4
Glauberit CaSO4 . Na2SO4
Thenardit Na2SO4
Mirabilit Na2SO4 . 10 H2O
Kieserit MgSO4 . H2O
Epsomit MgSO4 . 7H2O
Pirit FeS2
Galena PbS
Sphalerit ZnS
SUMBER KARBONAT-BIKARBONAT
Mineral Rumus kimia
Kalsit CaCO3
Dolomit CaMg(CO3)2
Siderit FeCO3
Magnesit MgCO3
Otavit CdCO3
Strontianit SrCO3
Nahkolit NaHCO3
Trona NaHCO3 . Na2CO3 . 2H2O
Dawsonit NaAlCO3(OH)2
Prosedur Analisis Hidrogeokimia
2. Bagaimana Analisis Hidrogeokimia airtanah dilakukan?
No
sampel
Lokasi K Na Ca Mg Cl HCO3 SO4
CBE
(%)
BK 1 Alakasing, Peling Tengah 20.12 27.72 2.79 1.65 0.34 1.90 0.02 95.90
BK 2
Paisu Telea, Tunggaling, Peling
Tengah 1.92 26.63 2.89 2.96 0.34 1.90 0.02 94.90
BK 3 Paisu Patukuki, Peling Tengah 2.42 3.41 3.09 2.96 0.28 2.36 0.00 85.80
BK 4 Balombong, Peling Tengah 6.73 8.85 4.59 2.30 0.51 2.43 0.01 89.40
BK 5 Bangunemo, Bulagi Utara 2.05 2.96 5.19 2.72 1.58 2.62 0.01 76.60
BK 6 Lukpanenteng, Bulagi Utara 3.39 34.33 27.45 41.06 25.39 2.23 0.34 78.50
BK 7b Batu Gong, Buko 6.97 10.63 4.89 6.50 21.44 2.82 0.31 36.40
BK 8 Sungai Lelengan, Buko 19.81 24.46 3.29 3.54 0.28 2.23 0.04 95.60
BK 9 Batangono 1, Buko 2.28 25.99 4.49 2.96 0.23 2.82 0.02 93.80
BK 10 Batangono 2, Buko 2.23 3.12 3.89 2.55 0.28 2.49 0.01 84.80
BK 11b Paisobatu 2, Buko 2.05 2.84 3.09 2.39 0.34 1.84 0.01 85.90
BK 14 Danau Alani, Buko Selatan 1.46 23.76 3.39 2.80 0.34 1.77 0.01 94.80
BK 15
Air Terjun Lembani, Buko
Selatan 2.28 23.29 2.40 2.39 0.34 1.70 0.02 94.70
BK 16 Sabelak, Bulagi Selatan 3.73 5.41 3.99 2.06 0.45 1.97 0.02 87.70
BK 18 Kuala Indah, Lalandai, Bulagi 2.41 34.33 52.40 45.01 35.26 2.23 0.29 76.60
BK 19b Labibi 2, Peling Tengah 3.76 25.01 3.19 2.39 0.34 1.70 0.01 95.20
BK 20 Mamulusan, Liang 20.07 24.07 3.29 1.97 0.39 2.23 0.01 95.00
BK 21c Okumel 3, Tomboniki, Liang 20.07 25.45 3.49 2.22 0.34 1.97 0.01 95.80
BK 23 Paisu Mandoni, Liang 2.42 3.41 3.09 2.96 0.28 2.36 0.00 85.80
BK 26
Pelong, Tonuson, Totikum
Selatan 19.84 15.50 3.19 2.30 0.34 1.77 0.02 95.00
Nomor Urut 1 2 3 4 5 6
Lokasi Bribin Ngreneng Gilap
Jomblanga
n
Jurangje
ro
S.Pentung
Nomor Laboratorium 138/06 139/06 140/06 141/06 142/06 143/06
Tanggal
23
Maret
23 Maret
21
Maret
21 Maret 22 Maret 21 Maret
Jam 11.15 14.00 16.30 14.40 17.40 13.30
Parameter Satuan
pH --- 6,92 6,93 7,06 7,33 6,97 7,57
DHL
μmhos/c
m
486 480 471 215 490 186,6
Suhu 0C 27,3 27,8 26,4 26,6 27,3 26,2
Eh mV + 4 + 3 - 6 -21 + 1 -
Kalsium (Ca+2
)
mg/L 70.6 83.7 70.6 44.6 76.3 45.3
Magnesium
(Mg+2)
mg/L 3.4 1.1 3.5 4.5 2.2 3.3
Natrium ( Na+ ) mg/L 3.1 3.0 2.5 3.2 2.6 4.1
Kalium ( K+ ) mg/L 1.5 1.7 1.4 1.7 1.6 1.7
Klorida ( Cl- ) mg/L 7.4 7.4 7.8 9.2 7.4 9.2
Alkalinitas
(HCO3
- )
mg/L 242 246 226 158 255 143
Sulfat ( SO 4
2-
)
mg/L 5.4 6.0 7.0 4.0 5.5 6.5
Nitrat (NO3 ) mg/L 2.5 3.2 2.1 1.0 1.8 1.8
Nitrit (NO2
- ) mg/L 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Bakteri koliform
total
MPN/10
0ml
>2400 >2400 240 >2400 1100 1100
REPRESENTASI DATA
massa unsur terlarut (mg)
ppm =
massa larutan (kg)
massa unsur terlarut (µg)
ppb =
massa larutan (kg)
•Konsentrasi massa/berat---- ppm = part per million –mg/L
massa unsur terlarut (mg)
mg/lt =
volume larutan (liter)
massa unsur terlarut (µg)
µg/lt =
volume larutan (kg)
• berat/volume=(berat/berat) x kerapatan larutan
• sehingga, kerapatan larutan=massa larutan (kg)/volume
larutan (liter)
• jika kerapatan airtawar = 1,00 g/cm3 ; air laut 1,025 g/cm3,
maka pada p = 1 kg/liter
• ppm (mg/kg) = mg/liter
Molaritas
 angka yang menunjukkan jumlah mol dari unsur
pada 1m3 larutan
 Molaritas = (mg/liter) x 10 -3 / berat atom
 Milimol = (mg/liter) / berat atom
 Contoh : pada air terdapat Na+ terlarut sebesar
125 mg/lt, maka molaritasnya adalah :
 miliMol = 125/22.99 = 5,458 mmol/lt (di mana
22.99 adalah berat atom unsur Na+)
Ppm = part per millions =
=mg/kg=mg/liter
(1/1.000.000)
 Ca 2+ = 101,6 mg/lt
 Berat atom kalsium = 40.08
 Mmol/lt = 101,6/40,08 = 2,53 mmol/lt
 Meq/lt = (mmol/liter x 2) = 2,53 x 3 =
5,06 meq/lt
Berat Ekuivalen (epm = meq/l)
 Berat ekuivalen adalah satuan yang sering digunakan untuk
merepresentasikan data kualitas air karena semua reaksi
dari reaktan yang bereaksi menghasilkan produk akan
mempunyai kesetimbangan berat ekuivalen. Satuan berat
ekuivalen yang biasa dipakai adalah miliekuivalen/liter
(meq/l) = epm
 meq /l = (mg/l) / berat atom /valensi dari ion
 atau meq/l = (mmol/l) x valensi ion
 Contoh : pada air terdapat Mg 2+ terlarut sebesar 80 mg/lt,
maka berat ekuivalen-nya adalah :
 Meq/l = (80 / 24,305) x 2
= 80/12,15 = 6,32 meq/lt
(dimana 24,305 adalah berat atom unsur Mg 2+ dan 2
adalah jumlah ion valensi Na)
Ion mayor minimal= 5 mg/l = 5 ppm (part per
millions) ada kation (+) dan anion (-)
1. Kalsium (Ca2+) = 40,078
2. Magnesium (Mg2+) = 24,305
3. Natrium/sodium (Na+) = 22,99
4. Kalium/potassium (K+) = 39,098
5. Bikarbonat (HCO3
-) = 61,016
6. Sulfat (SO4
2-) = 96,061
7. Klorida (Cl-) = 35,453
Berat Ekuivalen (epm = meq/l)
 Berat ekuivalen adalah satuan yang sering digunakan untuk
merepresentasikan data kualitas air karena semua reaksi
dari reaktan yang bereaksi menghasilkan produk akan
mempunyai kesetimbangan berat ekuivalen. Satuan berat
ekuivalen yang biasa dipakai adalah miliekuivalen/liter
(meq/l) = epm
 meq /l = (mg/l) / berat atom /valensi dari ion
 atau meq/l = (mmol/l) x valensi ion
 Contoh : pada air terdapat Mg 2+ terlarut sebesar 80 mg/lt,
maka berat ekuivalen-nya adalah :
 Meq/l = (80 / 24,305) x 2
= 80/12,15 = 6,58 meq/lt
(dimana 24,305 adalah berat atom unsur Mg 2+ dan 2
adalah jumlah ion valensi Na)
Charge balance error (CBE)
 -/+ 5%
 Besarnya kesalahan yang dihitung
dari perbedaan total jumlah berat
ekuivalen (meq/lt) antara kation dan
anion
Prosedur Analisis Hidrogeokimia
2.
Bagaimana Analisis Hidrogeokimia airtanah dilakukan?
Hal yang pertama kali dilakukan sebelum melakukan analisis hidrogeokimia adalah
analisis keseimbangan ion:
CBE (%) = ((∑ Kation – ∑ Anion) / (∑ Kation + ∑ Anion)) x 100
meq/l = miligram ion/ berat ekuivalen
berat ekuivalen = berat molekul / valensi ion
Nilai CBE yang disarankan adalah kurang 5% untuk peralatan modern dan
kurang dari 10% untuk analisis laboratorium yang dilakukan secara manual
(Hiscock, 2005; Younger, 2007).
 
 zma
zmc
(Na+) + (K+) + 2(Ca2+) + 2(Mg2+) = (Cl-)
+ (HCO3
-) + 2(SO4
2-) sehingga:
100




 
 
zma
zmc
zma
zmc
E
FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP
KONDISI HIDROGEOKIMIA
 IKLIM
 GEOLOGI
 GEOMORFOLOGI / LERENG
 VEGETASI
 WAKTU
 MANUSIA
A Sc h emat ic Ov er v i ew
o f Pr o c esses t h at Af f ec t t h e Wat er Qu al it y
i n Th e H yd r o l o g ic al Cyc l e
1. Evaporation
2. Transpiration
3. Selective Uptake
by Vegetation
4. Oxidation/ Reduction
5. Cation Exchange
6. Dissolution of Mineral
7. Precipitation
of Secondary Mineral
8. Mixing of Water
9. Leaching
of Fertilisers, Manure
10. Pollution
11. Lake/Sea
Biological Processes
1
2
3
4 5 6 7
1
7
8
8
5
11
9
11
1
10
10
clay
fresh
salt
1
1. Evaporation
2. Transpiration
3. Selective Uptake
by Vegetation
4. Oxidation/ Reduction
5. Cation Exchange
6. Dissolution of Mineral
7. Precipitation
of Secondary Mineral
8. Mixing of Water
9. Leaching
of Fertilisers, Manure
10. Pollution
11. Lake/Sea
Biological Processes
Faktor yang mempengaruhi hidrogeokimia airtanah (Griffioen, 2004)
EVAPORASI - TRANSPIRASI
 Pada daerah dengan iklim kering sangat
berpengaruh thd. komposisi kimia
airtanah
 Karena akan mengurangi kandungan H2O
murni dari air
 Sehingga, total unsur terlarut (TDS-total
dissolved solids/salts) akan meningkat
Contoh kasus di Central Australia
(Jankowski & Jacobson, 1990)
 Karena tingkat evapotranspirasi yang
tinggi, mineral kalsit akan ter-precipitasi,
setelah itu mineral dolomit, sehingga
kandungan alkalinitas (HCO3
-) di airtanah
akan menurun
PELARUTAN - DISSOLUTION
1. Pelarutan yang tidak menghasilkan padatan
(CONGRUENT DISSOLUTION)
CaCO3 + H2O Ca2+ +HCO3
- + OH-
CaSO4 + 2H2O Ca2+ + SO4
2- + H2O
NaCl + H2O Na+ + Cl- + H2O
2. Pelarutan yang menghasilkan padatan
(INCONGRUENT DISSOLUTION)
CaAl2Si2O8(s)+H2CO3+H2O Ca2++ 2HCO3
-+Al2Si2O5(OH)4(s)
 Pelarutan mineral yang melepaskan unsur
ke air merupakan proses yang paling
penting terhadap komposisi kimia airtanah
 Beberapa mineral akan sangat mudah dan
cepat larut (karbonat, evaporit) sehingga
secara signifikan merubah komposisi
kimia air tanah
 Sementara mineral seperti silika, proses
pelarutannya akan memakan waktu yang
lama, dan efeknya sedikit terhadap
komposisi kimia airtanah
PRECIPITATION / PENGENDAPAN
• Jika, sebagai contoh pada pelarutan kalsit,
konsentrasi kalsium dan bikarbonat di air sudah
tinggi, maka air tersebut akan lebih lambat/sulit
untuk melarutkan batuan gamping
• Jika, makin lama makin tinggi dan mencapai ambang
batas (equilibrium), maka prosesnya berubah
menjadi proses pengendapan / pengkristalan
(precipitation) dan membentuk padatan (solid)
• Precipitation of Calcite :
Ca2+ + HCO3
- + OH- CaCO3(s) + H2O
• Gypsum precipitation :
Ca2+ + SO4
2- + 2H2O CaSO4.2H2O
SATURATION INDICES (SI) atau INDEKS KEJENUHAN
 Suatu nilai yang menunjukkan bahwa suatu
larutan itu sudah jenuh atau belum terhadap
mineral tertentu
 Sehingga bisa digunakan untuk memprediksi
bahwa yang terjadi pada airtanah adalah
proses dissolution atau precipitation
 Jika SI = - (undersaturated-pelarutan-agresiv)
Jika SI = 0 (seimbang/equilibrium)
Jika SI = + (supersaturated-pengendapan)
 Cari menghitungnya adalah dengan hukum
termodinamika (akan dijelaskan kemudian)
Contoh di barat S. Bogowonto
Indek Kejenuhan Airtanah terhadap Mineral pada Sistem Perbukitan - Dataran
-2,5
-2,0
-1,5
-1,0
-0,5
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
8 9 10 7 6 5 3
Sampel
Indek
Kejenuhan
Kalsit Dolomit Gypsum Kwarsa
REAKSI REDUKSI-OKSIDASI (REDOX)
• Reaksi redox menunjukkan adanya transfer
elektron
• Oksidasi berarti kehilangan elektron dan
menambah valensi positif
• Reduksi berarti memperoleh elektron dan
mengurangi valensi positif
• Tidak bisa berdiri sendiri, setiap terjadi oksidasi
pasti ditemani oleh reduksi dan sebaliknya,
sehingga tidak mungkin ada elektron bebas
berkeliaran di airtanah (selalu balance)
Contoh :reaksi besi di airtanah
 Fe Fe2+ + H2 (oksidasi)
 2H+ + e- ½ H2 (reduksi)
 2H+ + Fe Fe2+ + H2 (redox komplit)
Kapan terjadi reaksi redox ?
1. Jika air hujan sebagai recharge ketemu
airtanah dalam. Air hujan yang terinfiltrasi
banyak mengandung oksigen (SO4 dan NO3)
dan akan berkurang ketika menjadi airtanah.
Sementara itu, airtanah dalam miskin oksigen
Sehingga ketika bertemu akan terjadi reaksi
redox
2. Jika terjadi pencemaran, maka akan terjadi
dekomposisi bakteri dari materi organik yang
larut di air. Sehingga, materi-mater organik
akan bermigrasi atau berubah menjadi kearah
reduksi , kemudian ke arah hilir terjadi reaksi
oksidasi
- 400 -300 -200 -100 0 + 100 + 200 +300 +400 mV
Oksidasi
Reduksi
Eh-REDOX POTENSIAL (mV)
 Oksidasi Pirit :
FeS2 + 15/4 O2 + 7/2 H2O Fe(OH)3(s) + 2 SO4
2- + 4H+
 Reduksi sulfat :
SO4
2- + CH2O + H2O 2H+ + S2- + 2HCO3
-
SO4
2-/S2-
NO3
-/NH4
+
NO3
-/NO2-
Fe3+/Fe2+
As5+/As3+
HCO3
-/CH4
dll
Pasangan redox yang sering terjadi di airtanah
(KAT) ION EXCHANGE
 Biasa terjadi pada akuifer dengan materi
lempung
 Terjadi karena pola dan karakteristik
adsorpsi pada valensi di dekat permukaan
lempung
 Guy Chapman Model
ELECTRICAL DOUBLE LAYER
STERN
LAYER
DIFFUSE
LAYER
• Layer pertama (stern layer) mempunyai valensi yang selalu
menempel pada permukaan lempung
• Layer kedua (diffuse) bergerak pada cairan ketika ada airtanah
• Diffuse layer akan berubah-ubah tergantung dari kenaikan jumlah
kation yang diserap (sering terjadi), atau penurunan jumlah anion
yang dilepaskan (jarang terjadi)
• Akibatnya, ada pertukaran kation pada airtanah di akuifer lempungan
• Yang lazim terjadi : Na+ - Ca2+
Na+ - Mg2+
K+ - Ca2+
K+ - Mg2+
Na-clay Na+
K-clay + Mg2+ K+ + Mg-clay
2 Na-clay + Mg2+ K+ + Mg-clay
K+ + Mg-clay K-clay + Mg2+
Cara mengetahui kalau terjadi ion exchange di
airtanah – dengan bivariate plot
Piezometer 4A
0
1
2
3
4
0 1 2 3 4
Cl (meq/l)
Na
(meq/l)
• Rasio Na:Cl diatas
garis diagonal (1:1)
menunjukkan bahwa
ada ion exchange
Ca2+ untuk Na+ ,
sehingga Natrium
meningkat, sementara
kalsium turun
Dispersi
 Dispersi adalah kecenderungan fluida
untuk menyebar keluar dari jalur
yang diharapkan untuk diikuti;
 Dispersi menghasilkan mixing
(percampuran);
Dispersi
Skema terjadinya dispersi (Freeze and Cherry, 1979)
BAGAIMANA MENGKUANTIFIKASI
PERUBAHAN KOMPOSISI KIMIA AIRTANAH?
 Model hidrogeokimia
• Forward Model
• Inverse Model
FORWARD MODEL
 Kita sudah harus tahu betul jenis reaksi
yang terjadi di airtanah
 Termasuk besarannya
 Akan tahu berapa komposisi kimia suatu
sampel tanpa mengukur atau analisis
laboratorium
 Sulit untuk menentukan jenis reaksi
yg.terjadi
 Hasilnya biasanya jauh dari kenyataan
sebenarnya
FORWARD MODEL BAIK UNTUK LATIHAN MENGENALI
KESETIMBANGAN PROSES HIDROGEOKIMIA
TDS pH Eh (mV) O2 Ca
2+
Mg
2+
Na
+
K
+
Fe
2+
SO4
2
-
Cl
-
HCO
3
-
mg/l
160 5.76 190 3.4 34 3 2 1 0 13 3 104
Hitunglah bagaimana komposisi kimia pada sumur
dibawah searah aliran airtanah jika terjadi proses-
proses berikut ini :
•0.37 mmol/l of sodium chloride has been dissolved
•0.09 mmol/l sodium sulphate has been dissolved
•0.12 mmol/l potassium chloride has been dissolved
•198 mg/l calcite has been dissolved
•45 mg/l dolomite dissolved
•17 mg/l (0.142 mmol/l) pyrite has been oxidized
INVERSE MODEL - HIDROGEOKIMIA
 Menggunakan initial dan final komposisi kimia airtanah untuk
memprediksi reaksi kimia di airtanah
 Semua laju mass balance model dapat teridentifikasi
 Mass balance dan laju proses hidrogeokimia dapat didefinisikan
secara 100 % akurat
 Dapat digunakan untuk memprediksi reaksi kimia apapun dalam
airtanah, termasuk pencemaran dan intrusi air laut
Na+ = 30 mg/l
SO4
2- = 21 mg/l
Cl- = 13 mg/l
HCO3
- = 45 mg/l
Na+ = 45 mg/l
SO4
2- = 29 mg/l
Cl- = 20 mg/l
HCO3
- = 87 mg/l
Flow
Sumur A
Sumur B
Tujuan Forward Model
 Mendefiniskan reaksi2 hidrogeokimia yang
bertanggung jawab terhadap komposisi kimia
airtanah pada beberapa unit geomorfologi
 Mengevaluasi kondisi kualitas air, dan faktor-
faktor (alami/non) yang mempengaruhinya
 Membuat model (forward) hydrogeochemical
reactions yang dapat diterapkan untuk
memprediksi kualitas airtanah pada tempat-tempat
lain yang mempunyai kondisi hampir mirip
Mataair pH SiO2 Ca2+ Mg2+ Na+ K+ HCO3
- SO4
2- Cl-
Recharge
Discharge
6,2
6,8
0,273
0,410
0.078
0,260
0,029
0,071
0,13
0,26
0,03
0,04
0,328
0,895
0,010
0,025
0,014
0,030
Mineral di akuifer = halite, gypsum, kaolinite, Ca-mont, karbondioxida
gas, calcite, silica, biotite, plagioclas
Mineral Komposisi Mass Transfer (mmol/kg)
Halite NaCl 0,016
Gypsum CaSO4 0,015
Kaolinite Al2Si2O5(OH)4 -0,033
Ca-montmorilonite Ca0,17Al2,33Si3,67O10(OH)2-0,081
CO2 gas CO2 0,427
Calcite CaCO3 0,115
Silica SiO2 0,0
Biotite KMg3AlSi3O10(OH)2 0,014
Plagioclase Na0,62Ca0,38Al1,38Si2,62O8 0,175
INVERSE MODEL - HIDROGEOKIMIA
 Menggunakan initial dan final komposisi kimia airtanah untuk
memprediksi reaksi kimia di airtanah
 Semua laju mass balance model dapat teridentifikasi
 Mass balance dan laju proses hidrogeokimia dapat didefinisikan
secara 100 % akurat
 Dapat digunakan untuk memprediksi reaksi kimia apapun dalam
airtanah, termasuk pencemaran dan intrusi air laut
Na+ = 30 mg/l
SO4
2- = 21 mg/l
Cl- = 13 mg/l
HCO3
- = 45 mg/l
Na+ = 45 mg/l
SO4
2- = 29 mg/l
Cl- = 20 mg/l
HCO3
- = 87 mg/l
Flow
Sumur A
Sumur B
Tujuan Inverse Model
 Mendefiniskan reaksi2 hidrogeokimia yang
bertanggung jawab terhadap komposisi kimia
airtanah pada beberapa unit geomorfologi
 Mengevaluasi kondisi kualitas air, dan faktor-
faktor (alami/non) yang mempengaruhinya
 Membuat model (forward) hydrogeochemical
reactions yang dapat diterapkan untuk
memprediksi kualitas airtanah pada tempat-tempat
lain yang mempunyai kondisi hampir mirip
Mataair pH SiO2 Ca2+ Mg2+ Na+ K+ HCO3
- SO4
2- Cl-
Recharge
Discharge
6,2
6,8
0,273
0,410
0.078
0,260
0,029
0,071
0,13
0,26
0,03
0,04
0,328
0,895
0,010
0,025
0,014
0,030
Mineral di akuifer = halite, gypsum, kaolinite, Ca-mont, karbondioxida
gas, calcite, silica, biotite, plagioclas
Mineral Komposisi Mass Transfer (mmol/kg)
Halite NaCl 0,016
Gypsum CaSO4 0,015
Kaolinite Al2Si2O5(OH)4 -0,033
Ca-montmorilonite Ca0,17Al2,33Si3,67O10(OH)2-0,081
CO2 gas CO2 0,427
Calcite CaCO3 0,115
Silica SiO2 0,0
Biotite KMg3AlSi3O10(OH)2 0,014
Plagioclase Na0,62Ca0,38Al1,38Si2,62O8 0,175
11_pertemuan_11_Hidrogeokimia I_Definisi_Faktor yang Mempengaruhi dan Proses Hidrogeokimia.ppt
11_pertemuan_11_Hidrogeokimia I_Definisi_Faktor yang Mempengaruhi dan Proses Hidrogeokimia.ppt

More Related Content

Similar to 11_pertemuan_11_Hidrogeokimia I_Definisi_Faktor yang Mempengaruhi dan Proses Hidrogeokimia.ppt

Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
AgataMelati
 
Praktek kimia kimia unsur
Praktek kimia   kimia unsurPraktek kimia   kimia unsur
Praktek kimia kimia unsur
philiplambok
 
kimia unsur
kimia unsurkimia unsur
kimia unsur
philiplambok
 
01a fiskim
01a fiskim01a fiskim
01a fiskim
Khairu Din
 
Teknologi Pengolahan Air Minum untuk Kehidupan
Teknologi Pengolahan Air Minum untuk KehidupanTeknologi Pengolahan Air Minum untuk Kehidupan
Teknologi Pengolahan Air Minum untuk Kehidupan
SetionoSetiono3
 
Gravitimetri Urai Rev :*
Gravitimetri Urai Rev :*Gravitimetri Urai Rev :*
Gravitimetri Urai Rev :*
T Urai Ani
 
Alkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanahAlkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanah
Zikatul Maisah Putri
 
Presentasi bb ii air
Presentasi bb ii airPresentasi bb ii air
Presentasi bb ii air
Fetria Fajrin
 
Hartati
HartatiHartati
Hartati
hartatiS1
 
PPT Unsur Periode 3 (XII MIPA 3)
PPT Unsur Periode 3 (XII MIPA 3)PPT Unsur Periode 3 (XII MIPA 3)
PPT Unsur Periode 3 (XII MIPA 3)
Ramadhina Diffa
 
geokimia panas bumi .pdf
geokimia panas bumi .pdfgeokimia panas bumi .pdf
geokimia panas bumi .pdf
murnisulastri2
 
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometri
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometriReaksi reaksi kimia dan stoikiometri
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometri
Naufa Nur
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
UIN Alauddin Makassar
 
pengolahan air secara khusus share
pengolahan air secara khusus sharepengolahan air secara khusus share
pengolahan air secara khusus share
nurul isnaini
 
Study literatur anion
Study literatur anionStudy literatur anion
Study literatur anion
DevitaAirin
 
Kimia unsur Frans
Kimia unsur FransKimia unsur Frans
Kimia unsur Frans
Tommy Nandez
 
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriPraktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Dwi Karyani
 

Similar to 11_pertemuan_11_Hidrogeokimia I_Definisi_Faktor yang Mempengaruhi dan Proses Hidrogeokimia.ppt (20)

Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Praktek kimia kimia unsur
Praktek kimia   kimia unsurPraktek kimia   kimia unsur
Praktek kimia kimia unsur
 
kimia unsur
kimia unsurkimia unsur
kimia unsur
 
kimia unsur
kimia unsurkimia unsur
kimia unsur
 
01a fiskim
01a fiskim01a fiskim
01a fiskim
 
Teknologi Pengolahan Air Minum untuk Kehidupan
Teknologi Pengolahan Air Minum untuk KehidupanTeknologi Pengolahan Air Minum untuk Kehidupan
Teknologi Pengolahan Air Minum untuk Kehidupan
 
Gravitimetri Urai Rev :*
Gravitimetri Urai Rev :*Gravitimetri Urai Rev :*
Gravitimetri Urai Rev :*
 
Alkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanahAlkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanah
 
Presentasi bb ii air
Presentasi bb ii airPresentasi bb ii air
Presentasi bb ii air
 
Hartati
HartatiHartati
Hartati
 
PPT Unsur Periode 3 (XII MIPA 3)
PPT Unsur Periode 3 (XII MIPA 3)PPT Unsur Periode 3 (XII MIPA 3)
PPT Unsur Periode 3 (XII MIPA 3)
 
geokimia panas bumi .pdf
geokimia panas bumi .pdfgeokimia panas bumi .pdf
geokimia panas bumi .pdf
 
Isal air proses
Isal air prosesIsal air proses
Isal air proses
 
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometri
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometriReaksi reaksi kimia dan stoikiometri
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometri
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
 
pengolahan air secara khusus share
pengolahan air secara khusus sharepengolahan air secara khusus share
pengolahan air secara khusus share
 
Study literatur anion
Study literatur anionStudy literatur anion
Study literatur anion
 
Kimia unsur Frans
Kimia unsur FransKimia unsur Frans
Kimia unsur Frans
 
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriPraktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
 
Lap air proses
Lap air prosesLap air proses
Lap air proses
 

Recently uploaded

Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar PancasilaProyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
ArulArya1
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
MunirLuvNaAin
 
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Kanaidi ken
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Sathya Risma
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
power point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohonpower point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohon
NoegPutra1
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Herry Prasetyo
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 

Recently uploaded (20)

Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar PancasilaProyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
 
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
power point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohonpower point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohon
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 

11_pertemuan_11_Hidrogeokimia I_Definisi_Faktor yang Mempengaruhi dan Proses Hidrogeokimia.ppt

  • 1. MODUL MINGGU #11 GEOHIDROLOGI (GEGL222240 – 2 SKS) Hidrogeokimia I Dr. Tjahyo Nugroho Adji, MSc. Tech Ahmad Cahyadi, S.Si., M.Sc. DEPARTEMENT OF ENVIRONMENTAL GEOGRAPHY FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2024 A Sc h emat ic Ov er v i ew o f Pr o c esses t h at Af f ec t t h e Wat er Qu al it y i n Th e H yd r o l o g ic al Cyc l e 1. Evaporation 2. Transpiration 3. Selective Uptake by Vegetation 4. Oxidation/ Reduction 5. Cation Exchange 6. Dissolution of Mineral 7. Precipitation of Secondary Mineral 8. Mixing of Water 9. Leaching of Fertilisers, Manure 10. Pollution 11. Lake/Sea Biological Processes 1 2 3 4 5 6 7 1 7 8 8 5 11 9 11 1 10 10 clay fresh salt 1 1. Evaporation 2. Transpiration 3. Selective Uptake by Vegetation 4. Oxidation/ Reduction 5. Cation Exchange 6. Dissolution of Mineral 7. Precipitation of Secondary Mineral 8. Mixing of Water 9. Leaching of Fertilisers, Manure 10. Pollution 11. Lake/Sea Biological Processes Piezometer 4A 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 Cl (meq/l) Na (meq/l)
  • 3.
  • 5. DEFINISI • Pendekatan yang mengkaji proses dan reaksi yang terjadi karena adanya interaksi antara airtanah dan batuan pada akuifer • Tujuan 1: Mendeskrispsikan karakter kimia air • Tujuan 2: Menjelaskan perubahan komposisi kimia airtanah pada berbagai lokasi atas dasar interaksi antara air dan batuan (prosesnya apa?)
  • 6. Pendahuluan 1. Apa Hidrogeokimia itu? • Gilli et al. (2012) menyebutkan bahwa hidrokimia adalah karakteristik fisik, kimia isotopik dan mikrobiologi yang ada dalam air. • Lebih lanjut Gilli et al. (2012) menyebutkan bahwa hidrokimia menggambarkan kandungan mineral alami dan tambahan substansi antropogenik yang berasal dari polutan. Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 menyebutkan bahwa: “kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain di dalam air”
  • 7. Pendahuluan 1. Analisis Hidrogeokimia airtanah untuk apa? Effendi (1993) berpendapat bahwa paling tidak terdapat tiga hal yang merupakan tujuan dilakukannya pengambilan sampel hidrogeokimia pada lingkungan alami, yaitu: 1. Mengetahui nilai kualitas air, baik kualitas kimia, fisika dan atau kualitas biologi; 2. Membandingkan nilai kualitas air dengan baku mutu untuk peruntukan tertentu; dan 3. Menilai kelayakan suatu sumberdaya air untuk peruntukkan tertentu.
  • 8. Pendahuluan 1. Analisis Hidrogeokimia airtanah untuk apa? Hem (1970) dan Gilli et al. (2012) menjelaskan bahwa analisis kualitas air, dalam hal ini karakteristik hidrogeokimia dapat digunakan untuk: 1. menganalisis proses lingkungan yang terjadi terhadap airtanah, 2. menganalisis tipe batuan yang dominan berpengaruh terhadap kualitas air, 3. kondisi wilayah imbuhan airtanah, 4. lama tinggal airtanah dalam akuifer, 5. sumber mineralisasi yang terjadi serta kontaminan alami dan artifisial yang masuk ke dalam sistem akuifer.
  • 9. HIDROGEOKIMIA HARUS BISA MENJAWAB Perbukitan denudasional Lereng koluvial Formasi Sentolo Aluvial bekas lagoon Na+ = 21 ppm Ca2+ = 44 ppm Mg2+ = 17 ppm K+ = 12 ppm Cl- = 24 ppm SO4 2- = 32 ppm HCO3 - = 56 ppm Na+ = 25 ppm Ca2+ = 57 ppm Mg2+ = 20 ppm K+ = 15 ppm Cl- = 28 ppm SO4 2- = 21 ppm HCO3 - = 25 ppm Na+ = 35 ppm Ca2+ = 67 ppm Mg2+ = 28 ppm K+ = 17 ppm Cl- = 28 ppm SO4 2- = 45 ppm HCO3 - = 78 ppm Na+ = 95 ppm Ca2+ =42 ppm Mg2+ = 78 ppm K+ = 17 ppm Cl- = 222 ppm SO4 2- = 45 ppm HCO3 - = 121 ppm Sumur 1 Sumur 2 Sumur 3 Sumur 4 ?
  • 10.
  • 11. Komposisi kimia 1 Komposisi kimia 2 •Mengapa berubah dari 1 ke 2 ?? •Apa faktornya ?? •Berapa besar perubahannya ?? •Proses/reaksi kimia apa ?? MINERALOGI BATUAN
  • 13. Contoh Skema Perubahan Hidrogeokimia dari recharge ke akuifer tertekan
  • 14. Prosedur Analisis Hidrogeokimia 2. Bagaimana Analisis Hidrogeokimia airtanah dilakukan? • Analisis hidrogeokimia yang sering dilakukan adalah analisis ion mayor di dalam air (Hem, 1970). • Ion mayor di dalam air adalah ion yang menyusun lebih dari 90% total padatan terlarut yang terdapat dalam air (Hiscock, 2005). • Hiscock (2005) menjelaskan lebih lanjut bahwa ion mayor yang terdapat dalam air terdiri dari enam, yaitu kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), sodium/natrium (Na+), klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3 -), dan sulfat (SO4 -). • Namun demikian, seringkali dalam analisis ion mayor beberapa ion minor dengan kandungan cukup tinggi juga digunakan. Beberapa ion tersebut adalah potasium/kalium (K+), besi (Fe2+), stronsium (Sr2+), dan flourida (F-).
  • 15. Kation:  Kalsium (Ca2+)  40,078  Magnesium (Mg2+)  24,31  Natrium (Na+)  22,98  Kalium (K+)  39,098  Ca>Mg>Na>K Anion:  Bikarbonat HCO3 -  61,06  Sulfat SO4 2-  96,061  Klorida Cl- 35,45 (HCO3 ->SO4 2- > Cl-)
  • 16.
  • 17. Prosedur Analisis Hidrogeokimia 2. Bagaimana Analisis Hidrogeokimia airtanah dilakukan? KOMPOSISI AIRTANAH Ion Mayor (> 5 mg/liter) Bikarbonat Sulfat Kalsium Klorida Natrium Magnesium Ion Minor (0,001 – 10,0 mg/liter) Nitrat Kalium Fosfat Karbonat Stronsium Boron Fluorida Besi - Ion Ikutan (< 0,1 mg/liter) Alumunium Iodida Selenium Arsenik Litium Thorium Barium Mangan Seng Bromida Nikel Vanadium Kadmium Radium Uranium Sesium Silika Emas Kromium Perak Timah Tembaga Titanium - Gas Terlarut (Ikutan sampai 10 mg/liter) Nitrogen Karbondioksida Hidrogen sulfida Oksigen Metana Nitrogen oksida Sumber: Freeze dan Cherry (1979)
  • 18. Prosedur Analisis Hidrogeokimia 2. Bagaimana Analisis Hidrogeokimia airtanah dilakukan?
  • 19. SUMBER KALSIUM (Ca2+) No Mineral Rumus kimia 1 Kalsit CaC03 2 Aragonit CaCO3 3 Dolomit CaMg(CO3)2 4 Ca-feldspar CaAl2Si2O8 5 Fluoroapathite Ca(PO4)3F 6 Gypsum CaSO4. 2H2O 7 Anhydrite CaSO4 8 Ca-monmorilonit Ca0,33 Al4,67 Si7,33 O20 (OH)4 9 Glauberite CaSO4.Na2SO4 10 Tachyhydrite CaCl2. 2MgCl2 . 12H2O
  • 20. SUMBER MAGNESIUM (Mg2+) No Mineral Rumus kimia 1 Dolomit CaMg(C03)2 2 Forsterit Mg2SiO4 3 Magnesit MgCO3 4 Brucit Mg(OH)2 5 Talk Mg3Si4 O10(OH)2 6 Chlorit Mg5Al2Si3O10(OH)2 7 Biotit KMg3AlSi3O10(OH)2 8 Sepiolit Mg4Si6O15(OH)2 . 6H2O 9 Epsomit MgSO4. 7H2O
  • 21. SUMBER NATRIUM (Na+) No Mineral Rumus kimia 1 Halite NaCl 2 Albite (Na-feldspar) NaAlSi3O8 3 Na-montmorilonit Na0,33 Al2,33 Si3,67 O10 (OH)2 4 Thenardite Na2SO4 5 Glauberite CaSO4 . Na2SO4 6 Mirabilite Na2SO4 . 10H2O 7 Trona NaHCO3 . Na2CO3 . 2H2O 8 Dawstone NaAlCO3(OH)2
  • 22. SUMBER KALIUM (K+) No Mineral Rumus kimia 1 Silvit KCl 2 Orthoclase (K-feldspar) KAlSi3O8 3 Mika KAlSi3O8 4 Biotit KMg3AlSi3O10(OH)2 5 Karnalit KCl . MgCl2 . 6H2O
  • 23. SUMBER KLORIDA (Cl-) No Mineral Rumus kimia 1 Halit NaCl 2 Silvit KCl 3 Anarktitit CaCl2 . H2O 4 Biskofit MgCl2 . 6H2O 5 Karnalit KCl . MgCl2 . 6H2O 6 Tachyhidrit CaCl2 . 2MgCl2 . 12H2O
  • 24. SUMBER SULFUR DAN SULFAT Mineral Rumus kimia Gipsum CaSO4 . 2 H2O Anhidrit CaSO4 Glauberit CaSO4 . Na2SO4 Thenardit Na2SO4 Mirabilit Na2SO4 . 10 H2O Kieserit MgSO4 . H2O Epsomit MgSO4 . 7H2O Pirit FeS2 Galena PbS Sphalerit ZnS
  • 25. SUMBER KARBONAT-BIKARBONAT Mineral Rumus kimia Kalsit CaCO3 Dolomit CaMg(CO3)2 Siderit FeCO3 Magnesit MgCO3 Otavit CdCO3 Strontianit SrCO3 Nahkolit NaHCO3 Trona NaHCO3 . Na2CO3 . 2H2O Dawsonit NaAlCO3(OH)2
  • 26. Prosedur Analisis Hidrogeokimia 2. Bagaimana Analisis Hidrogeokimia airtanah dilakukan? No sampel Lokasi K Na Ca Mg Cl HCO3 SO4 CBE (%) BK 1 Alakasing, Peling Tengah 20.12 27.72 2.79 1.65 0.34 1.90 0.02 95.90 BK 2 Paisu Telea, Tunggaling, Peling Tengah 1.92 26.63 2.89 2.96 0.34 1.90 0.02 94.90 BK 3 Paisu Patukuki, Peling Tengah 2.42 3.41 3.09 2.96 0.28 2.36 0.00 85.80 BK 4 Balombong, Peling Tengah 6.73 8.85 4.59 2.30 0.51 2.43 0.01 89.40 BK 5 Bangunemo, Bulagi Utara 2.05 2.96 5.19 2.72 1.58 2.62 0.01 76.60 BK 6 Lukpanenteng, Bulagi Utara 3.39 34.33 27.45 41.06 25.39 2.23 0.34 78.50 BK 7b Batu Gong, Buko 6.97 10.63 4.89 6.50 21.44 2.82 0.31 36.40 BK 8 Sungai Lelengan, Buko 19.81 24.46 3.29 3.54 0.28 2.23 0.04 95.60 BK 9 Batangono 1, Buko 2.28 25.99 4.49 2.96 0.23 2.82 0.02 93.80 BK 10 Batangono 2, Buko 2.23 3.12 3.89 2.55 0.28 2.49 0.01 84.80 BK 11b Paisobatu 2, Buko 2.05 2.84 3.09 2.39 0.34 1.84 0.01 85.90 BK 14 Danau Alani, Buko Selatan 1.46 23.76 3.39 2.80 0.34 1.77 0.01 94.80 BK 15 Air Terjun Lembani, Buko Selatan 2.28 23.29 2.40 2.39 0.34 1.70 0.02 94.70 BK 16 Sabelak, Bulagi Selatan 3.73 5.41 3.99 2.06 0.45 1.97 0.02 87.70 BK 18 Kuala Indah, Lalandai, Bulagi 2.41 34.33 52.40 45.01 35.26 2.23 0.29 76.60 BK 19b Labibi 2, Peling Tengah 3.76 25.01 3.19 2.39 0.34 1.70 0.01 95.20 BK 20 Mamulusan, Liang 20.07 24.07 3.29 1.97 0.39 2.23 0.01 95.00 BK 21c Okumel 3, Tomboniki, Liang 20.07 25.45 3.49 2.22 0.34 1.97 0.01 95.80 BK 23 Paisu Mandoni, Liang 2.42 3.41 3.09 2.96 0.28 2.36 0.00 85.80 BK 26 Pelong, Tonuson, Totikum Selatan 19.84 15.50 3.19 2.30 0.34 1.77 0.02 95.00
  • 27. Nomor Urut 1 2 3 4 5 6 Lokasi Bribin Ngreneng Gilap Jomblanga n Jurangje ro S.Pentung Nomor Laboratorium 138/06 139/06 140/06 141/06 142/06 143/06 Tanggal 23 Maret 23 Maret 21 Maret 21 Maret 22 Maret 21 Maret Jam 11.15 14.00 16.30 14.40 17.40 13.30 Parameter Satuan pH --- 6,92 6,93 7,06 7,33 6,97 7,57 DHL μmhos/c m 486 480 471 215 490 186,6 Suhu 0C 27,3 27,8 26,4 26,6 27,3 26,2 Eh mV + 4 + 3 - 6 -21 + 1 - Kalsium (Ca+2 ) mg/L 70.6 83.7 70.6 44.6 76.3 45.3 Magnesium (Mg+2) mg/L 3.4 1.1 3.5 4.5 2.2 3.3 Natrium ( Na+ ) mg/L 3.1 3.0 2.5 3.2 2.6 4.1 Kalium ( K+ ) mg/L 1.5 1.7 1.4 1.7 1.6 1.7 Klorida ( Cl- ) mg/L 7.4 7.4 7.8 9.2 7.4 9.2 Alkalinitas (HCO3 - ) mg/L 242 246 226 158 255 143 Sulfat ( SO 4 2- ) mg/L 5.4 6.0 7.0 4.0 5.5 6.5 Nitrat (NO3 ) mg/L 2.5 3.2 2.1 1.0 1.8 1.8 Nitrit (NO2 - ) mg/L 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Bakteri koliform total MPN/10 0ml >2400 >2400 240 >2400 1100 1100
  • 28. REPRESENTASI DATA massa unsur terlarut (mg) ppm = massa larutan (kg) massa unsur terlarut (µg) ppb = massa larutan (kg) •Konsentrasi massa/berat---- ppm = part per million –mg/L
  • 29. massa unsur terlarut (mg) mg/lt = volume larutan (liter) massa unsur terlarut (µg) µg/lt = volume larutan (kg) • berat/volume=(berat/berat) x kerapatan larutan • sehingga, kerapatan larutan=massa larutan (kg)/volume larutan (liter) • jika kerapatan airtawar = 1,00 g/cm3 ; air laut 1,025 g/cm3, maka pada p = 1 kg/liter • ppm (mg/kg) = mg/liter
  • 30. Molaritas  angka yang menunjukkan jumlah mol dari unsur pada 1m3 larutan  Molaritas = (mg/liter) x 10 -3 / berat atom  Milimol = (mg/liter) / berat atom  Contoh : pada air terdapat Na+ terlarut sebesar 125 mg/lt, maka molaritasnya adalah :  miliMol = 125/22.99 = 5,458 mmol/lt (di mana 22.99 adalah berat atom unsur Na+)
  • 31. Ppm = part per millions = =mg/kg=mg/liter (1/1.000.000)  Ca 2+ = 101,6 mg/lt  Berat atom kalsium = 40.08  Mmol/lt = 101,6/40,08 = 2,53 mmol/lt  Meq/lt = (mmol/liter x 2) = 2,53 x 3 = 5,06 meq/lt
  • 32. Berat Ekuivalen (epm = meq/l)  Berat ekuivalen adalah satuan yang sering digunakan untuk merepresentasikan data kualitas air karena semua reaksi dari reaktan yang bereaksi menghasilkan produk akan mempunyai kesetimbangan berat ekuivalen. Satuan berat ekuivalen yang biasa dipakai adalah miliekuivalen/liter (meq/l) = epm  meq /l = (mg/l) / berat atom /valensi dari ion  atau meq/l = (mmol/l) x valensi ion  Contoh : pada air terdapat Mg 2+ terlarut sebesar 80 mg/lt, maka berat ekuivalen-nya adalah :  Meq/l = (80 / 24,305) x 2 = 80/12,15 = 6,32 meq/lt (dimana 24,305 adalah berat atom unsur Mg 2+ dan 2 adalah jumlah ion valensi Na)
  • 33. Ion mayor minimal= 5 mg/l = 5 ppm (part per millions) ada kation (+) dan anion (-) 1. Kalsium (Ca2+) = 40,078 2. Magnesium (Mg2+) = 24,305 3. Natrium/sodium (Na+) = 22,99 4. Kalium/potassium (K+) = 39,098 5. Bikarbonat (HCO3 -) = 61,016 6. Sulfat (SO4 2-) = 96,061 7. Klorida (Cl-) = 35,453
  • 34.
  • 35.
  • 36. Berat Ekuivalen (epm = meq/l)  Berat ekuivalen adalah satuan yang sering digunakan untuk merepresentasikan data kualitas air karena semua reaksi dari reaktan yang bereaksi menghasilkan produk akan mempunyai kesetimbangan berat ekuivalen. Satuan berat ekuivalen yang biasa dipakai adalah miliekuivalen/liter (meq/l) = epm  meq /l = (mg/l) / berat atom /valensi dari ion  atau meq/l = (mmol/l) x valensi ion  Contoh : pada air terdapat Mg 2+ terlarut sebesar 80 mg/lt, maka berat ekuivalen-nya adalah :  Meq/l = (80 / 24,305) x 2 = 80/12,15 = 6,58 meq/lt (dimana 24,305 adalah berat atom unsur Mg 2+ dan 2 adalah jumlah ion valensi Na)
  • 37. Charge balance error (CBE)  -/+ 5%  Besarnya kesalahan yang dihitung dari perbedaan total jumlah berat ekuivalen (meq/lt) antara kation dan anion
  • 38. Prosedur Analisis Hidrogeokimia 2. Bagaimana Analisis Hidrogeokimia airtanah dilakukan? Hal yang pertama kali dilakukan sebelum melakukan analisis hidrogeokimia adalah analisis keseimbangan ion: CBE (%) = ((∑ Kation – ∑ Anion) / (∑ Kation + ∑ Anion)) x 100 meq/l = miligram ion/ berat ekuivalen berat ekuivalen = berat molekul / valensi ion Nilai CBE yang disarankan adalah kurang 5% untuk peralatan modern dan kurang dari 10% untuk analisis laboratorium yang dilakukan secara manual (Hiscock, 2005; Younger, 2007).
  • 39.    zma zmc (Na+) + (K+) + 2(Ca2+) + 2(Mg2+) = (Cl-) + (HCO3 -) + 2(SO4 2-) sehingga: 100         zma zmc zma zmc E
  • 40. FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP KONDISI HIDROGEOKIMIA  IKLIM  GEOLOGI  GEOMORFOLOGI / LERENG  VEGETASI  WAKTU  MANUSIA
  • 41. A Sc h emat ic Ov er v i ew o f Pr o c esses t h at Af f ec t t h e Wat er Qu al it y i n Th e H yd r o l o g ic al Cyc l e 1. Evaporation 2. Transpiration 3. Selective Uptake by Vegetation 4. Oxidation/ Reduction 5. Cation Exchange 6. Dissolution of Mineral 7. Precipitation of Secondary Mineral 8. Mixing of Water 9. Leaching of Fertilisers, Manure 10. Pollution 11. Lake/Sea Biological Processes 1 2 3 4 5 6 7 1 7 8 8 5 11 9 11 1 10 10 clay fresh salt 1 1. Evaporation 2. Transpiration 3. Selective Uptake by Vegetation 4. Oxidation/ Reduction 5. Cation Exchange 6. Dissolution of Mineral 7. Precipitation of Secondary Mineral 8. Mixing of Water 9. Leaching of Fertilisers, Manure 10. Pollution 11. Lake/Sea Biological Processes
  • 42. Faktor yang mempengaruhi hidrogeokimia airtanah (Griffioen, 2004)
  • 43. EVAPORASI - TRANSPIRASI  Pada daerah dengan iklim kering sangat berpengaruh thd. komposisi kimia airtanah  Karena akan mengurangi kandungan H2O murni dari air  Sehingga, total unsur terlarut (TDS-total dissolved solids/salts) akan meningkat
  • 44. Contoh kasus di Central Australia (Jankowski & Jacobson, 1990)  Karena tingkat evapotranspirasi yang tinggi, mineral kalsit akan ter-precipitasi, setelah itu mineral dolomit, sehingga kandungan alkalinitas (HCO3 -) di airtanah akan menurun
  • 45.
  • 46. PELARUTAN - DISSOLUTION 1. Pelarutan yang tidak menghasilkan padatan (CONGRUENT DISSOLUTION) CaCO3 + H2O Ca2+ +HCO3 - + OH- CaSO4 + 2H2O Ca2+ + SO4 2- + H2O NaCl + H2O Na+ + Cl- + H2O 2. Pelarutan yang menghasilkan padatan (INCONGRUENT DISSOLUTION) CaAl2Si2O8(s)+H2CO3+H2O Ca2++ 2HCO3 -+Al2Si2O5(OH)4(s)
  • 47.  Pelarutan mineral yang melepaskan unsur ke air merupakan proses yang paling penting terhadap komposisi kimia airtanah  Beberapa mineral akan sangat mudah dan cepat larut (karbonat, evaporit) sehingga secara signifikan merubah komposisi kimia air tanah  Sementara mineral seperti silika, proses pelarutannya akan memakan waktu yang lama, dan efeknya sedikit terhadap komposisi kimia airtanah
  • 48. PRECIPITATION / PENGENDAPAN • Jika, sebagai contoh pada pelarutan kalsit, konsentrasi kalsium dan bikarbonat di air sudah tinggi, maka air tersebut akan lebih lambat/sulit untuk melarutkan batuan gamping • Jika, makin lama makin tinggi dan mencapai ambang batas (equilibrium), maka prosesnya berubah menjadi proses pengendapan / pengkristalan (precipitation) dan membentuk padatan (solid) • Precipitation of Calcite : Ca2+ + HCO3 - + OH- CaCO3(s) + H2O • Gypsum precipitation : Ca2+ + SO4 2- + 2H2O CaSO4.2H2O
  • 49. SATURATION INDICES (SI) atau INDEKS KEJENUHAN  Suatu nilai yang menunjukkan bahwa suatu larutan itu sudah jenuh atau belum terhadap mineral tertentu  Sehingga bisa digunakan untuk memprediksi bahwa yang terjadi pada airtanah adalah proses dissolution atau precipitation  Jika SI = - (undersaturated-pelarutan-agresiv) Jika SI = 0 (seimbang/equilibrium) Jika SI = + (supersaturated-pengendapan)  Cari menghitungnya adalah dengan hukum termodinamika (akan dijelaskan kemudian)
  • 50. Contoh di barat S. Bogowonto Indek Kejenuhan Airtanah terhadap Mineral pada Sistem Perbukitan - Dataran -2,5 -2,0 -1,5 -1,0 -0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 8 9 10 7 6 5 3 Sampel Indek Kejenuhan Kalsit Dolomit Gypsum Kwarsa
  • 51. REAKSI REDUKSI-OKSIDASI (REDOX) • Reaksi redox menunjukkan adanya transfer elektron • Oksidasi berarti kehilangan elektron dan menambah valensi positif • Reduksi berarti memperoleh elektron dan mengurangi valensi positif • Tidak bisa berdiri sendiri, setiap terjadi oksidasi pasti ditemani oleh reduksi dan sebaliknya, sehingga tidak mungkin ada elektron bebas berkeliaran di airtanah (selalu balance)
  • 52. Contoh :reaksi besi di airtanah  Fe Fe2+ + H2 (oksidasi)  2H+ + e- ½ H2 (reduksi)  2H+ + Fe Fe2+ + H2 (redox komplit)
  • 53. Kapan terjadi reaksi redox ? 1. Jika air hujan sebagai recharge ketemu airtanah dalam. Air hujan yang terinfiltrasi banyak mengandung oksigen (SO4 dan NO3) dan akan berkurang ketika menjadi airtanah. Sementara itu, airtanah dalam miskin oksigen Sehingga ketika bertemu akan terjadi reaksi redox 2. Jika terjadi pencemaran, maka akan terjadi dekomposisi bakteri dari materi organik yang larut di air. Sehingga, materi-mater organik akan bermigrasi atau berubah menjadi kearah reduksi , kemudian ke arah hilir terjadi reaksi oksidasi
  • 54. - 400 -300 -200 -100 0 + 100 + 200 +300 +400 mV Oksidasi Reduksi Eh-REDOX POTENSIAL (mV)
  • 55.  Oksidasi Pirit : FeS2 + 15/4 O2 + 7/2 H2O Fe(OH)3(s) + 2 SO4 2- + 4H+  Reduksi sulfat : SO4 2- + CH2O + H2O 2H+ + S2- + 2HCO3 - SO4 2-/S2- NO3 -/NH4 + NO3 -/NO2- Fe3+/Fe2+ As5+/As3+ HCO3 -/CH4 dll Pasangan redox yang sering terjadi di airtanah
  • 56. (KAT) ION EXCHANGE  Biasa terjadi pada akuifer dengan materi lempung  Terjadi karena pola dan karakteristik adsorpsi pada valensi di dekat permukaan lempung  Guy Chapman Model
  • 58. • Layer pertama (stern layer) mempunyai valensi yang selalu menempel pada permukaan lempung • Layer kedua (diffuse) bergerak pada cairan ketika ada airtanah • Diffuse layer akan berubah-ubah tergantung dari kenaikan jumlah kation yang diserap (sering terjadi), atau penurunan jumlah anion yang dilepaskan (jarang terjadi) • Akibatnya, ada pertukaran kation pada airtanah di akuifer lempungan • Yang lazim terjadi : Na+ - Ca2+ Na+ - Mg2+ K+ - Ca2+ K+ - Mg2+
  • 59. Na-clay Na+ K-clay + Mg2+ K+ + Mg-clay 2 Na-clay + Mg2+ K+ + Mg-clay K+ + Mg-clay K-clay + Mg2+
  • 60. Cara mengetahui kalau terjadi ion exchange di airtanah – dengan bivariate plot Piezometer 4A 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 Cl (meq/l) Na (meq/l) • Rasio Na:Cl diatas garis diagonal (1:1) menunjukkan bahwa ada ion exchange Ca2+ untuk Na+ , sehingga Natrium meningkat, sementara kalsium turun
  • 61. Dispersi  Dispersi adalah kecenderungan fluida untuk menyebar keluar dari jalur yang diharapkan untuk diikuti;  Dispersi menghasilkan mixing (percampuran);
  • 62. Dispersi Skema terjadinya dispersi (Freeze and Cherry, 1979)
  • 63. BAGAIMANA MENGKUANTIFIKASI PERUBAHAN KOMPOSISI KIMIA AIRTANAH?  Model hidrogeokimia • Forward Model • Inverse Model
  • 64. FORWARD MODEL  Kita sudah harus tahu betul jenis reaksi yang terjadi di airtanah  Termasuk besarannya  Akan tahu berapa komposisi kimia suatu sampel tanpa mengukur atau analisis laboratorium  Sulit untuk menentukan jenis reaksi yg.terjadi  Hasilnya biasanya jauh dari kenyataan sebenarnya
  • 65. FORWARD MODEL BAIK UNTUK LATIHAN MENGENALI KESETIMBANGAN PROSES HIDROGEOKIMIA TDS pH Eh (mV) O2 Ca 2+ Mg 2+ Na + K + Fe 2+ SO4 2 - Cl - HCO 3 - mg/l 160 5.76 190 3.4 34 3 2 1 0 13 3 104 Hitunglah bagaimana komposisi kimia pada sumur dibawah searah aliran airtanah jika terjadi proses- proses berikut ini : •0.37 mmol/l of sodium chloride has been dissolved •0.09 mmol/l sodium sulphate has been dissolved •0.12 mmol/l potassium chloride has been dissolved •198 mg/l calcite has been dissolved •45 mg/l dolomite dissolved •17 mg/l (0.142 mmol/l) pyrite has been oxidized
  • 66.
  • 67.
  • 68. INVERSE MODEL - HIDROGEOKIMIA  Menggunakan initial dan final komposisi kimia airtanah untuk memprediksi reaksi kimia di airtanah  Semua laju mass balance model dapat teridentifikasi  Mass balance dan laju proses hidrogeokimia dapat didefinisikan secara 100 % akurat  Dapat digunakan untuk memprediksi reaksi kimia apapun dalam airtanah, termasuk pencemaran dan intrusi air laut Na+ = 30 mg/l SO4 2- = 21 mg/l Cl- = 13 mg/l HCO3 - = 45 mg/l Na+ = 45 mg/l SO4 2- = 29 mg/l Cl- = 20 mg/l HCO3 - = 87 mg/l Flow Sumur A Sumur B
  • 69. Tujuan Forward Model  Mendefiniskan reaksi2 hidrogeokimia yang bertanggung jawab terhadap komposisi kimia airtanah pada beberapa unit geomorfologi  Mengevaluasi kondisi kualitas air, dan faktor- faktor (alami/non) yang mempengaruhinya  Membuat model (forward) hydrogeochemical reactions yang dapat diterapkan untuk memprediksi kualitas airtanah pada tempat-tempat lain yang mempunyai kondisi hampir mirip
  • 70. Mataair pH SiO2 Ca2+ Mg2+ Na+ K+ HCO3 - SO4 2- Cl- Recharge Discharge 6,2 6,8 0,273 0,410 0.078 0,260 0,029 0,071 0,13 0,26 0,03 0,04 0,328 0,895 0,010 0,025 0,014 0,030 Mineral di akuifer = halite, gypsum, kaolinite, Ca-mont, karbondioxida gas, calcite, silica, biotite, plagioclas Mineral Komposisi Mass Transfer (mmol/kg) Halite NaCl 0,016 Gypsum CaSO4 0,015 Kaolinite Al2Si2O5(OH)4 -0,033 Ca-montmorilonite Ca0,17Al2,33Si3,67O10(OH)2-0,081 CO2 gas CO2 0,427 Calcite CaCO3 0,115 Silica SiO2 0,0 Biotite KMg3AlSi3O10(OH)2 0,014 Plagioclase Na0,62Ca0,38Al1,38Si2,62O8 0,175
  • 71.
  • 72.
  • 73. INVERSE MODEL - HIDROGEOKIMIA  Menggunakan initial dan final komposisi kimia airtanah untuk memprediksi reaksi kimia di airtanah  Semua laju mass balance model dapat teridentifikasi  Mass balance dan laju proses hidrogeokimia dapat didefinisikan secara 100 % akurat  Dapat digunakan untuk memprediksi reaksi kimia apapun dalam airtanah, termasuk pencemaran dan intrusi air laut Na+ = 30 mg/l SO4 2- = 21 mg/l Cl- = 13 mg/l HCO3 - = 45 mg/l Na+ = 45 mg/l SO4 2- = 29 mg/l Cl- = 20 mg/l HCO3 - = 87 mg/l Flow Sumur A Sumur B
  • 74. Tujuan Inverse Model  Mendefiniskan reaksi2 hidrogeokimia yang bertanggung jawab terhadap komposisi kimia airtanah pada beberapa unit geomorfologi  Mengevaluasi kondisi kualitas air, dan faktor- faktor (alami/non) yang mempengaruhinya  Membuat model (forward) hydrogeochemical reactions yang dapat diterapkan untuk memprediksi kualitas airtanah pada tempat-tempat lain yang mempunyai kondisi hampir mirip
  • 75. Mataair pH SiO2 Ca2+ Mg2+ Na+ K+ HCO3 - SO4 2- Cl- Recharge Discharge 6,2 6,8 0,273 0,410 0.078 0,260 0,029 0,071 0,13 0,26 0,03 0,04 0,328 0,895 0,010 0,025 0,014 0,030 Mineral di akuifer = halite, gypsum, kaolinite, Ca-mont, karbondioxida gas, calcite, silica, biotite, plagioclas Mineral Komposisi Mass Transfer (mmol/kg) Halite NaCl 0,016 Gypsum CaSO4 0,015 Kaolinite Al2Si2O5(OH)4 -0,033 Ca-montmorilonite Ca0,17Al2,33Si3,67O10(OH)2-0,081 CO2 gas CO2 0,427 Calcite CaCO3 0,115 Silica SiO2 0,0 Biotite KMg3AlSi3O10(OH)2 0,014 Plagioclase Na0,62Ca0,38Al1,38Si2,62O8 0,175