Tiga strategi pencegahan pernikahan dini yang disebutkan dokumen tersebut adalah (1) membantu mengarahkan menikah pada usia ideal dan memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi, (2) mengkampanyekan usia ideal menikah yaitu 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki, (3) melibatkan pemuka adat perempuan dalam kampanye karena dianggap lebih dipercaya masyarakat. Dokumen juga menyebutkan beber
Dokumen tersebut membahas tentang masalah kesehatan reproduksi remaja dalam pelayanan kebidanan, penyebab masalah tersebut, dan strategi pemecahannya. Masalah utama yang dihadapi remaja antara lain pengetahuan yang rendah tentang kesehatan reproduksi, hubungan seks pra-nikah, dan pengguguran kandungan secara tidak aman. Penyebabnya meliputi informasi yang salah, enggan menggunakan alat kontrasepsi, dan pengaruh lingkungan
1. Pertumbuhan penduduk Indonesia yang tinggi menimbulkan berbagai masalah sosial dan ekonomi. 2. Keluarga berencana efektif mengatasi masalah ini dengan mengendalikan angka kelahiran melalui penggunaan alat kontrasepsi. 3. Program keluarga berencana memberikan manfaat bagi kesehatan ibu dan anak serta peningkatan kesejahteraan keluarga.
Tiga strategi pencegahan pernikahan dini yang disebutkan dokumen tersebut adalah (1) membantu mengarahkan menikah pada usia ideal dan memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi, (2) mengkampanyekan usia ideal menikah yaitu 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki, (3) melibatkan pemuka adat perempuan dalam kampanye karena dianggap lebih dipercaya masyarakat. Dokumen juga menyebutkan beber
Dokumen tersebut membahas tentang masalah kesehatan reproduksi remaja dalam pelayanan kebidanan, penyebab masalah tersebut, dan strategi pemecahannya. Masalah utama yang dihadapi remaja antara lain pengetahuan yang rendah tentang kesehatan reproduksi, hubungan seks pra-nikah, dan pengguguran kandungan secara tidak aman. Penyebabnya meliputi informasi yang salah, enggan menggunakan alat kontrasepsi, dan pengaruh lingkungan
1. Pertumbuhan penduduk Indonesia yang tinggi menimbulkan berbagai masalah sosial dan ekonomi. 2. Keluarga berencana efektif mengatasi masalah ini dengan mengendalikan angka kelahiran melalui penggunaan alat kontrasepsi. 3. Program keluarga berencana memberikan manfaat bagi kesehatan ibu dan anak serta peningkatan kesejahteraan keluarga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan pelayanan KB bagi remaja antara lain umur, tingkat pendidikan, tempat tinggal, pelajaran kesehatan reproduksi di sekolah. Remaja usia 20-24 tahun, pendidikan lebih tinggi, tinggal di perkotaan, dan mendapat pelajaran kesehatan reproduksi di sekolah cenderung lebih membutuhkan pelayanan KB dibandingkan kelompok lainnya.
Makalah ini membahas tentang keluarga berencana di Indonesia, termasuk kewajiban warga negara untuk mendukung program keluarga berencana guna menekan pertumbuhan penduduk yang pesat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi di Desa Pengkol, Kabupaten Sragen.
Dokumen tersebut membahas tentang aspek sosial budaya yang berkaitan dengan peran seorang bidan dalam pra perkawinan, perkawinan, kehamilan, kelahiran, dan pendekatan melalui budaya. Dibahas pula masalah perkawinan dini dan pantangan makanan pada ibu hamil yang berdampak negatif pada kesehatan ibu dan janin."
Dokumen ini membahas persentase penggunaan alat kontrasepsi pada akseptor KB aktif di Provinsi Jawa Barat antara tahun 2008-2014. Tercatat penggunaan alat kontrasepsi paling tinggi pada tahun 2011 dengan 99,6%, dan terendah pada tahun 2014 dengan 73,2%. Kesimpulannya, kesadaran masyarakat sangat diperlukan agar program KB berjalan berhasil dan tidak terjadi penurunan jumlah akseptor KB.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan bagi remaja di Indonesia. Program Generasi Berencana (GenRe) dari BKKBN berupaya meningkatkan pengetahuan remaja tentang perencanaan keluarga agar dapat menunda pernikahan hingga usia minimal 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Pendewasaan usia perkawinan diharapkan dapat menurunkan angka fertilitas total dan memberikan kesempatan
Di Indonesia indikator status kesehatan masih ketinggalan dari negara.docxDian631634
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan ibu dan anak, termasuk angka kematian ibu dan bayi. Faktor-faktor penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi diantaranya keterlambatan mendapat pertolongan medis karena faktor ekonomi, sosial budaya, dan jarak ke fasilitas kesehatan. Dokumen juga membahas upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian melalui program pelayanan kesehatan ibu dan anak
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaLinda Meliati
Dokumen tersebut membahas konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, mencakup pengertian, ruang lingkup, hak-hak reproduksi, gender dalam kespro, konsep KB, sasaran dan tujuan program kespro, faktor-faktor yang mempengaruhi kespro, dan strategi pelayanan kespro terpadu.
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi kesehatan reproduksi lanjut di Puskesmas Lembo, Kabupaten Buton Utara. Dokumen menjelaskan tentang tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi di daerah tersebut yang disebabkan oleh faktor sosial budaya, geografis, dan ketersediaan sumber daya kesehatan yang kurang memadai. Dokumen juga membahas upaya-upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan guna menurunkan Ang
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kependudukan di Indonesia, termasuk dinamika penduduk, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, dan transisi demografi. Secara khusus membahas tentang pengertian penduduk, penyebab perubahan jumlah penduduk, dan faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat kelahiran dan kematian.
Dokumen tersebut membahas program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk pengertian, tujuan, strategi, cara pengelolaannya, jenis pelayanan KIA berupa antenatal dan pertolongan persalinan, serta berbagai metode keluarga berencana seperti pil, suntikan, implan, IUD, kondom, vasektomi, dan tubektomi. ["
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan bagi remaja dan mengurangi risiko pernikahan dini. Dokumen tersebut menjelaskan tantangan yang dihadapi remaja seperti kehamilan, HIV/AIDS, dan napza serta dampak buruk pernikahan dini seperti kematian ibu dan anak lebih tinggi, pendidikan terputus, dan kekerasan dalam rumah tangga. Dokumen tersebut juga menjelaskan program BKKBN untuk
Dokumen tersebut membahas tentang program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia, termasuk strategi, faktor risiko yang memengaruhi status kesehatan ibu dan anak, tujuan program KIA, serta implikasi kesenjangan kesehatan bagi kebijakan KIA.
Kejadian pernikahan dini (UNICEF, 2007)
Paling banyak: Afrika dan Asia Tenggara.
Asia Tenggara: 10 juta (<18thn).
Afrika: 42% populasi anak (<18thn).
Amerika Latin & Karibia: 29% (18 tahun).
Nigeria (79%), Kongo (74%), Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%).
Persoalan pemenuhan gizi perempuan dan perempuan muda di dua wilayah penelitian memiliki perbedaan, diantaranya kurangnya fasilitas kesehatan di Kota Bandar Lampung dan kehamilan tidak diinginkan di Lampung Tengah."
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan pelayanan KB bagi remaja antara lain umur, tingkat pendidikan, tempat tinggal, pelajaran kesehatan reproduksi di sekolah. Remaja usia 20-24 tahun, pendidikan lebih tinggi, tinggal di perkotaan, dan mendapat pelajaran kesehatan reproduksi di sekolah cenderung lebih membutuhkan pelayanan KB dibandingkan kelompok lainnya.
Makalah ini membahas tentang keluarga berencana di Indonesia, termasuk kewajiban warga negara untuk mendukung program keluarga berencana guna menekan pertumbuhan penduduk yang pesat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi di Desa Pengkol, Kabupaten Sragen.
Dokumen tersebut membahas tentang aspek sosial budaya yang berkaitan dengan peran seorang bidan dalam pra perkawinan, perkawinan, kehamilan, kelahiran, dan pendekatan melalui budaya. Dibahas pula masalah perkawinan dini dan pantangan makanan pada ibu hamil yang berdampak negatif pada kesehatan ibu dan janin."
Dokumen ini membahas persentase penggunaan alat kontrasepsi pada akseptor KB aktif di Provinsi Jawa Barat antara tahun 2008-2014. Tercatat penggunaan alat kontrasepsi paling tinggi pada tahun 2011 dengan 99,6%, dan terendah pada tahun 2014 dengan 73,2%. Kesimpulannya, kesadaran masyarakat sangat diperlukan agar program KB berjalan berhasil dan tidak terjadi penurunan jumlah akseptor KB.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan bagi remaja di Indonesia. Program Generasi Berencana (GenRe) dari BKKBN berupaya meningkatkan pengetahuan remaja tentang perencanaan keluarga agar dapat menunda pernikahan hingga usia minimal 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Pendewasaan usia perkawinan diharapkan dapat menurunkan angka fertilitas total dan memberikan kesempatan
Di Indonesia indikator status kesehatan masih ketinggalan dari negara.docxDian631634
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan ibu dan anak, termasuk angka kematian ibu dan bayi. Faktor-faktor penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi diantaranya keterlambatan mendapat pertolongan medis karena faktor ekonomi, sosial budaya, dan jarak ke fasilitas kesehatan. Dokumen juga membahas upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian melalui program pelayanan kesehatan ibu dan anak
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaLinda Meliati
Dokumen tersebut membahas konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, mencakup pengertian, ruang lingkup, hak-hak reproduksi, gender dalam kespro, konsep KB, sasaran dan tujuan program kespro, faktor-faktor yang mempengaruhi kespro, dan strategi pelayanan kespro terpadu.
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi kesehatan reproduksi lanjut di Puskesmas Lembo, Kabupaten Buton Utara. Dokumen menjelaskan tentang tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi di daerah tersebut yang disebabkan oleh faktor sosial budaya, geografis, dan ketersediaan sumber daya kesehatan yang kurang memadai. Dokumen juga membahas upaya-upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan guna menurunkan Ang
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kependudukan di Indonesia, termasuk dinamika penduduk, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, dan transisi demografi. Secara khusus membahas tentang pengertian penduduk, penyebab perubahan jumlah penduduk, dan faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat kelahiran dan kematian.
Dokumen tersebut membahas program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk pengertian, tujuan, strategi, cara pengelolaannya, jenis pelayanan KIA berupa antenatal dan pertolongan persalinan, serta berbagai metode keluarga berencana seperti pil, suntikan, implan, IUD, kondom, vasektomi, dan tubektomi. ["
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan bagi remaja dan mengurangi risiko pernikahan dini. Dokumen tersebut menjelaskan tantangan yang dihadapi remaja seperti kehamilan, HIV/AIDS, dan napza serta dampak buruk pernikahan dini seperti kematian ibu dan anak lebih tinggi, pendidikan terputus, dan kekerasan dalam rumah tangga. Dokumen tersebut juga menjelaskan program BKKBN untuk
Dokumen tersebut membahas tentang program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia, termasuk strategi, faktor risiko yang memengaruhi status kesehatan ibu dan anak, tujuan program KIA, serta implikasi kesenjangan kesehatan bagi kebijakan KIA.
Kejadian pernikahan dini (UNICEF, 2007)
Paling banyak: Afrika dan Asia Tenggara.
Asia Tenggara: 10 juta (<18thn).
Afrika: 42% populasi anak (<18thn).
Amerika Latin & Karibia: 29% (18 tahun).
Nigeria (79%), Kongo (74%), Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%).
Persoalan pemenuhan gizi perempuan dan perempuan muda di dua wilayah penelitian memiliki perbedaan, diantaranya kurangnya fasilitas kesehatan di Kota Bandar Lampung dan kehamilan tidak diinginkan di Lampung Tengah."
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. Keluarga Berencana
Definisi
Program keluarga Berencana (KB): program yang ditujukan kepada pasangan
suami-istri yang ingin menentukan jumlah dan jarak anak mereka dengan
metode kontrasepsi
Latar Belakang
Angka kelahiran tinggi> ledakan penduduk Mortalitas ibu dan bayi tinggi
Risiko Kematian Ibu melahirkan di Indonesia mencapai 1 dari 65, bandingkan dengan
Thailand yang telah mencapai rasio 1 : 1.100
Tujuan
Menurunkan angka kelahiran, mortalitas ibu dan bayi.
3. Kebutuhan akan pelayanan KB yang tak
terpenuhi
Fakta berbicara bahwa kebutuhan akan
program KB, termasuk di Indonesia, cukup
tinggi. Namun sayangnya, jumlah
kebutuhan perempuan akan pelayanan KB
yang belum terpenuhi juga tinggi.
4. Perempuan dengan Unmet
Need adalah Perempuan usia
reproduktif yang memilih untuk
mencegah atau menunda
memiliki anak, tetapi tidak
menggunakan metode
kontrasepsi apapun dengan
berbagai alasan
Unmet Need
5. Penyebab Unmet Need dalam KB
Rendahnya kualitas
pelayanan KB (tidak
adekuatnya informasi
dan hubungan antara
klien dan petugas)
Isu teknologi
(terbatasnya atau
tidak cocoknya
klien terhadap
metode yang ada)
Isu sosial yang lebih luas
(kurangnya pengetahuan
individu, tidak imbangnya
posisi tawar antara suami-
istri dan adanya hambatan
sosiokultural, agama, dan
gender
6. Relasi Gender dalam Unmet Need
Suami ingin
memiliki anak
lagi
01 02
Suami menolak
keluarga
berencana
03
Komunikasi
tentang KB
yang buruk
dengan suami
04
Posisi tawar
istri yang
rendah dalam
hubungan
dengan suami
7.
8. Isu Gender Dalam KB
Issue gender adalah suatu kondisi yang menunjukkan
kesenjangan laki-laki dan perempuan yaitu adanya
kesenjangan antara kondisi yang dicita citakan dengan
kondisi sebenarnya
1. Kesehatan Ibu dan Anak
a. Ketidakmampuan perempuan dalam mengambil
keputusan (mis;kapan & dimana melahirkan?)
b. Sikap dan perilaku keluarga yg cenderung
mengutamakan laki-laki (mis;dlm pembagian
makanan).
c. Perempuan tetap dituntut bekerja
9. 2. KB
Kesertaan ber KB (Sasarannya
perempuan)
Perempuan tdk mempunyai
kekuatan dalam menentukan
kontrasepsi
10. Program Kesetaraan Gender dalam KB
Promosi & konseling
untuk meningkatkan
pengetahuan, kesadaran,
sikap dan perilaku
pria/suami dan
perempuan/istri serta
remaja
Pengembangan
pelayanan di tempat
kerja, untuk
meningkatkan akses pria
terhadap informasi &
pelayanan KB dan kespro
Pengembangan
pelayanan KB dan kespro
berwawasan gender,
sehingga pria/suami
mempunyai akses yg sama
dengan perempuan/istri
dalam memperoleh
pelayanan
Pengembangan jaringan
informasi & komunikasi
bagi pria/suami di
masyarakat dalam bentuk
kelompok semina
Program Kesetaraan Gender dalam KB
12. Keterlibatan Laki-laki
adalah Kunci
Memiliki anak bukan hanya tanggung jawab perempuan, tetapi
juga peran yang harus dimainkan oleh laki-laki. Karena laki-laki
adalah partner, ayah, suami, kakak, pengambil keputusan,
anggota masyarakat, dan pemimpin spiritual dalam melindungi
kesehatan perempuan4
13. Ada peran laki-laki
di setiap kehamilan
Perempuan tidak hamil sendirian, selalu ada
laki-laki di setiap kehamilan perempuan.
Oleh karena itu, laki-laki seharusnya juga
bertanggung jawab dalam upaya
menjarangkan kehamilan. Sangat tidak
berkemanusiaan membiarkan perempuan
menghadapi kesakitan dan kematian akibat
kehamilan dan persalinan tanpa upaya untuk
melindunginya.
14. Penghalang Utama Laki-laki
terlibat dalam KB
Terbatasnya komitmen politik untuk melibatkan laki-laki
dalam KB
Rendahnya pengertian tentang kesehatan seksual dan
reproduksi laki-laki
disebabkan oleh
Studi kependudukan yang lebih difokuskan pada perempuan,
terutama persoalan fertilitas dan reproduksinya.
akibatnya
Sangat sedikit pelayanan kesehatan reproduksi dan program-
program yang langsung menyentuh kebutuhan khusus dan
berperspektif laki-laki
15. Penghalang Utama Laki-laki terlibat
dalam KB
Selain itu, pengetahuan laki-laki tentang
KB yang rendah dan anggapan bahwa KB
adalah urusan perempuan juga menjadi
penghambat keterlibatan laki-laki.
Dengan demikian, sangat diperlukan
penguatan keterlibatan laki-laki dalam KB.
Karena hal itu akan berbanding lurus
dengan kepedulian laki-laki terhadap hak-
hak kesehatan reproduksi perempuan
Editor's Notes
1. Table of contents
2. Introduction
3. Identifying information
4. Patient medical history
5. Review of systems
6. Physical examination
7. Big picture
8. Findings
9. Discussion
10. Discussion summary
11. Comparison
12. Diagnosis
13. Treatment
14. Patient monitoring
15. Contraindications and indications
16. Post-prevention
17. Case timeline
18. Conclusions
19. References
20. Our team