SlideShare a Scribd company logo
FCR (FOOD CONVERTION RATIO)
1 Dasar Perhitungan FCR
FCR (Food Convertion Ratio) yaitu perbandingan (rasio) antara berat pakan
yang telah diberikan dalam satu siklus periode budidaya dengan berat total (biomass)
sidat yang dihasilkan pada saat itu.
Sebagai contoh : pada suatu periode budidaya telah berhasil dipanen sidat
dengan biomass 2 ton sedangkan berat pakan total yang telah digunakan seberat 3
ton, maka besaran FCR pada saat itu adalah sebesar 3 ton / 2 ton = 1.5
Pada suatu usaha budidaya sidat pada umumnya nilai FCR dijadikan sebagai
salah satu tolok ukur keberhasilan baik secara teknis budidaya maupun secara
finansial.
Ditinjau dari segi teknis budidaya, nilai FCR terkait dengan parameter
keberhasilan pengelolaan program pakan sidat yang secara tidak langsung juga terkait
dengan pengelolaan kualitas air dan kondisi/kualitas sidat. Sedangkan secara finansial
nilai FCR akan berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh pada satu
periode budidaya karena pakan merupakan penyumbang biaya terbesar pada suatu
usaha budidaya.
Mengacu pada penjelasan tersebut di atas, maka kondisi yang sering terjadi
adalah pada saat memulai kegiatan budidaya sidat biasanya telah ditetapkan target
nilai FCR yang harus dicapai. Hal seperti ini pada akhirnya dapat membuat kondisi
dimana pengelolaan program pakan sidat lebih mengacu pada target FCR daripada
tingkat kebutuhan sidat terhadap pakan pada saat itu. Secara psikologis, target FCR
dapat mengakibatkan rasa khawatir jika nilai FCR akan membengkak atau dengan kata
lain telah terjadi pemborosan pakan sidat (tentu saja biaya produksi juga
membengkak).
Faktor psikologis seperti ini biasanya juga berpengaruh pada penyusunan
program pemberian pakan sidat yang kurang optimal karena lebih cenderung pada
prinsip pengiritan pakan.
Program pemberian pakan yang mengacu pada target FCR tanpa
memperhatikan tingkat kebutuhan sidat pada umumnya dapat mengakibatkan kondisi
sebagai berikut :
1

Terlambat dalam pemberian pakan (terutama pakan buatan) pada phase bulan
pertama, meskipun telah terindikasi ketersediaan pakan alami pada saat itu mulai
berkurang/habis. Kondisi ini dapat mempengaruhi terhadap kondisi, populasi dan
tingkat keseragaman sidat yang secara tidak langsung akan berpengaruh pada
program pemberian pakan berikutnya.

2

Berat pakan per hari (pakan harian) yang diberikan ditentukan oleh estimasi
populasi dan biomass sidat yang mengacu pada target FCR yang telah ditentukan.
Perubahan berat pakan per hari lebih cenderung mengarah pada perubahan
konstan dan tidak berfluktuatif sesuai dengan tingkat kebutuhan sidat pada saatsaat tertentu.

3

Adanya persepsi yang kurang benar terhadap frekuensi pemberian pakan, yaitu
semakin banyak frekuensi pemberian pakan maka akan mengakibatkan FCR
membengkak.

Pada kondisi tersebut di atas frekuensi pemberian pakan harian lebih mengarah
pada kuantitas total pakan harian yang terdistribusi pada tiap-tiap frekuensi pakan
dan tidak mengacu kemampuan sidat dalam mengkonsumsi pakan serta seberapa
lama/sering sidat akan membutuhkan pakan lagi.

Sebagai contoh:
Populasi sidat dalam suatu petakan tambak membutuhkan total pakan per hari
adalah 20 kg. Pada saat itu misalnya kemampuan populasi sidat tersebut ratarata hanya 4 kg, maka secara ideal frekuensi pakan harian sebaiknya sudah 5
kali sehari. Jika frekuensi pakan harian hanya dilakukan 4 kali, meskipun berat
total pakan per hari adalah sama yaitu 20 kg, maka setiap kali pemberian
pakan rata-rata adalah 5 kg dan ini berarti ada 1 kg pakan yang tidak
terkonsumsi setiap kalinya atau 4 kg per hari.

4

Terkait dengan penjelasan no 1, 2 dan 3 tersebut di atas maka hasil panen sidat
pada akhirnya juga tidak dapat optimal baik dari segi kualitas, kuantitas (biomass)
sekaligus tingkat keuntugan yang diperoleh, meskipun secara target FCR dapat
terpenuhi.
Berdasarkan penjelasan dan ilustrasi di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam
menjalankan usaha budidaya sidat terutama pengelolaan program pakan sebaiknya
kita tidak terperangkap oleh target FCR tanpa memperhatikan kondisi dan tingkat
kebutuhan sidat. Memang target FCR memiliki peranan yang penting sebagai pedoman
program pakan, dan jangan sampai hal ini membuat suatu kondisi bahwa sidat harus
mengikuti kita, tapi sebaliknya kitalah yang harus mengikuti kebutuhan sidat.

2. Peranan Pre-biotik terhadap FCR
Hitungan FCR yang teliti dan konsistem sejak awal hingga akhir budidaya tidak
menjamin keberhasilan efisiensi FCR. Dilapangan kami banyak menemukan hal-hal
unik yang melatarbelakangi faktor pakan terhadap keberhasilan budidaya.
Salah satu hal yang secara signifikan berpengaruh pada FCR pakan adalah komposisi
pakan dan penambahan asupan vitamin (sebaiknya berjenis prebiotik).

Kalau kita mengikuti kaidah akademis diatas tentunya kita tak akan 100%
berhasil menjadi seorang pengusaha perikanan budidaya. Utamanya pada komoditi
sidat. Sebab tulisan diatas merupakan jurnal yang di adaptasi dari berbagai literatur
yang sudah ada bertahun-tahun lalu. Isinya tetap demikian dan telah melahirkan
sarjana-sarjana “text booking”.

Konsep pemuliaan di atas hanya mengacu pada peningkatan fungsi fisika dan
kimia air dan tanah. Lantas kebutuhan “biologis” tanah sudahkah terpenuhi dengan
baik? Apakah pemenuhan kebutuhan biologis tersebut telah bebas cemaran parasit,
virus dan bakteri yang merugikan? Dan apakah Anda yakin “dooping” yang diberikan
telah teruji dan cocok? Lantas yang menguji Anda sendiri atau hanya membaca dari
iklan produknya? Simpan uang Anda, jangan hamburkan untuk bisnis kucing dalam
karung!

Terbukti di lapangan praktik, para insinyur dan sarjana perikanan masih gagap
dengan konsep budidaya yang dilakukan oleh LPK TAMURA – Agribisnis; mereka banyak
bertanya, mengapa demikian? mengapa harus demikian ? bagaimana kalau tidak
demikian ?
Kami tersenyum girang dengan kegagapan tersebut, bangga dapat melakukan
terobosan dalam uji praktikum yang panjang dan melelahkan serta dapat berhasil
dengan baik. Jadi inget kata pak Kyai tempat kami ngaji kuping dulu....
Allah SWT berfirman dan didukung beberapa hadits Nabi Muhammad SAW,
tentang keutamaan ilmu yang didasari rasa cinta terhadap ilmu itu sendiri.
“Bahwa sesungguhnya orang yang memuliakan ilmu akan
derajadnya (di banding orang-orang yang menyepelekan ilmu)”

dimuliakan

“....sesungguhnya orang-orang yang berfikir (tentang kebaikan) dan kemudian
mereka yakin dapat melakukan (kebaikan itu), maka akan Alloh akan wujudkan
maksudnya, dinaikan derajadnya dan dimuliakan diantara manusia”
“Dan barangsiapa yang bersungguh-sungguh dan menyegerakan kebaikan, maka
dia akan mencapai maksudnya”
“Diwajibkan atas muslim lelaki dan muslim perempuan untuk menuntut
ilmu....tuntutlah ilmu dari sejak keluar liang ibu hingga masuk liang lahad”
Inget Bro & Sista ! Google bukan Tuhan, google buatan manusia. Kalian dapat
menjadi pintar dari google, tetapi tak dapat memahami hanya dari googling.
Jangan gusar! Nanti kita ketemu di pelatihan... see you!

More Related Content

Similar to Fcr sidat

MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docxMAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
AlyLiah
 
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Dendy Vidianto
 
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Dendy Vidianto
 
Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbang
anita sriwaty
 
Laporan praktik kerja lapangan
Laporan praktik kerja lapanganLaporan praktik kerja lapangan
Laporan praktik kerja lapangan
Budinta Lubizz
 
Ibu menyusui.doc
Ibu menyusui.docIbu menyusui.doc
Ibu menyusui.doc
Giffward
 
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisiasuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
cuttriahajaton
 
Makalah Rizky Juanda.Pdf
Makalah Rizky Juanda.PdfMakalah Rizky Juanda.Pdf
Makalah Rizky Juanda.Pdf
Syahdikin20
 

Similar to Fcr sidat (20)

Gizi Tepat Ibu Hamil
Gizi Tepat Ibu HamilGizi Tepat Ibu Hamil
Gizi Tepat Ibu Hamil
 
Acara 6 perhitungan kecukupan energi
Acara 6 perhitungan kecukupan energiAcara 6 perhitungan kecukupan energi
Acara 6 perhitungan kecukupan energi
 
Food recall
Food recallFood recall
Food recall
 
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docxMAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
 
PENGELOLAAN PAKAN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN PAKAN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENGELOLAAN PAKAN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN PAKAN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 
1 paparan stunting-dir.gizi-1222
1 paparan stunting-dir.gizi-12221 paparan stunting-dir.gizi-1222
1 paparan stunting-dir.gizi-1222
 
kemkes-01.pdf
kemkes-01.pdfkemkes-01.pdf
kemkes-01.pdf
 
Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)
Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)
Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)
 
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptx
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptxVision Board Workshop by Slidesgo.pptx
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptx
 
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
 
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
 
Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbang
 
Makalah gizi masyarakat
Makalah gizi masyarakatMakalah gizi masyarakat
Makalah gizi masyarakat
 
Laporan praktik kerja lapangan
Laporan praktik kerja lapanganLaporan praktik kerja lapangan
Laporan praktik kerja lapangan
 
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatanKebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
 
1.KAK Penyehatan makanan dan minuman.doc
1.KAK Penyehatan makanan dan minuman.doc1.KAK Penyehatan makanan dan minuman.doc
1.KAK Penyehatan makanan dan minuman.doc
 
Ibu menyusui.doc
Ibu menyusui.docIbu menyusui.doc
Ibu menyusui.doc
 
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJAMANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
 
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisiasuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
 
Makalah Rizky Juanda.Pdf
Makalah Rizky Juanda.PdfMakalah Rizky Juanda.Pdf
Makalah Rizky Juanda.Pdf
 

More from Asep Hidayat

Contoh format penilaian autentic kur 2013
Contoh format penilaian autentic kur 2013Contoh format penilaian autentic kur 2013
Contoh format penilaian autentic kur 2013
Asep Hidayat
 
8. evaluasi pembelajaran
8. evaluasi pembelajaran8. evaluasi pembelajaran
8. evaluasi pembelajaran
Asep Hidayat
 
7. media pembelajaran berbasis it
7. media pembelajaran berbasis  it7. media pembelajaran berbasis  it
7. media pembelajaran berbasis it
Asep Hidayat
 
4. penerapan strategi pembelajaran aktif
4. penerapan strategi pembelajaran aktif4. penerapan strategi pembelajaran aktif
4. penerapan strategi pembelajaran aktif
Asep Hidayat
 
2. strategi konsep kurikulum 2013
2. strategi konsep kurikulum 20132. strategi konsep kurikulum 2013
2. strategi konsep kurikulum 2013
Asep Hidayat
 
[2] pemetaan sk & kd pai
[2] pemetaan sk & kd pai[2] pemetaan sk & kd pai
[2] pemetaan sk & kd pai
Asep Hidayat
 
Hadits arbain nawawi
Hadits arbain nawawiHadits arbain nawawi
Hadits arbain nawawi
Asep Hidayat
 
Sirah nabawiyah-jilid-i
Sirah nabawiyah-jilid-iSirah nabawiyah-jilid-i
Sirah nabawiyah-jilid-i
Asep Hidayat
 
Zakat profes by yusuf qardhawi
Zakat profes by yusuf qardhawiZakat profes by yusuf qardhawi
Zakat profes by yusuf qardhawi
Asep Hidayat
 
Kumpulan risalah doa
Kumpulan risalah doaKumpulan risalah doa
Kumpulan risalah doa
Asep Hidayat
 
Khutbah idul-fitri-8
Khutbah idul-fitri-8Khutbah idul-fitri-8
Khutbah idul-fitri-8
Asep Hidayat
 
Bentuk bentuk hubungan sosial
Bentuk bentuk hubungan sosialBentuk bentuk hubungan sosial
Bentuk bentuk hubungan sosial
Asep Hidayat
 
Model ipa terpadu smp rev
Model  ipa terpadu smp revModel  ipa terpadu smp rev
Model ipa terpadu smp rev
Asep Hidayat
 
Contoh rpp ipa terpadu rev
Contoh rpp ipa terpadu revContoh rpp ipa terpadu rev
Contoh rpp ipa terpadu rev
Asep Hidayat
 

More from Asep Hidayat (20)

Contoh format penilaian autentic kur 2013
Contoh format penilaian autentic kur 2013Contoh format penilaian autentic kur 2013
Contoh format penilaian autentic kur 2013
 
8. evaluasi pembelajaran
8. evaluasi pembelajaran8. evaluasi pembelajaran
8. evaluasi pembelajaran
 
7. media pembelajaran berbasis it
7. media pembelajaran berbasis  it7. media pembelajaran berbasis  it
7. media pembelajaran berbasis it
 
6. rpp
6. rpp6. rpp
6. rpp
 
5. ptk
5. ptk5. ptk
5. ptk
 
4. penerapan strategi pembelajaran aktif
4. penerapan strategi pembelajaran aktif4. penerapan strategi pembelajaran aktif
4. penerapan strategi pembelajaran aktif
 
2. strategi konsep kurikulum 2013
2. strategi konsep kurikulum 20132. strategi konsep kurikulum 2013
2. strategi konsep kurikulum 2013
 
[4] rpp pai
[4] rpp pai[4] rpp pai
[4] rpp pai
 
[3] silabus pai
[3] silabus pai[3] silabus pai
[3] silabus pai
 
[2] pemetaan sk & kd pai
[2] pemetaan sk & kd pai[2] pemetaan sk & kd pai
[2] pemetaan sk & kd pai
 
[1] sk & kd pai
[1] sk & kd pai[1] sk & kd pai
[1] sk & kd pai
 
[7] kkm pai
[7] kkm pai[7] kkm pai
[7] kkm pai
 
Hadits arbain nawawi
Hadits arbain nawawiHadits arbain nawawi
Hadits arbain nawawi
 
Sirah nabawiyah-jilid-i
Sirah nabawiyah-jilid-iSirah nabawiyah-jilid-i
Sirah nabawiyah-jilid-i
 
Zakat profes by yusuf qardhawi
Zakat profes by yusuf qardhawiZakat profes by yusuf qardhawi
Zakat profes by yusuf qardhawi
 
Kumpulan risalah doa
Kumpulan risalah doaKumpulan risalah doa
Kumpulan risalah doa
 
Khutbah idul-fitri-8
Khutbah idul-fitri-8Khutbah idul-fitri-8
Khutbah idul-fitri-8
 
Bentuk bentuk hubungan sosial
Bentuk bentuk hubungan sosialBentuk bentuk hubungan sosial
Bentuk bentuk hubungan sosial
 
Model ipa terpadu smp rev
Model  ipa terpadu smp revModel  ipa terpadu smp rev
Model ipa terpadu smp rev
 
Contoh rpp ipa terpadu rev
Contoh rpp ipa terpadu revContoh rpp ipa terpadu rev
Contoh rpp ipa terpadu rev
 

Fcr sidat

  • 1. FCR (FOOD CONVERTION RATIO) 1 Dasar Perhitungan FCR FCR (Food Convertion Ratio) yaitu perbandingan (rasio) antara berat pakan yang telah diberikan dalam satu siklus periode budidaya dengan berat total (biomass) sidat yang dihasilkan pada saat itu. Sebagai contoh : pada suatu periode budidaya telah berhasil dipanen sidat dengan biomass 2 ton sedangkan berat pakan total yang telah digunakan seberat 3 ton, maka besaran FCR pada saat itu adalah sebesar 3 ton / 2 ton = 1.5 Pada suatu usaha budidaya sidat pada umumnya nilai FCR dijadikan sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan baik secara teknis budidaya maupun secara finansial. Ditinjau dari segi teknis budidaya, nilai FCR terkait dengan parameter keberhasilan pengelolaan program pakan sidat yang secara tidak langsung juga terkait dengan pengelolaan kualitas air dan kondisi/kualitas sidat. Sedangkan secara finansial nilai FCR akan berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh pada satu periode budidaya karena pakan merupakan penyumbang biaya terbesar pada suatu usaha budidaya. Mengacu pada penjelasan tersebut di atas, maka kondisi yang sering terjadi adalah pada saat memulai kegiatan budidaya sidat biasanya telah ditetapkan target nilai FCR yang harus dicapai. Hal seperti ini pada akhirnya dapat membuat kondisi dimana pengelolaan program pakan sidat lebih mengacu pada target FCR daripada tingkat kebutuhan sidat terhadap pakan pada saat itu. Secara psikologis, target FCR dapat mengakibatkan rasa khawatir jika nilai FCR akan membengkak atau dengan kata lain telah terjadi pemborosan pakan sidat (tentu saja biaya produksi juga membengkak). Faktor psikologis seperti ini biasanya juga berpengaruh pada penyusunan program pemberian pakan sidat yang kurang optimal karena lebih cenderung pada prinsip pengiritan pakan. Program pemberian pakan yang mengacu pada target FCR tanpa memperhatikan tingkat kebutuhan sidat pada umumnya dapat mengakibatkan kondisi sebagai berikut :
  • 2. 1 Terlambat dalam pemberian pakan (terutama pakan buatan) pada phase bulan pertama, meskipun telah terindikasi ketersediaan pakan alami pada saat itu mulai berkurang/habis. Kondisi ini dapat mempengaruhi terhadap kondisi, populasi dan tingkat keseragaman sidat yang secara tidak langsung akan berpengaruh pada program pemberian pakan berikutnya. 2 Berat pakan per hari (pakan harian) yang diberikan ditentukan oleh estimasi populasi dan biomass sidat yang mengacu pada target FCR yang telah ditentukan. Perubahan berat pakan per hari lebih cenderung mengarah pada perubahan konstan dan tidak berfluktuatif sesuai dengan tingkat kebutuhan sidat pada saatsaat tertentu. 3 Adanya persepsi yang kurang benar terhadap frekuensi pemberian pakan, yaitu semakin banyak frekuensi pemberian pakan maka akan mengakibatkan FCR membengkak. Pada kondisi tersebut di atas frekuensi pemberian pakan harian lebih mengarah pada kuantitas total pakan harian yang terdistribusi pada tiap-tiap frekuensi pakan dan tidak mengacu kemampuan sidat dalam mengkonsumsi pakan serta seberapa lama/sering sidat akan membutuhkan pakan lagi. Sebagai contoh: Populasi sidat dalam suatu petakan tambak membutuhkan total pakan per hari adalah 20 kg. Pada saat itu misalnya kemampuan populasi sidat tersebut ratarata hanya 4 kg, maka secara ideal frekuensi pakan harian sebaiknya sudah 5 kali sehari. Jika frekuensi pakan harian hanya dilakukan 4 kali, meskipun berat total pakan per hari adalah sama yaitu 20 kg, maka setiap kali pemberian pakan rata-rata adalah 5 kg dan ini berarti ada 1 kg pakan yang tidak terkonsumsi setiap kalinya atau 4 kg per hari. 4 Terkait dengan penjelasan no 1, 2 dan 3 tersebut di atas maka hasil panen sidat pada akhirnya juga tidak dapat optimal baik dari segi kualitas, kuantitas (biomass) sekaligus tingkat keuntugan yang diperoleh, meskipun secara target FCR dapat terpenuhi.
  • 3. Berdasarkan penjelasan dan ilustrasi di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam menjalankan usaha budidaya sidat terutama pengelolaan program pakan sebaiknya kita tidak terperangkap oleh target FCR tanpa memperhatikan kondisi dan tingkat kebutuhan sidat. Memang target FCR memiliki peranan yang penting sebagai pedoman program pakan, dan jangan sampai hal ini membuat suatu kondisi bahwa sidat harus mengikuti kita, tapi sebaliknya kitalah yang harus mengikuti kebutuhan sidat. 2. Peranan Pre-biotik terhadap FCR Hitungan FCR yang teliti dan konsistem sejak awal hingga akhir budidaya tidak menjamin keberhasilan efisiensi FCR. Dilapangan kami banyak menemukan hal-hal unik yang melatarbelakangi faktor pakan terhadap keberhasilan budidaya. Salah satu hal yang secara signifikan berpengaruh pada FCR pakan adalah komposisi pakan dan penambahan asupan vitamin (sebaiknya berjenis prebiotik). Kalau kita mengikuti kaidah akademis diatas tentunya kita tak akan 100% berhasil menjadi seorang pengusaha perikanan budidaya. Utamanya pada komoditi sidat. Sebab tulisan diatas merupakan jurnal yang di adaptasi dari berbagai literatur yang sudah ada bertahun-tahun lalu. Isinya tetap demikian dan telah melahirkan sarjana-sarjana “text booking”. Konsep pemuliaan di atas hanya mengacu pada peningkatan fungsi fisika dan kimia air dan tanah. Lantas kebutuhan “biologis” tanah sudahkah terpenuhi dengan baik? Apakah pemenuhan kebutuhan biologis tersebut telah bebas cemaran parasit, virus dan bakteri yang merugikan? Dan apakah Anda yakin “dooping” yang diberikan telah teruji dan cocok? Lantas yang menguji Anda sendiri atau hanya membaca dari iklan produknya? Simpan uang Anda, jangan hamburkan untuk bisnis kucing dalam karung! Terbukti di lapangan praktik, para insinyur dan sarjana perikanan masih gagap dengan konsep budidaya yang dilakukan oleh LPK TAMURA – Agribisnis; mereka banyak bertanya, mengapa demikian? mengapa harus demikian ? bagaimana kalau tidak demikian ? Kami tersenyum girang dengan kegagapan tersebut, bangga dapat melakukan
  • 4. terobosan dalam uji praktikum yang panjang dan melelahkan serta dapat berhasil dengan baik. Jadi inget kata pak Kyai tempat kami ngaji kuping dulu.... Allah SWT berfirman dan didukung beberapa hadits Nabi Muhammad SAW, tentang keutamaan ilmu yang didasari rasa cinta terhadap ilmu itu sendiri. “Bahwa sesungguhnya orang yang memuliakan ilmu akan derajadnya (di banding orang-orang yang menyepelekan ilmu)” dimuliakan “....sesungguhnya orang-orang yang berfikir (tentang kebaikan) dan kemudian mereka yakin dapat melakukan (kebaikan itu), maka akan Alloh akan wujudkan maksudnya, dinaikan derajadnya dan dimuliakan diantara manusia” “Dan barangsiapa yang bersungguh-sungguh dan menyegerakan kebaikan, maka dia akan mencapai maksudnya” “Diwajibkan atas muslim lelaki dan muslim perempuan untuk menuntut ilmu....tuntutlah ilmu dari sejak keluar liang ibu hingga masuk liang lahad” Inget Bro & Sista ! Google bukan Tuhan, google buatan manusia. Kalian dapat menjadi pintar dari google, tetapi tak dapat memahami hanya dari googling. Jangan gusar! Nanti kita ketemu di pelatihan... see you!