SlideShare a Scribd company logo
Embriogenesis sistem urogenital dan anomalinya
Sistem urinarius
a. Pembentukan ginjal dan salurannya
Dua minggu setelah pembuahan akan terbentuk tiga lapisan germinal pada embrio, yaitu
ektoderm, mesoderm dan endoderm. Pada hari ke-17, pelipatan secara lateral mengakibatkan
mesoderm terbagi menjadi tiga bagian besar, yaitu mesoderm paraksial, mesoderm
intermediat, dan mesoderm lateral. Dan pada minggu ke-4, mesoderm intermediat terputus
hubungannya dengan somit (yang berasal dari mesoderm paraksial) dan membentuk
kelompok sel yang disebut nefrotom di daerah servikal dan korda nefrogenik pada daerah
toraks, lumbal, dan sakral. Nefrotom kelak tidak berfungsi, sedangkan korda nefrogenik
menghasilkan tubulus ekskresi pada sistem ginjal dan rigi urogenital pada dinding dorsal
rongga selom
Ada tiga pembentuk sistem ginjal selama fase organogenesis, berturut-turut dari kranial ke
kaudal yaitu: pronefros, mesonefros, dan metanefros.
- Pronefros akan menghilang pada akhir minggu ke-4.
- Mesonefros berasal dari mesoderm intermedia segmen dada hingga lumbal bagian atas (L3).
Mesonefros di bagian kranial mengalami degenerasi pada akhir bulan ke-2, sehingga yang
berkembang adalah mesonefros bagian kaudal. Mesonefros membentuk simpai Bowman.
Simpai Bowman bersama-sama dengan glomerulus membentuk korpuskulum
mesonefrikus (renalis). Saluran keluarnya bermuara ke duktus mesonefros (duktus Woff).
Pertengahan bulan ke-2, mesonefros membentuk gonad. Bersama-sama dengan gonad,
mesonefros membentuk rigi urogenital.-
- Metanefros adalah cikal-bakal ginjal.
Saluran-saluran ginjal permanen berkembang dari tunas ureter, suatu tonjolan mesonefros di
dekat muaranya ke kloaka. Tunas ini menembus metanefros (ginjal) dan membentuk pelvis
renalis. Pelvis renalis akan bercabang-cabang banyak menjadi kaliks mayor, kaliks minor,
dan saluran pengumpul. Kurang lebih terdapat satu hingga tiga juta saluran pengumpul.
Ujung-ujung saluran pengumpul yang sudah terbentuk (vesikel renalis) akan bertemu dengan
glomerulus membentuk nefron. Selanjutnya, saluran yang sudah terhubung ini akan
memanjang dan membentuk tubulus kontortus proksimal, loop of Henle, dan tubulus
kontortus distal. Terbentuklah ginjal dan saluran-salurannya.
b. Pembentukan kandung kemih
Kandung kemih terbentuk dari sinus urogenitalis, yang merupakan hasil pemisahan kloaka
menjadi dua bagian: sinus anorektal dan sinus urogenital. Sinus urogenital sendiri terdiri dari
tiga bagian: bagian atas membentuk kandung kemih, bagian berikutnya membentuk sinus
urogenitalis bagian panggul (pada pria membentuk uretra) dan bagian terakhir membentuk
sinus urogenitalis (bagian penis)
c. Pembentukan uretra
Uretra terbentuk dari endoderm (bag. epitel) dan mesoderm spanknik (bag. jaringan
penyambung dan otot polos). Akhir bulan ke-3, epitel uretra membentuk tonjolan keluar,
yang pada laki-laki akan membentuk kelenjar prostat sedang pada perempuan membentuk
kelenjar uretra dan parauretra.
d. Posisi ginjal
Awalnya ginjal berada di daerah panggul, namun seiring dengan pertumbuhan tumbuh di
daerah lumbal dan sakral maka ginjal berangsung-angsur naik ke rongga perut.
e. Anomali ginjal
Anomali-anomali kongenital yang sering terjadi pada sistem urinarius antara lain sebagai
berikut:
1. Ginjal polikistik, yaitu adanya kista-kista di ginjal yang menyebabkan insufisiensi.
2. Agenesis ginjal, yaitu kegagalan pembentukan ginjal dan dapat bersifat unilateral
maupun bilateral.
3. Duplikasi ureter parsial atau lengkap.
4. Ureter ektopik, yaitu ureter yang ujungnya tidak bermuara ke kandung kemih
melainkan organ-organ lain seperti uretra atau vagina.
5. Ginjal pelvis, yaitu ginjal yang gagal naik ke rongga perut.
6. Ginjal tapal kuda, yaitu ujung kaudal kedua ginjal mengalami penyatuan
7. Arteri renalis asesorius, yaitu menetapnya pembuluh-pembuluh darah embrional pada
ginjal.
8. Fistula/kista/sinus urakus, yaitu fistula/kista/sinus yang terbentuk antara kandung
kemih dan lumen allantois.
9. Ekstrofi kandung kemih, yaitu mukosa kandung kemih yang terpajan ke udara luar.
Sistem genitalis
a. Pembentukan gonad, duktus genitalis, dan genital eksterna primitif (indiferen)
Gonad primitif dibentuk oleh rigi gonad yang merupakan hasil proliferasi epitel selom dan
pemadatan mesenkim di bawahnya. Pada minggu ke-6 setelah pembuahan, sel-sel benih
primordial datang dan mencapai gonad. Sel-sel benih primordial inilah yang akan
menentukan apakah gonad indiferen primitif ini kelak berkembang menjadi testis (pada pria)
atau ovarium (pada wanita).
Duktus genitalis primitif terbentuk dari duktus mesonefros dan duktus paramesonefros.
Genital eksterna primitif terbentuk dari sel-sel mesenkim yang bermigrasi ke daerah kloaka
pada minggu ke-3, membentuk lipatan kloaka. Bagian kranial lipatan kloaka disebut
tuberkulum genital (yang nantinya akan berkembang menjadi klitoris pada wanita, atau
phallus pada pria). Selain itu lipatan kloaka terbagi dua menjadi lipatan uretra dan lipatan
anus. Membran di antara lipatan uretra disebut membran urogenital, sedang membran di
antara lipatan anus disebut membran analis.
b. Pembentukan sistem genitalis pada pria
- Pembentukan testis
Kromosom Y yang terdapat pada embrio (pria) akan mengubah gonad primitif menjadi testis.
Ciri khas dari pembentukan testis adalah perkembangan bagian medula yang lebih pesat
dibandingkan dengan bagian korteks yang menghilang. Bagian medula akan berkembang
menjadi tubulus seminiferus, sedangkan di bagian perifernya akan muncul tunika
albuginea yang merupakan suatu jaringan ikat fibrosa. Selain itu terdapat sel Sertoli (berasal
dari epitel permukaan kelenjar) dan sel Leydig (berasal dari rigi kelamin) pada korda testis.
Tubulus seminiferus akan terhubung ke duktus mesonefros melalui saluran duktus eferens.
Kemudian pada akhir bulan ke-2 akan terjadi perubahan posisi testis menjadi lebih turun
(mendekati posisi phallus/penis). Penyebab penurunan (desensus) testis ini masih belum jelas,
namun diperkirakan perkembangan organ-organ abdomen yang begitu pesat akan mendorong
turun testis.Pembentukan duktus genitalis
Duktus genitalis pada pria terbentuk dari duktus mesonefros, sedangkan duktus
paramesonefros menghilang. Duktus mesonefros akan berhubungan dengan tubulus
seminiferus (testis) melalui duktus eferens, sedangkan bagian duktus mesonefros yang
masih melekat di testis namun tidak membentuk hubungan dengan testis disebut epididimis.
Bagian selanjutnya dari duktus mesonefros berbentuk panjang dandisebut duktus deferens
yang berujung ke vesikulaseminalis. Daerah duktus lain di luar vesikula seminalis disebut
duktus ejakulotorius.
- Pembentukan genital eksternal
Pembentukan genital eksternal pria (phallus/penis) merupakan hasil pemanjangan
tuberkulum genital di bawah pengaruh hormon androgen. Lipatan uretra akan menutup
membentuk uretra pars kavernosa, sehingga bagian uretra harus memanjang hingga ke
ujung penis dan keluar melalui orifisium uretra eksternum.
c. Pembentukan sistem genitalis pada wanita
- Pembentukan ovarium
Berbeda pada pembentukan testis dari gonad primitif, pada pembentukan ovarium akan
terjadi perkembangan (penebalan) bagian korteks yang pesat membentuk korda korteks
sedangkan bagian medulanya menghilang dan digantikan oleh medula ovarium. Pada bulan
ke-4 telah terdapat oogonia dan sel folikuler pada ovarium. Selanjutnya ovarium akan
mengalami perubahan posisi menjadi sedikit lebih turun (desensus) hingga terletak di bawah
tepi pelvis sejati.
- Pembentukan duktus genitalis dan vagina
Pada pembentukan duktus genitalis wanita, bagian yang berkembangmenjadi duktus adalah
duktus paramesonefros, sedangkan duktus mesonefros akan menghilang. Tuba uterina
terbentuk dari bagian kranial duktus paramesonefros, sedangkan bagian kaudalnya akan
bertemu dengan duktus paramesonefros lain dari sisi ipsilateral, menyatu dan mengalami
penebalan-penebalan sehingga terbentuklah korpus uteri dan serviks. Ujung padat duktus
paramesonefros ini akan mengalami penojolan yang disebut bulbus sinovaginalis yang
berproliferasi membentuk lempeng vagina. Pelebaran pada lempeng vagina akan membentuk
forniks vagina yang terdapat lumen di tengahnya, kelak berkembang menjadi selaput dara
(himen).
- Pembentukan genital eksternal
Pada wanita, tuberkulum genital primitif akan sedikit memanjang membantuk klitoris,
sedangkan lipatan uretra tetap terbuka membantuk labia minor. Tonjol kelamin membesar
dan membentuk labia minor, sedang alur urogenital terbuka dan membentuk vestibulum.
d. Anomali sistem genitalia
1. Duplikasi uterus, yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan kedua duktus
paramesonefros dari sisi yang berlawanan sehingga terbentuklah dua uterus dan dua
vagina.
2. Uterus didelfis, yaitu jumlah rahim ganda.
3. Uterus arkuatus, yaitu lekukan fundus uteri ke dalam di garis tengahnya.
4. Uterus bikornis, yaitu uterus memiliki dua tanduk yang masuk ke satu rahim yang
sama.
5. Atresia serviks atau atresia vagina, yaitu penyumbatan uterus atau vagina.
6. Epispadia, yaitu muara uretra yang berada di dorsum penis, bukan di orifisium uretra
eksternum.
7. Ekstrofi kandung kemih, yaitu apabila mukosa kandung kemih terpapar ke dunia luar.
8. Mikropenis, yaitu perangsangan androgen yang tidak cukup sehingga genitalia
eksterna kurang bertumbuh dengan baik.
9. Penis bifida dan penis dupleks, terjadi apabila tuberkulum genital membelah.

More Related Content

What's hot

SISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIASISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIA
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
 
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinariaAnatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
kristanto djuwahir
 
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi ManusiaPower Point Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi ManusiaFirdhani Hayani
 
ppt Sistem reproduksi manusia
ppt Sistem reproduksi manusiappt Sistem reproduksi manusia
ppt Sistem reproduksi manusia
euis_evha
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanYandrawati S.KM
 
Anatomi sistem urinaria
Anatomi sistem urinariaAnatomi sistem urinaria
Anatomi sistem urinariaShiAddung
 
Anatomi dan fisiologi kulit
Anatomi dan fisiologi kulitAnatomi dan fisiologi kulit
Anatomi dan fisiologi kulitArdhias Syofdiyanto
 
Sistem traktus urinarius
Sistem traktus urinariusSistem traktus urinarius
Sistem traktus urinariusabdee tarmizi II
 
ANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaanANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaan
Cahya
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Viliansyah Viliansyah
 
PPT ORGAN PENCERNAAN MAKANAN
PPT ORGAN PENCERNAAN MAKANANPPT ORGAN PENCERNAAN MAKANAN
PPT ORGAN PENCERNAAN MAKANAN
Ghina Rusdiana Firdaus
 
Mekanisme peredaran darah
Mekanisme peredaran darahMekanisme peredaran darah
Mekanisme peredaran darah
Nabilla Musri
 
Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel
Nur Aini
 
Sistem pencernaan & absorpsi
Sistem pencernaan & absorpsiSistem pencernaan & absorpsi
Sistem pencernaan & absorpsiRegina Oktaviana
 
struktur histologis otot
struktur histologis ototstruktur histologis otot
struktur histologis otot
wayan sugiritama
 
Biologi sistem ekskresi pada ginjal
Biologi   sistem ekskresi pada ginjalBiologi   sistem ekskresi pada ginjal
Biologi sistem ekskresi pada ginjalV3rmilion
 
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1Vina R Ipina
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
PRAMITHA GALUH
 

What's hot (20)

SISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIASISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIA
 
Ppt urine
Ppt urinePpt urine
Ppt urine
 
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinariaAnatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
 
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi ManusiaPower Point Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
 
ppt Sistem reproduksi manusia
ppt Sistem reproduksi manusiappt Sistem reproduksi manusia
ppt Sistem reproduksi manusia
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
Anatomi sistem urinaria
Anatomi sistem urinariaAnatomi sistem urinaria
Anatomi sistem urinaria
 
Anatomi dan fisiologi kulit
Anatomi dan fisiologi kulitAnatomi dan fisiologi kulit
Anatomi dan fisiologi kulit
 
Sistem traktus urinarius
Sistem traktus urinariusSistem traktus urinarius
Sistem traktus urinarius
 
Sistem Perkemihan
Sistem PerkemihanSistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
 
ANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaanANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaan
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
 
PPT ORGAN PENCERNAAN MAKANAN
PPT ORGAN PENCERNAAN MAKANANPPT ORGAN PENCERNAAN MAKANAN
PPT ORGAN PENCERNAAN MAKANAN
 
Mekanisme peredaran darah
Mekanisme peredaran darahMekanisme peredaran darah
Mekanisme peredaran darah
 
Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel
 
Sistem pencernaan & absorpsi
Sistem pencernaan & absorpsiSistem pencernaan & absorpsi
Sistem pencernaan & absorpsi
 
struktur histologis otot
struktur histologis ototstruktur histologis otot
struktur histologis otot
 
Biologi sistem ekskresi pada ginjal
Biologi   sistem ekskresi pada ginjalBiologi   sistem ekskresi pada ginjal
Biologi sistem ekskresi pada ginjal
 
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 

Similar to Embriogenesis sistem urogenital dan

Embriologi system UROREPRO.ppt
Embriologi system UROREPRO.pptEmbriologi system UROREPRO.ppt
Embriologi system UROREPRO.ppt
AmiraFR1
 
Makalah kelamin
Makalah kelaminMakalah kelamin
Makalah kelamin
Septian Muna Barakati
 
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-133565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1Operator Warnet Vast Raha
 
Ph organogenesis - sistem urogenital
Ph   organogenesis - sistem urogenitalPh   organogenesis - sistem urogenital
Ph organogenesis - sistem urogenital
Sasa265121
 
Sistem reproduksi manusia :v
Sistem reproduksi manusia :v Sistem reproduksi manusia :v
Sistem reproduksi manusia :v
Hana Yoshimasa
 
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiAnatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
pjj_kemenkes
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
marwahhh
 
Turunan-mesoderm-urogenital-limb-2014.pdf
Turunan-mesoderm-urogenital-limb-2014.pdfTurunan-mesoderm-urogenital-limb-2014.pdf
Turunan-mesoderm-urogenital-limb-2014.pdf
AgathaHaselvin
 
Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria
Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi priaAnatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria
Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria
d_w
 
Anatomi fisiologi kebidanan
Anatomi fisiologi kebidananAnatomi fisiologi kebidanan
Anatomi fisiologi kebidanan
FajarHaetami1
 
Anatomi fisiologi kebidanan
Anatomi fisiologi kebidananAnatomi fisiologi kebidanan
Anatomi fisiologi kebidanan
FajarHaetami1
 
Sistem reproduksi pria kelompok 3
Sistem reproduksi pria kelompok 3Sistem reproduksi pria kelompok 3
Sistem reproduksi pria kelompok 3
RikaSulistyawati
 
2. anatomi reproduksi -
2. anatomi reproduksi -2. anatomi reproduksi -
2. anatomi reproduksi -
Devi Narti
 
Proses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis
Proses pembentukan Organ penciuman dan OrganogenesisProses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis
Proses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis
Firah Alam
 
Biologi tentang 'Perkembangan Janin'
Biologi tentang 'Perkembangan Janin'Biologi tentang 'Perkembangan Janin'
Biologi tentang 'Perkembangan Janin'
Akamarushi
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
Nur Azizah
 
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdgKelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Nur Azizah
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
Nur Azizah
 
Sistem Reproduksi Pria
Sistem Reproduksi PriaSistem Reproduksi Pria
Sistem Reproduksi Pria
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 

Similar to Embriogenesis sistem urogenital dan (20)

Embriologi system UROREPRO.ppt
Embriologi system UROREPRO.pptEmbriologi system UROREPRO.ppt
Embriologi system UROREPRO.ppt
 
Makalah kelamin
Makalah kelaminMakalah kelamin
Makalah kelamin
 
Makalah kelamin
Makalah kelaminMakalah kelamin
Makalah kelamin
 
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-133565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
 
Ph organogenesis - sistem urogenital
Ph   organogenesis - sistem urogenitalPh   organogenesis - sistem urogenital
Ph organogenesis - sistem urogenital
 
Sistem reproduksi manusia :v
Sistem reproduksi manusia :v Sistem reproduksi manusia :v
Sistem reproduksi manusia :v
 
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiAnatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
 
Turunan-mesoderm-urogenital-limb-2014.pdf
Turunan-mesoderm-urogenital-limb-2014.pdfTurunan-mesoderm-urogenital-limb-2014.pdf
Turunan-mesoderm-urogenital-limb-2014.pdf
 
Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria
Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi priaAnatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria
Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria
 
Anatomi fisiologi kebidanan
Anatomi fisiologi kebidananAnatomi fisiologi kebidanan
Anatomi fisiologi kebidanan
 
Anatomi fisiologi kebidanan
Anatomi fisiologi kebidananAnatomi fisiologi kebidanan
Anatomi fisiologi kebidanan
 
Sistem reproduksi pria kelompok 3
Sistem reproduksi pria kelompok 3Sistem reproduksi pria kelompok 3
Sistem reproduksi pria kelompok 3
 
2. anatomi reproduksi -
2. anatomi reproduksi -2. anatomi reproduksi -
2. anatomi reproduksi -
 
Proses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis
Proses pembentukan Organ penciuman dan OrganogenesisProses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis
Proses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis
 
Biologi tentang 'Perkembangan Janin'
Biologi tentang 'Perkembangan Janin'Biologi tentang 'Perkembangan Janin'
Biologi tentang 'Perkembangan Janin'
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
 
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdgKelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
 
Sistem Reproduksi Pria
Sistem Reproduksi PriaSistem Reproduksi Pria
Sistem Reproduksi Pria
 

More from Yasirecin Yasir

Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinyaBentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
Yasirecin Yasir
 
Cara menambah ram pc
Cara menambah ram pcCara menambah ram pc
Cara menambah ram pc
Yasirecin Yasir
 
Ujian konsep dasar keperawatan
Ujian konsep dasar keperawatanUjian konsep dasar keperawatan
Ujian konsep dasar keperawatan
Yasirecin Yasir
 
Tugas pemikiran bung hatta
Tugas pemikiran bung hattaTugas pemikiran bung hatta
Tugas pemikiran bung hatta
Yasirecin Yasir
 
Tugas biokimia gigi
Tugas biokimia gigiTugas biokimia gigi
Tugas biokimia gigi
Yasirecin Yasir
 
Tugas biokimia air
Tugas biokimia airTugas biokimia air
Tugas biokimia air
Yasirecin Yasir
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
Yasirecin Yasir
 
Tugas apresiasi prosa dan puisi
Tugas apresiasi prosa dan puisiTugas apresiasi prosa dan puisi
Tugas apresiasi prosa dan puisi
Yasirecin Yasir
 
Tugas antropologi budaya
Tugas antropologi budayaTugas antropologi budaya
Tugas antropologi budaya
Yasirecin Yasir
 
Translate medicene
Translate mediceneTranslate medicene
Translate medicene
Yasirecin Yasir
 
Tanaman pangan pbh
Tanaman pangan pbhTanaman pangan pbh
Tanaman pangan pbh
Yasirecin Yasir
 

More from Yasirecin Yasir (20)

Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinyaBentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
 
Cara menambah ram pc
Cara menambah ram pcCara menambah ram pc
Cara menambah ram pc
 
Ujian konsep dasar keperawatan
Ujian konsep dasar keperawatanUjian konsep dasar keperawatan
Ujian konsep dasar keperawatan
 
Tugas rpp
Tugas rppTugas rpp
Tugas rpp
 
Tugas ppd
Tugas ppdTugas ppd
Tugas ppd
 
Tugas pp
Tugas ppTugas pp
Tugas pp
 
Tugas pemikiran bung hatta
Tugas pemikiran bung hattaTugas pemikiran bung hatta
Tugas pemikiran bung hatta
 
Tugas jepang
Tugas jepangTugas jepang
Tugas jepang
 
Tugas ekonomi
Tugas ekonomiTugas ekonomi
Tugas ekonomi
 
Tugas biokimia gigi
Tugas biokimia gigiTugas biokimia gigi
Tugas biokimia gigi
 
Tugas biokimia air
Tugas biokimia airTugas biokimia air
Tugas biokimia air
 
Tugas bahasa
Tugas bahasaTugas bahasa
Tugas bahasa
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
 
Tugas apresiasi prosa dan puisi
Tugas apresiasi prosa dan puisiTugas apresiasi prosa dan puisi
Tugas apresiasi prosa dan puisi
 
Tugas antropologi budaya
Tugas antropologi budayaTugas antropologi budaya
Tugas antropologi budaya
 
Translate medicene
Translate mediceneTranslate medicene
Translate medicene
 
Tanaman pangan pbh
Tanaman pangan pbhTanaman pangan pbh
Tanaman pangan pbh
 
Spesies gajah
Spesies gajahSpesies gajah
Spesies gajah
 
Rutinit as
Rutinit asRutinit as
Rutinit as
 
Rrp ng vini
Rrp ng viniRrp ng vini
Rrp ng vini
 

Recently uploaded

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
adelsimanjuntak
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 

Recently uploaded (20)

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 

Embriogenesis sistem urogenital dan

  • 1. Embriogenesis sistem urogenital dan anomalinya Sistem urinarius a. Pembentukan ginjal dan salurannya Dua minggu setelah pembuahan akan terbentuk tiga lapisan germinal pada embrio, yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Pada hari ke-17, pelipatan secara lateral mengakibatkan mesoderm terbagi menjadi tiga bagian besar, yaitu mesoderm paraksial, mesoderm intermediat, dan mesoderm lateral. Dan pada minggu ke-4, mesoderm intermediat terputus hubungannya dengan somit (yang berasal dari mesoderm paraksial) dan membentuk kelompok sel yang disebut nefrotom di daerah servikal dan korda nefrogenik pada daerah toraks, lumbal, dan sakral. Nefrotom kelak tidak berfungsi, sedangkan korda nefrogenik menghasilkan tubulus ekskresi pada sistem ginjal dan rigi urogenital pada dinding dorsal rongga selom Ada tiga pembentuk sistem ginjal selama fase organogenesis, berturut-turut dari kranial ke kaudal yaitu: pronefros, mesonefros, dan metanefros. - Pronefros akan menghilang pada akhir minggu ke-4. - Mesonefros berasal dari mesoderm intermedia segmen dada hingga lumbal bagian atas (L3). Mesonefros di bagian kranial mengalami degenerasi pada akhir bulan ke-2, sehingga yang berkembang adalah mesonefros bagian kaudal. Mesonefros membentuk simpai Bowman. Simpai Bowman bersama-sama dengan glomerulus membentuk korpuskulum mesonefrikus (renalis). Saluran keluarnya bermuara ke duktus mesonefros (duktus Woff). Pertengahan bulan ke-2, mesonefros membentuk gonad. Bersama-sama dengan gonad, mesonefros membentuk rigi urogenital.- - Metanefros adalah cikal-bakal ginjal. Saluran-saluran ginjal permanen berkembang dari tunas ureter, suatu tonjolan mesonefros di dekat muaranya ke kloaka. Tunas ini menembus metanefros (ginjal) dan membentuk pelvis renalis. Pelvis renalis akan bercabang-cabang banyak menjadi kaliks mayor, kaliks minor, dan saluran pengumpul. Kurang lebih terdapat satu hingga tiga juta saluran pengumpul. Ujung-ujung saluran pengumpul yang sudah terbentuk (vesikel renalis) akan bertemu dengan glomerulus membentuk nefron. Selanjutnya, saluran yang sudah terhubung ini akan memanjang dan membentuk tubulus kontortus proksimal, loop of Henle, dan tubulus kontortus distal. Terbentuklah ginjal dan saluran-salurannya. b. Pembentukan kandung kemih Kandung kemih terbentuk dari sinus urogenitalis, yang merupakan hasil pemisahan kloaka menjadi dua bagian: sinus anorektal dan sinus urogenital. Sinus urogenital sendiri terdiri dari tiga bagian: bagian atas membentuk kandung kemih, bagian berikutnya membentuk sinus urogenitalis bagian panggul (pada pria membentuk uretra) dan bagian terakhir membentuk sinus urogenitalis (bagian penis) c. Pembentukan uretra
  • 2. Uretra terbentuk dari endoderm (bag. epitel) dan mesoderm spanknik (bag. jaringan penyambung dan otot polos). Akhir bulan ke-3, epitel uretra membentuk tonjolan keluar, yang pada laki-laki akan membentuk kelenjar prostat sedang pada perempuan membentuk kelenjar uretra dan parauretra. d. Posisi ginjal Awalnya ginjal berada di daerah panggul, namun seiring dengan pertumbuhan tumbuh di daerah lumbal dan sakral maka ginjal berangsung-angsur naik ke rongga perut. e. Anomali ginjal Anomali-anomali kongenital yang sering terjadi pada sistem urinarius antara lain sebagai berikut: 1. Ginjal polikistik, yaitu adanya kista-kista di ginjal yang menyebabkan insufisiensi. 2. Agenesis ginjal, yaitu kegagalan pembentukan ginjal dan dapat bersifat unilateral maupun bilateral. 3. Duplikasi ureter parsial atau lengkap. 4. Ureter ektopik, yaitu ureter yang ujungnya tidak bermuara ke kandung kemih melainkan organ-organ lain seperti uretra atau vagina. 5. Ginjal pelvis, yaitu ginjal yang gagal naik ke rongga perut. 6. Ginjal tapal kuda, yaitu ujung kaudal kedua ginjal mengalami penyatuan 7. Arteri renalis asesorius, yaitu menetapnya pembuluh-pembuluh darah embrional pada ginjal. 8. Fistula/kista/sinus urakus, yaitu fistula/kista/sinus yang terbentuk antara kandung kemih dan lumen allantois. 9. Ekstrofi kandung kemih, yaitu mukosa kandung kemih yang terpajan ke udara luar. Sistem genitalis a. Pembentukan gonad, duktus genitalis, dan genital eksterna primitif (indiferen) Gonad primitif dibentuk oleh rigi gonad yang merupakan hasil proliferasi epitel selom dan pemadatan mesenkim di bawahnya. Pada minggu ke-6 setelah pembuahan, sel-sel benih primordial datang dan mencapai gonad. Sel-sel benih primordial inilah yang akan menentukan apakah gonad indiferen primitif ini kelak berkembang menjadi testis (pada pria) atau ovarium (pada wanita). Duktus genitalis primitif terbentuk dari duktus mesonefros dan duktus paramesonefros. Genital eksterna primitif terbentuk dari sel-sel mesenkim yang bermigrasi ke daerah kloaka pada minggu ke-3, membentuk lipatan kloaka. Bagian kranial lipatan kloaka disebut tuberkulum genital (yang nantinya akan berkembang menjadi klitoris pada wanita, atau phallus pada pria). Selain itu lipatan kloaka terbagi dua menjadi lipatan uretra dan lipatan anus. Membran di antara lipatan uretra disebut membran urogenital, sedang membran di antara lipatan anus disebut membran analis. b. Pembentukan sistem genitalis pada pria
  • 3. - Pembentukan testis Kromosom Y yang terdapat pada embrio (pria) akan mengubah gonad primitif menjadi testis. Ciri khas dari pembentukan testis adalah perkembangan bagian medula yang lebih pesat dibandingkan dengan bagian korteks yang menghilang. Bagian medula akan berkembang menjadi tubulus seminiferus, sedangkan di bagian perifernya akan muncul tunika albuginea yang merupakan suatu jaringan ikat fibrosa. Selain itu terdapat sel Sertoli (berasal dari epitel permukaan kelenjar) dan sel Leydig (berasal dari rigi kelamin) pada korda testis. Tubulus seminiferus akan terhubung ke duktus mesonefros melalui saluran duktus eferens. Kemudian pada akhir bulan ke-2 akan terjadi perubahan posisi testis menjadi lebih turun (mendekati posisi phallus/penis). Penyebab penurunan (desensus) testis ini masih belum jelas, namun diperkirakan perkembangan organ-organ abdomen yang begitu pesat akan mendorong turun testis.Pembentukan duktus genitalis Duktus genitalis pada pria terbentuk dari duktus mesonefros, sedangkan duktus paramesonefros menghilang. Duktus mesonefros akan berhubungan dengan tubulus seminiferus (testis) melalui duktus eferens, sedangkan bagian duktus mesonefros yang masih melekat di testis namun tidak membentuk hubungan dengan testis disebut epididimis. Bagian selanjutnya dari duktus mesonefros berbentuk panjang dandisebut duktus deferens yang berujung ke vesikulaseminalis. Daerah duktus lain di luar vesikula seminalis disebut duktus ejakulotorius. - Pembentukan genital eksternal Pembentukan genital eksternal pria (phallus/penis) merupakan hasil pemanjangan tuberkulum genital di bawah pengaruh hormon androgen. Lipatan uretra akan menutup membentuk uretra pars kavernosa, sehingga bagian uretra harus memanjang hingga ke ujung penis dan keluar melalui orifisium uretra eksternum. c. Pembentukan sistem genitalis pada wanita - Pembentukan ovarium Berbeda pada pembentukan testis dari gonad primitif, pada pembentukan ovarium akan terjadi perkembangan (penebalan) bagian korteks yang pesat membentuk korda korteks sedangkan bagian medulanya menghilang dan digantikan oleh medula ovarium. Pada bulan ke-4 telah terdapat oogonia dan sel folikuler pada ovarium. Selanjutnya ovarium akan mengalami perubahan posisi menjadi sedikit lebih turun (desensus) hingga terletak di bawah tepi pelvis sejati. - Pembentukan duktus genitalis dan vagina Pada pembentukan duktus genitalis wanita, bagian yang berkembangmenjadi duktus adalah duktus paramesonefros, sedangkan duktus mesonefros akan menghilang. Tuba uterina terbentuk dari bagian kranial duktus paramesonefros, sedangkan bagian kaudalnya akan bertemu dengan duktus paramesonefros lain dari sisi ipsilateral, menyatu dan mengalami penebalan-penebalan sehingga terbentuklah korpus uteri dan serviks. Ujung padat duktus paramesonefros ini akan mengalami penojolan yang disebut bulbus sinovaginalis yang berproliferasi membentuk lempeng vagina. Pelebaran pada lempeng vagina akan membentuk
  • 4. forniks vagina yang terdapat lumen di tengahnya, kelak berkembang menjadi selaput dara (himen). - Pembentukan genital eksternal Pada wanita, tuberkulum genital primitif akan sedikit memanjang membantuk klitoris, sedangkan lipatan uretra tetap terbuka membantuk labia minor. Tonjol kelamin membesar dan membentuk labia minor, sedang alur urogenital terbuka dan membentuk vestibulum. d. Anomali sistem genitalia 1. Duplikasi uterus, yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan kedua duktus paramesonefros dari sisi yang berlawanan sehingga terbentuklah dua uterus dan dua vagina. 2. Uterus didelfis, yaitu jumlah rahim ganda. 3. Uterus arkuatus, yaitu lekukan fundus uteri ke dalam di garis tengahnya. 4. Uterus bikornis, yaitu uterus memiliki dua tanduk yang masuk ke satu rahim yang sama. 5. Atresia serviks atau atresia vagina, yaitu penyumbatan uterus atau vagina. 6. Epispadia, yaitu muara uretra yang berada di dorsum penis, bukan di orifisium uretra eksternum. 7. Ekstrofi kandung kemih, yaitu apabila mukosa kandung kemih terpapar ke dunia luar. 8. Mikropenis, yaitu perangsangan androgen yang tidak cukup sehingga genitalia eksterna kurang bertumbuh dengan baik. 9. Penis bifida dan penis dupleks, terjadi apabila tuberkulum genital membelah.