SlideShare a Scribd company logo
1 of 138
‫اإلسالمي‬ ‫الفقـه‬ ‫فى‬ ‫العـقـد‬ ‫نظـرية‬ ‫عن‬ ‫نبذة‬
Falsafah Akad
Dalam Fiqih Islam
DIENUL ISLAM ‫اإلسالمي‬ ‫الدين‬
Risalah :
•Ahkam
•Qudwah
Tauhid :
•Rububiyah
•Uluhiyah
•Asma’ wa Sifat
Ibadah Munakahah Jinayah
Muamalah
Transaksi
AQAD
•Hablumminallah
•Hablumminannas
•Hablumminal’alam
Amaliyah
Aqidah
Syariah
QUR’AN & SUNNAH
Akhlaq
Fiqh
ISLAMIC LEGAL FRAMEWORK
THE QUR’AN & SUNNAH
Twin Sources
USUL FIQIH
Methodology
FIQIH
Out Put
QAWAID FIQHIYAH
Guidelines & Milestones
Source of Believe,
Law & Values
(Aqidah, Syariah, Akhlaq)
Arabic Grammar
And Lexicon
Innovation of Products to
Suit Modern Demand.
Basic Principle: Contracts
& Condition are Permissible
Science of Qur’an
Science of Sunnah
History of Islamic
Legal Development
Comparative Study
Of Fiqh Schools
Classic & Contemporary
Understanding and Reasoning
Exercise of Esteemed Jurists
Towards the Twin Sources
Al-Quran and As-Sunnah
PEMENUHAN HUMAN NEEDS YANG ALAMIAH
Disajikan alam jagat raya
yang “tidak terbatas”
(Space Conscious)
Diberikan waktu
yang sangat terbatas
(Time Conscious)
WAHYU
‫والسنة‬ ‫القران‬
IQRA
Science & Technology
Proses Ekonomi
Proses Produksi
Strive & Dynamic
Energetic, Innovative
Hard Worker
Proses Konsumsi
Moderate
Self Restrains
______________________________________
ARB/ANA/ANU/MUAMALAT INSTITUTE/0901
ALLAH TA’ALA
PEMILIK MUTLAK SEMUA HARTA
1
HALAL-HARAM DALAM
KEPEMILIKAN (OWNERSHIP)
2
AL-INFAQ (SPENDING)
DAN AL-KASB (EARNING)
3
AL-MASALIH DAN AL-MAFASID
( ‫الرسول‬ ‫قال‬
:
‫ضرار‬ ‫وال‬ ‫ضرر‬ ‫ال‬ )
4
MUTUAL FREE CONSENT
‫منكم‬ ‫تراض‬ ‫عن‬
(
‫النساء‬
4/4
)
5
MABRUR TRANSACTION
(BAI’ MABRUR)
6
PRINSIP MUAMALAH MALIYAH
‫المالية‬ ‫المعاملة‬ ‫مبادئ‬
‫يـدل‬ ‫حتى‬ ‫اإلبـاحــة‬ ‫األشـيآء‬ ‫فى‬ ‫األصـل‬
‫التحريم‬ ‫على‬ ‫الـدلـيل‬
(
‫األشباه‬
1/33
)
Artinya: “Menurut ketentuan asal bahwa segala
sesuatu itu dibolehkan selagi belum ada dalil
yang mengharamkannya.”
(Imam Suyuthi, Al Asybah Wa an Nazair, 1/33)
‫األصـل‬
‫فى‬
‫العـقود‬
‫والشروط‬
:
‫الجواز‬
‫والصـحة‬
،
‫وال‬
‫يحرم‬
‫منها‬
‫ويـبطـل‬
‫إال‬
‫ما‬
‫دل‬
‫الشـرع‬
‫على‬
‫تحريـمه‬
‫وإبـطاله‬
(
‫ابن‬
‫التيمية‬
‫القواعد‬،
‫النورانية‬
‫الفقهية‬
،
‫ص‬
131
)
Artinya: Menurut ketentuan asal bahwa akad-
akad dan syarat-syarat adalah dibolehkan
dan sahih; tidak ada yang diharamkan atau
dianggap batal kecuali apa-apa yang
dinyatakan haram dan batal oleh Syariah.”
(Ibnu Taymiyah, Qaidah Nuranniyah, 131)
DIVISION OF MASLAHAH
Protection of Basic Five Principles
‫الخـمـس‬ ‫الضـروريات‬
Faith Life Intellect Lineage Property
PERSPECTIVE OF SYARIAH
FOUR BASIC PRINCIPLES
(APPLICATION)
PERSPECTIVE LEGAL FORCE
PERSPECTIVE ITS SCOPE
PERSPECTIVE
CONSTANT & VARIABLE
FUNCTION OF MASLAHAH
1
2
3
4
5
6
AKAD
menurut TUJUAN
Tijari ‫تـجـاري‬
Dimasudkan untuk
Mencari dan Mendapatkan
Keuntungan dimana
Rukun dan Syarat
telah terpenuhi
AKAD
menurut KEABSAHANNYA
Sahih ‫صحيح‬
(Valid)
Memenuhi semua
RUKUN & SYARAT
Bathal ‫باطل‬
(Void)
Salah satu RUKUN tidak
Terpenuhi, otomatis
SYARAT-nya juga
Tidak terpenuhi
Fasid ‫فاسـد‬
(Voidable)
Semua RUKUN
terpenuhi, namun
ada SYARAT yang
Tidak dipenuhi
Tabarru’ ‫تـبـرع‬
Dimasudkan untuk
menolong dan murni
semata-mata mengharap
Ridha dan Pahala
dari Allah Ta’ala
AKAD
Dari sisi: PELAKSANAANYA
AKAD
Dari sisi: KEKUATANNYA
AKAD NAFIZ
‫نـافـذ‬ ‫عـقـد‬
Lengkap Rukun & Syarat dapat
Langsung dieksekusi
AKAD MAUWQUF
‫موقـوف‬ ‫عـقـد‬
Lengkap Rukunnya, namun
Ada Syaraat yang terganggu
Seperti: tdk memenuhi legal capacity,
Tdk memiki otoritas,
Ada hak orang lain pada objek
AKAD LAZIM
‫الزم‬ ‫عـقـد‬
Salah seorang dari kedua pihak
Tidak Memiliki hak fasakh tanpa
Persetujuan pihak lain
Con: Jual-beli, Ijarah, Muzaraah dst
AKAD GHAYR LAZIM
‫الزم‬ ‫غيـر‬ ‫عـقـد‬
Salah seorang dari kedua
Belah pihak boleh memfasakh
Akad tanpa persetujuan
Pihak lainnya.
Con: Wakalah, Wadiah, Ariyah dll
RUKUN AKAD ‫العـقـد‬ ‫أركـان‬
Ma’qud ‘Alayh
(Subject Matters)
Barang (Goods)
dan Harga (Price)
•Aqil (Sound Mind)
•Baligh (Mature)
•Mengerti konsekuensi
akad yang sedang
dilaksanakannya
•Niat (Intention)menurut
sebagian Ulama
•Jelas (Clarity)
•Ijab & Qabul bersesuaian
(Corresponding)
•Ijab & Qabul bersambung
(Connection)/Ittihad al-Majlis
•Halal (Lawful)
•Jelas Jenisnya (Quality)
•Jumlah (Quantity)
•Waktu Penyerahannya
(Time of Delivery)
•Berharga (Valuable)
•Dapat diserahterimakan
SYARAT RUKUN ‫األركـان‬ ‫شـروط‬
‘Aqidan
(Two Contracting Parties)
Sighat (Ijab & Qabul)
(Offer and Acceptance)
BERAKHIRN
YA
KONTRAK
Terpenuhi Isi Kontrak
(Tahqiq al-Gharadh)
Tidak Adanya Izin dari
Yang berwenang (adam
al-Ijazah liman lahu al-
wilayah)
Hak Memilih (Khiyar)
Pemutusan Kontrak
(Faskh)
Akad Fasad (Sifat rusak)
Kematian (al-Maut)
Kesepakatan pembatalan
karena penyesalan (Iqalah)
Tidak Terpenuhinya Kontrak
(Adam al-Tanfidh)
Kesepakatan kedua belah
pihak (Ittifaqy)
Keputusan Pengadilan
(Qadhai)
Pustus dg sendirinya
(Infisakh)
Isi Kontrak Mustahil Terlaksana
(Istihalah al-tanfidh)
MAJELIS (Hak Pilih Ketika Masih
Dalam Satu Majkis)
RU’YAH (hak pilih untuk melihat
obyek yang ketika terjadinya kontrak
pembeli belum bisa melihat )
‘AIB (hak pilih ketika ditemukan
adanya cacat)
SYARTH (hak pilih yang
digantungkan pada syarat)
TA’YIN (hak menentukan barang
yang menjadi obyek jual-beli )
KHIYA
R
JENIS-JENIS AKAD
PERTUKARAN TITIPAN PERCAMPURAN
MEMBERI
KEPERCAYAAN
MEMBERI
IZIN
YAD AMANAH
JUAL BELI
YAD DHAMANAH
Perbandingan Harga
Jual & Harga Beli
Musawamah
Tauliyah
Murabahah
Muwadhaah
Berdasarkan Barang
Pengganti
Muqayadhah
Mutlaq
Sharf
Ijarah (Usufruct)
Waktu Penyerahan
Barang/Dana
Bai’ Bi Thaman Ajil
Bai’ Salam
Bai’ Isthisna
Bai’ Istijrar
Syarikah Amlak
Amlak Jabr
Amlak Ikhtiar
Syarikah Uqud
Inan
Mufawadah
Wujuh
Abdan
MUSYARAKAH
MUDHARABAH
MUZARA’AH
(Hasil Panen)
KAFALAH
(GUARANTEE)
HIWALAH
(Anjak Piutang)
JU’ALAH
(Imbalan)
Mutlaqah
Muqayyadah
WADIAH WAKALAH
MUSAQAAT
(Hasil Panen)
AQAD-AQAD MUAMALAH MALIYAH
‫المالية‬ ‫المعاملة‬ ‫عـقـود‬
TIJARI
(Komersil)
TABARRU’
(Tolong menolong)
Syirkah
(Bagi Hasil)
Bai’
(Jual Beli)
Ijarah
(Sewa)
Ju’alah
(Imbalan)
Ijarah
Jasa
Ijarah wa Iqtina
Benda
Salam
Murabahah/BBA
Isthisna
Sharf
Bai’ Mutlaq
Dhamanah
Amanah
Wakalah
Kafalah
Hawalah
Rahn
Qard
Wadiah
Mudharabah
Muqayyadah
Musyarakah
Mutlaqah
Muzara’ah
Musaqot
Maysir Tanpa akad/melalui permainan
Gharar Memakai akad namun tidak jelas
Riba Tambahan yang men-zhalim-i
Bathil Usaha-usaha maksiat
Najash Permainan harga melalui berpura-pura menawar
Ihtikar Permainan harga dengan cara menimbun
Ghish Menyembunyikan informasi tentang barang/jasa
Tadlis Mengambil keuntungan dg cara mencampur aduk
Bai’ al Mudhthar Harga dimainkan akibat emergency (eksploitasi)
Ikrah Harga dimainkan dg tekanan/paksaan
Ghabn Over Pricing
Wahyu Allah SWT :
“Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu” ( QS. Ar Rahmaan : 09)
Falsafah : Imam Ghazali dalam Al Arba’in fi Ushuluddin menegaskan wajibnya mengikuti Sunnah Nabi
secara menyeluruh demi merealisasikan Law of Balance (At-Tawaazun)
MAYSIR ‫الميسر‬
Semua bentuk perpidahan harta ataupun barang
dari satu pihak kepada pihak lain tanpa melalui
jalur akad yang telah digariskan Syariah, namun
perpindahan itu terjadi melalui permainan, seperti
taruhan uang pada permainan kartu, pertandingan
sepak bola, pacuan kuda, pacuan greyhound dan
seumpamanya.
Mengapa dilarang? Karena (1) permainan bukan
cara untuk mendapatkan harta/keuntungan (2)
menghilangkan keredhaan dan menimbulkan
kebencian/dendam (3) tidak sesuai dengan fitrah
insani yang berakal dan disuruh bekerja untuk
dunia dan akhirat.
Sesuatu yang tidak jelas dan tidak dapat dijamin atau
dipastikan kewujudannya secara matematis dan rasional
baik itu menyangkut barang (goods), harga (price) ataupun
waktu pembayaran uang/penyerahan barang (time of
delivery).
Contohnya: jual beli mangga yang masih pentil dan berada di
pohonnya, karena pihak pembeli tidak dapat memastikan
berapa banyak buah mangga masak yang nanti berhasil di
panennya dan kapan buah-buah tersebut dapat di panen.
Juga: masuk ke kolam pancing dengan membayar sejumlah
uang tertentu yang tidak jelas peruntukannya, apakah
bayaran atas servis tempat atau juga untuk ikan yang
berhasil ditangkap si pemancing.
Kecuali bila hal itu semua dijelaskan secara rinci di muka.
GHARAR ‫الغــرر‬
RIBA ‫الربــا‬
Riba: Pertukaran sesama barang ribawi dengan
kadar yang berbeda. Perbedaan itulah yang
disebut riba.
Akad pinjam meminjam dimana si pemilik dana
memberi syarat kepada si peminjam untuk
membayar lebih dari jumlah uang yang
dipinjamkan, sehingga dengan cara ini si pemilik
dana dapat menangguk tambahan uang atas
dana yang dipinjamkan tanpa harus bersusah
payah berniaga untuk mendapat keuntungan atau
bekerja untuk mendapatkan upah.
Unsur pemerasan dan ketidak adilan sangat jelas
dapat dilihat dan dirasakan dalam akad pinjam
meminjam ribawi ini.
BATHIL ‫الباطـل‬
Akad jual beli ataupun kemitraan untuk
mendapatkan keuntungan ataupun penghasilan,
namun barang yang diperdagangkan ataupun
projek yang dikerjakan adalah jenis barang atau
kegiatan yang bertentangan dengan prinsip-
prinsip Syariah seperti kemitraan untuk
memproduksi narkotika yang dipasarkan untuk
umum ataupun mendirikan usaha casino atau
cabaret tempat dansa-dansi.
Meski transaksinya melengkapi semua rukun dan
syarat, namun tetap dinyatakan tidak sah secara
hukum dan agama (diyanatan wa Qadaan).
‫وقـضـاء‬ ‫ديـانـة‬
GHABN ‫الغـبن‬
Ghabn: adalah dimana si penjual memberikan
tawaran harga diatas rata-rata harga pasar
(market price) tanpa disadari olehpihak pembeli.
Ghabn ada dua jenis yakni: Ghabn Qalil
(Negligible) dan Ghabn Fahish (Excessive). Ghabn
Qalil: adalah jenis perbedaan harga barang yang
tidak terlalu jauh antara harga pasar dan harga
penawaran dan masih dalam kategori yang dapat
dimaklumi oleh pihak pembeli. Ghabn Fahish
adalah perbedaan harga penawaran dan harga
pasar yang cukup jauh bedanya.
Dr. Anas az Zarqa mengatakan: 5% untuk barang
keperluan harian, 10% untuk harga hewan ternak
dan 20% untuk harga property (rumah dan
bangunan).
NAJASH ‫النـجـش‬
Dimana sekelompok orang bersepakat dan
bertindak secara berpura-pura menawar barang
dipasar dengan tujuan untuk menjebak orang lain
agar ikut dalam proses tawar menawar tersebut
sehingga orang ketiga ini akhirnya membeli
barang dengan harga yang jauh lebih mahal dari
harga sebenarnya.
Larangan Rasul saw: “..Janganlah kamu meminang
seorang gadis yang telah dipinang saudaramu,
dan jangan menawar barang yang sedang dalam
penawaran saudaramu; dan janganlah kamu
bertindak berpura-pura menawar untuk
menaikkan harga..”
IKRAH ‫اإلكـراه‬
Segala bentuk tekanan dan pemaksaan dari salah satu pihak
untuk melakukan suatu akad tertentu sehingga menghapus
komponen mutual free consent. Jenis pemaksaan dapat
berupa acaman fisik atau memanfaatkan keadaan
seseorang yang sedang butuh atau the state of emergency.
Imam Ibnu Taimiyah ra mengatakan bahwa dalam keadaan
darurat (state of emergency) seseorang yang memilik stock
barang yang dibutuhkan orang banyak harus diperintahkan
untuk menjualnya dengan harga pasar, jika dia enggan
melakukannya pihak berkuasa dapat memaksanya untuk
melakukan hal tersebut demi menyelamatkan nyawa orang
banyak. (Majmu al Fatawa, vol. 29 hal.300).
IHTIKAR ‫اإلحـتـكـار‬
Adalah menumpuk-numpuk barang ataupun jasa
yang diperlukan masyarakat dan kemudian si
pelaku mengeluarkannya sedikit-sedikit dengan
harga jual yang lebih mahal dari harga biasanya
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan
lebih cepat dan banyak. Para ulama tidak
membatasi jenis barang dan jasa yang ditumpuk
tersebut asalkan itu termasuk dalam kebutuhan
essential, maka Ihtikar adalah dilarang.
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang
menimbun (barang & jasa kebutuhan pokok)
maka telah melakukan suatu kesalahan.”
GHISH ‫الغـش‬
Withholding Relevant Information. Menyembunyikan fakta-
fakta yang seharusnya diketahui oleh pihak yang terkait
dalam akad sehingga mereka dapat melakukan kehati-
hatian (prudent) dalam melindungi kepentingannya
sebelum terjadi transaksi yang mengikat.
Dalam Common Law akad seperti ini dikenal dengan
sebutan Akad Uberrime Fidae Contract dimana semua
jenis informasi yang seharusnya diketahui oleh pelanggan
sama sekali tidak boleh disembunyikan. Jika ada salah
satu informasi berkenaan dengan subject matter akad
tidak disampaikan, maka pihak pembeli dapat memilih
opsi membatalkan transaksi tersebut.
BAY’ AL MUDTARR ‫المـضـطـر‬ ‫بـيـع‬
Adalah jual beli dan pertukaran dimana salah satu pihak
dalam keadaan sangat memerlukan (in the state of
emergency) sehingga sangat mungkin terjadi eksploitasi
oleh pihak yang kuat sehingga terjadi transaksi yang hanya
menguntungkan sebelah pihak dan merugikan pihak
lainnya.
Jual butuh: adalah merupakan contoh klasik yang sering terjadi
di tengah-tengah masyarakat sehingga pihak penjual –
karena sangat memerlukan uang cash – terpaksa harus
menjual asetnya dengan harga yang jauh dari harga pasar.
Sangat dikuatirkan bahwa unsur kerelaan dalam transaksi
seperti ini tidak wujud pada pihak penjual sehingga tidak
mencerminkan transaksi ‘An Taradin Minkum’ ‫رنرا‬ ‫عنن‬
‫منكم‬ yang sesuai dengan prinsip Syariah.
TADLIS ‫التدليس‬
Tadlis: adalah tindakan seorang peniaga yang sengaja
mencampur barang yang berkualitas baik dengan
barang yang sama berkualitas buruk demi untuk
memberatkan timbangan dan mendapat keuntungan
lebih banyak
Tindakan “oplos” yang hari ini banyak dilakukan
termasuk kedalam kategori tindakan tadlis ini.
Rasullah saw sering melakukan ‘inspeksi mendadak’
ke pasar-pasar untuk memastikan kejujuran para
pelaku pasar dan menghindari konsumen dari
kerugian.
JUAL BELI YANG DILARANG DALAM ISLAM
(Fiqh Islami Wa Adillatuh, vol.4, p.500)
1. Sebab Legal Capacity: (Baligh, Aqil, Free Consent, Legally Permitted)
(a). Bay’ al Majnun (Jual Beli Orang Gila, Pingsan, Mabuk dan Sedang Fly
karena obat narkotika)
(b). Bay’ al Shabiy (Jual Beli Anak Kecil yang belum Mumayyiz/Minor. Tidak
Sah menurut Syafii dan Maliki dan Mauquf menurut Hanafi. Sesuai keterangan
Surah an-Nisa 4:6)
(c). Bay’ al A’ma (Jual Beli Orang Buta. Hukumnya Sah menurut Jumhur jika
objek disebut dengan sempurna karena dianggap dinaggap sudah ada ridho;
tidak Sah menurut Syafii karena tidak dapat membedakan antara yang baik
dengan yang buruk, maka seolah objek transaksi majhul).
(d). Bay’ al Mukrah (Jual Beli Orang Terpaksa atau dipaksa. Menurut Hanafi
Mauquf; dan tidak mengikat menurut Maliki sehingga dia (penjual/pembeli)
memiliki hak Khiyar untuk membatalkan ataupun meneruskan transaksi).
(e). Bay’ al Fuduli (Jual Beli Wakil Secara Lebih; Hukumnya Sahih Mauquf atas
izin pemilik sebenarnya menurut pendapat Maliki dan Hanafi; Sayafii dan
Hanbali mengatakan tidak sah, karena dia bukan sebagai pemilik sebenarnya
dan tidak sah seseorang menjual sesuatu yang bukan miliknya).
(f). Bay’ al Mahjur ‘Alayh (Jual Beli Orang Sakit, Muflis, Safih)
(g). Bay’ al Mulja (Jual Beli Orang yang takut hartanya dirampas orang).
Macam-Macam Bay’ al Gharar al Fahish
1. Sukar diserahterimakan. Onta yang melarikan diri; jual janin tanpa menjual
induknya; jual beli habl al hablah janin yang belum dilahirkan dan
madhamin yaitu jual beli anak yang masih dalam benih induk pejantannya.
2. Tidak diketahui harga atau barangnya. Saya jual kepada anda barang
yang ada dalam karung ini.
3. Tidak diketahui sifat barangnya. Saya jual salah satu baju yang ada di
rumah saya.
4. Kualitas barang dan kuantitas harga tidak jelas. Saya membeli barang ini
dengan harga sekarang.
5. Tidak diketahui tempo pelaksanaannya. Saya jual kepada anda barang ini
jika Zayid telah datang.
6. Dua penjualan dalam satu penjualan. Menjual satu barang dengan salah
satu dari dua harga. Saya jual baju ini Rp100,- kontan atau Rp200,-
tangguh, kemudian serta merta transaksi itu mengikat tanpa pilihan salah
satu dari keduanya.
7. Jual beli dari seseorang yang tidak dapat dijamin keselamatannya,
seperti dari orang sakit yang dalam pertandingan.
8. Bay’ al Hasha’ yakni jual beli tongkat yang ditangan, jika jatuh maka jual
beli mengikat.
9. Bay’ al Munabazah. Saling melempar pakaian antara A dan B, ketika
barang dilempar maka jual beli mengikat.
10. Bay al Mulamasah. Mana barang yang disentuh, maka terjadi jual beli
2. Sebab “SHIGHAT”
a. Bay’ al Mu’athot=Ambil Bayar (Cash and Carry)
b. Bay’ Bil Murasalah atau Rasul=Melalui Surat atau Agent
c. Jual Beli Orang Bisu melalui isyarat yang dimengerti
d. Jual Beli dengan orang yang absen dari majlis aqad
e. Jual Beli yang tidak sesuai dengan ijab-qabul
3. Sebab “MA’QUD ‘ALAYH”
a. Bay’ al Ma’dum: Madhamin, Malaqih, Habl Hablah
b. Bay’ Ma’juz al Taslim (Sukar diserah terimakan): burung di udara; ikan dlm air
c. Bay’ al Kali bil Kali (Bay’ al Dayn Nasiatan)
d. Bay’ al Gharar Ghayr al Yasir (al Fahish)
e. Jual beli Najis atau Mutanajjis
f. Jual beli air. Sah yang dimiliki dan berada dalam tempat terpelihara. Zahiriah:
jual beli air sama sekali tidak dibolehkan
g. Bay’ al Majhul. Jahalah Fahishah dalam objek, harta waktu penyerahan
h. Jual beli objek yang tidak ada di majlis akad atau tidak dapat dilihat.
Pembeli memiliki hak khiyar al ru’yah. Jual beli dengan menyebut sifat
ada lima syarat:
(1). Objek berada terlalu jauh seperti Andalusia atau Afrika
(2). Objek berada terlalu dekat dengan pihak bertransaksi
(3). Penyebut sifat barang harus orang lain bukan penjual
(4). Semua sifat yang berhubungan dengan barang harus disebut
(5). Penjual tidak boleh meminta pembayaran kontan kecuali jika objeknya
pasti tidak ada berubah seperti tanah dan bangunan. Jika sifat-sifat ternyata
sesuai dengan objeknya, maka transaksi mengikat dan jika tidak pembeli
memiliki hak khiyar.
i. Jual sesuatu yang belum diterima (di pegang tangan). Sesuatu yang
dapat dipindahkan tidak sah dijual sebelum diterima tangan.
j. Jual Buah atau Tanaman yang belum tampak atau tumbuh karena
masuk dalam kategori ma’dum. Apabila sudah tampak atau tumbuh
namun dengan syarat dibiarkan sampai masak atau besar, maka tidak sah
dan fasid menurut Hanafi, batil menurut jumhur. Apabila langsung dipetik
atau dituai, maka sah menurut ijma ulama.
Bila buah sudah masak, maka boleh jual belinya meski tidak langsung dipetik.
4. Jual Beli Dilarang: Karena Sifat, Syarat atau Larangan Syariat.
(1). Jual Beli ‘Urbun (Dengan Uang Muka). Jika tidak terjadi transaksi, maka
uang muka tidak akan dikembalikan kepada calon pembeli. Fasid menurut
Hanafi; Batil menurut Syafii dan Maliki. Jika uang muka dikembalikan, maka
boleh menurut jumhur.
(2). Jual Beli ‘Aynah. Yaitu dua pihak yang seolah melakukan jual beli, namun
sebenarnya hanya untuk mendapatkan “uang cash” bagi pihak pertama,
dan “tambahan pengembalian” bagi pihak kedua, bukan tujuan untuk
mendapatkan barang (objek transaksi).
(3). Jual Beli Ribawi, Baik Riba Nasiah ataupun Riba Fadl
(4). Jual Beli Barnag Haram seperti Khamar, Khinzir, Bangkai, Patung dan
seumpamanya karena larangan Rasulullah saw dalam hadis riwayat Imam
Bukhari.
(5) Jual Beli Orang Kota dengan Orang Pedalaman yang belum mengetahui
keadaan harga barang di kota. Larangan Nabi saw: “Biarkanlah orang
melakukan transaksi jual beli dengan bebas, sehingga memberikan rizki
kepada sebagian mereka melalui sebagian yang lain.” (Naylul Awtar,
5/164).
(6). Talaqqi al-Rukban.
Menjumpai rombongan atau kafilah pembawa barang perniagaan dan membelinya di tengah
jalan sebelum sampai di pasar. Hak ini dilarang Rasulullah saw, sesuai sabdanya: “Janganlah kalian
menjumpai rombongan di tengah jalan dan membeli barang mereka, dan janganlah pula orang kota
memborong barang dari orang pedalaman (sebelum sampai di pasar).” (Naylul Awtar, 5/164).
Larangan ini tidaklah menjadikan transaksi yang terjadi hukumnya fasad, karena bisa menjadi sah jika
sudah dilakukan khiyar al-ghabn, seperti dilanjutkan Rasul saw dalam hadisnya: “..Maka pemilik
barang dalam transaksi tersebut berhak mendapatkan khiyar (opsi) jika mereka telah sampai di
pasar.”
(7). Jual beli Haadirun Libadin : Jual beli dimana datang membawa barang yang ingin dijual dengan
harga cash, kemudian datang orang untuk membeli dengan harga yang lebih tinggi tetapi dengan
harga kredit.
(8) Jual beli Muzabanah : Jual beli barang yang masih basah ditukar dengan yang kering dengan
timbangan dan takaran yang sama. Contoh : jual kurma basah dengan kurma kering dengan
timbangan yang sama.
(9) Jual Beli An-Najash.
Dengan kesepakan penjual, seseorang menawar harga barang yang didisplay dengan harga lebih
tinggi untuk menjebak pihak ketiga yang berada di sekitar tempat tersebut sehingga penjual akan
mendapat margin yang lebih tinggi. Hukumnya, menurut jumhur ulama, adalah sah namun penjualnya
berdosa dan pihak pembeli berhak mendapatkan hak khiyar al-ghabn.
Adapun jual beli MUzayadah (Lelang) secara terus terang adalah dibolehkan, karena tidak ada pihak
yang dijebak dan dirugikan.
(10). Jual Beli Waktu Azan Jumat Dikumandangkan.
Hukumnya Makruh Tahrim menurut Hanafi dan Sahih namun Haram menurut Syafii. Batal (Fasakh)
menurut Maliki; Tidak Sah menurut Hanbali.
(11). Jual Anggur Untuk Diproduksi Jadi Minuman Keras.
Hukumnya sahih makruh sepanjang memenuhi rukun dan syaratnya, namun pelakunya berdosa
karena nawaitu yang salah. Contoh lain: menjual senjata yang akan digunakan untuk mencelakakan
orang lain; menjual jaring untuk menangkap hewan di tanah haram waktu haji; menjual kayu untuk
dijadikan sebagai patung atau benda permainan lainnya yang tidak bermanfaat.
(12). Jual Beli Ibu (Induk) dipisahkan dari anaknya yang masih kecil.
Larangan Rasulullah saw untuk menjual ibu (hamba sahaya) secara dipisahkan dari
putra atau putrinya yang masih kecil. Rasul saw bersabda: “Barangsiapa yang
memisahkan antara ibu dengan anaknya, maka Allah akan pisahkan dia dari
kekasihnya pada hari kiamat.” (HR Ahmad dan Tirmizi dari Abu Ayyub ra/Naylul
Awtar, 5/161).
(13). Jual Beli atas belian orang lain.
Misalnya sudah terjadi transaksi jual beli yang mengandung hak khiyar untuk pembeli,
kemudian dalam masa khiyar tersebut datang orang ketiga dan berkata kepada
pembeli: “batalkan transaksi anda, dan saya akan menjual barang serupa dengan
harga yang lebih murah; atau dengan barang yang lebih baik” Atau Pembelian atas
Pembelian. Orang ketiga datang kepada penjual dan berkata: “Batalkan transaksi
anda dengan orang kedua, dan saya akan membeli dengan harga yang lebih tinggi.
Atau Penawaran atas Penawaran, meskipun kedua belah pihak belum melakukan
akan.
Hukumnya adalah haram dan yang melakukannya menanggung dosa karena larangan
Nabi saw: “Janganlah kamu membeli atas belian saudaramu.” (HR Ahmad dari Ibnu
Umar ra/Naylul Awtar, 5/167).
(14). Jual Beli Bersyarat.
Jual beli fasid hukumnya jika disertai dengan syarat fasid pula dan syarat tersebut tidak
sejalan dengan tuntutan akad dan tidak dianjurkan syariat, juga tidak biasa dilakukan
orang, namun syarat tersebut hanya memberi manfaat untuk salah satu pihak saja.
Contoh seseorang membeli bahan kain dengan syarat dijahitkan oleh penjual
menjadi baju.
(15). Mengumpulkan Akad Jual Beli dengan salah satu dari enam akad berikut: Ju’alah,
Sharf, Musaqat, Syarikat, Nikah dan Qiradh (Mudharabah).
‫الرحيم‬ ‫الرحمن‬ ‫هللا‬ ‫بسم‬
‫الرسول‬ ‫قال‬
:
ِ‫ان‬َ‫م‬َّ‫ض‬‫ال‬ِ‫ب‬ ُ‫ج‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫خ‬‫ال‬
(
،‫ماجه‬ ‫ابن‬ ‫صحيح‬
3/753
)
Sabda Rasulullah saw: “Pendapatan
sesuai dengan tanggungan
resiko”.
(Imam Ibnu Majah, 3/753)
‫قال‬
‫الرسول‬
‫صلى‬
‫هللا‬
‫عليه‬
‫وسلم‬
:
(
‫الذهب‬
‫بالذهب‬
‫والفضة‬
‫بالفضة‬
‫والبر‬
‫بالبر‬
‫والشعير‬
‫بالشعير‬
‫والتمر‬
‫بالتمـر‬
‫وال‬
‫ملح‬
‫بالملح‬
‫مثال‬
‫بمثل‬
‫سواء‬
‫بسواء‬
‫يدا‬
‫بيد‬
‫فإذا‬
‫اختلفت‬
‫هذه‬
‫األصناف‬
‫فبيعوا‬
‫كيف‬
‫شئتم‬
‫إذا‬
‫كان‬
‫يدا‬
‫بيد‬
)
‫رواه‬
‫البخاري‬
‫واللفظ‬
‫لمسلم‬
‫عن‬
‫عبادة‬
‫ابن‬
‫الصامت‬
‫رضي‬
‫هللا‬
‫تعالى‬
‫عنه‬
.
Definisi
“Riba” dari segi istilah bahasa sama dengan “Ziyadah” artinya
tambahan. Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti
pengambilan tambahan dari harta pokok (modal) secara bathil.
Pertukaran sesama barang ribawi dengan kadar yang berbeda
melahirkan riba.
Terdapat perbedaan pendapat dalam menjelaskan riba. Secara umum
Riba adalah penambahan terhadap hutang. Maknanya: Setiap
penambahan pada hutang baik kwalitas ataupun kwantitas, baik
banyak ataupun sedikit, adalah riba yang diharamkan.
Landasannya Al Quran Surat An-Nisa ( 4 ) ayat 29 yang berarti :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil”.
Adapun yang dimaksud dengan jalan yang bathil dalam hal ini yaitu
pengambilan tambahan dari modal pokok tanpa ada imbalan
pengganti (kompensasi) yang dapat dibenarkan oleh Syar’ie.
Riba
Gambaran Terjadinya Riba
Jenis Transaksi
Jual Beli Pinjaman
Beli Jual Kelebiha
n
Ket. Pinjam Kembali Kelebiha
n
Ket.
100.000 120.00
0
20.000 Laba 100.00
0
120.00
0
20.000 Riba
Jenis-jenis
1. Secara garis besar Riba terbagi kepada
dua bagian, yaitu: Riba Hutang Piutang dan
Riba Jual Beli.
1. Riba Hutang Piutang
1. Riba Qord ‫القرض‬ ‫ربا‬
2. Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang
disyaratkan terhadap yang berhutang (Muqtaridh)
3. Riba Jahiliyyah ‫الجاهلية‬ ‫ربا‬
4. Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam
tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang
ditetapkan
Riba
• Riba Jual Beli
• Riba Fadhl ‫الفضل‬ ‫ربا‬
• Pertukaran antar barang-barang sejenis dengan
kadar/takaran yang berbeda dan barang yang
dipertukarkan termsuk dalam jenis “barang ribawi”.
• Riba Nasi’ah ‫النسيئة‬ ‫ربا‬
• Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis
barang ribawi dengan jenis barang ribawi lainnya.
Jenis-jenis
Riba
ILLAT(‫)عـلة‬ (Alasan) Pelarangan Riba
Menurut Berbagai Madzhab
Persoala
n
Hanafi Maliki Syafi’i Hambali
Riba
Fadhl
Kadar (ditimbang
atau ditakar) dan
kesatuan jenis
Sebagai bahan
makanan. Untuk
emas dan perak
karena
tsumuniyyah
sebagai pematok
harga barang-
barang.
Untuk emas dan
perak karena
tsumuniyyah. Untuk
lainnya karena
berfungsi sebagai
bahan makanan,
buah-buahan dan
untuk obat-obatan.
Sebagian
pengikutnya
berpendapat
seperti Hanafi.
sebagian lagi
seperti pendapat
Syafi’iyah. dan
sebagian lagi
berkata selain dari
emas dan perak,
illatnya karena
dapat dimakan.
Riba
Nasi’ah
Salah satu dari
dua illat riba fadhl
Dapat dimakan Tsumuniyah Sama
Barang
Ribawi
Lebih dari tujuh,
asal dapat
ditimbang, ditakar
atau kesatuan
Lebih dari tujuh
asal dapat
disimpan dan
dimakan.
Lebih dari tujuh
asal sebagai
makanan dan
berfungsi sebagai
Lebih dari tujuh
Para Fuqoha sepakat bahwa riba diharamkan pada 7 barang yaitu emas, perak, burr, sya’ir, korma,
anggur kering, dan garam. Namun mereka berselisih di luar dari tujuh barang tersebut.
Bagi Hasil
Bunga
 Penentuan tingkat suku bunga dibuat
pada waktu akad dengan pedoman
harus selalu untung
 Besarnya prosentase berdasarkan pada
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.
 Pembayaran bunga tetap seperti yang
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah
proyek yang dijalankan oleh pihak
nasabah untung atau rugi.
 Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun jumlah keuntungan
berlipat atau keadaan ekonomi sedang
“booming”.
 Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak
dikecam) oleh semua agama termasuk
Islam.
Perbedaan
Antara Bunga
dan Bagi Hasil
 Penentuan besarnya rasio bagi hasil
dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung
rugi.
 Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
pada jumlah keuntungan yang diperoleh
 Bagi hasil tergantung pada keuntungan
proyek yang dijalankan sekiranya itu
tidak mendapatkan keuntungan maka
kerugian akan ditanggung bersama oleh
kedua belah pihak.
 Jumlah pembagian laba meningkat
sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan.
 Tidak ada yang meragukan keuntungan
bagi hasil.
 Dalam keadaan-keadaan darurat sesuatu yang dilarang
dibolehkan guna menyelamatkan nyawa
 Hanya bunga yang berlipatganda saja yang dilarang, adapun
suku bunga yang wajar dan tidak menzalimi diperkenankan
 Bunga diberikan sebagai ganti rugi (opportunity cost) atas
hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari
pengolahan dana tersebut
 Hanya kredit yang bersifat konsumtif saja yang pengambilan
bunganya dilarang adapun yang produktif tidak demikian
 Uang dapat dianggap sebagai komoditi sebagaimana
barang-barang lainnya oleh karena itu dapat disewakan dan
diambil upah atasnya
9 Alasan
Yang Mengatakan Interest
Bukan Riba
Bunga diberikan untuk mengimbangi laju inflasi yang
mengakibatkan menyusutnya nilai uang
Bunga diberikan atas dasar abstinence
Sejumlah uang pada masa kini mempunyai nilai yang
lebih tinggi dari jumlah yang sama pada suatu masa
nanti. Oleh karena itu bunga diberikan untuk
mengimbangi penurunan nilai ini
Bank, demikian juga Lembaga Keuangan Bukan Bank
(LKBB) sebagai lembaga hukum tidak termasuk
teritorial hukum taklif
9
Alasan
Yang Mengatakan Interest
Bukan Riba
Diskusi
( 1 ) Darurat
Pembahasan yang jelas akan pengertian darurat
yang dinyatakan oleh syara dan bukan pengertian
sehari-hari akan istilah ini
Pembatasan yang pasti akan pengambilan
dispensasi darurat ini, sesuai dengan metodologi
usul fiqh. Terutama penerapan Al Qawaid Al
Fiqhiah seputar kadar darurat.
9 Alasan
Diskusi 9 Alasan
( 2 ) Berlipat Ganda
Pemahaman kembali surat Ali Imran 130
secara cermat, mengkaitkannya dengan spirit
ayat-ayat riba lainnya secara komprehensif,
demikian juga fase-fase pelarangan riba
secara menyeluruh
Memahami secara mendalam makna mafhum
mukhalafah dalam pemahaman teks-teks
Qur’an & Sunnah, jenis-jenisnya, serta syarat-
syarat pengambilan hukum daripadanya.
Diskusi
9 Alasan
( 3 ) Opportunity Cost
Menghilangkan asumsi sepihak dalam urusan Ganti
Rugi dimana deposan secara dimuka mengharuskan
keuntungan minimal dalam proyek debitur (paling
minimal sama dengan suku bunga) Dimana hal ini
tidak demikian manakala si deposan yaitu
menangani sendiri proyeknya yaitu kemungkinan
untung rugi dalam usaha
Tidak menghilangkan kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan dari proyek dengan
prinsip bagi hasil
( 4 ) Konsumtif - Produktif
Dapat dipastikan bahwa imbalan produksi
marginal dari dana senantiasa lebih besar dari
suku bunga
Dapatkah dipertahankan bahwa bentuk-bentuk
kredit di jaman pra Islam adalah seluruhnya
konsumtif mengingat luasnya jaringan
perdagangan Arab dengan India dan Cina, yang
memerlukan suplai produksi yang memadai
dimana kredit untuk tujuan tersebut adalah suatu
persyaratan utama
Diskusi
9 Alasan
Diskusi
9 Alasan
( 5 ) Uang sebagai komoditi
 Memahami sifat-sifat khusus yang dimiliki uang dan
kemungkinan penyamaannya dengan komoditi lain terutama
kepercayaan masyarakat kepadanya dan daya tukar yang
dimilikinya serta sanksi hukum atas penolakannya
 Mendefinisikan kembali pengertian sewa terutama
perbedaannya dari pinjam-meminjam
 Kalau dalam keadaan normal (tidak ada inflasi), apakah uang
seperti komoditi lainnya katakanlah rumah mengalami
penyusutan nilai karena dipergunakan sehingga berhak atas
sewa untuk mengimbangi penyusutan nilai tersebut
 Sejauh mana bisa keluar dari Riba Al Fadl
( 6 ) Inflasi
Memantau roda ekonomi dari atas dan bawah, dalam
artian tidak hanya inflasi tetapi juga deflasi dimana
perekonomian mengalami masa lesu yang memaksa
produsen untuk menjual produksinya mendekati biaya
produksi yang pada gilirannya akan menurunkan daya
beli uang
Tidak menghilangkan kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dari prinsip bagi hasil, yang
tidak jarang melebihi tingkat inflasi
Mengukur sejauh mana sifat-sifat yang dimiliki inflasi
dapat dijadikan sebagai illah dalam Hukum dengan
menggunakan standar syarar-syarat Illah yang telah
menjadi konsesus dalam methodologi Ushul Fiqh
Diskusi 9 Alasan
( 7 ) Abstinence
Standar apa yang digunakan untuk mengukur unsur
“Pengobatan” )dengan penundaan konsumsi( dari
teori bunga Abstinence
Seandainya standar telah didapatkan bagaimana
menentukan suku yang “adil” bagi kedua belah
pihak
Dapatkah hal ini menjadi illah dalam Hukum sesuai
dengan Rules of Games Ushul Fiqh ?
Tidak menghilangkan kemungkinan laba dari
investasi bagi hasil selama masih “penundaan”.
Diskusi 9 Alasan
( 8 ) Time Preference Theory
Menganalisa Filsafat Time Preference Theory yang
menyatakan bahwa “saat ini lebih berharga dari
masa yang akan datang”, bukankah setiap orang
menabung dan belajar beranggapan bahwa hari
depan harus lebih baik dari hari ini?
Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
misalnya praktek asuransi dimana pemegang polis
mengorbankan masa kini untuk kenyamanan masa
depan.
Diskusi 9 Alasan
( 9 ) Badan Hukum dan Hukum Taklif
Apakah yang dimaksud dengan “Dela Personnalite
Juridique ?
Dari catatan sejarah apakah tidak pernah terjadi adanya
suatu perkumpulan individu yang mendapatkan perizinan
dari pihak yang berwenang untuk memberikan jasa-jasa
tertentu, sebelum masa Rasulullah. Sehingga ketika ayat-
ayat Riba turun ia berada di luar jangkauannya ?
Apakah konsekuensi dari tidak termasuknya Badan
Hukum dalam khitab Taklif berarti bebas dari segala
tuntutan hukum ?
Diskusi
9 Alasan
4
Larangan yang terdapat dalam Al
Qur’an tidak diturunkan sekaligus
melainkan secara bertahap
Tahapan
Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
– Tahap Pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba
pada zahirnya menolong mereka yang memerlukan
sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada
Allah SWT.
Firman Allah SWT:
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia. Maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan
(pahalanya)” (QS. Ar Rum:39).
4
4
4Tahapan
Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
Tahapan
Tahapan
Pelarangan Riba
Pelarangan Riba
Dalam
Dalam Al
Al Quran
Quran
– Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang
buruk dan balasan yang keras kepada orang Yahudi
yang memakan riba.
Firman Allah SWT:
“Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami
haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik
(yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka
banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan
mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang
dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-
orang yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih” (QS.
An-Nisa: 160-161).
4
4
4Tahapan
Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
Tahapan
Tahapan
Pelarangan Riba
Pelarangan Riba
Dalam
Dalam Al
Al Quran
Quran
– Tahap ketiga, riba itu diharamkan dengan dikaitkan
kepada suatu tambahan yang berlipat ganda.
Allah SWT. Berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan
riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” (QS. Ali
Imran:130).
Ahli-ahli tafsir Islam berpendapat bahwa berkaitan
demikian disebabkan riba jenis tersebut adalah
suatu yang banyak berlaku pada masa itu.
4
4
4Tahapan
Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
Tahapan
Tahapan
Pelarangan Riba
Pelarangan Riba
Dalam
Dalam Al
Al Quran
Quran
– Tahap akhir sekali, ayat riba diturunkan oleh Allah
SWT. Yang dengan jelas sekali mengharamkan
sebarang jenis tambahan yang diambil daripada
pinjaman.
Firman Allah SWT:
“Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika
kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula
dianiaya”
4
4
4Tahapan
Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
Tahapan
Tahapan
Pelarangan Riba
Pelarangan Riba
Dalam
Dalam Al
Al Quran
Quran
Larangan Riba
Dalam Hadits
• Hadits juga merupakan sumber rujukan, selain Al
Qur’an, bagi umat Islam untuk mengesahkan
atau mendapatkan keterangan lebih lanjut dari
nash / teks peraturan yang telah digariskan Al
Qur’an
 Sekiranya mereka menerima, hal itu baik dan bagus. Penolakan
berarti (tantangan untuk) perang.
Hadits ini merupakan isi dari surat Rasulullah SAW kepada
Itab bin Usaid, gubernur Mekkah, agar kaum Thaif tidak
menuntut hutangnya (riba yang telah terjadi sebelum
kedatangan Islam) dari Bani Mughirah.
 Ingatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu, dan Dia pasti
akan menghitung amalanmu. Allah telah melarang kamu
mengambil riba, oleh karena itu, hutang akibat riba harus
dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu. Kamu
tidak akan menderita ataupun mengalami ketidakadilan.
Hadits ini merupakan amanat terakhir Rasulullah SAW pada
9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah.
Larangan Riba
Dalam Hadits
Larangan Riba
Larangan Riba
Dalam
Dalam Hadits
Hadits
 Diriwayatkan oleh Samura bin Jundab bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Malam tadi aku bermimpi, telah datang dua orang dan
membawaku ke tanah suci. Dalam perjalanan, sampailah kami ke suatu
sungai darah, di mana di dalamnya berdiri seorang laki-laki. Di pinggir
sungai tersebut berdiri seorang laki-laki lain dengan batu di tangannya.
Laki-laki yang di tengah sungai itu berusaha untuk keluar, tetapi laki-
laki yang di pinggir sungai tadi melempari mulutnya dengan batu dan
memaksanya kembali ke tempat asal. Aku bertanya, “Siapakah itu ?”,
Aku diberitahu, bahwa laki-laki yang ditengah sungai itu ialah orang
yang memakan riba”. (HR.Bukhari)
 Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima
riba, orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua
orang saksinya, kemudian Beliau bersabda, “Mereka itu semuanya
sama”. (HR.Muslim).
Larangan Riba
Dalam Hadits
Larangan Riba
Larangan Riba
Dalam
Dalam Hadits
Hadits
FATWA ULAMA KONTEMPORER
TENTANG RIBA
 Muktamar II Lembaga Riset Islam Al-Azhar Kairo, bulan Mei 1965 yg
dihadiri oleh 35 negara Islam menyepakati beberapa hal diantaranya
“Bunga dari semua jenis pinjaman hukumnya riba dan diharamkan
 Rabithah Al-alam Al-islami: Bunga bank yang berlaku dalam perbankan
konvensional adalah riba yang diharamkan (Keputusan No.6 Sidang ke-9,
Mekkah 12 – 19 Rajab 1406 H)
 Majma’ Fiqh Islamy, OKI: Setiap tambahan (bunga) atas hutang yang telah
jatuh tempo dan orang yang berutang tidak mampu membayarnya, dan
sebagai imbalan atas penundaan itu, demikian pula bunga (interest) atas
pinjaman yang ditetapkan diawal perjanjian, maka kedua bentuk ini adalah
Riba yang diharamkan dalam syari’at. (Keputusan No. 10 Majlis Majma’
Fiqh Islamy, Konferensi OKI II, 22-28 Desember 1985)
PENDAPAT CENDIKIAWAN (FAILASUF)
TENTANG RIBA
 Plato (427-347 SM): Bunga merupakan alat
eksploitasi kaum kaya terhadap kaum miskin,
bahkan sistem bunga menyebabkan sistem
perpecahan dalam masyarakat
 Aristoteles (384 – 322 SM): Fungsi uang
adalah sebagai alat tukar menukar dan bukan
alat menghasilkan tambahan melalui bunga
 Cicerco (234-149 SM) meminta anaknya
untuk menjauhi dua jenis pekerjaan yaitu
memungut cukai (pajak) dan memberi
pinjaman dengan bunga
 Cato (106-43 SM) memberikan ilustrasi
tentang yang terjadi dalam tradisinya, yaitu:
pencuri didenda dua kali lipat sedangkan
pemakan bunga dari hasil transaksi didenda
empat kali lipat
ECONOMISTS POINT OF VIEWS
 Lord Kent (ahli sosial ekonomi dari Inggris):
“Sistem tata sosial kemasyarakatan akan berjalan
pada porosnya (harmonis) kalau praktek sistem
bunga (praktek riba) dapat diturunkan sampai
ke derajat nol”
 Minsky (1985), Bernante and Gertler (1989),
Greenwald and Stiglizt (1990) argue that interest
rate system is a major part in the explanation of
cyclical fluctuation. Therefore in Western
economics literature there is almost a “tradition”
even though not mainstream which indicate that
economic evils of our time is as a result of
interest rate and associated with bank credit
expansion and contractions
 Maurice Allaice (1993) the main objective of fiscal
and monetary policy in modern (conventional)
economic are fail to be achieved due to cyclical
fluctuation as a result of interest rate system.
PRINSIP-PRINSIP AKAD
PADA PRODUK PERBANKAN
SYARI’AH
JUAL BELI :
* Pengertian
* Dasar Hukum
* Rukun dan Syarat
* Unsur Kelalaian
* Bentuk-bentuk Jual Beli
Pengertian & Dasar Hukum
Pengertian :
Saling menukar harta dengan harta/yang
sepadan melalui cara tertentu yang
bermanfaat
Dasar Hukum : QS. Al-Baqarah/2: 275.
QS. An-Nisa’/4: 29.
• - Pihak yang berakad (penjual dan pembeli)
- Ijab Qabul (pernyataan kesepakatan)
- Barang/Objek
- Nilai Tukar/Pengganti barang
Syarat Sah Jual Beli:
1. Objek terhindar dari cacat
2. Kriteria objek jelas ( jenis, kualitas, kuantitas
nilai./harga)
3. Tidak mengandung unsur paksaan, tipuan
mudharat.
* Rukun dan Syarat
* Unsur Kelalaian
1. Objek jual beli bukan milik penjual
2. Objek hasil curian
3. Menyalahi kesepakatan
4. Objek rusak dalam perjalanan
5. Objek berbeda dari contoh yg disepakati.
Resiko: Ganti rugi/adh-Dhaman dari pihak yg
lalai.
* Bentuk-bentuk Jual Beli
1. Jual beli yang sahih : memenuhi syaratdan
rukun yang ditentukan
2. Jual beli yang batal
3. Jual beli Fasid
MURABAHAH
Pengertian:
Jual Beli barang pada harga pokok dengan tambahan
keuntungan yang disepakati.
Ketentuan:
- Barang telah dimiliki oleh penjual
- Keuntungan dan resiko di tangan penjual
- Harus ada informasi harga dan biaya yang wajar
- Informasi keuntungan yang jelas.
Mekanisme Murabahah
•Berlaku wa’ad atau janji
•Wa’ad atau janji dari pembeli kepada penjual akan
membeli barang yang dipesan/bukti pemesanan. Setelah
pihak penjual memiliki barang, baru akad berlangsung.
•Pembayaran dapat dilakukan secara tangguh (Mu’ajjal)
atau angsuran (Taqsith), penjual dapat meminta tambahan
harga.
ASPEK PENENTUAN HARGA
MURABAHAH
•Berdasarkan kebiasaan bisnis yang berlaku
(‘Urf/konvensi/peraturan dagang internasional)
“Kaidah” : almuslimuna ‘ala syurutihim
•Tambahan harga ditetapkan saat akad.
•Komponen biaya harus jelas.
•Keuntungan penjual tidak atas dasar bunga cicilan, tetapi
selisih harga pokok dan harga jual yang ditentukan saat
akad.
•Uang muka (‘Urbun) boleh untuk melindungi hak bagi
para pihak jika terjadi penarikan diri dari transaksi
(fasakh).
Bai’ salam
* Salam adalah Jual Beli barang tertentu yang
pembayarannya dilakukan di muka dan
pengirimannya menyusul kemudian (tangguh)
*Salam dapat pula dilakukan bertingkat ( Salam al
Muwazi)
Nasabah melakukan salam kepada Bank, dan Bank
melakukan salam kepada pihak lain dalam rangka
memenuhi kewajibannya.
ISTISHNA’
• Istishna’ ialah kontrak penjualan antara pembeli dan
pembuat barang (shani’), shani’ menerima pesanan
dari pembeli (mustashni’) untuk membuat barang
dengan spesifikasi yang telah disepakati.
• Kedua belah pihak bersepakat atas harga serat
sistem pembayaran (di muka, cicilan, tangguh
dengan waktu ditentukan
Istishna’ al Muwazi (Paralel)
Pembuat barang (shani’) menggunakan subkontraktor untuk
melaksanakan kontrak tersebut, pembuat barang (shani’)
membuat kontrak Istishna’ kedua untuk memenuhi kewajibannya
pada kontrak pertama
Akibat Hukum :
 Bank sebagai pembuat kontrak pertama adalah pihak yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kewajiban, kesalahan,
kelalaian, pelanggaran (resiko). Tanggung jawab atas resiko ini
membuat bank berhak atas keuntungan.
Penerima subkontrak pembuatan Istishna’ bertingkat
bertanggung jawab terhadp bank sebagai pemesan. Ia tidak
mempunyai hubungan hukum secara langsung dengan nasabah
pada kontrak pertama
IJARAH
• Transaksi terhadap suatu manfa’at
tertentu, bersifat mubah dan dapat
dimanfa’atkan dengan imbalan tertentu
• Ijarah ditunjukkan untuk manfa’at atau
jasa bukan materi/benda
• Ijarah dapat berupa manfaat/nilai
Ketentuan Ijarah
1. Kedua belah pihak memenuhi syarat hukum
2. Kedua belah pihak menyatakan kerelaannya untuk melakukan
ijarah dan tidak terpaksa
3. Manfaat objek diketahui secara jelas
4. Penyewa berhak atas manfat baik untuk dirinya sendiri atau untuk
orang lain baik dengan cara menyewakannya atau meminjamkan
5. Objek Ijarah dapat diserahkan dan dipergunakan secara langsung
6. Objek Ijarah adalah halal
•Ijarah “Jasa” (Ijarah ‘ala al ‘amal) bukan merupakan
kewajiban (fardhu ‘ain) seperti shalat, puasa. Tetapi
bersifat fardu kifayah
•Objek Ijarah merupakan sesuatu yang biasa
disewakan (‘urf)
•Upah/sewa tidak sejenis dengan manfa’at yang
disewakan
Ijarah Muntahiyah bi alTamlik
Kontrak atas manfaat suatu barang dengan nilai
tukar tententu. Penyewa diberikan pilihan (options)
untuk memiliki barang yang disewakan. Pemberi
sewa (bank) berjanji (wa’ad) kepada penyewa untuk
memindahkan kepemilikan objek setelah masa sewa
berakhir
Akad Ijarah Berakhir
• Objek hilang/lenyap : terbakar, faktor alam
• Habis masa waktunya
• Salah satu pihak yang wafat dapat
dialihkan pada ahli warisnya
• Objek disita, pailit
SYIRKAH
• Pengertian:
Kerjasama antara dua pihak atau lebih
dalam hal modal dan keuntungan
• Dasar Hukum :
Q.S an Nisa/4 : 12 ; Q.S Shad/38 : 24
Bentuk-bentuk Syirkah
• Syirkah al Amlak
• Syirkah ‘Uqud. Syirkah ini terdiri dari:
• 1. Syirkah’Inan
• 2.Syirkah ‘Abdan
• 3.Syirkah Wujuh
Syirkah ‘Inan
• Perserikatan dalam modal pada suatu
kontrak bisnis yang dilakukan dua orang
atau lebih dan keuntungan dibagi bersama
• Modal, kerja dan tanggung jawab yang
digabungkan tidak harus sama
kuantitasnya
• Keuntungan dibagi sesuai porsi yang
ditentukan atas kesepakatan bersama
Syirkah Mufawadhah
• Kontrak kerjasama antara dua orang atau
lebih. Setiap pihak memberikan suatu
porsi dari keseluruhan dana dan
partisipasi kerja.
• Setiap pihak membagi keuntungan dan
kerugian secara bersama.
• Para pihak dapat bertindak sebagai wakil
dan penjamin/kafil atas kemitraan tersebut
Syirkah al Wujuh
• Kerjasama antara dua orang atau lebih
tanpa modal tetapi atas dasar
kepercayaan.
• Dalam syirkah ini biasanya para pihak
membeli barang dengan cara tangguh
atas dasr kepercayaan dan menjualnya
dengan cara tunai
Syirkah ‘Abdan/A’mal
• Kerjasama dua orang atau lebih untuk
menerima suatu pekerjaan/order kerja.
• Hasil/keuntungan dibagi bersama sesuai
kesepakatan
Mudharabah
• Pengertian: Kerjasama antara pemilik
modal dengan seorang pekerja/pebisnis
dan keuntungan dibagi sesuai dengan
kesepakatan
• Dasar Hukum: Q.S al Muzammil/73:20;
Q.S al Baqarah/2: 198. ; Hadist
• Bentuk : Muqayyadah dan Muthlaqah
Wadi’ah
• Pengertian : Melibatkan pihak lain dalam memelihara
harta/aset tertentu dengan cara tertentu (titipan)
• Dasar Hukum : Q.S an Nisa/4:58; Q.S Al Baqarah/2:
283; Hadist
• Status Wadi’ah adalah amanah
• Dapat dibebankan ganti rugi (dhaman) jika:
1. Tidak dipelihara sebagaimana mestinya
2. Objek dititipkan kepada pihak ketiga
3. Objek dimanfa’atkan oleh pihak kedua
3. Pihak kedua mengingkari wadi’ah
4. Pihak kedua mencampurkan objek titipan dengan
barang miliknya dan sulit dipisahkan
5. Pihak kedua melanggar syarat yang ditentukan
6 Objek wadi’ah dibawa pergi/hilang di tangan pihak kedua
* Di Perbankan Syari’ah : aplikasi wadi’ah yad adh dhamah
kurang tepat, secara substansi adalah akad qardh.
Ketentuan-ketentuan
Mudharabah
• Modal di tangan pengusaha berstatus
amanah seperti wakil dalam jual beli
• Pengusaha berhak atas keuntungan
sesuai kesepakatan
• Komponen biaya/cost disepakati sejak
awal akad
• Pemilik modal (shahibul mal) berhak atas
keuntungan dan menanggung resiko
Rahn
• Pengertian: Menjadikan barang yang mempunyai nilai harta sebagai
jaminan hutang sehingga penerima dapat emngambil kembali
hutangnya semua atau sebagian.
• Dalam Perbankan akad ini dapat digunakan sebagai tambahan
pembiayaan yeng beresiko dan memerlukan jaminan (accessoir)
• Akad ini dapat juga menjadi produk tersendiri untuk melayani
kebutuhan nasabah yang bersifat jasa maupun konsumtif.
• Bank tidak dapat meminta biaya kecuali biaya pemeliharaan dan
keamanan atas barang yang digadaikan tersebut.
wakalah
• Pemberian kewenangan/kuasa kepada pihak lain
tentang hal yang harus dilakukannya dan penerima
kuasa menjadi pengganti pemberi kuasa selama batas
waktu yang ditentukan
• Wakalah dapat dilakukan dengan menerima bayaran/
fee/’umalah atau tanpa bayaran
• Bentuk Wakalah : Muqayyadah dan Muthlaqah
Kafalah
• Pengertian: Kafalah berarti juga al dhaman,
• Kafalah berarti pula: Menggabungkan satu tanggung jawab
kepada tanggung jawab yang lain dalam penagihan hutang baik
jiwa maupun harta.
• Dasar Hukum: Q.S Yusuf :66; Yusuf: 72; Hadist
• Kafalah terdiri dari : kafalah bi al Mal (harta) dan kafalah bi al
Wajhi (jiwa).
• Kafalah Harta (kafalah bi al Mal) teridri dari: a) kafalah bi al
Dayn (kewajiban hutang); b) kafalah bi at Taslim (penyerahan
benda); c) kafalah bi al ‘Aibi (jika barang yang dijual
mengandung cacat)
• Pada Perbankan Syari’ah kafalah seprti halnya : penerbitan
garansi bank/bank (guarantee). Kafalah adalah warkat yang
diterbitkan oleh bank yang berakibat kewajiban membayar
terhadap pihak yang menerima garansi jika pihak yang dijamin
cedera janji (wanprestasi)
HAWALAH
• Hawalah adalah akad pemindahan utang piutang satu
pihak kepada pihak lain. Adapun akad hawalah yang
dipraktekkan umumnya berbentuk subrogasi.
• Di pasar konvensional praktek hawalah dapat dilihat
pada transaksi anjak piutang (factoring).
• Hawalah juga dapat dilihat dalam bentuk transaksi
pembiayaan dan jual beli surat-surat berharga.
Konsep Kepemilikan
dalam Islam
Konsep Kepemilikan dalam
Islam
Pengertian
Hubungan antara manusia dengan harta yang
ditentukan oleh syara dalam bentuk perlakuan
secara khusus thdp. harta tersebut yang
memungkinkan untuk mempergunakannya secara
umum sampai ada larangan untuk
menggunakannya.
• Bahasa: Penguasaan manusia atas harta dan
penggunaannya secara pribadi
• Definisi Istilah: Pengkhususan hak atas sesuatu
tanpa orang lain, dan dia berhak untuk
menggunakannya sejak awal kecuali ada
larangan syariy.
– Larangan syariy seperti: Keadaan gila,
keterbelakangan akal (idiot), belum cukup umur
ataupun cacat mental, dll.
Keadaan/Pembagian Harta,
dapat dimiliki ataupun tidaknya:
Harta yang tidak dapat dimiliki
dan dihakmilikkan orang lain
• Setiap harta milik umum seperti
jalanan, jembatan, sungai dll. dimana
harta/barang tersebut untuk keperluan
umum.
Harta yang tidak bisa dimiliki
kecuali dengan ketentuan
syariah
• Seperti harta wakaf, harta baitul mal
dll. Maka harta wakaf tidak bisa dijual
atau dihibahkan kecuali dalam kondisi
tertentu seperti mudah rusak ataupun
biaya pengurusannya lebih besar nilai
hartanya.
Harta yang bisa dimiliki dan
dihakmilikkan kpd. lainnya
• Selain dari dua jenis harta dalam
kategori tsb. diatas.
Karakteristik Hak manfaat atau
pemanfaatan atas sesuatu harta
Habisnya Hak Manfaat
Macam-macam Pemilikan
yang tidak sempurna
Pemilikan atas barang saja
• Hak kepemilikan milik sendiri, namun hak
pakai milik yang lain
– Hak Pakai tidak bisa diwariskan menurut
Hanafiyah
Pemilikan manfaat perorangan
atau hak pakai saja
• Lima hal yang menyebabkan hak pakai/pemilikan manfaat:
– 1. Peminjaman, menurut jumhur hanafiyah dan malikiyah,barang
yang dipinjam dapat dipinjamkan kepada yang lainnya. Adapun
menurut syafiiyah dan Hanbali, barang tersebut tidak dapat di
pinjamkan kepada orang lain (selain peminjam)
• Pemindahan hak pakai tanpa membayar ganti
– 2. Sewa (Ijarah), yaitu pemindahan hak pakai dengan membayar
ganti
– 3. Wakaf, yaitu penahanan kepemilikan atas barang pada seseorang
dan memindahkan hak manfaatnya kepada yang diberikan wakaf
– 4. Wasiyat
– 5. Ibahah, izin untuk menggunakan sesuatu atau memakainya
• Perbedaan antara ibahah dan pemilikan
Jenis-jenis pemilikan
Taam: Sempurna
• Jenis Kepemilikian atas sesuatu yang
sekaligus dapat memanfaatkannya, atau
si pemilik berhak atas seluruh hak-hak
syariy
– Tidak terbatas pada waktu
– Tidak dapat di batalkan pemilikannya
Naqis: Tidak Sempurna
• Bisa hanya memiliki ataupun punya hak
pakai
– Hak Pakai pada barang tidak bergerak seperti
rumah atau tanah
Harta Dalam Islam
Harta dalam Islam
Difinisi
Menurut Bahasa
• Dalam Quran/Sunnah
– " Dan, kamu mencintai harta benda dengan kecintaan
yang berlebihan. " (Al-Fajr 20)
– Al Kahfi: 34
– Al baqarah 177
– ali Imran ayat 14
– Hadits:" Sebaik-baik maal ialah yang berada pada orang
yang saleh." (Bukhari dan Muslim)
– Hadits:" Celakalah budak-budak dinar, dirham, dan
kemewahan, yaitu jika diberi, mereka segan, dan jika
tidak diberi, mereka benci." (Muslim)
• Dalam Kamus: Segala sesuatu yang dimiliki (Lisanul
Arab)
Menurut Istilah
• Madzhab Hanafiyah: Semua yang mungkin dimiliki, disimpan dan
dimanfaatkan
– Dua unsur menurut madzhab: 1. Dimiliki dan disimpan 2. Biasa
dimanfaatkan
• Jumhur Fuqaha; Setiap yang berharga yang harus diganti apabila
rusak
– Hambali: apa-apa yang memiliki manfaat yang mubah untuk suatu
keperluan dan atau untuk kondisi darurat.
– Imam Syafii: barang-barang yang mempunyai nilai untuk dijual dan
nilai harta itu akan terus ada kecuali kalau semua orang telah
meninggalkannya (tidak berguna lagi bagi manusia).
– Ibnu Abidin: segala yang disukai nafsu atau jiwa dan bisa disimpan
sampai waktu ia dibutuhkan.
– As Suyuti dinukil dari Imam Syafii: tidak ada yang bisa disebut mal
(harta) kecuali apa-apa yang memiliki nilai penjualan dan diberi sanksi
bagi orang yang merusaknya. Harta(nilai harta).
Pembagian
Dari segi tujuannya
• Untuk muamalah: Uang berfungsi sebagai harga
dan nilai; yang digunakan untuk pertukaran
antara barang dan jasa pelayanan,
– mata uang murni (emas dan Perak)
– Mata uang muqayyad (uang fiat, kertas, kartal,
logam dan sejenisnya)
• Untuk diambil Manfaatnya: barang-barang
– Barang-barang milik: diambil manfaatnya, untuk
tujuan konsumsi: hewan (hasil susu - kembang biak),
bangunan - (disewakan)
– barang-barang dagangan: untuk jual beli, tukar
menukar, dibeli atau diproduksi untuk perdagangan
Dari aspek halal dan haram
• Bernilai (mutaqawwim): uang, barang
dagangan, tanah, binatang ternak, makan dll. -
dan orang yang merusakknya harus memberikan
jaminan (pengganti)
– Syarat-syaratnya: 1. boleh dimanfaatkan secara
syari'y, 2. boleh dimiliki dengan jelas.
• Tidak Bernilai (Ghoir Mutaqawwim): Harta yang
tidak dikhususkan dan tidak boleh dimanfaatkan
kecuali dalam keadaan darurat.
• Pembahasan fikih/manfaat pembagian ini:
– Status transaksinya
– hak ganti/jaminan apabila rusak
Dari aspek dapat pindah atau
tidak
• Dapat dipindahkan (Manqul)
• Tidak dapat dipindahkan (Aqqar)
• Pembahasan fikih/manfaat pembagian ini:
– SYuf'ah
– Waqf
– Ba'i al Washiy ala al qashir
– Jual beli piutang
– Jual beli properti sebelum pindak kepemilikannya
– Hak-hak sesama tetangga dan hubungannya dengan
harta
Aspek penilaian unit satuan
atau bagian-bagiannya
• Dihitung sesuai nilai kesamaan (Mithliy)
• Dihitung sesuai dengan nilai satuannya
(Qiyamiy)
• Pembahasan fikih/manfaat pembagian
ini:
– Penetapan dalam tanggungan
– hak ganti/jaminan apabila rusak
– Pembagian barang pengganti dan caranya
– masalah Riba
Dari aspek dapat berubah atau
tidak
• Dapat habis (istihlakiy)
• Dapat digunakan (Isti'maliy)
Hal-hal lain yang berhubungan
dengan harta
Tentang hak dan Manfaat
• Menurut hanafiyah: Hak dan manfaat tidak
termasuk harta, akan tetapi kepemilikan.
• Menurut Jumhur ulama : masuk dalam kategori
harta karena aspek kemanfaatannya dan bukan
dzatnya.
• Hak
• Manfaat
– yang dimaksud dengan manfaat ialah; faedah yang
dihasilkan dari sesuatu seperti rumah ditempati,
mobil dikendarai dll.
harta-harta yang bernilai
Mata uang
• mata uang murni spt: emas, perak
• mata uang muqayyad, spt: uang kertas,
logam, cek, deposti di bank dll.
barang
• Barang milik, spt: bangunan, perangkat
rumah, mobil kendaraan, binatang
ternak. harta maknawi seperti hak paten
dll.
• Barang dagang seperti komoditi, piutang,
surat-surat tanda terima, titipan/pesanan
pada orang lain, surat-surat obligasi,
pendapatan-pendapatan yang masih
berada pada orang lain. dll.
Pengertian Modal pokok dalam
Islam
Pengertian
• Bagian dari maal yang mempunyai nilai,
terakumulasi, dan dapat berkembang selama
mengoperasikannya di bdg-bdg. yang
bermanfaat
• Semua harta yang bernilai dalam pandangan
syar'i, yang aktivitas manusia ikut berperan
serta dalam usaha produksinya dengan tujuan
pengembangan (lihat Sya'ban Fahmi Abdul Aziz,
Dauru Rasil maal fi al-Fikr al-Islami, tesis
master tahun 1979.
• Dalam Al-Quran: Al Baqarah: 274
Terdiri atas:
• uang
• seluruh kekayaan yang digunakan untuk
memproduksi kekayaaan yang baru
• barang dagangan, dgn syarat: dimiliki secara
penuh dan diniatkan untuk diperdagangkan.
• Semua harta yang bernilai dalam pandangan
syar'i, yang aktivitas manusia ikut berperan
serta dalam usaha produksinya dengan tujuan
pengembangan (lihat Sya'ban Fahmi Abdul Aziz,
Dauru Rasil maal fi al-Fikr al-Islami, tesis
master tahun 1979.
Syarat-syarat
• Harta dimiliki scr. penuh
• mempunyai nilai tukar
• dapat dimanfaatkan secara syari
• ada niat yang dpt. membedakan jenis
aktivitas, spt: perdagangan, industri dan
pertanian
Landasan dasar dalam
pengertian mal
Harta dalam Islam
Definisi Uang
Secara Bahasa
• Nuqud; ada beberapa pendapat tentang defenisi nuqud, diantaranya:
– Semua hal yang digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi, baik dari
emas (emas), perak (dirham), maupun tembaga (fulus).
– Segala sesuatu yang diterima secara umum sebagai media pertukaran dan
pengukurnilai.
• Atsman; dari sudut bahasa memiliki pengertian antara lain; qimah yakni nilai sesuatu,
dan harga pembayaran barang yang dijual, yakni sesuatu dalambentuk apapun yang
diterima oleh pihak penjual sebagai imbalan dari barang yang dijualnya. Dalam tataran
fiqh istilah itu digunakan untuk menunjukkan uang emas dan perak.
• Fulus; digunakan untuk pengertian logam bukan emas dan perak yang dibuat dan
berlaku ditengah-tengah masyarakat sebagai uang dan pembayaran.
• Sikkah; (jamak; sukak) dipakai untuk dua pengertian, yakni pertma, istilah untuk
stempel besi yang dipakai untuk mencap (mentera) mata uang, dan kedua, mata uang
dinar dan dirham yang telah dicetak dan distempel. (uang logam)
• Umlah; memiliki dua pengertian, yakni, pertama, satuan mata uang yang berlaku di
negara atau wilayah tertentu, misalnya 'umlah yang berlaku di Yordania adalah Dinar
dan di Indonesia adalah Rupiah; kedua, mata uang dalam arti umum sama dengan
nuqud.
• Tamyiz untuk membedakan antara dinar yang kualitas bagus dan yang jelek dan
membedakan dinar dan dirham.
Definisi Uang
Secara Istilah
• Menurut Imam Al-Gazali : "Uang (dinar dan dirham)
adalah khadimani wa laa khadimun lahuma wa muradani
wa laa yuraadhani, uang adalah alat-alat yang dipakai
untuk mencapi sesuatu maksud, sebagai alat perantara
saja dan tidak untuk yang lain.
• Menurut Adnan Khaliq At-Thur, uang adalah tidak
berkaitan dengan logam mulia tetapi berstandar pada
logam mulia.
• Menurut Dr. Rif’at As-Sayyid al-Audhy uang adalah
sesuatu yang diakui dan diterima secara umum sebagai
alat penukar (medium of exchange), alat pengukur nilai
dalam bentuk dan keadaan apapun.
Fungsi Uang
• Alat Transaksi (alat tukar) - Transaction
– Menghilangkan kesamaan keinginan antara pembeli dan penjual
sebelum terjadinya pertukaran, yaitu tukar menukar barang
dengan barang (barter). Dengan adanya uang maka berubah
dari barang ditukar dengan uang atau uang dapat membeli
barang
• Pengukur Satuan Nilai – Unit Cost
– Satuan uang nilai barang dapat dinilai. Dengan adanya yang
nilai suatu barang dapat diukur dan diperbandingkan. Uang
dapat mengukur nilai mobil atau rumah.
• Penyimpan Kekayaan – Hoarding Money
– Sebagai simpanan sementara (berjaga-jaga), dalam bentuk
uang atau surat-surat berharga
Sifat Uang
• Flow Concept
– Uang harus berputar yang menghasilkan sesuatu
bersifat produksi. Jika uang berputar dapat
menimbulkan kemakmuran dan kesehatan ekonomi
masyarakat.
• Public Goods
– Uang bukan barang monopoli seseorang melainkan
milik masyarakat luas. Jadi, uang bukanlah modal,
karena modal adalah barang pribadi atau orang per
orang. Sifat dari modal adalah stock concept.
– Dilarang menumpukkan uang, karena uang
diibaratkan darah yang mengalir.
Terima Kasih
Thank You
Syukria
‫جـزيـال‬ ‫شـكـرا‬

More Related Content

Similar to dokumen.tips_fiqih-muamalah-lengkap.ppt

Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1Rahmita Rmdhnty
 
bahan tugas Kelompok 10 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 10 ushul fiqh ekonomi islambahan tugas Kelompok 10 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 10 ushul fiqh ekonomi islamTri Agustuti
 
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariahSistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariahYusnia Rahmah Afianti
 
4.1. akad dalam asuransi syariah
4.1. akad dalam asuransi syariah4.1. akad dalam asuransi syariah
4.1. akad dalam asuransi syariahJunaris Rahman
 
Milenial-Bangga-Syariah-Muyasaroh.pptx
Milenial-Bangga-Syariah-Muyasaroh.pptxMilenial-Bangga-Syariah-Muyasaroh.pptx
Milenial-Bangga-Syariah-Muyasaroh.pptxFauziahNurHutauruk
 
Fiqhmuamalah 100506042611-phpapp02
Fiqhmuamalah 100506042611-phpapp02Fiqhmuamalah 100506042611-phpapp02
Fiqhmuamalah 100506042611-phpapp02Hamzah Robbani
 
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 10
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 10Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 10
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 10Marhamah Saleh
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnisSyahru SH
 
Hukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalahHukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalahchaoru
 
Prinsip prinsip ekonomi islam
Prinsip   prinsip ekonomi islamPrinsip   prinsip ekonomi islam
Prinsip prinsip ekonomi islammateripptgc
 
elemen_haram_ribadanlain.ppt
elemen_haram_ribadanlain.pptelemen_haram_ribadanlain.ppt
elemen_haram_ribadanlain.pptAhmadShazzren
 
Elemen Haram dalam kewangan Islam (Riba, Gharar, Maisir)
Elemen Haram dalam kewangan Islam (Riba, Gharar, Maisir)Elemen Haram dalam kewangan Islam (Riba, Gharar, Maisir)
Elemen Haram dalam kewangan Islam (Riba, Gharar, Maisir)DrWanMohammedSallamW
 

Similar to dokumen.tips_fiqih-muamalah-lengkap.ppt (20)

Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
 
Akad - Kaidah Fiqih.pptx
Akad - Kaidah Fiqih.pptxAkad - Kaidah Fiqih.pptx
Akad - Kaidah Fiqih.pptx
 
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
 
Ppt fiqh 2
Ppt fiqh 2Ppt fiqh 2
Ppt fiqh 2
 
Pres agama
Pres agamaPres agama
Pres agama
 
bahan tugas Kelompok 10 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 10 ushul fiqh ekonomi islambahan tugas Kelompok 10 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 10 ushul fiqh ekonomi islam
 
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariahSistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
 
4.1. akad dalam asuransi syariah
4.1. akad dalam asuransi syariah4.1. akad dalam asuransi syariah
4.1. akad dalam asuransi syariah
 
Milenial-Bangga-Syariah-Muyasaroh.pptx
Milenial-Bangga-Syariah-Muyasaroh.pptxMilenial-Bangga-Syariah-Muyasaroh.pptx
Milenial-Bangga-Syariah-Muyasaroh.pptx
 
2963059.ppt
2963059.ppt2963059.ppt
2963059.ppt
 
Rangkuman Fiqh Muamalah
Rangkuman Fiqh MuamalahRangkuman Fiqh Muamalah
Rangkuman Fiqh Muamalah
 
Fiqhmuamalah 100506042611-phpapp02
Fiqhmuamalah 100506042611-phpapp02Fiqhmuamalah 100506042611-phpapp02
Fiqhmuamalah 100506042611-phpapp02
 
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 10
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 10Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 10
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 10
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11
Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11
Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11
 
Hukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalahHukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalah
 
Prinsip prinsip ekonomi islam
Prinsip   prinsip ekonomi islamPrinsip   prinsip ekonomi islam
Prinsip prinsip ekonomi islam
 
KERJA KURSUS GPI 1083
KERJA KURSUS GPI 1083KERJA KURSUS GPI 1083
KERJA KURSUS GPI 1083
 
elemen_haram_ribadanlain.ppt
elemen_haram_ribadanlain.pptelemen_haram_ribadanlain.ppt
elemen_haram_ribadanlain.ppt
 
Elemen Haram dalam kewangan Islam (Riba, Gharar, Maisir)
Elemen Haram dalam kewangan Islam (Riba, Gharar, Maisir)Elemen Haram dalam kewangan Islam (Riba, Gharar, Maisir)
Elemen Haram dalam kewangan Islam (Riba, Gharar, Maisir)
 

Recently uploaded

Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxSintaDosi
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkajaunikbetslotbankmaybank
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...FORTRESS
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesialangkahgontay88
 
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaksmkpelayarandemak1
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxFORTRESS
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxMuhammadDidikJasaGb
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"HaseebBashir5
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manManajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manrasyidakhdaniyal10
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptxerlyndakasim2
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerHaseebBashir5
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...FORTRESS
 

Recently uploaded (20)

Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manManajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
 

dokumen.tips_fiqih-muamalah-lengkap.ppt

  • 1. ‫اإلسالمي‬ ‫الفقـه‬ ‫فى‬ ‫العـقـد‬ ‫نظـرية‬ ‫عن‬ ‫نبذة‬ Falsafah Akad Dalam Fiqih Islam
  • 2. DIENUL ISLAM ‫اإلسالمي‬ ‫الدين‬ Risalah : •Ahkam •Qudwah Tauhid : •Rububiyah •Uluhiyah •Asma’ wa Sifat Ibadah Munakahah Jinayah Muamalah Transaksi AQAD •Hablumminallah •Hablumminannas •Hablumminal’alam Amaliyah Aqidah Syariah QUR’AN & SUNNAH Akhlaq Fiqh
  • 3. ISLAMIC LEGAL FRAMEWORK THE QUR’AN & SUNNAH Twin Sources USUL FIQIH Methodology FIQIH Out Put QAWAID FIQHIYAH Guidelines & Milestones Source of Believe, Law & Values (Aqidah, Syariah, Akhlaq) Arabic Grammar And Lexicon Innovation of Products to Suit Modern Demand. Basic Principle: Contracts & Condition are Permissible Science of Qur’an Science of Sunnah History of Islamic Legal Development Comparative Study Of Fiqh Schools Classic & Contemporary Understanding and Reasoning Exercise of Esteemed Jurists Towards the Twin Sources Al-Quran and As-Sunnah
  • 4. PEMENUHAN HUMAN NEEDS YANG ALAMIAH Disajikan alam jagat raya yang “tidak terbatas” (Space Conscious) Diberikan waktu yang sangat terbatas (Time Conscious) WAHYU ‫والسنة‬ ‫القران‬ IQRA Science & Technology Proses Ekonomi Proses Produksi Strive & Dynamic Energetic, Innovative Hard Worker Proses Konsumsi Moderate Self Restrains ______________________________________ ARB/ANA/ANU/MUAMALAT INSTITUTE/0901
  • 5. ALLAH TA’ALA PEMILIK MUTLAK SEMUA HARTA 1 HALAL-HARAM DALAM KEPEMILIKAN (OWNERSHIP) 2 AL-INFAQ (SPENDING) DAN AL-KASB (EARNING) 3 AL-MASALIH DAN AL-MAFASID ( ‫الرسول‬ ‫قال‬ : ‫ضرار‬ ‫وال‬ ‫ضرر‬ ‫ال‬ ) 4 MUTUAL FREE CONSENT ‫منكم‬ ‫تراض‬ ‫عن‬ ( ‫النساء‬ 4/4 ) 5 MABRUR TRANSACTION (BAI’ MABRUR) 6 PRINSIP MUAMALAH MALIYAH ‫المالية‬ ‫المعاملة‬ ‫مبادئ‬
  • 6. ‫يـدل‬ ‫حتى‬ ‫اإلبـاحــة‬ ‫األشـيآء‬ ‫فى‬ ‫األصـل‬ ‫التحريم‬ ‫على‬ ‫الـدلـيل‬ ( ‫األشباه‬ 1/33 ) Artinya: “Menurut ketentuan asal bahwa segala sesuatu itu dibolehkan selagi belum ada dalil yang mengharamkannya.” (Imam Suyuthi, Al Asybah Wa an Nazair, 1/33)
  • 8. DIVISION OF MASLAHAH Protection of Basic Five Principles ‫الخـمـس‬ ‫الضـروريات‬ Faith Life Intellect Lineage Property PERSPECTIVE OF SYARIAH FOUR BASIC PRINCIPLES (APPLICATION) PERSPECTIVE LEGAL FORCE PERSPECTIVE ITS SCOPE PERSPECTIVE CONSTANT & VARIABLE FUNCTION OF MASLAHAH 1 2 3 4 5 6
  • 9. AKAD menurut TUJUAN Tijari ‫تـجـاري‬ Dimasudkan untuk Mencari dan Mendapatkan Keuntungan dimana Rukun dan Syarat telah terpenuhi AKAD menurut KEABSAHANNYA Sahih ‫صحيح‬ (Valid) Memenuhi semua RUKUN & SYARAT Bathal ‫باطل‬ (Void) Salah satu RUKUN tidak Terpenuhi, otomatis SYARAT-nya juga Tidak terpenuhi Fasid ‫فاسـد‬ (Voidable) Semua RUKUN terpenuhi, namun ada SYARAT yang Tidak dipenuhi Tabarru’ ‫تـبـرع‬ Dimasudkan untuk menolong dan murni semata-mata mengharap Ridha dan Pahala dari Allah Ta’ala
  • 10. AKAD Dari sisi: PELAKSANAANYA AKAD Dari sisi: KEKUATANNYA AKAD NAFIZ ‫نـافـذ‬ ‫عـقـد‬ Lengkap Rukun & Syarat dapat Langsung dieksekusi AKAD MAUWQUF ‫موقـوف‬ ‫عـقـد‬ Lengkap Rukunnya, namun Ada Syaraat yang terganggu Seperti: tdk memenuhi legal capacity, Tdk memiki otoritas, Ada hak orang lain pada objek AKAD LAZIM ‫الزم‬ ‫عـقـد‬ Salah seorang dari kedua pihak Tidak Memiliki hak fasakh tanpa Persetujuan pihak lain Con: Jual-beli, Ijarah, Muzaraah dst AKAD GHAYR LAZIM ‫الزم‬ ‫غيـر‬ ‫عـقـد‬ Salah seorang dari kedua Belah pihak boleh memfasakh Akad tanpa persetujuan Pihak lainnya. Con: Wakalah, Wadiah, Ariyah dll
  • 11. RUKUN AKAD ‫العـقـد‬ ‫أركـان‬ Ma’qud ‘Alayh (Subject Matters) Barang (Goods) dan Harga (Price) •Aqil (Sound Mind) •Baligh (Mature) •Mengerti konsekuensi akad yang sedang dilaksanakannya •Niat (Intention)menurut sebagian Ulama •Jelas (Clarity) •Ijab & Qabul bersesuaian (Corresponding) •Ijab & Qabul bersambung (Connection)/Ittihad al-Majlis •Halal (Lawful) •Jelas Jenisnya (Quality) •Jumlah (Quantity) •Waktu Penyerahannya (Time of Delivery) •Berharga (Valuable) •Dapat diserahterimakan SYARAT RUKUN ‫األركـان‬ ‫شـروط‬ ‘Aqidan (Two Contracting Parties) Sighat (Ijab & Qabul) (Offer and Acceptance)
  • 12. BERAKHIRN YA KONTRAK Terpenuhi Isi Kontrak (Tahqiq al-Gharadh) Tidak Adanya Izin dari Yang berwenang (adam al-Ijazah liman lahu al- wilayah) Hak Memilih (Khiyar) Pemutusan Kontrak (Faskh) Akad Fasad (Sifat rusak) Kematian (al-Maut) Kesepakatan pembatalan karena penyesalan (Iqalah) Tidak Terpenuhinya Kontrak (Adam al-Tanfidh) Kesepakatan kedua belah pihak (Ittifaqy) Keputusan Pengadilan (Qadhai) Pustus dg sendirinya (Infisakh) Isi Kontrak Mustahil Terlaksana (Istihalah al-tanfidh)
  • 13. MAJELIS (Hak Pilih Ketika Masih Dalam Satu Majkis) RU’YAH (hak pilih untuk melihat obyek yang ketika terjadinya kontrak pembeli belum bisa melihat ) ‘AIB (hak pilih ketika ditemukan adanya cacat) SYARTH (hak pilih yang digantungkan pada syarat) TA’YIN (hak menentukan barang yang menjadi obyek jual-beli ) KHIYA R
  • 14. JENIS-JENIS AKAD PERTUKARAN TITIPAN PERCAMPURAN MEMBERI KEPERCAYAAN MEMBERI IZIN YAD AMANAH JUAL BELI YAD DHAMANAH Perbandingan Harga Jual & Harga Beli Musawamah Tauliyah Murabahah Muwadhaah Berdasarkan Barang Pengganti Muqayadhah Mutlaq Sharf Ijarah (Usufruct) Waktu Penyerahan Barang/Dana Bai’ Bi Thaman Ajil Bai’ Salam Bai’ Isthisna Bai’ Istijrar Syarikah Amlak Amlak Jabr Amlak Ikhtiar Syarikah Uqud Inan Mufawadah Wujuh Abdan MUSYARAKAH MUDHARABAH MUZARA’AH (Hasil Panen) KAFALAH (GUARANTEE) HIWALAH (Anjak Piutang) JU’ALAH (Imbalan) Mutlaqah Muqayyadah WADIAH WAKALAH MUSAQAAT (Hasil Panen)
  • 15. AQAD-AQAD MUAMALAH MALIYAH ‫المالية‬ ‫المعاملة‬ ‫عـقـود‬ TIJARI (Komersil) TABARRU’ (Tolong menolong) Syirkah (Bagi Hasil) Bai’ (Jual Beli) Ijarah (Sewa) Ju’alah (Imbalan) Ijarah Jasa Ijarah wa Iqtina Benda Salam Murabahah/BBA Isthisna Sharf Bai’ Mutlaq Dhamanah Amanah Wakalah Kafalah Hawalah Rahn Qard Wadiah Mudharabah Muqayyadah Musyarakah Mutlaqah Muzara’ah Musaqot
  • 16. Maysir Tanpa akad/melalui permainan Gharar Memakai akad namun tidak jelas Riba Tambahan yang men-zhalim-i Bathil Usaha-usaha maksiat Najash Permainan harga melalui berpura-pura menawar Ihtikar Permainan harga dengan cara menimbun Ghish Menyembunyikan informasi tentang barang/jasa Tadlis Mengambil keuntungan dg cara mencampur aduk Bai’ al Mudhthar Harga dimainkan akibat emergency (eksploitasi) Ikrah Harga dimainkan dg tekanan/paksaan Ghabn Over Pricing Wahyu Allah SWT : “Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu” ( QS. Ar Rahmaan : 09) Falsafah : Imam Ghazali dalam Al Arba’in fi Ushuluddin menegaskan wajibnya mengikuti Sunnah Nabi secara menyeluruh demi merealisasikan Law of Balance (At-Tawaazun)
  • 17. MAYSIR ‫الميسر‬ Semua bentuk perpidahan harta ataupun barang dari satu pihak kepada pihak lain tanpa melalui jalur akad yang telah digariskan Syariah, namun perpindahan itu terjadi melalui permainan, seperti taruhan uang pada permainan kartu, pertandingan sepak bola, pacuan kuda, pacuan greyhound dan seumpamanya. Mengapa dilarang? Karena (1) permainan bukan cara untuk mendapatkan harta/keuntungan (2) menghilangkan keredhaan dan menimbulkan kebencian/dendam (3) tidak sesuai dengan fitrah insani yang berakal dan disuruh bekerja untuk dunia dan akhirat.
  • 18. Sesuatu yang tidak jelas dan tidak dapat dijamin atau dipastikan kewujudannya secara matematis dan rasional baik itu menyangkut barang (goods), harga (price) ataupun waktu pembayaran uang/penyerahan barang (time of delivery). Contohnya: jual beli mangga yang masih pentil dan berada di pohonnya, karena pihak pembeli tidak dapat memastikan berapa banyak buah mangga masak yang nanti berhasil di panennya dan kapan buah-buah tersebut dapat di panen. Juga: masuk ke kolam pancing dengan membayar sejumlah uang tertentu yang tidak jelas peruntukannya, apakah bayaran atas servis tempat atau juga untuk ikan yang berhasil ditangkap si pemancing. Kecuali bila hal itu semua dijelaskan secara rinci di muka. GHARAR ‫الغــرر‬
  • 19. RIBA ‫الربــا‬ Riba: Pertukaran sesama barang ribawi dengan kadar yang berbeda. Perbedaan itulah yang disebut riba. Akad pinjam meminjam dimana si pemilik dana memberi syarat kepada si peminjam untuk membayar lebih dari jumlah uang yang dipinjamkan, sehingga dengan cara ini si pemilik dana dapat menangguk tambahan uang atas dana yang dipinjamkan tanpa harus bersusah payah berniaga untuk mendapat keuntungan atau bekerja untuk mendapatkan upah. Unsur pemerasan dan ketidak adilan sangat jelas dapat dilihat dan dirasakan dalam akad pinjam meminjam ribawi ini.
  • 20. BATHIL ‫الباطـل‬ Akad jual beli ataupun kemitraan untuk mendapatkan keuntungan ataupun penghasilan, namun barang yang diperdagangkan ataupun projek yang dikerjakan adalah jenis barang atau kegiatan yang bertentangan dengan prinsip- prinsip Syariah seperti kemitraan untuk memproduksi narkotika yang dipasarkan untuk umum ataupun mendirikan usaha casino atau cabaret tempat dansa-dansi. Meski transaksinya melengkapi semua rukun dan syarat, namun tetap dinyatakan tidak sah secara hukum dan agama (diyanatan wa Qadaan). ‫وقـضـاء‬ ‫ديـانـة‬
  • 21. GHABN ‫الغـبن‬ Ghabn: adalah dimana si penjual memberikan tawaran harga diatas rata-rata harga pasar (market price) tanpa disadari olehpihak pembeli. Ghabn ada dua jenis yakni: Ghabn Qalil (Negligible) dan Ghabn Fahish (Excessive). Ghabn Qalil: adalah jenis perbedaan harga barang yang tidak terlalu jauh antara harga pasar dan harga penawaran dan masih dalam kategori yang dapat dimaklumi oleh pihak pembeli. Ghabn Fahish adalah perbedaan harga penawaran dan harga pasar yang cukup jauh bedanya. Dr. Anas az Zarqa mengatakan: 5% untuk barang keperluan harian, 10% untuk harga hewan ternak dan 20% untuk harga property (rumah dan bangunan).
  • 22. NAJASH ‫النـجـش‬ Dimana sekelompok orang bersepakat dan bertindak secara berpura-pura menawar barang dipasar dengan tujuan untuk menjebak orang lain agar ikut dalam proses tawar menawar tersebut sehingga orang ketiga ini akhirnya membeli barang dengan harga yang jauh lebih mahal dari harga sebenarnya. Larangan Rasul saw: “..Janganlah kamu meminang seorang gadis yang telah dipinang saudaramu, dan jangan menawar barang yang sedang dalam penawaran saudaramu; dan janganlah kamu bertindak berpura-pura menawar untuk menaikkan harga..”
  • 23. IKRAH ‫اإلكـراه‬ Segala bentuk tekanan dan pemaksaan dari salah satu pihak untuk melakukan suatu akad tertentu sehingga menghapus komponen mutual free consent. Jenis pemaksaan dapat berupa acaman fisik atau memanfaatkan keadaan seseorang yang sedang butuh atau the state of emergency. Imam Ibnu Taimiyah ra mengatakan bahwa dalam keadaan darurat (state of emergency) seseorang yang memilik stock barang yang dibutuhkan orang banyak harus diperintahkan untuk menjualnya dengan harga pasar, jika dia enggan melakukannya pihak berkuasa dapat memaksanya untuk melakukan hal tersebut demi menyelamatkan nyawa orang banyak. (Majmu al Fatawa, vol. 29 hal.300).
  • 24. IHTIKAR ‫اإلحـتـكـار‬ Adalah menumpuk-numpuk barang ataupun jasa yang diperlukan masyarakat dan kemudian si pelaku mengeluarkannya sedikit-sedikit dengan harga jual yang lebih mahal dari harga biasanya dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan lebih cepat dan banyak. Para ulama tidak membatasi jenis barang dan jasa yang ditumpuk tersebut asalkan itu termasuk dalam kebutuhan essential, maka Ihtikar adalah dilarang. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang menimbun (barang & jasa kebutuhan pokok) maka telah melakukan suatu kesalahan.”
  • 25. GHISH ‫الغـش‬ Withholding Relevant Information. Menyembunyikan fakta- fakta yang seharusnya diketahui oleh pihak yang terkait dalam akad sehingga mereka dapat melakukan kehati- hatian (prudent) dalam melindungi kepentingannya sebelum terjadi transaksi yang mengikat. Dalam Common Law akad seperti ini dikenal dengan sebutan Akad Uberrime Fidae Contract dimana semua jenis informasi yang seharusnya diketahui oleh pelanggan sama sekali tidak boleh disembunyikan. Jika ada salah satu informasi berkenaan dengan subject matter akad tidak disampaikan, maka pihak pembeli dapat memilih opsi membatalkan transaksi tersebut.
  • 26. BAY’ AL MUDTARR ‫المـضـطـر‬ ‫بـيـع‬ Adalah jual beli dan pertukaran dimana salah satu pihak dalam keadaan sangat memerlukan (in the state of emergency) sehingga sangat mungkin terjadi eksploitasi oleh pihak yang kuat sehingga terjadi transaksi yang hanya menguntungkan sebelah pihak dan merugikan pihak lainnya. Jual butuh: adalah merupakan contoh klasik yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat sehingga pihak penjual – karena sangat memerlukan uang cash – terpaksa harus menjual asetnya dengan harga yang jauh dari harga pasar. Sangat dikuatirkan bahwa unsur kerelaan dalam transaksi seperti ini tidak wujud pada pihak penjual sehingga tidak mencerminkan transaksi ‘An Taradin Minkum’ ‫رنرا‬ ‫عنن‬ ‫منكم‬ yang sesuai dengan prinsip Syariah.
  • 27. TADLIS ‫التدليس‬ Tadlis: adalah tindakan seorang peniaga yang sengaja mencampur barang yang berkualitas baik dengan barang yang sama berkualitas buruk demi untuk memberatkan timbangan dan mendapat keuntungan lebih banyak Tindakan “oplos” yang hari ini banyak dilakukan termasuk kedalam kategori tindakan tadlis ini. Rasullah saw sering melakukan ‘inspeksi mendadak’ ke pasar-pasar untuk memastikan kejujuran para pelaku pasar dan menghindari konsumen dari kerugian.
  • 28. JUAL BELI YANG DILARANG DALAM ISLAM (Fiqh Islami Wa Adillatuh, vol.4, p.500) 1. Sebab Legal Capacity: (Baligh, Aqil, Free Consent, Legally Permitted) (a). Bay’ al Majnun (Jual Beli Orang Gila, Pingsan, Mabuk dan Sedang Fly karena obat narkotika) (b). Bay’ al Shabiy (Jual Beli Anak Kecil yang belum Mumayyiz/Minor. Tidak Sah menurut Syafii dan Maliki dan Mauquf menurut Hanafi. Sesuai keterangan Surah an-Nisa 4:6) (c). Bay’ al A’ma (Jual Beli Orang Buta. Hukumnya Sah menurut Jumhur jika objek disebut dengan sempurna karena dianggap dinaggap sudah ada ridho; tidak Sah menurut Syafii karena tidak dapat membedakan antara yang baik dengan yang buruk, maka seolah objek transaksi majhul). (d). Bay’ al Mukrah (Jual Beli Orang Terpaksa atau dipaksa. Menurut Hanafi Mauquf; dan tidak mengikat menurut Maliki sehingga dia (penjual/pembeli) memiliki hak Khiyar untuk membatalkan ataupun meneruskan transaksi). (e). Bay’ al Fuduli (Jual Beli Wakil Secara Lebih; Hukumnya Sahih Mauquf atas izin pemilik sebenarnya menurut pendapat Maliki dan Hanafi; Sayafii dan Hanbali mengatakan tidak sah, karena dia bukan sebagai pemilik sebenarnya dan tidak sah seseorang menjual sesuatu yang bukan miliknya). (f). Bay’ al Mahjur ‘Alayh (Jual Beli Orang Sakit, Muflis, Safih) (g). Bay’ al Mulja (Jual Beli Orang yang takut hartanya dirampas orang).
  • 29. Macam-Macam Bay’ al Gharar al Fahish 1. Sukar diserahterimakan. Onta yang melarikan diri; jual janin tanpa menjual induknya; jual beli habl al hablah janin yang belum dilahirkan dan madhamin yaitu jual beli anak yang masih dalam benih induk pejantannya. 2. Tidak diketahui harga atau barangnya. Saya jual kepada anda barang yang ada dalam karung ini. 3. Tidak diketahui sifat barangnya. Saya jual salah satu baju yang ada di rumah saya. 4. Kualitas barang dan kuantitas harga tidak jelas. Saya membeli barang ini dengan harga sekarang. 5. Tidak diketahui tempo pelaksanaannya. Saya jual kepada anda barang ini jika Zayid telah datang. 6. Dua penjualan dalam satu penjualan. Menjual satu barang dengan salah satu dari dua harga. Saya jual baju ini Rp100,- kontan atau Rp200,- tangguh, kemudian serta merta transaksi itu mengikat tanpa pilihan salah satu dari keduanya. 7. Jual beli dari seseorang yang tidak dapat dijamin keselamatannya, seperti dari orang sakit yang dalam pertandingan. 8. Bay’ al Hasha’ yakni jual beli tongkat yang ditangan, jika jatuh maka jual beli mengikat. 9. Bay’ al Munabazah. Saling melempar pakaian antara A dan B, ketika barang dilempar maka jual beli mengikat. 10. Bay al Mulamasah. Mana barang yang disentuh, maka terjadi jual beli
  • 30. 2. Sebab “SHIGHAT” a. Bay’ al Mu’athot=Ambil Bayar (Cash and Carry) b. Bay’ Bil Murasalah atau Rasul=Melalui Surat atau Agent c. Jual Beli Orang Bisu melalui isyarat yang dimengerti d. Jual Beli dengan orang yang absen dari majlis aqad e. Jual Beli yang tidak sesuai dengan ijab-qabul 3. Sebab “MA’QUD ‘ALAYH” a. Bay’ al Ma’dum: Madhamin, Malaqih, Habl Hablah b. Bay’ Ma’juz al Taslim (Sukar diserah terimakan): burung di udara; ikan dlm air c. Bay’ al Kali bil Kali (Bay’ al Dayn Nasiatan) d. Bay’ al Gharar Ghayr al Yasir (al Fahish) e. Jual beli Najis atau Mutanajjis f. Jual beli air. Sah yang dimiliki dan berada dalam tempat terpelihara. Zahiriah: jual beli air sama sekali tidak dibolehkan g. Bay’ al Majhul. Jahalah Fahishah dalam objek, harta waktu penyerahan
  • 31. h. Jual beli objek yang tidak ada di majlis akad atau tidak dapat dilihat. Pembeli memiliki hak khiyar al ru’yah. Jual beli dengan menyebut sifat ada lima syarat: (1). Objek berada terlalu jauh seperti Andalusia atau Afrika (2). Objek berada terlalu dekat dengan pihak bertransaksi (3). Penyebut sifat barang harus orang lain bukan penjual (4). Semua sifat yang berhubungan dengan barang harus disebut (5). Penjual tidak boleh meminta pembayaran kontan kecuali jika objeknya pasti tidak ada berubah seperti tanah dan bangunan. Jika sifat-sifat ternyata sesuai dengan objeknya, maka transaksi mengikat dan jika tidak pembeli memiliki hak khiyar. i. Jual sesuatu yang belum diterima (di pegang tangan). Sesuatu yang dapat dipindahkan tidak sah dijual sebelum diterima tangan. j. Jual Buah atau Tanaman yang belum tampak atau tumbuh karena masuk dalam kategori ma’dum. Apabila sudah tampak atau tumbuh namun dengan syarat dibiarkan sampai masak atau besar, maka tidak sah dan fasid menurut Hanafi, batil menurut jumhur. Apabila langsung dipetik atau dituai, maka sah menurut ijma ulama. Bila buah sudah masak, maka boleh jual belinya meski tidak langsung dipetik.
  • 32. 4. Jual Beli Dilarang: Karena Sifat, Syarat atau Larangan Syariat. (1). Jual Beli ‘Urbun (Dengan Uang Muka). Jika tidak terjadi transaksi, maka uang muka tidak akan dikembalikan kepada calon pembeli. Fasid menurut Hanafi; Batil menurut Syafii dan Maliki. Jika uang muka dikembalikan, maka boleh menurut jumhur. (2). Jual Beli ‘Aynah. Yaitu dua pihak yang seolah melakukan jual beli, namun sebenarnya hanya untuk mendapatkan “uang cash” bagi pihak pertama, dan “tambahan pengembalian” bagi pihak kedua, bukan tujuan untuk mendapatkan barang (objek transaksi). (3). Jual Beli Ribawi, Baik Riba Nasiah ataupun Riba Fadl (4). Jual Beli Barnag Haram seperti Khamar, Khinzir, Bangkai, Patung dan seumpamanya karena larangan Rasulullah saw dalam hadis riwayat Imam Bukhari. (5) Jual Beli Orang Kota dengan Orang Pedalaman yang belum mengetahui keadaan harga barang di kota. Larangan Nabi saw: “Biarkanlah orang melakukan transaksi jual beli dengan bebas, sehingga memberikan rizki kepada sebagian mereka melalui sebagian yang lain.” (Naylul Awtar, 5/164).
  • 33. (6). Talaqqi al-Rukban. Menjumpai rombongan atau kafilah pembawa barang perniagaan dan membelinya di tengah jalan sebelum sampai di pasar. Hak ini dilarang Rasulullah saw, sesuai sabdanya: “Janganlah kalian menjumpai rombongan di tengah jalan dan membeli barang mereka, dan janganlah pula orang kota memborong barang dari orang pedalaman (sebelum sampai di pasar).” (Naylul Awtar, 5/164). Larangan ini tidaklah menjadikan transaksi yang terjadi hukumnya fasad, karena bisa menjadi sah jika sudah dilakukan khiyar al-ghabn, seperti dilanjutkan Rasul saw dalam hadisnya: “..Maka pemilik barang dalam transaksi tersebut berhak mendapatkan khiyar (opsi) jika mereka telah sampai di pasar.” (7). Jual beli Haadirun Libadin : Jual beli dimana datang membawa barang yang ingin dijual dengan harga cash, kemudian datang orang untuk membeli dengan harga yang lebih tinggi tetapi dengan harga kredit. (8) Jual beli Muzabanah : Jual beli barang yang masih basah ditukar dengan yang kering dengan timbangan dan takaran yang sama. Contoh : jual kurma basah dengan kurma kering dengan timbangan yang sama. (9) Jual Beli An-Najash. Dengan kesepakan penjual, seseorang menawar harga barang yang didisplay dengan harga lebih tinggi untuk menjebak pihak ketiga yang berada di sekitar tempat tersebut sehingga penjual akan mendapat margin yang lebih tinggi. Hukumnya, menurut jumhur ulama, adalah sah namun penjualnya berdosa dan pihak pembeli berhak mendapatkan hak khiyar al-ghabn. Adapun jual beli MUzayadah (Lelang) secara terus terang adalah dibolehkan, karena tidak ada pihak yang dijebak dan dirugikan. (10). Jual Beli Waktu Azan Jumat Dikumandangkan. Hukumnya Makruh Tahrim menurut Hanafi dan Sahih namun Haram menurut Syafii. Batal (Fasakh) menurut Maliki; Tidak Sah menurut Hanbali. (11). Jual Anggur Untuk Diproduksi Jadi Minuman Keras. Hukumnya sahih makruh sepanjang memenuhi rukun dan syaratnya, namun pelakunya berdosa karena nawaitu yang salah. Contoh lain: menjual senjata yang akan digunakan untuk mencelakakan orang lain; menjual jaring untuk menangkap hewan di tanah haram waktu haji; menjual kayu untuk dijadikan sebagai patung atau benda permainan lainnya yang tidak bermanfaat.
  • 34. (12). Jual Beli Ibu (Induk) dipisahkan dari anaknya yang masih kecil. Larangan Rasulullah saw untuk menjual ibu (hamba sahaya) secara dipisahkan dari putra atau putrinya yang masih kecil. Rasul saw bersabda: “Barangsiapa yang memisahkan antara ibu dengan anaknya, maka Allah akan pisahkan dia dari kekasihnya pada hari kiamat.” (HR Ahmad dan Tirmizi dari Abu Ayyub ra/Naylul Awtar, 5/161). (13). Jual Beli atas belian orang lain. Misalnya sudah terjadi transaksi jual beli yang mengandung hak khiyar untuk pembeli, kemudian dalam masa khiyar tersebut datang orang ketiga dan berkata kepada pembeli: “batalkan transaksi anda, dan saya akan menjual barang serupa dengan harga yang lebih murah; atau dengan barang yang lebih baik” Atau Pembelian atas Pembelian. Orang ketiga datang kepada penjual dan berkata: “Batalkan transaksi anda dengan orang kedua, dan saya akan membeli dengan harga yang lebih tinggi. Atau Penawaran atas Penawaran, meskipun kedua belah pihak belum melakukan akan. Hukumnya adalah haram dan yang melakukannya menanggung dosa karena larangan Nabi saw: “Janganlah kamu membeli atas belian saudaramu.” (HR Ahmad dari Ibnu Umar ra/Naylul Awtar, 5/167). (14). Jual Beli Bersyarat. Jual beli fasid hukumnya jika disertai dengan syarat fasid pula dan syarat tersebut tidak sejalan dengan tuntutan akad dan tidak dianjurkan syariat, juga tidak biasa dilakukan orang, namun syarat tersebut hanya memberi manfaat untuk salah satu pihak saja. Contoh seseorang membeli bahan kain dengan syarat dijahitkan oleh penjual menjadi baju. (15). Mengumpulkan Akad Jual Beli dengan salah satu dari enam akad berikut: Ju’alah, Sharf, Musaqat, Syarikat, Nikah dan Qiradh (Mudharabah).
  • 35. ‫الرحيم‬ ‫الرحمن‬ ‫هللا‬ ‫بسم‬ ‫الرسول‬ ‫قال‬ : ِ‫ان‬َ‫م‬َّ‫ض‬‫ال‬ِ‫ب‬ ُ‫ج‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫خ‬‫ال‬ ( ،‫ماجه‬ ‫ابن‬ ‫صحيح‬ 3/753 ) Sabda Rasulullah saw: “Pendapatan sesuai dengan tanggungan resiko”. (Imam Ibnu Majah, 3/753)
  • 37. Definisi “Riba” dari segi istilah bahasa sama dengan “Ziyadah” artinya tambahan. Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok (modal) secara bathil. Pertukaran sesama barang ribawi dengan kadar yang berbeda melahirkan riba. Terdapat perbedaan pendapat dalam menjelaskan riba. Secara umum Riba adalah penambahan terhadap hutang. Maknanya: Setiap penambahan pada hutang baik kwalitas ataupun kwantitas, baik banyak ataupun sedikit, adalah riba yang diharamkan. Landasannya Al Quran Surat An-Nisa ( 4 ) ayat 29 yang berarti : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil”. Adapun yang dimaksud dengan jalan yang bathil dalam hal ini yaitu pengambilan tambahan dari modal pokok tanpa ada imbalan pengganti (kompensasi) yang dapat dibenarkan oleh Syar’ie. Riba
  • 38. Gambaran Terjadinya Riba Jenis Transaksi Jual Beli Pinjaman Beli Jual Kelebiha n Ket. Pinjam Kembali Kelebiha n Ket. 100.000 120.00 0 20.000 Laba 100.00 0 120.00 0 20.000 Riba
  • 39. Jenis-jenis 1. Secara garis besar Riba terbagi kepada dua bagian, yaitu: Riba Hutang Piutang dan Riba Jual Beli. 1. Riba Hutang Piutang 1. Riba Qord ‫القرض‬ ‫ربا‬ 2. Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang (Muqtaridh) 3. Riba Jahiliyyah ‫الجاهلية‬ ‫ربا‬ 4. Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan Riba
  • 40. • Riba Jual Beli • Riba Fadhl ‫الفضل‬ ‫ربا‬ • Pertukaran antar barang-barang sejenis dengan kadar/takaran yang berbeda dan barang yang dipertukarkan termsuk dalam jenis “barang ribawi”. • Riba Nasi’ah ‫النسيئة‬ ‫ربا‬ • Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi dengan jenis barang ribawi lainnya. Jenis-jenis Riba
  • 41. ILLAT(‫)عـلة‬ (Alasan) Pelarangan Riba Menurut Berbagai Madzhab Persoala n Hanafi Maliki Syafi’i Hambali Riba Fadhl Kadar (ditimbang atau ditakar) dan kesatuan jenis Sebagai bahan makanan. Untuk emas dan perak karena tsumuniyyah sebagai pematok harga barang- barang. Untuk emas dan perak karena tsumuniyyah. Untuk lainnya karena berfungsi sebagai bahan makanan, buah-buahan dan untuk obat-obatan. Sebagian pengikutnya berpendapat seperti Hanafi. sebagian lagi seperti pendapat Syafi’iyah. dan sebagian lagi berkata selain dari emas dan perak, illatnya karena dapat dimakan. Riba Nasi’ah Salah satu dari dua illat riba fadhl Dapat dimakan Tsumuniyah Sama Barang Ribawi Lebih dari tujuh, asal dapat ditimbang, ditakar atau kesatuan Lebih dari tujuh asal dapat disimpan dan dimakan. Lebih dari tujuh asal sebagai makanan dan berfungsi sebagai Lebih dari tujuh Para Fuqoha sepakat bahwa riba diharamkan pada 7 barang yaitu emas, perak, burr, sya’ir, korma, anggur kering, dan garam. Namun mereka berselisih di luar dari tujuh barang tersebut.
  • 42. Bagi Hasil Bunga  Penentuan tingkat suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung  Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.  Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.  Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang “booming”.  Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama termasuk Islam. Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil  Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.  Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh  Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan sekiranya itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.  Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.  Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil.
  • 43.  Dalam keadaan-keadaan darurat sesuatu yang dilarang dibolehkan guna menyelamatkan nyawa  Hanya bunga yang berlipatganda saja yang dilarang, adapun suku bunga yang wajar dan tidak menzalimi diperkenankan  Bunga diberikan sebagai ganti rugi (opportunity cost) atas hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari pengolahan dana tersebut  Hanya kredit yang bersifat konsumtif saja yang pengambilan bunganya dilarang adapun yang produktif tidak demikian  Uang dapat dianggap sebagai komoditi sebagaimana barang-barang lainnya oleh karena itu dapat disewakan dan diambil upah atasnya 9 Alasan Yang Mengatakan Interest Bukan Riba
  • 44. Bunga diberikan untuk mengimbangi laju inflasi yang mengakibatkan menyusutnya nilai uang Bunga diberikan atas dasar abstinence Sejumlah uang pada masa kini mempunyai nilai yang lebih tinggi dari jumlah yang sama pada suatu masa nanti. Oleh karena itu bunga diberikan untuk mengimbangi penurunan nilai ini Bank, demikian juga Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) sebagai lembaga hukum tidak termasuk teritorial hukum taklif 9 Alasan Yang Mengatakan Interest Bukan Riba
  • 45. Diskusi ( 1 ) Darurat Pembahasan yang jelas akan pengertian darurat yang dinyatakan oleh syara dan bukan pengertian sehari-hari akan istilah ini Pembatasan yang pasti akan pengambilan dispensasi darurat ini, sesuai dengan metodologi usul fiqh. Terutama penerapan Al Qawaid Al Fiqhiah seputar kadar darurat. 9 Alasan
  • 46. Diskusi 9 Alasan ( 2 ) Berlipat Ganda Pemahaman kembali surat Ali Imran 130 secara cermat, mengkaitkannya dengan spirit ayat-ayat riba lainnya secara komprehensif, demikian juga fase-fase pelarangan riba secara menyeluruh Memahami secara mendalam makna mafhum mukhalafah dalam pemahaman teks-teks Qur’an & Sunnah, jenis-jenisnya, serta syarat- syarat pengambilan hukum daripadanya.
  • 47. Diskusi 9 Alasan ( 3 ) Opportunity Cost Menghilangkan asumsi sepihak dalam urusan Ganti Rugi dimana deposan secara dimuka mengharuskan keuntungan minimal dalam proyek debitur (paling minimal sama dengan suku bunga) Dimana hal ini tidak demikian manakala si deposan yaitu menangani sendiri proyeknya yaitu kemungkinan untung rugi dalam usaha Tidak menghilangkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari proyek dengan prinsip bagi hasil
  • 48. ( 4 ) Konsumtif - Produktif Dapat dipastikan bahwa imbalan produksi marginal dari dana senantiasa lebih besar dari suku bunga Dapatkah dipertahankan bahwa bentuk-bentuk kredit di jaman pra Islam adalah seluruhnya konsumtif mengingat luasnya jaringan perdagangan Arab dengan India dan Cina, yang memerlukan suplai produksi yang memadai dimana kredit untuk tujuan tersebut adalah suatu persyaratan utama Diskusi 9 Alasan
  • 49. Diskusi 9 Alasan ( 5 ) Uang sebagai komoditi  Memahami sifat-sifat khusus yang dimiliki uang dan kemungkinan penyamaannya dengan komoditi lain terutama kepercayaan masyarakat kepadanya dan daya tukar yang dimilikinya serta sanksi hukum atas penolakannya  Mendefinisikan kembali pengertian sewa terutama perbedaannya dari pinjam-meminjam  Kalau dalam keadaan normal (tidak ada inflasi), apakah uang seperti komoditi lainnya katakanlah rumah mengalami penyusutan nilai karena dipergunakan sehingga berhak atas sewa untuk mengimbangi penyusutan nilai tersebut  Sejauh mana bisa keluar dari Riba Al Fadl
  • 50. ( 6 ) Inflasi Memantau roda ekonomi dari atas dan bawah, dalam artian tidak hanya inflasi tetapi juga deflasi dimana perekonomian mengalami masa lesu yang memaksa produsen untuk menjual produksinya mendekati biaya produksi yang pada gilirannya akan menurunkan daya beli uang Tidak menghilangkan kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dari prinsip bagi hasil, yang tidak jarang melebihi tingkat inflasi Mengukur sejauh mana sifat-sifat yang dimiliki inflasi dapat dijadikan sebagai illah dalam Hukum dengan menggunakan standar syarar-syarat Illah yang telah menjadi konsesus dalam methodologi Ushul Fiqh Diskusi 9 Alasan
  • 51. ( 7 ) Abstinence Standar apa yang digunakan untuk mengukur unsur “Pengobatan” )dengan penundaan konsumsi( dari teori bunga Abstinence Seandainya standar telah didapatkan bagaimana menentukan suku yang “adil” bagi kedua belah pihak Dapatkah hal ini menjadi illah dalam Hukum sesuai dengan Rules of Games Ushul Fiqh ? Tidak menghilangkan kemungkinan laba dari investasi bagi hasil selama masih “penundaan”. Diskusi 9 Alasan
  • 52. ( 8 ) Time Preference Theory Menganalisa Filsafat Time Preference Theory yang menyatakan bahwa “saat ini lebih berharga dari masa yang akan datang”, bukankah setiap orang menabung dan belajar beranggapan bahwa hari depan harus lebih baik dari hari ini? Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari misalnya praktek asuransi dimana pemegang polis mengorbankan masa kini untuk kenyamanan masa depan. Diskusi 9 Alasan
  • 53. ( 9 ) Badan Hukum dan Hukum Taklif Apakah yang dimaksud dengan “Dela Personnalite Juridique ? Dari catatan sejarah apakah tidak pernah terjadi adanya suatu perkumpulan individu yang mendapatkan perizinan dari pihak yang berwenang untuk memberikan jasa-jasa tertentu, sebelum masa Rasulullah. Sehingga ketika ayat- ayat Riba turun ia berada di luar jangkauannya ? Apakah konsekuensi dari tidak termasuknya Badan Hukum dalam khitab Taklif berarti bebas dari segala tuntutan hukum ? Diskusi 9 Alasan
  • 54. 4 Larangan yang terdapat dalam Al Qur’an tidak diturunkan sekaligus melainkan secara bertahap Tahapan Pelarangan Riba Dalam Al Quran
  • 55. – Tahap Pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba pada zahirnya menolong mereka yang memerlukan sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada Allah SWT. Firman Allah SWT: “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia. Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya)” (QS. Ar Rum:39). 4 4 4Tahapan Pelarangan Riba Dalam Al Quran Tahapan Tahapan Pelarangan Riba Pelarangan Riba Dalam Dalam Al Al Quran Quran
  • 56. – Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk dan balasan yang keras kepada orang Yahudi yang memakan riba. Firman Allah SWT: “Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang- orang yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih” (QS. An-Nisa: 160-161). 4 4 4Tahapan Pelarangan Riba Dalam Al Quran Tahapan Tahapan Pelarangan Riba Pelarangan Riba Dalam Dalam Al Al Quran Quran
  • 57. – Tahap ketiga, riba itu diharamkan dengan dikaitkan kepada suatu tambahan yang berlipat ganda. Allah SWT. Berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” (QS. Ali Imran:130). Ahli-ahli tafsir Islam berpendapat bahwa berkaitan demikian disebabkan riba jenis tersebut adalah suatu yang banyak berlaku pada masa itu. 4 4 4Tahapan Pelarangan Riba Dalam Al Quran Tahapan Tahapan Pelarangan Riba Pelarangan Riba Dalam Dalam Al Al Quran Quran
  • 58. – Tahap akhir sekali, ayat riba diturunkan oleh Allah SWT. Yang dengan jelas sekali mengharamkan sebarang jenis tambahan yang diambil daripada pinjaman. Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya” 4 4 4Tahapan Pelarangan Riba Dalam Al Quran Tahapan Tahapan Pelarangan Riba Pelarangan Riba Dalam Dalam Al Al Quran Quran
  • 59. Larangan Riba Dalam Hadits • Hadits juga merupakan sumber rujukan, selain Al Qur’an, bagi umat Islam untuk mengesahkan atau mendapatkan keterangan lebih lanjut dari nash / teks peraturan yang telah digariskan Al Qur’an
  • 60.  Sekiranya mereka menerima, hal itu baik dan bagus. Penolakan berarti (tantangan untuk) perang. Hadits ini merupakan isi dari surat Rasulullah SAW kepada Itab bin Usaid, gubernur Mekkah, agar kaum Thaif tidak menuntut hutangnya (riba yang telah terjadi sebelum kedatangan Islam) dari Bani Mughirah.  Ingatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu, dan Dia pasti akan menghitung amalanmu. Allah telah melarang kamu mengambil riba, oleh karena itu, hutang akibat riba harus dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu. Kamu tidak akan menderita ataupun mengalami ketidakadilan. Hadits ini merupakan amanat terakhir Rasulullah SAW pada 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah. Larangan Riba Dalam Hadits Larangan Riba Larangan Riba Dalam Dalam Hadits Hadits
  • 61.  Diriwayatkan oleh Samura bin Jundab bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Malam tadi aku bermimpi, telah datang dua orang dan membawaku ke tanah suci. Dalam perjalanan, sampailah kami ke suatu sungai darah, di mana di dalamnya berdiri seorang laki-laki. Di pinggir sungai tersebut berdiri seorang laki-laki lain dengan batu di tangannya. Laki-laki yang di tengah sungai itu berusaha untuk keluar, tetapi laki- laki yang di pinggir sungai tadi melempari mulutnya dengan batu dan memaksanya kembali ke tempat asal. Aku bertanya, “Siapakah itu ?”, Aku diberitahu, bahwa laki-laki yang ditengah sungai itu ialah orang yang memakan riba”. (HR.Bukhari)  Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima riba, orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua orang saksinya, kemudian Beliau bersabda, “Mereka itu semuanya sama”. (HR.Muslim). Larangan Riba Dalam Hadits Larangan Riba Larangan Riba Dalam Dalam Hadits Hadits
  • 62. FATWA ULAMA KONTEMPORER TENTANG RIBA  Muktamar II Lembaga Riset Islam Al-Azhar Kairo, bulan Mei 1965 yg dihadiri oleh 35 negara Islam menyepakati beberapa hal diantaranya “Bunga dari semua jenis pinjaman hukumnya riba dan diharamkan  Rabithah Al-alam Al-islami: Bunga bank yang berlaku dalam perbankan konvensional adalah riba yang diharamkan (Keputusan No.6 Sidang ke-9, Mekkah 12 – 19 Rajab 1406 H)  Majma’ Fiqh Islamy, OKI: Setiap tambahan (bunga) atas hutang yang telah jatuh tempo dan orang yang berutang tidak mampu membayarnya, dan sebagai imbalan atas penundaan itu, demikian pula bunga (interest) atas pinjaman yang ditetapkan diawal perjanjian, maka kedua bentuk ini adalah Riba yang diharamkan dalam syari’at. (Keputusan No. 10 Majlis Majma’ Fiqh Islamy, Konferensi OKI II, 22-28 Desember 1985)
  • 63. PENDAPAT CENDIKIAWAN (FAILASUF) TENTANG RIBA  Plato (427-347 SM): Bunga merupakan alat eksploitasi kaum kaya terhadap kaum miskin, bahkan sistem bunga menyebabkan sistem perpecahan dalam masyarakat  Aristoteles (384 – 322 SM): Fungsi uang adalah sebagai alat tukar menukar dan bukan alat menghasilkan tambahan melalui bunga  Cicerco (234-149 SM) meminta anaknya untuk menjauhi dua jenis pekerjaan yaitu memungut cukai (pajak) dan memberi pinjaman dengan bunga  Cato (106-43 SM) memberikan ilustrasi tentang yang terjadi dalam tradisinya, yaitu: pencuri didenda dua kali lipat sedangkan pemakan bunga dari hasil transaksi didenda empat kali lipat
  • 64. ECONOMISTS POINT OF VIEWS  Lord Kent (ahli sosial ekonomi dari Inggris): “Sistem tata sosial kemasyarakatan akan berjalan pada porosnya (harmonis) kalau praktek sistem bunga (praktek riba) dapat diturunkan sampai ke derajat nol”  Minsky (1985), Bernante and Gertler (1989), Greenwald and Stiglizt (1990) argue that interest rate system is a major part in the explanation of cyclical fluctuation. Therefore in Western economics literature there is almost a “tradition” even though not mainstream which indicate that economic evils of our time is as a result of interest rate and associated with bank credit expansion and contractions  Maurice Allaice (1993) the main objective of fiscal and monetary policy in modern (conventional) economic are fail to be achieved due to cyclical fluctuation as a result of interest rate system.
  • 65. PRINSIP-PRINSIP AKAD PADA PRODUK PERBANKAN SYARI’AH
  • 66. JUAL BELI : * Pengertian * Dasar Hukum * Rukun dan Syarat * Unsur Kelalaian * Bentuk-bentuk Jual Beli
  • 67. Pengertian & Dasar Hukum Pengertian : Saling menukar harta dengan harta/yang sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat Dasar Hukum : QS. Al-Baqarah/2: 275. QS. An-Nisa’/4: 29.
  • 68. • - Pihak yang berakad (penjual dan pembeli) - Ijab Qabul (pernyataan kesepakatan) - Barang/Objek - Nilai Tukar/Pengganti barang Syarat Sah Jual Beli: 1. Objek terhindar dari cacat 2. Kriteria objek jelas ( jenis, kualitas, kuantitas nilai./harga) 3. Tidak mengandung unsur paksaan, tipuan mudharat. * Rukun dan Syarat
  • 69. * Unsur Kelalaian 1. Objek jual beli bukan milik penjual 2. Objek hasil curian 3. Menyalahi kesepakatan 4. Objek rusak dalam perjalanan 5. Objek berbeda dari contoh yg disepakati. Resiko: Ganti rugi/adh-Dhaman dari pihak yg lalai.
  • 70. * Bentuk-bentuk Jual Beli 1. Jual beli yang sahih : memenuhi syaratdan rukun yang ditentukan 2. Jual beli yang batal 3. Jual beli Fasid
  • 71. MURABAHAH Pengertian: Jual Beli barang pada harga pokok dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Ketentuan: - Barang telah dimiliki oleh penjual - Keuntungan dan resiko di tangan penjual - Harus ada informasi harga dan biaya yang wajar - Informasi keuntungan yang jelas.
  • 72. Mekanisme Murabahah •Berlaku wa’ad atau janji •Wa’ad atau janji dari pembeli kepada penjual akan membeli barang yang dipesan/bukti pemesanan. Setelah pihak penjual memiliki barang, baru akad berlangsung. •Pembayaran dapat dilakukan secara tangguh (Mu’ajjal) atau angsuran (Taqsith), penjual dapat meminta tambahan harga.
  • 73. ASPEK PENENTUAN HARGA MURABAHAH •Berdasarkan kebiasaan bisnis yang berlaku (‘Urf/konvensi/peraturan dagang internasional) “Kaidah” : almuslimuna ‘ala syurutihim •Tambahan harga ditetapkan saat akad. •Komponen biaya harus jelas. •Keuntungan penjual tidak atas dasar bunga cicilan, tetapi selisih harga pokok dan harga jual yang ditentukan saat akad. •Uang muka (‘Urbun) boleh untuk melindungi hak bagi para pihak jika terjadi penarikan diri dari transaksi (fasakh).
  • 74. Bai’ salam * Salam adalah Jual Beli barang tertentu yang pembayarannya dilakukan di muka dan pengirimannya menyusul kemudian (tangguh) *Salam dapat pula dilakukan bertingkat ( Salam al Muwazi) Nasabah melakukan salam kepada Bank, dan Bank melakukan salam kepada pihak lain dalam rangka memenuhi kewajibannya.
  • 75. ISTISHNA’ • Istishna’ ialah kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang (shani’), shani’ menerima pesanan dari pembeli (mustashni’) untuk membuat barang dengan spesifikasi yang telah disepakati. • Kedua belah pihak bersepakat atas harga serat sistem pembayaran (di muka, cicilan, tangguh dengan waktu ditentukan
  • 76. Istishna’ al Muwazi (Paralel) Pembuat barang (shani’) menggunakan subkontraktor untuk melaksanakan kontrak tersebut, pembuat barang (shani’) membuat kontrak Istishna’ kedua untuk memenuhi kewajibannya pada kontrak pertama Akibat Hukum :  Bank sebagai pembuat kontrak pertama adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kewajiban, kesalahan, kelalaian, pelanggaran (resiko). Tanggung jawab atas resiko ini membuat bank berhak atas keuntungan. Penerima subkontrak pembuatan Istishna’ bertingkat bertanggung jawab terhadp bank sebagai pemesan. Ia tidak mempunyai hubungan hukum secara langsung dengan nasabah pada kontrak pertama
  • 77. IJARAH • Transaksi terhadap suatu manfa’at tertentu, bersifat mubah dan dapat dimanfa’atkan dengan imbalan tertentu • Ijarah ditunjukkan untuk manfa’at atau jasa bukan materi/benda • Ijarah dapat berupa manfaat/nilai
  • 78. Ketentuan Ijarah 1. Kedua belah pihak memenuhi syarat hukum 2. Kedua belah pihak menyatakan kerelaannya untuk melakukan ijarah dan tidak terpaksa 3. Manfaat objek diketahui secara jelas 4. Penyewa berhak atas manfat baik untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain baik dengan cara menyewakannya atau meminjamkan 5. Objek Ijarah dapat diserahkan dan dipergunakan secara langsung 6. Objek Ijarah adalah halal
  • 79. •Ijarah “Jasa” (Ijarah ‘ala al ‘amal) bukan merupakan kewajiban (fardhu ‘ain) seperti shalat, puasa. Tetapi bersifat fardu kifayah •Objek Ijarah merupakan sesuatu yang biasa disewakan (‘urf) •Upah/sewa tidak sejenis dengan manfa’at yang disewakan
  • 80. Ijarah Muntahiyah bi alTamlik Kontrak atas manfaat suatu barang dengan nilai tukar tententu. Penyewa diberikan pilihan (options) untuk memiliki barang yang disewakan. Pemberi sewa (bank) berjanji (wa’ad) kepada penyewa untuk memindahkan kepemilikan objek setelah masa sewa berakhir
  • 81. Akad Ijarah Berakhir • Objek hilang/lenyap : terbakar, faktor alam • Habis masa waktunya • Salah satu pihak yang wafat dapat dialihkan pada ahli warisnya • Objek disita, pailit
  • 82. SYIRKAH • Pengertian: Kerjasama antara dua pihak atau lebih dalam hal modal dan keuntungan • Dasar Hukum : Q.S an Nisa/4 : 12 ; Q.S Shad/38 : 24
  • 83. Bentuk-bentuk Syirkah • Syirkah al Amlak • Syirkah ‘Uqud. Syirkah ini terdiri dari: • 1. Syirkah’Inan • 2.Syirkah ‘Abdan • 3.Syirkah Wujuh
  • 84. Syirkah ‘Inan • Perserikatan dalam modal pada suatu kontrak bisnis yang dilakukan dua orang atau lebih dan keuntungan dibagi bersama • Modal, kerja dan tanggung jawab yang digabungkan tidak harus sama kuantitasnya • Keuntungan dibagi sesuai porsi yang ditentukan atas kesepakatan bersama
  • 85. Syirkah Mufawadhah • Kontrak kerjasama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan partisipasi kerja. • Setiap pihak membagi keuntungan dan kerugian secara bersama. • Para pihak dapat bertindak sebagai wakil dan penjamin/kafil atas kemitraan tersebut
  • 86. Syirkah al Wujuh • Kerjasama antara dua orang atau lebih tanpa modal tetapi atas dasar kepercayaan. • Dalam syirkah ini biasanya para pihak membeli barang dengan cara tangguh atas dasr kepercayaan dan menjualnya dengan cara tunai
  • 87. Syirkah ‘Abdan/A’mal • Kerjasama dua orang atau lebih untuk menerima suatu pekerjaan/order kerja. • Hasil/keuntungan dibagi bersama sesuai kesepakatan
  • 88. Mudharabah • Pengertian: Kerjasama antara pemilik modal dengan seorang pekerja/pebisnis dan keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan • Dasar Hukum: Q.S al Muzammil/73:20; Q.S al Baqarah/2: 198. ; Hadist • Bentuk : Muqayyadah dan Muthlaqah
  • 89. Wadi’ah • Pengertian : Melibatkan pihak lain dalam memelihara harta/aset tertentu dengan cara tertentu (titipan) • Dasar Hukum : Q.S an Nisa/4:58; Q.S Al Baqarah/2: 283; Hadist • Status Wadi’ah adalah amanah • Dapat dibebankan ganti rugi (dhaman) jika: 1. Tidak dipelihara sebagaimana mestinya 2. Objek dititipkan kepada pihak ketiga 3. Objek dimanfa’atkan oleh pihak kedua
  • 90. 3. Pihak kedua mengingkari wadi’ah 4. Pihak kedua mencampurkan objek titipan dengan barang miliknya dan sulit dipisahkan 5. Pihak kedua melanggar syarat yang ditentukan 6 Objek wadi’ah dibawa pergi/hilang di tangan pihak kedua * Di Perbankan Syari’ah : aplikasi wadi’ah yad adh dhamah kurang tepat, secara substansi adalah akad qardh.
  • 91. Ketentuan-ketentuan Mudharabah • Modal di tangan pengusaha berstatus amanah seperti wakil dalam jual beli • Pengusaha berhak atas keuntungan sesuai kesepakatan • Komponen biaya/cost disepakati sejak awal akad • Pemilik modal (shahibul mal) berhak atas keuntungan dan menanggung resiko
  • 92. Rahn • Pengertian: Menjadikan barang yang mempunyai nilai harta sebagai jaminan hutang sehingga penerima dapat emngambil kembali hutangnya semua atau sebagian. • Dalam Perbankan akad ini dapat digunakan sebagai tambahan pembiayaan yeng beresiko dan memerlukan jaminan (accessoir) • Akad ini dapat juga menjadi produk tersendiri untuk melayani kebutuhan nasabah yang bersifat jasa maupun konsumtif. • Bank tidak dapat meminta biaya kecuali biaya pemeliharaan dan keamanan atas barang yang digadaikan tersebut.
  • 93. wakalah • Pemberian kewenangan/kuasa kepada pihak lain tentang hal yang harus dilakukannya dan penerima kuasa menjadi pengganti pemberi kuasa selama batas waktu yang ditentukan • Wakalah dapat dilakukan dengan menerima bayaran/ fee/’umalah atau tanpa bayaran • Bentuk Wakalah : Muqayyadah dan Muthlaqah
  • 94. Kafalah • Pengertian: Kafalah berarti juga al dhaman, • Kafalah berarti pula: Menggabungkan satu tanggung jawab kepada tanggung jawab yang lain dalam penagihan hutang baik jiwa maupun harta. • Dasar Hukum: Q.S Yusuf :66; Yusuf: 72; Hadist • Kafalah terdiri dari : kafalah bi al Mal (harta) dan kafalah bi al Wajhi (jiwa). • Kafalah Harta (kafalah bi al Mal) teridri dari: a) kafalah bi al Dayn (kewajiban hutang); b) kafalah bi at Taslim (penyerahan benda); c) kafalah bi al ‘Aibi (jika barang yang dijual mengandung cacat) • Pada Perbankan Syari’ah kafalah seprti halnya : penerbitan garansi bank/bank (guarantee). Kafalah adalah warkat yang diterbitkan oleh bank yang berakibat kewajiban membayar terhadap pihak yang menerima garansi jika pihak yang dijamin cedera janji (wanprestasi)
  • 95. HAWALAH • Hawalah adalah akad pemindahan utang piutang satu pihak kepada pihak lain. Adapun akad hawalah yang dipraktekkan umumnya berbentuk subrogasi. • Di pasar konvensional praktek hawalah dapat dilihat pada transaksi anjak piutang (factoring). • Hawalah juga dapat dilihat dalam bentuk transaksi pembiayaan dan jual beli surat-surat berharga.
  • 99. Hubungan antara manusia dengan harta yang ditentukan oleh syara dalam bentuk perlakuan secara khusus thdp. harta tersebut yang memungkinkan untuk mempergunakannya secara umum sampai ada larangan untuk menggunakannya. • Bahasa: Penguasaan manusia atas harta dan penggunaannya secara pribadi • Definisi Istilah: Pengkhususan hak atas sesuatu tanpa orang lain, dan dia berhak untuk menggunakannya sejak awal kecuali ada larangan syariy. – Larangan syariy seperti: Keadaan gila, keterbelakangan akal (idiot), belum cukup umur ataupun cacat mental, dll.
  • 101. Harta yang tidak dapat dimiliki dan dihakmilikkan orang lain • Setiap harta milik umum seperti jalanan, jembatan, sungai dll. dimana harta/barang tersebut untuk keperluan umum.
  • 102. Harta yang tidak bisa dimiliki kecuali dengan ketentuan syariah • Seperti harta wakaf, harta baitul mal dll. Maka harta wakaf tidak bisa dijual atau dihibahkan kecuali dalam kondisi tertentu seperti mudah rusak ataupun biaya pengurusannya lebih besar nilai hartanya.
  • 103. Harta yang bisa dimiliki dan dihakmilikkan kpd. lainnya • Selain dari dua jenis harta dalam kategori tsb. diatas.
  • 104. Karakteristik Hak manfaat atau pemanfaatan atas sesuatu harta
  • 107. Pemilikan atas barang saja • Hak kepemilikan milik sendiri, namun hak pakai milik yang lain – Hak Pakai tidak bisa diwariskan menurut Hanafiyah
  • 108. Pemilikan manfaat perorangan atau hak pakai saja • Lima hal yang menyebabkan hak pakai/pemilikan manfaat: – 1. Peminjaman, menurut jumhur hanafiyah dan malikiyah,barang yang dipinjam dapat dipinjamkan kepada yang lainnya. Adapun menurut syafiiyah dan Hanbali, barang tersebut tidak dapat di pinjamkan kepada orang lain (selain peminjam) • Pemindahan hak pakai tanpa membayar ganti – 2. Sewa (Ijarah), yaitu pemindahan hak pakai dengan membayar ganti – 3. Wakaf, yaitu penahanan kepemilikan atas barang pada seseorang dan memindahkan hak manfaatnya kepada yang diberikan wakaf – 4. Wasiyat – 5. Ibahah, izin untuk menggunakan sesuatu atau memakainya • Perbedaan antara ibahah dan pemilikan
  • 110. Taam: Sempurna • Jenis Kepemilikian atas sesuatu yang sekaligus dapat memanfaatkannya, atau si pemilik berhak atas seluruh hak-hak syariy – Tidak terbatas pada waktu – Tidak dapat di batalkan pemilikannya
  • 111. Naqis: Tidak Sempurna • Bisa hanya memiliki ataupun punya hak pakai – Hak Pakai pada barang tidak bergerak seperti rumah atau tanah
  • 115. Menurut Bahasa • Dalam Quran/Sunnah – " Dan, kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. " (Al-Fajr 20) – Al Kahfi: 34 – Al baqarah 177 – ali Imran ayat 14 – Hadits:" Sebaik-baik maal ialah yang berada pada orang yang saleh." (Bukhari dan Muslim) – Hadits:" Celakalah budak-budak dinar, dirham, dan kemewahan, yaitu jika diberi, mereka segan, dan jika tidak diberi, mereka benci." (Muslim) • Dalam Kamus: Segala sesuatu yang dimiliki (Lisanul Arab)
  • 116. Menurut Istilah • Madzhab Hanafiyah: Semua yang mungkin dimiliki, disimpan dan dimanfaatkan – Dua unsur menurut madzhab: 1. Dimiliki dan disimpan 2. Biasa dimanfaatkan • Jumhur Fuqaha; Setiap yang berharga yang harus diganti apabila rusak – Hambali: apa-apa yang memiliki manfaat yang mubah untuk suatu keperluan dan atau untuk kondisi darurat. – Imam Syafii: barang-barang yang mempunyai nilai untuk dijual dan nilai harta itu akan terus ada kecuali kalau semua orang telah meninggalkannya (tidak berguna lagi bagi manusia). – Ibnu Abidin: segala yang disukai nafsu atau jiwa dan bisa disimpan sampai waktu ia dibutuhkan. – As Suyuti dinukil dari Imam Syafii: tidak ada yang bisa disebut mal (harta) kecuali apa-apa yang memiliki nilai penjualan dan diberi sanksi bagi orang yang merusaknya. Harta(nilai harta).
  • 118. Dari segi tujuannya • Untuk muamalah: Uang berfungsi sebagai harga dan nilai; yang digunakan untuk pertukaran antara barang dan jasa pelayanan, – mata uang murni (emas dan Perak) – Mata uang muqayyad (uang fiat, kertas, kartal, logam dan sejenisnya) • Untuk diambil Manfaatnya: barang-barang – Barang-barang milik: diambil manfaatnya, untuk tujuan konsumsi: hewan (hasil susu - kembang biak), bangunan - (disewakan) – barang-barang dagangan: untuk jual beli, tukar menukar, dibeli atau diproduksi untuk perdagangan
  • 119. Dari aspek halal dan haram • Bernilai (mutaqawwim): uang, barang dagangan, tanah, binatang ternak, makan dll. - dan orang yang merusakknya harus memberikan jaminan (pengganti) – Syarat-syaratnya: 1. boleh dimanfaatkan secara syari'y, 2. boleh dimiliki dengan jelas. • Tidak Bernilai (Ghoir Mutaqawwim): Harta yang tidak dikhususkan dan tidak boleh dimanfaatkan kecuali dalam keadaan darurat. • Pembahasan fikih/manfaat pembagian ini: – Status transaksinya – hak ganti/jaminan apabila rusak
  • 120. Dari aspek dapat pindah atau tidak • Dapat dipindahkan (Manqul) • Tidak dapat dipindahkan (Aqqar) • Pembahasan fikih/manfaat pembagian ini: – SYuf'ah – Waqf – Ba'i al Washiy ala al qashir – Jual beli piutang – Jual beli properti sebelum pindak kepemilikannya – Hak-hak sesama tetangga dan hubungannya dengan harta
  • 121. Aspek penilaian unit satuan atau bagian-bagiannya • Dihitung sesuai nilai kesamaan (Mithliy) • Dihitung sesuai dengan nilai satuannya (Qiyamiy) • Pembahasan fikih/manfaat pembagian ini: – Penetapan dalam tanggungan – hak ganti/jaminan apabila rusak – Pembagian barang pengganti dan caranya – masalah Riba
  • 122. Dari aspek dapat berubah atau tidak • Dapat habis (istihlakiy) • Dapat digunakan (Isti'maliy)
  • 123. Hal-hal lain yang berhubungan dengan harta
  • 124. Tentang hak dan Manfaat • Menurut hanafiyah: Hak dan manfaat tidak termasuk harta, akan tetapi kepemilikan. • Menurut Jumhur ulama : masuk dalam kategori harta karena aspek kemanfaatannya dan bukan dzatnya. • Hak • Manfaat – yang dimaksud dengan manfaat ialah; faedah yang dihasilkan dari sesuatu seperti rumah ditempati, mobil dikendarai dll.
  • 126. Mata uang • mata uang murni spt: emas, perak • mata uang muqayyad, spt: uang kertas, logam, cek, deposti di bank dll.
  • 127. barang • Barang milik, spt: bangunan, perangkat rumah, mobil kendaraan, binatang ternak. harta maknawi seperti hak paten dll. • Barang dagang seperti komoditi, piutang, surat-surat tanda terima, titipan/pesanan pada orang lain, surat-surat obligasi, pendapatan-pendapatan yang masih berada pada orang lain. dll.
  • 128. Pengertian Modal pokok dalam Islam
  • 129. Pengertian • Bagian dari maal yang mempunyai nilai, terakumulasi, dan dapat berkembang selama mengoperasikannya di bdg-bdg. yang bermanfaat • Semua harta yang bernilai dalam pandangan syar'i, yang aktivitas manusia ikut berperan serta dalam usaha produksinya dengan tujuan pengembangan (lihat Sya'ban Fahmi Abdul Aziz, Dauru Rasil maal fi al-Fikr al-Islami, tesis master tahun 1979. • Dalam Al-Quran: Al Baqarah: 274
  • 130. Terdiri atas: • uang • seluruh kekayaan yang digunakan untuk memproduksi kekayaaan yang baru • barang dagangan, dgn syarat: dimiliki secara penuh dan diniatkan untuk diperdagangkan. • Semua harta yang bernilai dalam pandangan syar'i, yang aktivitas manusia ikut berperan serta dalam usaha produksinya dengan tujuan pengembangan (lihat Sya'ban Fahmi Abdul Aziz, Dauru Rasil maal fi al-Fikr al-Islami, tesis master tahun 1979.
  • 131. Syarat-syarat • Harta dimiliki scr. penuh • mempunyai nilai tukar • dapat dimanfaatkan secara syari • ada niat yang dpt. membedakan jenis aktivitas, spt: perdagangan, industri dan pertanian
  • 134. Definisi Uang Secara Bahasa • Nuqud; ada beberapa pendapat tentang defenisi nuqud, diantaranya: – Semua hal yang digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi, baik dari emas (emas), perak (dirham), maupun tembaga (fulus). – Segala sesuatu yang diterima secara umum sebagai media pertukaran dan pengukurnilai. • Atsman; dari sudut bahasa memiliki pengertian antara lain; qimah yakni nilai sesuatu, dan harga pembayaran barang yang dijual, yakni sesuatu dalambentuk apapun yang diterima oleh pihak penjual sebagai imbalan dari barang yang dijualnya. Dalam tataran fiqh istilah itu digunakan untuk menunjukkan uang emas dan perak. • Fulus; digunakan untuk pengertian logam bukan emas dan perak yang dibuat dan berlaku ditengah-tengah masyarakat sebagai uang dan pembayaran. • Sikkah; (jamak; sukak) dipakai untuk dua pengertian, yakni pertma, istilah untuk stempel besi yang dipakai untuk mencap (mentera) mata uang, dan kedua, mata uang dinar dan dirham yang telah dicetak dan distempel. (uang logam) • Umlah; memiliki dua pengertian, yakni, pertama, satuan mata uang yang berlaku di negara atau wilayah tertentu, misalnya 'umlah yang berlaku di Yordania adalah Dinar dan di Indonesia adalah Rupiah; kedua, mata uang dalam arti umum sama dengan nuqud. • Tamyiz untuk membedakan antara dinar yang kualitas bagus dan yang jelek dan membedakan dinar dan dirham.
  • 135. Definisi Uang Secara Istilah • Menurut Imam Al-Gazali : "Uang (dinar dan dirham) adalah khadimani wa laa khadimun lahuma wa muradani wa laa yuraadhani, uang adalah alat-alat yang dipakai untuk mencapi sesuatu maksud, sebagai alat perantara saja dan tidak untuk yang lain. • Menurut Adnan Khaliq At-Thur, uang adalah tidak berkaitan dengan logam mulia tetapi berstandar pada logam mulia. • Menurut Dr. Rif’at As-Sayyid al-Audhy uang adalah sesuatu yang diakui dan diterima secara umum sebagai alat penukar (medium of exchange), alat pengukur nilai dalam bentuk dan keadaan apapun.
  • 136. Fungsi Uang • Alat Transaksi (alat tukar) - Transaction – Menghilangkan kesamaan keinginan antara pembeli dan penjual sebelum terjadinya pertukaran, yaitu tukar menukar barang dengan barang (barter). Dengan adanya uang maka berubah dari barang ditukar dengan uang atau uang dapat membeli barang • Pengukur Satuan Nilai – Unit Cost – Satuan uang nilai barang dapat dinilai. Dengan adanya yang nilai suatu barang dapat diukur dan diperbandingkan. Uang dapat mengukur nilai mobil atau rumah. • Penyimpan Kekayaan – Hoarding Money – Sebagai simpanan sementara (berjaga-jaga), dalam bentuk uang atau surat-surat berharga
  • 137. Sifat Uang • Flow Concept – Uang harus berputar yang menghasilkan sesuatu bersifat produksi. Jika uang berputar dapat menimbulkan kemakmuran dan kesehatan ekonomi masyarakat. • Public Goods – Uang bukan barang monopoli seseorang melainkan milik masyarakat luas. Jadi, uang bukanlah modal, karena modal adalah barang pribadi atau orang per orang. Sifat dari modal adalah stock concept. – Dilarang menumpukkan uang, karena uang diibaratkan darah yang mengalir.