SlideShare a Scribd company logo
1
RINGKASAN EKSEKUTIF 
Jumlah penduduk Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2011 sebanyak 274.652 jiwa 
yang terdiri dari 133.672 jiwa penduduk laki-laki dan 140.980 jiwa penduduk perempuan, dengan 
penduduk terbanyak berada di Kecamatan Maritengngae yaitu sebesar 46.643 jiwa. Kepadatan 
penduduk di Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2011 sekitar 146 jiwa/Km2. Kepadatan 
penduduk tertinggi berada di Kecamatan Panca Rijang yaitu sekitar 803 jiwa/Km2. Sedangkan 
kepadatan terendah berada di Kecamatan Pitu Riase yaitu sekitar 24 Jiwa/Km2.. Luas wilayah 
1.883,25 Km2, yang secara administratif terdiri dari 11 Kecamatan dan 106 Desa/Kelurahan. 
Berdasarkan dokumen Buku Putih Sanitasi terdapat area berisiko sanitasi di Kab. Sidenreng 
Rappang. Dari 106 desa/kelurahan terdapat 7 desa/kelurahan berada di risiko 4 atau sangat berisiko, 
47 daerah di risiko 3 atau berisiko dan sisanya 52 desa kelurahan yang berada di risiko 2 dan risiko 1 
Sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan berkurangnya 
praktek BABS dari 23% menjadi 0% pada tahun 2018. Untuk mengitung kebutuhan kegiatan pada 
akhir perencanaan maka diasumsikan bahwa tingkat pertumbuhan BABS setara dengan tingkat 
pertumbuhan penduduk yaitu 1,29% pertahun sehingga praktek BABS pada akhir perencanaan adalah 
0 % dari prediksi jumlah penduduk tahun 2018 yaitu 297.977 jiwa atau 59.595 KK. 
Dengan system pengembangan sanitasi air limbah domestik direncanakan menggunakan Sistem 
Setempat (on site) individual maupun komunal akan dilaksanakan : 
- Pembangunan MCK Komunal yang berlokasi di Kec. Tellu LimpoE, Kec. Panca Lautang, Kec. 
Wattang Sidenreng, Kec. Pitu Riawa, Kec. Dua PituE, dan Kec. Pitu Riase. 
- Perencanaan Detail (DED) IPAL Komunal dan Pembangunan IPAL Komunal untuk Perumahan 
Sederhana Sehat, pengalokasiannya di Kec. Wattang Pulu dan MaritengngaE. 
Dengan system pengembangan sanitasi air limbah domestic direncanakan menggunakan Sistem 
2 
Terpusat (off site) medium akan dilaksanakan : 
- Master Plan Air Limbah, yang berlokasi di Kec. MaritengngaE dan Kec. Panca Rijang. 
- Kajian Lingkungan Pembangunan Sarana IPAL Kawasan, Pembebasan Lahan, Perencanaan 
Detail (DED) IPAL Kawasan dan Pembangunan IPAL Kawasan, Kesemuanya berlokasi di Kec. 
MaritengngaE dan Kec. Panca Rijang. 
· Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang terdiri dari proses 
pelaksanaan dengan kegiatan :
· Feasibility Study, Kajian Lingkungan, Pembebasan Lahan, Perencanaan Detail (DED), 
Pembangunan IPLT (Fisik), Pengadaan Truck Sedot Tinja dan Operasional dan 
Maintanance dengan lokasi di Kab. Sidrap. 
Sasaran pelayanan persampahan adalah dari 10% menjadi 70% pada akhir perencanaan. 
Sasaran yang lain adalah pengurangan sampah wilayah perkotaan dari sumbernya menjadi 1,43% 
pada akhir perencanaan. Pelayanan persampahan akan diprioritaskan untuk daerah perkotaan. 
3 
· Rencana Pengurangan Sampah 
Rencana pengurangan sampah di Kabupaten Sidenreng Rappang dapat dilakukan dengan 
system : 
1. Peningkatan cakupan pelayanan (RT-TPS-TPA) + Penyapuan jalan dengan lokasi di 
Kecamatan MaritengngaE terdiri dari Kel. Pangkajene, Kel. RijangPittu, Kel. Lautang 
Benteng, Kel. Wala, Kel. Majjelling, Kel. Majjelling Wattang dan Kel. Lakessi. 
2. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat + pemilahan sampah berbasis Rumah Tangga 
dengan lokasi Kec. Panca Rijang : Kel. Rappang dan Kel. Lalebata. 
· Rencana Penanganan Sampah : 
Dengan system pengembangan persampahan dalam Dokumen BPS dan SSK bahwa Zona III 
merupakan area dengan kepadatan penduduk kurang dari 100 org/ha (rural area), kawasan ini 
dilayani dengan system tidak langsung yaitu sampah dari rumah tangga dipilah dan dibuang 
ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) baru diangkut oleh armada untuk dibuang ke 
Tempat Pengolahan Akhir (TPA), meliputi 97 Desa/Kelurahan. 
Dengan system pengembangan drainase bahwa zona I merupakan area komersial dan padat 
penduduk (peri urban) serta resiko kesehatan lingkungan cukup tinggi sehingga kawasan ini harus 
ditangani dalam jangka pendek atau segera dilakukan untuk mengatasi/mengurangi genangan 50% 
dari seluruh genangan yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang, dengan demikian akan 
direncanakan : 
1. Pembangunan drainase primer di Kecamatan MaritengngaE 
2. Pembangunan Infrastruktur drainase Sekunder di Kecamatan MaritengngaE 
3. Pembangunan Infrastruktur drainase Tersier di Kecamatan MaritengngaE 
4. Pembangunan drainase Primer di Kecamatan : Panca Rijang, Kulo, Panca Lautang, Tellu 
LimpoE, dan Wattang Pulu. 
5. Pembangunan Drainase Sekunder di Kecamatan : Panca Rijang, Kulo, Panca Lautang, Tellu 
LimpoE, dan Wattang Pulu. 
6. Pembangunan Drainase Tersier di Kecamatan : Panca Rijang, Kulo, Panca Lautang, Tellu 
LimpoE, dan Wattang Pulu.
Peningkatan pendanaan sanitasi dari 2,74% menjadi 3% dari total belanja langsung APBD 
setiap tahun anggaran. Rencana anggaran sanitasi selama 5 (lima) tahun dari tahun 2014-2018 yang 
bersumber Pemerintah dan Non Pemerintah adalah sebesar Rp. 238.112.000.000,- dimana dari 
Pemerintah sebesar Rp. 237.950.000.000,- dan dari Non Pemerintah yaitu dari CSR-Swasta- 
Masyarakat sebesar Rp. 1.162.000.000,-. Dana Pemerintah terdiri atas dana APBD Kab. Sidenreng 
Rappang sebesar Rp. 31.395.000.000,- , dana APBD Provinsi sebesar Rp. 72.640.000.000,- dan dana 
APBN sebesar Rp. 134.565.000.000,- 
- Kebutuhan biaya yang harus dicarikan sumber pendanaan karena belum ada kesepakatan 
Sementara biaya yang belum ada kesepakatan adalah sebesar Rp. 14.709.000.000,-. Untuk Tahun 
n+2 yaiu tahun 2015 yang masih harus dilengkapi dengan kriteria kesiapan yaitu : 
- Pembangunan IPAL Kawasan dan IPAL Komunal 
- Pembangunan MCK Komunal 
Untuk Tahun n+3 yaitu tahun 2016 yang masih harus dilengkapi dengan kriteria kesiapan yaitu : 
- Pembangunan IPLT 
- Ringkasan rencana monitoring dan evaluasi. 
Untuk pelaksanaan monitoring dan evaluasi tahunan dilaksanakan secara bertahap dimulai dari tahap 
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Dalam masing-masing tahapan dilaksanakan 
pemantauan usulan program dan kegiatan yang sesuai dengan kesepakatan dalam Dokumen 
Memorandum Program Sanitasi. Selain itu dilakukan juga monitoring terhadap kesiapan Readiness 
Criteria dari masing-masing program dan kegiatan. Disamping itu dilakukan updating MPS setiap 
tahun. 
4
KATA PENGANTAR 
Memorandum Program merupakan kesepahaman dan kesepakatan bersama 
antara para pemangku kepentingan dalam rangka percepatan pembangunan 
sanitasi permukiman di daerah, yang terdiri dari perwakilan Pemerintah 
Pusat, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/ Kota dan sumber 
pendanaan lainnya.. MPS disusun oleh Pokja AMPL Kabupaten Sidenreng 
Rappang didukung fasilitasi dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi 
Sulawesi Selatan. 
Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki komitmen yang tinggi terhadap pembangunan 
sanitasi dan mendukung pencapaian target MDG’s tingkat pelayanan sanitasi 62,41% pada tahun 
2015, melalui arah kebijakan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Permukiman, sanitasi dan air 
bersih yang layak dan sehat dan kegiatan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman. 
Komitmen ini diwujudkan dalam peningkatan pendanaan sanitasi dari 2,74% naik menjadi 3% dari total 
belanja langsung APBD setiap tahun anggaran. Untuk mendukung komitmen ini maka Pemerintah 
Kabupaten Sidenreng Rappang memasukkan/mengintegrasikan hasil dari MPS dalam proses 
pemograman dan penganggaran reguler di Pemerintah Daerah. 
. Tujuan dari penyusunan dokumen Memorandum Program Sanitasi adalah sebagai komitmen 
kesepakatan bersama yang dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi di Kabupaten 
Sidenreng Rappang oleh semua pihak terkait.. Dalam pelaksanaannya dilakukan monitoring dan 
evaluasi secara berkala setiap tahun untuk melihat perkembangan kemajuan pelaksanaan program 
kegiatan secara terpadu. 
Semoga dengan tersusunnya dokumen Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Sidenreng 
Rappang Tahun 2014, permasalahan sanitasi dapat diatasi melalui percepatan pembangunan sanitasi 
sebagaimana diprogramkan dalam Visi Misi Pembangunan daerah Kabupaten Sidenreng Rappang 
tahun 2014-2018. 
5 
PANGKAJENE, 29 AGUSTUS 2014 
BUPATI SIDENRENG RAPPANG 
H. RUSDI MASSE
LEMBAR KESEPAKATAN 
MEMORANDUM PROGRAM SANITASI 
PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG 
Nomor :................... 
Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi, disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau 
paradigma dalam pengembangan sektor sanitasi secara komprehensif dan terintegrasi, baik dalam lingkup 
kewilayahan maupun dalam keterkaitan dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan. 
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini Senin tanggal Delapan Belas bulan Agustus tahun Dua 
Ribu Empat Belas kami Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang sepakat untuk mengalokasikan dukungan 
pendanaan dalam perencanaan dan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) 
tahun 2014 – 2018 sebagaimana tertuang dalam dokumen MEMORANDUM PROGRAM SANITASI ini. Implementasi 
rencana penganggaran ini akan ditindak lanjuti sesuai aturan yang berlaku. 
Demikian kesepakatn ini dibuat berdasarkan kepedulian dalam upaya Percepatan Pembangunan Sanitasi 
yang terintegrasi dan berkelanjutan. 
Pemerintah Kabupten Sidenreng Rappang 
Kepala Daerah 
H. RUSDI MASSE 
B u p a t i
LEMBAR KESEPAKATAN 
MEMORANDUM PROGRAM SANITASI 
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN 
Nomor :................... 
Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian 
kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota. Pembangunan dan pelayanan 
dasar menjadi kewajiban Pemerintah Kab/Kota, sehingga lebih mendekatkan interaksi antara pemandu kebijakan 
dengan masyarakat. Disadari bahwa terdapat keterbatasan pendanaan pemerintah Kabupaten/Kota dalam 
pembangunan sektor sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari Pemerintah Provinsi, Pusat maupun pihak / instansi 
lain yang memiliki kepedulian terhadap sanitasi. 
Disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan sanitasi 
secara komprehensif, terintegrasi dan berkelanjutan, baik dalam lingkup kewilayahan maupun dalam keterkaitan 
dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan. 
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini Senin tanggal Delapan Belas bulan Agustus tahun Dua 
Ribu Empat Belas kami Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sepakat untuk memberikan dukungan/bantuan 
pendanaan dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2014 – 2018 
sebagaimana tertuang dalam dokumen MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Kabupaten Sidenreng Rappang, 
Implementasi rencana penganggaran ini akan ditindak lanjuti sesuai aturan yang berlaku. 
Demikian kesepakatan ini dibuat berdasarkan kepedulian pemerintah provinsi dalam upaya Percepatan 
Pembangunan Sanitasi di Kabupaten/Kota yang terintegrasi dan berkelanjutan. 
Pemerintah Provinsi Sulawesi selatan 
Kepala Daerah 
DR. H. SYAHRUL YASIN LIMPO SH.,M.Si., MH 
Gubernur
LEMBAR KESEPAKATAN 
MEMORANDUM PROGRAM SANITASI 
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 
Nomor : 
Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian 
kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota. Pembangunan dan pelayanan 
dasar menjadi kewajiban Pemerintah Kab/Kota, sehingga diharapkan dapat lebih mendekatkan interaksi antara 
pemandu kebijakan dengan masyarakat. Disadari bahwa terdapat keterbatasan pendanaan pemerintah 
Kabupaten/Kota dalam pembangunan sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari berbagai sumber terkait, termasuk 
sumber pendanaan dari Pusat. 
Disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan sanitasi 
secara komprehensif, terintegrasi dan berkelanjutan, baik dalam lingkup kewilayahan maupun dalam keterkaitan 
dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan. 
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini Senin tanggal Delapan Belas bulan Agustus tahun Dua 
Ribu Empat Belas kami yang bertandatangan dibawah ini sepakat untuk memberikan dukungan/bantuan pendanaan 
dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2014 – 2018 sebagaimana tertuang 
dalam dokumen MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Kabupaten Sidenreng Rappang, Implementasi rencana 
penganggaran ini akan ditindak lanjuti sesuai aturan yang berlaku. 
Demikian kesepakatan ini dibuat berdasarkan kepedulian dalam upaya Percepatan Pembangunan Sanitasi 
yang terintegrasi dan berkelanjutan. 
Pemerintah Pusat Republik Indonesia 
Kementerian Pekerjaan Umum 
Kepala Satker PPLP Propinsi Sulawesi Selatan 
IR. H. HASIR TJENNE, M.Si 
Nip. 19611211 199103 1 005
LEMBAR KESEPAKATAN 
MEMORANDUM PROGRAM SANITASI 
PT. JAPFA COMFEED 
Nomor :................... 
Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian 
kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota. Pembangunan dan pelayanan 
dasar menjadi kewajiban Pemerintah Kab/Kota, sehingga lebih mendekatkan interaksi antara pemandu kebijakan 
dengan masyarakat. Disadari bahwa terdapat keterbatasan pendanaan pemerintah Kab/Kota dalam pembangunan 
sektor sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari Pemerintah Provinsi, Pusat maupun pihak / instansi lain yang 
memiliki kepedulian terhadap sanitasi. 
Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi, disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau 
paradigma dalam pengembangan sektor sanitasi secara komprehensif dan terintegrasi, baik dalam lingkup 
kewilayahan maupun dalam keterkaitan dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan. 
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini Senin tanggal Delapan Belas bulan Agustus tahun Dua 
Ribu Empat Belas, kami PT. JAPFA COMFEED sepakat untuk memberikan dukungan/bantuansesuai dengan tugas 
dan tanggungjawab kami kami dalam rangka Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 
2014 – 2018 sebagaimana tertuang dalam dokumen MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Kabupaten Sidenreng 
Rappang. 
Dalam rangka pelaksanaan dari kesepakatan ini, kami bersama-sama dengan pemerintah kabupaten 
Sidenreng Rappang akan melakukan koordinasi lebih lanjut. 
Demikian kesepakatan ini dibuat berdasarkan kepedulian dan partisipasi kami dalam upaya Percepatan 
Pembangunan Sanitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan. 
PT. JAPFA COMFEED. 
Direktur Umum 
Cap dan Tanda tangan 
(N a m a)
LEMBAR KESEPAKATAN 
MEMORANDUM PROGRAM SANITASI 
Kelompok Masyarakat xxx 
Nomor :................... 
Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian kewenangan 
antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota. Pembangunan dan pelayanan dasar 
menjadi kewajiban Pemerintah Kab/Kota, sehingga lebih mendekatkan interaksi antara pemandu kebijakan dengan 
masyarakat. Disadari bahwa terdapat keterbatasan pendanaan pemerintah Kab/Kota dalam pembangunan sektor 
sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari Pemerintah Provinsi, Pusat maupun pihak / instansi lain yang peduli. 
Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi, disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau 
paradigma dalam pengembangan sektor sanitasi secara komprehensif dan terintegrasi, baik dalam lingkup 
kewilayahan maupun dalam keterkaitan dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan. 
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini............tanggal.......bulan...........tahun........, kami atas nama 
Kelompok Masyarakat xxxsepakat untuk memberikan kontribusi dan partisipasidalam pelaksanaan Program 
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2013 – 2017 sebagaimana tertuang dalam dokumen 
Memorandum Program Sanitasi. 
Demikian kesepakatan ini dibuat berdasarkan kepedulian dalam upaya percepatan pelaksanaan pembangunan sektor 
sanitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan. 
Perwakilan Mayarakat/Kelompok Masyarakat............... 
Tanda tangan 
(N a m a)
DAFTAR ISI 
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................................................... 1 
RINGKASAN EKSEKUTIF........................................................................................................................... 2 
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... 5 
SURAT KESEPAKATAN............................................................................................................................. 6 
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. 7 
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................................... 9 
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................................... 10 
DAFTAR ISTILAH........................................................................................................................................ 1 
KATA PENGANTAR.........................................................................................Error! Bookmark not defined. 
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 2 
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 2 
1.2 Maksud Dan Tujuan...................................................................................................................... 3 
1.3 Wilayah Perencanaan................................................................................................................... 4 
1.4 Methodologi.................................................................................................................................. 8 
BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI ...................................................... 9 
2.1 Profil Kabupaten Sidenreng Rappang................................................................................................................. 9 
2.1.1Kependudukan............................................................................................................................................. 9 
2.1.2Area Berisiko ............................................................................................................................................. 13 
2.1.3Keuangan Daerah...................................................................................................................................... 19 
2.2 Air Limbah......................................................................................................................................................... 21 
2.2.1Permasalahan air limbah ........................................................................................................................... 21 
2.2.2Sasaran Pembangunan Air Limbah........................................................................................................... 23 
2.2.3Prioritas Pembangunan Air Limbah ........................................................................................................... 22 
2.3 Persampahan.................................................................................................................................................... 23 
2.3.1Permasalahan Persampahan .................................................................................................................... 23 
2.3.2Sasaran Pembangunan Persampahan...................................................................................................... 25 
2.3.3Prioritas Pembangunan Persampahan...................................................................................................... 26 
2.4 Drainase............................................................................................................................................................ 28 
2.4.1Permasalahan Drainase ............................................................................................................................ 28 
2.4.2Sasaran Pembangunan Drainase.............................................................................................................. 30 
2.4.3Prioritas Pembangunan Drainase.............................................................................................................. 30 
2.5 Kesehatan (PHBS)............................................................................................................................................ 31 
2.5.1PermasalahanKesehatan (PHBS) ............................................................................................................. 31 
2.5.2Sasaran Pembangunan Kesehatan (PHBS).............................................................................................. 31 
2.5.3Prioritas Pembangunan Kesehatan (PHBS).............................................................................................. 32 
2.6 KerangkaKerjaLogis.......................................................................................................................................... 33 
BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI ................................................................... 40 
3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah .................................................................................................... 40 
3.2 Rencana Kegiatan Persampahan............................................................................................... 46 
3.3 Rencana Kegiatan Drainase....................................................................................................... 54 
3.4 Rencana Kegiatan PHBS ........................................................................................................... 60 
BAB 4 RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN SANITASI................................................................ 64 
4.1 Rekapitulasi Anggaran...................................................................................................................................... 64 
4.2 Rencana Anggaran Pemerintah........................................................................................................................ 65 
4.2.1APBD Kabupaten Sidenreng Rappang...................................................................................................... 65 
4.2.2APBD Provinsi Sulawesi Selatan............................................................................................................... 66 
4.2.3APBN......................................................................................................................................................... 66 
4.3 Rencana Anggaran Non Pemerintah ................................................................................................................ 67 
4.3.1Potensi Kontribusi Swasta dan BUMN/D................................................................................................... 67 
7
4.3.2Potensi Kontribusi Masyarakat .................................................................................................................. 67 
4.4 Antisipasi Funding-Gap..................................................................................................................................... 68 
BAB 5 RENCANA IMPLEMENTASI......................................................................................................... 69 
5.1 Kondisi Kesiapan Pelaksanaan......................................................................................................................... 69 
5.1.1Studi & Disain, dan Dokumen Tender........................................................................................................ 86 
5.1.2Pembebasan lahan dan Resettlement....................................................................................................... 86 
5.1.3Kesiapan Organisasi Pengelola................................................................................................................. 86 
5.2 Rencana Kerja Monitoring dan Evaluasi ........................................................................................................... 87 
8
DAFTAR TABEL 
Tabel 2. 1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk 3 (tiga) TahunTerakhir.......................................................... 11 
Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 (lima) Tahun .............................................. 12 
Tabel 2. 3 Analisa Penetapan Area Beresiko .............................................................................................. 14 
Tabel 2. 4 Proyeksi Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Sidenreng Rappang untuk Sanitasi ............... 20 
Tabel 2. 5 Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik ......................................................................... 21 
Tabel 2. 6 Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik.................................................................................. 23 
Tabel 2. 7 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Air Limbah Domestik........................................... 23 
Tabel 2. 8 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik............................................................... 22 
Tabel 2. 9 Permasalahan Persampahan ..................................................................................................... 23 
Tabel 2. 10 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Domestik ................................................ 25 
Tabel 2. 11 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Persampahan.................................................... 26 
Tabel 2. 12 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Persampahan Domestik.................................. 26 
Tabel 2. 13 Permasalahan Drainase ........................................................................................................... 28 
Tabel 2. 14 Resume Tujuan dan Sasaran Utama Pembangunan Drainase ................................................ 30 
Tabel 2. 15 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Drainase............................................................ 30 
Tabel 2. 16 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Drainase .......................................................... 30 
Tabel 2. 17 Permasalahan Mendesak PHBS Terkait Sanitasi..................................................................... 31 
Tabel 2. 18 Tujuan Dan Sasaran PHBS Terkait Sanitasi............................................................................. 31 
Tabel 2. 19 Prioritas implementasi program dan kegiatan PHBS terkait sanitasi ........................................ 32 
Tabel 2. 20 Kerangka Kerja Logis Air Limbah ............................................................................................. 33 
Tabel 2. 21 Kerangka Kerja Logis Persampahan ........................................................................................ 35 
Tabel 2. 22 Kerangka Kerja Logis Drainase ................................................................................................ 36 
Tabel 2. 23 Kerangka Kerja Logis PHBS..................................................................................................... 37 
Tabel 3. 1 Rencana Kegiatan Air Limbah .................................................................................................... 44 
Tabel 3. 2Rencana Kegiatan Persampahan................................................................................................ 51 
Tabel 3. 3 Rencana Kegiatan Drainase....................................................................................................... 59 
Tabel 3. 4 Rencana Kegiatan PHBS terkait Sanitasi ................................................................................... 60 
Tabel 3. 5 Daftar pendek sumber pendanaan negara-negara donor,.......................................................... 62 
Tabel 3. 6 Daftar perusahaan penyelenggara CSR yang memiliki potensi berpartisipasi............................ 63 
Tabel 4. 1 Rekapitulasi Anggaran Per Sumber Anggaran ........................................................................... 64 
Tabel 4. 2 Rekapitulasi Anggaran............................................................................................................... 65 
Tabel 4. 3 Rekapitulasi APBD Kab. Sidenreng Rappang ............................................................................ 65 
Tabel 4. 4 Rekapitulasi APBD Provinsi Sulawesi Selatan ........................................................................... 66 
Tabel 4. 5 Rekapitulasi APBN ..................................................................................................................... 66 
Tabel 4. 6 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta ................................................................. 67 
Tabel 4. 7 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Masyarakat............................................................................ 67 
Tabel 4. 8 Funding Gap APBD Kabupaten/Kota.......................................................................................... 68 
Tabel 5. 1 Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran Tahun 2015 .............................................. 69 
Tabel 5. 2 Kriteria Kesiapan Implementasi Infrastruktur tahun 2015 .......................................................... 73 
Tabel 5. 3 Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran Tahun 2016 .............................................. 77 
Tabel 5. 4 Kriteria Kesiapan Implementasi Infrastruktur tahun 2016 .......................................................... 80 
Tabel 5. 5 Kriteria Kesiapan Studi dan Perencanaan Teknis....................................................................... 86 
Tabel 5. 6 Identifikasi Permasalahan Lahan................................................................................................ 86 
Tabel 5. 7 Pembentukan dan/atau Penguatan Organisasi Pengelola.......................................................... 86 
9
DAFTAR GAMBAR 
Gambar 1. 1 Skema Proses Perencanaan PPSP.......................................................................................... 4 
Gambar 3. 1 Peta Lokasi Infrastruktur Air Limbah dan Volumenya yang ada saat ini ................................. 41 
Gambar 3. 2Peta Lokasi Infrastruktur Air Limbah dan Volumenya yang akan dibangun............................. 42 
Gambar 3. 3 Peta Lokasi Infrastruktur Persampahan dan Volume yang ada saat ini............................... 47 
Gambar 3. 4 Peta Lokasi Infrastruktur Persampahan dan Volume yang akan dibangun.......................... 48 
Gambar 3. 5 Peta Lokasi Infrastruktur Drainase dan Volumenya yang saat ini........................................... 56 
Gambar 3. 6 Peta Lokasi Infrastruktur Drainase dan Volumenya yang akan dibangun............................... 57 
Gambar 5. 1 Rencana Kerja Monitoring dan Evaluasi Tahunan Tahun 2015.............................................. 87 
10
DAFTAR ISTILAH 
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 
BPS : Buku Putih Sanitasi 
DAK : Dana Alokasi Khusus 
DAU : Dana Alokasi Umum 
DSS : Diagram Sistem Sanitasi 
PHBS : Pola Hidup Bersih dan Sehat 
PMHSJK : Pemberdayaan Masyarakat Hiegienis yang Sensitif Jender dan Kemiskinan 
POKJA : Kelompok Kerja 
PPSP : Program Percepatan Sanitasi Permukiman 
RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 
RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah 
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Dinas 
SSA : Sanitation Supply Assesment 
TPA : Tempat Pembuangan Akhir 
UU : Undang-undang 
1
BAB I 
PENDAHULUAN 
2 
1.1 Latar Belakang 
Permasalahan sanitasi secara umum di Indonesia diakibatkan oleh masih lemahnya 
perencanaan pembangunan sanitasi, dimana perencanaan yang dilakukan tidak terpadu, salah 
sasaran, tidak sesuai kebutuhan, tidak berkelanjutan, dan kurangnya perhatian masyarakat pada 
perilaku hidup bersih dan sehat. Olehnya itu diperlukan perencanaan yang terpadu dengan melibatkan 
berbagai pihak baik itu Pemerintah, Swasta dan Masyarakat sebagaimana yang diamanatkan dalam 
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dimana Pemerintah 
Kabupaten/Kota wajib mengelola sanitasinya. Kondisi ini mendorong Pemerintah Kabupaten Sidenreng 
Rappang ikut dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). 
Dalam Program PPSP Kabupaten/Kota diwajibkan untukmenyusun 3 (tiga) Dokumen 
Perencanaan terkait sanitasi antaralain : 1. Buku Putih Sanitasi (BPS), 2. Strategi Sanitasi Kota (SSK) 
dan 3.Memorandum Program Sanitasi.(MPS).Pada tahun 2013 Kabupaten Sidenreng Rappang telah 
menyelesaikan 2 (dua) dokumen yaitu BPS dan SSK, dan untuk tahun 2014 akan disusun dokumen 
MPS.Dokumen MPS ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen 
perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik 
sinkronisasi dan koordinasi pada tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Kementerian/Lembaga untuk 
periode jangka menengah. Dari sisi penganggaran, dokumen ini juga memuat rancangan dan 
komitmen pendanaan untuk implementasinya, baik komitmen alokasi penganggaran pada tingkat 
Kabupaten, Provinsi, Pusat maupun dari sumber pendanaan lainnya. 
Untuk sumber pendanaan dari sektor Pemerintah, keseluruhan komitmen dalam dokumen ini 
akan menjadi acuan dalam tindaklanjut melalui proses penganggaran formal tahunan. 
Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain : 
v Pemrograman telah mempertimbangkan komitmen bersama antara kemampuan APBD 
Pemerintah Daerah dan pendanaan Pemerintah Pusatmaupun partisipasi dari sector pendana 
lain yang peduli sanitasi; 
v Program dan Anggaran untuk 5 tahun kedepan sudah diketahui, sehingga perencanaan lebih 
optimal dan matang; 
v Memorandum program investasi Kabupaten merupakan rekapitulasi dari semua dokumen 
perencanaan sanitasi dan telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan Pemerintah 
Kabupaten dari aspek teknis, biaya dan waktu;
v Memorandum program investasi ini dilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang 
diwujudkan melalui persetujuan dan tandatangan dari Bupati selaku kepala daerah; 
v Program investasi sektor sanitasi ini telah disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan 
Kabupaten untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan Kabupaten Sidenreng 
Rappang; 
Penyusunanrencana program investasi ini telah ditekankan aspek keterpaduan antara 
pengembangan wilayah/kawasan dengan pengembangan sector bidang yang terkait kesanitasian, 
yang mencakup : KoordinasiPengaturan, IntegrasiPerencanaan, dan Sinkronisasi Program 
berdasarkan skala prioritas tertentu atau yang ditetapkan paling sesuai dalam rangka menjawab 
tantangan pembangunan. 
Memorandum program ini dilengkapi dengan table-tabel rencana investasi program, rencana 
pelaksanaannya sampai akhir 5 (lima) tahun kedepan, peta-peta pokok yang dapat menjelaskan arah 
pengembangan dan struktur kota. 
1.2 Maksud Dan Tujuan 
Maksud dari penyusunan Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) ini adalah sebagai 
3 
berikut : 
a. Tersusunnya dokumen rencana strategi dan komitmen pendanaan oleh pemerintah 
kabupaten Sidenreng Rappang dan pihak terkait stakeholders untuk implementasi 
pembangunan sektor sanitasi kabupaten jangka menengah dalam rangka pelaksanaan 
pembangunan sanitasi yang komprehensif pada tingkat Kabupaten. 
b. Mendorong para stakeholders melaksanakan kebijakan pengembangan sanitasi yang 
lebihefektif, partisipatif, dan berkelanjutan. 
c. Mendorongpihak lain seperti swasta, donor dan masyarakat untuk mau mengambil peran 
dalam penanganan sektor sanitasi di Kabupaten Sidenreng Rappang. 
Adapun Tujuan Penyusunan Dokumen MPS Kabupaten Sidenreng Rappang adalah : 
a. Dokumen ini diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman penganggaran untuk 
implementasi pelaksanaan pembangunan sanitasi mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 
2018 yang telah tercantum dalam dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten 
Sidenreng Rappang. 
b. Dapat memberikan gambaran tentang kebijakan pendanaan untuk implementasi 
pembangunan Sanitasi Kabupaten Sidenreng Rappang selama 5 tahun yaitu tahun 2014 
sampai dengan tahun 2018.
c. Dipergunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Operasional tahapan pembangunan 
4 
sanitasi. 
d. Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan 
pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam 
pembangunan sanitasi Kabupaten Sidenreng Rappang. 
Adapun proses perencanaan pembangunan bidang sanitasi secara keseluruhan digambarkan 
sebagai berikut : 
Gambar 1. 1 Skema Proses Perencanaan PPSP 
1.3 Wilayah Perencanaan 
Kabupaten Sidenreng Rappang dengan ibukota Pangkajene sebagai salah satu sentra produksi 
beras di Sulawesi Selatan, terletak 183 Km sebelah utara Makassar (ibukota Provinsi Sulawesi 
Selatan) dengan luas wilayah 1.883,25 Km2, yang secara administratif terdiri dari 11 Kecamatan dan 
106 Desa/Kelurahan. Kabupaten Sidenreng Rappang berbatasan dengan : 
Ø Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang dan Enrekang; 
Ø Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan Wajo; 
Ø Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pinrang dan Kota Parepare; 
Ø SebelahselatanberbatasandenganKabupatenBarrudanSoppeng. 
Kabupaten Sidenreng Rappang dengan letak geografis 3o43’ – 4o09’ Lintang Selatan (LS) dan 
119o41’ – 120o10’ Bujur Timur dengan posisi strategis dan aksebilitas yang tinggi, sehingga memiliki 
peluang pengembangan ekonomi melalui keterkaitan wilayah khususnya keterkaitan dengan daerah 
yang mendukung pembangunan social ekonomi dan budaya. 
Kondisi kelerengan yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang terbagi dalam 4 (empat) 
kategoriyaitu :
Ø Kemiringan lereng 0 – 2 %, yang tersebar diseluruh wilayah kecamatan. 
Ø Kemiringan lereng 2 – 15 %, yang termasuk dalam kategori tersebar adalah pada 5 
(lima) kecamatan. 
Ø Kemiringan lereng 15 – 40 %, yang juga termasuk pada kategori ini terdapat pada 5 
(lima) kecamatan. 
Ø Kemiringan lereng diatas 40 %, pada kategori ini terdapat di 5 (lima) kecamatan. 
Kelerengan sangat terkait dengan kondisi drainase, yaitu keadaan tergenangnya bagian 
permukaan tanah oleh air pada saat tertentu, yang tidak ditunjukkan khusus seperti kolam dan lainnya. 
Keadaan drainase disuatu tempat ditentukan oleh kemiringan tanahnya, semakin tinggi dan semakin 
bervariasi kemiringan maka cenderung drainasenya makin baik. Keadaan tofografi di Kabupaten 
Sidenreng Rappang yang bervariasi mulai dari datar sampai curam agak menguntungkan dari aspek 
ketergantungannya. Pengaturan air yang semakin baik dan berfungsinya saluran pengairan 
menyebabkan daerah tidak tergenang kecuali jika terjadi banjir dan bencana alam lainnya. Daerah 
yang kadang tergenang terdapat di Kecamatan Panca Lautang, Tellu Limpoe, Maritengngae 
danWatang Sidenreng dengan luasan yang sempit. Sedangkan Daerah yang tergenang terdapat di 
Kecamatan Maritengngae, Watang Sidenreng, Pitu Riawa dan Pitu Riase, merupakan Daerah rawa. 
Selanjutnya adalah masalah erosi.terjadinya erosi dipengaruhi oleh kemiringan tanah, ketinggian 
tempat, tekstur, jenis tanah, curah hujan dan tumbuhan penutup tanah (vegetasi). Oleh karena itu 
keadaan erosi disuatu tempat akan bervariasi tergantung dari banyaknya faktor pendukung terjadinya 
erosi yang ada ditempat itu. Berdasarkan terkikisnya tanah permukaan, maka tanah di Kabupaten 
Sidenreng Rappang dibedakan atas daerah yang ada erosi dan tidak erosi. 
Keadaan iklim Kabupaten Sidenreng Rappang adalah identik dengan keadaan iklim wilayah 
lain yang ada di PulauSulawesi secara keseluruhan, hal ini dapat dilihat pada temperatur udara 
maksimum 35 oC dan suhu udara minimum 26 oC dengan jumlah curah hujan rata-rata 991,50 
mm/tahun. 
Pada umumnya kondisi hidrologi di Kabupaten Sidenreng Rappang sangat berkaitan dengan 
tipe iklim dan kondisi geologi yang ada. Kondisi hidrologi permukaan ditentukan oleh sungai-sungai 
yang ada yang pada umumnya berdebit kecil, oleh karena sempitnya daerah aliran sungai sebagai 
wilayah tangkapan air (cathmen area) dan sistem sungainya. Kondisi tersebut diatas menyebabkan 
banyaknya aliran sungai yang terbentuk. Air tanah bebas (watertable groundwater) dijumpai pada 
endapan aluvial dan endapan pantai. Kedalaman air tanah sangat bervariasi yang tergantung pada 
keadaan dan jenis lapisan batuan. 
Pada wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang, sistem jaringan sumber daya air yang 
merupakanwilayah Sungai (WS) Nasionalada 2 yaitu Wilayah Sungai Walanae Cenranae sebagai 
5
wilayah sungai strategis nasional yang meliputi DAS Walanae – Cenranae (7.924 Km2), DAS Bila 
(1.368 Km2), DAS Siwa (268.40 Km2) dan DAS Gilireng (518 Km2) serta Wilayah Sungai Saddang 
sebagai wilayah sungai lintas provinsi yang meliputi DAS Kariango, DAS Rappang (379 Km2), dan DAS 
Karajae (142,45 Km2) sepertipadaTabel1.1. Terdapat 38 (Tiga Puluh Delapan) sungai yang mengaliri 
berbagai kecamatan. Di Kecamatan Panca Lautang terdapat 6 (enam) aliran sungai sepanjang 33.750 
meter, Kecamatan Tellu Limpoe dengan panjang 18.000 meter, Kecamatan Watang Pulu dengan 
panjang 39.000 meter, Kecamatan Baranti dengan panjang 15.000meter, Kecamatan Panca Rijang 
dengan panjang 19.550 meter, Kecamatan Kulo dengan panjang 25.700 meter, Kecamatan 
MaritengngaE dengan panjang 5.000 meter, Kecamatan Dua Pitue dengan panjang 68.460 meter, 
merupakan Kecamatan yang memiliki aliran sungai terpanjang di Kabupaten Sidenreng Rappang, 
Kecamatan Pitu Riawa dengan panjang 7.500 meter. 
6
7 
Gambar 1.1: Peta Administrasi 
Kabupaten/Kota
8 
1.4 Methodologi 
Methodologi yang dipakai pada proses PenyusunanDokumen Memorandum Program Sanitasi 
(MPS) Kabupaten Sidenreng Rappang adalah sebagaiberikut : 
1. Review terhadapDokumenStrategiSanitasi Kota(SSK) 
2. Internalisasi 
3. Konsultasi dengan Pokja Provinsi dan Satker terkait di provinsi. 
4. Akses Sumber Pendanaan Non-Pemerintah 
5. Pengawalan Program dan Kegiatan kedalam mekanisme penganggaran. 
Proses penyusunan MPS terdiri dari beberapa tahapan yang tidak dapat terlepas antara satu 
dengan lainnya, antara lain sebagaiberikut: 
1. Melakukan Review SSK khususnya untuk Kerangka Logis, Program, Kegiatan dan 
Penganggaran serta Prioritasi Program. 
2. Melakukan konsultasi kepada SKPD terkait di Kabupaten 
3. Melakukan konsultasi teknis kepada Pokja Provinsi dan Satker terkait. 
4. Melakukan pertemuan dengan sumber-sumber alternatif non pemerintah ditingkat Kab./Kota 
5. Melakukan pengawalan kepada mekanisme penganggaran. 
Sistematika penyusunan dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) terdiri dari 5 bab 
yaitu sebagai berikut: 
Ø Bab pertama: berisi pendahuluan yang menggambarkan tentang latar belakang, maksud dan 
tujuan, wilayah perencanaan dan Methodologi penyusunan MPS; 
Ø Bab kedua :menyajikan hasil review SSK yang menyangkut profil Kabupaten, kondisi 
eksisting sanitasi, Prioritasi Program, kerangka logis; 
Ø Bab ketiga :berisi tentang rencana implementasi program dan kegiatan, perhitungan volume 
kebutuhan infrastruktur dan non infrastruktur; 
Ø Bab keempat :berisi tentang rencana kebutuhan biaya untuk implementasi dan sumber 
pendanaan bagi masing-masing kegiatan. Disamping itu dalam bab ini juga menguraikan 
rencana antisipasi bilamana terjadi funding gap; 
Ø Bab kelima :berisi inventarisasi status kesiapan dari masing-masing kegiatan, langkah-langkah 
dan tindaklanjut yang harus dilakukan bagi kegiatan yang belum memenuhi kriteria 
kesiapan dan rencana Monev.
BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI 
9 
2.1 Profil Kabupaten Sidenreng Rappang 
2.1.1 Kependudukan 
Jumlah penduduk Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2011 sebanyak 274.652 jiwa yang 
terdiri dari 133.672 jiwa penduduk laki-laki dan 140.980 jiwa penduduk perempuan, dengan penduduk 
terbanyak berada di Kecamatan Maritengngae yaitu sebesar 46.643 jiwa. 
Jumlah penduduk perempuan hampir di semua kecamatan lebih banyak dibanding penduduk laki-laki. 
Hal ini dilihat dari rasio jenis kelamin (sex ratio) yang lebih kecil dari 100, kecuali di Kecamatan Pitu 
Riase. Ratio jenis kelamin di Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2011 sebesar 94,82%. Artinya 
dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 95 penduduk laki-laki. 
Kepadatan penduduk per Km2 dapat dijadikan salah satu indikator penyebaran penduduk di suatu 
wilayah. Kepadatan penduduk di Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2011 sekitar 146 jiwa/Km2. 
Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Panca Rijang yaitu sekitar 803 jiwa/Km2. Sedangkan 
kepadatan terendah berada di Kecamatan Pitu Riase yaitu sekitar 24 Jiwa/Km2. 
Perkembangan atau pertumbuhan penduduk merupakan indeks perbandingan jumlah penduduk 
pada suatu tahun terhadap jumlah penduduk pada tahun sebelumnya. Perkembangan jumlah penduduk 
dalam suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian (pertambahan alami), selain itu juga 
dipengaruhi adanya faktor migrasi penduduk yaitu perpindahan keluar dan masuk. Pada dasarnya tingkat 
pertumbuhan jumlah penduduk, dapat digunakan untuk mengasumsikan prediksi atau meramalkan 
perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang. Prediksi perkiraan jumlah penduduk dimasa yang 
akan datang dilakukan dengan pendekatan matematis dengan pertimbangan pertumbuhan jumlah 
penduduk 3 tahun terakhir. 
Data jumlah penduduk Kabupaten Sidenreng Rappang 3 tahun terakhir menunjukkan jumlah 
penduduk pada tahun 2009 sebanyak 252.483 jiwa, sedangkan pada tahun 2011 mencapai 274.652 jiwa. 
Hal tersebut memperlihatkan adanya perkembangan jumlah penduduk yang tidak menentu. Dimana pada 
tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang sangatsigfikanyaitu sebanyak 19.428 jiwa, 
sedangkan pertambahan jumlah penduduk selama kurun waktu tahun 2010ketahun 2011 sekitar 2741 
jiwa. 
Untuk proyeksi pertumbuhan penduduk Kabupaten Sidenreng Rappang digunakan laju 
pertumbuhan penduduk rata-rata selama 10 tahun terakhir (2000-2010) yakni sebesar 1,29% seperti yang 
dilangsir oleh BPS hasil sensus 2010.
Dengan Menggunakan persentase laju pertumbuhan tersebut maka untuk menghitung proyeksi 
pertumbuhan penduduk 5(lima) tahun kedepan dipakai rumus pertumbuhan Linier sebagai berikut: 
10 
Rumus proyeksi jumlah Penduduk; 
Pn = P0 . (1 + r)n 
Pn = ProyeksiJumlahPenduduktahunberikutnya 
po = JumlahpendudukSekarang 
r = Rata-rata tingkatpertumbuhanpenduduk 
n ` = Jumlah Tahun Proyeksi
Tabel 2. 1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk 3 (tiga) TahunTerakhir 
Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk 
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011 
Panca Lautang 17.071 17.241 17.339 4.317 4.303 4.427 91 93 93 111 112 113 
Tellu Limpoe 21.511 22.728 22.871 5.440 5.155 5.304 89 90 90 208 220 222 
Watang Pulu 25.959 30.128 30.582 6.567 7.289 7.500 96 97 97 172 199 202 
Baranti 26.569 28.068 28.369 6.720 7.042 7.246 91 93 93 493 521 526 
Panca Rijang 25.258 27.086 27.332 6.389 6.450 6.637 93 93 93 742 796 803 
Kulo 10.660 11.345 11.462 2.695 2.761 2.841 94 94 95 142 151 153 
Maritengngae 40.767 46.139 46.643 10.311 10.678 10.987 93 94 94 619 700 708 
Watang Sidenreng 15.729 17.051 17.203 3.979 4.077 4.195 94 96 96 130 141 142 
Dua Pitue 26.340 27.272 27.549 6.663 6.257 6.438 93 94 95 376 390 394 
Pitu Riawa 24.212 24.980 25.213 6.124 5.767 5.934 96 97 97 115 119 120 
Pitu Riase 18.407 19.873 20.089 4.657 4.734 4.871 102 101 101 22 24 24 
TOTAL 252.483 271.911 274.652 63.862 64.513 66.380 94 95 95 134 144 146 
11 
Sumber :Buku Putih Sanitasi (BPS) Bab 2
Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 (lima) Tahun 
Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kepadatan Penduduk (org/Ha) 
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 
Panca Lautang 17.789 18.019 18.251 18.487 18.725 4.542 4.601 4.660 4.720 4.781 - 229 232 235 238 1,16 1,17 1,19 1,20 1,22 
Tellu Limpoe 23.465 23.768 24.074 24.385 24.699 5.442 5.512 5.583 5.655 5.728 - 303 307 311 315 2,27 2,30 2,33 2,36 2,39 
Watang Pulu 31.376 31.781 32.191 32.606 33.027 7.695 7.794 7.895 7.996 8.100 - 405 410 415 421 2,07 2,10 2,13 2,15 2,18 
Baranti 29.106 29.481 29.861 30.247 30.637 7.434 7.530 7.627 7.726 7.825 - 375 380 385 390 5,40 5,47 5,54 5,61 5,69 
Panca Rijang 28.042 28.403 28.770 29.141 29.517 6.809 6.897 6.986 7.076 7.168 - 362 366 371 376 8,24 8,35 8,46 8,57 8,68 
Kulo 11.760 11.911 12.065 12.221 12.378 2.915 2.952 2.990 3.029 3.068 - 152 154 156 158 1,57 1,59 1,61 1,63 1,65 
Maritengngae 47.854 48.471 49.097 49.730 50.372 11.272 11.418 11.565 11.714 11.865 - 617 625 633 642 7,26 7,36 7,45 7,55 7,64 
Watang Sidenreng 17.650 17.877 18.108 18.342 18.578 4.304 4.359 4.416 4.473 4.530 - 228 231 234 237 1,46 1,48 1,50 1,52 1,54 
Dua Pitue 28.264 28.629 28.998 29.372 29.751 6.605 6.690 6.777 6.864 6.953 - 365 369 374 379 4,04 4,09 4,14 4,20 4,25 
Pitu Riawa 25.868 26.201 26.539 26.882 27.229 6.088 6.167 6.246 6.327 6.408 - 334 338 342 347 1,23 1,25 1,26 1,28 1,29 
Pitu Riase 20.611 20.877 21.146 21.419 21.695 4.997 5.062 5.127 5.193 5.260 - 266 269 273 276 0,24 0,25 0,25 0,25 0,26 
TOTAL 281.784 285.419 289.101 292.830 296.608 68.104 68.982 69.872 70.773 71.686 0 3635 3681,9 3729 3778 1,50 1,52 1,54 1,55 1,57 
12 
Sumber :Buku Putih Sanitasi (BPS) Bab 2
13 
2.1.2 Area Berisiko 
Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data 
sekunder dan data primer berdasarkan hasil penilaian oleh SKPD dan hasil studi EHRA. Penentuan area 
berisiko berdasarkan data sekunder adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat risiko sebuah area 
(kelurahan/desa) berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD mengenai Kepadatan Penduduk, Jumlah 
KK miskin, Ketersediaan Air Bersih (SR/HU/KU), Ketersediaan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga; 
serta bila data tersedia, Luas Genangan. Penentuan area berisiko berdasarkan Penilaian SKPD diberikan 
berdasarkan pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja 
kabupaten Sidenreng Rappang. Adapun penentuan area berisiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah 
kegiatan menilai dan memetakan tingkat resiko berdasarkan: kondisi sumber air; pencemaran karena air 
limbah domestik; pengelolaan persampahan di tingkat rumahtangga; kondisi drainase; aspek perilaku (cuci 
tangan pakai sabun, higiene jamban, penangan air minum, buang air besar sembarangan). 
Penetapan area beresiko sanitasi di Kabupaten Sidenreng Rappang didapatkan dari kompilasi hasil 
skoring terhadap data sekunder sanitasi, persepsi SKPD terkait sektor sanitasi dan hasil studi EHRA. 
Skoring data sekunder memiliki bobot 30% dari total penilaian, skoring persepsi SKPD memiliki bobot 
30%,Sedangkanskoring hasil studi EHRA berbobot 40%, Skor diberikan antara 1 - 4 untuk 
menggambarkan tingkat risiko dimana skor 4 = risiko yang sangat tinggi ditunjukkan warna merah; skor 3 
= risiko tinggi ditunjukkan warna kuning; skor 2 = risiko rendah ditunjukkan warna hijau; skor 1 = risiko 
sangat rendah ditunjukkan warna biru. 
Proses penentuan area berisiko dimulai dengan analisis Data Sekunder, diikuti dengan penilaian 
SKPD dan analisis berdasarkan hasil studi EHRA. Penentuan area berisiko dilakukan bersama-sama 
seluruh anggota Pokja berdasarkan hasil dari ketiga data tersebut. Penentuan area berisiko berdasarkan 
tingkat/derajat risiko ini akan disajikan dalam bentuk tabel dan peta.
Tabel 2. 3 Analisa Penetapan Area Beresiko 
Kecamatan Kelurahan Tingkat Risiko Perkotaan/Perd 
14 
esaan 
Kebutuhan 
Penanganan 
/Penyebab Utama 
Eisiko 
SIDENRENG RAPPANG 
PancaLautang 
Bilokka Sedang Perkotaan Drainase & 
Persampahan 
Lajonga Tinggi Perkotaan Prohisan & Daeah 
Banjir 
Wettee Sangat Tinggi Perdesaan Limbah, Sampah & 
PHBS 
L i s e Kurang Perdesaan Persampahan 
Corawali 
Tinggi 
Perdesaan Drainase, 
Persampahan & 
PHBS 
Wanio Tinggi Perdesaan PHBS 
WanioTimoreng Tinggi Perdesaan Daerah Banjir 
Bapangi Tinggi Perdesaan PHBS 
Allesalewo Sangat Tinggi Perdesaan Air Limbah & PHBS 
Cenrana Tinggi Perdesaan Air Limbah & PHBS 
TelluLimpoe 
Amparita 
Tinggi 
Perkotaan Drainase, Air 
Limbah, Sampah & 
PHBS 
Arateng Tinggi Perkotaan Persampahan & 
PHBS 
ToddangPulu 
Sangat Tinggi 
Perkotaan Drainase, Air 
Limbah, Sampah & 
PHBS 
Baula 
Tinggi 
Perkotaan Drainase, Air 
Limbah, Sampah & 
PHBS 
Pajalele Sedang Perkotaan Drainase, & 
Persampah 
Massepe Tinggi Perkotaan PHBS & Akses Air 
Bersih 
Teppo Sedang Perdesaan Drainase & Sampah 
Teteaji Tinggi Perdesaan Drainase & Sampah 
Polewali Sedang Perdesaan Drainase & Sampah 
WatangPulu 
Lainungan Sedang Perkotaan Drainase & 
Persampahan 
Carawali Kurang Perdesaan Persampahan 
Buae Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
Mattirotasi Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
Ciro-ciroe Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
Batulappa Sedang Perkotaan Drainase &
15 
Persampahan 
Arawa Sedang Perkotaan Drainase & 
Persampahan 
Lawawoi Sedang Perkotaan Drainase & 
Persampahan 
Uluale Sedang Perkotaan Drainase & 
Persampahan 
Bangkai Tinggi Perkotaan Persampahan & 
PHBS 
Baranti 
Baranti Tinggi Perkotaan Persampahan & 
PHBS 
Manisa Tinggi Perkotaan Persampahan & 
PHBS 
Duampanua Sedang Perkotaan Drainase & 
Persampahan 
Panreng Kurang Perkotaan Persampahan 
Benteng Kurang Perkotaan Persampahan 
Passeno Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
Tonrongnge Kurang Perdesaan Persampahan 
Sipodeceng Kurang Perdesaan Persampahan 
TonrongRijang Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
PancaRijang 
Rappang Sedang Perkotaan Drainase & 
Persampahan 
Lalebata Sedang Perkotaan Drainase & 
Persampahan 
Maccorawalie Sedang Perkotaan Drainase & 
Persampahan 
Kadidi Sedang Perkotaan Drainase & 
Persampahan 
TimorengPanua Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
BuloWattang Tinggi Perdesaan Persampahan & 
PHBS 
BuloTimoreng Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
CipoTakari Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
Kulo 
K u l o Sedang Perkotaan Drainase & 
Persampahan 
Maddenra Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
RijangPanua Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
Abbokongang Tinggi Perdesaan PHBS 
M a r i o Tinggi Perdesaan PHBS 
BinaBaru Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
Maritengngae 
Pangkajene Kurang Perkotaan Persampahan 
RijangPittu Kurang Perkotaan Persampahan
Lakessi Sedang Perkotaan Drainase & 
16 
Persampahan 
Majjelling Kurang Perkotaan Persampahan 
MajjellingWattan 
g Sedang Perkotaan Drainase & 
Persampahan 
LautangBenteng Kurang Perkotaan Persampahan 
W a l a 
Tinggi 
Perkotaan Drainase, 
Persampahan & 
PHBS 
Sereang 
Tinggi 
Perdesaan Drainase, 
Persampahan & 
PHBS 
Kanie 
Tinggi 
Perdesaan Drainase, 
Persampahan & 
PHBS 
Allakuang Tinggi Perdesaan PHBS & Akses Air 
Bersih 
Tanete Kurang Perdesaan Persampahan 
Takkalasi Tinggi Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
WatangSidenreng 
Kanyuara Tinggi Perkotaan Air Limbah & PHBS 
Empagae Tinggi Perkotaan Persampahan & 
PHBS 
Sidenreng Sedang Perkotaan Drainase & 
Persampahan 
Aka-akae Tinggi Perdesaan Persampahan & 
PHBS 
Mojong Tinggi Perdesaan Banjir & PHBS 
Talumae Sangat Tinggi Perdesaan Air Limbah & PHBS 
Damai Kurang Perdesaan Persampahan 
Talawe Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
DuaPitue 
TanruTedong 
Tinggi 
Perkotaan Banjir, 
Persampahan & 
PHBS 
SaloMallori 
Sangat Tinggi 
Perkotaan Drainase, 
Persampahan, Air 
Limbah & PHBS 
SaloBukkang 
Tinggi 
Perdesaan Banjir, 
Persampahan & 
PHBS 
KalosiAlau Kurang Perdesaan Persampahan 
Padang 
LoangAlau Tinggi Perdesaan Persampahan 
Padang Loang Tinggi Perdesaan Persampahan 
Kalosi Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
Bila Kurang Perdesaan Persampahan 
Taccimpo Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
Kampale Tinggi Perdesaan Persampahan & 
PHBS 
PituRiawa
Lancirang Tinggi Perkotaan Persampahan & 
17 
Drainase 
Ponrangae 
Tinggi 
Perkotaan PHBS & 
Rendahnya akses 
air bersih 
Sumpang Mango Tinggi Perdesaan Air Limbah & PHBS 
Lasiwala Sangat Tinggi Perdesaan Air Limbah & PHBS 
Anabanna Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
Ajubissu Kurang Perdesaan Persampahan 
Otting Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
Dongi Tinggi Perdesaan Drainase 
BuluCenrana 
Tinggi 
Perdesaan Air Limbah, PHBS 
& rendahnya akses 
air bersih 
Kalempang Tinggi Perdesaan Air Limbah & PHBS 
Betao Tinggi Perdesaan Air Limbah & PHBS 
BetaoRiase Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
PituRiase 
Batu Tinggi Perkotaan PHBS 
Bola Bulu Tinggi Perdesaan Drainase 
BilaRiase Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
Botto Tinggi Perdesaan Banjir & PHBS 
Leppangeng Tinggi Perdesaan Banjir & PHBS 
Belawae Sangat Tinggi Perdesaan PHBS 
Lagading Sedang Perdesaan Drainase & 
Persampahan 
Tanatoro Tinggi Perdesaan PHBS & Akses Air 
Bersih 
Compong Tinggi Perdesaan Air imbah, sampah 
& PHBS 
Lombo Tinggi Perdesaan Air imbah, sampah 
& PHBS 
Dengeng- 
Dengeng Tinggi Perdesaan Air imbah, sampah 
& PHBS 
BuntuBuanging Tinggi Perdesaan Air imbah, sampah 
& PHBS
18 
Gambar 2.1 
Peta Area Beresiko Sanitasi Kabupaten Sidenreng Rappang
19 
2.1.3 Keuangan Daerah 
Faktor penting lain yang sangat menentukan penentuan sistem dan cakupan pelayanan sanitasi 
adalah faktor pembiayaan yang sangat tergantung pada kemampuan keuangan daerah. Dalam buku 
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sidenreng Rappang tergambar beberapa sumber pendanaan dan besaran 
nilai pendanaan yang direncanakan akan termuat dalam APBD Kabupaten Sidenreng rappang maupun 
bantuan provinsi. Alokasi belanja untuk sektor sanitasi di Kabupaten Sidenreng rappang mengalami 
penurunan yang cukup signifikan selama 5 (lima) tahun terakhir, dimana rata-rata pertumbuhan 
pendanaan mencapai -19,19% pertahun. 
Untuk air limbah domestik mengalami penurunan dengan rata-rata pertumbuhan -0,18%. 
Sedangkan untuk pendanaan sampah rumah tangga persentase pertumbuhan rata-rata 42,24%, drainase 
lingkungan tingkat rata-rata pertumbuhan -39,61% dan Prohisan juga mengalami penurunan dengan rata-rata 
pertumbuhan -44,39%. Untuk DAK sanitasi rata-rata pertumbuhan tiap tahun 29,80%. Persentase 
APBD murni Sanitasi terhadap belanja langsung untuk tahun 2009-2013 adalah rata-rata 2,74%. Melihat 
masih kurangnya pendanaan untuk sanitasi di Kabupaten Sidenreng rappang, maka kami berdasarkan 
komitmen POKJA Kabupaten Sidenreng Rappang untuk pendanaan sanitasi dinaikkan menjadi 3,5 % dari 
total belanja langsung. Lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2.4. 
Proyeksi pendanaan belanja langsung APBD Kabupaten Sidenreng Rappang tahun 2014 - 2018 
mencapai Rp. 2.289.883.383.750,-, sedangkan perkiraan belanja APBD murni untuk sanitasi mencapai 
Rp. 62.738.635.882-. Perkiraan pendanaan sanitasi tahun 2014 - 2018 berdasarkan komitmen POKJA 
adalah 3,5% dari belanja langsung APBD diproyeksikan mencapai 54.182.908.707,-. Berikut tabel 
perkiraan pendanaan APBD Kabupaten Sidenreng Rappang untuk sanitasi tahun 2014 - 2018.
Tabel 2. 4 Proyeksi Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Sidenreng Rappang untuk Sanitasi 
Tahun 2014 – 2018 
No Uraian Perkiraan Kebutuhan (Rp) Total 
2014 2015 2016 2017 2018 
Perkiraan Belanja Langsung 390.437.100.250 424.206.888.500 457.976.676.750 491.746.465.000 525.516.253.250 2.289.883.383.750 
Perkiraan Belanja APBD Murni 
untuk Sanitasi 10.697.265.739 11.622.496.458 12.547.727.176 13.472.957.895 14.398.188.614 62.738.635.882 
20 
Perkiraan Pendanaan Sanitasi 
berdasar komitmen 
13.665.298.509 14.847.241.098 16.029.183.686 17.211.126.275 18.393.068.864 80.145.918.431 
Prosentase Komitmen terhadap 
belanja langsung 3,5% 3,5% 3,5% 3,5% 3,5% 3,5% 
1 
2 
3 
Sumber : Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) BAB 2
14,9% 
21 
2.2 Air Limbah 
2.2.1 Permasalahan air limbah 
Tabel 2. 5 Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik 
A. Sistem Air Limbah Permukiman: 
1.Aspek 
Pengembangan Sarana 
dan Prasarana: 
User Interface: 
§ Kepemilikan Jamban di Kab.Sidenreng Rappang berdasarkan studi ehra 
adalah 85,5 % dengan rincian 77,2% ke tangki septic, 0,7 % penyaluran 
tinja ke pipa sewer, 4,5 % yang menggunakan cubluk/lubang tanah, 1,5 % 
penyalurannya ke drainase, 0,5 % buang air besar ke sungai/danau, 0,2 
% buang air besar di kolam/sawah; 0,5 % buang tinja ke kebun/tanah 
lapang sedangkan ada 14,9 % yang tidak tahu penyaluran tinjanya 
(n=1000). Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kesadaran 
masyarakat dalam pengelolaan tinja 
Pengumpulan & 
Penampungan / 
Pengolahan Awal: 
77,2% 
0,5% 
0,2% 
0,5% 
1,5% 
4,5% 
0,7% 
Tangki septik 
Pipa sewer 
Cubluk/lobang tanah 
Langsung ke drainase 
Sungai/danau/pantai 
Kolam/sawah 
Kebun/tanah lapang 
Tidak tahu 
§ kondisi tangki septik yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang 
menunjukkan bahwa 51,4 % termasuk suspek aman sedangkan yang tidak 
termasuk suspek aman sebesar 48,6 %. Tangki septik suspek aman 
tertinggi di cluster 2 sebesar 57,5% dan terendah di cluster 1 sebesar 
45% (n=1000). Kondisi ini menujukkan besarnya potensi pencemaran 
tanah dan air tanah yang akan berpengaruh terhadap penyehatan 
lingkungan. Dengan adanya pencemaran air tanah, akan sangat 
berpengaruh terhadap kesehatan manusia
22 
Pengangkutan / 
Pengaliran: 
52,5 55,0 
100% 
90% 
80% 
70% 
60% 
50% 
40% 
30% 
20% 
10% 
§ belum ada pengangkutan oleh Pemerintah Daerah, hanya dilakukan 
pengangkutan melalui kab/kota terdekat yang memiliki 
angkutan/pengaliran 
Pengolahan Akhir 
Terpusat 
§ Belum ada tempat pengolahan akhir terpusat 
Daur Ulang / 
Pembuangan Akhir: 
§ belum dilakukannya praktek pendeteksian kualitas limbah 
Perencanaan Teknis 
dll. 
§ Belum adanya Master Plan Air Limbah Permukiman yang terintegrasi 
dengan RTRW perkotaan 
B. Lain-lain: 
2. Aspek Pendanaan: § Rendahnya skala prioritas penangan pengelolaan air limbah permukiman 
§ Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi 
§ Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat 
3. Aspek Kelembagaan: § Belum tersedianya pengelolaan secara khusus terhadap air limbah 
permukiman seperti IPLT. 
§ Masih rendah dan terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan 
§ Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan 
4. Aspek Peraturan 
Perundangan dan 
penegakan hukum: 
§ Belum tersedianya payung hukum untuk menjamin adanya situasi 
lingkungan yang lebih sehat dan aman. 
§ Belum adanya pedoman dasar dalam pengelolaan air limbah domestik 
5. Aspek Peran serta 
Masyarakat dan Dunia 
Usaha / Swasta: 
§ Masih rendahnya kesadaran masyarakat 
§ Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis 
masyarakat 
§ Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan 
§ Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran 
masyarakat 
6. Aspek Komunikasi, 
PMJK dll. 
§ Belum adanya media yang secara khusus melakukan kegiatan promosi 
terhadap air limbah 
42,5 43,3 
55,0 48,6 
47,5 45,0 
57,5 56,7 
45,0 51,4 
0% 
0 1 2 3 4 Kab. 
Sidrap 
Kluster Desa/Kelurahan 
Suspek aman 
Tidak aman
23 
2.2.2 Sasaran Pembangunan Air Limbah 
Tabel 2. 6 Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik 
Air Limbah Permukiman 
1) Meningkatnya jumlah jamban keluarga dari 72% tahun 2013 menjadi 85 % atau 56.432 RT tahun 
2018 
2) Terbangunnya tangki septic aman dari 51,4 % di tahun 2013 menjadi 60% atau 39.828 RT tahun 
2018. 
3) Terbangunnya MCK Komunal dari 1,2% atau 2200 jiwa terlayani tahun 2013 menjadi 5 % atau 30 
unit yang melayani 5560 jiwa tahu 2018 
4) Terbangunnya IPLT untuk skala kota dengan tingkat pelayanan 32.215 jiwa pada tahun 2016 
5) Terbangunnya 5 unit IPAL skala Kawasan yang melayani 55.498 jiwa pada tahun 2017. 
6) Adanya regulasi atau peraturan daerah yang mengatur sistem pengelolaan air limbah pada tahun 
2015. 
7) Tersedianya 2% anggaran APBD untuk sektor sanitasi Pemerintah Daerah 
8) Adanya keterlibatan media cetak dan elektronik khususnya dalam melaksanakan promosi dan liputan 
sanitasi. 
Tabel 2. 7 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Air Limbah Domestik 
No Sistem Cakupan 
layanan 
eksisting 
(2013) 
Tahun Keteran 
2014 2015 2016 2017 2018 gan 
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) 
A Sistem On-Site 
A.1 Individual (tangki septik) 
- Tangki Septik aman 36.55% 37.34% 38.63% 39.92% 41.21% 42.50% 
- Tangki Septik tdk aman 34.55% 29.39% 30.68% 31.97% 33.26% 34.55% 
A.2 Sistem Komunal 
1 MCK, MCK++ 1.20% 1.34% 1.48% 1.62% 1.76% 1.90% 
2 Cubluk dan Sejenisnya 4.5% 4.30% 4.10% 3.90% 3.7% 3.50% 
3 IPAL Komunal 0% 0.5% 1.0% 1.5% 3.0% 4.0% 
B Sistem Off-site 
3 Skala Kota 0% 0.0% 0.0% 0.0% 1.0% 2.0% - 
4 Skala Kawasan 0% 0% 0% 0% 0% 0.5% - 
C Sasaran BABS 23.20% 17% 14% 12% 5% 0%
22 
2.2.3 Prioritas Pembangunan Air Limbah 
Tabel 2. 8 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik 
No. Program/Kegiatan Score (dan bobot) 
Penerim 
a 
manfaat 
Permasalah 
an 
mendesak 
Persepsi 
Pokja 
Pro-poor 
Redines 
Craeteri 
a 
Total 
Score 
Priorita 
s 
20% 30% 20% 20% 10% 
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 
1 Master Plan Air 
Limbah 
4 4 4 4 1 3.7 1 
2 Pembangunan Sarana 
dan Prasarana Air 
Limbah Domestik 
4 4 4 4 1 3.7 1 
3 Pembangunan MCK 
Komunal 
3 4 4 4 2 3.6 1 
4 Pembangunan 
Prasarana Air Limbah 
Domestik untuk 
Perumahan 
Sederhana Sehat 
(RSH) 
4 4 4 3 3 3.5 1 
5 Penyuluhan, 
Kampanye & Edukasi 
2 2 3 3 1 2.8 2 
6 Pembangunan 
Instalasi Pengolahan 
Lumpur Tinja ( IPLT) 
3 3 4 3 4 3.6 1 
7 Pembentukan Badan 
Pengelola IPLT 
2 3 3 1 2 2.3 2 
8 Penyusunan 
Peraturan Bupati 
2 2 2 1 2 2 3
100,0 
90,0 
80,0 
70,0 
60,0 
50,0 
40,0 
30,0 
20,0 
10,0 
- 
23 
2.3 Persampahan 
2.3.1 Permasalahan Persampahan 
Tabel 2. 9 Permasalahan Persampahan 
A. Sistem Persampahan 
1.Aspek 
Pengembangan 
Sarana dan 
Prasarana 
User Interface: 
Tingkat Pengolahan Sampah Rumah Tangga (RT) sbb: 
§ Tingkat layanan penanganan sampah RT: 10,7 % yang dikumpulkan dan dibuang ke TPS, 
86,5% tidak diangkut Tukang Sampah (dikubur, dibakar, dibuang ke sungai, dibuang ke 
lahan kosong dsb) dan 2,8 % yang sampahnya dikumpulkan oleh kolektor informal yang 
mendaur ulang. 
§ Pengelolaan Sampah pada RT: 
Keterangan: 
0 1 2 3 4 Kab. 
- Produksi Sampah Kota/Kab. per hari = 678,6 m3/hari m3/hari 
- Timbulan Sampah Wil. Perkotaan per hari = 
Sidrap 
Kluster Desa/Kelurahan 
Dikumpulkan oleh kolektor 
informal yang mendaur ulang - 6,8 - 0,4 - 2,8 
Dikumpulkan dan dibuang ke 
TPS 17,5 17,3 3,6 8,8 - 10,7 
Dibakar 60,0 57,0 59,9 54,2 22,5 55,9 
Dibuang ke dalam lubang dan 
ditutup dengan tanah - - - 1,3 - 0,3 
Dibuang ke dalam lubang 
tetapi tidak ditutup dengan 
tanah 
2,5 1,8 3,9 1,7 - 2,3 
Dibuang ke 
sungai/kali/laut/danau 7,5 10,3 12,2 20,4 45,0 14,5 
Dibiarkan saja sampai 
membusuk 2,5 - - 1,3 - 0,4 
Dibuang ke lahan 
kosong/kebun/hutan dan 
dibiarkan membusuk 
10,0 5,8 20,4 10,0 32,5 12,1 
Lain-lain - 1,0 - 2,1 - 0,9 
Tidak tahu - 0,3 - - - 0,1
- Pelayanan Sampah 10,7 % per hari = 72,6 m3/hari, yang pada akhir tahun 2013 terdapat 
penambahan jumlah armada pengangkutan sehingga pelayanan menjadi 104 m3/hari 
§ Praktek Pemilahan Sampah oleh RT: 
34,0 30,0 
66,0 70,0 
0 1 2 3 Kab. Sidrap 
Kluster Desa/Kelurahan 
24 
100% 
90% 
80% 
70% 
60% 
50% 
40% 
30% 
20% 
10% 
0% 
Keterangan: 
0,0 
100,0 
22,7 
77,3 
30,1 
69,9 
Dipilah 
Tidak Dipilah 
- Pemilahan sampah yang sudah dilakukan oleh RT : 30,1 % (204,26 m3/hari) 
- Pengurangan sampah dari sumbernya (RT) : 0.3 % (xxx m3/hari) 
Pengumpulan 
setempat 
§ Sampai saat ini telah tersedia : 12 unit Motor Tiga Roda, kapasitas angkut: @ 1,5 m3/hari 
(total: 18 m3/hari). 
§ Belum adanya skema strategi untuk kerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat dalam 
pengelolaan persampahan. 
Penampungan 
Sementara 
(TPS): 
§ Sampai saat ini tersedia: 24 unit TPS, kapasitas @ 1 m3/hari (total: 24 m3/hari). 
§ Sampai saat ini tersedia: 19 unit kontainer, kapasitas @ 4 m3/hari (total: 76 m3/hari). 
Sehingga total timbulan sampah 100 m3/hari atau setara dengan 14,7 % dari timbulan sampah 
Kab./Kota. 
Pengangkutan: § Jumlah Dump truck Kap. 4 m3/hari adalah 4 truk pengangkut untuk wilayah perkotaan. 
§ Jumlah Arm Roll Kap. 4 m3/hari adalah 6 Arm Roll untuk wilayah perkotaan 
(Semi) 
Pengolahan 
Akhir Terpusat 
§ 69,9 % masih belum melakukan pemilahan, baru ada 1 kelompok proyek 3R 
Daur Ulang / 
Tempat 
Pemrosesan 
Akhir: 
§ TPA PATOMMO seluas 2 Ha sedang ditingkatkan system pengelolaannya dari Open Daumping 
menjadi Sanitary Landfill 
Perencanaan § Telah tersedia UKL/UPL untuk peningkatan System Open Dumping menjadi Sanitary Lanfill.
25 
A. Lain-lain: 
2. Aspek Kelembagaan: § Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator 
§ SDM kurang memadai, baik dari kuantitas dan kualitas 
3. Aspek Pendanaan: § Penganggaran terkait pengelolaan persampahan baru mencapai 0.3% 
§ Pengelolaan sampah masih belum menjadi prioritas 
§ Pola penanganan sampah belum optimal 
§ Rendahnya dana penarikan restribusi 
4. Aspek Peran Serta 
Masyarakat dan Dunia 
Usaha / Swasta: 
§ Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis 
§ Rendahnya investasi dunia usaha / swasta 
5. Aspek Peraturan 
Perundangan dan 
penegakan hukum: 
§ Penerapan sanksi hukum dari Perda belum efektif 
§ Belum tersosialisasinya ketentuan penangan sampah terhadap masyarakat 
2.3.2 Sasaran Pembangunan Persampahan 
Tabel 2. 10 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Domestik 
Persampahan 
1) Mengurangi volume timbulan sampah semaksimal mungkin yang dimulai dari sumbernya dengan 
Ujicoba pengembangan replikasi 3R di daerah pemukiman kawasan Kota Pangkajene dan sekitarnya 
Tahun 2014 
2) Meningkatkan cakupan pelayanan pengelolaan persampahan dari 10,7 % tahun 2013 menjadi 48,5 % 
atau 32.194 RT pada tahun 2018. 
3) Meningkatkan layanan TPA Patommo dari Open Dumping 2013 menjadi Sanitary Landfill Tahun 2014 
4) Meningkatkan partispasi pemerintah dan swasta di sektor pendanaan pada sektor persampahan 
menjadi 2 % dari dana APBD. 
5) Tersusunnya perencanaan dan pengelolaan sampah secara terpadu dan komperehensive dengan 
menyusun dokumen rencana teknis dan manajemen persampahan tahun 2015 serta mengefektifkan 
pelaksanaan Perda no. 12 tahun 2012 dan Perbup No. 12 tahun 2012 menyangkut persampahan 
6) Memaksimalkan sosialisasi dan advokasi sanitasi memalui media cetak dan elektronik utamanya media 
lokal.
Tabel 2. 11 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Persampahan 
26 
No Sistem Cakupan 
layanan 
eksisting 
Sasaran Tahun Keterangan 
2014 2015 2016 2017 2018 
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) 
A Penanganan Langsung 
1 Sistem Langsung 10,70% 5,612 
% 
5,612 % 5,612 
% 
5,612 
% 
5,612 
% 
2 Penyapuan Jalan 11,53% 2,306 
% 
2,306 % 2,306 
% 
2,306 
% 
2,306 
% 
3 Full 
coverage+pemilahan 
sampah berbasis RT 
0% 0,2 % 0,2 % 0,2 % 0,2 % 0,2 % 
B Penanganan tidak 
langsung 
2,80% 3,888 
% 
3,888 % 3,888 
% 
3,888 
% 
3,888 
% 
C Penanganan berbasis 
masyarakat 
1 Sistem 3R 0% 0,286% 0,286% 0,286% 0,286% 0,286% 
D Belum Ada Pengelolaan 
Persampahan 
86,50% 
2.3.3 Prioritas Pembangunan Persampahan 
Tabel 2. 12 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Persampahan Domestik 
No. Program/Kegiatan Score (dan bobot) 
Penerima 
manfaat 
Permasalahan 
mendesak 
Persepsi 
Pokja 
Pro-poor 
Readene 
ss 
Kriteria 
Total 
score 
Prioritas 
20% 30% 20% 20% 10% 
1 Perencanaan Teknis 
dan Manajemen 
Persampahan 
4 4 4 4 4 4 1 
2 Pembebasan lahan 
TPST 
4 4 4 4 4 4 1 
3 Pengadaan Tempat 
Sampah terpilih untuk 
rumah tangga 
4 4 4 4 4 4 1 
4 Pengadaan Tempat 
Sampah terpilih untuk 
Tempat Umum/Jalan 
4 4 4 4 4 4 1 
5 Pengadaan Arm Roll 
Truck 
4 4 3 3 4 3,6 3 
6 Pengadaan Kontainer 
Terbuka/tertutup 
4 4 4 4 4 4 1
No. Program/Kegiatan Score (dan bobot) 
27 
Penerima 
manfaat 
Permasalahan 
mendesak 
Persepsi 
Pokja 
Pro-poor 
Readene 
ss 
Kriteria 
Total 
score 
Prioritas 
20% 30% 20% 20% 10% 
7 Pengadaan Dump 
Truck 
4 4 4 4 4 4 1 
8 Pengadaan TPST 
Unit Daur Ulang 
3 3 3 4 4 3,3 3 
9 Pembangunan TPS 
Permanen 
3 4 4 4 4 3,8 2 
10 Pengadaan Alat 
Berat 
3 4 3 4 3 3,5 2 
11 Pembangunan TPA 
Patommo 
4 4 4 4 4 4 1 
12 Pembangunan 
Prasarana 
Dasar/Fasilitas 
Umum TPA (Pagar, 
Jembatan dan 
pembebasan lahan) 
3 3 3 4 3 3,2 3 
13 Pembangunan 
Fasilitas Penunjang 
TPA (Pos jaga, 
garasi alat, tempat 
cuci mobil dan 
Workshop) 
3 4 4 4 4 3,8 2 
14 Peningkatan 
operasi/pemeliharaan 
Prasarana dan 
Sarana 
Persampahan 
3 4 4 4 4 3,8 2 
15 Pelatihan 3R untuk 
aparat pengelola 
persampahan 
4 4 4 4 4 4 1 
16 Pelatihan Pengelola 
TPA 
3 3 3 3 3 3 3 
17 Pembentukan 
lembaga pengelola 
TPST Daur Ulang 
3 3 3 3 3 3 3 
18 Pelatihan 
Pengolahan dan 
pengelola Sampah 
3R 
3 3 3 3 3 3 3 
19 Penyuluhan dan 
pembimbingan 
kepada masyarakat 
tentang 
persampahan 
4 4 4 4 4 4 1
PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENGALAMI 
BANJIR RUTIN DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG 
28 
2.4 Drainase 
2.4.1 Permasalahan Drainase 
Tabel 2. 13 Permasalahan Drainase 
A. Sistem Drainase 
User 
Interface: 
§ Lama genangan bila terjadi banjir yang lebih dari 1 hari: 3% 
§ Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin: 
100% 
90% 
80% 
70% 
60% 
50% 
40% 
30% 
20% 
10% 
Frekuensi genangan secara rutin dialami oleh sekitar 32,4 % rumah tangga sementara, 
sebagian besar atau 67,6% tidak secara rutin mengalami. 
Data Genangan: 
No. Lokasi Genangan Luas 
Genangan 
Lama 
Genangan 
Tinggi Genangan 
(> atau <30 cm) 
0% 
0 1 2 3 4 Kab. 
Sidrap 
Kluster Desa/Kelurahan 
50,0 
35,6 
17,5 
38,2 
80,0 
32,4 
50,0 
64,4 
82,5 
61,8 
20,0 
67,6 
TAHUN 2013 
Tidak 
Ya
(Ha) (> atau <3 
29 
jam) 
1. Kel. Wette’E 45 540 50 
2. Kel. Toddang Pulu 2,1 72 50 
3. Kel. Batulappa 10 24 50 
4. Kel. Uluale 39 3 100 
5. Kel. Bangkai 85 6 50 
6. Kel. Baranti 120 3 50 
7. Desa Tonrongnge 225 24 100 
8. Desa Sipodeceng 35 12 40 
9. Desa Tonrong Rijang 75 24 100 
10. Kel. Lalebata 1,5 3 30 
11. Desa Maccorawalie 1 12 45 
12 Desa Kulo 13 3 30 
13 Desa Rijang Panua 10 72 35 
14 Kel. Pangkajene 350 3 100 
15 Kel. Rijang Pittu 30 3 30 
16 Kel. Lakessi 210 12 50 
17 Kel. Wala 60 12 50 
18. Kel. Sidenreng 1 48 100 
19. Desa Aka-akae 8 48 100 
20. Desa Mojong 0,4 48 100 
21. Desa TalumaE 50 48 100 
22. Kel. Tanru Tedong 40 48 45 
23. Desa Salomallori 40 48 100 
24. Desa Salobukkang 0,25 48 30 
25. Desa Padang Loang 
Alau 
2 48 100 
26. Desa Belawae 0,0013 24 150 
Jumlah 1,455 
Penampungan 
/ Pengolahan 
Awal: 
§ grey water masih bercampur dengan saluran drainase, belum ada sumur resapan 
Pengangkutan 
/ Pengaliran: 
Kondisi drainase berdasarkan hasil EHRA 2013 
Data lain 
berdasarkan 
hasil EHRA 
Juni 20xx: 
§ Ditemukan bahwa sekitar 9,4 % rumah tangga memiliki lingkungan sekitar rumah yang 
terdapat genangan air. 
§ Pada umumnya, sistem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air hujan 
(pematusan air hujan) dan saluran limbah rumah tangga (grey water). 
§ Porsi belanja fisik sub sektor drainase masih 0,2%. 
§ Prosentase panjang saluran drainase yang berfungsi baik 54%.
§ Akses masyarakat terhadap sarana drainase masih 40% 
§ Luas area genangan 1455 Ha 
30 
Dokumen 
Perencanaan 
§ Belum tersedianya master plan dan dokumen perencanaan lainnya 
2.4.2 Sasaran Pembangunan Drainase 
Tabel 2. 14 Resume Tujuan dan Sasaran Utama Pembangunan Drainase 
Drainase 
1) Berkurangya 50% atau 750 Ha luas genangan dari 1455 Ha baik di perkotaan maupun di perdesaan Tahun 2018 
2) Terbangunnya Saluran Drainase primer sepanjang 9 Km Tahun 2018 berdasarkam master plan drainase tahun 
2013 
3) Terbangunnya Saluran Drainase Sekunder sepanjang 16 km Tahun 2018 
4) Tersusunnya Dokumen Review Master plan drainase skala Kabupaten. 
5) Terjalinnya kerjasama antara pihak pemerintah dan swasta dalam pengelolaan dan pemeliharaan saluran 
drainase 
6) Adanya alat berat pada Dinas Pekerjaan umum 
Tabel 2. 15 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Drainase 
No Sistem eksisting Sasaran Tahun Keterangan 
2014 2015 2016 2017 2018 
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) 
A Cakupan Layanan 40 % 41 % 42 % 43 % 44 % 45 % 
B Fungsi Drainase 54 % 55,9 
% 
56,6 
% 
57,34 
% 
58,04 
% 
59 % 
C Luas Genangan 1455 Ha 1305 
Ha 
1155 
Ha 
1005 
Ha 
855 
Ha 
705 Ha 
D Penanganan tidak 
langsung 
E Penanganan berbasis 
masyarakat 
2.4.3 Prioritas Pembangunan Drainase 
Tabel 2. 16 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Drainase 
No. Program/Kegiatan Score (dan bobot) 
Penerim 
a 
manfaat 
Permasalah 
an 
mendesak 
Perseps 
i Pokja 
Pro-poor 
Redines 
Craeteri 
a 
Total 
score 
Prioritas 
20% 30% 20% 20% 10% 
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 
1 Perecanaan pemb.saluran 4 4 4 4 4 4 1
31 
drainase/gorong-gorong 
2 Pembangunan drainase / 
gorong-gorong 
4 4 4 4 4 4 1 
3 Terbangunya Sal. Drainase 
primer sepanjang 9 km tahun 
2018 berdasarkan master plan 
tahun 2013 
4 4 4 4 4 4 1 
4 Review master plan drainase 
skala kabupaten 
4 4 4 4 4 4 1 
5 Pengadaan alat berat untuk 
pengerukan drainase 
4 4 4 4 3 3,8 2 
6 Perlunya normalisasi 
(Pengerukan ) drainase 
secara priodik dan rutin 
4 4 4 4 3 3,8 2 
7 Pemeliharaan saluran 
drainase/gorong-gorong 
4 4 4 4 3 3,8 2 
8 Penyusunan mekanisme 
kerjasama antara daerah, 
masyarakat dan swasta 
3 4 4 2 2 3 3 
9 Perkuatan sistem informasi 
dan komunikasi 
2 3 3 2 2 2,4 4 
10 Pelaksanaan monev 
penanganan drainase dan 
perkuatan struktur drainase 
2 3 3 2 2 2,4 4 
2.5 Kesehatan (PHBS) 
2.5.1 PermasalahanKesehatan (PHBS) 
Tabel 2. 17 Permasalahan Mendesak PHBS Terkait Sanitasi 
Berdasarkan hasil 
EHRA Agustus 2013, 
maka: 
§ Rendahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam 
pelaksanaan PROHISAN 
§ Masih kurangnya SDM yang memiliki kemampuan dalam memicu 
masyarakat untuk melakukan pola hidup yang sesuai PROHISAN 
§ Kurangnya peran serta Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama dalam 
penyampaian informasi tentang PROHISAN 
§ Belum adanya regulasi yang terkait sanitasi 
§ Belum adanya rencana kegiatan yang terintegrasi diantara lintas 
sektor dan lintas program 
2.5.2 Sasaran Pembangunan Kesehatan (PHBS) 
Tabel 2. 18 Tujuan Dan Sasaran PHBS Terkait Sanitasi 
PHBS 
1) Peningkatan derajat kesehatan dari 1,2% CTPS menjadi 50%= 137.326 jiwa CTPS, turunnya BABS= 
23,2% menjadi BABS 100%= 274.652 JIWA pada tatanan rumah tangga dan sekolah di 54 desa/kel.
Yang berisiko sangat tinggi dan tinggi Tahun 2018 
2) Pemberian Edukasi secara dini melalui penyediaan fasilitas prasarana dan sarana air bersih dan 
sanitasi dasar kepada anak sekolah di area berisiko sangat tinggi dan berisiko tinggi 54 Desa.Kelurahan 
Prioritas Tahun 2018 
3) Terlatihnya 24 orang sanitarian di 14 wilayah Puskesmas 
4) Terintegrasinya kegiatan penyuluhan STBM dan promosi Hiegiene dan Sanitasi dengan melibatkan 
tokoh masayarakat dan agama pada kegiatan kemasyarakatan 
5) Adanya Regulasi atau Peraturan daerah yang mengatur terkait sanitasi 
6) Terjalinnya komunikasi dan Kampanye sanitasi tentang prohisan melalui media elektronik dan media 
32 
cetak 
7) Peningkatan Koordinasi dalam penyusunan rencana kegiatan diantara instansi dan lintas program 
terkait melalui rapat koordinasi rutin pokja dan stakeholder terkait 
2.5.3 Prioritas Pembangunan Kesehatan (PHBS) 
Tabel 2. 19 Prioritas implementasi program dan kegiatan PHBS terkait sanitasi 
No. Program Score (dan bobot) Score 
total 
Urutan 
Penerima prioritas 
manfaat 
Permasal 
ahan 
mendesak 
Perse 
psi 
Pokja 
Pro-poor 
Redines 
Craeteri 
a 
25% 25% 25% 25% 
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 
1 Sosialisasi advokasi program sanitasi total 
berbasis masyarakat 
4 4 4 4 4 4.00 1 
2 Pelatihan STBM bagi sanitarian Puskesmas 4 4 4 4 4 4.00 1 
3 Kampanye dan pemicuan STBM di tatanan 
masyarakat 
4 4 4 4 4 4.00 1 
4 Perencanaan Pengembangan Kota-kota 
Menengah dan Besar (Penunjang 
pelaksanaan kegiatan/Monev) 
4 4 4 4 4 4.00 1 
5 Pemberdayaan Lembaga Organisasi 
Masyarakat 
3 4 4 4 3 3.70 2 
6 Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat 
tatanan sekolah 
4 3 4 4 3 3.70 2 
7 Pembangunan Sarana Air Bersih dan 
sanitary 
3 4 4 4 3 3.70 2 
8 Pembuatan dan Pemasangan Spanduk 
Leaflet, penayangan video 
4 3 4 4 3 3.70 2 
9 Program Upaya Kesehatan Masyarakat/ 
Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan 
3 3 3 3 3 3.00 3 
10 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan 
Masyarakat/ Pengembangan Media promosi 
dan informasi sadar hidup sehat 
3 3 3 3 3 3.00 3 
11 Jambore sanitasi tingkat Kabupaten 
dirangkaikan deklarasi Desa ODF 
(penayangan Video Sanitasi, Spanduk dan 
Leaflet) 
3 3 3 3 3 3.00 3
33 
2.6 KerangkaKerjaLogis 
Tabel 2. 20 Kerangka Kerja Logis Air Limbah 
Permasalahan 
mendesak 
Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 
Kesadaran 
masyarakat 
akan sanitasi 
yang baik dan 
lingkungan 
yang sehat 
masih kurang 
karena 
rendahnya 
pengetahuan 
secara 
menyeluruh 
mengenai 
pengelolaan 
air limbah 
domestik 
Meningkatkan 
kesadaran 
masyarakat 
terhadap bahaya 
praktek BABS 
dan pengelolaan 
sanitasi yang 
buruk. 
Tercapainya 
jumlah 
jamban 
keluarga dari 
72% tahun 
2013 menjadi 
85% atau 
56.432 RT di 
tahun 2018, 
dan tangki 
septik aman 
dari 51,4% 
tahun 2013 
menjadi 60% 
atau 39.828 
RT tahun 
2018 
Meningkatan 
pelayanan 
dan kualitas 
sistem air 
limbah untuk 
mencapai 
standar 
pelayanan 
minimal 
Program 
Pembinaan dan 
Pengembangan 
Permukiman 
Pembinaan 
dan 
pengembangan 
infrastruktur 
permukiman 
Program 
Peningkatan 
Kinerja air 
minum dan air 
limbah 
'Pembangunan 
Prasarana Air 
Limbah 
Domestik untuk 
Perumahan 
Sederhana 
Sehat (RSH) 
Rendahnya 
akses 
masyarakat 
terhadap 
layanan air 
limbah 
domestik 
Meningkatkan 
penyediaan 
fasilitas 
infrastruktur air 
limbah domestik 
seperti MCK 
Komunal, IPAL 
dan IPLT 
Terbangunnya 
MCK Komunal 
dari 1,2% atau 
2200 jiwa 
terlayani 
tahun 2013 
menjadi 5% 
atau 30 unit 
yang melayani 
5560 Jiwa di 
tahun 2018 di 
18 desa 
kelurahan 
yang masuk 
dalam area 
berisiko 
sangat tinggi 
dan berisiko 
tinggi dari sub 
sektor air 
limbah 
Meningkatkan 
cakupan 
pelayanan air 
limbah yang 
dikelola 
secara 
langsung oleh 
masyarakat 
Program 
Peningkatan 
Kapasitas dan 
kelembagaan 
dan SDM 
Pengelola air 
limbah 
Penyediaan 
Sarana dan 
Prasarana air 
limbah 
domestik 
Terbangunnya 
IPLT untuk 
skala kota 
dengan 
sasaran 
32.215 jiwa 
Meningkatkan 
kinerja SKPD 
dalam 
pengelolaan 
air limbah 
Program 
Peningkatan 
Kapasitas dan 
kelembagaan 
dan SDM 
Pengelola air 
Pelatihan 
teknis 
pengelola air 
limbah
34 
pada tahun 
2016 
limbah 
Terbangunnya 
IPAL Skala 
Kawasan 5 
unit Tahun 
2017 yang 
melayani 
55.498 Jiwa 
Belum ada 
payung 
hukum untuk 
menjamin 
adanya 
situasi 
lingkungan 
yang lebih 
sehat dan 
aman, 
disamping 
juga sebagai 
pedoman 
dasar dalam 
pengelolaan 
air limbah 
domestik 
Menyiapkan 
perencanaan 
sektor sanitasi 
yang terpadu 
dan menyeluruh 
dan merupakan 
komitmen 
bersama bagi 
terselenggaranya 
tata kelola 
sanitasi yang 
baik dan 
didukung 
sepenuhnya oleh 
masyarakat, 
organisasi 
kemasyarakatan 
dan dunia usaha 
Adanya 
Regulasi atau 
Peraturan 
daerah yang 
mengatur 
sistem 
pengelolaan 
air limbah 
pada tahun 
2015 
Meningkatkan 
koordinasi 
dan 
kerjasama 
antar 
kegiatan 
dalam 
penanganan 
air limbah 
Penyusunan 
Regulasi sub 
sektor air 
limbah 
Rendahnya 
skala prioritas 
penanganan 
pengelolaan 
Air Limbah 
Permukiman 
Meningkatkan 
komitmen 
pemerintah 
kabupaten dan 
semua stake 
holder terkait 
pengalokasian 
anggaran 
sanitasi 
Tersedianya 
anggaran 
sektor sanitasi 
Pemerintah 
Daerah 
sebesar 2% 
dari nilai 
APBD 
Mengaktifkan 
rapat rapat 
koordinasi 
dan 
pertemuan 
pokja dengan 
penentu 
kebijakan di 
daerah 
Program 
Peningkatan 
Kapasitas dan 
kelembagaan 
dan SDM 
Pengelola air 
limbah 
Pembinaan 
dan penguatan 
kelembagaan 
Pokja AMPL 
Kab. 
Belum ada 
media yang 
secara 
khusus 
melakukan 
kegiatan 
promosi 
terhadap air 
limbah 
Memberikan 
informasi yang 
mudah ke 
masyarakat 
terkait isu isu 
sanitasi 
Adanya 
keterlibatan 
media cetak 
dan elektronik 
khsusnya 
dalam 
melaksanakan 
promosi dan 
liputan 
sanitasi 
Melakukan 
pendekatan 
dengan 
media 
setempat 
Promosi 
program PPSP 
Monitoring dan 
evaluasi 
pengelolaan 
sub sektor air 
limbah
Tabel 2. 21 Kerangka Kerja Logis Persampahan 
35 
Permasalahan 
mendesak 
Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 
Rendahnya 
pemahaman 
masyarakat 
dalam 
pengelolaan 
sampah 
dengan cara 
3R(reduce, 
reuse dan 
recycle) 
Mengurangi 
volume 
timbulan 
sampah 
semaksimal 
mungkin yang 
dimulai dari 
sumbernya 
Ujicoba 
pengembangan 
replikasi 3R di 
daerah 
pemukiman 
kawasan Kota 
Pangkajene 
dan sekitarnya 
Tahun 2014 
Meningkatkan 
Pemahaman 
masyarakat 
akan 3R 
Infrstruktur 
Pengelolahan 
sampah 
terpadu/3R 
Pembangunan 
TPST/3R 
Banyaknya 
timbulan 
sampah yang 
belum 
dikelola oleh 
Pemerintah 
Daerah 
maupun pihak 
swasta serta 
pihak lainnya 
karena sarana 
dan 
prasarana 
pengelolaan 
yang masih 
minim 
Meningkatkan 
cakupan 
pelayanan 
pengelolaan 
persampahan 
Pencapaian 
target cakupan 
layanan yang 
hanya 10,7 % 
tahun 2013 
menjadi 48,5 % 
atau 32.194 RT 
pada tahun 
2018 
menambah 
jumlah armada 
pengangkut 
sampah melalui 
sumber sumber 
pendanaan 
yang ada 
Pengembangan 
Kinerja 
Pengelolaan 
persampahan 
Pengadaan 
Armada 
angkutan 
sampah 
Sistem 
pengelolaan 
Tempat 
Pemrosesan 
Akhir (TPA) 
yang masih 
menggunakan 
open 
dumping 
Meningkatkan 
layanan TPA 
Patommo dari 
Open Dumping 
2013 menjadi 
Sanitary Landfill 
Tahun 2014 
Pengoperasian 
TPA Patommo 
dari Open 
Dumping 2013 
menjadi 
Sanitary 
Landfill Tahun 
2014 
Menyiapkan 
sarana 
pendukung 
menuju TPA ke 
arah Sanitary 
Landfill 
Pengembangan 
Kinerja 
Pengelolaan 
persampahan 
Rehab. TPA 
Rendahnya 
akses 
masyarakat 
terhadap 
layanan 
persampahan 
Meningkatkan 
partispasi 
pemerintah dan 
swasta di sektor 
pendanaan 
pada sektor 
persampahan 
Tercapainya 
penganggaran 
sanitasi dari 
pemerintah dan 
swasta sebesar 
2% dari APBD 
Pelibatan pihak 
swasta dalam 
pengelolaan 
sampah melalui 
dana CSR 
Pengembangan 
Kinerja 
Pengelolaan 
persampahan 
Penyediaan 
sarana dan 
prasarana 
pengelolaan 
persampahan 
Memaksimalkan 
internalisasi 
pokja ke kepala 
SKPD, Bupati 
dan Legislatif 
Pengembangan 
Kinerja 
Pengelolaan 
persampahan 
Belum Memaksimalkan Media lokal Melibatkan Promosi Monitoring
36 
efektifnya 
pelaksanaan 
regulasi 
Pengelolaan 
Persampahan 
sosialisasi dan 
advokasi 
sanitasi 
memalui media 
cetak dan 
elektronik 
baik media 
cetak maupun 
media 
elektronik 
partisipasi 
media lokal 
melalaui 
kampanye 
sanitasi 
program PPSP dan evaluasi 
pengelolaan 
sub sektor 
persampahan 
Tabel 2. 22 Kerangka Kerja Logis Drainase 
Permasalaha 
n mendesak 
Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 
Masih sering 
terjadi 
genangan 
dengan 
luasan 1.455 
Ha di areal 
permukiman 
Mengurangi 
luas 
genangan air 
baik di 
perkotaan 
maupun di 
perdesaan di 
Kab. 
Sidenreng 
Rappang 
Berkurangya 
50% atau 750 
Ha luas 
genangan dari 
1455 Ha baik 
di perkotaan 
maupun di 
perdesaan 
Tahun 2018 
Pengembangan 
kapasitas 
operasi dan 
pemeliharaan 
sarana dan 
prasarana 
terbangun 
Pembangunan 
Saluran 
drainase/gorong 
-gorong 
Perencanaan 
Pembangunan 
Saluran 
drainase/gorong 
-gorong 
Pembangunan 
Saluran 
drainase/gorong 
-gorong 
Terbebasnya 
Saluran 
drainase dari 
sampah untuk 
meningkatkan 
fungsi saluran 
sebagai 
pemutus air 
dan 
pemeliharaan 
drainase yang 
melibatkan 
partisipasi aktif 
masyarakat di 
area beresiko 
tinggi dan 
sangat tinggi 
di 14 
desa/keluraha 
n tahun 2018 
Perlunya 
normaliasi 
(pengerukan) 
drainase secara 
periodik dan 
rutin. 
Pemeliharaan 
saluran 
drainase/gorong 
-gorong 
Terbangunnya 
Saluran 
Drainase 
primer 
sepanjang 9 
Km Tahun 
2018 
berdasarkan 
master plan 
tahun 2013 
Pembangunan 
saluran yang 
terstruktur 
pengaliran/siste 
m drainase dari 
saluran tersier, 
sekunder dan 
primer 
Pembangunan 
Saluran 
Drainase primer
37 
Terbangunnya 
Saluran 
Drainase 
Sekunder 
sepanjang 16 
km Tahun 
2018 
Pembangunan 
Saluran 
Drainase 
Sekunder 
Meningkatka 
n kualitas 
dokumen 
perencanaan 
kabupaten 
Tersusunnya 
Dokumen 
Review Master 
plan drainase 
skala 
Kabupaten. 
Penyiapan 
Rencana Induk 
sistem drainase 
yang terpadu 
antara sistem 
drainase utama, 
lokal dengan 
pengaturan dan 
pengolahan 
sungai 
Perencanaan, 
Pengawasan 
dan 
Pengendalian 
mutu 
Survey dan 
Desain (Review 
Master plan 
drainase skala 
Kabupaten.) 
Rendahnya 
pendanaan 
untuk 
infrastruktur 
drainase 
Meningkatka 
n Kapasitas 
Kelembagaa 
n Pengelola 
prasarana 
dan sarana 
drainase, 
swasta/dunia 
usaha dan 
peran serta 
masyarakat 
Terjalinnya 
kerjasama 
antara pihak 
pemerintah 
dan swasta 
dalam 
pengelolaan 
dan 
pemeliharaan 
saluran 
drainase 
Membangun 
kerjasama 
antara pihak 
pemerintah dan 
swasta dalam 
pengelolaan 
drainase 
Pembinaan 
Pengelolaan 
drainase 
Penyusunan 
mekanisme 
kerjasama antar 
daerah, 
masyarakat dan 
swasta 
Meningkatka 
n 
pengelolaan 
drainase 
kabupaten 
Adanya alat 
berat pada 
Dinas 
Pekerjaan 
umum 
Memaksimalkan 
penganggaran 
melalui 
internaliasi 
dengan legislatif 
Pengadaan alat 
berat untuk 
pengerukan 
drainase 
pelaksanaan 
monev 
penanganan 
drainase dan 
perkuatan 
struktur 
drainase 
Tabel 2. 23 Kerangka Kerja Logis PHBS 
Permasalaha 
n mendesak 
Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 
Rendahnya 
pengetahuan, 
sikap, dan 
Meningkatka 
n derajat 
kesehatan 
Peningkatan 
derajat 
kesehatan dari 
Sosialisasi dan 
advokasi 
sanitasi total 
Program 
Upaya 
Kesehatan 
Penyelenggaraa 
n penyehatan 
lingkungan
38 
perilaku 
masyarakat 
dalam 
pelaksanaan 
PROHISAN 
melalui 
pemahaman 
tentang 
perilaku 
sanitasi yang 
baik 
1,2% CTPS 
menjadi 50%= 
137.326 JIWA 
CTPS, turunnya 
BABS= 23,2% 
menjadiBABS 
100%= 274.652 
JIWA pada 
tatanan rumah 
tangga dan 
sekolah di 54 
desa/kel. Yang 
berisiko sangat 
tinggi dan tinggi 
Tahun 2018 
berbasis 
masyarakat 
Masyakat 
Meningkatkan 
Sarana dan 
Prasarana 
Sanitasi Dasar 
di Sekolah 
Pemberian 
Edukasi secara 
dini melalui 
penyediaan 
fasilitas 
prasarana dan 
sarana air 
bersih dan 
sanitasi dasar 
kepada anak 
sekolah di area 
berisiko sangat 
tinggi dan 
berisiko tinggi 
54 
Desa.Keluraha 
n Prioritas 
Tahun 2018 
Pembangunan 
Sarana dan 
Prasarana air 
bersih dan 
sanitasi dasar 
di area 
berisiko sangat 
tinggi dan 
berisiko tinggi 
Masih 
kurangnya 
SDM yang 
memiliki 
kemampuan 
dalam 
memicu 
masyarakat 
untuk 
melakukan 
pola hidup 
yang sesuai 
PROHISAN 
Peningkatan 
Kapasitas 
SDM 
Sanitarian di 
14 wilayah 
Puskesmas 
Terlatihnya 24 
orang sanitarian 
di 14 wilayah 
Puskesmas 
Peningkatan 
koordinasi 
dengan instansi 
terkait dan 
pihak swasta 
Perencanaan 
Pengembanga 
n Kota-Kota 
Menengah dan 
Besar 
Percepatan 
Pembangunan 
Sanitasi 
Permukiman
39 
Kurangnya 
peran serta 
Toma dan 
Toga dalam 
penyampaian 
informasi 
tentang 
PROHISAN 
Menciptakan 
perencanaan 
yang terpadu 
yang 
melibatkan 
tokoh 
masyarakat 
dalam 
Prohisan 
Terintegrasinya 
kegiatan 
penyuluhan 
STBM dan 
promosi 
Hiegiene dan 
Sanitasi dengan 
melibatkan 
tokoh 
masayarakat 
dan agama 
pada kegiatan 
kemasyarakata 
n 
Keterlibatan 
Tokoh 
masyarakat 
dan tokoh 
agama dalam 
memotivasi 
masyarakat 
tentang sanitasi 
Program 
Pengembanga 
n Lingkungan 
Sehat 
Penyuluhan 
menciptakan 
lingkungan sehat 
Program 
Peningkatan 
Keberdayaan 
Masyarakat 
Pedesaan 
Pemberdayaan 
Lembaga dan 
Organisasi 
Masyarakat 
Pedesaan 
Belum 
adanya 
regulasi yang 
terkait 
sanitasi 
Menciptakan 
penegakan 
hukum dan 
disiplin 
kepada 
pemerintah 
dan 
masyarakat 
Adanya 
Regulasi atau 
Peraturan 
daerah yang 
mengatur terkait 
sanitasi 
Menyusun 
regulasi 
tentang sanitasi 
Perencanaan 
Pengembanga 
n Kota-Kota 
Menengah dan 
Besar 
Percepatan 
Pembangunan 
Sanitasi 
Permukiman 
Belum 
adanya 
rencana 
kegiatan yang 
terintegrasi 
diantara 
lintas sektor 
dan lintas 
program 
Meningkatka 
n Koordinasi 
dalam 
penyusunan 
rencana 
kegiatan 
diantara 
instansi dan 
lintas 
program 
Terwujudnya 
Koordinasi 
dalam 
penyusunan 
rencana 
kegiatan 
diantara 
instansi dan 
lintas program 
terkait melalui 
rapat koordinasi 
rutin pokja dan 
stakeholder 
terkait 
Meningkatkan 
koordinasi 
dengan instansi 
terkait dalam 
pelaksanaan 
kegiatan 
sanitasi 
Terjalinnya 
komunikasi dan 
Kampanye 
sanitasi tentang 
prohisan 
melalui media 
elektronik dan 
media cetak 
Perkuatan 
komunikasi dan 
informasi 
Program 
Promosi 
Kesehatan dan 
Pemberdayaan 
masyarakat 
Pengembangan 
media promosi 
dan informasi 
sadar hidup 
sehat
BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 
40 
3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah 
Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini 
adalah praktek BABS dari 23% menjadi 0% pada tahun 2018. Untuk mengitung kebutuhan kegiatan pada 
akhir perencanaan maka diasumsikan bahwa tingkat pertumbuhan BABS setara dengan tingkat 
pertumbuhan penduduk yaitu 1,29% pertahun sehingga praktek BABS pada akhir perencanaan adalah 0 
% dari prediksi jumlah penduduk tahun 2018 yaitu 297.977 jiwa atau 59.595 KK. 
Sarana dan Prasarana (Fisik) Air Limbah 
· Rencana Sistem Setempat (On-Site) : Sistem Individual maupun Komunal. 
Dengan system pengembangan sanitasi air limbah domestik direncanakan menggunakan 
Sistem Setempat (on site) individual maupun komunal akan dilaksanakan : 
- Pembangunan MCK Komunal yang berlokasi di Kec. Tellu LimpoE, Kec. Panca Lautang, Kec. 
Wattang Sidenreng, Kec. Pitu Riawa, Kec. Dua PituE, dan Kec. Pitu Riase. 
- Perencanaan Detail (DED) IPAL Komunal dan Pembangunan IPAL Komunal untuk Perumahan 
Sederhana Sehat, pengalokasiannya di Kec. Wattang Pulu dan MaritengngaE. 
· Rencana Sistem Terpusat (Off-Site) : IPAL Kawasan dan skala kota 
Dengan system pengembangan sanitasi air limbah domestic direncanakan menggunakan 
Sistem Terpusat (off site) medium akan dilaksanakan : 
- Master Plan Air Limbah, yang berlokasi di Kec. MaritengngaE dan Kec. Panca Rijang. 
- Kajian Lingkungan Pembangunan Sarana IPAL Kawasan, Pembebasan Lahan, Perencanaan 
Detail (DED) IPAL Kawasan dan Pembangunan IPAL Kawasan, Kesemuanya berlokasi di Kec. 
MaritengngaE dan Kec. Panca Rijang. 
· Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang terdiri dari proses pelaksanaan 
dengan kegiatan : 
- Feasibility Study, Kajian Lingkungan, Pembebasan Lahan, Perencanaan Detail (DED), 
Pembangunan IPLT (Fisik), Pengadaan Truck Sedot Tinja dan Operasional dan Maintanance 
dengan lokasi di Kab. Sidrap.
WAJO 
Tanatoro 
120°0'E 
SIDENRENG RAPPANG 
119°50'E 
ENREKANG 
PINRANG 
L U W U 
119°40'E 
BARRU 
Duampanua Bulo Wattang 
Kanyuara 
L i s e 
Talumae Ponrangae 
SOPPENG 
KOTA PARE PARE 
120°10'E 
Pitu Riase 
Kalempang 
Bulu Cenrana 
Pitu Riawa 
Kulo 
Wattampulu 
Passeno 
Manisa 
Rappang 
Panreng 
Kadidi 
Majjelling Wattang 
Tellu Limpoe 
Panca Lautang 
Dua Pitue 
Baranti 
Wattang Sidenreng 
Maritengngae 
Panca Rijang 
Batu 
Leppangeng 
Teppo 
Belawae 
Betao 
Compong 
Buae 
Cenrana 
Buntu Buanging 
Botto 
Dengeng-Dengeng 
Lombo 
Bila Riase 
Mattirotasi 
Lagading 
Betao Riase 
Corawali 
Lainungan 
Bila 
Mojong 
Otting 
Dongi 
Bapangi 
Kanie 
Wettee 
Pajalele 
Bola Bulu 
Uluale 
Bina Baru 
Anabanna 
Tanete 
Damai 
M a r i o 
K u l o 
Arawa 
Massepe 
Allesalewo 
Sidenreng 
Bilokka 
Maddenra 
Lasiwala 
Rijang Panua 
Talawe 
Padang Loang Alau 
Danau Tempe 
Bangkai 
Ajubissu 
Arateng 
Ciro-ciroe 
Aka-akae 
Baula 
Kampale 
Lajonga 
Sereang 
Lawawoi 
Taccimpo 
Polewali 
Sipodeceng 
Carawali 
W a l a 
Allakuang 
Tonrongnge 
Wanio 
Empagae 
Batulappa 
Kalosi Alau 
Bulo Timoreng 
Teteaji 
Padang Loang 
Lakessi 
Kalosi 
Amparita 
Salo Mallori 
Lancirang 
Baranti 
Abbokongang 
Lautang Benteng 
Toddang Pulu 
Wanio Timoreng 
Lalebata 
Takkalasi 
Salo Bukkang 
Cipo Takari 
Timoreng Panua 
Sumpang Mango 
Tonrong Rijang 
Maccorawalie 
Benteng 
Rijang Pittu 
Tanru Tedong 
Majjelling 
120°20'E 
120°20'E 
120°10'E 
120°0'E 
119°50'E 
3°40'S 
119°40'E 
3°40'S 
3°50'S 
3°50'S 
4°0'S 
4°0'S 
PEMERINTAH KABUPATEN 
SIDENRENG RAPPANG 
POKJA AMPL 
PETA LOKASI INFRASTRUKTUR 
AIR LIMBAH EXISTING 
Keterangan : 
PETA ORIENTASI 
SULAWESI SELATAN 
® 
Sidenreng Rappang 
0 2 4 8 12 16 
Kilometers 
SKALA 1:260.000 
Proyeksi : Universal Transverse Mercator 
Sistem Grid : Grid Geografi 
Datum Horisontal : WGS 84 Zone 50 S 
Lokasi Infrastruktur Air Limbah 
Existing 
Pemb. MCK++ 
Kel. Benteng TA. 2010 
Kel. Lakessi TA. 2010 
kel. Rappang TA. 2011 
Desa Lainungan TA. 2011 
Desa kulo TA. 2011 
KEL. ULUALE TA. 2011 
Kel. Kanyuara TA. 2012 
Desa Allesalewoae TA. 2012 
Kel. Lakessi TA. 2012 
Kel. Rappang TA. 2012 
Desa Corawali TA. 2013 
Kel. Baula TA. 2013 
Kel. Lancirang TA. 2013 
Desa Aka-Akae TA. 2013 
Batas Kelurahan 
Batas Kecamatan 
Infrastruktur Exsisting
WAJO 
Tanatoro 
120°0'E 
SIDENRENG RAPPANG 
119°50'E 
ENREKANG 
PINRANG 
L U W U 
119°40'E 
BARRU 
Talumae Ponrangae 
Duampanua Bulo Wattang 
SOPPENG 
KOTA PARE PARE 
120°10'E 
Pitu Riase 
Kalempang 
Bulu Cenrana 
Pitu Riawa 
Kulo 
Wattampulu 
Passeno 
Rappang 
Panreng 
Kadidi 
Majjelling Wattang 
Tellu Limpoe 
Panca Lautang 
Dua Pitue 
Baranti 
Wattang Sidenreng 
Maritengngae 
Panca Rijang 
Batu 
Leppangeng 
Teppo 
Belawae 
Betao 
Compong 
Buae 
Cenrana 
Buntu Buanging 
Botto 
Dengeng-Dengeng 
Lombo 
Bila Riase 
Mattirotasi 
Lagading 
Betao Riase 
Corawali 
Lainungan 
Bila 
Mojong 
Otting 
Bapangi 
arawa 
Kanyuara 
L i s e 
Kanie 
Wettee 
Pajalele 
Bola Bulu 
Uluale 
Bina Baru 
Anabanna 
Tanete 
Damai 
M a r i o 
K u l o 
Arawa 
Massepe 
Allesalewo 
Sidenreng 
Bilokka 
Maddenra 
Lasiwala 
Rijang Panua 
Talawe 
Padang Loang Alau 
Danau Tempe 
Bangkai 
Ajubissu 
Arateng 
Ciro-ciroe 
Aka-akae 
Baula 
Kampale 
Lajonga 
Sereang 
Lawawoi 
Taccimpo 
Polewali 
Sipodeceng 
Carawali 
W a l a 
Manisa 
Allakuang 
Tonrongnge 
Wanio 
Empagae 
Batulappa 
Kalosi Alau 
Bulo Timoreng 
Teteaji 
Padang Loang 
Lakessi 
Kalosi 
Amparita 
Salo Mallori 
Lancirang 
Baranti 
Abbokongang 
Lautang Benteng 
Toddang Pulu 
Wanio Timoreng 
Lalebata 
Takkalasi 
Salo Bukkang 
Cipo Takari 
Timoreng Panua 
Sumpang Mango 
Tonrong Rijang 
Maccorawalie 
Benteng 
Rijang Pittu 
Tanru Tedong 
Majjelling 
120°20'E 
120°20'E 
120°10'E 
120°0'E 
119°50'E 
3°40'S 
119°40'E 
3°40'S 
3°50'S 
3°50'S 
4°0'S 
4°0'S 
PEMERINTAH KABUPATEN 
SIDENRENG RAPPANG 
POKJA AMPL 
PETA LOKASI INFRASTRUKTUR 
AIR LIMBAH 
Keterangan : 
PETA ORIENTASI 
SULAWESI SELATAN 
® 
Sidenreng Rappang 
0 2 4 8 12 16 
Kilometers 
SKALA 1:260.000 
Proyeksi : Universal Transverse Mercator 
Sistem Grid : Grid Geografi 
Datum Horisontal : WGS 84 Zone 50 S 
Lokasi Infrastruktur Air Limbah 
Sampai Akhir Perencanaan 
Batas Kelurahan 
Batas Kecamatan 
Infrastruktur Eksisting 
Infrastruktur Rencana 
Rencana Pembangunan IPLT 
Pemb. MCK++ 
Allekkuang 2014 
Amparita 2014 
Bina Baru 2014 
Dengeng-dengeng 2014 
Pangkajene 2014 
Pemb. MCK Kombinasi IPAL 
Desa Kalempang 2015 
Desa Lasiwala 2015 
Desa Salomallori 2015 
Desa Talumae 2015 
Kel. Toddang Pulu 2015 
Kel. WetteE 2015 
Desa Cenrana 2016 
Desa Compong 2016 
Desa Sumpang Mango 2016 
Kel. Amparita 2016 
Desa Bulu Cenrana 2017 
Desa Lombo 2017 
Desa Betao 2018 
Desa Buntu Buanging 2018 
Desa Dengeng-Dengeng 2018 
Pemb. MCK++ 
Kel. Benteng TA. 2010 
Kel. Lakessi TA. 2010 
kel. Rappang TA. 2011 
Desa Lainungan TA. 2011 
Desa kulo TA. 2011 
KEL. ULUALE TA. 2011 
Kel. Kanyuara TA. 2012 
Desa Allesalewoae TA. 2012 
Kel. Lakessi TA. 2012 
Kel. Rappang TA. 2012 
Desa Corawali TA. 2013 
Kel. Baula TA. 2013 
Kel. Lancirang TA. 2013 
Desa Aka-Akae TA. 2013 
Pemb. IPAL Medium 
TA.2015 
Kec. Maritengngae 
Kec. Panca Rijang 
Pemb. IPAL 
TA.2015 - 2018 
Kec. Maritengngae 
Kec. Wattang Pulu 
Renc.Pemb. IPLT 
TA. 2016 
Truck Sedot Tinja 
TA. 2017 
Kel. Arawa 
Kec. Wt.Pulu
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap
Dokumen mps kabupaten sidrap

More Related Content

What's hot

Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Joy Irman
 
PERDES 3 TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
PERDES 3 TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUPPERDES 3 TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
PERDES 3 TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Pemdes Seboro Sadang
 
Sk pokja profil desa
Sk pokja profil desaSk pokja profil desa
Sk pokja profil desaAbdul Kohar
 
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desaPerdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
ari saridjo
 
LAPORAN HASIL PENGISIAN KEANGGOTAAN BPD PERIODE 2018-2024
LAPORAN HASIL PENGISIAN KEANGGOTAAN BPD PERIODE 2018-2024LAPORAN HASIL PENGISIAN KEANGGOTAAN BPD PERIODE 2018-2024
LAPORAN HASIL PENGISIAN KEANGGOTAAN BPD PERIODE 2018-2024
Strobillus Found
 
Perdes no. 16 th 2014 ttg desa siaga bencana
Perdes no. 16 th 2014 ttg desa siaga bencanaPerdes no. 16 th 2014 ttg desa siaga bencana
Perdes no. 16 th 2014 ttg desa siaga bencana
ari saridjo
 
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpdMateri musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
Ardi Susanto
 
Contoh sk bpd
Contoh sk bpdContoh sk bpd
Contoh sk bpd
BPD Ajakkang
 
PERMOHONAN PENCAIRAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
PERMOHONAN PENCAIRAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAHPERMOHONAN PENCAIRAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
PERMOHONAN PENCAIRAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
Strobillus Found
 
Sosialisai Musrenbangdes 2019
Sosialisai Musrenbangdes 2019Sosialisai Musrenbangdes 2019
Sosialisai Musrenbangdes 2019
Formasi Org
 
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...
NOPIAN ANDUSTI, S.E.,M.T
 
Sk no. 14 tahun 2018 bumdes
Sk no. 14  tahun 2018 bumdesSk no. 14  tahun 2018 bumdes
Sk no. 14 tahun 2018 bumdes
Pemdes Seboro Sadang
 
Notulen juli2013
Notulen juli2013Notulen juli2013
Notulen juli2013roellys
 
Indeks desa membangun-kementerian-desa
Indeks desa membangun-kementerian-desaIndeks desa membangun-kementerian-desa
Indeks desa membangun-kementerian-desa
Pajeg Lempung
 
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
Irwin Sopyanudin
 
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
Muh Saleh
 
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA DESA TAHUN 2023
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA DESA TAHUN 2023PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA DESA TAHUN 2023
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA DESA TAHUN 2023
Pemdes Wonoyoso
 
proposal bedah rumah
proposal bedah rumahproposal bedah rumah
proposal bedah rumah
hasanbasri194
 
Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan
Evaluasi  Perkembangan Desa dan KelurahanEvaluasi  Perkembangan Desa dan Kelurahan
Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan
Ardi Susanto
 

What's hot (20)

Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
 
PERDES 3 TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
PERDES 3 TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUPPERDES 3 TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
PERDES 3 TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
 
Sk pokja profil desa
Sk pokja profil desaSk pokja profil desa
Sk pokja profil desa
 
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desaPerdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
 
Materi pembinaan rtrw
Materi pembinaan rtrwMateri pembinaan rtrw
Materi pembinaan rtrw
 
LAPORAN HASIL PENGISIAN KEANGGOTAAN BPD PERIODE 2018-2024
LAPORAN HASIL PENGISIAN KEANGGOTAAN BPD PERIODE 2018-2024LAPORAN HASIL PENGISIAN KEANGGOTAAN BPD PERIODE 2018-2024
LAPORAN HASIL PENGISIAN KEANGGOTAAN BPD PERIODE 2018-2024
 
Perdes no. 16 th 2014 ttg desa siaga bencana
Perdes no. 16 th 2014 ttg desa siaga bencanaPerdes no. 16 th 2014 ttg desa siaga bencana
Perdes no. 16 th 2014 ttg desa siaga bencana
 
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpdMateri musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
 
Contoh sk bpd
Contoh sk bpdContoh sk bpd
Contoh sk bpd
 
PERMOHONAN PENCAIRAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
PERMOHONAN PENCAIRAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAHPERMOHONAN PENCAIRAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
PERMOHONAN PENCAIRAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
 
Sosialisai Musrenbangdes 2019
Sosialisai Musrenbangdes 2019Sosialisai Musrenbangdes 2019
Sosialisai Musrenbangdes 2019
 
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...
 
Sk no. 14 tahun 2018 bumdes
Sk no. 14  tahun 2018 bumdesSk no. 14  tahun 2018 bumdes
Sk no. 14 tahun 2018 bumdes
 
Notulen juli2013
Notulen juli2013Notulen juli2013
Notulen juli2013
 
Indeks desa membangun-kementerian-desa
Indeks desa membangun-kementerian-desaIndeks desa membangun-kementerian-desa
Indeks desa membangun-kementerian-desa
 
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
 
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
 
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA DESA TAHUN 2023
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA DESA TAHUN 2023PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA DESA TAHUN 2023
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA DESA TAHUN 2023
 
proposal bedah rumah
proposal bedah rumahproposal bedah rumah
proposal bedah rumah
 
Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan
Evaluasi  Perkembangan Desa dan KelurahanEvaluasi  Perkembangan Desa dan Kelurahan
Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan
 

Similar to Dokumen mps kabupaten sidrap

Lampiran e . deskripsi pogram kegiatan
Lampiran e . deskripsi pogram kegiatanLampiran e . deskripsi pogram kegiatan
Lampiran e . deskripsi pogram kegiatan
Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Lembar depan memorandum program sanitasi kabupaten tanjung jabung timur provi...
Lembar depan memorandum program sanitasi kabupaten tanjung jabung timur provi...Lembar depan memorandum program sanitasi kabupaten tanjung jabung timur provi...
Lembar depan memorandum program sanitasi kabupaten tanjung jabung timur provi...
Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Dokumen SSK Bangka Selatan 2017
Dokumen SSK Bangka Selatan 2017Dokumen SSK Bangka Selatan 2017
Dokumen SSK Bangka Selatan 2017
Berkah T.Sembodo
 
Kondisi Sanitasi Kota Palembang (2006)
Kondisi Sanitasi Kota Palembang (2006)Kondisi Sanitasi Kota Palembang (2006)
Kondisi Sanitasi Kota Palembang (2006)
Oswar Mungkasa
 
Bab 3. rencana kegiatan pembangunan sanitasi11
Bab 3. rencana kegiatan pembangunan sanitasi11Bab 3. rencana kegiatan pembangunan sanitasi11
Bab 3. rencana kegiatan pembangunan sanitasi11
Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Implementasi Program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kemang Agung Keca...
Implementasi Program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kemang Agung Keca...Implementasi Program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kemang Agung Keca...
Implementasi Program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kemang Agung Keca...
windalimbanadi
 
bahan tayangan kick off meeting kelembagaan.pptx
bahan tayangan kick off meeting kelembagaan.pptxbahan tayangan kick off meeting kelembagaan.pptx
bahan tayangan kick off meeting kelembagaan.pptx
anggiemagie14
 
Struktur Perencanaan Pembangunan AMPL dan RPJMN 2010-2014 Bidang AMPL
Struktur Perencanaan Pembangunan AMPL dan RPJMN 2010-2014 Bidang AMPLStruktur Perencanaan Pembangunan AMPL dan RPJMN 2010-2014 Bidang AMPL
Struktur Perencanaan Pembangunan AMPL dan RPJMN 2010-2014 Bidang AMPL
Oswar Mungkasa
 
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Tanah Datar
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Tanah DatarMemorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Tanah Datar
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Tanah Datar
infosanitasi
 
Artikel pamsimas
Artikel pamsimasArtikel pamsimas
Artikel pamsimasrd_bangda
 
PAPARAN KP2S KAB.GUNUG MAS
PAPARAN KP2S KAB.GUNUG MASPAPARAN KP2S KAB.GUNUG MAS
PAPARAN KP2S KAB.GUNUG MAS
Anas Kusut
 
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Palopo
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota PalopoSlum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Palopo
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Palopo
Bagus ardian
 
Sanitasi kabupaten tanjung jabung timur
Sanitasi kabupaten tanjung jabung timurSanitasi kabupaten tanjung jabung timur
Sanitasi kabupaten tanjung jabung timur
Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
infosanitasi
 
Profil PNPM-MP Kabupaten Taput
Profil PNPM-MP Kabupaten TaputProfil PNPM-MP Kabupaten Taput
Profil PNPM-MP Kabupaten TaputTaput17
 
Profil PNPM-MP Kab.Taput
Profil PNPM-MP Kab.TaputProfil PNPM-MP Kab.Taput
Profil PNPM-MP Kab.TaputTaput17
 
Bab 1. pendahuluan MPS Tanjung Jabung Timur
Bab 1. pendahuluan MPS Tanjung Jabung TimurBab 1. pendahuluan MPS Tanjung Jabung Timur
Bab 1. pendahuluan MPS Tanjung Jabung Timur
Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Kebijakan Nasional Pembangunan Sanitasi Pemukiman
Kebijakan Nasional Pembangunan Sanitasi PemukimanKebijakan Nasional Pembangunan Sanitasi Pemukiman
Kebijakan Nasional Pembangunan Sanitasi Pemukiman
infosanitasi
 

Similar to Dokumen mps kabupaten sidrap (20)

Lampiran e . deskripsi pogram kegiatan
Lampiran e . deskripsi pogram kegiatanLampiran e . deskripsi pogram kegiatan
Lampiran e . deskripsi pogram kegiatan
 
Lembar depan memorandum program sanitasi kabupaten tanjung jabung timur provi...
Lembar depan memorandum program sanitasi kabupaten tanjung jabung timur provi...Lembar depan memorandum program sanitasi kabupaten tanjung jabung timur provi...
Lembar depan memorandum program sanitasi kabupaten tanjung jabung timur provi...
 
Dokumen SSK Bangka Selatan 2017
Dokumen SSK Bangka Selatan 2017Dokumen SSK Bangka Selatan 2017
Dokumen SSK Bangka Selatan 2017
 
Kondisi Sanitasi Kota Palembang (2006)
Kondisi Sanitasi Kota Palembang (2006)Kondisi Sanitasi Kota Palembang (2006)
Kondisi Sanitasi Kota Palembang (2006)
 
Bab 3. rencana kegiatan pembangunan sanitasi11
Bab 3. rencana kegiatan pembangunan sanitasi11Bab 3. rencana kegiatan pembangunan sanitasi11
Bab 3. rencana kegiatan pembangunan sanitasi11
 
Implementasi Program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kemang Agung Keca...
Implementasi Program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kemang Agung Keca...Implementasi Program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kemang Agung Keca...
Implementasi Program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kemang Agung Keca...
 
bahan tayangan kick off meeting kelembagaan.pptx
bahan tayangan kick off meeting kelembagaan.pptxbahan tayangan kick off meeting kelembagaan.pptx
bahan tayangan kick off meeting kelembagaan.pptx
 
Struktur Perencanaan Pembangunan AMPL dan RPJMN 2010-2014 Bidang AMPL
Struktur Perencanaan Pembangunan AMPL dan RPJMN 2010-2014 Bidang AMPLStruktur Perencanaan Pembangunan AMPL dan RPJMN 2010-2014 Bidang AMPL
Struktur Perencanaan Pembangunan AMPL dan RPJMN 2010-2014 Bidang AMPL
 
Bab 3. Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi
Bab 3. Strategi Percepatan Pembangunan SanitasiBab 3. Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi
Bab 3. Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi
 
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Tanah Datar
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Tanah DatarMemorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Tanah Datar
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Tanah Datar
 
Artikel pamsimas
Artikel pamsimasArtikel pamsimas
Artikel pamsimas
 
Bab 5. Strategi Monitoring dan Evaluasi
 Bab 5. Strategi Monitoring dan Evaluasi Bab 5. Strategi Monitoring dan Evaluasi
Bab 5. Strategi Monitoring dan Evaluasi
 
PAPARAN KP2S KAB.GUNUG MAS
PAPARAN KP2S KAB.GUNUG MASPAPARAN KP2S KAB.GUNUG MAS
PAPARAN KP2S KAB.GUNUG MAS
 
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Palopo
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota PalopoSlum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Palopo
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Palopo
 
Sanitasi kabupaten tanjung jabung timur
Sanitasi kabupaten tanjung jabung timurSanitasi kabupaten tanjung jabung timur
Sanitasi kabupaten tanjung jabung timur
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
 
Profil PNPM-MP Kabupaten Taput
Profil PNPM-MP Kabupaten TaputProfil PNPM-MP Kabupaten Taput
Profil PNPM-MP Kabupaten Taput
 
Profil PNPM-MP Kab.Taput
Profil PNPM-MP Kab.TaputProfil PNPM-MP Kab.Taput
Profil PNPM-MP Kab.Taput
 
Bab 1. pendahuluan MPS Tanjung Jabung Timur
Bab 1. pendahuluan MPS Tanjung Jabung TimurBab 1. pendahuluan MPS Tanjung Jabung Timur
Bab 1. pendahuluan MPS Tanjung Jabung Timur
 
Kebijakan Nasional Pembangunan Sanitasi Pemukiman
Kebijakan Nasional Pembangunan Sanitasi PemukimanKebijakan Nasional Pembangunan Sanitasi Pemukiman
Kebijakan Nasional Pembangunan Sanitasi Pemukiman
 

More from Lukman Hakim

Perancangan bangunan keairan secondary treatment
Perancangan bangunan keairan secondary treatmentPerancangan bangunan keairan secondary treatment
Perancangan bangunan keairan secondary treatment
Lukman Hakim
 
studi kelayakan Prasarana
studi kelayakan Prasaranastudi kelayakan Prasarana
studi kelayakan Prasarana
Lukman Hakim
 
studi kelayakan 2
studi kelayakan 2studi kelayakan 2
studi kelayakan 2
Lukman Hakim
 
Studi kelayakan
Studi kelayakanStudi kelayakan
Studi kelayakan
Lukman Hakim
 
Pengantar Perencanaan Prasarana Transportasi
Pengantar Perencanaan Prasarana TransportasiPengantar Perencanaan Prasarana Transportasi
Pengantar Perencanaan Prasarana Transportasi
Lukman Hakim
 
prasana dasar ipal komunal
prasana dasar ipal komunalprasana dasar ipal komunal
prasana dasar ipal komunal
Lukman Hakim
 
pendekatan manajemen air imbah perkotaan
pendekatan manajemen air imbah perkotaanpendekatan manajemen air imbah perkotaan
pendekatan manajemen air imbah perkotaanLukman Hakim
 
Sarana dan prasarana rumah susun
Sarana dan prasarana rumah susunSarana dan prasarana rumah susun
Sarana dan prasarana rumah susunLukman Hakim
 
Sarana dan prasarana rumah susun
Sarana dan prasarana rumah susunSarana dan prasarana rumah susun
Sarana dan prasarana rumah susunLukman Hakim
 

More from Lukman Hakim (9)

Perancangan bangunan keairan secondary treatment
Perancangan bangunan keairan secondary treatmentPerancangan bangunan keairan secondary treatment
Perancangan bangunan keairan secondary treatment
 
studi kelayakan Prasarana
studi kelayakan Prasaranastudi kelayakan Prasarana
studi kelayakan Prasarana
 
studi kelayakan 2
studi kelayakan 2studi kelayakan 2
studi kelayakan 2
 
Studi kelayakan
Studi kelayakanStudi kelayakan
Studi kelayakan
 
Pengantar Perencanaan Prasarana Transportasi
Pengantar Perencanaan Prasarana TransportasiPengantar Perencanaan Prasarana Transportasi
Pengantar Perencanaan Prasarana Transportasi
 
prasana dasar ipal komunal
prasana dasar ipal komunalprasana dasar ipal komunal
prasana dasar ipal komunal
 
pendekatan manajemen air imbah perkotaan
pendekatan manajemen air imbah perkotaanpendekatan manajemen air imbah perkotaan
pendekatan manajemen air imbah perkotaan
 
Sarana dan prasarana rumah susun
Sarana dan prasarana rumah susunSarana dan prasarana rumah susun
Sarana dan prasarana rumah susun
 
Sarana dan prasarana rumah susun
Sarana dan prasarana rumah susunSarana dan prasarana rumah susun
Sarana dan prasarana rumah susun
 

Recently uploaded

AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
DinsosnakertransKota
 
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptxPresentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
IpinTriono
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
yennylampouw
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 

Recently uploaded (16)

AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
 
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptxPresentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 

Dokumen mps kabupaten sidrap

  • 1. 1
  • 2. RINGKASAN EKSEKUTIF Jumlah penduduk Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2011 sebanyak 274.652 jiwa yang terdiri dari 133.672 jiwa penduduk laki-laki dan 140.980 jiwa penduduk perempuan, dengan penduduk terbanyak berada di Kecamatan Maritengngae yaitu sebesar 46.643 jiwa. Kepadatan penduduk di Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2011 sekitar 146 jiwa/Km2. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Panca Rijang yaitu sekitar 803 jiwa/Km2. Sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Pitu Riase yaitu sekitar 24 Jiwa/Km2.. Luas wilayah 1.883,25 Km2, yang secara administratif terdiri dari 11 Kecamatan dan 106 Desa/Kelurahan. Berdasarkan dokumen Buku Putih Sanitasi terdapat area berisiko sanitasi di Kab. Sidenreng Rappang. Dari 106 desa/kelurahan terdapat 7 desa/kelurahan berada di risiko 4 atau sangat berisiko, 47 daerah di risiko 3 atau berisiko dan sisanya 52 desa kelurahan yang berada di risiko 2 dan risiko 1 Sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan berkurangnya praktek BABS dari 23% menjadi 0% pada tahun 2018. Untuk mengitung kebutuhan kegiatan pada akhir perencanaan maka diasumsikan bahwa tingkat pertumbuhan BABS setara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yaitu 1,29% pertahun sehingga praktek BABS pada akhir perencanaan adalah 0 % dari prediksi jumlah penduduk tahun 2018 yaitu 297.977 jiwa atau 59.595 KK. Dengan system pengembangan sanitasi air limbah domestik direncanakan menggunakan Sistem Setempat (on site) individual maupun komunal akan dilaksanakan : - Pembangunan MCK Komunal yang berlokasi di Kec. Tellu LimpoE, Kec. Panca Lautang, Kec. Wattang Sidenreng, Kec. Pitu Riawa, Kec. Dua PituE, dan Kec. Pitu Riase. - Perencanaan Detail (DED) IPAL Komunal dan Pembangunan IPAL Komunal untuk Perumahan Sederhana Sehat, pengalokasiannya di Kec. Wattang Pulu dan MaritengngaE. Dengan system pengembangan sanitasi air limbah domestic direncanakan menggunakan Sistem 2 Terpusat (off site) medium akan dilaksanakan : - Master Plan Air Limbah, yang berlokasi di Kec. MaritengngaE dan Kec. Panca Rijang. - Kajian Lingkungan Pembangunan Sarana IPAL Kawasan, Pembebasan Lahan, Perencanaan Detail (DED) IPAL Kawasan dan Pembangunan IPAL Kawasan, Kesemuanya berlokasi di Kec. MaritengngaE dan Kec. Panca Rijang. · Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang terdiri dari proses pelaksanaan dengan kegiatan :
  • 3. · Feasibility Study, Kajian Lingkungan, Pembebasan Lahan, Perencanaan Detail (DED), Pembangunan IPLT (Fisik), Pengadaan Truck Sedot Tinja dan Operasional dan Maintanance dengan lokasi di Kab. Sidrap. Sasaran pelayanan persampahan adalah dari 10% menjadi 70% pada akhir perencanaan. Sasaran yang lain adalah pengurangan sampah wilayah perkotaan dari sumbernya menjadi 1,43% pada akhir perencanaan. Pelayanan persampahan akan diprioritaskan untuk daerah perkotaan. 3 · Rencana Pengurangan Sampah Rencana pengurangan sampah di Kabupaten Sidenreng Rappang dapat dilakukan dengan system : 1. Peningkatan cakupan pelayanan (RT-TPS-TPA) + Penyapuan jalan dengan lokasi di Kecamatan MaritengngaE terdiri dari Kel. Pangkajene, Kel. RijangPittu, Kel. Lautang Benteng, Kel. Wala, Kel. Majjelling, Kel. Majjelling Wattang dan Kel. Lakessi. 2. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat + pemilahan sampah berbasis Rumah Tangga dengan lokasi Kec. Panca Rijang : Kel. Rappang dan Kel. Lalebata. · Rencana Penanganan Sampah : Dengan system pengembangan persampahan dalam Dokumen BPS dan SSK bahwa Zona III merupakan area dengan kepadatan penduduk kurang dari 100 org/ha (rural area), kawasan ini dilayani dengan system tidak langsung yaitu sampah dari rumah tangga dipilah dan dibuang ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) baru diangkut oleh armada untuk dibuang ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA), meliputi 97 Desa/Kelurahan. Dengan system pengembangan drainase bahwa zona I merupakan area komersial dan padat penduduk (peri urban) serta resiko kesehatan lingkungan cukup tinggi sehingga kawasan ini harus ditangani dalam jangka pendek atau segera dilakukan untuk mengatasi/mengurangi genangan 50% dari seluruh genangan yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang, dengan demikian akan direncanakan : 1. Pembangunan drainase primer di Kecamatan MaritengngaE 2. Pembangunan Infrastruktur drainase Sekunder di Kecamatan MaritengngaE 3. Pembangunan Infrastruktur drainase Tersier di Kecamatan MaritengngaE 4. Pembangunan drainase Primer di Kecamatan : Panca Rijang, Kulo, Panca Lautang, Tellu LimpoE, dan Wattang Pulu. 5. Pembangunan Drainase Sekunder di Kecamatan : Panca Rijang, Kulo, Panca Lautang, Tellu LimpoE, dan Wattang Pulu. 6. Pembangunan Drainase Tersier di Kecamatan : Panca Rijang, Kulo, Panca Lautang, Tellu LimpoE, dan Wattang Pulu.
  • 4. Peningkatan pendanaan sanitasi dari 2,74% menjadi 3% dari total belanja langsung APBD setiap tahun anggaran. Rencana anggaran sanitasi selama 5 (lima) tahun dari tahun 2014-2018 yang bersumber Pemerintah dan Non Pemerintah adalah sebesar Rp. 238.112.000.000,- dimana dari Pemerintah sebesar Rp. 237.950.000.000,- dan dari Non Pemerintah yaitu dari CSR-Swasta- Masyarakat sebesar Rp. 1.162.000.000,-. Dana Pemerintah terdiri atas dana APBD Kab. Sidenreng Rappang sebesar Rp. 31.395.000.000,- , dana APBD Provinsi sebesar Rp. 72.640.000.000,- dan dana APBN sebesar Rp. 134.565.000.000,- - Kebutuhan biaya yang harus dicarikan sumber pendanaan karena belum ada kesepakatan Sementara biaya yang belum ada kesepakatan adalah sebesar Rp. 14.709.000.000,-. Untuk Tahun n+2 yaiu tahun 2015 yang masih harus dilengkapi dengan kriteria kesiapan yaitu : - Pembangunan IPAL Kawasan dan IPAL Komunal - Pembangunan MCK Komunal Untuk Tahun n+3 yaitu tahun 2016 yang masih harus dilengkapi dengan kriteria kesiapan yaitu : - Pembangunan IPLT - Ringkasan rencana monitoring dan evaluasi. Untuk pelaksanaan monitoring dan evaluasi tahunan dilaksanakan secara bertahap dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Dalam masing-masing tahapan dilaksanakan pemantauan usulan program dan kegiatan yang sesuai dengan kesepakatan dalam Dokumen Memorandum Program Sanitasi. Selain itu dilakukan juga monitoring terhadap kesiapan Readiness Criteria dari masing-masing program dan kegiatan. Disamping itu dilakukan updating MPS setiap tahun. 4
  • 5. KATA PENGANTAR Memorandum Program merupakan kesepahaman dan kesepakatan bersama antara para pemangku kepentingan dalam rangka percepatan pembangunan sanitasi permukiman di daerah, yang terdiri dari perwakilan Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/ Kota dan sumber pendanaan lainnya.. MPS disusun oleh Pokja AMPL Kabupaten Sidenreng Rappang didukung fasilitasi dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Sulawesi Selatan. Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki komitmen yang tinggi terhadap pembangunan sanitasi dan mendukung pencapaian target MDG’s tingkat pelayanan sanitasi 62,41% pada tahun 2015, melalui arah kebijakan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Permukiman, sanitasi dan air bersih yang layak dan sehat dan kegiatan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman. Komitmen ini diwujudkan dalam peningkatan pendanaan sanitasi dari 2,74% naik menjadi 3% dari total belanja langsung APBD setiap tahun anggaran. Untuk mendukung komitmen ini maka Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang memasukkan/mengintegrasikan hasil dari MPS dalam proses pemograman dan penganggaran reguler di Pemerintah Daerah. . Tujuan dari penyusunan dokumen Memorandum Program Sanitasi adalah sebagai komitmen kesepakatan bersama yang dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi di Kabupaten Sidenreng Rappang oleh semua pihak terkait.. Dalam pelaksanaannya dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala setiap tahun untuk melihat perkembangan kemajuan pelaksanaan program kegiatan secara terpadu. Semoga dengan tersusunnya dokumen Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2014, permasalahan sanitasi dapat diatasi melalui percepatan pembangunan sanitasi sebagaimana diprogramkan dalam Visi Misi Pembangunan daerah Kabupaten Sidenreng Rappang tahun 2014-2018. 5 PANGKAJENE, 29 AGUSTUS 2014 BUPATI SIDENRENG RAPPANG H. RUSDI MASSE
  • 6. LEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Nomor :................... Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi, disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan sektor sanitasi secara komprehensif dan terintegrasi, baik dalam lingkup kewilayahan maupun dalam keterkaitan dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini Senin tanggal Delapan Belas bulan Agustus tahun Dua Ribu Empat Belas kami Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang sepakat untuk mengalokasikan dukungan pendanaan dalam perencanaan dan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2014 – 2018 sebagaimana tertuang dalam dokumen MEMORANDUM PROGRAM SANITASI ini. Implementasi rencana penganggaran ini akan ditindak lanjuti sesuai aturan yang berlaku. Demikian kesepakatn ini dibuat berdasarkan kepedulian dalam upaya Percepatan Pembangunan Sanitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan. Pemerintah Kabupten Sidenreng Rappang Kepala Daerah H. RUSDI MASSE B u p a t i
  • 7. LEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN Nomor :................... Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota. Pembangunan dan pelayanan dasar menjadi kewajiban Pemerintah Kab/Kota, sehingga lebih mendekatkan interaksi antara pemandu kebijakan dengan masyarakat. Disadari bahwa terdapat keterbatasan pendanaan pemerintah Kabupaten/Kota dalam pembangunan sektor sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari Pemerintah Provinsi, Pusat maupun pihak / instansi lain yang memiliki kepedulian terhadap sanitasi. Disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan sanitasi secara komprehensif, terintegrasi dan berkelanjutan, baik dalam lingkup kewilayahan maupun dalam keterkaitan dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini Senin tanggal Delapan Belas bulan Agustus tahun Dua Ribu Empat Belas kami Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sepakat untuk memberikan dukungan/bantuan pendanaan dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2014 – 2018 sebagaimana tertuang dalam dokumen MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Kabupaten Sidenreng Rappang, Implementasi rencana penganggaran ini akan ditindak lanjuti sesuai aturan yang berlaku. Demikian kesepakatan ini dibuat berdasarkan kepedulian pemerintah provinsi dalam upaya Percepatan Pembangunan Sanitasi di Kabupaten/Kota yang terintegrasi dan berkelanjutan. Pemerintah Provinsi Sulawesi selatan Kepala Daerah DR. H. SYAHRUL YASIN LIMPO SH.,M.Si., MH Gubernur
  • 8. LEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Nomor : Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota. Pembangunan dan pelayanan dasar menjadi kewajiban Pemerintah Kab/Kota, sehingga diharapkan dapat lebih mendekatkan interaksi antara pemandu kebijakan dengan masyarakat. Disadari bahwa terdapat keterbatasan pendanaan pemerintah Kabupaten/Kota dalam pembangunan sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari berbagai sumber terkait, termasuk sumber pendanaan dari Pusat. Disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan sanitasi secara komprehensif, terintegrasi dan berkelanjutan, baik dalam lingkup kewilayahan maupun dalam keterkaitan dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini Senin tanggal Delapan Belas bulan Agustus tahun Dua Ribu Empat Belas kami yang bertandatangan dibawah ini sepakat untuk memberikan dukungan/bantuan pendanaan dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2014 – 2018 sebagaimana tertuang dalam dokumen MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Kabupaten Sidenreng Rappang, Implementasi rencana penganggaran ini akan ditindak lanjuti sesuai aturan yang berlaku. Demikian kesepakatan ini dibuat berdasarkan kepedulian dalam upaya Percepatan Pembangunan Sanitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan. Pemerintah Pusat Republik Indonesia Kementerian Pekerjaan Umum Kepala Satker PPLP Propinsi Sulawesi Selatan IR. H. HASIR TJENNE, M.Si Nip. 19611211 199103 1 005
  • 9. LEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI PT. JAPFA COMFEED Nomor :................... Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota. Pembangunan dan pelayanan dasar menjadi kewajiban Pemerintah Kab/Kota, sehingga lebih mendekatkan interaksi antara pemandu kebijakan dengan masyarakat. Disadari bahwa terdapat keterbatasan pendanaan pemerintah Kab/Kota dalam pembangunan sektor sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari Pemerintah Provinsi, Pusat maupun pihak / instansi lain yang memiliki kepedulian terhadap sanitasi. Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi, disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan sektor sanitasi secara komprehensif dan terintegrasi, baik dalam lingkup kewilayahan maupun dalam keterkaitan dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini Senin tanggal Delapan Belas bulan Agustus tahun Dua Ribu Empat Belas, kami PT. JAPFA COMFEED sepakat untuk memberikan dukungan/bantuansesuai dengan tugas dan tanggungjawab kami kami dalam rangka Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2014 – 2018 sebagaimana tertuang dalam dokumen MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Kabupaten Sidenreng Rappang. Dalam rangka pelaksanaan dari kesepakatan ini, kami bersama-sama dengan pemerintah kabupaten Sidenreng Rappang akan melakukan koordinasi lebih lanjut. Demikian kesepakatan ini dibuat berdasarkan kepedulian dan partisipasi kami dalam upaya Percepatan Pembangunan Sanitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan. PT. JAPFA COMFEED. Direktur Umum Cap dan Tanda tangan (N a m a)
  • 10. LEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Kelompok Masyarakat xxx Nomor :................... Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota. Pembangunan dan pelayanan dasar menjadi kewajiban Pemerintah Kab/Kota, sehingga lebih mendekatkan interaksi antara pemandu kebijakan dengan masyarakat. Disadari bahwa terdapat keterbatasan pendanaan pemerintah Kab/Kota dalam pembangunan sektor sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari Pemerintah Provinsi, Pusat maupun pihak / instansi lain yang peduli. Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi, disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan sektor sanitasi secara komprehensif dan terintegrasi, baik dalam lingkup kewilayahan maupun dalam keterkaitan dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini............tanggal.......bulan...........tahun........, kami atas nama Kelompok Masyarakat xxxsepakat untuk memberikan kontribusi dan partisipasidalam pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2013 – 2017 sebagaimana tertuang dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi. Demikian kesepakatan ini dibuat berdasarkan kepedulian dalam upaya percepatan pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan. Perwakilan Mayarakat/Kelompok Masyarakat............... Tanda tangan (N a m a)
  • 11. DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ................................................................................................................................... 1 RINGKASAN EKSEKUTIF........................................................................................................................... 2 KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... 5 SURAT KESEPAKATAN............................................................................................................................. 6 DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. 7 DAFTAR TABEL.......................................................................................................................................... 9 DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................................... 10 DAFTAR ISTILAH........................................................................................................................................ 1 KATA PENGANTAR.........................................................................................Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 2 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 2 1.2 Maksud Dan Tujuan...................................................................................................................... 3 1.3 Wilayah Perencanaan................................................................................................................... 4 1.4 Methodologi.................................................................................................................................. 8 BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI ...................................................... 9 2.1 Profil Kabupaten Sidenreng Rappang................................................................................................................. 9 2.1.1Kependudukan............................................................................................................................................. 9 2.1.2Area Berisiko ............................................................................................................................................. 13 2.1.3Keuangan Daerah...................................................................................................................................... 19 2.2 Air Limbah......................................................................................................................................................... 21 2.2.1Permasalahan air limbah ........................................................................................................................... 21 2.2.2Sasaran Pembangunan Air Limbah........................................................................................................... 23 2.2.3Prioritas Pembangunan Air Limbah ........................................................................................................... 22 2.3 Persampahan.................................................................................................................................................... 23 2.3.1Permasalahan Persampahan .................................................................................................................... 23 2.3.2Sasaran Pembangunan Persampahan...................................................................................................... 25 2.3.3Prioritas Pembangunan Persampahan...................................................................................................... 26 2.4 Drainase............................................................................................................................................................ 28 2.4.1Permasalahan Drainase ............................................................................................................................ 28 2.4.2Sasaran Pembangunan Drainase.............................................................................................................. 30 2.4.3Prioritas Pembangunan Drainase.............................................................................................................. 30 2.5 Kesehatan (PHBS)............................................................................................................................................ 31 2.5.1PermasalahanKesehatan (PHBS) ............................................................................................................. 31 2.5.2Sasaran Pembangunan Kesehatan (PHBS).............................................................................................. 31 2.5.3Prioritas Pembangunan Kesehatan (PHBS).............................................................................................. 32 2.6 KerangkaKerjaLogis.......................................................................................................................................... 33 BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI ................................................................... 40 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah .................................................................................................... 40 3.2 Rencana Kegiatan Persampahan............................................................................................... 46 3.3 Rencana Kegiatan Drainase....................................................................................................... 54 3.4 Rencana Kegiatan PHBS ........................................................................................................... 60 BAB 4 RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN SANITASI................................................................ 64 4.1 Rekapitulasi Anggaran...................................................................................................................................... 64 4.2 Rencana Anggaran Pemerintah........................................................................................................................ 65 4.2.1APBD Kabupaten Sidenreng Rappang...................................................................................................... 65 4.2.2APBD Provinsi Sulawesi Selatan............................................................................................................... 66 4.2.3APBN......................................................................................................................................................... 66 4.3 Rencana Anggaran Non Pemerintah ................................................................................................................ 67 4.3.1Potensi Kontribusi Swasta dan BUMN/D................................................................................................... 67 7
  • 12. 4.3.2Potensi Kontribusi Masyarakat .................................................................................................................. 67 4.4 Antisipasi Funding-Gap..................................................................................................................................... 68 BAB 5 RENCANA IMPLEMENTASI......................................................................................................... 69 5.1 Kondisi Kesiapan Pelaksanaan......................................................................................................................... 69 5.1.1Studi & Disain, dan Dokumen Tender........................................................................................................ 86 5.1.2Pembebasan lahan dan Resettlement....................................................................................................... 86 5.1.3Kesiapan Organisasi Pengelola................................................................................................................. 86 5.2 Rencana Kerja Monitoring dan Evaluasi ........................................................................................................... 87 8
  • 13. DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk 3 (tiga) TahunTerakhir.......................................................... 11 Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 (lima) Tahun .............................................. 12 Tabel 2. 3 Analisa Penetapan Area Beresiko .............................................................................................. 14 Tabel 2. 4 Proyeksi Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Sidenreng Rappang untuk Sanitasi ............... 20 Tabel 2. 5 Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik ......................................................................... 21 Tabel 2. 6 Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik.................................................................................. 23 Tabel 2. 7 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Air Limbah Domestik........................................... 23 Tabel 2. 8 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik............................................................... 22 Tabel 2. 9 Permasalahan Persampahan ..................................................................................................... 23 Tabel 2. 10 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Domestik ................................................ 25 Tabel 2. 11 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Persampahan.................................................... 26 Tabel 2. 12 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Persampahan Domestik.................................. 26 Tabel 2. 13 Permasalahan Drainase ........................................................................................................... 28 Tabel 2. 14 Resume Tujuan dan Sasaran Utama Pembangunan Drainase ................................................ 30 Tabel 2. 15 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Drainase............................................................ 30 Tabel 2. 16 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Drainase .......................................................... 30 Tabel 2. 17 Permasalahan Mendesak PHBS Terkait Sanitasi..................................................................... 31 Tabel 2. 18 Tujuan Dan Sasaran PHBS Terkait Sanitasi............................................................................. 31 Tabel 2. 19 Prioritas implementasi program dan kegiatan PHBS terkait sanitasi ........................................ 32 Tabel 2. 20 Kerangka Kerja Logis Air Limbah ............................................................................................. 33 Tabel 2. 21 Kerangka Kerja Logis Persampahan ........................................................................................ 35 Tabel 2. 22 Kerangka Kerja Logis Drainase ................................................................................................ 36 Tabel 2. 23 Kerangka Kerja Logis PHBS..................................................................................................... 37 Tabel 3. 1 Rencana Kegiatan Air Limbah .................................................................................................... 44 Tabel 3. 2Rencana Kegiatan Persampahan................................................................................................ 51 Tabel 3. 3 Rencana Kegiatan Drainase....................................................................................................... 59 Tabel 3. 4 Rencana Kegiatan PHBS terkait Sanitasi ................................................................................... 60 Tabel 3. 5 Daftar pendek sumber pendanaan negara-negara donor,.......................................................... 62 Tabel 3. 6 Daftar perusahaan penyelenggara CSR yang memiliki potensi berpartisipasi............................ 63 Tabel 4. 1 Rekapitulasi Anggaran Per Sumber Anggaran ........................................................................... 64 Tabel 4. 2 Rekapitulasi Anggaran............................................................................................................... 65 Tabel 4. 3 Rekapitulasi APBD Kab. Sidenreng Rappang ............................................................................ 65 Tabel 4. 4 Rekapitulasi APBD Provinsi Sulawesi Selatan ........................................................................... 66 Tabel 4. 5 Rekapitulasi APBN ..................................................................................................................... 66 Tabel 4. 6 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta ................................................................. 67 Tabel 4. 7 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Masyarakat............................................................................ 67 Tabel 4. 8 Funding Gap APBD Kabupaten/Kota.......................................................................................... 68 Tabel 5. 1 Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran Tahun 2015 .............................................. 69 Tabel 5. 2 Kriteria Kesiapan Implementasi Infrastruktur tahun 2015 .......................................................... 73 Tabel 5. 3 Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran Tahun 2016 .............................................. 77 Tabel 5. 4 Kriteria Kesiapan Implementasi Infrastruktur tahun 2016 .......................................................... 80 Tabel 5. 5 Kriteria Kesiapan Studi dan Perencanaan Teknis....................................................................... 86 Tabel 5. 6 Identifikasi Permasalahan Lahan................................................................................................ 86 Tabel 5. 7 Pembentukan dan/atau Penguatan Organisasi Pengelola.......................................................... 86 9
  • 14. DAFTAR GAMBAR Gambar 1. 1 Skema Proses Perencanaan PPSP.......................................................................................... 4 Gambar 3. 1 Peta Lokasi Infrastruktur Air Limbah dan Volumenya yang ada saat ini ................................. 41 Gambar 3. 2Peta Lokasi Infrastruktur Air Limbah dan Volumenya yang akan dibangun............................. 42 Gambar 3. 3 Peta Lokasi Infrastruktur Persampahan dan Volume yang ada saat ini............................... 47 Gambar 3. 4 Peta Lokasi Infrastruktur Persampahan dan Volume yang akan dibangun.......................... 48 Gambar 3. 5 Peta Lokasi Infrastruktur Drainase dan Volumenya yang saat ini........................................... 56 Gambar 3. 6 Peta Lokasi Infrastruktur Drainase dan Volumenya yang akan dibangun............................... 57 Gambar 5. 1 Rencana Kerja Monitoring dan Evaluasi Tahunan Tahun 2015.............................................. 87 10
  • 15. DAFTAR ISTILAH APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah BPS : Buku Putih Sanitasi DAK : Dana Alokasi Khusus DAU : Dana Alokasi Umum DSS : Diagram Sistem Sanitasi PHBS : Pola Hidup Bersih dan Sehat PMHSJK : Pemberdayaan Masyarakat Hiegienis yang Sensitif Jender dan Kemiskinan POKJA : Kelompok Kerja PPSP : Program Percepatan Sanitasi Permukiman RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah SKPD : Satuan Kerja Perangkat Dinas SSA : Sanitation Supply Assesment TPA : Tempat Pembuangan Akhir UU : Undang-undang 1
  • 16. BAB I PENDAHULUAN 2 1.1 Latar Belakang Permasalahan sanitasi secara umum di Indonesia diakibatkan oleh masih lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi, dimana perencanaan yang dilakukan tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, tidak berkelanjutan, dan kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih dan sehat. Olehnya itu diperlukan perencanaan yang terpadu dengan melibatkan berbagai pihak baik itu Pemerintah, Swasta dan Masyarakat sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dimana Pemerintah Kabupaten/Kota wajib mengelola sanitasinya. Kondisi ini mendorong Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang ikut dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Dalam Program PPSP Kabupaten/Kota diwajibkan untukmenyusun 3 (tiga) Dokumen Perencanaan terkait sanitasi antaralain : 1. Buku Putih Sanitasi (BPS), 2. Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan 3.Memorandum Program Sanitasi.(MPS).Pada tahun 2013 Kabupaten Sidenreng Rappang telah menyelesaikan 2 (dua) dokumen yaitu BPS dan SSK, dan untuk tahun 2014 akan disusun dokumen MPS.Dokumen MPS ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik sinkronisasi dan koordinasi pada tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Kementerian/Lembaga untuk periode jangka menengah. Dari sisi penganggaran, dokumen ini juga memuat rancangan dan komitmen pendanaan untuk implementasinya, baik komitmen alokasi penganggaran pada tingkat Kabupaten, Provinsi, Pusat maupun dari sumber pendanaan lainnya. Untuk sumber pendanaan dari sektor Pemerintah, keseluruhan komitmen dalam dokumen ini akan menjadi acuan dalam tindaklanjut melalui proses penganggaran formal tahunan. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain : v Pemrograman telah mempertimbangkan komitmen bersama antara kemampuan APBD Pemerintah Daerah dan pendanaan Pemerintah Pusatmaupun partisipasi dari sector pendana lain yang peduli sanitasi; v Program dan Anggaran untuk 5 tahun kedepan sudah diketahui, sehingga perencanaan lebih optimal dan matang; v Memorandum program investasi Kabupaten merupakan rekapitulasi dari semua dokumen perencanaan sanitasi dan telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan Pemerintah Kabupaten dari aspek teknis, biaya dan waktu;
  • 17. v Memorandum program investasi ini dilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui persetujuan dan tandatangan dari Bupati selaku kepala daerah; v Program investasi sektor sanitasi ini telah disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan Kabupaten untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan Kabupaten Sidenreng Rappang; Penyusunanrencana program investasi ini telah ditekankan aspek keterpaduan antara pengembangan wilayah/kawasan dengan pengembangan sector bidang yang terkait kesanitasian, yang mencakup : KoordinasiPengaturan, IntegrasiPerencanaan, dan Sinkronisasi Program berdasarkan skala prioritas tertentu atau yang ditetapkan paling sesuai dalam rangka menjawab tantangan pembangunan. Memorandum program ini dilengkapi dengan table-tabel rencana investasi program, rencana pelaksanaannya sampai akhir 5 (lima) tahun kedepan, peta-peta pokok yang dapat menjelaskan arah pengembangan dan struktur kota. 1.2 Maksud Dan Tujuan Maksud dari penyusunan Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) ini adalah sebagai 3 berikut : a. Tersusunnya dokumen rencana strategi dan komitmen pendanaan oleh pemerintah kabupaten Sidenreng Rappang dan pihak terkait stakeholders untuk implementasi pembangunan sektor sanitasi kabupaten jangka menengah dalam rangka pelaksanaan pembangunan sanitasi yang komprehensif pada tingkat Kabupaten. b. Mendorong para stakeholders melaksanakan kebijakan pengembangan sanitasi yang lebihefektif, partisipatif, dan berkelanjutan. c. Mendorongpihak lain seperti swasta, donor dan masyarakat untuk mau mengambil peran dalam penanganan sektor sanitasi di Kabupaten Sidenreng Rappang. Adapun Tujuan Penyusunan Dokumen MPS Kabupaten Sidenreng Rappang adalah : a. Dokumen ini diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman penganggaran untuk implementasi pelaksanaan pembangunan sanitasi mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 yang telah tercantum dalam dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Sidenreng Rappang. b. Dapat memberikan gambaran tentang kebijakan pendanaan untuk implementasi pembangunan Sanitasi Kabupaten Sidenreng Rappang selama 5 tahun yaitu tahun 2014 sampai dengan tahun 2018.
  • 18. c. Dipergunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Operasional tahapan pembangunan 4 sanitasi. d. Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Sidenreng Rappang. Adapun proses perencanaan pembangunan bidang sanitasi secara keseluruhan digambarkan sebagai berikut : Gambar 1. 1 Skema Proses Perencanaan PPSP 1.3 Wilayah Perencanaan Kabupaten Sidenreng Rappang dengan ibukota Pangkajene sebagai salah satu sentra produksi beras di Sulawesi Selatan, terletak 183 Km sebelah utara Makassar (ibukota Provinsi Sulawesi Selatan) dengan luas wilayah 1.883,25 Km2, yang secara administratif terdiri dari 11 Kecamatan dan 106 Desa/Kelurahan. Kabupaten Sidenreng Rappang berbatasan dengan : Ø Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang dan Enrekang; Ø Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan Wajo; Ø Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pinrang dan Kota Parepare; Ø SebelahselatanberbatasandenganKabupatenBarrudanSoppeng. Kabupaten Sidenreng Rappang dengan letak geografis 3o43’ – 4o09’ Lintang Selatan (LS) dan 119o41’ – 120o10’ Bujur Timur dengan posisi strategis dan aksebilitas yang tinggi, sehingga memiliki peluang pengembangan ekonomi melalui keterkaitan wilayah khususnya keterkaitan dengan daerah yang mendukung pembangunan social ekonomi dan budaya. Kondisi kelerengan yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang terbagi dalam 4 (empat) kategoriyaitu :
  • 19. Ø Kemiringan lereng 0 – 2 %, yang tersebar diseluruh wilayah kecamatan. Ø Kemiringan lereng 2 – 15 %, yang termasuk dalam kategori tersebar adalah pada 5 (lima) kecamatan. Ø Kemiringan lereng 15 – 40 %, yang juga termasuk pada kategori ini terdapat pada 5 (lima) kecamatan. Ø Kemiringan lereng diatas 40 %, pada kategori ini terdapat di 5 (lima) kecamatan. Kelerengan sangat terkait dengan kondisi drainase, yaitu keadaan tergenangnya bagian permukaan tanah oleh air pada saat tertentu, yang tidak ditunjukkan khusus seperti kolam dan lainnya. Keadaan drainase disuatu tempat ditentukan oleh kemiringan tanahnya, semakin tinggi dan semakin bervariasi kemiringan maka cenderung drainasenya makin baik. Keadaan tofografi di Kabupaten Sidenreng Rappang yang bervariasi mulai dari datar sampai curam agak menguntungkan dari aspek ketergantungannya. Pengaturan air yang semakin baik dan berfungsinya saluran pengairan menyebabkan daerah tidak tergenang kecuali jika terjadi banjir dan bencana alam lainnya. Daerah yang kadang tergenang terdapat di Kecamatan Panca Lautang, Tellu Limpoe, Maritengngae danWatang Sidenreng dengan luasan yang sempit. Sedangkan Daerah yang tergenang terdapat di Kecamatan Maritengngae, Watang Sidenreng, Pitu Riawa dan Pitu Riase, merupakan Daerah rawa. Selanjutnya adalah masalah erosi.terjadinya erosi dipengaruhi oleh kemiringan tanah, ketinggian tempat, tekstur, jenis tanah, curah hujan dan tumbuhan penutup tanah (vegetasi). Oleh karena itu keadaan erosi disuatu tempat akan bervariasi tergantung dari banyaknya faktor pendukung terjadinya erosi yang ada ditempat itu. Berdasarkan terkikisnya tanah permukaan, maka tanah di Kabupaten Sidenreng Rappang dibedakan atas daerah yang ada erosi dan tidak erosi. Keadaan iklim Kabupaten Sidenreng Rappang adalah identik dengan keadaan iklim wilayah lain yang ada di PulauSulawesi secara keseluruhan, hal ini dapat dilihat pada temperatur udara maksimum 35 oC dan suhu udara minimum 26 oC dengan jumlah curah hujan rata-rata 991,50 mm/tahun. Pada umumnya kondisi hidrologi di Kabupaten Sidenreng Rappang sangat berkaitan dengan tipe iklim dan kondisi geologi yang ada. Kondisi hidrologi permukaan ditentukan oleh sungai-sungai yang ada yang pada umumnya berdebit kecil, oleh karena sempitnya daerah aliran sungai sebagai wilayah tangkapan air (cathmen area) dan sistem sungainya. Kondisi tersebut diatas menyebabkan banyaknya aliran sungai yang terbentuk. Air tanah bebas (watertable groundwater) dijumpai pada endapan aluvial dan endapan pantai. Kedalaman air tanah sangat bervariasi yang tergantung pada keadaan dan jenis lapisan batuan. Pada wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang, sistem jaringan sumber daya air yang merupakanwilayah Sungai (WS) Nasionalada 2 yaitu Wilayah Sungai Walanae Cenranae sebagai 5
  • 20. wilayah sungai strategis nasional yang meliputi DAS Walanae – Cenranae (7.924 Km2), DAS Bila (1.368 Km2), DAS Siwa (268.40 Km2) dan DAS Gilireng (518 Km2) serta Wilayah Sungai Saddang sebagai wilayah sungai lintas provinsi yang meliputi DAS Kariango, DAS Rappang (379 Km2), dan DAS Karajae (142,45 Km2) sepertipadaTabel1.1. Terdapat 38 (Tiga Puluh Delapan) sungai yang mengaliri berbagai kecamatan. Di Kecamatan Panca Lautang terdapat 6 (enam) aliran sungai sepanjang 33.750 meter, Kecamatan Tellu Limpoe dengan panjang 18.000 meter, Kecamatan Watang Pulu dengan panjang 39.000 meter, Kecamatan Baranti dengan panjang 15.000meter, Kecamatan Panca Rijang dengan panjang 19.550 meter, Kecamatan Kulo dengan panjang 25.700 meter, Kecamatan MaritengngaE dengan panjang 5.000 meter, Kecamatan Dua Pitue dengan panjang 68.460 meter, merupakan Kecamatan yang memiliki aliran sungai terpanjang di Kabupaten Sidenreng Rappang, Kecamatan Pitu Riawa dengan panjang 7.500 meter. 6
  • 21. 7 Gambar 1.1: Peta Administrasi Kabupaten/Kota
  • 22. 8 1.4 Methodologi Methodologi yang dipakai pada proses PenyusunanDokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Sidenreng Rappang adalah sebagaiberikut : 1. Review terhadapDokumenStrategiSanitasi Kota(SSK) 2. Internalisasi 3. Konsultasi dengan Pokja Provinsi dan Satker terkait di provinsi. 4. Akses Sumber Pendanaan Non-Pemerintah 5. Pengawalan Program dan Kegiatan kedalam mekanisme penganggaran. Proses penyusunan MPS terdiri dari beberapa tahapan yang tidak dapat terlepas antara satu dengan lainnya, antara lain sebagaiberikut: 1. Melakukan Review SSK khususnya untuk Kerangka Logis, Program, Kegiatan dan Penganggaran serta Prioritasi Program. 2. Melakukan konsultasi kepada SKPD terkait di Kabupaten 3. Melakukan konsultasi teknis kepada Pokja Provinsi dan Satker terkait. 4. Melakukan pertemuan dengan sumber-sumber alternatif non pemerintah ditingkat Kab./Kota 5. Melakukan pengawalan kepada mekanisme penganggaran. Sistematika penyusunan dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) terdiri dari 5 bab yaitu sebagai berikut: Ø Bab pertama: berisi pendahuluan yang menggambarkan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, wilayah perencanaan dan Methodologi penyusunan MPS; Ø Bab kedua :menyajikan hasil review SSK yang menyangkut profil Kabupaten, kondisi eksisting sanitasi, Prioritasi Program, kerangka logis; Ø Bab ketiga :berisi tentang rencana implementasi program dan kegiatan, perhitungan volume kebutuhan infrastruktur dan non infrastruktur; Ø Bab keempat :berisi tentang rencana kebutuhan biaya untuk implementasi dan sumber pendanaan bagi masing-masing kegiatan. Disamping itu dalam bab ini juga menguraikan rencana antisipasi bilamana terjadi funding gap; Ø Bab kelima :berisi inventarisasi status kesiapan dari masing-masing kegiatan, langkah-langkah dan tindaklanjut yang harus dilakukan bagi kegiatan yang belum memenuhi kriteria kesiapan dan rencana Monev.
  • 23. BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI 9 2.1 Profil Kabupaten Sidenreng Rappang 2.1.1 Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2011 sebanyak 274.652 jiwa yang terdiri dari 133.672 jiwa penduduk laki-laki dan 140.980 jiwa penduduk perempuan, dengan penduduk terbanyak berada di Kecamatan Maritengngae yaitu sebesar 46.643 jiwa. Jumlah penduduk perempuan hampir di semua kecamatan lebih banyak dibanding penduduk laki-laki. Hal ini dilihat dari rasio jenis kelamin (sex ratio) yang lebih kecil dari 100, kecuali di Kecamatan Pitu Riase. Ratio jenis kelamin di Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2011 sebesar 94,82%. Artinya dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 95 penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk per Km2 dapat dijadikan salah satu indikator penyebaran penduduk di suatu wilayah. Kepadatan penduduk di Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2011 sekitar 146 jiwa/Km2. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Panca Rijang yaitu sekitar 803 jiwa/Km2. Sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Pitu Riase yaitu sekitar 24 Jiwa/Km2. Perkembangan atau pertumbuhan penduduk merupakan indeks perbandingan jumlah penduduk pada suatu tahun terhadap jumlah penduduk pada tahun sebelumnya. Perkembangan jumlah penduduk dalam suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian (pertambahan alami), selain itu juga dipengaruhi adanya faktor migrasi penduduk yaitu perpindahan keluar dan masuk. Pada dasarnya tingkat pertumbuhan jumlah penduduk, dapat digunakan untuk mengasumsikan prediksi atau meramalkan perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang. Prediksi perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang dilakukan dengan pendekatan matematis dengan pertimbangan pertumbuhan jumlah penduduk 3 tahun terakhir. Data jumlah penduduk Kabupaten Sidenreng Rappang 3 tahun terakhir menunjukkan jumlah penduduk pada tahun 2009 sebanyak 252.483 jiwa, sedangkan pada tahun 2011 mencapai 274.652 jiwa. Hal tersebut memperlihatkan adanya perkembangan jumlah penduduk yang tidak menentu. Dimana pada tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang sangatsigfikanyaitu sebanyak 19.428 jiwa, sedangkan pertambahan jumlah penduduk selama kurun waktu tahun 2010ketahun 2011 sekitar 2741 jiwa. Untuk proyeksi pertumbuhan penduduk Kabupaten Sidenreng Rappang digunakan laju pertumbuhan penduduk rata-rata selama 10 tahun terakhir (2000-2010) yakni sebesar 1,29% seperti yang dilangsir oleh BPS hasil sensus 2010.
  • 24. Dengan Menggunakan persentase laju pertumbuhan tersebut maka untuk menghitung proyeksi pertumbuhan penduduk 5(lima) tahun kedepan dipakai rumus pertumbuhan Linier sebagai berikut: 10 Rumus proyeksi jumlah Penduduk; Pn = P0 . (1 + r)n Pn = ProyeksiJumlahPenduduktahunberikutnya po = JumlahpendudukSekarang r = Rata-rata tingkatpertumbuhanpenduduk n ` = Jumlah Tahun Proyeksi
  • 25. Tabel 2. 1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk 3 (tiga) TahunTerakhir Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk 2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011 Panca Lautang 17.071 17.241 17.339 4.317 4.303 4.427 91 93 93 111 112 113 Tellu Limpoe 21.511 22.728 22.871 5.440 5.155 5.304 89 90 90 208 220 222 Watang Pulu 25.959 30.128 30.582 6.567 7.289 7.500 96 97 97 172 199 202 Baranti 26.569 28.068 28.369 6.720 7.042 7.246 91 93 93 493 521 526 Panca Rijang 25.258 27.086 27.332 6.389 6.450 6.637 93 93 93 742 796 803 Kulo 10.660 11.345 11.462 2.695 2.761 2.841 94 94 95 142 151 153 Maritengngae 40.767 46.139 46.643 10.311 10.678 10.987 93 94 94 619 700 708 Watang Sidenreng 15.729 17.051 17.203 3.979 4.077 4.195 94 96 96 130 141 142 Dua Pitue 26.340 27.272 27.549 6.663 6.257 6.438 93 94 95 376 390 394 Pitu Riawa 24.212 24.980 25.213 6.124 5.767 5.934 96 97 97 115 119 120 Pitu Riase 18.407 19.873 20.089 4.657 4.734 4.871 102 101 101 22 24 24 TOTAL 252.483 271.911 274.652 63.862 64.513 66.380 94 95 95 134 144 146 11 Sumber :Buku Putih Sanitasi (BPS) Bab 2
  • 26. Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 (lima) Tahun Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kepadatan Penduduk (org/Ha) 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 Panca Lautang 17.789 18.019 18.251 18.487 18.725 4.542 4.601 4.660 4.720 4.781 - 229 232 235 238 1,16 1,17 1,19 1,20 1,22 Tellu Limpoe 23.465 23.768 24.074 24.385 24.699 5.442 5.512 5.583 5.655 5.728 - 303 307 311 315 2,27 2,30 2,33 2,36 2,39 Watang Pulu 31.376 31.781 32.191 32.606 33.027 7.695 7.794 7.895 7.996 8.100 - 405 410 415 421 2,07 2,10 2,13 2,15 2,18 Baranti 29.106 29.481 29.861 30.247 30.637 7.434 7.530 7.627 7.726 7.825 - 375 380 385 390 5,40 5,47 5,54 5,61 5,69 Panca Rijang 28.042 28.403 28.770 29.141 29.517 6.809 6.897 6.986 7.076 7.168 - 362 366 371 376 8,24 8,35 8,46 8,57 8,68 Kulo 11.760 11.911 12.065 12.221 12.378 2.915 2.952 2.990 3.029 3.068 - 152 154 156 158 1,57 1,59 1,61 1,63 1,65 Maritengngae 47.854 48.471 49.097 49.730 50.372 11.272 11.418 11.565 11.714 11.865 - 617 625 633 642 7,26 7,36 7,45 7,55 7,64 Watang Sidenreng 17.650 17.877 18.108 18.342 18.578 4.304 4.359 4.416 4.473 4.530 - 228 231 234 237 1,46 1,48 1,50 1,52 1,54 Dua Pitue 28.264 28.629 28.998 29.372 29.751 6.605 6.690 6.777 6.864 6.953 - 365 369 374 379 4,04 4,09 4,14 4,20 4,25 Pitu Riawa 25.868 26.201 26.539 26.882 27.229 6.088 6.167 6.246 6.327 6.408 - 334 338 342 347 1,23 1,25 1,26 1,28 1,29 Pitu Riase 20.611 20.877 21.146 21.419 21.695 4.997 5.062 5.127 5.193 5.260 - 266 269 273 276 0,24 0,25 0,25 0,25 0,26 TOTAL 281.784 285.419 289.101 292.830 296.608 68.104 68.982 69.872 70.773 71.686 0 3635 3681,9 3729 3778 1,50 1,52 1,54 1,55 1,57 12 Sumber :Buku Putih Sanitasi (BPS) Bab 2
  • 27. 13 2.1.2 Area Berisiko Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan data primer berdasarkan hasil penilaian oleh SKPD dan hasil studi EHRA. Penentuan area berisiko berdasarkan data sekunder adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat risiko sebuah area (kelurahan/desa) berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD mengenai Kepadatan Penduduk, Jumlah KK miskin, Ketersediaan Air Bersih (SR/HU/KU), Ketersediaan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga; serta bila data tersedia, Luas Genangan. Penentuan area berisiko berdasarkan Penilaian SKPD diberikan berdasarkan pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja kabupaten Sidenreng Rappang. Adapun penentuan area berisiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat resiko berdasarkan: kondisi sumber air; pencemaran karena air limbah domestik; pengelolaan persampahan di tingkat rumahtangga; kondisi drainase; aspek perilaku (cuci tangan pakai sabun, higiene jamban, penangan air minum, buang air besar sembarangan). Penetapan area beresiko sanitasi di Kabupaten Sidenreng Rappang didapatkan dari kompilasi hasil skoring terhadap data sekunder sanitasi, persepsi SKPD terkait sektor sanitasi dan hasil studi EHRA. Skoring data sekunder memiliki bobot 30% dari total penilaian, skoring persepsi SKPD memiliki bobot 30%,Sedangkanskoring hasil studi EHRA berbobot 40%, Skor diberikan antara 1 - 4 untuk menggambarkan tingkat risiko dimana skor 4 = risiko yang sangat tinggi ditunjukkan warna merah; skor 3 = risiko tinggi ditunjukkan warna kuning; skor 2 = risiko rendah ditunjukkan warna hijau; skor 1 = risiko sangat rendah ditunjukkan warna biru. Proses penentuan area berisiko dimulai dengan analisis Data Sekunder, diikuti dengan penilaian SKPD dan analisis berdasarkan hasil studi EHRA. Penentuan area berisiko dilakukan bersama-sama seluruh anggota Pokja berdasarkan hasil dari ketiga data tersebut. Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat/derajat risiko ini akan disajikan dalam bentuk tabel dan peta.
  • 28. Tabel 2. 3 Analisa Penetapan Area Beresiko Kecamatan Kelurahan Tingkat Risiko Perkotaan/Perd 14 esaan Kebutuhan Penanganan /Penyebab Utama Eisiko SIDENRENG RAPPANG PancaLautang Bilokka Sedang Perkotaan Drainase & Persampahan Lajonga Tinggi Perkotaan Prohisan & Daeah Banjir Wettee Sangat Tinggi Perdesaan Limbah, Sampah & PHBS L i s e Kurang Perdesaan Persampahan Corawali Tinggi Perdesaan Drainase, Persampahan & PHBS Wanio Tinggi Perdesaan PHBS WanioTimoreng Tinggi Perdesaan Daerah Banjir Bapangi Tinggi Perdesaan PHBS Allesalewo Sangat Tinggi Perdesaan Air Limbah & PHBS Cenrana Tinggi Perdesaan Air Limbah & PHBS TelluLimpoe Amparita Tinggi Perkotaan Drainase, Air Limbah, Sampah & PHBS Arateng Tinggi Perkotaan Persampahan & PHBS ToddangPulu Sangat Tinggi Perkotaan Drainase, Air Limbah, Sampah & PHBS Baula Tinggi Perkotaan Drainase, Air Limbah, Sampah & PHBS Pajalele Sedang Perkotaan Drainase, & Persampah Massepe Tinggi Perkotaan PHBS & Akses Air Bersih Teppo Sedang Perdesaan Drainase & Sampah Teteaji Tinggi Perdesaan Drainase & Sampah Polewali Sedang Perdesaan Drainase & Sampah WatangPulu Lainungan Sedang Perkotaan Drainase & Persampahan Carawali Kurang Perdesaan Persampahan Buae Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan Mattirotasi Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan Ciro-ciroe Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan Batulappa Sedang Perkotaan Drainase &
  • 29. 15 Persampahan Arawa Sedang Perkotaan Drainase & Persampahan Lawawoi Sedang Perkotaan Drainase & Persampahan Uluale Sedang Perkotaan Drainase & Persampahan Bangkai Tinggi Perkotaan Persampahan & PHBS Baranti Baranti Tinggi Perkotaan Persampahan & PHBS Manisa Tinggi Perkotaan Persampahan & PHBS Duampanua Sedang Perkotaan Drainase & Persampahan Panreng Kurang Perkotaan Persampahan Benteng Kurang Perkotaan Persampahan Passeno Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan Tonrongnge Kurang Perdesaan Persampahan Sipodeceng Kurang Perdesaan Persampahan TonrongRijang Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan PancaRijang Rappang Sedang Perkotaan Drainase & Persampahan Lalebata Sedang Perkotaan Drainase & Persampahan Maccorawalie Sedang Perkotaan Drainase & Persampahan Kadidi Sedang Perkotaan Drainase & Persampahan TimorengPanua Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan BuloWattang Tinggi Perdesaan Persampahan & PHBS BuloTimoreng Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan CipoTakari Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan Kulo K u l o Sedang Perkotaan Drainase & Persampahan Maddenra Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan RijangPanua Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan Abbokongang Tinggi Perdesaan PHBS M a r i o Tinggi Perdesaan PHBS BinaBaru Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan Maritengngae Pangkajene Kurang Perkotaan Persampahan RijangPittu Kurang Perkotaan Persampahan
  • 30. Lakessi Sedang Perkotaan Drainase & 16 Persampahan Majjelling Kurang Perkotaan Persampahan MajjellingWattan g Sedang Perkotaan Drainase & Persampahan LautangBenteng Kurang Perkotaan Persampahan W a l a Tinggi Perkotaan Drainase, Persampahan & PHBS Sereang Tinggi Perdesaan Drainase, Persampahan & PHBS Kanie Tinggi Perdesaan Drainase, Persampahan & PHBS Allakuang Tinggi Perdesaan PHBS & Akses Air Bersih Tanete Kurang Perdesaan Persampahan Takkalasi Tinggi Perdesaan Drainase & Persampahan WatangSidenreng Kanyuara Tinggi Perkotaan Air Limbah & PHBS Empagae Tinggi Perkotaan Persampahan & PHBS Sidenreng Sedang Perkotaan Drainase & Persampahan Aka-akae Tinggi Perdesaan Persampahan & PHBS Mojong Tinggi Perdesaan Banjir & PHBS Talumae Sangat Tinggi Perdesaan Air Limbah & PHBS Damai Kurang Perdesaan Persampahan Talawe Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan DuaPitue TanruTedong Tinggi Perkotaan Banjir, Persampahan & PHBS SaloMallori Sangat Tinggi Perkotaan Drainase, Persampahan, Air Limbah & PHBS SaloBukkang Tinggi Perdesaan Banjir, Persampahan & PHBS KalosiAlau Kurang Perdesaan Persampahan Padang LoangAlau Tinggi Perdesaan Persampahan Padang Loang Tinggi Perdesaan Persampahan Kalosi Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan Bila Kurang Perdesaan Persampahan Taccimpo Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan Kampale Tinggi Perdesaan Persampahan & PHBS PituRiawa
  • 31. Lancirang Tinggi Perkotaan Persampahan & 17 Drainase Ponrangae Tinggi Perkotaan PHBS & Rendahnya akses air bersih Sumpang Mango Tinggi Perdesaan Air Limbah & PHBS Lasiwala Sangat Tinggi Perdesaan Air Limbah & PHBS Anabanna Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan Ajubissu Kurang Perdesaan Persampahan Otting Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan Dongi Tinggi Perdesaan Drainase BuluCenrana Tinggi Perdesaan Air Limbah, PHBS & rendahnya akses air bersih Kalempang Tinggi Perdesaan Air Limbah & PHBS Betao Tinggi Perdesaan Air Limbah & PHBS BetaoRiase Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan PituRiase Batu Tinggi Perkotaan PHBS Bola Bulu Tinggi Perdesaan Drainase BilaRiase Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan Botto Tinggi Perdesaan Banjir & PHBS Leppangeng Tinggi Perdesaan Banjir & PHBS Belawae Sangat Tinggi Perdesaan PHBS Lagading Sedang Perdesaan Drainase & Persampahan Tanatoro Tinggi Perdesaan PHBS & Akses Air Bersih Compong Tinggi Perdesaan Air imbah, sampah & PHBS Lombo Tinggi Perdesaan Air imbah, sampah & PHBS Dengeng- Dengeng Tinggi Perdesaan Air imbah, sampah & PHBS BuntuBuanging Tinggi Perdesaan Air imbah, sampah & PHBS
  • 32. 18 Gambar 2.1 Peta Area Beresiko Sanitasi Kabupaten Sidenreng Rappang
  • 33. 19 2.1.3 Keuangan Daerah Faktor penting lain yang sangat menentukan penentuan sistem dan cakupan pelayanan sanitasi adalah faktor pembiayaan yang sangat tergantung pada kemampuan keuangan daerah. Dalam buku Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sidenreng Rappang tergambar beberapa sumber pendanaan dan besaran nilai pendanaan yang direncanakan akan termuat dalam APBD Kabupaten Sidenreng rappang maupun bantuan provinsi. Alokasi belanja untuk sektor sanitasi di Kabupaten Sidenreng rappang mengalami penurunan yang cukup signifikan selama 5 (lima) tahun terakhir, dimana rata-rata pertumbuhan pendanaan mencapai -19,19% pertahun. Untuk air limbah domestik mengalami penurunan dengan rata-rata pertumbuhan -0,18%. Sedangkan untuk pendanaan sampah rumah tangga persentase pertumbuhan rata-rata 42,24%, drainase lingkungan tingkat rata-rata pertumbuhan -39,61% dan Prohisan juga mengalami penurunan dengan rata-rata pertumbuhan -44,39%. Untuk DAK sanitasi rata-rata pertumbuhan tiap tahun 29,80%. Persentase APBD murni Sanitasi terhadap belanja langsung untuk tahun 2009-2013 adalah rata-rata 2,74%. Melihat masih kurangnya pendanaan untuk sanitasi di Kabupaten Sidenreng rappang, maka kami berdasarkan komitmen POKJA Kabupaten Sidenreng Rappang untuk pendanaan sanitasi dinaikkan menjadi 3,5 % dari total belanja langsung. Lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2.4. Proyeksi pendanaan belanja langsung APBD Kabupaten Sidenreng Rappang tahun 2014 - 2018 mencapai Rp. 2.289.883.383.750,-, sedangkan perkiraan belanja APBD murni untuk sanitasi mencapai Rp. 62.738.635.882-. Perkiraan pendanaan sanitasi tahun 2014 - 2018 berdasarkan komitmen POKJA adalah 3,5% dari belanja langsung APBD diproyeksikan mencapai 54.182.908.707,-. Berikut tabel perkiraan pendanaan APBD Kabupaten Sidenreng Rappang untuk sanitasi tahun 2014 - 2018.
  • 34. Tabel 2. 4 Proyeksi Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Sidenreng Rappang untuk Sanitasi Tahun 2014 – 2018 No Uraian Perkiraan Kebutuhan (Rp) Total 2014 2015 2016 2017 2018 Perkiraan Belanja Langsung 390.437.100.250 424.206.888.500 457.976.676.750 491.746.465.000 525.516.253.250 2.289.883.383.750 Perkiraan Belanja APBD Murni untuk Sanitasi 10.697.265.739 11.622.496.458 12.547.727.176 13.472.957.895 14.398.188.614 62.738.635.882 20 Perkiraan Pendanaan Sanitasi berdasar komitmen 13.665.298.509 14.847.241.098 16.029.183.686 17.211.126.275 18.393.068.864 80.145.918.431 Prosentase Komitmen terhadap belanja langsung 3,5% 3,5% 3,5% 3,5% 3,5% 3,5% 1 2 3 Sumber : Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) BAB 2
  • 35. 14,9% 21 2.2 Air Limbah 2.2.1 Permasalahan air limbah Tabel 2. 5 Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik A. Sistem Air Limbah Permukiman: 1.Aspek Pengembangan Sarana dan Prasarana: User Interface: § Kepemilikan Jamban di Kab.Sidenreng Rappang berdasarkan studi ehra adalah 85,5 % dengan rincian 77,2% ke tangki septic, 0,7 % penyaluran tinja ke pipa sewer, 4,5 % yang menggunakan cubluk/lubang tanah, 1,5 % penyalurannya ke drainase, 0,5 % buang air besar ke sungai/danau, 0,2 % buang air besar di kolam/sawah; 0,5 % buang tinja ke kebun/tanah lapang sedangkan ada 14,9 % yang tidak tahu penyaluran tinjanya (n=1000). Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan tinja Pengumpulan & Penampungan / Pengolahan Awal: 77,2% 0,5% 0,2% 0,5% 1,5% 4,5% 0,7% Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu § kondisi tangki septik yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang menunjukkan bahwa 51,4 % termasuk suspek aman sedangkan yang tidak termasuk suspek aman sebesar 48,6 %. Tangki septik suspek aman tertinggi di cluster 2 sebesar 57,5% dan terendah di cluster 1 sebesar 45% (n=1000). Kondisi ini menujukkan besarnya potensi pencemaran tanah dan air tanah yang akan berpengaruh terhadap penyehatan lingkungan. Dengan adanya pencemaran air tanah, akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia
  • 36. 22 Pengangkutan / Pengaliran: 52,5 55,0 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% § belum ada pengangkutan oleh Pemerintah Daerah, hanya dilakukan pengangkutan melalui kab/kota terdekat yang memiliki angkutan/pengaliran Pengolahan Akhir Terpusat § Belum ada tempat pengolahan akhir terpusat Daur Ulang / Pembuangan Akhir: § belum dilakukannya praktek pendeteksian kualitas limbah Perencanaan Teknis dll. § Belum adanya Master Plan Air Limbah Permukiman yang terintegrasi dengan RTRW perkotaan B. Lain-lain: 2. Aspek Pendanaan: § Rendahnya skala prioritas penangan pengelolaan air limbah permukiman § Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi § Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat 3. Aspek Kelembagaan: § Belum tersedianya pengelolaan secara khusus terhadap air limbah permukiman seperti IPLT. § Masih rendah dan terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan § Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan 4. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum: § Belum tersedianya payung hukum untuk menjamin adanya situasi lingkungan yang lebih sehat dan aman. § Belum adanya pedoman dasar dalam pengelolaan air limbah domestik 5. Aspek Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta: § Masih rendahnya kesadaran masyarakat § Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat § Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan § Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat 6. Aspek Komunikasi, PMJK dll. § Belum adanya media yang secara khusus melakukan kegiatan promosi terhadap air limbah 42,5 43,3 55,0 48,6 47,5 45,0 57,5 56,7 45,0 51,4 0% 0 1 2 3 4 Kab. Sidrap Kluster Desa/Kelurahan Suspek aman Tidak aman
  • 37. 23 2.2.2 Sasaran Pembangunan Air Limbah Tabel 2. 6 Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik Air Limbah Permukiman 1) Meningkatnya jumlah jamban keluarga dari 72% tahun 2013 menjadi 85 % atau 56.432 RT tahun 2018 2) Terbangunnya tangki septic aman dari 51,4 % di tahun 2013 menjadi 60% atau 39.828 RT tahun 2018. 3) Terbangunnya MCK Komunal dari 1,2% atau 2200 jiwa terlayani tahun 2013 menjadi 5 % atau 30 unit yang melayani 5560 jiwa tahu 2018 4) Terbangunnya IPLT untuk skala kota dengan tingkat pelayanan 32.215 jiwa pada tahun 2016 5) Terbangunnya 5 unit IPAL skala Kawasan yang melayani 55.498 jiwa pada tahun 2017. 6) Adanya regulasi atau peraturan daerah yang mengatur sistem pengelolaan air limbah pada tahun 2015. 7) Tersedianya 2% anggaran APBD untuk sektor sanitasi Pemerintah Daerah 8) Adanya keterlibatan media cetak dan elektronik khususnya dalam melaksanakan promosi dan liputan sanitasi. Tabel 2. 7 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Air Limbah Domestik No Sistem Cakupan layanan eksisting (2013) Tahun Keteran 2014 2015 2016 2017 2018 gan (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) A Sistem On-Site A.1 Individual (tangki septik) - Tangki Septik aman 36.55% 37.34% 38.63% 39.92% 41.21% 42.50% - Tangki Septik tdk aman 34.55% 29.39% 30.68% 31.97% 33.26% 34.55% A.2 Sistem Komunal 1 MCK, MCK++ 1.20% 1.34% 1.48% 1.62% 1.76% 1.90% 2 Cubluk dan Sejenisnya 4.5% 4.30% 4.10% 3.90% 3.7% 3.50% 3 IPAL Komunal 0% 0.5% 1.0% 1.5% 3.0% 4.0% B Sistem Off-site 3 Skala Kota 0% 0.0% 0.0% 0.0% 1.0% 2.0% - 4 Skala Kawasan 0% 0% 0% 0% 0% 0.5% - C Sasaran BABS 23.20% 17% 14% 12% 5% 0%
  • 38. 22 2.2.3 Prioritas Pembangunan Air Limbah Tabel 2. 8 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik No. Program/Kegiatan Score (dan bobot) Penerim a manfaat Permasalah an mendesak Persepsi Pokja Pro-poor Redines Craeteri a Total Score Priorita s 20% 30% 20% 20% 10% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Master Plan Air Limbah 4 4 4 4 1 3.7 1 2 Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Limbah Domestik 4 4 4 4 1 3.7 1 3 Pembangunan MCK Komunal 3 4 4 4 2 3.6 1 4 Pembangunan Prasarana Air Limbah Domestik untuk Perumahan Sederhana Sehat (RSH) 4 4 4 3 3 3.5 1 5 Penyuluhan, Kampanye & Edukasi 2 2 3 3 1 2.8 2 6 Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja ( IPLT) 3 3 4 3 4 3.6 1 7 Pembentukan Badan Pengelola IPLT 2 3 3 1 2 2.3 2 8 Penyusunan Peraturan Bupati 2 2 2 1 2 2 3
  • 39. 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 - 23 2.3 Persampahan 2.3.1 Permasalahan Persampahan Tabel 2. 9 Permasalahan Persampahan A. Sistem Persampahan 1.Aspek Pengembangan Sarana dan Prasarana User Interface: Tingkat Pengolahan Sampah Rumah Tangga (RT) sbb: § Tingkat layanan penanganan sampah RT: 10,7 % yang dikumpulkan dan dibuang ke TPS, 86,5% tidak diangkut Tukang Sampah (dikubur, dibakar, dibuang ke sungai, dibuang ke lahan kosong dsb) dan 2,8 % yang sampahnya dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang. § Pengelolaan Sampah pada RT: Keterangan: 0 1 2 3 4 Kab. - Produksi Sampah Kota/Kab. per hari = 678,6 m3/hari m3/hari - Timbulan Sampah Wil. Perkotaan per hari = Sidrap Kluster Desa/Kelurahan Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang - 6,8 - 0,4 - 2,8 Dikumpulkan dan dibuang ke TPS 17,5 17,3 3,6 8,8 - 10,7 Dibakar 60,0 57,0 59,9 54,2 22,5 55,9 Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah - - - 1,3 - 0,3 Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah 2,5 1,8 3,9 1,7 - 2,3 Dibuang ke sungai/kali/laut/danau 7,5 10,3 12,2 20,4 45,0 14,5 Dibiarkan saja sampai membusuk 2,5 - - 1,3 - 0,4 Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk 10,0 5,8 20,4 10,0 32,5 12,1 Lain-lain - 1,0 - 2,1 - 0,9 Tidak tahu - 0,3 - - - 0,1
  • 40. - Pelayanan Sampah 10,7 % per hari = 72,6 m3/hari, yang pada akhir tahun 2013 terdapat penambahan jumlah armada pengangkutan sehingga pelayanan menjadi 104 m3/hari § Praktek Pemilahan Sampah oleh RT: 34,0 30,0 66,0 70,0 0 1 2 3 Kab. Sidrap Kluster Desa/Kelurahan 24 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Keterangan: 0,0 100,0 22,7 77,3 30,1 69,9 Dipilah Tidak Dipilah - Pemilahan sampah yang sudah dilakukan oleh RT : 30,1 % (204,26 m3/hari) - Pengurangan sampah dari sumbernya (RT) : 0.3 % (xxx m3/hari) Pengumpulan setempat § Sampai saat ini telah tersedia : 12 unit Motor Tiga Roda, kapasitas angkut: @ 1,5 m3/hari (total: 18 m3/hari). § Belum adanya skema strategi untuk kerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat dalam pengelolaan persampahan. Penampungan Sementara (TPS): § Sampai saat ini tersedia: 24 unit TPS, kapasitas @ 1 m3/hari (total: 24 m3/hari). § Sampai saat ini tersedia: 19 unit kontainer, kapasitas @ 4 m3/hari (total: 76 m3/hari). Sehingga total timbulan sampah 100 m3/hari atau setara dengan 14,7 % dari timbulan sampah Kab./Kota. Pengangkutan: § Jumlah Dump truck Kap. 4 m3/hari adalah 4 truk pengangkut untuk wilayah perkotaan. § Jumlah Arm Roll Kap. 4 m3/hari adalah 6 Arm Roll untuk wilayah perkotaan (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat § 69,9 % masih belum melakukan pemilahan, baru ada 1 kelompok proyek 3R Daur Ulang / Tempat Pemrosesan Akhir: § TPA PATOMMO seluas 2 Ha sedang ditingkatkan system pengelolaannya dari Open Daumping menjadi Sanitary Landfill Perencanaan § Telah tersedia UKL/UPL untuk peningkatan System Open Dumping menjadi Sanitary Lanfill.
  • 41. 25 A. Lain-lain: 2. Aspek Kelembagaan: § Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator § SDM kurang memadai, baik dari kuantitas dan kualitas 3. Aspek Pendanaan: § Penganggaran terkait pengelolaan persampahan baru mencapai 0.3% § Pengelolaan sampah masih belum menjadi prioritas § Pola penanganan sampah belum optimal § Rendahnya dana penarikan restribusi 4. Aspek Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta: § Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis § Rendahnya investasi dunia usaha / swasta 5. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum: § Penerapan sanksi hukum dari Perda belum efektif § Belum tersosialisasinya ketentuan penangan sampah terhadap masyarakat 2.3.2 Sasaran Pembangunan Persampahan Tabel 2. 10 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Domestik Persampahan 1) Mengurangi volume timbulan sampah semaksimal mungkin yang dimulai dari sumbernya dengan Ujicoba pengembangan replikasi 3R di daerah pemukiman kawasan Kota Pangkajene dan sekitarnya Tahun 2014 2) Meningkatkan cakupan pelayanan pengelolaan persampahan dari 10,7 % tahun 2013 menjadi 48,5 % atau 32.194 RT pada tahun 2018. 3) Meningkatkan layanan TPA Patommo dari Open Dumping 2013 menjadi Sanitary Landfill Tahun 2014 4) Meningkatkan partispasi pemerintah dan swasta di sektor pendanaan pada sektor persampahan menjadi 2 % dari dana APBD. 5) Tersusunnya perencanaan dan pengelolaan sampah secara terpadu dan komperehensive dengan menyusun dokumen rencana teknis dan manajemen persampahan tahun 2015 serta mengefektifkan pelaksanaan Perda no. 12 tahun 2012 dan Perbup No. 12 tahun 2012 menyangkut persampahan 6) Memaksimalkan sosialisasi dan advokasi sanitasi memalui media cetak dan elektronik utamanya media lokal.
  • 42. Tabel 2. 11 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Persampahan 26 No Sistem Cakupan layanan eksisting Sasaran Tahun Keterangan 2014 2015 2016 2017 2018 (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) A Penanganan Langsung 1 Sistem Langsung 10,70% 5,612 % 5,612 % 5,612 % 5,612 % 5,612 % 2 Penyapuan Jalan 11,53% 2,306 % 2,306 % 2,306 % 2,306 % 2,306 % 3 Full coverage+pemilahan sampah berbasis RT 0% 0,2 % 0,2 % 0,2 % 0,2 % 0,2 % B Penanganan tidak langsung 2,80% 3,888 % 3,888 % 3,888 % 3,888 % 3,888 % C Penanganan berbasis masyarakat 1 Sistem 3R 0% 0,286% 0,286% 0,286% 0,286% 0,286% D Belum Ada Pengelolaan Persampahan 86,50% 2.3.3 Prioritas Pembangunan Persampahan Tabel 2. 12 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Persampahan Domestik No. Program/Kegiatan Score (dan bobot) Penerima manfaat Permasalahan mendesak Persepsi Pokja Pro-poor Readene ss Kriteria Total score Prioritas 20% 30% 20% 20% 10% 1 Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan 4 4 4 4 4 4 1 2 Pembebasan lahan TPST 4 4 4 4 4 4 1 3 Pengadaan Tempat Sampah terpilih untuk rumah tangga 4 4 4 4 4 4 1 4 Pengadaan Tempat Sampah terpilih untuk Tempat Umum/Jalan 4 4 4 4 4 4 1 5 Pengadaan Arm Roll Truck 4 4 3 3 4 3,6 3 6 Pengadaan Kontainer Terbuka/tertutup 4 4 4 4 4 4 1
  • 43. No. Program/Kegiatan Score (dan bobot) 27 Penerima manfaat Permasalahan mendesak Persepsi Pokja Pro-poor Readene ss Kriteria Total score Prioritas 20% 30% 20% 20% 10% 7 Pengadaan Dump Truck 4 4 4 4 4 4 1 8 Pengadaan TPST Unit Daur Ulang 3 3 3 4 4 3,3 3 9 Pembangunan TPS Permanen 3 4 4 4 4 3,8 2 10 Pengadaan Alat Berat 3 4 3 4 3 3,5 2 11 Pembangunan TPA Patommo 4 4 4 4 4 4 1 12 Pembangunan Prasarana Dasar/Fasilitas Umum TPA (Pagar, Jembatan dan pembebasan lahan) 3 3 3 4 3 3,2 3 13 Pembangunan Fasilitas Penunjang TPA (Pos jaga, garasi alat, tempat cuci mobil dan Workshop) 3 4 4 4 4 3,8 2 14 Peningkatan operasi/pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan 3 4 4 4 4 3,8 2 15 Pelatihan 3R untuk aparat pengelola persampahan 4 4 4 4 4 4 1 16 Pelatihan Pengelola TPA 3 3 3 3 3 3 3 17 Pembentukan lembaga pengelola TPST Daur Ulang 3 3 3 3 3 3 3 18 Pelatihan Pengolahan dan pengelola Sampah 3R 3 3 3 3 3 3 3 19 Penyuluhan dan pembimbingan kepada masyarakat tentang persampahan 4 4 4 4 4 4 1
  • 44. PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENGALAMI BANJIR RUTIN DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG 28 2.4 Drainase 2.4.1 Permasalahan Drainase Tabel 2. 13 Permasalahan Drainase A. Sistem Drainase User Interface: § Lama genangan bila terjadi banjir yang lebih dari 1 hari: 3% § Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin: 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% Frekuensi genangan secara rutin dialami oleh sekitar 32,4 % rumah tangga sementara, sebagian besar atau 67,6% tidak secara rutin mengalami. Data Genangan: No. Lokasi Genangan Luas Genangan Lama Genangan Tinggi Genangan (> atau <30 cm) 0% 0 1 2 3 4 Kab. Sidrap Kluster Desa/Kelurahan 50,0 35,6 17,5 38,2 80,0 32,4 50,0 64,4 82,5 61,8 20,0 67,6 TAHUN 2013 Tidak Ya
  • 45. (Ha) (> atau <3 29 jam) 1. Kel. Wette’E 45 540 50 2. Kel. Toddang Pulu 2,1 72 50 3. Kel. Batulappa 10 24 50 4. Kel. Uluale 39 3 100 5. Kel. Bangkai 85 6 50 6. Kel. Baranti 120 3 50 7. Desa Tonrongnge 225 24 100 8. Desa Sipodeceng 35 12 40 9. Desa Tonrong Rijang 75 24 100 10. Kel. Lalebata 1,5 3 30 11. Desa Maccorawalie 1 12 45 12 Desa Kulo 13 3 30 13 Desa Rijang Panua 10 72 35 14 Kel. Pangkajene 350 3 100 15 Kel. Rijang Pittu 30 3 30 16 Kel. Lakessi 210 12 50 17 Kel. Wala 60 12 50 18. Kel. Sidenreng 1 48 100 19. Desa Aka-akae 8 48 100 20. Desa Mojong 0,4 48 100 21. Desa TalumaE 50 48 100 22. Kel. Tanru Tedong 40 48 45 23. Desa Salomallori 40 48 100 24. Desa Salobukkang 0,25 48 30 25. Desa Padang Loang Alau 2 48 100 26. Desa Belawae 0,0013 24 150 Jumlah 1,455 Penampungan / Pengolahan Awal: § grey water masih bercampur dengan saluran drainase, belum ada sumur resapan Pengangkutan / Pengaliran: Kondisi drainase berdasarkan hasil EHRA 2013 Data lain berdasarkan hasil EHRA Juni 20xx: § Ditemukan bahwa sekitar 9,4 % rumah tangga memiliki lingkungan sekitar rumah yang terdapat genangan air. § Pada umumnya, sistem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air hujan (pematusan air hujan) dan saluran limbah rumah tangga (grey water). § Porsi belanja fisik sub sektor drainase masih 0,2%. § Prosentase panjang saluran drainase yang berfungsi baik 54%.
  • 46. § Akses masyarakat terhadap sarana drainase masih 40% § Luas area genangan 1455 Ha 30 Dokumen Perencanaan § Belum tersedianya master plan dan dokumen perencanaan lainnya 2.4.2 Sasaran Pembangunan Drainase Tabel 2. 14 Resume Tujuan dan Sasaran Utama Pembangunan Drainase Drainase 1) Berkurangya 50% atau 750 Ha luas genangan dari 1455 Ha baik di perkotaan maupun di perdesaan Tahun 2018 2) Terbangunnya Saluran Drainase primer sepanjang 9 Km Tahun 2018 berdasarkam master plan drainase tahun 2013 3) Terbangunnya Saluran Drainase Sekunder sepanjang 16 km Tahun 2018 4) Tersusunnya Dokumen Review Master plan drainase skala Kabupaten. 5) Terjalinnya kerjasama antara pihak pemerintah dan swasta dalam pengelolaan dan pemeliharaan saluran drainase 6) Adanya alat berat pada Dinas Pekerjaan umum Tabel 2. 15 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Drainase No Sistem eksisting Sasaran Tahun Keterangan 2014 2015 2016 2017 2018 (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) A Cakupan Layanan 40 % 41 % 42 % 43 % 44 % 45 % B Fungsi Drainase 54 % 55,9 % 56,6 % 57,34 % 58,04 % 59 % C Luas Genangan 1455 Ha 1305 Ha 1155 Ha 1005 Ha 855 Ha 705 Ha D Penanganan tidak langsung E Penanganan berbasis masyarakat 2.4.3 Prioritas Pembangunan Drainase Tabel 2. 16 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Drainase No. Program/Kegiatan Score (dan bobot) Penerim a manfaat Permasalah an mendesak Perseps i Pokja Pro-poor Redines Craeteri a Total score Prioritas 20% 30% 20% 20% 10% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Perecanaan pemb.saluran 4 4 4 4 4 4 1
  • 47. 31 drainase/gorong-gorong 2 Pembangunan drainase / gorong-gorong 4 4 4 4 4 4 1 3 Terbangunya Sal. Drainase primer sepanjang 9 km tahun 2018 berdasarkan master plan tahun 2013 4 4 4 4 4 4 1 4 Review master plan drainase skala kabupaten 4 4 4 4 4 4 1 5 Pengadaan alat berat untuk pengerukan drainase 4 4 4 4 3 3,8 2 6 Perlunya normalisasi (Pengerukan ) drainase secara priodik dan rutin 4 4 4 4 3 3,8 2 7 Pemeliharaan saluran drainase/gorong-gorong 4 4 4 4 3 3,8 2 8 Penyusunan mekanisme kerjasama antara daerah, masyarakat dan swasta 3 4 4 2 2 3 3 9 Perkuatan sistem informasi dan komunikasi 2 3 3 2 2 2,4 4 10 Pelaksanaan monev penanganan drainase dan perkuatan struktur drainase 2 3 3 2 2 2,4 4 2.5 Kesehatan (PHBS) 2.5.1 PermasalahanKesehatan (PHBS) Tabel 2. 17 Permasalahan Mendesak PHBS Terkait Sanitasi Berdasarkan hasil EHRA Agustus 2013, maka: § Rendahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam pelaksanaan PROHISAN § Masih kurangnya SDM yang memiliki kemampuan dalam memicu masyarakat untuk melakukan pola hidup yang sesuai PROHISAN § Kurangnya peran serta Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama dalam penyampaian informasi tentang PROHISAN § Belum adanya regulasi yang terkait sanitasi § Belum adanya rencana kegiatan yang terintegrasi diantara lintas sektor dan lintas program 2.5.2 Sasaran Pembangunan Kesehatan (PHBS) Tabel 2. 18 Tujuan Dan Sasaran PHBS Terkait Sanitasi PHBS 1) Peningkatan derajat kesehatan dari 1,2% CTPS menjadi 50%= 137.326 jiwa CTPS, turunnya BABS= 23,2% menjadi BABS 100%= 274.652 JIWA pada tatanan rumah tangga dan sekolah di 54 desa/kel.
  • 48. Yang berisiko sangat tinggi dan tinggi Tahun 2018 2) Pemberian Edukasi secara dini melalui penyediaan fasilitas prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi dasar kepada anak sekolah di area berisiko sangat tinggi dan berisiko tinggi 54 Desa.Kelurahan Prioritas Tahun 2018 3) Terlatihnya 24 orang sanitarian di 14 wilayah Puskesmas 4) Terintegrasinya kegiatan penyuluhan STBM dan promosi Hiegiene dan Sanitasi dengan melibatkan tokoh masayarakat dan agama pada kegiatan kemasyarakatan 5) Adanya Regulasi atau Peraturan daerah yang mengatur terkait sanitasi 6) Terjalinnya komunikasi dan Kampanye sanitasi tentang prohisan melalui media elektronik dan media 32 cetak 7) Peningkatan Koordinasi dalam penyusunan rencana kegiatan diantara instansi dan lintas program terkait melalui rapat koordinasi rutin pokja dan stakeholder terkait 2.5.3 Prioritas Pembangunan Kesehatan (PHBS) Tabel 2. 19 Prioritas implementasi program dan kegiatan PHBS terkait sanitasi No. Program Score (dan bobot) Score total Urutan Penerima prioritas manfaat Permasal ahan mendesak Perse psi Pokja Pro-poor Redines Craeteri a 25% 25% 25% 25% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Sosialisasi advokasi program sanitasi total berbasis masyarakat 4 4 4 4 4 4.00 1 2 Pelatihan STBM bagi sanitarian Puskesmas 4 4 4 4 4 4.00 1 3 Kampanye dan pemicuan STBM di tatanan masyarakat 4 4 4 4 4 4.00 1 4 Perencanaan Pengembangan Kota-kota Menengah dan Besar (Penunjang pelaksanaan kegiatan/Monev) 4 4 4 4 4 4.00 1 5 Pemberdayaan Lembaga Organisasi Masyarakat 3 4 4 4 3 3.70 2 6 Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat tatanan sekolah 4 3 4 4 3 3.70 2 7 Pembangunan Sarana Air Bersih dan sanitary 3 4 4 4 3 3.70 2 8 Pembuatan dan Pemasangan Spanduk Leaflet, penayangan video 4 3 4 4 3 3.70 2 9 Program Upaya Kesehatan Masyarakat/ Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan 3 3 3 3 3 3.00 3 10 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat/ Pengembangan Media promosi dan informasi sadar hidup sehat 3 3 3 3 3 3.00 3 11 Jambore sanitasi tingkat Kabupaten dirangkaikan deklarasi Desa ODF (penayangan Video Sanitasi, Spanduk dan Leaflet) 3 3 3 3 3 3.00 3
  • 49. 33 2.6 KerangkaKerjaLogis Tabel 2. 20 Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Kesadaran masyarakat akan sanitasi yang baik dan lingkungan yang sehat masih kurang karena rendahnya pengetahuan secara menyeluruh mengenai pengelolaan air limbah domestik Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya praktek BABS dan pengelolaan sanitasi yang buruk. Tercapainya jumlah jamban keluarga dari 72% tahun 2013 menjadi 85% atau 56.432 RT di tahun 2018, dan tangki septik aman dari 51,4% tahun 2013 menjadi 60% atau 39.828 RT tahun 2018 Meningkatan pelayanan dan kualitas sistem air limbah untuk mencapai standar pelayanan minimal Program Pembinaan dan Pengembangan Permukiman Pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman Program Peningkatan Kinerja air minum dan air limbah 'Pembangunan Prasarana Air Limbah Domestik untuk Perumahan Sederhana Sehat (RSH) Rendahnya akses masyarakat terhadap layanan air limbah domestik Meningkatkan penyediaan fasilitas infrastruktur air limbah domestik seperti MCK Komunal, IPAL dan IPLT Terbangunnya MCK Komunal dari 1,2% atau 2200 jiwa terlayani tahun 2013 menjadi 5% atau 30 unit yang melayani 5560 Jiwa di tahun 2018 di 18 desa kelurahan yang masuk dalam area berisiko sangat tinggi dan berisiko tinggi dari sub sektor air limbah Meningkatkan cakupan pelayanan air limbah yang dikelola secara langsung oleh masyarakat Program Peningkatan Kapasitas dan kelembagaan dan SDM Pengelola air limbah Penyediaan Sarana dan Prasarana air limbah domestik Terbangunnya IPLT untuk skala kota dengan sasaran 32.215 jiwa Meningkatkan kinerja SKPD dalam pengelolaan air limbah Program Peningkatan Kapasitas dan kelembagaan dan SDM Pengelola air Pelatihan teknis pengelola air limbah
  • 50. 34 pada tahun 2016 limbah Terbangunnya IPAL Skala Kawasan 5 unit Tahun 2017 yang melayani 55.498 Jiwa Belum ada payung hukum untuk menjamin adanya situasi lingkungan yang lebih sehat dan aman, disamping juga sebagai pedoman dasar dalam pengelolaan air limbah domestik Menyiapkan perencanaan sektor sanitasi yang terpadu dan menyeluruh dan merupakan komitmen bersama bagi terselenggaranya tata kelola sanitasi yang baik dan didukung sepenuhnya oleh masyarakat, organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha Adanya Regulasi atau Peraturan daerah yang mengatur sistem pengelolaan air limbah pada tahun 2015 Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kegiatan dalam penanganan air limbah Penyusunan Regulasi sub sektor air limbah Rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan Air Limbah Permukiman Meningkatkan komitmen pemerintah kabupaten dan semua stake holder terkait pengalokasian anggaran sanitasi Tersedianya anggaran sektor sanitasi Pemerintah Daerah sebesar 2% dari nilai APBD Mengaktifkan rapat rapat koordinasi dan pertemuan pokja dengan penentu kebijakan di daerah Program Peningkatan Kapasitas dan kelembagaan dan SDM Pengelola air limbah Pembinaan dan penguatan kelembagaan Pokja AMPL Kab. Belum ada media yang secara khusus melakukan kegiatan promosi terhadap air limbah Memberikan informasi yang mudah ke masyarakat terkait isu isu sanitasi Adanya keterlibatan media cetak dan elektronik khsusnya dalam melaksanakan promosi dan liputan sanitasi Melakukan pendekatan dengan media setempat Promosi program PPSP Monitoring dan evaluasi pengelolaan sub sektor air limbah
  • 51. Tabel 2. 21 Kerangka Kerja Logis Persampahan 35 Permasalahan mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Rendahnya pemahaman masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan cara 3R(reduce, reuse dan recycle) Mengurangi volume timbulan sampah semaksimal mungkin yang dimulai dari sumbernya Ujicoba pengembangan replikasi 3R di daerah pemukiman kawasan Kota Pangkajene dan sekitarnya Tahun 2014 Meningkatkan Pemahaman masyarakat akan 3R Infrstruktur Pengelolahan sampah terpadu/3R Pembangunan TPST/3R Banyaknya timbulan sampah yang belum dikelola oleh Pemerintah Daerah maupun pihak swasta serta pihak lainnya karena sarana dan prasarana pengelolaan yang masih minim Meningkatkan cakupan pelayanan pengelolaan persampahan Pencapaian target cakupan layanan yang hanya 10,7 % tahun 2013 menjadi 48,5 % atau 32.194 RT pada tahun 2018 menambah jumlah armada pengangkut sampah melalui sumber sumber pendanaan yang ada Pengembangan Kinerja Pengelolaan persampahan Pengadaan Armada angkutan sampah Sistem pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang masih menggunakan open dumping Meningkatkan layanan TPA Patommo dari Open Dumping 2013 menjadi Sanitary Landfill Tahun 2014 Pengoperasian TPA Patommo dari Open Dumping 2013 menjadi Sanitary Landfill Tahun 2014 Menyiapkan sarana pendukung menuju TPA ke arah Sanitary Landfill Pengembangan Kinerja Pengelolaan persampahan Rehab. TPA Rendahnya akses masyarakat terhadap layanan persampahan Meningkatkan partispasi pemerintah dan swasta di sektor pendanaan pada sektor persampahan Tercapainya penganggaran sanitasi dari pemerintah dan swasta sebesar 2% dari APBD Pelibatan pihak swasta dalam pengelolaan sampah melalui dana CSR Pengembangan Kinerja Pengelolaan persampahan Penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan Memaksimalkan internalisasi pokja ke kepala SKPD, Bupati dan Legislatif Pengembangan Kinerja Pengelolaan persampahan Belum Memaksimalkan Media lokal Melibatkan Promosi Monitoring
  • 52. 36 efektifnya pelaksanaan regulasi Pengelolaan Persampahan sosialisasi dan advokasi sanitasi memalui media cetak dan elektronik baik media cetak maupun media elektronik partisipasi media lokal melalaui kampanye sanitasi program PPSP dan evaluasi pengelolaan sub sektor persampahan Tabel 2. 22 Kerangka Kerja Logis Drainase Permasalaha n mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Masih sering terjadi genangan dengan luasan 1.455 Ha di areal permukiman Mengurangi luas genangan air baik di perkotaan maupun di perdesaan di Kab. Sidenreng Rappang Berkurangya 50% atau 750 Ha luas genangan dari 1455 Ha baik di perkotaan maupun di perdesaan Tahun 2018 Pengembangan kapasitas operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana terbangun Pembangunan Saluran drainase/gorong -gorong Perencanaan Pembangunan Saluran drainase/gorong -gorong Pembangunan Saluran drainase/gorong -gorong Terbebasnya Saluran drainase dari sampah untuk meningkatkan fungsi saluran sebagai pemutus air dan pemeliharaan drainase yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat di area beresiko tinggi dan sangat tinggi di 14 desa/keluraha n tahun 2018 Perlunya normaliasi (pengerukan) drainase secara periodik dan rutin. Pemeliharaan saluran drainase/gorong -gorong Terbangunnya Saluran Drainase primer sepanjang 9 Km Tahun 2018 berdasarkan master plan tahun 2013 Pembangunan saluran yang terstruktur pengaliran/siste m drainase dari saluran tersier, sekunder dan primer Pembangunan Saluran Drainase primer
  • 53. 37 Terbangunnya Saluran Drainase Sekunder sepanjang 16 km Tahun 2018 Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Meningkatka n kualitas dokumen perencanaan kabupaten Tersusunnya Dokumen Review Master plan drainase skala Kabupaten. Penyiapan Rencana Induk sistem drainase yang terpadu antara sistem drainase utama, lokal dengan pengaturan dan pengolahan sungai Perencanaan, Pengawasan dan Pengendalian mutu Survey dan Desain (Review Master plan drainase skala Kabupaten.) Rendahnya pendanaan untuk infrastruktur drainase Meningkatka n Kapasitas Kelembagaa n Pengelola prasarana dan sarana drainase, swasta/dunia usaha dan peran serta masyarakat Terjalinnya kerjasama antara pihak pemerintah dan swasta dalam pengelolaan dan pemeliharaan saluran drainase Membangun kerjasama antara pihak pemerintah dan swasta dalam pengelolaan drainase Pembinaan Pengelolaan drainase Penyusunan mekanisme kerjasama antar daerah, masyarakat dan swasta Meningkatka n pengelolaan drainase kabupaten Adanya alat berat pada Dinas Pekerjaan umum Memaksimalkan penganggaran melalui internaliasi dengan legislatif Pengadaan alat berat untuk pengerukan drainase pelaksanaan monev penanganan drainase dan perkuatan struktur drainase Tabel 2. 23 Kerangka Kerja Logis PHBS Permasalaha n mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Rendahnya pengetahuan, sikap, dan Meningkatka n derajat kesehatan Peningkatan derajat kesehatan dari Sosialisasi dan advokasi sanitasi total Program Upaya Kesehatan Penyelenggaraa n penyehatan lingkungan
  • 54. 38 perilaku masyarakat dalam pelaksanaan PROHISAN melalui pemahaman tentang perilaku sanitasi yang baik 1,2% CTPS menjadi 50%= 137.326 JIWA CTPS, turunnya BABS= 23,2% menjadiBABS 100%= 274.652 JIWA pada tatanan rumah tangga dan sekolah di 54 desa/kel. Yang berisiko sangat tinggi dan tinggi Tahun 2018 berbasis masyarakat Masyakat Meningkatkan Sarana dan Prasarana Sanitasi Dasar di Sekolah Pemberian Edukasi secara dini melalui penyediaan fasilitas prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi dasar kepada anak sekolah di area berisiko sangat tinggi dan berisiko tinggi 54 Desa.Keluraha n Prioritas Tahun 2018 Pembangunan Sarana dan Prasarana air bersih dan sanitasi dasar di area berisiko sangat tinggi dan berisiko tinggi Masih kurangnya SDM yang memiliki kemampuan dalam memicu masyarakat untuk melakukan pola hidup yang sesuai PROHISAN Peningkatan Kapasitas SDM Sanitarian di 14 wilayah Puskesmas Terlatihnya 24 orang sanitarian di 14 wilayah Puskesmas Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak swasta Perencanaan Pengembanga n Kota-Kota Menengah dan Besar Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
  • 55. 39 Kurangnya peran serta Toma dan Toga dalam penyampaian informasi tentang PROHISAN Menciptakan perencanaan yang terpadu yang melibatkan tokoh masyarakat dalam Prohisan Terintegrasinya kegiatan penyuluhan STBM dan promosi Hiegiene dan Sanitasi dengan melibatkan tokoh masayarakat dan agama pada kegiatan kemasyarakata n Keterlibatan Tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam memotivasi masyarakat tentang sanitasi Program Pengembanga n Lingkungan Sehat Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Pedesaan Belum adanya regulasi yang terkait sanitasi Menciptakan penegakan hukum dan disiplin kepada pemerintah dan masyarakat Adanya Regulasi atau Peraturan daerah yang mengatur terkait sanitasi Menyusun regulasi tentang sanitasi Perencanaan Pengembanga n Kota-Kota Menengah dan Besar Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Belum adanya rencana kegiatan yang terintegrasi diantara lintas sektor dan lintas program Meningkatka n Koordinasi dalam penyusunan rencana kegiatan diantara instansi dan lintas program Terwujudnya Koordinasi dalam penyusunan rencana kegiatan diantara instansi dan lintas program terkait melalui rapat koordinasi rutin pokja dan stakeholder terkait Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan kegiatan sanitasi Terjalinnya komunikasi dan Kampanye sanitasi tentang prohisan melalui media elektronik dan media cetak Perkuatan komunikasi dan informasi Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
  • 56. BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 40 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah praktek BABS dari 23% menjadi 0% pada tahun 2018. Untuk mengitung kebutuhan kegiatan pada akhir perencanaan maka diasumsikan bahwa tingkat pertumbuhan BABS setara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yaitu 1,29% pertahun sehingga praktek BABS pada akhir perencanaan adalah 0 % dari prediksi jumlah penduduk tahun 2018 yaitu 297.977 jiwa atau 59.595 KK. Sarana dan Prasarana (Fisik) Air Limbah · Rencana Sistem Setempat (On-Site) : Sistem Individual maupun Komunal. Dengan system pengembangan sanitasi air limbah domestik direncanakan menggunakan Sistem Setempat (on site) individual maupun komunal akan dilaksanakan : - Pembangunan MCK Komunal yang berlokasi di Kec. Tellu LimpoE, Kec. Panca Lautang, Kec. Wattang Sidenreng, Kec. Pitu Riawa, Kec. Dua PituE, dan Kec. Pitu Riase. - Perencanaan Detail (DED) IPAL Komunal dan Pembangunan IPAL Komunal untuk Perumahan Sederhana Sehat, pengalokasiannya di Kec. Wattang Pulu dan MaritengngaE. · Rencana Sistem Terpusat (Off-Site) : IPAL Kawasan dan skala kota Dengan system pengembangan sanitasi air limbah domestic direncanakan menggunakan Sistem Terpusat (off site) medium akan dilaksanakan : - Master Plan Air Limbah, yang berlokasi di Kec. MaritengngaE dan Kec. Panca Rijang. - Kajian Lingkungan Pembangunan Sarana IPAL Kawasan, Pembebasan Lahan, Perencanaan Detail (DED) IPAL Kawasan dan Pembangunan IPAL Kawasan, Kesemuanya berlokasi di Kec. MaritengngaE dan Kec. Panca Rijang. · Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang terdiri dari proses pelaksanaan dengan kegiatan : - Feasibility Study, Kajian Lingkungan, Pembebasan Lahan, Perencanaan Detail (DED), Pembangunan IPLT (Fisik), Pengadaan Truck Sedot Tinja dan Operasional dan Maintanance dengan lokasi di Kab. Sidrap.
  • 57. WAJO Tanatoro 120°0'E SIDENRENG RAPPANG 119°50'E ENREKANG PINRANG L U W U 119°40'E BARRU Duampanua Bulo Wattang Kanyuara L i s e Talumae Ponrangae SOPPENG KOTA PARE PARE 120°10'E Pitu Riase Kalempang Bulu Cenrana Pitu Riawa Kulo Wattampulu Passeno Manisa Rappang Panreng Kadidi Majjelling Wattang Tellu Limpoe Panca Lautang Dua Pitue Baranti Wattang Sidenreng Maritengngae Panca Rijang Batu Leppangeng Teppo Belawae Betao Compong Buae Cenrana Buntu Buanging Botto Dengeng-Dengeng Lombo Bila Riase Mattirotasi Lagading Betao Riase Corawali Lainungan Bila Mojong Otting Dongi Bapangi Kanie Wettee Pajalele Bola Bulu Uluale Bina Baru Anabanna Tanete Damai M a r i o K u l o Arawa Massepe Allesalewo Sidenreng Bilokka Maddenra Lasiwala Rijang Panua Talawe Padang Loang Alau Danau Tempe Bangkai Ajubissu Arateng Ciro-ciroe Aka-akae Baula Kampale Lajonga Sereang Lawawoi Taccimpo Polewali Sipodeceng Carawali W a l a Allakuang Tonrongnge Wanio Empagae Batulappa Kalosi Alau Bulo Timoreng Teteaji Padang Loang Lakessi Kalosi Amparita Salo Mallori Lancirang Baranti Abbokongang Lautang Benteng Toddang Pulu Wanio Timoreng Lalebata Takkalasi Salo Bukkang Cipo Takari Timoreng Panua Sumpang Mango Tonrong Rijang Maccorawalie Benteng Rijang Pittu Tanru Tedong Majjelling 120°20'E 120°20'E 120°10'E 120°0'E 119°50'E 3°40'S 119°40'E 3°40'S 3°50'S 3°50'S 4°0'S 4°0'S PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG POKJA AMPL PETA LOKASI INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH EXISTING Keterangan : PETA ORIENTASI SULAWESI SELATAN ® Sidenreng Rappang 0 2 4 8 12 16 Kilometers SKALA 1:260.000 Proyeksi : Universal Transverse Mercator Sistem Grid : Grid Geografi Datum Horisontal : WGS 84 Zone 50 S Lokasi Infrastruktur Air Limbah Existing Pemb. MCK++ Kel. Benteng TA. 2010 Kel. Lakessi TA. 2010 kel. Rappang TA. 2011 Desa Lainungan TA. 2011 Desa kulo TA. 2011 KEL. ULUALE TA. 2011 Kel. Kanyuara TA. 2012 Desa Allesalewoae TA. 2012 Kel. Lakessi TA. 2012 Kel. Rappang TA. 2012 Desa Corawali TA. 2013 Kel. Baula TA. 2013 Kel. Lancirang TA. 2013 Desa Aka-Akae TA. 2013 Batas Kelurahan Batas Kecamatan Infrastruktur Exsisting
  • 58. WAJO Tanatoro 120°0'E SIDENRENG RAPPANG 119°50'E ENREKANG PINRANG L U W U 119°40'E BARRU Talumae Ponrangae Duampanua Bulo Wattang SOPPENG KOTA PARE PARE 120°10'E Pitu Riase Kalempang Bulu Cenrana Pitu Riawa Kulo Wattampulu Passeno Rappang Panreng Kadidi Majjelling Wattang Tellu Limpoe Panca Lautang Dua Pitue Baranti Wattang Sidenreng Maritengngae Panca Rijang Batu Leppangeng Teppo Belawae Betao Compong Buae Cenrana Buntu Buanging Botto Dengeng-Dengeng Lombo Bila Riase Mattirotasi Lagading Betao Riase Corawali Lainungan Bila Mojong Otting Bapangi arawa Kanyuara L i s e Kanie Wettee Pajalele Bola Bulu Uluale Bina Baru Anabanna Tanete Damai M a r i o K u l o Arawa Massepe Allesalewo Sidenreng Bilokka Maddenra Lasiwala Rijang Panua Talawe Padang Loang Alau Danau Tempe Bangkai Ajubissu Arateng Ciro-ciroe Aka-akae Baula Kampale Lajonga Sereang Lawawoi Taccimpo Polewali Sipodeceng Carawali W a l a Manisa Allakuang Tonrongnge Wanio Empagae Batulappa Kalosi Alau Bulo Timoreng Teteaji Padang Loang Lakessi Kalosi Amparita Salo Mallori Lancirang Baranti Abbokongang Lautang Benteng Toddang Pulu Wanio Timoreng Lalebata Takkalasi Salo Bukkang Cipo Takari Timoreng Panua Sumpang Mango Tonrong Rijang Maccorawalie Benteng Rijang Pittu Tanru Tedong Majjelling 120°20'E 120°20'E 120°10'E 120°0'E 119°50'E 3°40'S 119°40'E 3°40'S 3°50'S 3°50'S 4°0'S 4°0'S PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG POKJA AMPL PETA LOKASI INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH Keterangan : PETA ORIENTASI SULAWESI SELATAN ® Sidenreng Rappang 0 2 4 8 12 16 Kilometers SKALA 1:260.000 Proyeksi : Universal Transverse Mercator Sistem Grid : Grid Geografi Datum Horisontal : WGS 84 Zone 50 S Lokasi Infrastruktur Air Limbah Sampai Akhir Perencanaan Batas Kelurahan Batas Kecamatan Infrastruktur Eksisting Infrastruktur Rencana Rencana Pembangunan IPLT Pemb. MCK++ Allekkuang 2014 Amparita 2014 Bina Baru 2014 Dengeng-dengeng 2014 Pangkajene 2014 Pemb. MCK Kombinasi IPAL Desa Kalempang 2015 Desa Lasiwala 2015 Desa Salomallori 2015 Desa Talumae 2015 Kel. Toddang Pulu 2015 Kel. WetteE 2015 Desa Cenrana 2016 Desa Compong 2016 Desa Sumpang Mango 2016 Kel. Amparita 2016 Desa Bulu Cenrana 2017 Desa Lombo 2017 Desa Betao 2018 Desa Buntu Buanging 2018 Desa Dengeng-Dengeng 2018 Pemb. MCK++ Kel. Benteng TA. 2010 Kel. Lakessi TA. 2010 kel. Rappang TA. 2011 Desa Lainungan TA. 2011 Desa kulo TA. 2011 KEL. ULUALE TA. 2011 Kel. Kanyuara TA. 2012 Desa Allesalewoae TA. 2012 Kel. Lakessi TA. 2012 Kel. Rappang TA. 2012 Desa Corawali TA. 2013 Kel. Baula TA. 2013 Kel. Lancirang TA. 2013 Desa Aka-Akae TA. 2013 Pemb. IPAL Medium TA.2015 Kec. Maritengngae Kec. Panca Rijang Pemb. IPAL TA.2015 - 2018 Kec. Maritengngae Kec. Wattang Pulu Renc.Pemb. IPLT TA. 2016 Truck Sedot Tinja TA. 2017 Kel. Arawa Kec. Wt.Pulu