MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
DOC-20230815-WA0007.pptx
1. HAKIKAT PENELITIAN
KETUA: DPR: H. DEDE PAII
ANGOTA: DPR:
RIYAN (IYAN)
ENRIQUE FAIZ
KK UCON
DZIKRI DOANG
PROF. GANI DOANGS
RIZKY RAMDAN doang
BUNGSU FAZRI
2. ilmu pengetahuan dapat
diperoleh melalui tiga cara,
• 1) pengalaman (experience),
• 2) penalaran (reasoning), dan
• 3) pendekatan ilmiah (scientific approach).
3. Pengalaman
• Melalui pengalaman pribadi, seseorang akan
membuat kesimpulan atas sesuatu berdasarkan
apa yang dilihat, rasakan dan amati. Kesimpulan
atas sesuatu hal tersebut dibuat oleh individu
setelah ia memperoleh berbagai informasi yang
akurat dari pengalaman. Dari fakta dan kejadian
yang dialami dilingkungan sekitar, seseorang
bisa mengakumulasikan semua informasi ke
dalam bingkai pengetahuannya
4. Pendekatan Ilmiah
• Pendekatan ilmiah merupakan gabungan antara
penalaran induktif dan deduktif. Kerlinger[1]
memberi definisi pendekatan ilmiah sebagai ”
penyelidikan yang sistematik, terkontrol dan
bersifat empiris atas suatu relasi fenomena
alam”. Dengan kata lain pendekatan ilmiah
adalah proses berpikir dimana kita bergerak
secara induktif dari pengamatan menuju
pembentukan hipotesis dan kemudian berbalik
secara deduktif membuat verifikasi atas
hipotesis kita tadi kepada penerapan logisnya
[1] Kerlinger (1989)
5. Sifat Pendekatan Ilmiah
• sistematik dan terkontrol karena menggunakan
dua penalaran, yaitu induktif dan deduktif.
• empiris yang menghendaki validasi atas semua
keyakinan subjektif seseorang.
• self-correcting, yang berarti bahwa prosedur
yang sistematis dan terkontrol tersebut
memungkinkan seseorang terhindar dari
kesalahan yang signifikan tatkala menggunakan
proses pendekatan ilmiah ini untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan.
6. PENELITIAN
• Suatu kegiatan yang menggunakan
pendekatan ilmiah sebagai prinsip
kerjanya.
• Ia merupakan suatu proses pencarian
kebenaran melalui prosedur ilmiah dan
berdasarkan dukungan data.
7. Paradigma penelitian
• Pengertian Paradigma: seperangkat keyakinan
mendasar yang memandu tindakan-tindakan kita, baik
kegiatan keseharian maupun dalam penyelidikan ilmiah.
- a set of assumptions (serangkaian
asumsi)
- beliefs (asumsi yang “dianggap”
benar).
8. PARADIGMA ILMU
• Positivisme, Postpositivisme (yang
kemudian disebut sebagai Classikal
Paradigm atau Conventionalism
Paradigm),
• Critical theory (Realism) dan
Constructivism
9. Positivisme dan Postpositivisme
• menempatkan ilmu sosial seperti ilmu-ilmu
alam, yaitu suatu metode yang terorganisir
untuk mengkombinasikan “deductive logic”
dengan pengamatan emperis, guna
secara probabilistik menemukan atau
memperoleh konfirmasi tentang hukum
sebab-akibat yang bisa digunakan untuk
memprediksi pola-pola umum gejala sosial
tertentu.
10. Paradigma konstruktivisme
(interpretatif)
• memandang ilmu sosial sebagai analisis
sistematis terhadap “social meaningful
action” melalui pengamatan langsung dan
terperinci terhadap pelaku sosial dalam
setting kehidupan sehari-hari yang wajar
atau alamiah, agar mampu memahami
dan menafsirkan bagaimana para pelaku
sosial yang bersangkutan menciptakan
dan memelihara/ mengelola dunia sosial
mereka.
11. critical theory
• mentakrifkan ilmu sosial sebagai suatu
proses yang secara kritis berusaha
mengungkap ‘ the real structure” di balik
ilusi, false needs yang ditampakkan dunia
materi, dengan tujuan membantu
membentuk kesadaran sosial agar
memperbaiki dan mengubah kondisi
kehidupan
16. PARADIGMA PENELITIAN
• Kuantitatif:
-inumerative induction
-generalisasi
-data angka (statistik)
-positivist epistemology
-artificial setting
-terfokus pada perilaku
-inquiry from outside
• Kualitatif:
-analytic induction
-transferabilitas
-data kata (diskriptif-naratif)
-interpretative epistemology
-natural setting
-terfokus pada makna
-inquiry from inside
17. • Kuantitatif:
- Survey research
- Ex post facto
- Experimental study
- Correlational research
• Kualitatif:
- Studi kasus
- Etnografi
- Grounded research
- Phenomenology
- Studi komparasi
- dll