Hasil diskusi mata kuliah Digital Ethnography Kelas E Komunikasi UI 2016, Berdasarkan 3 studi kasus yang terdapat pada materi bab 2 "Digital Ethnography: Principle and Practice" yang disusun oleh Sara Pink dan tim.
Pada bab berikut, kelompok kami membahas seputar konsep hubungan dalam digital etnografi.
By Kelompok 5
Kurnia Latif Maulani, Syahdyah Amna, Yohana Parida.
Studi kasus pertemuan ke 6 (Relationship)Myda Nabila
PPT hasil diskusi kelompok 3 kelas Digital Etnografi E tentang studi kasus di buku Digital Ethnography oleh Pink bab 5: Relationship.
Anggota: Aditya, Azkiya Karima, M. Faiz Zuhdi, Myda Nabila
Hasil diskusi mata kuliah Digital Ethnography Kelas E Komunikasi UI 2016, Berdasarkan 3 studi kasus yang terdapat pada materi bab 2 "Digital Ethnography: Principle and Practice" yang disusun oleh Sara Pink dan tim.
Pada bab berikut, kelompok kami membahas seputar konsep hubungan dalam digital etnografi.
By Kelompok 5
Kurnia Latif Maulani, Syahdyah Amna, Yohana Parida.
Studi kasus pertemuan ke 6 (Relationship)Myda Nabila
PPT hasil diskusi kelompok 3 kelas Digital Etnografi E tentang studi kasus di buku Digital Ethnography oleh Pink bab 5: Relationship.
Anggota: Aditya, Azkiya Karima, M. Faiz Zuhdi, Myda Nabila
Tugas Digital Etnografi yang meneliti bagaimana media diigital memberikan dampak dan kebermanfaatan bagi pengembangan dan pemaknaan hubungan antar manusia
2. Mengidentifikasi 3 contoh praktik
penelitian melalui etnografi digital
1. #Apa Tujuan dari Riset dalam masing-
masing studi kasus tersebut
2. #Apa pendekatan penelitian yang mereka
lakukan merujuk dari bab-bab yang telah
dipelajari
3. #Apa kesimpulan kalian secara pribadi dan
juga secara perkelompok
5. Prinsip Dasar Digital Etnografi
Multiplicity
wawancara dengan
peserta, dengan
durasi 2-3 jam.
Skenario dan peragaan
ulang. Peserta
diminta untuk membuat
buku harian lebih
dari satu bulan
dengan melampirkan
screen-shots layar
atas penggunaan media
tersebut.
Non-Digital-Centric-ness
tidak hanya melihat
bagaimana Hanphone
selalu dibawa, dan
handphone tersebut
diberikan tempelan
yang lucu. namun juga
memahami fungsi lain
dari gantungan lucu
tersebut memiliki
fungsi mencirikan,
bahwa itu milik
seseorang
Openness
penelitian mengenai
personalisasi
handphone ini,
memungkinkan untuk
diteliti di Negara
lain dan dengan
budaya yang
berbeda. Seperti
penelitian di Korea
6. Prinsip Dasar Digital Etnografi
Unorthodox
cara yang tidak
biasa disini adalah
dengan meminta
peserta tidak hanya
menuliskan diari
beserta capturan
sebagai lampirannya,
namun juga meminta
mereka untuk mereka
ulang adegan.
Reflexivity
Hjorth menyarankan
bahwa dengan memeriksa
transformasi material
perangkat keras ini,
kita dapat belajar
tentang bagaimana
media seluler
memperkuat praktik
keintiman dan
lokalitas yang ada.
7. Sensory experience
The Second Approach of sensory perception:
Phenomenological: the kawaii represents a place for
subversion and play against Japanese tradition, especially
around gender.
Neurological: betapa pentingnya gantungan lucu itu memiliki
arti dan makna masing-masing bagi pemiliknya
8. Practices Theory: Praktik penggunaan gantungan lucu untuk
personalisasi handphone dan mempererat hubungan antara
pemilik handphone dengan handphonenya
Things: penggunaan Handphone
Relationship: menghubung antara handphone
dan pemiliknya.
9. Pendapat kami sebagai individu dan kelompok terkait studi kasus
pendapat individu:saya merasa bahwa praktik personalisasi
handphone dengan menggunakan gantungan lucu tidak dapat
dimakan dengan penggunaan case hp di masa ini.
pendapat kelompok: dalam kasus ini, meskipun pengguna
handphone ini berjarak dengan keluarga atau orang
tersayangnya, namun mereka tetap merasa dekat dengan adanya
gantungan yang memang mewakili orang-orang tersayang maupun
history di dalamnya
11. Tujuan Penelitian
To understand the structure
of relationships and networks activated
in transnational migrants
through mobile phone
considered by gender roles and
matrifocal culture in Jamaica
12. Non-Digital-Centric-ness
mobile phone is
frequently used in many
ways of lives. but the
point is in the care and
the communication
Openness
Transnational connection
between Jamaican people
with their relatives
outside the countries
resembles the openness
of this case
Multiplicity
use both gender to
compare the roles of
men and women
(especially
grandmother and
young adult)
Prinsip Dasar Digital Etnografi
13. Reflexivity
conveying the emotions and
care of the subjects
according to their gender
roles and matrifocal
condition of their society
Prinsip Dasar Digital Etnografi
Unorthodox
using emotions and care to
understand how their subjects
maintain their communication and
care through mobile phone
14. The Second Approach of sensory perception:
Phenomenological: transnational connections is something
extraordinary, because not all Jamaicans have access and
technology such as mobile phone to keep in touch with their
relatives
Neurological: their struggle to connect with their families
and relatives through mobile phone and transnational
connection represent their care and love to them
Sensory experience
15. Practices Theory: they use mobile phone to maintain their
relationship and keep in touch with their relatives
Things: Handphone (personalisation)
Relationship: How to maintain relationship with
people outside their countries with mobile
phone to represents their careness
16. pendapat individu:saya merasa bahwa praktik personalisasi
handphone dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan dan
menciptakan interaksi baru dalam mempertahankan sebuah
hubungan/relationship
pendapat kelompok: dalam kasus ini, meskipun pengguna
handphone ini berjarak dengan keluarga atau orang
tersayangnya, namun mereka tetap merasa dekat dengan adanya
gantungan yang memang mewakili orang-orang tersayang maupun
history di dalamnya
Individual and Collective Opinion
18. TUJUAN RISET
how they enjoyed the ambient quality of Happy
Farm, having it sitting in the background (of
the desktop) so that they could move in and out
of the main frame of their focus.
19. Digital Etnography Principals
• Multiplicity: observasi partisipan, focus group, penggunaan skenario,
dan wawancara.
• Non-digital-centric-ness: Penelitian tidak hanya berfokus pada
permainan Happy Farm saja, namun juga pada ambient yang tercipta dan
bagaimana permainan tersebut bisa “menghilangkan” jarak antar anggota
keluarga (co-presence).
• Openness: Keterbukaan peneliti terhadap hal baru yang ditemukan dalam
penelitian
• Reflextivity: peneliti merasakan bagaimana subjek penelitian bisa
sangat terikat dengan game tersebut dari wawancara-wawancara yang
dilakukan
• Unorthodox: bagaimana pemain happy farm sangat kecanduan permainan ini
sampai beberapa dari mereka rela bangun di tengah malam hanya untuk
bermain game ini.
20. Experience Approach
Five sense:
Bermain mobile game Happy Farm melibatkan five
sense
Practice Approach
•Bagaimana game Happy Farm ini mampu memengaruhi
kebiasaan para pemainnya dari orang tua sampai
anak-anak.
21. Things Approach
Bagaimana smartphone yang merupakan suatu benda atau
objek yang mampu memiliki makna atau nilai dalam kasus
ini digunakan untuk bermain game Happy Farm.
Relationships Approach
this study highlights how intimacy and co-presence are
culturally specific with many of the mundane practices
particular to the cultural and linguistic history of
China, while others speak more generally to shifting
relationships to, and within, mobile media.
22. Kesimpulan Individu & Kelompok
Individu:
Di China mobile game Happy Farm merupakan salah satu
fenomena digital media yang cukup besar efeknya terhadap
kebiasaan dan hubungan antarindividu dan individu-
kelompok.
Kelompok:
Dalam kasus ini dengan kehadiran digital media dan
internet, jarak dan waktu tidak lagi menjadi batasan
orang untuk bermain game serta berhubungan dengan orang
lain.