SlideShare a Scribd company logo
« Sumber gagasan tidak terbatas yang menjadi pembatas 
kemampuan mengembangkan gagasan standardisasi SDM IT » 
Jati diri bangsa dalam mengahadapi daya 
saing dan kemandirian bangsa 
Dewasa ini Indonesia berada di tengah era baru, yang 
dinamakan era reformasi. Kondisi bangsa kita di era 
reformasi ini, antara lain ditandai dengan beberapa 
fenomena yang mengemuka sebagai tantangan.Apabila 
diidentifikasi maka secara umum dapat dicatat berbagai 
fenomena berikut ini: Pertama, di bidang ekonomi, 
kondisinya masih belum pulih. Tingkat pengangguran 
tinggi. Kemiskinan cenderung naik. Tingkat investasi masih 
belum optimal. Pertumbuhan ekonomi cenderung lambat. 
Daya saing kita cenderung melemah. Singkat kata, dunia 
ekonomi kita belum sepenuhnya membaik. Kedua, di 
bidang politik sudah ada perkembangan-perkembangan 
signifikan dan penting: demokratisasi politik telah berjalan. 
Namun demikian, kita masih menjumpai adanya beberapa 
kelemahan dalam sistem kepolitikan nasional kita: 
misalnya, di satu sisi sistem pemerintahan kita menganut 
sistem presidensial, tetapi di sisi lain kenyataannya 
terdapat banyak partai politik yang cenderung mengarah 
pada praktik sistem parlementer. Terkait dengan ini pula, 
kita juga merasakan kepemimpinan secara nasional belum 
sepenuhnya efektif dalam mengejar ketertinggalan-ketertinggalan 
yang ada, dan mempercepat gerak-laju 
pembangunan. Ketiga, di bidang hukum, upaya reformasi 
terus dilakukan termasuk dalam pemberantasan korupsi, 
tetapi masih banyak catatan tersisa, bahwa praktik-praktik 
dunia hukum kita masih belum mengarah pada penguatan 
kepastian hukum. Masih banyak yang perlu dibenahi 
dalam rangka penguatan pembangunan di bidang hukum
di era reformasi saat ini. Keempat, Di bidang kebudayaan, 
kita melihat kecenderungan-kecenderungan yang 
menjauhkan kita dari hakikat jati diri bangsa 
Indonesia. Kelima, di bidang sosial-kemasyarakatan, kita 
juga masih menyaksikan berbagai problem yang 
kompleks: dari bencana alam yang datang bertubi-tubi, 
ancaman penyakit HIV/AIDS dan flu burung, hingga masih 
adanya potensi konflik horisontal yang mengancam masa 
depan integrasi Indonesia. 
Masalah-masalah kita sebagai bangsa memang kompleks, 
seiring dengan makin berkembangnya dinamika zaman: 
arus globalisasi yang demikian mengalir secara deras dan 
mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bangsa. Kita tidak 
boleh berputus asa dalam menghadapi tantangan dan 
kendala yang ada, sebaliknya kita harus berpikir cerdas 
dan bekerja keras bagi masa depan bangsa yang lebih 
baik. betapapun kompleksnya tantangan yang kita hadapi, 
kita harus tetap mencintai bangsa ini. Bangsa di mana kita 
dilahirkan dan dibesarkan, bangsa yang memberikan 
harapan akan masa depan kita semua. Sebagai wujud 
cinta kita kepada bangsa, maka kita harus 
mengembangkan rasa tanggung jawab, di samping secara 
mendasar kita harus memahami hakikat Indonesia sebagai 
sebuah bangsa yang memiliki nilai-nilai dasar (basic 
values) Pancasila. Kita juga harus paham atas visi, tujuan 
dan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana termaktub 
dalam pembukaan UUD 
Bangsa Indonesia seperti halnya dengan bangsa-bangsa 
lain di dunia saat ini dihadapkan pada berbagai 
tantangan global. Harus diakui bahwa tantangan itu 
semakin lama tidaklah semakin ringan, akan tetapi justru 
berkembang menjadi semakin kompleks dan semakin 
beragam. Di sisi lain, globalisasi juga membuktikan bahwa 
hanya bangsa-bangsa yang memiliki karakter yang kuat 
dan tangguh akan sanggup menghadapi berbagai 
tantangan pembangunan. Bangsa yang kuat dan tangguh 
juga akan sanggup untuk mengubah berbagai tantangan 
itu menjadi peluang yang menguntungkan.
Bangsa Indonesia sejatinya adalah bangsa yang memiliki 
karakter positif yang kuat. Salah satu dari karakter itu 
adalah semangat kejuangan yang terbukti telah berhasil 
membawa bangsa ini merebut kemerdekaannya dan tampil 
sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh. Oleh 
karena itu, dewasa ini, di tengah maraknya tantangan 
global yang sangat berat, menjadi kewajiban bagi segenap 
komponen bangsa untuk saling memberikan pencerahan 
dan saling berupaya membangun dan 
menumbuhkembangkan kembali karakter kejuangan. 
Karakter kejuangan dan karakter positif bangsa lainnya itu 
harus dapat kita jadikan sebagai modalitas potensial untuk 
menghadapi tantangan global. 
Karakter Bangsa dan Karakteristik secara umum sering 
didefinisikan sebagai hal unik dan khas yang menjadi 
unsur pembeda antara bangsa itu dengan bangsa lainnya. 
Karakter bangsa memiliki peran penting dalam 
menentukan kekuatan dan kemampuan bangsa untuk 
mencapai tujuan pembangunan. Karakter bangsa adalah 
unsur penting bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa. 
Karakter bangsa umumnya bersifat kolektif yaitu 
akumulasi dari karakter pribadi seluruh warga bangsanya. 
James Madison, salah satu peletak dasar konstitusi 
Amerika Serikat, pernah menyatakan bahwa character of a 
nation is determined by the character of its people atau 
karakter yang dimiliki suatu bangsa ditentukan oleh 
karakter warga bangsanya. Komponen utama dari karakter 
bangsa adalah tata nilai atau values yang dibangun dan 
ditumbuh kembangkan oleh para warga bangsanya. Oleh 
karena itu, keberhasilan atau kegagalan sebuah bangsa 
menjadi sangat tergantung pada upaya pembinaan dan 
pembangunan karakter warga bangsanya. 
Bangsa-bangsa yang maju dan berhasil menjadi negara 
terkemuka, umumnya memiliki warga bangsa yang sarat 
dengan karakter positif, capaian pribadi yang prestisius,
serta beragam capaian pribadi lainnya yang 
membanggakan. Karakter bangsa yang maju juga 
umumnya tercermin dari pola sikap warga bangsanya yang 
memahami sepenuhnya bahwa kesejahteraan dan tujuan 
bangsa hanya dapat dicapai melalui kreativitas dan kerja 
keras. Pola pembinaan karakter yang baik akan 
mendorong terbangunnya karakter positif menuju pada 
kemajuan dan keunggulan bangsa. 
Tentu saja, keberhasilan suatu bangsa dalam membangun 
karakter warga bangsanya itu tidak cukup hanya dengan 
menerapkan tatanan dan peraturan hukum yang kuat di 
kalangan masyarakatnya, akan tetapi juga harus ditopang 
oleh keberadaan sistem pembangunan tata-nilai di 
masyarakat, yang mengedepankan tercapainya 
pengokohan nilai-nilai positif karakter bangsa. 
Di sisi lain, ketidaksanggupan sebuah bangsa dalam 
melakukan pembinaan karakter warga bangsanya 
berpotensi untuk menghadirkan beragam masalah dalam 
penyelenggaraan kehidupan berbangsa. Sejumlah kasus 
dimana pembangunan suatu bangsa mengalami kegagalan, 
terjadinya perang saudara berkepanjangan, kemiskinan, 
dan sejumlah masalah domestik lainnya adalah beberapa 
contoh dampak dari kegagalan pembangunan karakter 
warga bangsanya. Kegagalan suatu bangsa dalam 
membangun karakter warga bangsanya bahkan dapat 
berujung pada runtuhnya eksistensi bangsa. 
Di era sekarang ini, arah pembinaan moral dan karakter 
bangsa itu ditujukan untuk menjadikan Indonesia bangsa 
yang maju di abad ke-21. Pembinaan karakter dan moral 
bangsa itu ditujukan untuk memperkokoh tiga landasan 
fundamental bangsa yang maju yaitu: meningkatkan 
kemandirian bangsa, meningkatkan daya saing bangsa, 
dan mampu memberikan kontribusi pada peradaban dunia. 
Tiga landasan fundamental itu diperlukan untuk 
menghadapi tantangan abad 21 ini yang dicirikan dengan
pesatnya kemajuan teknologi dan ekonomi. Beberapa fitur 
yang mengemuka di abad ke-21 untuk bidang ekonomi, 
antara lain, adalah maraknya perusahaan multinasional 
dengan modal yang sangat kuat sebagai seiring dengan 
makin berkembangnya tatanan pasar bebas dan liberal. 
Globalisasi ekonomi juga telah meningkatkan kondisi saling 
ketergantungan ekonomi antara satu negara dengan 
negara lainnya. 
Di bidang geopolitik, abad ke-21 ini menghadirkan 
tantangan, sering digunakannya pendekatan hard power 
dan penggunaan kekuatan militer dari negara-negara kuat, 
dalam menyelesaikan ragam permasalahan politiknya. 
Sejumlah negara-negara besar juga masih memelihara 
angkatan bersenjata yang kuat, dilengkapi dengan senjata 
pemusnah massal. Dewasa ini dunia tengah dihadapkan 
pada krisis keuangan global yang dipicu oleh kasus 
pemberian kredit yang sangat ekspansif di Amerika 
Serikat. Pemberian kredit di negeri itu, dilakukan dengan 
kecenderungan dan tatanan prosedur yang relatif longgar. 
Akibatnya banyak lembaga keuangan dan lembaga 
penjamin yang mengalami kerugian sehingga mengganggu 
stabilitas tatanan pasar keuangan domestik di Amerika 
Serikat. Sehubungan dengan kedudukan AS sebagai pusat 
jaminan keuangan internasional, maka krisis keuangan di 
AS itu dengan cepat merambat dan memberikan imbas ke 
seluruh dunia. 
Besarnya imbas krisis keuangan global itu, nampak dari 
komentar sejumlah Pakar Ekonomi dan Pemimpin Dunia 
berikut: 
- Krisis keuangan global adalah bukti kegagalan filosofi 
ekonomi Amerika yang berprinsipkan pada ideologi Pasar 
Bebas [Joseph Stiglitz, Pemenang Hadiah Nobel Ekonomi, 
2001].
- Krisis keuangan global adalah awal dari kehancuran 
menyeluruh (comprehensive destruction) dari Sistem 
Kapitalisme Global [Kevin Ruud, PM Australia]. 
- Krisis keuangan global adalah akhir dominasi Amerika 
atas tatanan perekonomian dunia [Prof. John Gray, London 
School of Economics]. 
- Krisis keuangan global menunjukkan bahwa dunia 
membutuhkan tatanan ekonomi baru yang 
mengedepankan nilai-nilai moral, regulasi yang efektif, dan 
pengawasan ketat atas sektor keuangan [Nicolas Sarkozy, 
Presiden Perancis]. 
Beberapa pakar dan pengamat ekonomi juga menyatakan 
bahwa krisis keuangan global menjadi bukti bahwa tatanan 
ekonomi global harus dikaji kembali secara komprehensif. 
Tatanan global yang berprinsipkan pada pasar bebas 
terbukti belum berhasil dalam menangani dinamika 
perkembangan sektor keuangan yang terlalu bebas, 
terutama pada tiga hal yaitu: kebijakan pengawasan dalam 
tata ekonomi maju; manajemen resiko sektor keuangan; 
dan mekanisme disiplin pasar yang dibiarkan terlalu bebas. 
Ke depan, fenomena tantangan globalisasi yang lebih 
kompleks dan lebih beragam akan tetap mengemuka. 
Pemerintah AS di bulan November 2008, merilis laporan 
bertajuk, Global Trend 2025: A Transformed World Pada 
laporan itu diulas beberapa proyeksi di tahun 2025, antara 
lain untuk bidang ekonomi, demografi, kebutuhan energi, 
pangan dan air, fenomena perubahan iklim, serta potensi 
konflik yang akan timbul. 
Untuk bidang ekonomi, laporan itu memproyeksikan bahwa 
tatanan ekonomi dunia yang terbentuk sekarang akan 
mengalami perubahan besar. Sejumlah institusi ekonomi 
yang bersifat multilateral seperti IMF dan World Bank akan 
digantikan oleh sistem yang berbeda sehubungan dengan 
menurunnya dominasi ekonomi negara-negara Barat dan
makin kuatnya pengaruh ekonomi negara-negara Asia, 
terutama India dan Cina, yang sering disebut dengan 
powerhouse ekonomi dunia di masa depan; beberapa 
negara Amerika Latin, utamanya Brasil dan Meksiko; dan 
Russia. 
Paradigma pembangunan ekonomi yang berbasiskan 
ekonomi liberal, yang merupakan bagian dari tata nilai 
negara-negara Barat, akan digantikan oleh paradigma 
ekonomi baru, berbasiskan tata nilai negara-negara non- 
Barat. Selanjutnya, laporan itu juga memproyeksikan 
bahwa masalah energi, pangan, dan air serta perubahan 
iklim akan tetap menjadi agenda internasional yang 
mengemuka. Penggunaan bahan bakar non-fosil akan 
makin meningkat, seiring dengan kemajuan teknologi, 
namun hal itu akan diikuti dengan perubahan total dari 
postur ekonomi negara-negara penghasil minyak di Timur 
Tengah dan dengan segala konsekuensinya. Demikian pula 
dengan fenomena perubahan iklim, yang diperkirakan juga 
masih akan terus berlanjut. Fenomena perubahan iklim 
diproyeksikan akan memberikan pengaruh pada 
ketersediaan air di sejumlah negara tertentu karena 
meluasnya dampak kekeringan. Di sisi lain, meningkatnya 
kesejahteraan berbagai negara berkembang juga akan 
makin meningkatkan kebutuhan pangan. 
Konflik antar negara diperkirakan akan tetap ada, bahkan 
tidak tertutup konflik militer dengan melibatkan 
penggunaan senjata nuklir. Selain konflik antar negara, 
juga diproyeksikan akan muncul sejumlah konflik antar 
kelompok yang disebut dengan non-state actors. Ranah 
konflik juga diproyeksikan akan meluas ke bidang lain 
seperti informasi dan media. Ruang angkasa (space) juga 
diperoyeksikan berpotensi menjadi ranah konflik masa 
depan. 
Pada hal ini saya akan ulas tentang modalitas yang dimiliki 
bangsa ini dan arah pembinaan karakter. Pembinaan
karakter yang ditujukan agar pengelolaan modalitas 
bangsa ini menjadi lebih optimal untuk menjadikan bangsa 
Indonesia menjadi bangsa yang maju, berdaya saing 
tinggi, dan mampu memberikan kontribusi positif dalam 
tatanan pembangunan peradaban. Modalitas Nasional 
untuk Menjadi Negara Maju sebagai sebuah bangsa besar, 
Indonesia memiliki peran yang sangat potensial untuk 
menjadi negara maju dan berkontribusi penting dalam 
pembangunan global. Setidaknya ada lima modalitas 
nasional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yaitu: 
- Kekayaan alam yang sangat besar. Antara lain mencakup 
cadangan energi, yaitu batubara 90,5 milyar ton; gas alam 
334,5 TSCF (Trillion Standard Cubic Feet), coal bed 
methane 453 TSCF; panas bumi 27.000 giga watt (40% 
cadangan dunia). Ketersediaan cadangan pangan (antara 
lain): padi (swasembada 2008), jagung (swasembada 
2007), kedelai (target swasembada 2015), gula 
(swasembada 2009). Selain itu, bangsa Indonesia juga 
masih memiliki kekayaan keanekaragaman hayati 
(biodiversity) yang termasuk terbesar di dunia 
[Referensi: Dep.ESDM dan DepTan, Mei 2008]. 
- Capaian dan prestasi pembangunan khususnya di empat 
tahun terakhir. Beragam capaian pembangunan adalah 
modalitas nasional yang dapat kita jadikan pijakan untuk 
membangun negara yang maju 
- Sumber daya manusia yang sangat besar, yaitu sebanyak 
234.693.997 orang dan menduduki peringkat ke-4 dunia. 
Tentu saja jumlah penduduk yang besar itu juga dengan 
kualitas pembangunan yang cukup baik yang ditunjukkan 
dengan indeks pembangunan manusia (human 
development index) 0,728 atau dalam kategori 
menengah/medium [Referensi: BPS, Bappenas, 2007]. 
- Tingkat kapasitas pengetahuan dan tingkat kemajuan 
pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bangsa
Indonesia memiliki kapasitas pengetahuan dan tingkat 
kemajuan iptek yang terus meningkat, yang ditunjukkan, 
antara lain, dengan indeks daya saing global (global 
competitiveness index) yang makin membaik dari 
peringkat ke-69 (2004) ke peringkat 55 (2008) [Referensi: 
World Economic Forum, 2008] 
Di sisi lain, Bangsa Indonesia juga berhasil 
mengembangkan tatanan demokrasi yang maju. Indonesia 
adalah negara demokrasi ketiga terbesar di dunia dan 
demokrasi Indonesia kerap dijadikan bahan rujukan bagi 
sejumlah negara negara lainnya. Kapasitas bangsa 
Indonesia dalam menyelenggarakan demokrasi itu juga 
modal sosial yang sangat potensial untuk 
ditumbuhkembangkan. 
Dengan modalitas yang dimiliki di atas, maka bagi bangsa 
Indonesia, tekad untuk menjadi bangsa yang maju harus 
merupakan sebuah keniscayaan. Cukup banyak lembaga 
kajian dan analisis serta laporan ekonomi internasional 
yang telah memproyeksikan bahwa di masa depan, bangsa 
Indonesia akan menjadi negara yang maju. Goldman 
Sachs memproyeksikan Indonesia pada 2050 akan menjadi 
Poros Ekonomi Dunia bersama dengan 10 negara lainya 
yang disebut dengan The Next Eleven (N-11). Di masa itu 
kekuatan ekonomi Indonesia akan lebih besar di 
bandingkan Korea, Itali, dan Kanada (pada saat itu). 
Pendapatan perkapita bangsa Indonesia akan mencapai 
US$ 12.000. Price water House Coopers dalam laporannya 
untuk OECD, memproyeksikan Indonesia pada 2050 akan 
menjadi salah satu dari 7 negara maju dunia yang baru, 
The Emerging Seven, E-7, bersama dengan Rusia, Brasil, 
Meksiko, India, Cina dan Turki. PDB Indonesia di masa itu 
diperkirakan mencapai US$ 13,8 Trilyun. Ekonomi 
Indonesia akan lebih besar dibandingkan Inggris dan 
Jerman. Kekuatan ekonomi E-7 juga akan lebih besar 
dibandingkan dengan G-7 di masa itu.
Paparan yang telah disinggung di awal, yaitu Global Trend 
2025: A Transformed World juga secara eksplisit 
menyebutkan bahwa Indonesia bersama dengan Iran dan 
Turki akan menjadi pilar kekuatan ekonomi dunia setelah 
India, Cina, Brasil, dan Russia. Indonesia dipastikan 
mampu tampil menjadi negara maju, apabila sanggup 
memelihara stabilitas politik dalam negeri, terus 
menyempurnakan pranata hukum untuk terbentuknya 
masyarakat madani yang demokratis, dan terus berupaya 
untuk menyempurnakan iklim yang akan menjamin 
peningkatan pertumbuhan ekonomi. 
Arah Pembinaan Karakter Bangsa Menuju Negara Maju 
seperti yang telah diuraikan di awal, pembinaan karakter 
itu sangat erat korelasinya dengan kekuatan yang dimiliki 
bangsa dalam menyelenggarakan pembangunan. Karakter 
positif suatu bangsa adalah energi penggerak utama 
(prime energy) yang akan mendayagunakan semua 
modalitas yang dimiliki bangsa ini dalam mencapai cita-cita 
pembangunan. 
Presiden AS ke-32, Franklin Delano Roosevelt, bahkan 
menyatakan bahwa karakter bangsa sama pentingnya 
dengan sumber daya fisik yang dimiliki bangsa itu, untuk 
mencapai kemajuan bangsanya. Pada pidato inagurasinya 
tanggal 4 Maret 1933, di tengah resesi dunia di masa itu, 
ketika banyak bank di Amerika terpaksa beku operasi, 
ekonomi Amerika nyaris lumpuh, Presiden Roosevelt 
menyatakan keyakinannya kepada rakyat AS bahwa untuk 
keluar dari krisis ekonomi, restorasi atau perbaikan 
ekonomi Amerika harus dilakukan dengan mengedepankan 
pendekatan karakter. 
Presiden Roosevelt dalam pidato itu menegaskan, the 
measure of restoration lies in the extent to which we apply 
social values more noble than monetary profit dan success 
lays in the joy of achievement, in the thrill of creative 
effort. Kutipan itu menyatakan bahwa upaya bangsa
Amerika untuk mengatasi krisis harus lebih diutamakan 
pada penerapan nilai-nilai sosialnya, yaitu karakter pekerja 
keras rakyat Amerika, di samping tentunya upaya untuk 
terus memacu perolehan keuntungan ekonomi. Kutipan 
selanjutnya menegaskan bahwa keberhasilan 
menyelesaikan masalah harus terletak pada kepuasan 
ketika sanggup menyelesaikan masalah itu dengan 
mengerahkan daya kreatifitas seluruh bangsa. Kedua 
kutipan di atas memberi refleksi bahwa di tengah terpaan 
krisis yang sangat berat, rakyat AS justru mengedepankan 
pendekatan karakter positif bangsa sebagai solusinya. 
Dalam kaitan ini, maka untuk menjadikan modalitas 
nasional menjadi kekuatan yang akan menjadikan 
Indonesia menjadi negara maju, kita harus 
mengedepankan pembangunan karakter dan watak bangsa 
yang positif. Pembangunan karakter yang akan 
menjadikan rakyat Indonesia menjadi kumpulan 
masyarakat pekerja keras, penuh semangat juang yang 
tinggi, mampu saling bekerjasama secara produktif dengan 
sesama warga bangsa, untuk menjadikan bangsanya 
bangsa yang maju dan berhasil dalam pembangunan. 
Pembinaan moral dan karakter bangsa sangat terkait erat 
dengan peningkatan kualitas pembangunan pendidikan dan 
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam kaitan 
dengan penyelenggaraan pendidikan harus menjadi 
landasan utama dalam pembinaan dan 
penumbuhkembangkan karakter positif bangsa, 
pembangunan pendidikan harus diarahkan pada tiga hal 
pokok, yaitu: 
Pertama, pendidikan sebagai sarana untuk membina dan 
meningkatkan jati diri bangsa untuk mengembangkan 
seseorang sehingga sanggup mengembangkan potensi 
yang berasal dari fitrah insani, dari Allah SWT. Pembinaan 
jati diri akan mendorong seseorang memiliki karakter yang 
tangguh yang tercermin pada sikap dan perilakunya. Tanpa
adanya jati diri, suatu bangsa akan mudah terombang-ambing 
dan kehilangan arah dari terpaan tantangan 
globalisasi yang bergerak cepat dewasa ini. 
Kedua, pendidikan sebagai media utama untuk 
menumbuhkembangkan kembali karakter bangsa 
Indonesia, yang selama ini dikenal sebagai bangsa yang 
ramah tamah, bergotong-royong, tangguh, dan santun. 
Sehingga apabila karakter ini dapat kita bangun kembali, 
kita perkuat, maka Insya Allah, kita akan mampu 
menghadapi setiap krisis dan tantangan masa depan. 
Ketiga, pendidikan sebagai tempat pembentukan wawasan 
kebangsaan, yaitu perubahan pola pikir warga bangsa 
yang semula berorientasi pada kesukuan menjadi pola pikir 
kebangsaan yang utuh. Melalui wawasan kebangsaan 
dapat dibangun masyarakat yang saling mencintai, saling 
menghormati, saling mempercayai, dan bahkan saling 
melengkapi satu sama lain, dalam menyelesaikan berbagai 
masalah pembangunan. 
Dalam kaitan dengan upaya untuk meningkatkan 
kesejahteraan masyarakat, harus mengedepankan strategi 
pertumbuhan disertai pemerataan atau growth with equity, 
yang ditujukan mewujudkan kesejahteraan rakyat secara 
merata. Kita semua bersyukur bahwa strategi itu telah 
memberikan dampak yang positif baik pada percepatan 
penurunan tingkat pengangguran terbuka maupun tingkat 
kemiskinan. Tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 
2009 mencapai 7,87% (BPS). 
Di tengah terpaan krisis keuangan dan beragam krisis 
lainnya yang berskala global, maka kita makin menyadari 
bahwa pembinaan karakter dan moral positif bangsa 
merupakan solusi yang paling efektif untuk menjadikan 
kita mampu bersikap optimis dan rasional. Karakter dan 
moral positif bangsa akan mendorong kita untuk tetap 
bekerja keras, produktif, dan pada akhirnya akan 
menjadikan kita mampu mengubah berbagai tantangan
yang menerpa kita itu menjadi peluang yang 
menguntungkan.

More Related Content

What's hot

Makalah pengaruh globalisasi terhadap pendidikan indonesia
Makalah pengaruh globalisasi terhadap pendidikan indonesiaMakalah pengaruh globalisasi terhadap pendidikan indonesia
Makalah pengaruh globalisasi terhadap pendidikan indonesia
Septian Muna Barakati
 
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
KARYA TULIS ILMIAH DESTY LILIAN ROSANA PUTRI (06) - XII IPA 6 "PENGARUH GLOBA...
KARYA TULIS ILMIAH DESTY LILIAN ROSANA PUTRI (06) - XII IPA 6 "PENGARUH GLOBA...KARYA TULIS ILMIAH DESTY LILIAN ROSANA PUTRI (06) - XII IPA 6 "PENGARUH GLOBA...
KARYA TULIS ILMIAH DESTY LILIAN ROSANA PUTRI (06) - XII IPA 6 "PENGARUH GLOBA...
Desty Lilian Rosana Putri
 
Pengantar Pendidikan
Pengantar PendidikanPengantar Pendidikan
Pengantar Pendidikan
Mas Gustrini Dewi
 
Dampak globalisasi
Dampak globalisasiDampak globalisasi
Dampak globalisasi
شهر الدين
 
Judul judul kti tentang ekonomi
Judul judul kti tentang ekonomiJudul judul kti tentang ekonomi
Judul judul kti tentang ekonomi
Yasirecin Yasir
 
CABARAN ETHNOSENTRISME DAN NASIONALISME KEPADA IDEA “1 MALAYSIA
CABARAN ETHNOSENTRISME DAN NASIONALISME KEPADA IDEA “1 MALAYSIA CABARAN ETHNOSENTRISME DAN NASIONALISME KEPADA IDEA “1 MALAYSIA
CABARAN ETHNOSENTRISME DAN NASIONALISME KEPADA IDEA “1 MALAYSIA
Pushpanantini Iswaran
 
4009 8598-1-sm
4009 8598-1-sm4009 8598-1-sm
4009 8598-1-sm
anditasmira
 
Sepuluh Tantangan Utama di Masa Depan
Sepuluh Tantangan Utama di Masa DepanSepuluh Tantangan Utama di Masa Depan
Sepuluh Tantangan Utama di Masa Depan
Nur Angraini
 
Makalah pengaruh globalisasi di bidang politik
Makalah pengaruh globalisasi di bidang politikMakalah pengaruh globalisasi di bidang politik
Makalah pengaruh globalisasi di bidang politik
Photo Setudio Planet solo grand mall
 
Sejarah spm kbat
Sejarah spm kbatSejarah spm kbat
Sejarah spm kbat
Tiffany Cheah
 
Pancasila di tengah perubahan dunia
Pancasila di tengah perubahan duniaPancasila di tengah perubahan dunia
Pancasila di tengah perubahan dunia
natal kristiono
 

What's hot (12)

Makalah pengaruh globalisasi terhadap pendidikan indonesia
Makalah pengaruh globalisasi terhadap pendidikan indonesiaMakalah pengaruh globalisasi terhadap pendidikan indonesia
Makalah pengaruh globalisasi terhadap pendidikan indonesia
 
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
 
KARYA TULIS ILMIAH DESTY LILIAN ROSANA PUTRI (06) - XII IPA 6 "PENGARUH GLOBA...
KARYA TULIS ILMIAH DESTY LILIAN ROSANA PUTRI (06) - XII IPA 6 "PENGARUH GLOBA...KARYA TULIS ILMIAH DESTY LILIAN ROSANA PUTRI (06) - XII IPA 6 "PENGARUH GLOBA...
KARYA TULIS ILMIAH DESTY LILIAN ROSANA PUTRI (06) - XII IPA 6 "PENGARUH GLOBA...
 
Pengantar Pendidikan
Pengantar PendidikanPengantar Pendidikan
Pengantar Pendidikan
 
Dampak globalisasi
Dampak globalisasiDampak globalisasi
Dampak globalisasi
 
Judul judul kti tentang ekonomi
Judul judul kti tentang ekonomiJudul judul kti tentang ekonomi
Judul judul kti tentang ekonomi
 
CABARAN ETHNOSENTRISME DAN NASIONALISME KEPADA IDEA “1 MALAYSIA
CABARAN ETHNOSENTRISME DAN NASIONALISME KEPADA IDEA “1 MALAYSIA CABARAN ETHNOSENTRISME DAN NASIONALISME KEPADA IDEA “1 MALAYSIA
CABARAN ETHNOSENTRISME DAN NASIONALISME KEPADA IDEA “1 MALAYSIA
 
4009 8598-1-sm
4009 8598-1-sm4009 8598-1-sm
4009 8598-1-sm
 
Sepuluh Tantangan Utama di Masa Depan
Sepuluh Tantangan Utama di Masa DepanSepuluh Tantangan Utama di Masa Depan
Sepuluh Tantangan Utama di Masa Depan
 
Makalah pengaruh globalisasi di bidang politik
Makalah pengaruh globalisasi di bidang politikMakalah pengaruh globalisasi di bidang politik
Makalah pengaruh globalisasi di bidang politik
 
Sejarah spm kbat
Sejarah spm kbatSejarah spm kbat
Sejarah spm kbat
 
Pancasila di tengah perubahan dunia
Pancasila di tengah perubahan duniaPancasila di tengah perubahan dunia
Pancasila di tengah perubahan dunia
 

Viewers also liked

I'm a fan
I'm a fanI'm a fan
I'm a fan
Vontre Mason
 
Roof Collaboration 01092014
Roof Collaboration 01092014 Roof Collaboration 01092014
Roof Collaboration 01092014
Ruetairut Jumpahom
 
[Slideshare] akhlaq- (january-2015) -lesson #9(c)-guidance-from-al-qur;an- an...
[Slideshare] akhlaq- (january-2015) -lesson #9(c)-guidance-from-al-qur;an- an...[Slideshare] akhlaq- (january-2015) -lesson #9(c)-guidance-from-al-qur;an- an...
[Slideshare] akhlaq- (january-2015) -lesson #9(c)-guidance-from-al-qur;an- an...
Zhulkeflee Ismail
 
Planeacion mochicahui
Planeacion mochicahuiPlaneacion mochicahui
Planeacion mochicahui
Carlos Laurean
 
Berit møller scenarie og risikoanalyser
Berit møller   scenarie og risikoanalyserBerit møller   scenarie og risikoanalyser
Berit møller scenarie og risikoanalyser
Bo Christensen
 
PhD fellowship on “Understanding the effect of evoked emotions in long-term m...
PhD fellowship on “Understanding the effect of evoked emotions in long-term m...PhD fellowship on “Understanding the effect of evoked emotions in long-term m...
PhD fellowship on “Understanding the effect of evoked emotions in long-term m...
Aurelio Ruiz Garcia
 
T.r.a business letter intro
T.r.a business letter introT.r.a business letter intro
T.r.a business letter intro
Talents Rep Africa
 
Spala alimentele cu apa purificata
Spala alimentele cu apa purificataSpala alimentele cu apa purificata
Spala alimentele cu apa purificata
Aquabiz
 

Viewers also liked (10)

I'm a fan
I'm a fanI'm a fan
I'm a fan
 
Roof Collaboration 01092014
Roof Collaboration 01092014 Roof Collaboration 01092014
Roof Collaboration 01092014
 
[Slideshare] akhlaq- (january-2015) -lesson #9(c)-guidance-from-al-qur;an- an...
[Slideshare] akhlaq- (january-2015) -lesson #9(c)-guidance-from-al-qur;an- an...[Slideshare] akhlaq- (january-2015) -lesson #9(c)-guidance-from-al-qur;an- an...
[Slideshare] akhlaq- (january-2015) -lesson #9(c)-guidance-from-al-qur;an- an...
 
ใบงานที่5
ใบงานที่5ใบงานที่5
ใบงานที่5
 
Planeacion mochicahui
Planeacion mochicahuiPlaneacion mochicahui
Planeacion mochicahui
 
Berit møller scenarie og risikoanalyser
Berit møller   scenarie og risikoanalyserBerit møller   scenarie og risikoanalyser
Berit møller scenarie og risikoanalyser
 
ใบงานที่ 6
ใบงานที่ 6ใบงานที่ 6
ใบงานที่ 6
 
PhD fellowship on “Understanding the effect of evoked emotions in long-term m...
PhD fellowship on “Understanding the effect of evoked emotions in long-term m...PhD fellowship on “Understanding the effect of evoked emotions in long-term m...
PhD fellowship on “Understanding the effect of evoked emotions in long-term m...
 
T.r.a business letter intro
T.r.a business letter introT.r.a business letter intro
T.r.a business letter intro
 
Spala alimentele cu apa purificata
Spala alimentele cu apa purificataSpala alimentele cu apa purificata
Spala alimentele cu apa purificata
 

Similar to devika

GLOBALISASI
GLOBALISASIGLOBALISASI
GLOBALISASI
Aya Lubis
 
Politik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JK
Politik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JKPolitik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JK
Politik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JK
Yayu Ferdian
 
Makalah indonesia dan perdamaian dunia
Makalah indonesia dan perdamaian duniaMakalah indonesia dan perdamaian dunia
Makalah indonesia dan perdamaian duniaYudha Irawan
 
Dampak Globalisasi Terhadap Politik Indonesia
Dampak Globalisasi Terhadap Politik IndonesiaDampak Globalisasi Terhadap Politik Indonesia
Dampak Globalisasi Terhadap Politik Indonesia
nadsca
 
Bab 14-dampak-globalisasi
Bab 14-dampak-globalisasiBab 14-dampak-globalisasi
Bab 14-dampak-globalisasi
Ahmad Ramdani
 
Ekonomi pembangunan
Ekonomi pembangunanEkonomi pembangunan
Ekonomi pembangunan
Siti Zuariyah
 
2_KERANGKA_ACUAN_PENDIDIKAN_KARAKTER_KEMDIKNAS.pdf
2_KERANGKA_ACUAN_PENDIDIKAN_KARAKTER_KEMDIKNAS.pdf2_KERANGKA_ACUAN_PENDIDIKAN_KARAKTER_KEMDIKNAS.pdf
2_KERANGKA_ACUAN_PENDIDIKAN_KARAKTER_KEMDIKNAS.pdf
TatySetiaty
 
Makalah pengantar pendidikan
Makalah pengantar pendidikanMakalah pengantar pendidikan
Makalah pengantar pendidikan
muhammad anshori
 
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smkSISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
v1d4r62
 
Globalisasi dan identitas nasional
Globalisasi dan identitas nasionalGlobalisasi dan identitas nasional
Globalisasi dan identitas nasional
yuliansafa
 
aaaa
aaaaaaaa
Persiapan pembekalan materi imt
Persiapan pembekalan materi imtPersiapan pembekalan materi imt
Persiapan pembekalan materi imt
MediaToli
 
FIX PP BARU.pptx
FIX PP BARU.pptxFIX PP BARU.pptx
FIX PP BARU.pptx
naufaldiizral1
 
Presentation4.pptx pertumbuhan ekonomi
Presentation4.pptx  pertumbuhan ekonomiPresentation4.pptx  pertumbuhan ekonomi
Presentation4.pptx pertumbuhan ekonomi
iswah yuni
 
Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan Pembangunan : Sebuah Perspektif Global
Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan  Pembangunan : Sebuah Perspektif GlobalIlmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan  Pembangunan : Sebuah Perspektif Global
Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan Pembangunan : Sebuah Perspektif Global
Lintang Nugraheni
 
Politik pembangunan
Politik pembangunanPolitik pembangunan
Politik pembangunan
Andi Irawan
 
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat Teknologi
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat TeknologiTransformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat Teknologi
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat Teknologi
Melda Amelia
 
Tantangan Masyarakat Informasi Global_Masyarakat Jejaring.pptx
Tantangan Masyarakat Informasi Global_Masyarakat Jejaring.pptxTantangan Masyarakat Informasi Global_Masyarakat Jejaring.pptx
Tantangan Masyarakat Informasi Global_Masyarakat Jejaring.pptx
SosiologiFISIPUWKS
 
BMP ESPA4229
BMP ESPA4229BMP ESPA4229
BMP ESPA4229
Mang Engkus
 
Pengorganisasian penguatan ekonomi rakyat
Pengorganisasian penguatan ekonomi rakyatPengorganisasian penguatan ekonomi rakyat
Pengorganisasian penguatan ekonomi rakyat
Erik Triadi
 

Similar to devika (20)

GLOBALISASI
GLOBALISASIGLOBALISASI
GLOBALISASI
 
Politik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JK
Politik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JKPolitik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JK
Politik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JK
 
Makalah indonesia dan perdamaian dunia
Makalah indonesia dan perdamaian duniaMakalah indonesia dan perdamaian dunia
Makalah indonesia dan perdamaian dunia
 
Dampak Globalisasi Terhadap Politik Indonesia
Dampak Globalisasi Terhadap Politik IndonesiaDampak Globalisasi Terhadap Politik Indonesia
Dampak Globalisasi Terhadap Politik Indonesia
 
Bab 14-dampak-globalisasi
Bab 14-dampak-globalisasiBab 14-dampak-globalisasi
Bab 14-dampak-globalisasi
 
Ekonomi pembangunan
Ekonomi pembangunanEkonomi pembangunan
Ekonomi pembangunan
 
2_KERANGKA_ACUAN_PENDIDIKAN_KARAKTER_KEMDIKNAS.pdf
2_KERANGKA_ACUAN_PENDIDIKAN_KARAKTER_KEMDIKNAS.pdf2_KERANGKA_ACUAN_PENDIDIKAN_KARAKTER_KEMDIKNAS.pdf
2_KERANGKA_ACUAN_PENDIDIKAN_KARAKTER_KEMDIKNAS.pdf
 
Makalah pengantar pendidikan
Makalah pengantar pendidikanMakalah pengantar pendidikan
Makalah pengantar pendidikan
 
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smkSISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
 
Globalisasi dan identitas nasional
Globalisasi dan identitas nasionalGlobalisasi dan identitas nasional
Globalisasi dan identitas nasional
 
aaaa
aaaaaaaa
aaaa
 
Persiapan pembekalan materi imt
Persiapan pembekalan materi imtPersiapan pembekalan materi imt
Persiapan pembekalan materi imt
 
FIX PP BARU.pptx
FIX PP BARU.pptxFIX PP BARU.pptx
FIX PP BARU.pptx
 
Presentation4.pptx pertumbuhan ekonomi
Presentation4.pptx  pertumbuhan ekonomiPresentation4.pptx  pertumbuhan ekonomi
Presentation4.pptx pertumbuhan ekonomi
 
Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan Pembangunan : Sebuah Perspektif Global
Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan  Pembangunan : Sebuah Perspektif GlobalIlmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan  Pembangunan : Sebuah Perspektif Global
Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan Pembangunan : Sebuah Perspektif Global
 
Politik pembangunan
Politik pembangunanPolitik pembangunan
Politik pembangunan
 
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat Teknologi
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat TeknologiTransformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat Teknologi
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat Teknologi
 
Tantangan Masyarakat Informasi Global_Masyarakat Jejaring.pptx
Tantangan Masyarakat Informasi Global_Masyarakat Jejaring.pptxTantangan Masyarakat Informasi Global_Masyarakat Jejaring.pptx
Tantangan Masyarakat Informasi Global_Masyarakat Jejaring.pptx
 
BMP ESPA4229
BMP ESPA4229BMP ESPA4229
BMP ESPA4229
 
Pengorganisasian penguatan ekonomi rakyat
Pengorganisasian penguatan ekonomi rakyatPengorganisasian penguatan ekonomi rakyat
Pengorganisasian penguatan ekonomi rakyat
 

devika

  • 1. « Sumber gagasan tidak terbatas yang menjadi pembatas kemampuan mengembangkan gagasan standardisasi SDM IT » Jati diri bangsa dalam mengahadapi daya saing dan kemandirian bangsa Dewasa ini Indonesia berada di tengah era baru, yang dinamakan era reformasi. Kondisi bangsa kita di era reformasi ini, antara lain ditandai dengan beberapa fenomena yang mengemuka sebagai tantangan.Apabila diidentifikasi maka secara umum dapat dicatat berbagai fenomena berikut ini: Pertama, di bidang ekonomi, kondisinya masih belum pulih. Tingkat pengangguran tinggi. Kemiskinan cenderung naik. Tingkat investasi masih belum optimal. Pertumbuhan ekonomi cenderung lambat. Daya saing kita cenderung melemah. Singkat kata, dunia ekonomi kita belum sepenuhnya membaik. Kedua, di bidang politik sudah ada perkembangan-perkembangan signifikan dan penting: demokratisasi politik telah berjalan. Namun demikian, kita masih menjumpai adanya beberapa kelemahan dalam sistem kepolitikan nasional kita: misalnya, di satu sisi sistem pemerintahan kita menganut sistem presidensial, tetapi di sisi lain kenyataannya terdapat banyak partai politik yang cenderung mengarah pada praktik sistem parlementer. Terkait dengan ini pula, kita juga merasakan kepemimpinan secara nasional belum sepenuhnya efektif dalam mengejar ketertinggalan-ketertinggalan yang ada, dan mempercepat gerak-laju pembangunan. Ketiga, di bidang hukum, upaya reformasi terus dilakukan termasuk dalam pemberantasan korupsi, tetapi masih banyak catatan tersisa, bahwa praktik-praktik dunia hukum kita masih belum mengarah pada penguatan kepastian hukum. Masih banyak yang perlu dibenahi dalam rangka penguatan pembangunan di bidang hukum
  • 2. di era reformasi saat ini. Keempat, Di bidang kebudayaan, kita melihat kecenderungan-kecenderungan yang menjauhkan kita dari hakikat jati diri bangsa Indonesia. Kelima, di bidang sosial-kemasyarakatan, kita juga masih menyaksikan berbagai problem yang kompleks: dari bencana alam yang datang bertubi-tubi, ancaman penyakit HIV/AIDS dan flu burung, hingga masih adanya potensi konflik horisontal yang mengancam masa depan integrasi Indonesia. Masalah-masalah kita sebagai bangsa memang kompleks, seiring dengan makin berkembangnya dinamika zaman: arus globalisasi yang demikian mengalir secara deras dan mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bangsa. Kita tidak boleh berputus asa dalam menghadapi tantangan dan kendala yang ada, sebaliknya kita harus berpikir cerdas dan bekerja keras bagi masa depan bangsa yang lebih baik. betapapun kompleksnya tantangan yang kita hadapi, kita harus tetap mencintai bangsa ini. Bangsa di mana kita dilahirkan dan dibesarkan, bangsa yang memberikan harapan akan masa depan kita semua. Sebagai wujud cinta kita kepada bangsa, maka kita harus mengembangkan rasa tanggung jawab, di samping secara mendasar kita harus memahami hakikat Indonesia sebagai sebuah bangsa yang memiliki nilai-nilai dasar (basic values) Pancasila. Kita juga harus paham atas visi, tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD Bangsa Indonesia seperti halnya dengan bangsa-bangsa lain di dunia saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan global. Harus diakui bahwa tantangan itu semakin lama tidaklah semakin ringan, akan tetapi justru berkembang menjadi semakin kompleks dan semakin beragam. Di sisi lain, globalisasi juga membuktikan bahwa hanya bangsa-bangsa yang memiliki karakter yang kuat dan tangguh akan sanggup menghadapi berbagai tantangan pembangunan. Bangsa yang kuat dan tangguh juga akan sanggup untuk mengubah berbagai tantangan itu menjadi peluang yang menguntungkan.
  • 3. Bangsa Indonesia sejatinya adalah bangsa yang memiliki karakter positif yang kuat. Salah satu dari karakter itu adalah semangat kejuangan yang terbukti telah berhasil membawa bangsa ini merebut kemerdekaannya dan tampil sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh. Oleh karena itu, dewasa ini, di tengah maraknya tantangan global yang sangat berat, menjadi kewajiban bagi segenap komponen bangsa untuk saling memberikan pencerahan dan saling berupaya membangun dan menumbuhkembangkan kembali karakter kejuangan. Karakter kejuangan dan karakter positif bangsa lainnya itu harus dapat kita jadikan sebagai modalitas potensial untuk menghadapi tantangan global. Karakter Bangsa dan Karakteristik secara umum sering didefinisikan sebagai hal unik dan khas yang menjadi unsur pembeda antara bangsa itu dengan bangsa lainnya. Karakter bangsa memiliki peran penting dalam menentukan kekuatan dan kemampuan bangsa untuk mencapai tujuan pembangunan. Karakter bangsa adalah unsur penting bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa. Karakter bangsa umumnya bersifat kolektif yaitu akumulasi dari karakter pribadi seluruh warga bangsanya. James Madison, salah satu peletak dasar konstitusi Amerika Serikat, pernah menyatakan bahwa character of a nation is determined by the character of its people atau karakter yang dimiliki suatu bangsa ditentukan oleh karakter warga bangsanya. Komponen utama dari karakter bangsa adalah tata nilai atau values yang dibangun dan ditumbuh kembangkan oleh para warga bangsanya. Oleh karena itu, keberhasilan atau kegagalan sebuah bangsa menjadi sangat tergantung pada upaya pembinaan dan pembangunan karakter warga bangsanya. Bangsa-bangsa yang maju dan berhasil menjadi negara terkemuka, umumnya memiliki warga bangsa yang sarat dengan karakter positif, capaian pribadi yang prestisius,
  • 4. serta beragam capaian pribadi lainnya yang membanggakan. Karakter bangsa yang maju juga umumnya tercermin dari pola sikap warga bangsanya yang memahami sepenuhnya bahwa kesejahteraan dan tujuan bangsa hanya dapat dicapai melalui kreativitas dan kerja keras. Pola pembinaan karakter yang baik akan mendorong terbangunnya karakter positif menuju pada kemajuan dan keunggulan bangsa. Tentu saja, keberhasilan suatu bangsa dalam membangun karakter warga bangsanya itu tidak cukup hanya dengan menerapkan tatanan dan peraturan hukum yang kuat di kalangan masyarakatnya, akan tetapi juga harus ditopang oleh keberadaan sistem pembangunan tata-nilai di masyarakat, yang mengedepankan tercapainya pengokohan nilai-nilai positif karakter bangsa. Di sisi lain, ketidaksanggupan sebuah bangsa dalam melakukan pembinaan karakter warga bangsanya berpotensi untuk menghadirkan beragam masalah dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa. Sejumlah kasus dimana pembangunan suatu bangsa mengalami kegagalan, terjadinya perang saudara berkepanjangan, kemiskinan, dan sejumlah masalah domestik lainnya adalah beberapa contoh dampak dari kegagalan pembangunan karakter warga bangsanya. Kegagalan suatu bangsa dalam membangun karakter warga bangsanya bahkan dapat berujung pada runtuhnya eksistensi bangsa. Di era sekarang ini, arah pembinaan moral dan karakter bangsa itu ditujukan untuk menjadikan Indonesia bangsa yang maju di abad ke-21. Pembinaan karakter dan moral bangsa itu ditujukan untuk memperkokoh tiga landasan fundamental bangsa yang maju yaitu: meningkatkan kemandirian bangsa, meningkatkan daya saing bangsa, dan mampu memberikan kontribusi pada peradaban dunia. Tiga landasan fundamental itu diperlukan untuk menghadapi tantangan abad 21 ini yang dicirikan dengan
  • 5. pesatnya kemajuan teknologi dan ekonomi. Beberapa fitur yang mengemuka di abad ke-21 untuk bidang ekonomi, antara lain, adalah maraknya perusahaan multinasional dengan modal yang sangat kuat sebagai seiring dengan makin berkembangnya tatanan pasar bebas dan liberal. Globalisasi ekonomi juga telah meningkatkan kondisi saling ketergantungan ekonomi antara satu negara dengan negara lainnya. Di bidang geopolitik, abad ke-21 ini menghadirkan tantangan, sering digunakannya pendekatan hard power dan penggunaan kekuatan militer dari negara-negara kuat, dalam menyelesaikan ragam permasalahan politiknya. Sejumlah negara-negara besar juga masih memelihara angkatan bersenjata yang kuat, dilengkapi dengan senjata pemusnah massal. Dewasa ini dunia tengah dihadapkan pada krisis keuangan global yang dipicu oleh kasus pemberian kredit yang sangat ekspansif di Amerika Serikat. Pemberian kredit di negeri itu, dilakukan dengan kecenderungan dan tatanan prosedur yang relatif longgar. Akibatnya banyak lembaga keuangan dan lembaga penjamin yang mengalami kerugian sehingga mengganggu stabilitas tatanan pasar keuangan domestik di Amerika Serikat. Sehubungan dengan kedudukan AS sebagai pusat jaminan keuangan internasional, maka krisis keuangan di AS itu dengan cepat merambat dan memberikan imbas ke seluruh dunia. Besarnya imbas krisis keuangan global itu, nampak dari komentar sejumlah Pakar Ekonomi dan Pemimpin Dunia berikut: - Krisis keuangan global adalah bukti kegagalan filosofi ekonomi Amerika yang berprinsipkan pada ideologi Pasar Bebas [Joseph Stiglitz, Pemenang Hadiah Nobel Ekonomi, 2001].
  • 6. - Krisis keuangan global adalah awal dari kehancuran menyeluruh (comprehensive destruction) dari Sistem Kapitalisme Global [Kevin Ruud, PM Australia]. - Krisis keuangan global adalah akhir dominasi Amerika atas tatanan perekonomian dunia [Prof. John Gray, London School of Economics]. - Krisis keuangan global menunjukkan bahwa dunia membutuhkan tatanan ekonomi baru yang mengedepankan nilai-nilai moral, regulasi yang efektif, dan pengawasan ketat atas sektor keuangan [Nicolas Sarkozy, Presiden Perancis]. Beberapa pakar dan pengamat ekonomi juga menyatakan bahwa krisis keuangan global menjadi bukti bahwa tatanan ekonomi global harus dikaji kembali secara komprehensif. Tatanan global yang berprinsipkan pada pasar bebas terbukti belum berhasil dalam menangani dinamika perkembangan sektor keuangan yang terlalu bebas, terutama pada tiga hal yaitu: kebijakan pengawasan dalam tata ekonomi maju; manajemen resiko sektor keuangan; dan mekanisme disiplin pasar yang dibiarkan terlalu bebas. Ke depan, fenomena tantangan globalisasi yang lebih kompleks dan lebih beragam akan tetap mengemuka. Pemerintah AS di bulan November 2008, merilis laporan bertajuk, Global Trend 2025: A Transformed World Pada laporan itu diulas beberapa proyeksi di tahun 2025, antara lain untuk bidang ekonomi, demografi, kebutuhan energi, pangan dan air, fenomena perubahan iklim, serta potensi konflik yang akan timbul. Untuk bidang ekonomi, laporan itu memproyeksikan bahwa tatanan ekonomi dunia yang terbentuk sekarang akan mengalami perubahan besar. Sejumlah institusi ekonomi yang bersifat multilateral seperti IMF dan World Bank akan digantikan oleh sistem yang berbeda sehubungan dengan menurunnya dominasi ekonomi negara-negara Barat dan
  • 7. makin kuatnya pengaruh ekonomi negara-negara Asia, terutama India dan Cina, yang sering disebut dengan powerhouse ekonomi dunia di masa depan; beberapa negara Amerika Latin, utamanya Brasil dan Meksiko; dan Russia. Paradigma pembangunan ekonomi yang berbasiskan ekonomi liberal, yang merupakan bagian dari tata nilai negara-negara Barat, akan digantikan oleh paradigma ekonomi baru, berbasiskan tata nilai negara-negara non- Barat. Selanjutnya, laporan itu juga memproyeksikan bahwa masalah energi, pangan, dan air serta perubahan iklim akan tetap menjadi agenda internasional yang mengemuka. Penggunaan bahan bakar non-fosil akan makin meningkat, seiring dengan kemajuan teknologi, namun hal itu akan diikuti dengan perubahan total dari postur ekonomi negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah dan dengan segala konsekuensinya. Demikian pula dengan fenomena perubahan iklim, yang diperkirakan juga masih akan terus berlanjut. Fenomena perubahan iklim diproyeksikan akan memberikan pengaruh pada ketersediaan air di sejumlah negara tertentu karena meluasnya dampak kekeringan. Di sisi lain, meningkatnya kesejahteraan berbagai negara berkembang juga akan makin meningkatkan kebutuhan pangan. Konflik antar negara diperkirakan akan tetap ada, bahkan tidak tertutup konflik militer dengan melibatkan penggunaan senjata nuklir. Selain konflik antar negara, juga diproyeksikan akan muncul sejumlah konflik antar kelompok yang disebut dengan non-state actors. Ranah konflik juga diproyeksikan akan meluas ke bidang lain seperti informasi dan media. Ruang angkasa (space) juga diperoyeksikan berpotensi menjadi ranah konflik masa depan. Pada hal ini saya akan ulas tentang modalitas yang dimiliki bangsa ini dan arah pembinaan karakter. Pembinaan
  • 8. karakter yang ditujukan agar pengelolaan modalitas bangsa ini menjadi lebih optimal untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, berdaya saing tinggi, dan mampu memberikan kontribusi positif dalam tatanan pembangunan peradaban. Modalitas Nasional untuk Menjadi Negara Maju sebagai sebuah bangsa besar, Indonesia memiliki peran yang sangat potensial untuk menjadi negara maju dan berkontribusi penting dalam pembangunan global. Setidaknya ada lima modalitas nasional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yaitu: - Kekayaan alam yang sangat besar. Antara lain mencakup cadangan energi, yaitu batubara 90,5 milyar ton; gas alam 334,5 TSCF (Trillion Standard Cubic Feet), coal bed methane 453 TSCF; panas bumi 27.000 giga watt (40% cadangan dunia). Ketersediaan cadangan pangan (antara lain): padi (swasembada 2008), jagung (swasembada 2007), kedelai (target swasembada 2015), gula (swasembada 2009). Selain itu, bangsa Indonesia juga masih memiliki kekayaan keanekaragaman hayati (biodiversity) yang termasuk terbesar di dunia [Referensi: Dep.ESDM dan DepTan, Mei 2008]. - Capaian dan prestasi pembangunan khususnya di empat tahun terakhir. Beragam capaian pembangunan adalah modalitas nasional yang dapat kita jadikan pijakan untuk membangun negara yang maju - Sumber daya manusia yang sangat besar, yaitu sebanyak 234.693.997 orang dan menduduki peringkat ke-4 dunia. Tentu saja jumlah penduduk yang besar itu juga dengan kualitas pembangunan yang cukup baik yang ditunjukkan dengan indeks pembangunan manusia (human development index) 0,728 atau dalam kategori menengah/medium [Referensi: BPS, Bappenas, 2007]. - Tingkat kapasitas pengetahuan dan tingkat kemajuan pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bangsa
  • 9. Indonesia memiliki kapasitas pengetahuan dan tingkat kemajuan iptek yang terus meningkat, yang ditunjukkan, antara lain, dengan indeks daya saing global (global competitiveness index) yang makin membaik dari peringkat ke-69 (2004) ke peringkat 55 (2008) [Referensi: World Economic Forum, 2008] Di sisi lain, Bangsa Indonesia juga berhasil mengembangkan tatanan demokrasi yang maju. Indonesia adalah negara demokrasi ketiga terbesar di dunia dan demokrasi Indonesia kerap dijadikan bahan rujukan bagi sejumlah negara negara lainnya. Kapasitas bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan demokrasi itu juga modal sosial yang sangat potensial untuk ditumbuhkembangkan. Dengan modalitas yang dimiliki di atas, maka bagi bangsa Indonesia, tekad untuk menjadi bangsa yang maju harus merupakan sebuah keniscayaan. Cukup banyak lembaga kajian dan analisis serta laporan ekonomi internasional yang telah memproyeksikan bahwa di masa depan, bangsa Indonesia akan menjadi negara yang maju. Goldman Sachs memproyeksikan Indonesia pada 2050 akan menjadi Poros Ekonomi Dunia bersama dengan 10 negara lainya yang disebut dengan The Next Eleven (N-11). Di masa itu kekuatan ekonomi Indonesia akan lebih besar di bandingkan Korea, Itali, dan Kanada (pada saat itu). Pendapatan perkapita bangsa Indonesia akan mencapai US$ 12.000. Price water House Coopers dalam laporannya untuk OECD, memproyeksikan Indonesia pada 2050 akan menjadi salah satu dari 7 negara maju dunia yang baru, The Emerging Seven, E-7, bersama dengan Rusia, Brasil, Meksiko, India, Cina dan Turki. PDB Indonesia di masa itu diperkirakan mencapai US$ 13,8 Trilyun. Ekonomi Indonesia akan lebih besar dibandingkan Inggris dan Jerman. Kekuatan ekonomi E-7 juga akan lebih besar dibandingkan dengan G-7 di masa itu.
  • 10. Paparan yang telah disinggung di awal, yaitu Global Trend 2025: A Transformed World juga secara eksplisit menyebutkan bahwa Indonesia bersama dengan Iran dan Turki akan menjadi pilar kekuatan ekonomi dunia setelah India, Cina, Brasil, dan Russia. Indonesia dipastikan mampu tampil menjadi negara maju, apabila sanggup memelihara stabilitas politik dalam negeri, terus menyempurnakan pranata hukum untuk terbentuknya masyarakat madani yang demokratis, dan terus berupaya untuk menyempurnakan iklim yang akan menjamin peningkatan pertumbuhan ekonomi. Arah Pembinaan Karakter Bangsa Menuju Negara Maju seperti yang telah diuraikan di awal, pembinaan karakter itu sangat erat korelasinya dengan kekuatan yang dimiliki bangsa dalam menyelenggarakan pembangunan. Karakter positif suatu bangsa adalah energi penggerak utama (prime energy) yang akan mendayagunakan semua modalitas yang dimiliki bangsa ini dalam mencapai cita-cita pembangunan. Presiden AS ke-32, Franklin Delano Roosevelt, bahkan menyatakan bahwa karakter bangsa sama pentingnya dengan sumber daya fisik yang dimiliki bangsa itu, untuk mencapai kemajuan bangsanya. Pada pidato inagurasinya tanggal 4 Maret 1933, di tengah resesi dunia di masa itu, ketika banyak bank di Amerika terpaksa beku operasi, ekonomi Amerika nyaris lumpuh, Presiden Roosevelt menyatakan keyakinannya kepada rakyat AS bahwa untuk keluar dari krisis ekonomi, restorasi atau perbaikan ekonomi Amerika harus dilakukan dengan mengedepankan pendekatan karakter. Presiden Roosevelt dalam pidato itu menegaskan, the measure of restoration lies in the extent to which we apply social values more noble than monetary profit dan success lays in the joy of achievement, in the thrill of creative effort. Kutipan itu menyatakan bahwa upaya bangsa
  • 11. Amerika untuk mengatasi krisis harus lebih diutamakan pada penerapan nilai-nilai sosialnya, yaitu karakter pekerja keras rakyat Amerika, di samping tentunya upaya untuk terus memacu perolehan keuntungan ekonomi. Kutipan selanjutnya menegaskan bahwa keberhasilan menyelesaikan masalah harus terletak pada kepuasan ketika sanggup menyelesaikan masalah itu dengan mengerahkan daya kreatifitas seluruh bangsa. Kedua kutipan di atas memberi refleksi bahwa di tengah terpaan krisis yang sangat berat, rakyat AS justru mengedepankan pendekatan karakter positif bangsa sebagai solusinya. Dalam kaitan ini, maka untuk menjadikan modalitas nasional menjadi kekuatan yang akan menjadikan Indonesia menjadi negara maju, kita harus mengedepankan pembangunan karakter dan watak bangsa yang positif. Pembangunan karakter yang akan menjadikan rakyat Indonesia menjadi kumpulan masyarakat pekerja keras, penuh semangat juang yang tinggi, mampu saling bekerjasama secara produktif dengan sesama warga bangsa, untuk menjadikan bangsanya bangsa yang maju dan berhasil dalam pembangunan. Pembinaan moral dan karakter bangsa sangat terkait erat dengan peningkatan kualitas pembangunan pendidikan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam kaitan dengan penyelenggaraan pendidikan harus menjadi landasan utama dalam pembinaan dan penumbuhkembangkan karakter positif bangsa, pembangunan pendidikan harus diarahkan pada tiga hal pokok, yaitu: Pertama, pendidikan sebagai sarana untuk membina dan meningkatkan jati diri bangsa untuk mengembangkan seseorang sehingga sanggup mengembangkan potensi yang berasal dari fitrah insani, dari Allah SWT. Pembinaan jati diri akan mendorong seseorang memiliki karakter yang tangguh yang tercermin pada sikap dan perilakunya. Tanpa
  • 12. adanya jati diri, suatu bangsa akan mudah terombang-ambing dan kehilangan arah dari terpaan tantangan globalisasi yang bergerak cepat dewasa ini. Kedua, pendidikan sebagai media utama untuk menumbuhkembangkan kembali karakter bangsa Indonesia, yang selama ini dikenal sebagai bangsa yang ramah tamah, bergotong-royong, tangguh, dan santun. Sehingga apabila karakter ini dapat kita bangun kembali, kita perkuat, maka Insya Allah, kita akan mampu menghadapi setiap krisis dan tantangan masa depan. Ketiga, pendidikan sebagai tempat pembentukan wawasan kebangsaan, yaitu perubahan pola pikir warga bangsa yang semula berorientasi pada kesukuan menjadi pola pikir kebangsaan yang utuh. Melalui wawasan kebangsaan dapat dibangun masyarakat yang saling mencintai, saling menghormati, saling mempercayai, dan bahkan saling melengkapi satu sama lain, dalam menyelesaikan berbagai masalah pembangunan. Dalam kaitan dengan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, harus mengedepankan strategi pertumbuhan disertai pemerataan atau growth with equity, yang ditujukan mewujudkan kesejahteraan rakyat secara merata. Kita semua bersyukur bahwa strategi itu telah memberikan dampak yang positif baik pada percepatan penurunan tingkat pengangguran terbuka maupun tingkat kemiskinan. Tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2009 mencapai 7,87% (BPS). Di tengah terpaan krisis keuangan dan beragam krisis lainnya yang berskala global, maka kita makin menyadari bahwa pembinaan karakter dan moral positif bangsa merupakan solusi yang paling efektif untuk menjadikan kita mampu bersikap optimis dan rasional. Karakter dan moral positif bangsa akan mendorong kita untuk tetap bekerja keras, produktif, dan pada akhirnya akan menjadikan kita mampu mengubah berbagai tantangan
  • 13. yang menerpa kita itu menjadi peluang yang menguntungkan.