Berdasarkan data jenis jalan, tanah, dan beban lalu lintas, jalan ini direncanakan menggunakan perkerasan lentur berupa aspal konkrit tebal minimal 100 mm. Pilihan ini lebih ekonomis dibanding perkerasan kaku dan sesuai untuk jalan kolektor dengan beban yang tidak berat.
1. Konstruksi jalan fleksibel belum mampu memenuhi target umur rencana jalan karena pengaruh cuaca panas dan beban overload kendaraan.
2. Konstruksi jalan komposit menggunakan beton pracetak K400 sebagai pondasi atas dan HRS sebagai lapisan atas dirancang untuk memenuhi target umur rencana jalan dengan biaya yang lebih rendah.
3. Analisis struktur menunjukkan bahwa konstruksi jalan komposit ini mampu menahan beban mu
SOSIALISASI INFRASTRUKTUR JALAN DI DUSUN NIPIS KABUPATEN MAGELANGintan mustika
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi pembangunan infrastruktur jalan di Desa Nipis, Kabupaten Magelang. Terdapat penjelasan tentang definisi perkerasan jalan, peran masyarakat dalam pembangunan infrastruktur, jenis perkerasan jalan seperti lentur dan kaku beserta perbedaannya, serta metode pembuatan jalan beton meliputi persiapan lahan, pemasangan bekisting dan tulangan, pengecoran, hingga finishing.
Dokumen tersebut membahas tentang material beton prategang yang terdiri dari beton bermutu tinggi dan baja bermutu tinggi. Beton prategang memanfaatkan kerjasama antara beton dan baja untuk mentransfer beban secara efektif. Dibutuhkan spesifikasi tinggi untuk kedua material tersebut guna memaksimalkan kerjasama antara beton dan baja.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis perkerasan jalan dan karakteristiknya serta lapisan-lapisan yang membentuk perkerasan jalan. Ada tiga jenis perkerasan yaitu lentur, kaku, dan komposit. Lapisan perkerasan terdiri atas permukaan, pondasi atas, pondasi bawah, dan tanah dasar, yang masing-masing memiliki fungsi tertentu dalam menopang beban lalu lintas.
Perkerasan jalan dirancang berdasarkan jenis kendaraan dan volume lalu lintasnya. Kondisi terberat untuk perkerasan lentur adalah panas tinggi, kecepatan rendah, dan beban berlebih. Perkerasan kaku dilapisi aspal beton untuk mendistribusikan beban ke tanah dasar. Pondasi dan dowel menyalurkan beban, sedangkan flekson memberi fleksibilitas untuk mencegah retak.
Perkerasan kaku menggunakan beton sebagai bahan utama. Jenisnya antara lain JPCP, JRCP, dan CRCP yang membedakan sistem joint-nya. Perkerasan kaku umum digunakan untuk jalan berat karena mampu mendistribusikan beban ke subgrade lebih baik daripada perkerasan lentur.
Jalan Ciledug Raya antara Jakarta dan Tangerang mengalami kerusakan parah akibat beban kendaraan berat, pembangunan jalan layang, dan genangan air hujan. Solusinya adalah merekonstruksi permukaan jalan dengan bahan yang lebih baik dan memperbaiki sistem drainase. Beton direkomendasikan untuk daerah rawan banjir, sedangkan pengalihan jalan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut."
1. Konstruksi jalan fleksibel belum mampu memenuhi target umur rencana jalan karena pengaruh cuaca panas dan beban overload kendaraan.
2. Konstruksi jalan komposit menggunakan beton pracetak K400 sebagai pondasi atas dan HRS sebagai lapisan atas dirancang untuk memenuhi target umur rencana jalan dengan biaya yang lebih rendah.
3. Analisis struktur menunjukkan bahwa konstruksi jalan komposit ini mampu menahan beban mu
SOSIALISASI INFRASTRUKTUR JALAN DI DUSUN NIPIS KABUPATEN MAGELANGintan mustika
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi pembangunan infrastruktur jalan di Desa Nipis, Kabupaten Magelang. Terdapat penjelasan tentang definisi perkerasan jalan, peran masyarakat dalam pembangunan infrastruktur, jenis perkerasan jalan seperti lentur dan kaku beserta perbedaannya, serta metode pembuatan jalan beton meliputi persiapan lahan, pemasangan bekisting dan tulangan, pengecoran, hingga finishing.
Dokumen tersebut membahas tentang material beton prategang yang terdiri dari beton bermutu tinggi dan baja bermutu tinggi. Beton prategang memanfaatkan kerjasama antara beton dan baja untuk mentransfer beban secara efektif. Dibutuhkan spesifikasi tinggi untuk kedua material tersebut guna memaksimalkan kerjasama antara beton dan baja.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis perkerasan jalan dan karakteristiknya serta lapisan-lapisan yang membentuk perkerasan jalan. Ada tiga jenis perkerasan yaitu lentur, kaku, dan komposit. Lapisan perkerasan terdiri atas permukaan, pondasi atas, pondasi bawah, dan tanah dasar, yang masing-masing memiliki fungsi tertentu dalam menopang beban lalu lintas.
Perkerasan jalan dirancang berdasarkan jenis kendaraan dan volume lalu lintasnya. Kondisi terberat untuk perkerasan lentur adalah panas tinggi, kecepatan rendah, dan beban berlebih. Perkerasan kaku dilapisi aspal beton untuk mendistribusikan beban ke tanah dasar. Pondasi dan dowel menyalurkan beban, sedangkan flekson memberi fleksibilitas untuk mencegah retak.
Perkerasan kaku menggunakan beton sebagai bahan utama. Jenisnya antara lain JPCP, JRCP, dan CRCP yang membedakan sistem joint-nya. Perkerasan kaku umum digunakan untuk jalan berat karena mampu mendistribusikan beban ke subgrade lebih baik daripada perkerasan lentur.
Jalan Ciledug Raya antara Jakarta dan Tangerang mengalami kerusakan parah akibat beban kendaraan berat, pembangunan jalan layang, dan genangan air hujan. Solusinya adalah merekonstruksi permukaan jalan dengan bahan yang lebih baik dan memperbaiki sistem drainase. Beton direkomendasikan untuk daerah rawan banjir, sedangkan pengalihan jalan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut."
Jalan terletak di Karanganyar menghubungkan Duyung-Pondok Kulon. Lebar 7m, satu lajur dua arah. Umur rencana jalan 20 tahun, beban lalu lintas 1.149 ton/hari. Rekomendasi perkerasan kaku tebal 305mm karena tanah lempung membutuhkan perbaikan tanah dasar yang mahal untuk perkerasan lentur.
Dokumen membahas tentang pelaksanaan pekerjaan perkerasan kaku (rigid pavement) dan karakteristiknya seperti kekakuan yang tinggi, ketahanan terhadap beban, dan kebutuhan pemeliharaan yang lebih rendah dibanding perkerasan fleksibel. Juga dibahas mengenai unsur-unsur penting perkerasan kaku seperti sambungan, tulangan dowel dan tie bar, serta persyaratan material dan konstruksinya.
Desain Perkerasan Jalan (Kaku & Lentur)Gusti Albert
Dokumen tersebut merupakan desain perkerasan jalan untuk jalan arteri dengan umur rencana 40 tahun. Berdasarkan perhitungan, dipilih perkerasan kaku dengan tebal 34 cm karena cocok untuk volume lalu lintas yang besar dan kondisi tanah yang lemah."
Dokumen tersebut membahas tentang perkerasan beton semen untuk jalan baru. Perkerasan beton semen memiliki kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan perkerasan aspal dan memiliki beberapa keuntungan seperti biaya pemeliharaan yang lebih rendah, kurang peka terhadap kelalaian, dan menggunakan bahan lokal. Akan tetapi, perkerasan beton semen memiliki riding comfort yang lebih buruk dibandingkan aspal. Dokumen ini juga membahas
Desain perkerasan jalan untuk jalan arteri dua lajur dua arah dengan umur rencana 20-40 tahun. Lalu lintas harian sebesar 240 kendaraan dan CBR tanah 6. Dilakukan perancangan struktur perkerasan lentur berupa AC-WC modifikasi tebal 40 mm untuk umur 20 tahun, dan perkerasan kaku tebal 340 mm untuk umur 40 tahun. Kedua desain mempertimbangkan kondisi tanah, lalu lintas, dan biaya pemeliharaan.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis perkerasan jalan dan karakteristiknya, termasuk perkerasan lentur, perkerasan kaku, serta lapisan-lapisan pembentuk perkerasan jalan seperti lapisan tanah dasar, pondasi bawah, pondasi atas, dan permukaan."
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...Debora Elluisa Manurung
Dalam perencanaannya, pelaksanaan jalan beton mengacu pada Petunjuk Perencanaan Jalan Beton Semen yang diterbitkan oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Pd T-14-2003. (diadopsi dari AUSTROADS, Pavement Design, A Guide to the Structural Design of Pavements 1992)
Jalan terletak di antara desa Blimbing dan Tenglek. Lebarnya 7 meter dengan 2 jalur 2 arah. Lalu lintas tahun 2010 berkisar 1440 kendaraan per hari. Perkerasan menggunakan aspal, batu pecah, dan sirtu dengan tebal masing-masing 7,4 cm, 20 cm, dan 25,6 cm. Perkerasan lentur dengan umur rencana 20 tahun dan LER 393.034. Perkerasan kaku menggunakan pelat beton, LMC, agregat, dan bahu
Jalan terletak di Karanganyar menghubungkan Duyung-Pondok Kulon. Lebar 7m, satu lajur dua arah. Umur rencana jalan 20 tahun, beban lalu lintas 1.149 ton/hari. Rekomendasi perkerasan kaku tebal 305mm karena tanah lempung membutuhkan perbaikan tanah dasar yang mahal untuk perkerasan lentur.
Dokumen membahas tentang pelaksanaan pekerjaan perkerasan kaku (rigid pavement) dan karakteristiknya seperti kekakuan yang tinggi, ketahanan terhadap beban, dan kebutuhan pemeliharaan yang lebih rendah dibanding perkerasan fleksibel. Juga dibahas mengenai unsur-unsur penting perkerasan kaku seperti sambungan, tulangan dowel dan tie bar, serta persyaratan material dan konstruksinya.
Desain Perkerasan Jalan (Kaku & Lentur)Gusti Albert
Dokumen tersebut merupakan desain perkerasan jalan untuk jalan arteri dengan umur rencana 40 tahun. Berdasarkan perhitungan, dipilih perkerasan kaku dengan tebal 34 cm karena cocok untuk volume lalu lintas yang besar dan kondisi tanah yang lemah."
Dokumen tersebut membahas tentang perkerasan beton semen untuk jalan baru. Perkerasan beton semen memiliki kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan perkerasan aspal dan memiliki beberapa keuntungan seperti biaya pemeliharaan yang lebih rendah, kurang peka terhadap kelalaian, dan menggunakan bahan lokal. Akan tetapi, perkerasan beton semen memiliki riding comfort yang lebih buruk dibandingkan aspal. Dokumen ini juga membahas
Desain perkerasan jalan untuk jalan arteri dua lajur dua arah dengan umur rencana 20-40 tahun. Lalu lintas harian sebesar 240 kendaraan dan CBR tanah 6. Dilakukan perancangan struktur perkerasan lentur berupa AC-WC modifikasi tebal 40 mm untuk umur 20 tahun, dan perkerasan kaku tebal 340 mm untuk umur 40 tahun. Kedua desain mempertimbangkan kondisi tanah, lalu lintas, dan biaya pemeliharaan.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis perkerasan jalan dan karakteristiknya, termasuk perkerasan lentur, perkerasan kaku, serta lapisan-lapisan pembentuk perkerasan jalan seperti lapisan tanah dasar, pondasi bawah, pondasi atas, dan permukaan."
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...Debora Elluisa Manurung
Dalam perencanaannya, pelaksanaan jalan beton mengacu pada Petunjuk Perencanaan Jalan Beton Semen yang diterbitkan oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Pd T-14-2003. (diadopsi dari AUSTROADS, Pavement Design, A Guide to the Structural Design of Pavements 1992)
Jalan terletak di antara desa Blimbing dan Tenglek. Lebarnya 7 meter dengan 2 jalur 2 arah. Lalu lintas tahun 2010 berkisar 1440 kendaraan per hari. Perkerasan menggunakan aspal, batu pecah, dan sirtu dengan tebal masing-masing 7,4 cm, 20 cm, dan 25,6 cm. Perkerasan lentur dengan umur rencana 20 tahun dan LER 393.034. Perkerasan kaku menggunakan pelat beton, LMC, agregat, dan bahu
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827HadisHasyimiMiftahul
terkait kebijakan publik pada bidang pertambangan. berisi tentang dasar hukum dan asas asas yang digunakan untuk membuat peraturan terkait good mining practice atau kaidah pertambangan yang baik
Desain Perkerasan Kaku dan Lentur (Teknik SIPIL - UNS Surakarta) Angkatan 2012
1.
2. • Jenis Jalan : Kolektor 3A (2/2)*
• Jenis tanah : Normal
• CBR : 6
• Lokasi : Desa Blimbing – Desa Karang
Lor (Manyaran)
*Jalan 2 jalur 2 lajur, dengan faktor distribusi lajur 100%
6. JENIS
KENDARAAN
JUMLAH PER
HARI
FAKTOR
EKIVALEN BEBAN
BEBAN
Bus Besar 50 1,0 50
Bus Kecil 150 0,3 45
Truk 2 Sumbu
Cargo Sedang
100 0,7 70
Truk 2 Sumbu
Berat (tanah,
besi, semen)
50 7,3 365
VDF4 530
7.
8. • CESA5 = VDF5 x 365 x R
= 1007 x 365 x 26,8704
= 9.876.349,872
9. • Dengan mempertimbangkan aspek biaya,
dipilih struktur perkerasan :
– AC tebal ≥100 mm dengan lapis pondasi
berbutir
– Desain : 3A
10.
11. • AC WC : 40 mm
• AC Binder : 60 mm
• AC Base : 105 mm
• LPA : 300 mm
12. • Umur Rencana : 20 Tahun
• Jenis Tanah : tanah normal
• Metode : Metode A
• CBR Tanah Dasar : 6
13. *Dari data dan tabel menunjukkan bahwa tanah dasar tidak memerlukan
peningkatan
14.
15. JENIS
KENDARAAN
JUMLAH PER
HARI
FAKTOR
EKIVALEN BEBAN
BEBAN
Bus Besar 50 1,0 50
Bus Kecil 150 0,3 45
Truk 2 Sumbu
Cargo Sedang
100 0,7 70
Truk 2 Sumbu
Berat (tanah,
besi, semen)
50 7,3 365
VDF4 530
24. PEMBANDING
PERKERASAN
LENTUR
PERKERASAN
KAKU
Umur Rencana
(Masa Layanan)
20 tahun 40 tahun
Lendutan
Cenderung
melendut
Lendutan jarang
terjadi
Perilaku terhadap
Overloading
Perkerasan lentur lebih sensitif
overloading daripada perkerasan kaku,
ini dikaitkan dengan perilaku terhadap
lendutan
Kebisingan dan
Vibrasi
Perkerasan lentur mempunyai tingkat
kebisingan dan vibrasi yang lebih
rendah
Pantulan Cahaya
Perkerasan lentur mempunyai daya
pantul yang lebih lemah daripada
perkerasan kaku
Bentuk Permukaan
Permukaan perkerasan lentur lebih
halus dibandingkan perkerasan kaku
25. PEMBANDING
PERKERASAN
LENTUR
PERKERASAN
KAKU
Proses Konstruksi
Relatif lebih mudah
dan cepat. Dengan
teknologi
campuran, waktu
yang dibutuhkan
mulai dari
penghamparan
sampai dibuka
untuk lalu lintas
hanya
membutuhkan
waktu sekitar 2 jam
Dengan teknologi
bahan aditif untuk
beton, maka
proses
pematangan bisa
berlangsung cepat
sekitar 2 hari,
tetapi beton yang
terlalu cepat
matang cenderung
mudah retak
Perawatan
Memerlukan
perawatan rutin,
tetapi relative lebih
mudah
Tidak perlu
perawatan rutin,
tetapi perbaikan
kerusakan relatif
lebih sulit
26. PEMBANDING
PERKERASAN
LENTUR
PERKERASAN
KAKU
Biaya Konstruksi dan
Perawatan
Dikaitkan dengan
proses biaya awal
lebih murah, tetapi
perlu ada perawatan
rutin tahunan dan
lima tahunan
Biaya awal lebih
mahal tetapi tidak
memerlukan
perawatan yang rutin
sampai umur efektif
Karakteristik terhadap
Pembebanan
Beban didistribusikan
secara berjenjang
pada setiap lapisan
Dengan nilai
kekakuan yang tinggi
maka seluruh beban
diterima oleh struktur
Karakteristik Material
Material yang
dibutuhkan adalah
aspal dan filler (iika
dibutuhkan). Sangan
sensitive terhadap air
Material utama
adalah agregat,
semen, dan filler (jika
dibutuhkan). Air
dapat membantu
saat pematangan
beton
27.
28. Berdasarkan tabel perbandingan perkerasan
kaku dan lentur, jalan kami lebih sesuai jika
menggunakan perkerasan lentur karena :
• Biaya konstruksi lebih murah
• Desain jalan kolektor dengan beban yang
tidak begitu berat
• Daya pantul cahaya lemah
• Tingkat kebisingan dan vibrasinya rendah
29.
30. DAFTAR PUSTAKA
• http://www.slideshare.net/fRank_67
/perbandingan-antara-perkerasan-lentur-
dan-kaku
• Manual Desain Perkerasan Jalan
Nomor 02/M/BM/2013