Dokumen tersebut membahas tentang perkerasan beton semen untuk jalan baru. Perkerasan beton semen memiliki kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan perkerasan aspal dan memiliki beberapa keuntungan seperti biaya pemeliharaan yang lebih rendah, kurang peka terhadap kelalaian, dan menggunakan bahan lokal. Akan tetapi, perkerasan beton semen memiliki riding comfort yang lebih buruk dibandingkan aspal. Dokumen ini juga membahas
2. PERTIMBANGAN DALAM MENENTUKAN JENIS
PERKERASAN KAKU UNTUK JALAN BARU
Tingkat kekakuan cukup tinggi dibandingkan dengan
perkerasan aspal, yaitu 10 kali lipat.
(Ebeton semen = 40.000 MPa; Ebeton aspal = 4.000 MPa).
1.
2.
3.
Pelat beton dengan flexural strength 45 kg/cm2
(kira-kira ekivalen dengan beton mutu K-400)
setebal 25 cm dapat menampung sekitar 8 juta
ESAL (cukup tinggi).
Tebal keseluruhan perkerasan jauh lebih tipis dari tebal
keseluruhan perkerasan fleksibel/aspal (≤ 50 %).
3. KEUNTUNGAN - KEUNTUNGAN
1. 2. 3.
4. 5.
Life-cycle-cost lebih
murah dari pada
perkerasan aspal.
Tidak terlalu peka
terhadap kelalaian
pemeliharaan.
Tidak terlalu peka terhadap
kelalaian pemanfaatan
(overloading).
Semen adalah material
produksi dalam negeri
sehingga tidak tergantung
dari import.
Keseluruhan tebal perkerasan
jauh lebih kecil dari pada
perkerasan aspal sehingga dari
segi lingkungan / environment
lebih menguntungkan.
4. KERUGIAN - KERUGIAN
Permukaan perkerasan beton semen mempunyai riding comfort yang
lebih jelek dari pada perkerasan aspal, yang akan sangat terasa
melelahkan untuk perjalanan jauh.
1.
2.
Perbaikan permukaan yang sudah halus (polished) hanya bisa dilakukan
dengan grinding machine atau pelapisan ulang dengan campuran aspal,
yang kedua-duanya memerlukan biaya yang cukup mahal.
3.
Ketidaksempurnaan hasil pekerjaan akibat kurang telitinya pelaksanaan
pekerjaan di lapangan tidak mudah diperbaiki.
5. JENIS PERKERASAN BETON SEMEN
A. Perkerasan beton semen
tanpa tulangan dengan
sambungan (Jointed plain
concrete pavement).
B. Perkerasan beton semen
bertulang dengan sambungan
(Jointed reinforced concrete
pavement).
C. Perkerasan beton semen tanpa
tulangan (Continuosly reinforced concrete
pavement).
D. Perkerasan beton semen prategang
(Prestressed concrete pavement).
E. Perkerasan beton semen bertulang fiber
( Fiber reinforced concrete pavement ).
6. PERKERASAN KOMPOSIT
Dalam literatur yang ada, konstruksi seperti itu, tebalnya dihitung sebagai
berikut :
1. Tentukan terlebih dahulu tebal pelat beton yang
dibutuhkan dengan menganggap perkerasan seluruhnya
terdiri dari beton semen.
2. Tebal pelat beton dikurangi sebesar 10 mm untuk
setiap 25 mm tebal aspal beton.
3. Ketentuan tebal minimum pelat beton adalah 150
mm, dan untuk mencegah retak refleksi (akibat celah
sambungan dan retak pada pelat beton) disarankan
tebal minimum aspal beton 100 mm (4 inches).
7. KEKUATAN
BETON SEMEN
Ada 2 parameter yang cukup populer, yaitu :
1. Compressive Strength (K), yaitu kuat tekan silinder beton 15 x 30 cm.
2. Flexural Strength (fx), yaitu kekuatan menahan momen lentur.
Hubungan antara K dengan fx adalah hubungan koridor, bukan linier.
K (kg/cm2) 120–175 155-230 225-335 280–400
fx (kg/cm2) 25 30 40 45
Disarankan digunakan beton semen mutu
tinggi,(fx = 40 – 45 kg/cm2), karena :
- Harus tahan terhadap aus
- Harus tahan terhadap pelapukan/ageing
- Tidak boleh sering mengalami pemeliharaan.
8. Untuk perkerasan beton semen dipersyaratkan:
• Nilai Slump = 2,5 – 5,0 cm, tergantung jenis peralatan penghampar
(concrete paver / finisher) yang digunakan.
• Slip form paver : digunakan beton dengan Slump = 2,0 – 2,5 cm
(acuan bergerak)
• Fixed form finisher : digunakan beton dengan Slump = 4,0 – 5,0 cm
(acuan tetap)
SLUMP BETON
9. Terdapat 2 jenis tulangan dalam konstruksi perkerasan beton semen:
- Tulangan Pelat Beton, untuk “memperkuat” pelat beton tersebut.
- Tulangan Sambungan, untuk menyambung kembali bagian-bagian
pelat beton yang terputus karena retak.
TULANGAN
1. TULANGAN PELAT BETON
• Berbentuk lembaran anyaman (dibuat fabricated).
• Penempatan pada ¼ tebal pelat di sebelah atas.
• Berfungsi memegang retak agar tidak terbuka. Jadi bukan menahan
momen atau gaya lintang sehingga tidak mengurangi tebal pelat.
• Dengan adanya tulangan pelat beton, maka jarak sambungan bisa lebih
jauh (2 – 3 kali lipat) sehingga lebih nyaman, dan pemeliharaan lebih
murah.
10. TULANGAN
2. - TULANGAN SAMBUNGAN MELINTANG
• Berfungsi sebagai sliding devices dan load transfer devices.
• Berbentuk polos, berukuran “besar”, bekas potongan harus rapi.
• Pada satu sisi lekat dengan pelat beton, pada sisi lainnya tidak lekat / licin.
• Penempatan di tengah-tengah tebal pelat dan sejajar sumbu jalan.
- TULANGAN SAMBUNGAN MEMANJANG (Tie Bar / Batang Pengikat)
• Berfungsi sebagai rotation devices, tidak sebagai sliding devices.
• Berbentuk “ulir” / deformed, berukuran “kecil”.
• Lekat (bonding) di kedua sisi pelat beton.
• Penempatan di tengah-tengah tebal pelat dan tegak lurus sumbu jalan.
11. OVERLAY AC DI ATAS PERKERASAN
BETON SEMEN
Fungsi:
- Non-struktural, memperbaiki
permukaan beton semen yang sudah
aus.
- Struktural, menambah kekuatan
perkerasan beton semen yang sudah
ada, atau perkerasan komposit.
Overlay non-struktural
• Pergunakan overlay tipis (1 – 2 cm).
• Kelekatan aspal harus tinggi,
• Ada resiko retak (reflection crack).
Overlay perkerasan lama (pengalaman di
luar negeri)
Biasanya keputusan overlay AC diambil setelah
mempertimbangkan beberapa opsi perbaikan
perkerasan beton semen, sbb:
- Full depth repair di bagian perkerasan yang
retak,
- Partial depth repairs at joints,
- Diamond grinding untuk memperbaiki
kekasaran permukaan,
- Stabilization of slabs by filling subgrade voids,
- Concrete overlay.
Apabila kerusakan sangat eksesif, maka satu-
satunya opsi selain AC overlay adalah
rekonstruksi (removal).
12. Persyaratan utama permukaan yang akan di-overlay AC yaitu :
1. Rata
2. Padat
3. seragam (uniform).
Tack Coating diperlukan untuk permukaan yang akan di-overlay.
Penyiapan permukaan beton yang akan di-overlay AC meliputi:
1. Cracking and Seating
2. Breaking and Seating
3. Rubblizing
4. Undersealing
5. Sawcut and Seal