Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar penentuan geometri dan penggunaan GPS untuk penentuan posisi dan batas wilayah. Secara singkat, dokumen menjelaskan prinsip dasar penentuan posisi dengan koordinat kartesian, penggunaan GPS untuk menentukan posisi secara absolut dan diferensial, serta tahapan penetapan dan penegasan batas wilayah darat dan laut menggunakan GPS.
Dokumen tersebut membahas perbedaan sistem referensi geospasial Indonesia yang lama, yaitu DGN 95, dengan sistem baru SRGI 2013 beserta parameter transformasi koordinat antara kedua sistem tersebut.
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelitRetno Pratiwi
Teks tersebut membahas sistem-sistem satelit yang digunakan dalam bidang geodesi satelit seperti GPS, GLONASS, CORS, IGS, SLR, LLR, VLBI, dan DORIS. Sistem-sistem tersebut digunakan untuk aplikasi seperti penentuan koordinat, pengukuran jarak, pemantauan pergerakan bumi, dan studi geodinamika dengan tingkat ketelitian tinggi.
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMRega Surveyor
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pelatihan penggunaan alat total station Topcon Topbasic yang diselenggarakan oleh PT Alat Ukur Indosurta. Terdapat penjelasan mengenai pengertian total station, bagian-bagian dari Topcon Topbasic, fungsi-fungsi tombolnya, dan aksesoris yang mendukung penggunaan alat tersebut.
Pengukuran jarak dapat dilakukan dengan kasar menggunakan skala peta atau langkah, atau secara teliti menggunakan alat ukur seperti rantai ukur, pita ukur, odometer, atau alat ukur jarak elektronik. Pengukuran jarak mencakup pengukuran jarak horizontal, vertikal, dan miring, dengan menggunakan alat ukur seperti waterpas atau teodolit. Faktor ketelitian pengukuran melip
Dokumen tersebut membahas perbedaan sistem referensi geospasial Indonesia yang lama, yaitu DGN 95, dengan sistem baru SRGI 2013 beserta parameter transformasi koordinat antara kedua sistem tersebut.
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelitRetno Pratiwi
Teks tersebut membahas sistem-sistem satelit yang digunakan dalam bidang geodesi satelit seperti GPS, GLONASS, CORS, IGS, SLR, LLR, VLBI, dan DORIS. Sistem-sistem tersebut digunakan untuk aplikasi seperti penentuan koordinat, pengukuran jarak, pemantauan pergerakan bumi, dan studi geodinamika dengan tingkat ketelitian tinggi.
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMRega Surveyor
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pelatihan penggunaan alat total station Topcon Topbasic yang diselenggarakan oleh PT Alat Ukur Indosurta. Terdapat penjelasan mengenai pengertian total station, bagian-bagian dari Topcon Topbasic, fungsi-fungsi tombolnya, dan aksesoris yang mendukung penggunaan alat tersebut.
Pengukuran jarak dapat dilakukan dengan kasar menggunakan skala peta atau langkah, atau secara teliti menggunakan alat ukur seperti rantai ukur, pita ukur, odometer, atau alat ukur jarak elektronik. Pengukuran jarak mencakup pengukuran jarak horizontal, vertikal, dan miring, dengan menggunakan alat ukur seperti waterpas atau teodolit. Faktor ketelitian pengukuran melip
Teks tersebut berisi contoh-contoh soal latihan ilmu ukur tanah yang meliputi hitungan back azimut, back bearing, hubungan antara azimut dan bearing, true bearing, azimut kaki-kaki poligon, jarak, sudut dalam, dan koordinat titik-titik pada poligon terbuka dan tertutup. Secara keseluruhan teks tersebut memberikan penjelasan tentang konsep-konsep dasar dalam ilmu ukur tanah beserta contoh soal latihannya.
Metode pengikatan ke muka menentukan posisi titik dari dua titik acuan dengan mengukur sudut alfa dan beta secara serentak menggunakan dua alat. Metode pengikatan ke belakang menentukan posisi titik terhadap dua titik acuan dengan mengukur sudut alfa dan beta dari titik yang akan ditentukan posisinya menggunakan satu alat. Kedua metode melibatkan perhitungan koordinat titik berdasarkan sudut dan jarak
Bab ini membahas perhitungan koordinat pada pemetaan dengan kerangka poligon. Terdapat dua jenis poligon yaitu tertutup dan terbuka. Poligon tertutup digunakan untuk bangunan sedangkan terbuka untuk jalan. Langkah perhitungannya meliputi koreksi sudut, hitung sudut definitif, jarak datar, delta x dan y, hingga koordinat titik poligon.
Laporan ini membahas georeferencing dalam sistem informasi geografi. Terdapat penjelasan mengenai pengertian SIG dan georeferencing serta langkah-langkah praktik georeferencing dengan membuat titik koordinat, mengimpor ke Google Earth, mengedit titik di ArcMap, dan menyimpan hasilnya. Laporan ini bertujuan untuk mempraktekkan georeferencing dalam memetakan data spasial.
Laporan ini membahas proses rektifikasi dan digitasi peta menggunakan sistem informasi geografis (SIG). Tahapan yang dilakukan meliputi rektifikasi peta untuk menyesuaikan dengan koordinat lapangan, pembuatan layer peta, dan digitasi fitur-fitur peta seperti jalan, sungai, dan batas wilayah. Hasil akhirnya berupa peta administrasi kecamatan yang telah dilengkapi atribut seperti judul, legenda, dan skala. Peta ini menunjukkan kon
Bab 3 membahas pemetaan planimetrik sederhana yang meliputi pengukuran titik detail lapangan, teknik pengukurannya seperti metode offset, polar, dan pemotongan, serta contoh soal perhitungan koordinat titik berdasarkan sudut dan jarak yang diketahui.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan peta administrasi Kota Malang menggunakan aplikasi ArcGIS. Tahapan yang dilakukan meliputi pembuatan geodatabase, georeferencing data peta raster Kota Malang, dan digitasi batas administrasi Kota Malang. Hasil akhir berupa peta vektor administrasi Kota Malang yang sudah tergeoreferensi dan dapat menunjukkan batas wilayah administrasi beserta fitur-fitur lain seperti jalan dan sungai.
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMega Yasma Adha
Makalah Geodesi Geometri II
maaf yaa setting nya dibuat untuk tidak di download karena akun ini khusus untuk referensi junior junior saya di institut teknologi padang, dan mengajarkan mereka untuk membaca bukan untuk copy paste saja ^^
Download bisa by request email megayasma63@gmail.com
Berikut contoh dalam pengerjaan hitungan dalam mata kuliah hitung perataan lanjut dalam teknik geodesi, semoga bisa membantu pemahaman terkait hitungan ini
Dokumen tersebut membahas tentang garis kontur, termasuk pengertian, sifat, interval, indeks, dan interpolasi garis kontur. Garis kontur digunakan untuk memperlihatkan ketinggian permukaan tanah pada peta dan memiliki beberapa sifat seperti berbentuk kurva tertutup dan tidak berpotongan. Interval kontur dan indeks kontur digunakan untuk menentukan kerapatan garis kontur.
Dokumen ini membahas kerangka acuan kerja kegiatan pembuatan radial kontrol horizontal GPS di 4 desa di Kabupaten Mojokerto. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan koordinat titik-titik ikat yang akan digunakan sebagai acuan dalam pemetaan dengan ketelitian tinggi. Prosesnya meliputi survei pendahuluan, pengukuran geodetik menggunakan GPS, pengolahan data, dan penentuan koordinat titik-titik ikat.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi percepatan gravitasi, percepatan sentrifugal, potensial gravitasi, dan potensial sentrifugal. Juga membahas cara menghitung parameter geodesi fisik seperti vektor gaya berat, persamaan Poisson dan Laplace, serta cara menentukan tinggi GPS, tinggi normal, dan tinggi dari telluroid dan quasi-geoid. Hubungan spherical harmonics dengan geodesi fisik juga dijelaskan.
Dokumen tersebut membahas sejarah singkat hidrografi dan pentingnya bidang hidrografi dalam transportasi, pengelolaan zona pesisir, eksplorasi sumber daya alam laut, perlindungan lingkungan, ilmu kelautan, infrastruktur data spasial nasional, dan pertahanan maritim.
GPS adalah sistem satelit navigasi milik Amerika Serikat yang dapat memberikan informasi posisi, kecepatan, dan waktu secara global dan akurat. GPS telah banyak digunakan untuk berbagai aplikasi yang membutuhkan informasi posisi seperti survei, transportasi, dan pertanian. Ketelitian posisi yang dihasilkan GPS berkisar dari beberapa milimeter hingga puluhan meter tergantung metode dan peralatan yang digunakan.
Teks tersebut berisi contoh-contoh soal latihan ilmu ukur tanah yang meliputi hitungan back azimut, back bearing, hubungan antara azimut dan bearing, true bearing, azimut kaki-kaki poligon, jarak, sudut dalam, dan koordinat titik-titik pada poligon terbuka dan tertutup. Secara keseluruhan teks tersebut memberikan penjelasan tentang konsep-konsep dasar dalam ilmu ukur tanah beserta contoh soal latihannya.
Metode pengikatan ke muka menentukan posisi titik dari dua titik acuan dengan mengukur sudut alfa dan beta secara serentak menggunakan dua alat. Metode pengikatan ke belakang menentukan posisi titik terhadap dua titik acuan dengan mengukur sudut alfa dan beta dari titik yang akan ditentukan posisinya menggunakan satu alat. Kedua metode melibatkan perhitungan koordinat titik berdasarkan sudut dan jarak
Bab ini membahas perhitungan koordinat pada pemetaan dengan kerangka poligon. Terdapat dua jenis poligon yaitu tertutup dan terbuka. Poligon tertutup digunakan untuk bangunan sedangkan terbuka untuk jalan. Langkah perhitungannya meliputi koreksi sudut, hitung sudut definitif, jarak datar, delta x dan y, hingga koordinat titik poligon.
Laporan ini membahas georeferencing dalam sistem informasi geografi. Terdapat penjelasan mengenai pengertian SIG dan georeferencing serta langkah-langkah praktik georeferencing dengan membuat titik koordinat, mengimpor ke Google Earth, mengedit titik di ArcMap, dan menyimpan hasilnya. Laporan ini bertujuan untuk mempraktekkan georeferencing dalam memetakan data spasial.
Laporan ini membahas proses rektifikasi dan digitasi peta menggunakan sistem informasi geografis (SIG). Tahapan yang dilakukan meliputi rektifikasi peta untuk menyesuaikan dengan koordinat lapangan, pembuatan layer peta, dan digitasi fitur-fitur peta seperti jalan, sungai, dan batas wilayah. Hasil akhirnya berupa peta administrasi kecamatan yang telah dilengkapi atribut seperti judul, legenda, dan skala. Peta ini menunjukkan kon
Bab 3 membahas pemetaan planimetrik sederhana yang meliputi pengukuran titik detail lapangan, teknik pengukurannya seperti metode offset, polar, dan pemotongan, serta contoh soal perhitungan koordinat titik berdasarkan sudut dan jarak yang diketahui.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan peta administrasi Kota Malang menggunakan aplikasi ArcGIS. Tahapan yang dilakukan meliputi pembuatan geodatabase, georeferencing data peta raster Kota Malang, dan digitasi batas administrasi Kota Malang. Hasil akhir berupa peta vektor administrasi Kota Malang yang sudah tergeoreferensi dan dapat menunjukkan batas wilayah administrasi beserta fitur-fitur lain seperti jalan dan sungai.
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMega Yasma Adha
Makalah Geodesi Geometri II
maaf yaa setting nya dibuat untuk tidak di download karena akun ini khusus untuk referensi junior junior saya di institut teknologi padang, dan mengajarkan mereka untuk membaca bukan untuk copy paste saja ^^
Download bisa by request email megayasma63@gmail.com
Berikut contoh dalam pengerjaan hitungan dalam mata kuliah hitung perataan lanjut dalam teknik geodesi, semoga bisa membantu pemahaman terkait hitungan ini
Dokumen tersebut membahas tentang garis kontur, termasuk pengertian, sifat, interval, indeks, dan interpolasi garis kontur. Garis kontur digunakan untuk memperlihatkan ketinggian permukaan tanah pada peta dan memiliki beberapa sifat seperti berbentuk kurva tertutup dan tidak berpotongan. Interval kontur dan indeks kontur digunakan untuk menentukan kerapatan garis kontur.
Dokumen ini membahas kerangka acuan kerja kegiatan pembuatan radial kontrol horizontal GPS di 4 desa di Kabupaten Mojokerto. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan koordinat titik-titik ikat yang akan digunakan sebagai acuan dalam pemetaan dengan ketelitian tinggi. Prosesnya meliputi survei pendahuluan, pengukuran geodetik menggunakan GPS, pengolahan data, dan penentuan koordinat titik-titik ikat.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi percepatan gravitasi, percepatan sentrifugal, potensial gravitasi, dan potensial sentrifugal. Juga membahas cara menghitung parameter geodesi fisik seperti vektor gaya berat, persamaan Poisson dan Laplace, serta cara menentukan tinggi GPS, tinggi normal, dan tinggi dari telluroid dan quasi-geoid. Hubungan spherical harmonics dengan geodesi fisik juga dijelaskan.
Dokumen tersebut membahas sejarah singkat hidrografi dan pentingnya bidang hidrografi dalam transportasi, pengelolaan zona pesisir, eksplorasi sumber daya alam laut, perlindungan lingkungan, ilmu kelautan, infrastruktur data spasial nasional, dan pertahanan maritim.
GPS adalah sistem satelit navigasi milik Amerika Serikat yang dapat memberikan informasi posisi, kecepatan, dan waktu secara global dan akurat. GPS telah banyak digunakan untuk berbagai aplikasi yang membutuhkan informasi posisi seperti survei, transportasi, dan pertanian. Ketelitian posisi yang dihasilkan GPS berkisar dari beberapa milimeter hingga puluhan meter tergantung metode dan peralatan yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan pemetaan digital yang akan diselenggarakan pada tanggal 7-11 Oktober 2014 di Balai Diklat PU Wilayah III Yogyakarta. Pelatihan ini akan membahas tentang definisi pemetaan digital, teknik-teknik pemetaan digital, dan proses pemetaan digital."
Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah sistem komputerisasi yang menyimpan, menganalisis, dan menampilkan data geografis spasial maupun atribut. SIG digunakan untuk berbagai aplikasi seperti perencanaan tata ruang, pemantauan bencana, dan analisis sumber daya alam.
Standar ini mengatur tentang jaring kontrol horizontal geodetik nasional. Mencakup ruang lingkup, istilah, klasifikasi, konvensi dan spesifikasi teknis pembangunan jaring titik kontrol horizontal. Termasuk metode survei seperti GPS, poligon, statik, pseudo-kinematik, serta penentuan koordinat titik melalui perataan jaring bebas dan terikat.
Dokumen ini membahas rencana pembuatan Peta Rupa Bumi Pulau Jawa dengan skala 1:50.000 yang mencakup area Pulau Jawa. Dokumen menjelaskan tentang grand design pembuatan peta tersebut yang meliputi inventarisasi potensi sumber daya, team kerja, proses pembuatan peta mulai dari pengamatan, desain jaring kontrol vertikal, monumentasi hingga format pelaporan dan dokumentasi. Dokumen juga menjelaskan tentang aturan SNI dan contoh distribusi
Journal review - An Algorithm for Geometric Correction of High Resolution Ima...ayu bekti
Citra satelit ROCSAT-2 menggunakan metode geometrik untuk mendapatkan koordinat piksel dengan akurasi hingga 20 meter. Metode ini melibatkan transformasi rotasi bumi, ketinggian, dan sensor untuk menemukan koordinat lintang, bujur dan ketinggian setiap piksel melalui persamaan bola unit.
Similar to Dasar penentuan geometri titik batas (20)
5. 1. Prinsip Dasar Penentuan Posisi
Posisi direpresentasikan sebagai titik
+ =
6. Prinsip Dasar
Setiap Titik Tersebut Mempunyai Nilai Koordinat (x,
y,z/h )
Tertentu
1 5432
1
5
4
3
2
-1-5 -4 -3 -2
-1
-4
-3
-2
X
Y
A(2,1)
B(-3,-2)
IIV
III II
10. Penentuan Posisi Dengan GPS
Posisi yang diberikan adalah posisi 3D (X,Y,Z)
Tinggi yang diberikan adalah tinggi ellipsoid
Datum Horisontal dalam WGS 1984
Titik yang akan ditentukan posisinya dapat diam
dan bergerak
Metode pengukuran absolut dan differential.
11. Ellipsoida Referensi &Datum
Geodesi
Agar Bisa Dihitung, Permukaan Bumi Yang Tidak
Beraturan Dimodelkan dalam bentuk Matematis
yang disebut Ellipsoid Referensi.
Datum Geodesi adalah sejumlah parameter yg
digunakan untuk pendefinisian ellipsoida
referensi.
Ellipsoid yang digunakan oleh GPS umumnya
adalah World Geodetik System 1984 (WGS 1984)
Ellipsoid didefinisikan oleh Parameter-Parameter:semimajor axis (a)
semiminor axis (b)
Flattening (f) =f = (a - b) / a
Eksentrisitas
12. Sistem Proyeksi/Koordinat
Bumi yang dimodelkan sebagai bidang lengkung
digambar ke bidang datar.
Yang Umum Digunakan adalah Universal
Transverse Mercator (UTM) yang merupakan
sistem proyeksi SILINDRIS
13.
14. Tinggi Ellipsoid
Tinggi GPS merupakan tinggi terhadap bidang
Ellipsoida Referensi /Datum Bukan pada Muka
Bumi
15. Prinsip Penentuan Posisi GPS
Menggunakan metode reseksi dengan jarak,
yaitu pengukuran ke beberapa satelit yang telah
diketahui koordinatnya.
Pada pengamatan posisi untuk dapat posisi,
minimal perlu empat data:
a. 3 parameter koordinat
b. 1 parameter kesalahan waktu yang
disebabkan oleh ketidaksinkronan antara jam
(osilator) di satelit dan jumlah jam di receiver
GPS
Sehingga diperlukan minimal empat Satelit GPS .
16. Metoda Penentuan Posisi dengan GPS
Survei
Post-processing Real-Time
Statik
Pseudo-kinematik
Kinematik
Stop-and-Go
Statik Singkat
Penentuan Posisi Dengan GPS
Absolut Diferensial
Navigasi
AbsolutDiferensial
Jarak Fase
(RTK)
Pseudorange
(DGPS)
Survei
Post-processing Real-Time
Statik
Pseudo-kinematik
Kinematik
Stop-and-Go
Statik Singkat
Penentuan Posisi Dengan GPSPenentuan Posisi Dengan GPS
Absolut DiferensialAbsolut Diferensial
NavigasiNavigasi
AbsolutDiferensial
Jarak Fase
(RTK)
Pseudorange
(DGPS)
Jarak Fase
(RTK)
Pseudorange
(DGPS)
Hasanuddin Z. Abidin, 2000
RT PPP
PPP
17. Metode VS Ketelitian Data
Metode Absolut + Data Code + SA On = 30-100
m
Metode Absolut + Data Code + SA Off = 3,6 s.d
10 m
Metode DGPS = 1 – 2 m
Metode RTK = 1-5 cm
Metode Differensial (baseline) + data fase dan
code = mm
Heri Andreas
18. kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007
1. Absolute Positioning
* HANYA MEMERLUKAN 1 RECEIVER
* BUKAN UNTUK MENENTUKAN POSISI
SECARA TELITI (hanya 3 – 6 meter)
* APLIKASI UTAMA : NAVIGASI
Gambar deskripsi
absolut positioning
19. Absolute Positioning
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
• Hanya memerlukan satu receiver GPS
• Titik yang ditentukan posisinya bisa diam
(statik) maupun bergerak (kinematik)
• Biasanya menggunakan data pseudorange
• Ketelitian posisi yang diperoleh sangat
tergantung pada tingkat ketelitian data serta
geometri dari satelit.
• Tidak dimaksudkan untuk penentuan posisi
yang teliti.
• Aplikasi utama : navigasi
20. kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007
2. Differential Positioning
* MINIMAL DIBUTUHKAN 2 RECEIVER
* UNTUK MENENTUKAN POSISI SECARA TELITI ( sampai mm )
Gambar deskripsi relatif
(differential) positioning
21. Differential Positioning
• Memerlukan minimal 2 buah receiver, satu
ditempatkan pada titik yang telah diketahui
koordinatnya (Base), dan receiver lainnya untuk
penentuan posisi (rover).
• Konsep dasar : differencing process dapat
mengeliminir atau mereduksi efek-efek dari beberapa
kesalahan dan bias.
• Efektivitas dari differencing process sangat tergantung
pada jarak antara Base dengan Rover (semakin
pendek semakin efektif).
• Titik yang ditentukan posisinya bisa diam (statik)
maupun bergerak (kinematik)
• Bisa menggunakan data pseudorange atau/dan data
fase.
• Ketelitian posisi yang diperoleh bervariasi dari tingkat
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
22. Efek Differential
Kesalahan dan Bias Dapat
dieliminasi
Dapat direduksi Tidak Dapat
Dieliminasi/direduksi
Jam satelit √
Jam receiver √
Orbit (Ephemeris) √
Ionosfer √
Troposfer √
Multipath √
Noise (derau) √
24. Survey GPS
Metode Penentuan Posisi adalah Differensial
Diperlukan Minimal 2 Receiver GPS (Tipe
Geodetik, sebaiknya dual frekuensi)
Data pengamatan yang digunakan untuk
penentuan posisi adalah data fase
Penentuan Posisi sifatnya Statik
Pengolahan Data Dilakukan Secara Post-
processing
Aplikasi utama : penentuan titik-titik kontrol untuk
survay pemetaan ataupun geodetik.
27. 1.2.Metode Jaringan
Terdapat Baseline Trivial dan Baseline Bebas
Baseline trivial adalah baseline yang dapat
diturunkan dari baseline-baseline lainnya dari satu
sesi pengamatan.
Baseline Trivial Tidak Boleh dimasukkan dalam
pengolahan data
Baseline yang bukan trivial dinamakan baseline
bebas (independent).
Pada satu sesi pengamatan, jika ada n receiver yang
beroperasi secara simultan maka akan ada (n-1)
baseline bebas.
Set dari (n-1) baseline bebas yang akan digunakan
akan mempengaruhi kualitas dari posisi titik yang
diperoleh.
30. 1- 30
• Baseline sebaiknya tidak terlalu panjang (< 20 km);
karena semakin panjang baseline pengaruh
kesalahan orbit dan refraksi ionosfir akan semakin
besar.
• Untuk kontrol kualitas dan menjaga kekuatan
jaringan, sebaiknya baseline yang diamati saling
menutup dalam suatu loop dan tidak terlepas
begitu saja.
• Semakin banyak jumlah baseline bebas
(independent) yang diamati dalam suatu jaringan
akan semakin baik.
• Hindari baseline trivial, gunakan baseline bebas
Karakteristik Baseline
31. Manajemen Akusisi dan Pengolahan data GPS
Andreas 2013
l pemrosesan awal
l perhitungan baseline
l perhitungan jaringan
l transformasi koordinat
l kontrol kualitas
PERENCANAAN
PERSIAPAN
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA
PELAPORAN
revisi
revisi
revisi
perhitungan
tambahan
l monumentasi
l pengamatan satelit
l data meteorologi
l data pelengkap
l peralatan
l geometri
l strategi pengamatan
l strategi pengolahan data
l organisasi pelaksanaan
l pengenalan lapangan
(reconnaissance)
36. Batas Daerah
Merupakan garis pemisah antara objek
Batas daerah : garis pemisah suatu ruang
geografis (dlm lingkup spasial bumi)
Jenis : batas administrasi, WKP, kawasan hutan,
dll
38. Tahapan Penetapan Batas Darat
Penelitian
Dokumen Batas
Penentuan Peta
Dasar
Pembuatan peta
dasar
Penentuan batas
secara
kartometrik
39. Tahapan Penegasan Batas Darat
Penelitian
Dokumen Batas
Pelacakan Garis
Batas
Pemasangan
Pilar Batas
Penentuan
Posisi Pilar Batas
Pengukuran
Garis Batas
Pemetaan Situasi
Sepanjang Garis
Batas
Pembuatan Peta
Batas Daerah
Kalau DiperlukanKalau Diperlukan
40. Tahapan Penetapan Batas Laut
Penyiapan Data
dan Dokumen
Pendukung
Penentuan Peta
Dasar
Penentuan titik awal
dan garis dasar
(kartometrik)
Penarikan garis
batas daerah
(kartometrik)
Pembuatan Peta
Batas
(kartometrik)
42. Pemasangan Pilar Batas
Pembuatan dan Pemasangan Pilar Batas Daerah ditujukan
untuk memperoleh kejelasan dan ketegasan batas antar
daerah di darat sesuai dengan kesepakatan yang telah
ditetapkan sebelumnya
Jenis-jenis Pilar Batas adalah :
1. Pilar Batas Utama (PBU), yaitu pilar batas yang dipasang di titik-
titik tertentu terutama di titik awal, titik akhir garis batas, dan atau
pada jarak tertentu di sepanjang garis batas daerah
DAERAH A
DAERAH B
PBU001 PBU002
Sumber : KK Geodesi ITB
43. 2. Pilar Batas Antara (PBA), adalah pilar batas yang
dipasang diantara pilar-pilar Batas Utama, dengan
tujuan untuk menambah kejelasan garis batas antara
dua daerah, atau pada titik-titik tertentu yang
dipertimbangkan perlu untuk dipasang pilar batas
antara
3. Pilar Acuan Batas (PAB), adalah pilar batas yang
dipasang disekitar batas daerah dengan tujuan sebagai
penunjuk keberadaan batas daerah. Pilar Acuan
dipasang sehubungan pada batas yang dimaksud tidak
dapat dipasang pilar batas utama karena kondisinya
yang tidak memungkinkan (seperti pada kasus sungai
atau jalan raya sebagai batas) atau keadaan tanah
yang labil.
Sumber : KK Geodesi ITB
44. Ketentuan untuk kerapatan PBU sesuai kriteria berikut :
a) Untuk batas daerah propinsi yang mempunyai potensi
tinggi (tingkat kepadatan penduduk, nilai ekonomi,
SDA, nilai budaya), kerapatan pilar tidak melebihi 5 km
(3 - 5 km), sedangkan untuk batas propinsi yang kurang
potensi tidak melebihi 10 km (5 - 10 km).
b) Untuk batas daerah kabupaten/kota yang mempunyai
potensi tinggi kerapatan pilar tidak melebihi 3 km (1 - 3
km), sedangkan yang kurang potensi kerapatan pilar
tidak melebihi 5 km (3 – 5 km).
Sumber : KK Geodesi ITB
45. Ketelitian Posisi
Penentuan posisi pilar batas diukur sesegera
mungkin setelah tahap pemasangan pilar
batas selesai dilaksanakan
Standar ketelitian untuk koordinat pilar batas
(satu simpangan baku) adalah :
Untuk PBU dan PABU : +/- 15 sentimeter
Untuk PBA dan PABA : +/- 25 sentimeter
Pengukuran posisi PBU/PABU untuk batas
daerah provinsi, kabupaten dan kota
ditentukan berdasarkan metoda survey GPS
menggunakan receiver GPS tipe geodetik
dengan metode radial, atau RTK.