2. Historical Approach
to Fisheries Resources Economics
• Th. 1883 : Terjadi apa yang disebut sebagai “Fish Gate”, fish war, cod war
• Th. 1911: Seorang ekonom asal Norwegia, Jen Warming memperkenalkan, dalam
artikel yang berjudul ‘Om Grunrente av Fiskegrunde’ atau hal rente dasar dari fishing
ground.
• Th. 1945-1950 : Perang dunia ke 2, Army need supply to go to war dikenal dengan
can fish ( fish as an asset for deffence).
• Th.1950: Mulai diperkenalkan pendekatan pengelolaan sumberdaya perikanan
secara biologi dengan model Schaefer.
• Th.1954:Dikembangkan pendekatan pengelolaan esdp oleh Gordon seorang
ekonom. Dengan mengadopsi kerangka biologi dari Schaefer, dikembangkan model
optimasi statik pengelolaan sdi : Model bioekonomi Gordon-Schaefer.
3. Historical :continued
• Th 1968: Garret Hadin menyatakan terjadinya tragedy of the common
• Th. 1971:Terjadi krisis pada global fisheries : Peruvian anchovy, norther cod,
overfishing, declining catch, revenue menurun, cost of fishing meningkat,
• Th 1975 : Clark dan Munro mengembangkan capital approach,
• Th. 1976 MSY sudah diabaikan
• Th. 1980:Pendekatan pengelolaan Rasionalisasi, yang merupakan pengelolaan
berdasarkan neoklasikal instrument ekonomi melalui pigovian tax, quota, limited
entry, dll
• Th. 1990 : pendekatan konservasi + pendekatan ekonomi, dengan adanya Burtland
commision on Sustainable Development (1985). MPA mulai dikenal sebagai direct
control.
• Th 2000 : local community approach (co-management, community based approach)
• Th. 2000: Integrated approach????
Fishery management is like a fashion.
4. Growth Function
Individual cohort approach
Biomass Approach (group of fish)
VPA virtual pop analysis
Length/weight
Von Bertalanfy
Weight of biomass
Recruitment Recruitmen and Length
: Prod/recruitment
Total Biomass (surplus)
Schaefer Fox Walter-Hilborn
Ricker’s Model
Beverton-Holt
Detail
Agregate
5. Dasar-Dasar Pemodelan Bioekonomi
• Sumberdaya ikan dikendalikan oleh faktor-
faktor biologi
• Intervensi manusia untuk memanen
sumberdaya dikendalikan oleh motif ekonomi
• Faktor biologi merupakan variabel yang
“unobservable dari sisi manusia”
• Input (kapal, tenaga kerja, trip dlsb) dan
output (ikan yang ditangkap) merupakan
variabel yang bersifat “observable” (dapat
diamati)
• Faktor pasar (harga input dan output) bersifat
exogeneous
8. Model Schaefer
• Salah satu bentuk model surplus adalah yang dikembangkan oleh
Schaefer (1954) berdasarkan model yang dikembangkan sebelumnya
oleh Graham (1935).
• Model Schaefer ini digambarkan sebagai berikut:
- Jika dimisalkan bahwa x adalah biomas dari stok yang diukur dalam
berat, r adalah laju pertumbuhan alami dari populasi (intrinsict
growth rate), dan K adalah daya dukung maksimum lingkungan
(environmental carrying capacity) atau keseimbangan alamiah dari
ukuran biomas.
- Dalam kondisi tidak ada aktifitas penangkapan (non-fishing), maka
pertumbuhan populasi ikan (x) pada periode t pada suatu daerah
terbatas, adalah fungsi dari jumlah awal populasi tersebut.
• Dengan kata lain perubahan stok ikan pada periode waktu tertentu
ditentukan oleh populasi pada awal periode. Fungsi pertumbuhan
seperti ini disebut sebagai density dependent growth Secara matematik,
hubungan tersebut dituliskan sebagai
(1 )
dx x
rx
dt K
9. Kondisi Ekuilibrium
2
( ) (1 )
'( ) 0 0
2
2
2
2
dx x
f x rx
dt k
rx
f x rx
k
xr
r
k
xr rk
x k
k
x
/ 0
dx dt
F(x)
X
K
1/2K
0
10. Fungsi Tangkap/Produksi
• Untuk mengeksploitasi (menangkap) ikan di suatu perairan, dibutuhkan
berbagai sarana. Sarana tersebut adalah merupakan faktor input yang biasa
disebut dalam literatur perikanan sebagai upaya atau effort.
• Dengan mengintroduksi penangkapan ke dalam model, dan jika
diasumsikan bahwa penangkapan berkorelasi linear terhadap biomas dan
input produksi atau effort , dan q adalah koefisien daya tangkap, Secara
matematis, hubungan fungsional tersebut ditulis sebagai berikut:
• Secara eksplisit, fungsi produksi yang sering digunakan dalam pengelolaan
sumberdaya perikanan adalah:
( )
x
( )
E
( , )
h f x E
h qxE
11. Laju Pertumbuhan Biomas Dengan Tangkap
(1 ) , atau
dx x
rx h
dt k
1
dx x
rx qxE
dt K
12. Penurunan Kurva Tangkap Lestari
• Variabel stok tidak bisa di amati, padahal yang menjadi variabel keputusan
adalah variabel yang bisa diamati yakni input (effort) dan output (produksi)
• Diperlukan transformasi dari kurva produksi dalam stok ke dalam kurva
produksi yang bisa diamati (dalam input dan output)
• Transformasi dapat dilakukan dengan mengasumsikan kondisi
keseimbangan jangka panjang (long run equilibrium)
• Dalam keseimbangan persamaan menjadi:
/ 0
x t
(1 )
dx x
rx qxE
dt K
1
x
qxE rx
K
13. Solusi untuk x (biomass)
1
x
qxE rx
K
1
qE
x K
r
Kalau kita substitusikan
persamaan 1 ke dalam persamaan
2 maka akan diperoleh tangkapan
atau produksi lestari yang ditulis
dalam bentuk:
1
qE
h qKE
r
2
2
,
q K
h E E qK
r
Dx/dt=0, f(x)=0
Solusi x/Stok
14. (1 / )
x
rx x K
t h qxE
1
1
x x
rx h
t K
x
rx qxE
K
1
x
qxE rx
K
1
qE
x K
r
1
qE
h qKE
r
Model Bioekonomi
Statik Logistik
sustainable yield
16. 1
qE
h qKE
r
2
2
0
h q KE
qK
E r
2
msy
r
E
q
4
msy
rK
h
( / 4)
( / 2 ) 2
msy
msy
msy
h rK K
x
qE q r q
Pengelolaan Perikanan: Mathematically MSY
17. Kelemahan Pendekatan MSY/
Biologi Schaefer
• tidak bersifat stabil, karena, perkiraan stok yang meleset sedikit saja bisa
mengarah ke pengurasan stok (stock depletion)
• didasarkan pada konsep steady state (keseimbangan) semata, sehingga tidak
berlaku pada kondisi non-steady state
• tidak memperhitungkan nilai ekonomis apabila stok ikan tidak dipanen (imputed
value).
• Mengabaikan aspek interdependensi dari sumber daya
• sulit diterapkan pada kondisi dimana perikanan memiliki ciri ragam jenis (multi
species).
18. Model Gordon Schaefer
• Merupakan pendekatan ekonomi pengelolaan sumberdaya perikanan mulai
dikembangkan pada awal tahun 1950-an oleh Gordon seorang ekonom.
• Mengadopsi kerangka biologis yang dikembangkan oleh Schaefer
• Merupakan pengembangan teori optimasi statik pengelolaan sumberdaya
perikanan. Dikenal sebagai model perikanan statik Gordon-Schaefer.
• Model Gordon-Schaefer adalah model ekonomi perikanan yang didasarkan pada
faktor input yakni upaya.
19. Solusi Model G-S
•Berapa sebenarnya nilai rente ekonomi
yang harus kita peroleh dari perikanan?
•Berapa level input yang efisien?
•Bagaimana perbandingan dari
perikanan open access dan sole owner?
20. Model Gordon Schaefer: Asumsi
• Harga per satuan output (p) (Rp/kg) diasumsikan konstan atau kurva
permintaan yang elastis sempurna
• Biaya per satuan upaya (c) dianggap konstan
• Spesies sumberdaya ikan bersifat tunggal (single species)
• Struktur pasar bersifat kompetitif
• Hanya faktor penangkapan yang diperhitungkan (tidak memasukkan faktor
pasca panen dan lain sebagainya).
22. Model G-S Lanjut…
• Dengan mengalikan harga dan produksi lestari diperoleh kurva penerimaan (TR=ph). Demikian juga
dengan mengalikan biaya per satuan input dengan upaya (effort) diperoleh kurva total biaya (TC=cE) yang
linear terhadap upaya. Kalau kita gabungkan fungsi penerimaan dan biaya tersebut dalam suatu gambar,
maka akan diperoleh kurva Y-E baru
• Dengan memasukan parameter ekonomi yakni harga dari ouput (harga ikan per satuan berat) dan biaya
dari input (cost per unit effort), Gordon mentransformasikan kurva yield-effort dari Schaefer di atas
menjadi kurva yang menggambarkan antara manfaat bersih (total revenue dan total cost) yang dihasilkan
dari sumberdaya perikanan dengan input produksi (effort)
• Ada tiga jenis rente ekonomi sumberdaya yang diartikan sebagai selisih (surplus) dari penerimaan yang
diperoleh dari sumberdaya setelah kurangi seluruh biaya ekstraksi, dihasilkan pada titik dan dan
OA
E
MSY
E
*
E
*
E
23. Penurunan Kurva TR dan TC dalam E
TC cE
2
2
( )
TR ph
p E E
p E p E
Sole owner: - Privately owned by government
- By Individu
- By community
Motif: Maksimisasi benefit from resources
max ( ) ( )
TR E TC E
TR TC
slopeTR slopeTC
E E E
Ingat cost fungsi dari input
Bukan dari output seperti model
konvensional
Juga fungsi
Dari input
25. Mathematically:
*
2 0
2
p pE c
E
p c
E
p
E* adalah tingkat input yang optimal dalam kondisi sole owner
Berapa output yang optimal?
Substitusikan E* ke persamaan fungsi produksi
2
2
2 2
h E E
p c p c
p p
27. Penurunan Kurva TR dan TC Dalam x
1 2
( )
( ) 1
1
TC cE
h
c
qx
cf x
qx
c x
TC x r
q K
cr x
q K
cr crx
q qK
x
2
2
( ) ( ) 1
TR hp
x
TR x pf x prx
K
prx
prx
K
x x
Linear
Kuadratik
28. Biomas (x)
( ) ( )
x pf x
TC
Rp
0
x
MSY
x
x
Biaya,
Penerimaan
K Biomas (x)
( ) ( )
x pf x
TC
Rp
0
x
MSY
x
x
Biaya,
Penerimaan
K
Kurva Biaya-Penerimaan dan Stok
TR
X MEY
X OA
MSY MEY
29. Kesimpulan Model G-S
• Open access equilibrium terjadi dalam kondisi input yang
terlalu banyak
• Level Efisien dari input dapat terjadi pada
• Economic rent could be maximized at
• Open access is not socially optimal level of exploitation
*
MEY OA
E E
*
MEY
E
30. Perbandingan Berbagai Rezim Pengelolaan
Pada model G-S
Variable Open access MEY MSY
E (input) p c
E
p
2
p c
E
p
*
E EMSY EOA
Eficiency inefisien efisien Max
h minimum optimum Max
0 Max *
OA MSY
*
x overexploitasi conservative *
xOA xMSY x
Sedang
31. Kelemahan Model G-S
• Bersifat Statik
• Hanya untuk single spesies
• Menyederhanakan model f(x)
• Instanteneous Adjustment
• Biaya dan harga dianggap konstan
33. Dekompsisi
& disagregasi
data
Standardi-
Sasi alat
Data statistik
Produksi dan
Upaya
Data Ekonomi
(IHK), harga
dan biaya
Uji
stationarity
Stationer?
Estimasi
Parameter (OLS)
Konversi unit
Moneter ke riil
Solusi
bioekonomi
Analisis
Kontras &
sensitifitas
Y
N
Differencing
Langkah-Langkah
Pemodelan
Bioekonomi
34. 1 1
2 (2 )
ln( ) ln( ) ln( ) ( )
2 ) (2 ) (2 )
t t t t
r r q
U qK U E E
r r r
Standarisasi Effort dan
Parameterization (CYP)
CYP
jt jt jt
E D
King’s Effort Standarization
jt
jt
st
u
u
35. Contoh Simple GS Model: With r,q and K embedded
into coefficients