Dokumen tersebut membahas pentingnya kolaborasi dalam manajemen rantai pasokan dan studi kasus transformasi sistem logistik Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Kolaborasi melibatkan berbagi tujuan, manfaat, risiko antar mitra. Studi kasus menjelaskan transformasi dari sistem pasokan berpusat pada suplai menjadi berpusat pada pelanggan melalui kolaborasi multi pihak.

1. Build the Right Collaborative Model
Dosen Pembimbing
Dr. Dadang Surjasa, Ssi, MT
Presented By
Imtishalil Amri 122131047
Ayu DJ 122131129
M. Dimmitri 122140171

2. Collaboration
is a Spectrum
Transactional Collaboration
Cooperative Collaboration
Coordinated Collaboration
Synchronized Collaboration
Finding the
Right Place
on the
Spectrum
The Path to
Successful
Collaboration
Master Internal
Collaboration First
Define Appropriate Degrees
of Collaboration
Share Benefits, Gains and
Losses
Trust Your Partners, but
Protect Your Interests
Use Technology to Support
Your Collaborative
Relationship
Don’t Forget to Compromise
Next
Generation
Collaboration
Overview

3. Introduction
• Kolaborasi merupakan landasan yang efektif dalam
manajemen rantai pasok.
• Kolaborasi tidak memiliki definisi yang pasti, namun secara
umum pengertiannya adalah perusahaan-perusahaan yang
memiliki “mutual objectives” dengan saling berbagi
ide, informasi, pengetahuan, resiko dan rewards.

5. Drivers of Collaboration
◆ A technology owned by another company
◆ A technology that is too capital-intensive for one company to
invest in alone
◆ A competency that is too costly to acquire, develop, or maintain
◆ A new market effectively closed off by high entry costs or preconditions (trade
barriers, legislation, etc.)

11. Guidelines for Successful Collaboration
◆ Master internal collaboration before trying to work with external partners.
◆ Define the appropriate degree of collaboration for each partner segment.
◆ Be sure that each party has a stake in the outcome of the collaboration. Share
benefits, gains, losses, and risks.
◆ Be prepared to share information you once considered proprietary. Mutual trust is
integral to successful collaboration.
◆ Set clear expectations for each party.
◆ Use technology to support your collaborative relationships.

13. Define the Appropriate Degrees of Collaboration
(i.e., Segment)
• Kolaborasi yang rumit, mahal, membutuhkan investasi besar dalam sumber daya,
proses, dan sistem. Selain itu, tidak semua pelanggan sama-sama menguntungkan.
• Segmentasi rantai pasokan untuk kolaborasi yang efektif.

14. Pendekatannya mempertimbangkan beberapa
kriteria
• Strategic importance. Bagaimana pentingnya potensi mitra, volume usaha, teknologi,
keahlian, material / komponen, atau posisi pasar?
• Cultural fit. Bagaimana kompatibilitas orang-orang dan nilai-nilai, dan seberapa
baik anda akan bekerja sama? Apakah Anda berkomitmen dalam hubungan
meskipun kondisi bisnis dapat berubah? Apakah bisa saling percaya?
• Organizational fit. Dapatkah mitra merespon cepat untuk permintaan informasi dan
material? Apakah kolaborasi fleksibel untuk beradaptasi dengan perubahan
permintaan atau penawaran? Apakah peran dan tanggung jawab untuk mengelola
hubungan jangka panjang?
• Technology fit. Apakah sistem Anda kompatibel dan mudah diintegrasikan? Apakah
anda memiliki kesamaan dalam kecanggihan teknis? Apakah anda bersedia untuk
berbagi teknologi dan inovatif? Dapatkah anda memberikan akses, data yang
terintegrasi?

15. Share Benefits, Gains, and Losses
• Kolaborasi meliputi konsep tujuan untuk saling berbagi risiko dan manfaat.
• Untuk mendistribusikan keuntungan finansial dari hubungan bisnis, masing-masing
mitra setuju untuk bekerja dengan biaya yang lebih rendah dan berbagi hasil.
Spesifik biasanya dirinci dalam kontrak hukum.

16. Percayalah Mitra Anda, tapi Lindungi
Kepentingan Anda
• Kolaborasi yang efektif didasarkan untuk membangun hubungan dan berbagi
informasi dan manfaat.
• Anda tidak dapat meminta mitra anda sesuatu tanpa memberikan mereka sesuatu
sebagai alasan. "Sesuatu" berupa harga, layanan nilai tambah dalam banyak kasus,
informasi.
• Kekhawatiran lain adalah transmisi data. misalnya, membatasi akses ke server
jaringan dan workstation.

17. Gunakan Teknologi untuk Mendukung Hubungan
Kolaborasi
• Kolaborasi alat fokus pada manajeman rantai pasok dan hubungan antara pelanggan
dan pemasok
• Teknologi ini memungkinkan Anda untuk berkomunikasi dengan mitra rantai suplai
untuk meningkatkan arus informasi dan mengkonversi data menjadi informasi yang
berguna
• Teknologi elemen penting yang paling terkoordinasi dan hubungan kolaboratif
sinkronisasi dan banyak hubungan kerjasama. Ingat bahwa teknologi adalah
enabler, bukan driver keberhasilan.

18. Case Study:
Making the Tail Smaller
and the Tooth Stronger

19. • Sebagaimana mitiletr Amerika Serikat memasuki
abad ke-21, Departemen Pertahanan Amerika
Serikatmelakukan keahlian khusus untuk peralatan-
peralatan perangnya. Hal ini membuat blueprint
yang dinamai Forward Centric Logistics Enterprise
(FLE) yang akan menangani praktik bisnis yang
terbaik dari bisnis dan menggabungkan mereka
dengan praktek militer yang terbaik, membuat lebih
banyak kerjasama yang membuat jaringan
manajemen supply yang lebih gesit performanya.

20. • Setiap prajurit, pelaut, penerbang dan marinir
adalah kostumer. Dan setiap warga Amerika adalah
stockholder.
• Walaupun sangat besar, manajemen jaringan supply
Departemen Pertahanan Amerika Serikat
menghadapi transformasi pada skala yang belum
pernah dilakukan sebelumnya.

21. Ketika Sistem Dorong Menjadi Sistem Tarik
•Morales mengepalai salah satu transformasi
program-program yang terbesar yang pernah
diluncurkan oleh Departemen Pertahanan
Amerika Serikat.
•Hal tersebut dinamai Pengelolaan Logistik
Masa Depan, selama fase perencanaan, dan di
ganti namanya Force-centric Logistics
Enterprise (FLE) pada tahap penerapan.

23. • Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara
dan Marinir tidak berperang sendiri-sendiri. Mereka
saling tergantung dengan apa yang disebut dengan
“Tail”, sebuah infrastruktur yang mensuplai mereka,
dari pengembangan persenjataan dan permesinan
untuk transpotasi.
• Secara tradisional, logitik pertahanan melalui suplai,
transportasi, dan perawatan, sistem informasi dan
infrastruktur.

24. • Pada kenyataannya, hal ini adalah manajemen
rantai suplai, sistem suport persenjataan
terintegrasi, data yang tersebar, dan ketersediaan
material.
• Karena lingkup dan kecepatan yang di butuhkan
untuk mentransformasi militer untuk ketersediaan
yang lebih tinggi, jaringan suplai pertahanan masa
depan akan sangat berbeda dengan yang sekarang

25. • Salah satu karakteristik yang paling kritis
adalah pergeseran dari integrasi vertikal
menuju strategi dari value chain management
yang berdasar pada kolaborasi dengan
kostumer, rekanan dan suplaier.

26. Cetak Biru dari Perubahan
• FLE mendefinisikan tiga perubahan
1. Sistem Manajemen Life Cycle Total
2. Distribusi End to End
3. Enterprise Integration

27. Transformasi pada DLA
• Eksekusi bukanlah untuk inti yang lemah. Sebuah keadaan yang
sebenarnya adalah Defense Logistics Agency (DLA). DLA telah
memberikan jasa selama 40 tahun sebagai agen pengurus logistik
dalam peperangan kepada Departemen Pertahanan.

29. Melihat dari Kacamata, Life Cycle Management
• Morales mengatakan “Saya melihat FLE sebagai suatu lingkaran, baris vertikal
adalah kebutuhan akan sistem senjata-senjata yang terintegrasi’.
• Untuk mencapai hal ini akan memerlukan akuntabilitas. Diperlukan manajer
program yang bertanggung jawab untuk desain, dan pengembangan.
• Morales menganggap distribusi end-to-end sebagai garis horizontal yang menyilang
dalam lingkaran. Garis tersebut meliputi sebuah spektrum dari rekanan-rekanan:
rekanan industri, rekanan koalisi, rekanan sektor publik

30. Lifecycle Management

31. Inisiatif yang Terintegrasi: dari Jumlah yang Terlalu
Banyak Menuju Akses Kepada Teknologi Informasi
• Integrasi Enterprise adalah suatu lingkaran yang memungkinkan dukungan sistem
persenjataan yang terintegrasi untuk mensuport distribusi logistik dan persenjataan
• Perkembangan yang cepat dari evolusi dari Departemen Pertahanan merupakan
warisan dari perang dingin, dan jutaan code dari sistem-sistem informasi dan proses-
proses terintegrasi dalam skala nasional dari jaringan suplai untuk pertahanan
merupakan satu dari program-program yang ambisius dalam agenda FLE.

33. Aplikasi dari Teknologi Informasi merupakan
Prinsip-Prinsip dari DLA
• DLA menjalankan sistem yang di namai Standard Automated Material Management
System (SAMMS). Sistem tersebut telah di desai pada tahun 1960-an, dan
diterapkan pada awal tahun 1970-an.
• SAMMS ditulis oleh bahasas pemrograman COBOL, dan ia mempunyai 6 juta baris
kode.
• Sistem yang baru dibuat pada bulan Agustus tahun 2003, dengan 170.000 dari 4.6
juta item yang DLA tangani, pada solusi SAP sebagai tulang punggung

35. • SAP merupakan inti dari manajemen finansial, tetapi DLA menggunakan aplikasi
dan sistem yang terpisah yang dinamai Procurement Desktop 2 (PD2).
• DKA menangani 45.000 pesanan dan memberikan 8.000 kontrak rata-rata perhari.
• Untuk meningkatkan performanya,, secara bersamaan memulai pada program-
program dari distribusi strategis, sumber yang kompetitif,dan aliansi suplier
strategis sebagai tambahan dalam sistem bisnis yang di distribusikan.

36. Kerjasama Dengan Transportasi Komersial
• Terdapaat program Civil Reserve Air Fleet (CRAF) dan Voluntary Intermodal Selift
Agreement (VISA). Masing-masing program tersebut memberikan Departemen
Pertahanan sebuah kontrak yang berdasarkan otoritas untuk memobilisasi
transportasi udara dan laut.
• Peralatan pengangkut laut dan udara menyebabkan CRAF dan VISA yang
dipekerjakan secara ekstensif dalam sebuah kerjasama selama operasi di Afganistan
dan Irak setelah kejadian 9/11.

38. KESIMPULAN
• Walaupun Diane Morales mundur sebagai deputi di bawah sekretaris logistik dan
material Departemen Pertahanan pada Januari 2004, keberlangsungan FLE akan
berlangsung lama, karakteristiknya akan selalu berubah.
• Yang menjadi tolak ukur dalam kesuksesan program ialah:
1. Peningkatan kemampuan tanpa perubahan biaya.
2. Peningkatan ketersedianan operasional sistem persenjataan
3. Dukungan yang konsisten, terpercaya, tepat waktu kepada pemakai
4. Operasi yang efisien dari rantai pasokan

39. Collaboration
is a Spectrum
Transactional Collaboration
Cooperative Collaboration
Coordinated Collaboration
Synchronized Collaboration
Finding the
Right Place
on the
Spectrum
The Path to
Successful
Collaboration
Master Internal
Collaboration First
Define Appropriate Degrees
of Collaboration
Share Benefits, Gains and
Losses
Trust Your Partners, but
Protect Your Interests
Use Technology to Support
Your Collaborative
Relationship
Don’t Forget to Compromise
Next
Generation
Collaboration
Relevansi
Collaboration <-> Case Study US Department of Defense

40. Reference
• Cohen, Shoshanah & Roussel, Joseph. 2005. Strategic Supply Chain Management.
• McLaren, Tim & Head, Milena & Yuan, Yufei. 2002. Supply chain collaboration
alternatives: understanding the expected costs and benefits.