Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang skrining hepatitis di Puskesmas Rawasari Kota Jambi tahun 2015. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tinggi dan sikap positif terhadap skrining hepatitis, namun masih ada yang perlu ditingkatkan. Saran termasuk meningkatkan penyuluhan di fasilitas kesehatan dan melanjutkan program skrining untuk mendeteksi hepatitis p
Pengaruh faktor resiko akne vulgaris terhadap mahasiswanurfarahhanini
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian akne vulgaris pada mahasiswa kedokteran di Universitas Hasanuddin. Dari 93 responden, 73 mengalami akne dan 20 tidak. Riwayat keluarga, kebersihan diri, perubahan hormon, trauma, dan stres memiliki hubungan signifikan dengan kejadian akne. Penelitian ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan faktor genetik dan lingkungan dalam menangani akne
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK Abdul H-u
Studi ini menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi campak pada balita di Kabupaten Bogor. Variabel yang diteliti meliputi umur ibu, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan pengetahuan. Hasilnya menunjukkan bahwa umur ibu, pendidikan, paritas, dan pengetahuan berhubungan dengan pemberian imunisasi, sedangkan pekerjaan tidak berhubungan.
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang skrining hepatitis di Puskesmas Rawasari Kota Jambi tahun 2015. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tinggi dan sikap positif terhadap skrining hepatitis, namun masih ada yang perlu ditingkatkan. Saran termasuk meningkatkan penyuluhan di fasilitas kesehatan dan melanjutkan program skrining untuk mendeteksi hepatitis p
Pengaruh faktor resiko akne vulgaris terhadap mahasiswanurfarahhanini
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian akne vulgaris pada mahasiswa kedokteran di Universitas Hasanuddin. Dari 93 responden, 73 mengalami akne dan 20 tidak. Riwayat keluarga, kebersihan diri, perubahan hormon, trauma, dan stres memiliki hubungan signifikan dengan kejadian akne. Penelitian ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan faktor genetik dan lingkungan dalam menangani akne
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK Abdul H-u
Studi ini menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi campak pada balita di Kabupaten Bogor. Variabel yang diteliti meliputi umur ibu, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan pengetahuan. Hasilnya menunjukkan bahwa umur ibu, pendidikan, paritas, dan pengetahuan berhubungan dengan pemberian imunisasi, sedangkan pekerjaan tidak berhubungan.
Jurnal ini membahas faktor-faktor yang memengaruhi keputusan melakukan sectio caesarea pada ibu bersalin di rumah sakit RSU Mitra Medika Tanjung Mulia Medan tahun 2019. Penelitian menunjukkan bahwa usia, ketuban pecah dini, plasenta previa, solusio plasenta, letak lintang, dan presentasi bokong secara signifikan memengaruhi keputusan sectio caesarea.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Remaja di wilayah kerja Puskesmas Sambirejo memiliki tingkat pengetahuan mengenai menarche yang cukup namun tingkat kecemasannya tergolong sedang. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi menarche. Pengetahuan yang baik dapat menurunkan tingkat kecemasan remaja.
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologiNajMah Usman
Dokumen tersebut membahas tentang skrining atau penapisan dalam epidemiologi. Ia menjelaskan definisi, prinsip, dan kriteria skrining kesehatan serta cara melakukan perhitungan sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, dan nilai prediksi negatif. Dokumen ini juga memberikan contoh kasus skrining kanker serviks dan infeksi HIV.
Dokumen tersebut merupakan laporan penelitian yang menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kesadaran masyarakat menjalankan protokol kesehatan masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah tahun 2022. Penelitian ini menemukan ada hubungan antara pengetahuan, sikap, peran petugas kesehatan, dan regulasi dengan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan protokol ke
Buku pedoman ini membahas program pencegahan penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak, mencakup epidemiologi, strategi pencegahan, pengelolaan program, dan peran berbagai pihak yang terkait. Pedoman ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil untuk mencegah penularan penyakit menular langsung dari ibu ke anak.
Jurnal ini membahas faktor-faktor yang memengaruhi keputusan melakukan sectio caesarea pada ibu bersalin di rumah sakit RSU Mitra Medika Tanjung Mulia Medan tahun 2019. Penelitian menunjukkan bahwa usia, ketuban pecah dini, plasenta previa, solusio plasenta, letak lintang, dan presentasi bokong secara signifikan memengaruhi keputusan sectio caesarea.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Remaja di wilayah kerja Puskesmas Sambirejo memiliki tingkat pengetahuan mengenai menarche yang cukup namun tingkat kecemasannya tergolong sedang. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi menarche. Pengetahuan yang baik dapat menurunkan tingkat kecemasan remaja.
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologiNajMah Usman
Dokumen tersebut membahas tentang skrining atau penapisan dalam epidemiologi. Ia menjelaskan definisi, prinsip, dan kriteria skrining kesehatan serta cara melakukan perhitungan sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, dan nilai prediksi negatif. Dokumen ini juga memberikan contoh kasus skrining kanker serviks dan infeksi HIV.
Dokumen tersebut merupakan laporan penelitian yang menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kesadaran masyarakat menjalankan protokol kesehatan masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah tahun 2022. Penelitian ini menemukan ada hubungan antara pengetahuan, sikap, peran petugas kesehatan, dan regulasi dengan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan protokol ke
Buku pedoman ini membahas program pencegahan penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak, mencakup epidemiologi, strategi pencegahan, pengelolaan program, dan peran berbagai pihak yang terkait. Pedoman ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil untuk mencegah penularan penyakit menular langsung dari ibu ke anak.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Contoh presentase penyajian hasil penelitian tesis
1. Magister Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Aceh
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAK SEDIAAN
TENAGA KESEHATAN MELAKUKAN
VAKSINASI COVID 19 DI RSUD MEURAXA
KOTA BANDA ACEH
Seminar Progres
Prepared by:
NOVI HILDAYANI
NPM : 1907210012
Pembimbing I : Fahmi Ichwansyah, S.Kp, MPH, Ph.D.
Pembimbing II : Dr. Maidar, M.Kes. Penguji I :
Penguji II : Prof. Asnawi Abdullah, SKM, MHSM, Ph.D
5. Latar Belakang
Penyebaran covid 19 yang cepat dan
masif mendorong WHO menetapkan
covid 19 sebagai keadaan kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia dan sejak tanggal 11 Maret 2020
WHO menetapkan covid 19 sebagai
keadaan pandemi global dunia
Pemerintah Indonesia terus berusaha
keras dalam memutus rantai
penularan covid 19, seperti
menetapkan kebijakan prokes,
pemenuhan sarana dan prasarana
kesehatan serta pemenuhan sumber
daya manusia.
Dalam menghadapi situasi pandemi
petugas kesehatan memiliki peran
penting sebagai ujung tombak pada
garda terdepan untuk mencegah
penyebaran, dan memberikan asuhan
perawatan dan pengobatan pada
penderita covid 19. Maka sudah pasti
tenaga medis merupakan kelompok
paling rentan terpapar karena peluang
kontak langsung dengan pasien terinfeksi
sangat tinggi
Sebaran Covid 19
Upaya Penanganan
covid 19
Kelompok Resti
Covid 19
6. Latar Belakang (lanjt)
Metode
Penanganan
Covid 19
Selain pendisiplinan
penerapan protokol kesehatan,
pemberian vaksinasi
merupakan salah satu cara
yang dianggap paling efektik
untuk merangsang
terbentuknya herd immunity
dengan cepat pada kelompok
sasaran
Hoax
vaksinasi
covid19 di
masyarakat
Banyak pendapat pro dan kontra
para pakar serta tokoh
masyarakat dimedia sosial, media
massa, maupun isu–isu informasi
langsung yang berkembang di
tengah masyarakat, hal ini
menimbulkan keresahan dan
keraguan tentang keefektifan dan
keamanan dari vaksin itu sendiri
7. Latar Belakang (lanjt)
20 (2.2%)
orang
Januari s/d
pertengahan
februari 2021
70.8%
Maret 2021-11
Mai 2021
vaksinasi tahap 1
Vaksinasi tahap 1 pada masa awal
pemberian vaksin pada petugas kesehayan
di RSUD Meuraxa
antusias petugas mulai terlihat
61.7%
Maret 2021-11
Mai 2021
vaksinasi tahap 2
Cakupan Vaksinasi Covid 19
Petugas Kesehatan RSUD Meuraxa
8. Informasi yang berkembang terkait vaksin covid 19 menimbulkan
keresahan dan ketakutan tersendiri pada kelompok sasaran
prioritas, sehingga menjadi pengetahuan yang menimbulkan pro
dan kontra dari persepsi negatif atau positif yang terbentuk
sebagai faktor penghambat atau sebagai faktor pendorong, serta
membentuk sikap dan tindakan menolak atau menerima
vaksinasi covid 19 oleh masing- masing individu tenaga
kesehatan di RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh. Oleh karena
masih ada petugas yang belum divaksinasi tahap 1 dan
vaksinasi tahap 2, namun pemerintah kembali menetapkan
program vaksinasi tahap 3 penulis tertarik untuk meneliti tentang
pengetahuan dan persepsi tenaga kesehatan di RSUD Meuraxa
terhadap vaksinasi covid 19.
Rumusan Masalah
9. Tujuan Peneitian
Untuk mengetahui hubungan Umur, Tingkat
Pendidikan, Kualitas Isi Informasi Yang
Diperoleh, Pengalaman, Pengaruh
Lingkungan Kerja, Pengetahuan dan Persepsi
Tenaga Kesehatan Tentang Kesediaan
Vaksinasi Covid 19.
Tujuan Umum Penelitian
01 02 03
04
Untuk mengetahui
hubungan Umur
dengan Kesediaan
Vaksinasi Covid 19.
Untuk mengetahui
hubungan Tingkat
Pendidikan dengan
Kesediaan
Vaksinasi Covid 19.
Untuk mengetahui
hubungan Kualitas
Isi Informasi Yang
Diperoleh dengan
Kesediaan
Vaksinasi Covid 19.
Untuk mengetahui
hubungan
Pengalaman dengan
Kesediaan Vaksinasi
Covid 19.
Tujuan Khusus Penelitian
10. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan Pengaruh
Lingkungan Kerja dengan Kesediaan
Vaksinasi Covid 19.
05
Untuk mengetahui hubungan Pengetahuan
dengan Kesediaan Vaksinasi Covid 19.
06
Untuk mengetahui hubungan Persepsi Tenaga
Kesehatan Tentang Vaksinasi Covid 19 Dengan
Kesediaan Vaksinasi Covid 19
07
Untuk mengetahui faktor yang paling
berhubungan dengan Kesediaan
Vaksinasi Covid 19 pada Tenaga
Kesehatan RSUD Meuraxa Kota Banda
Aceh
08
11. Originalitas Penelitian
Tasnim
(2021)
Qiao et al.
(2020)
Abdelhafiz
et al. (2020
Argista &
Sitorus (2021)
Persepsi Masyarakat
Tentang Vaksin
Covid- 19 Di Wilayah
Provinsi Sulawesi
Tenggara
Risk expousures, risk
perceptions, negatif
attitudes toward
general vaccination,
and covid-19 vaccine
Acceptance among
college students in
South Carolina
Knowledge,
Perceptions, and
Attitude of
Egyptians
Towards the Novel
Coronavirus
Disease (COVID-
19)
Persepsi
Masyarakat
Terhadap Vaksin
Covid- 19 Di
Sumatera
Selatan
17. Metode Penelitian
Cross-
Sectional
Lokasi RSUD
Meuraxa
Populasi
seluruh karyawan RSUD Meuraxa
dengan jumlah total sebanyak 887
orang
Sampel
Dari perhitungan menggunakan rumus slovin
sampel diperoleh sebesar 90. namun karena
berbagai pertimbangan,peneliti mengambil
sampel sebanyak 100 orang.
Analisa
data
Analisa univariat menggunakan
analisa deskriptif frekuensi
Analisa bivariate menggunakan uji
regresi logistic sederhana
Analisa multivariat menggunakan
uji regresi logistik ganda
19. Hasil Analisa Univariat
Umur rata rata
responden
37.18 tahun
(20-53)
Pendidikan
Tinggi
58%
Pendidikan
Menengah
42%
DISTRIBUSI RESPONDEN
BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
Pengetahua
n Baik
79%
Pengetahua
n Kurang
21%
DISTRIBUSI RESPONDEN
BERDASARKAN PENGETAHUAN
89
11
0
20
40
60
80
100
Positif Negatif
Persepsi
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN
PERSEPSI VAKSINASI COVID19
20. Hasil Analisa Univariat
85
15
B A I K B U R U K
K U A L I T A S I N F O R M A S I
DISTRIBUSI RESPONDEN
BERDASARKAN KUALITAS INFORMASI
YANG DIPEROLEH
57
43
Baik Buruk
Pengalaman
Distribusi Responden
berdasarkan pengalaman
57
43
0
10
20
30
40
50
60
Berpengaruh Tidak Berpengaruh
Distribusi Responden
Berdasararkan Pengaruh
Lingkungan
Bersedia
71%
Tidak
Bersedia
29%
Distribusi Responden Berdasarkan Ketidak
sediaan Vaksinasi Covid19
21. Analisa Bivariat
Rata-rata Range OR 95% CI P Valeu
37.18 20-53 1.02 0.971-1.073 0.400
Hubungan Umur dengan Ketidak sediaan Vaksinasi Covid 19.
22. Analisa Bivariat
No Pendidikan Vaksinasi Covid 19
(Ketidak sediaan)
Total OR (95%CI) P
Value
Bersedia Tidak
Bersedia
n % n % n %
1 Tinggi 39 67.24 19 32.76 58 100
2 Menengah 32 76.19 10 23.81 42 100 0.64(0.26-1.57) 0.332
Total 71 71.00 29 29.00 100 100
Hubungan Pendidikan dengan Ketidak sediaan Vaksinasi Covid 19
23. Analisa Bivariat
No Pengetahuan Vaksinasi Covid 19
(Ketidak sediaan)
Total OR (95%CI) P
Value
Bersedia Tidak
Bersedia
n % n % n %
1 Baik 54 68.35 25 31.65 79 100
2 Kurang 17 80.95 4 19.05 21 100 0.50(0.15-1.66) 0.264
Total 71 71.00 29 29.00 100 100
Hubungan Pengetahuan dengan Ketidak sediaan
Vaksinasi Covid 19.
24. Analisa Bivariat
No Persepsi Vaksinasi Covid 19
(Ketidak sediaan)
Total OR (95%CI) P
Value
Bersedia Tidak
Bersedia
n % n % n %
1 Positif 69 77.53 20 22.47 89 100
2 Negatif 2 18.18 9 81.82 11 100 15(3.10-77.74) 0.001
Total 71 71.00 29 29.00 100 100
Hubungan Persepsi dengan Ketidak sediaan
Vaksinasi Covid 19.
25. Analisa Bivariat
No Kualitas
Informasi
Vaksinasi Covid 19
(Ketidak sediaan)
Total OR (95%CI) P
Value
Bersedia Tidak
Bersedia
n % n % n %
1 Baik 65 76.47 20 23.53 85 100
2 Buruk 6 40.00 9 60.00 15 100 4.8 (1.54-15.36) 0.007
Total 71 71.00 29 29.00 100 100
Hubungan Kualitas Informasi dengan Ketidak
sediaan Vaksinasi Covid 19.
26. Analisa Bivariat
No Pengalaman Vaksinasi Covid 19
(Ketidak sediaan)
Total OR (95%CI) P
Value
Bersedia Tidak
Bersedia
n % n % n %
1 Baik 63 77.78 18 22.22 81 100
2 Buruk 8 42.11 11 57.89 19 100 4.8 (1.63-13.76) 0.003
Total 71 71.00 29 29.00 100 100
Hubungan Pengalaman dengan Ketidak sediaan
Vaksinasi Covid 19.
27. Analisa Bivariat
No Pengaruh
Lingkungan
Vaksinasi Covid 19
(Ketidak sediaan)
Total OR (95%CI) P
Value
Bersedia Tidak
Bersedia
n % n % n %
1 Berpengaruh 45 78.95 12 21.05 57 100
2 Tidak
Berpengaruh
26 60.47 17 39.53 43 100 2.4 (1.01-5.92) 0.046
Total 71 71.00 29 29.00 100 100
Hubungan Pengaruh Lingkungan dengan Ketidak sediaan
Vaksinasi Covid 19.
28. Analisa Multivariat
Variabel OR 95% CI P Value
Pengalaman
- Baik
- Buruk 3.0 0.85-10.84 0.085
Kualitas Informasi
- Baik
- Kurang 2.9 0.78-11.06 0.109
Pengetahuan
- Baik
- Kurang 0.27 0.05-1.29 0.103
Persepsi
- Positif
- Negatif 9.3 1.59-55.28 0.013
Analisis Multivariat Logistik Regresi Variabel yang Paling dominan
Berhubungan Dengan Ketidak Sediaan Vaksinasi Covid 19
30. Kesimpulan
1. Tidak ada hubungan antara umur, pendidikan dan pengetahuan dengan
Kesediaan Vaksinasi Covid 19 pada Petugas Kesehatan di RSUD Meuraxa
2. Ada hubungan antara Persepsi, kualitas informasi, pengalaman dan pengaruh
lingkungan dengan kesediaan vaksinasi covid 19 pada petugas kesehatan di RSUD
Meuraxa Kota Banda Aceh.
3. Variabel persepsi merupakan variabel yang paling dominan setelah dikontrol oleh
semua variabel independen. Persepsi responden dengan kategori negatif
merupakan variabel yang paing dominan yaitu berisiko 9 kali akan berkesediaan
vaksinasi covid 19 kategori buruk
31. Saran
Bagi Responden
Persepsi merupakan variabel yang sangat mempengaruhi kesediaan vaksinasi covid bagi
petugas kesehatan oleh karena itu peneliti menyarankan bahwa perlu adanya motivasi yang lebih
untuk memperoleh persepsi yang positif mengenai vaksinasi covid itu sendiri. Langkah yang
sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan tidak serta merta menerima informasi negatif
tentang vaksinasi di media sosial tanpa melakukan cross chek terlebih dahulu tentang
kebenarannya. Cross chek yang dimaksud misalkan melakukan pencarian informasi di sumber lain
yang memuat berita yang sama, atau bisa saja jika mengetahui sumber aslinya bisa bertanya
langsung kepada sumber informasi tersebut. Sehingga dampak persepsi yang negatif menjadi
lebih mudah untuk dihindari.
32. Saran
Bagi Pemerintah
Pemerintah selaku penanggung jawab penuh kinerja aparaturnya
termasuk petugas kesehatan RSUD Meuraxa harus
memperhatikan segala aspek menyangkut keselamatan petugas
tersebut. Selain membuat regulasi yang ketat tentang penerimaan
vaksinasi covid 19, pemerintah juga harus berupaya menyediakan
informasi yang valid mengenai betapa pentingnya vaksinasi covid
tersebut, sehingga informasi yang tidak benar di media sosial yang
akan mempengaruhi persepsi petugas kesehatan menjadi negatif
dapat dicegah dengan adanya sumber informasi yang valid
tersebut.
33. Saran
Bagi Masyarakat
Masyarakat harus peka terhadap perkembangan pada zaman
pandemi ini, terutama dalam hal pemanfaatan media sosial. Salah
satu cara sederhana adalah dengan membaca setiap informasi
lengkap dengan sumbernya, sehingga penerimaan informasi akan
berita tidak benar atau hoax harus benar-benar diperhatikan
sehingga nantinya tidak akan mempengaruhi persepsi yang buruk
terhadap vaksinasi covid 19 itu sendiri.
34. Saran
Bagi Peneliti Selanjutnya
Keterbatasan penelitian ini adalah tingkat respons yang buruk
terhadap kesediaan mengisi kuisioner karena proses
pengumpulan data dilakukan secara daring menggunakan plat
form google form sehingga pengumpulan data menjadi tidak
maksimal. Penulis penyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk
terus melakukan penelitian yang lebih mendalam terhadap
persepsi vaksinasi covid itu sendiri serta variabel lain yang
mungkin mempengaruhinya, sehingga nantinya dapat dijadikan
acuan yang lebih baik oleh stake holder dalam merumuskan
kebijakan terkait penanganan ovid 19 itu sendiri.