1. Who Are You?
Oleh: Tita Novitasari
Kepribadian itu sangat kompleks. Banyak sekali pakar yang mencoba mengklasifikasinya secara
cerdas kebeberapa tipe kepribadian. Ada yang berdasarkan susunan kimiawi manusia, golongan
darah, ilmu perbintangan atau astrologi, dsb, dsb… setidaknya klasifikasi dari para ahli tersebut
bisa membantu kita dalam mencari seperti apa kepribadian kita, seperti apa kita, atau siapa diri
kita.
Tak dapat dipungkiri bahwa setiap orang ingin sekali mengetahui siapa mereka sebenarnya,
untuk apa mereka dilahirkan, untuk apa mereka ada di dunia ini, peran yang seperti apa yang
dapat mereka kontribusikan kepada dunia atau orang di sekitarnya, dsb, dsb… sebagai contoh,
tipe kepribadian yang dibagi berdasarkan golongan darah berhasil laris mencuri perhatian dari
penduduk dunia. Klasifikasi jenis ini membagi manusia ke dalam empat bagian atau empat
kotak tipe manusia, ada yang A si pendiam namun perfeksionis, B si cuek namun ambisius, AB
si penyendiri namun spesial, dan O si polos namun berjiwa leader. Seseorang dapat dengan
mudah mengetahui arah hidupnya hanya dengan mengecek golongan darahnya kemudian
menjadi sebagaimana tipe kepribadian berdasarkan golongan darah tersebut. Jika ia bergolongan
darah A, maka ia akan menjadi si A dan seluruhnya akan tersetting otomatis menjadi si A,
menjadi seperti tokoh yang berkepribadian ‘A’, meyakini bahwa ia mirip dengan Josh Bush
(tokoh bergolongan darah A) dan Adolf Hitler, mengidolakan mereka, mengikuti gaya hidup
mereka, atau hanya menyadari kemiripan kepribadian mereka.
Namun, semua itu hanya berfungsi sebagai pemberitahuan semata. Kitalah yang berhak
menetukan jati diri kita. Jati diri dibetnuk oleh keluarga kita pertama kali saat kita baru tau
caranya menangis hingga kita diizinkan untuk sekolah TK nol besar (5 Thn). Tidak ada sesuatu
apapun yang mengintervensi keluarga dan orang terdekat kita dalam membentuk kepribadian
kita. Kita semua sudah terlahir dengan potensi yang sangat besar dalam membentuk jati kita,
kepribadian kita, siapa diri dalam jangka waktu yang cukup singkat dan umur yang sangat belia.
Jati diri merupakan kebiasaan, pola tingkah laku, pola pikir, watak, kepribadian, sifat, dan sikap
kita selama kita menjalani kehidupan kita ini. Jadi, ketika kita bertanya seperti apa kita toh kita
sebenarnya sudah membentuk siapa diri kita sejak kita lahir. Perlunya intropeksi diri,
2. mengingat-ingat, dan mengukur pola hidup kita selama ini. Sudah manfaatkah diri kita, sudah
baikah kita, dan sudah seberapa kadar kedewasaan serta pemahaman kita selama ini?
Mengacu pada semua tipe kerpibadian yang diajukan para ahli ialah tindakan yang sah-sah saja.
Tidak sedikit orang yang merasa termotivasi saat mengetahui seperti apa kita sebenarnya
berdasarkan rujukan berbagai tipe kerpibadian tersbebut. Namun, hanya dimotivasi oleh itu saja
juga bukan hal yang baik. Kita ini manusia. Ciptaan Tuhan dengan akal yang paling sempurna.
Jangan batasi kemampuan yang diberikan Tuhan itu. Akan jauh lebih baik jika kita
berimprovisasi menuju pribadi yang lebih baik lagi dan membentuk jati diri yang lebih manfaat
lagi dengan tanpa batas. Toh tipe kepribadian yang disajikan oleh para ahli tersebut juga
memberitahu kita tentang kelemahan-kelemahan setiap tipe kerpibadian. Bukan hanya motivasi
yang kita dapatkan namun juga kritikan. Mayoritas orang tidak serta merta menerima kritikan
apalagi dari sesuatu yang belum jelas dan tidak pernah mengenal kita. Salam progresif dan
dinamis!!