Sajak ini menceritakan tentang para prajurit yang gugur dalam perjuangan mempertahankan tanah air. Sajak ini menyampaikan bahwa meskipun para pahlawan telah gugur, semangat perjuangan mereka akan terus dilanjutkan oleh generasi muda berikutnya untuk mempertahankan kemerdekaan tanah air. Sajak ini mengajak generasi muda untuk terus mempertahankan cita-cita para pahlawan yang telah gugur dem
1. Chairil Anwar
KARAWANG - BEKASI
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
2. Asumsi Sajak Karawang – Bekasi dengan The Young Dead Soldiers
Pada sajak Chairil Anwar yang berjudul Karawang-Bekasi memang banyak ditemukan
kemiripan dengan sajak Archibald MacLeish yang berjudul The Young Dead Soldiers.
Menurut saya, adanya kesamaan sajak tersebut merupakan hal yang wajar. Mungkin
kesamaan itu ada karena faktor ketidak sengajaan. Dalam ulasan dari Asrul Sani
dikemukakan bahwa Chairil Anwar mempunyai daya ingat yang tajam dalam hal sastra.
Mungkin karena faktor tersebut ada pengaruh dari sajak yang pernah dibaca oleh Chairil
Anwar terhadap karya-karya yang dibuatnya. Mungkin sajak The Young Dead Soldiers
karya Archibald MacLeish pernah diaca sebelumnya oleh Chairil Anwar di sebuah media
dan menjadi salah satu inspirasi dalam karya sastranya. Hal tersebut tentu saja tidak dapat
dikatakan sebagai plagiat.Chairil Anwar tidak mengkopi sajak Archibald MacLeish secara
mentah-mentah. Mungin ada beberapa baris dari sajak yang dibuatnya yang memiliki
sedikit kesamaan, namun G.S Kumajat hanya menekankan bagian yang sama. Tidak
memahas perbedaan sajak tersebut yang memang jauh lebih banyak.
Kata-kata dalam sajak Chairil anwar sangat bagus dan gambarannya sangat berbeda
dengan Archibald MacLeish. Mereka memang mebicarakan hal yang sama yakni tentang
perjuangan para tetara yang telah gugur yang harus diteruskan oleh masa pendatang. Sajak
Karawang-Bekasi merupakan sajak milik pribadi Chairil Anwar, yang mungkin sedikit
masuk pengaruh dari sajak The Young Dead Soldiers karya Archibald MacLeish.
Terlihat adanya jiwa Chairil Anwar yang sungguhsungguh menulis sajak ini
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teria “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Dalam sajak Karawang-Bekasi milik Chairil Anwar tentu terlihat keindahan diksi, khas
Chairil Anwar yang tentunya tidak terlihat dalam sajak The Dead Tyoung Soldiers milik
Archibald MacLeish.
3. Gugur Bunga
Betapa hatiku takkan pilu
Telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku takkan sedih
Hamba ditinggal sendiri
Liirk Lagu Nasional Indonesia http://lirik-lagu-perjuangan.blogspot.com/
Siapakah kini plipur lara
Nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati
Pembela bangsa sejati
Reff :
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh sribu
Tanah air jaya sakti