Dokumen tersebut memberikan penjelasan lengkap tentang cara membaca alat ukur listrik multimeter secara analog. Dijelaskan bagian-bagian penting multimeter beserta fungsinya dan cara pemasangan yang benar ketika mengukur tegangan, arus, dan hambatan. Juga dijelaskan cara membaca nilai yang diukur dengan memilih skala pengukuran yang tepat.
Check out!
Website : https://ghinsblog.blogspot.com
Youtube : Ghins GO Electrical
A. Pengertian Ohm-meter
B. Penemu Ohm-meter
C. Fungsi Ohm-meter
D. Prinsip Kerja Ohm-meter
E. Komponen Ohm-meter dan Fungsinya
F. Jenis - Jenis Ohm-meter
G. Kelebihan dan Kekurangan Ohm-meter
H. Cara Menggunakan Ohm-meter
I. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://miraelfaumiz.blogspot.co.id/2013/05/makalah-ohm-meter.html
Persyaratan Umum Instalasi Listrik,
Ketika Instalasi Listrik bermasalah apa dampaknya?
Peralatan listrik atau elektroknik bisa rusak
Manusia atau hewan bisa kesetrum listrik
Mengakibatkan kebakaran.
Check out!
Website : https://ghinsblog.blogspot.com
Youtube : Ghins GO Electrical
A. Pengertian Ohm-meter
B. Penemu Ohm-meter
C. Fungsi Ohm-meter
D. Prinsip Kerja Ohm-meter
E. Komponen Ohm-meter dan Fungsinya
F. Jenis - Jenis Ohm-meter
G. Kelebihan dan Kekurangan Ohm-meter
H. Cara Menggunakan Ohm-meter
I. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://miraelfaumiz.blogspot.co.id/2013/05/makalah-ohm-meter.html
Persyaratan Umum Instalasi Listrik,
Ketika Instalasi Listrik bermasalah apa dampaknya?
Peralatan listrik atau elektroknik bisa rusak
Manusia atau hewan bisa kesetrum listrik
Mengakibatkan kebakaran.
Pengertiannya, Analisis Mesh digunakan untuk menganalisa rangkaian listrik yang tidak bisa diselesaikan dengan analisa seri-pararel. Presentasi ini tersedia langkah-langkah penyelesaian sampai ke contoh soal.
Proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik.
Pembelajaran Dasar Elektronika mengenai komponen pasif elektronika yaitu Resistor. Dalam materi ini dijelaskan tentang pengertian, fungsi, jenis, cara membaca resistor dan rangkaian resistor.
Pengertiannya, Analisis Mesh digunakan untuk menganalisa rangkaian listrik yang tidak bisa diselesaikan dengan analisa seri-pararel. Presentasi ini tersedia langkah-langkah penyelesaian sampai ke contoh soal.
Proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik.
Pembelajaran Dasar Elektronika mengenai komponen pasif elektronika yaitu Resistor. Dalam materi ini dijelaskan tentang pengertian, fungsi, jenis, cara membaca resistor dan rangkaian resistor.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. CARA MEMBACA MULTIMETER / AVOMETER JILID 2
Hy Reader, Pada tutorial hari ini saya ingin membahas lebih lengkap mengenai
Cara Mudah Untuk Membaca Alat Ukur Listrik Multimeter / Avometer Analog. Ini
merupakan tutorial jilid 2 dari Tutorial saya yang sebelumnya yaitu CARA
MEMBACA MULTIMETER / AVOMETER JILID 1, hal ini saya lakukan mengingat
dan melihat begitu banyaknya pertanyaan yang timbul pada tutorial jilid 1
tersebut, sepertinya kurang jelas penjelasannya.
Kali ini saya mencoba membuat tutorialnya dalam bahasa yang lebih singkat dan
sederhana sehingga saya berharap dapat lebih mudah untuk di pahami.
Sebelum masuk lebih jauh mengenai cara mengukur besaran listrik seperti
Tegangan (Volt), Arus (Ampere), dan Tahanan (Ohm) ada baiknya kita mengenal
terlebih dahulu apa itu Multimeter atau Avometer.
Yang dimaksud Multimeter atau Avometer adalah Alat ukur Listrik yang
memungkinkan kita untuk mengukur besarnya Besaran listrik yang ada pada
suatu rangkaian baik itu Tegangan, Arus, maupun Nilai Hambatan/Tahanan.
AVOmeter adalah singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter, jadi hanya terdapat 3
komponen yang bisa diukur dengan AVOmeter sedangkan Multimeter ,
dikatakan multi sebab memiliki banyak besaran yang bisa di ukur, misalnya
Ampere, Volt, Ohm, Frekuensi, Konektivitas Rangkaian (putus ato tidak), Nilai
Kapasitif, dan lain sebagainya. Terdapat 2 (dua) jenis Multimeter yaitu Analog
dan Digital, yang Digital sangat mudah pembacaannya disebabkan karena
Multimeter digital telah menggunakan angka digital sehingga begitu melakukan
pengukuran Listrik, Nilai yang diinginkan dapat langsung terbaca asalkan sesuai
atau Benar cara pemasangan alat ukurnya.
Mari mengenal bagian‐bagian Multimeter atau Avometer agar lebih
memudahkan dalam memahami tulisan selanjutnya:
2. Saya akan berikan sedikit penjelasan mengenai gambar di atas. Yang perlu untuk
di perhatikan adalah :
SEKRUP PENGATUR JARUM, Sekrup ini dapat di putar dengan Obeng atau plat
kecil, Sekrup ini berfungsi mengatur Jarum agar kembali atau tepat pada posisi 0
(NOL), terkadang jarum tidak pada posisi NOL yang dapat membuat kesalahan
pada pengukuran, Posisikan menjadi NOL sebelum digunakan.
TOMBOL PENGATUR NOL OHM. Tombol ini hampir sama dengan Sekrup
pengatur jarum, hanya saja bedanya yaitu Tombol ini digunakan untuk membuat
jarum menunjukkan angka NOL pada saat Saklar pemilih di posisikan menunjuk
SKALA OHM. Saat saklar pemilih pada posisi Ohm biasanya pilih x1 pada skala
Ohm kemudian Hubungkan kedua ujung TERMINAL (Ujung terminal Merah
bertemu dengan Ujung terminal Hitam) dan Lihat pada Layar penunjuk, Jarum
akan bergerak ke KANAN (Disitu terdapat angka NOL (0), Putar tombol pengatur
Nol Ohm sampai jarum menunjukkan angka NOL). Proses ini dinamakan
KALIBRASI OhmMeter. Hal ini Muthlak dilakukan sebelum melakukan
pengukuran tahanan (OHM) suatu komponen atau suatu rangkaian.
3. SAKLAR PEMILIH. Saklar ini harus di posisikan sesuai dengan apa yang ingin di
UKUR, misalnya bila ingin mengukur tegangan AC maka atur/putar saklar hingga
menyentuh skala AC yang pada alat ukur tertulis ACV, Begitu pula saat mengukur
tegangan DC, cari yang tertulis DCV, begitu seterusnya. Jangan Salah memilih
Skala Pengukuran.
Pada setiap bagian SKALA PENGUKURAN yang dipilih dengan Saklar Pemilih,
terdapat Nilai‐nilai yang tertera pada alat ukur, Misalnya Pada Skala Tegangan
AC (tertulis ACV pada alat ukur) tertera skala 10, 50, 250, dan 750 begitu pula
pada Skala Tegangan DC (tertulis DCV pada alat ukur) tertera skala 0.1 , 0.25 ,
2.5 , 10 , dst. Apa maksud Skala ini?? Dan Bagaimana Memilihnya??
Pedoman Memilih SKALA Pengukuran:
Skala tersebut adalah skala yang akan digunakan untuk membaca hasil
pengukuran, Semua skala dapat digunakan untuk membaca, Hanya saja tidak
semua skala dapat memberikan atau memperlihatkan nilai yang diinginkan,
misalnya kita mempunyai Baterai 9 Volt DC, kemudian kita mengatur SAKLAR
PEMILIH untuk Memilih SKALA TEGANGAN DC pada posisi 2,5 dan
menghubungkan TERMINAL Merah dengan positif (+) baterai dan Hitam dengan
Negatif (‐) baterai. Apa yang akan terjadi?? Jarum akan bergerak ke Ujung Kanan
dan tidak menunjukkan angka 9Volt, Mengapa Demikian?? Sebab NILAI
MAKSIMAL yang dapat diukur bila kita memposisikan Saklar Pemilih pada skala
2.5 adalah hanya 2.5 Volt saja, sehingga untuk mengukur Nilai 9Volt maka saklar
harus di putar menuju Skala yang LEBIH BESAR sari NILAI Tegangan yang di
Ukur, jadi Putar pada Posisi 10 dan Alat ukur akan menunjukkan nilai yang
diinginkan.
Penjelasan Lebih Lengkap Mengenai MEMBACA ALAT UKUR akan di Bahas
selanjutnya pada tutorial ini.
Saya tidak akan membahas semua bagian‐bagian alat ukur tetapi bila ingin
mengetahui fungsi‐fungsi dari tiap bagian alat ukur, Anda dapat membaca DISINI.
ALAT UKUR LISTRIK HARUS DIPASANG DENGAN BENAR, Mengapa saya katakan
Demikian??
Untuk melakukan suatu pengukuran listrik, Posisi alat ukur pada rangkaian juga
Mesti dan Hal wajib yang harus di perhatikan agar pembacaan alat ukur tidak
salah. Pemasangan Alat ukur yang salah /Tidak benar memberikan hasil
pengukuran yang TIDAK BENAR dan bukan kurang tepat, jadi ini sangat perlu di
perhatikan. Mari kita melihat posisi alat ukur yang benar:
1. Posisi alat ukur saat mengukur TEGANGAN (Voltage)
Pada saat mengukur tegangan baik itu teggangan AC maupun DC, maka
Alat ukur mesti di pasang Paralel terhadap rangkaian. Maksud paralel
adalah kedua terminal pengukur ( Umumnya berwarna Merah untuk
positif (+) dan Hitam untuk Negatif (‐) harus membentuk suatu titik
percabangan dan bukan berjejer (seri) terhadap beban. Pemasangan yang
4. benar dapat dilihat pada gambar berikut:
2. Posisi alat ukur saat mengukur ARUS (Ampere)
Untuk melakukan pengukuran ARUS yang mesti diperhatikan yaitu Posisi
terminal harus dalam kondisi berderetan dengan Beban, Sehingga untuk
melakukan pengukuran arus maka rangkaian mesti di Buka / diputus /
Open circuit dan kemudian menghubungkan terminal alat ukur pada titik
yang telah terputus tersebut. Pemasanngan yang benar dapat dilihat pada
gambar:
3. Posisi alat ukur saat mengukur Hambatan (Ohm)
Yang mesti diketahui saat pngukuran tahanan ialah JANGAN PERNAH
MENGUKUR NILAI TAHANAN SUATU KOMPONEN SAAT TERHUBUNG
DENGAN SUMBER. Ini akan merusak alat ukur. Pengukurannya sangat
mudah yaitu tinggal mengatur saklar pemilih ke posisi Skala OHM dan
kemudian menghubungkan terminal ke kedua sisi komponen (Resistor)
5. yang akan di ukur.
Kali ini saya tidak akan membahas mengenai mengapa alat ukur di pasang
paralel saat mngukur tegangan dan Seri pada saat mengukur Arus, sebab itu
lebih kompleks kecuali ada yang membutuhkannya. Hal ini erat kaitannya
dengan Rangkaian dalam suatu alat ukur.
Setelah mengetahui Cara mengatur Saklat Pemilih yang Benar, Mengetahui Jenis
Skala yang akan digunakan, dan Cara pemasangan alat ukur yang benar, maka
tiba saatnya kita melakukan Pengukuran Besaran Listrik.
MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) DC
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0),
bila menurut anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu
dilakukan Pengaturan Sekrup.
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2
mengenai Tombol Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada
SKALA OHM pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan
ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum
AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan Tombol
pengatur Nol Ohm.
4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Tegangan yang
anda ingin ukur, ACV untuk tegangan AC (bolak balik) dan DCV untuk
tegangan DC (Searah).
5. Posisikan SKALA PENGUKURAN pada nilai yang paling besar terlebih
dahulu seperti 1000 atau 750 jika anda TIDAK TAHU berapa nilai
tegangan maksimal yang mengalir pada rangkaian.
6. Pasangkan alat ukur PARALEL terhadap beban/ sumber/komponen yang
akan di ukur.
7. Baca Alat ukur.
Cara Membaca Nilai Tegangan yang terukur:
6. 1. Misalkan Nilai tegangan yang akan diukur adalah 15 VOLT DC (Belum kita
ketahui sebelumnya, itulah saya katakan Misalnya).
2. Kemudian Kita memposisikan saklar pemilih pada posisi DCV dan
memilih skala paling besar yang tertera yaitu 1000. Nilai 1000 artinya
Nilai tegangan yang akan diukur bisa mencapai 1000Volt.
3. Saat memperhatikan Alat ukur maka Dalam Layar penunjuk jarum tidak
terdapat skala terbesar 1000 yang ada hanya 0‐10, 0‐50, dan 0‐250. Maka
Untuk memudahkan membaca perhatikan skala 0‐10 saja.
4. Skala penunjukan 0‐10 berarti saat jarum penunjuk tepat berada pada
angka 10 artinya nilai tegangan yang terukur adalah 1000 Volt, jika yang
di tunjuk jarum adalah angka 5 maka nilai tegangan sebenarnya yang
terukur adalah 500 Volt, begitu seterusnya.
5. Kembali Pada Kasus no. 1 dimana nilai tegangan yang akan diukur adalah
hanya 15 Volt sementara kita menempatkan saklar pemilih pada Posisi
1000, maka jarum pada alat ukur hanya akan bergerak sedikit sekali
sehingga sulit bagi kita untuk memperkirakan berapa nilai tegangan
sebenarnya yang terukur. Untuk itu Pindahkan Saklar Pemilih ke Nilai
Skala yang dapat membuat Jarum bergerak lebih banyak agar nilai
pengukuran lebih akurat.
6. Misalkan kita menggeser saklar pemilih ke Posisi 10 pada skala DCV. Yang
terjadi adalah, jarum akan bergerak dengan cepat ke paling ujung kanan.
Hal ini disebabkan nilai tegangan yang akan di ukur LEBIH BESAR dari
nilai Skala maksimal yang dipilih. Jika Hal ini di biarkan terus menerus
maka alat ukur DAPAT RUSAK, Jika jarum alat ukur bergerak sangat cepat
ke kanan, segera pisahkan alat ukur dari rangkaian dan ganti Skala
SAKLAR PEMILIH ke posisi yang lebih Besar. Saat saklar Pemilih
diletakkan pada angka 10 maka yang di perhatikan dalam layar
penunjukan jarum adalah range skala 0‐10, dan BUKAN 0‐50 atau 0‐250.
7. Telah saya jelaskan bahwa saat memilih skala 10 untuk mengukur nilai
tegangan yang lebih besar dari 10 maka nilai tegangan sebenarnya tidak
akan terukur / diketahui. Solusinya adalah Saklar Pemilih di posisikan
pada skala yang lebih besar dari 10 yaitu 50. Saat memilih Skala 50 pada
7. skala tegangan DC (tertera DCV), maka dalam Layar Penunjukan Jarum
yang mesti di perhatikan adalah range skala 0‐50 dan BUKAN lagi 0‐10
ataupun 0‐250.
8. Saat Saklar pemilih berada pada posisi 50 maka Jarum Penunjuk akan
bergerak Tepat di tengah antara Nilai 10 dan 20 pada range skala 0‐50
yang artinya Nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur bernilai 15 Volt.
Perhatikan gambar berikut:
9. Untuk mengetahui berapa nilai tegangan yang terukur dapat pula
menggunakan RUMUS:
푇푒푔푎푛푔푎푛 푇퐸푅푈퐾푈푅 =
푆푘푎푙푎 푆푎푘푙푎푟 푃푒푚푖푙푖ℎ
푆푘푎푙푎 푡푒푟푏푒푠푎푟 푝푎푑푎 퐿푎푦푎푟
푥 퐴푛푔푘푎 푦푎푛푔 푑푖푡푢푛푗푢푘 푗푎푟푢푚
Jadi misalnya, tegangan yang akan di ukur 15 Volt maka:
푇푒푔푎푛푔푎푛 푇퐸푅푈퐾푈푅 =
50
50
푥 15
Nilai Tegangan Terukur = 15
Berikut saya akan berikan Contoh agar kita lebih mudah dalam memahaminya:
Contoh I.
Saat melakukan pengukuran ternyata Jarum Alat Ukur berada pada posisi seperti
yang terlihat pada gambar:
8. Berapakah Nilai tegangan DCV yang terukur saat Saklar Pemilih berada pada
Posisi:
a. 2.5
b. 10
c. 50
d. 1000
Jawab:
a. Skala saklar pemilih = 2.5
Skala terbesar yang dipilih = 250
Nilai yang ditunjuk jarum = 110 (perhatikan skala 0‐250)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (2.5/250)x 110 = 1.1 Volt
b. Skala saklar pemilih = 10
Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0‐10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (10/10)x 4.4 = 4.4 Volt
c. Skala saklar pemilih = 50
Skala terbesar yang dipilih = 50
Nilai yang ditunjuk jarum = 22 (perhatikan skala 0‐50)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (50/50)x 22 = 22 Volt
d. Skala saklar pemilih = 1000
Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0‐10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (1000/10)x 4.4 = 440 Volt
MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) AC
9. 1. Untuk mengukur Nilai tegangan AC anda hanya perlu memperhatikan
Posisi Sakelar Pemilih berada pada SKALA TEGANGAN AC (Tertera ACV)
dan kemudian memperhatikan Baris skala yang berwarna Merah pada
Layar Penunjuk Jarum.
2. Selebihnya sama dengan melakukan pengukuran Tegangan DC di atas.
MENGUKUR ARUS LISTRIK (Ampere) DC
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0)
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur
4. Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Arus DCA
5. Pilih SKALA PENGUKURAN yang diinginkan seperti 50 Mikro, 2.5m , 25m ,
atau 0.25A.
6. Pasangkan alat ukur SERI terhadap beban/ sumber/komponen yang akan
di ukur.
7. Baca Alat ukur (Pembacaan Alat ukur sama dengan Pembacaan Tegangan
DC diatas)
MENGUKUR NILAI TAHANAN / RESISTANSI RESISTOR (OHM)
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0),
bila menurut anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu
dilakukan Pengaturan Sekrup.
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2
mengenai Tombol Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada
SKALA OHM pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan
ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum
10. AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan Tombol
pengatur Nol Ohm.
4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala OHM yang
diinginkan yaitu pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x
(kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca
pada alat ukur nntinya akan di KALI kan dengan nilai Skala OHM yang
dipilih oleh saklar Pemilih.
5. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan di Ukur. (INGAT JANGAN
PASANG ALAT UKUR OHM SAAT KOMPONEN MASIH BERTEGANGAN)
6. Baca Alat ukur.
Cara membaca OHM METER
1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter
sangatlah mudah.
2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh
Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala
yang di pilih dengan sakelar pemilih.
3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang
anda pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai
tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.
Misalkan pada gambar berikut terbaca nilai tahanan suatu Resistor:
Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai
resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali = 10 k
Maka nilai resitansinya = 26 x 10 k
= 260 k = 260.000 Ohm.
11. Itulah tutorial mengenai cara membaca ALAT UKUT LISTRIK MULTIMETER atau
OHMMETER. Semoga Informasi ini dapat berguna bagi anda dan dapat
memberikan anda kemudahan dalam membaca suatu alat ukut.
Copyright @efraimmasarrang.wordpress.com/august 2012