John Clements Consultants Corporate BrochureJanine Mapa
John Clements Consultants, Inc. is the top recruitment firm in the Philippines and continues its commitment to develop leaders who make a difference not only in their country, but anywhere in the world.
Visita Santuário Nossa Senhora de Guadalupe 31.08.13Cateclicar
Nesse ano da Fé vivenciamos com as turmas da Catequese e Conectados JC momentos de fortalecimento ao realizarmos a visita ao Santuário de Nossa Senhora de Guadalupe, localizado na cidade de Campinas.
Informe dut a terme per la Llotja sobre els acords bilaterals i la seva influència en la creació d'enllaços aeris més enllà de la UE. S'analitza el cas de l'aeroport de Barcelona.
John Clements Consultants Corporate BrochureJanine Mapa
John Clements Consultants, Inc. is the top recruitment firm in the Philippines and continues its commitment to develop leaders who make a difference not only in their country, but anywhere in the world.
Visita Santuário Nossa Senhora de Guadalupe 31.08.13Cateclicar
Nesse ano da Fé vivenciamos com as turmas da Catequese e Conectados JC momentos de fortalecimento ao realizarmos a visita ao Santuário de Nossa Senhora de Guadalupe, localizado na cidade de Campinas.
Informe dut a terme per la Llotja sobre els acords bilaterals i la seva influència en la creació d'enllaços aeris més enllà de la UE. S'analitza el cas de l'aeroport de Barcelona.
PPT MARZANO TEACHING ART & SCIENCE.pptxAnggaWijaya49
Marzano's Art and Science menyediakan kerangka komprehensif bagi guru untuk meningkatkan praktik pengajaran mereka dan meningkatkan prestasi siswa. Dengan menggabungkan seni mengajar, yang mencakup keahlian, semangat, dan kreativitas guru, dengan sains pengajaran, yang mengandalkan strategi dan metodologi berbasis penelitian, pendidik dapat menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan efektif bagi siswa mereka.
pendekatan, metode, model yang digunakan dalam pembelajaran tematik dengan Tema Hidup Ruku Sub Tema Hidup Rukun di Sekolah :
Pendekatan : Saintific (mengamati, menanya, menemukan/mencoba, mengasosiasi dan komunikasi)
Metode : ceramah, penugasan dan tanya jawab
Model : Connected (Terhubung)
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Definisi CBE atau CBI
Secara khususnya ia boleh didefinisikan
sebagai penggunaan komputer dalam
sebarang situasi pendidikan termasuk latih-
tubi, pengurusan pembelajaran,latihan
tambahan, pengaturcaraan, pembangunan
pangkalan data, penggunaan MS Word
(contoh)
Istilah ini merujuk kepada dua situasi
Menggunakan komputer (100%) dalam aktiviti
pembelajaran
Penggunaan bahan dari komputer bagi tujuan
pengayaan
3. Definisi PPBK
PPBK adalah istilah yang lebih
spesifik yang lazimnya merujuk
kepada latih-tubi, tutorial, atau
aktiviti simulasi sebagai
sebahagian dari pengajaran
guru secara tradisional atau
aktiviti berpandukan guru.
Bangert-Drowns, et al. (1985), Batey (1987), Grimes
(1977), Samson et al. (1986), and Stennett (1985)
4. Kajian lampau
PPBK berupaya menghasilkan pelajar yang lebih
positif berbanding denganpelajar yang mengikuti
pembelajaran secara konvensional dari segi:
Komputer dan penggunaannya dalam pendidikan
(Batey 1986; Ehman and Glen 1987; Hasselbring
1984; Hess and Tenezakis 1971; Kulik 1983, 1985;
Kulik, Bangert, and Williams 1983; Roblyer 1988; Way
1984)
Kualiti pengajaran (Kulik, Bangert, and Williams
1983; Kulik and Kulik 1987; Rupe 1986; White 1983)
Kandungan dan ‘subject matter’ (Batey 1986;
Braun 1990; Dalton and Hannafin 1988; Ehman and
Glen 1987; Hounshell and Hill 1989; Rapaport and
Savard 1980; Roblyer, et al. 1988; Rodriguez and
Rodriguez 1986; Stennett 1985)
Sekolah secara umum (Batey 1986; Bialo and Sivin
1990; Ehman and Glen 1987; Roblyer, et al. 1988)
Diri sebagai pelajar (Bialo and Sivin 1990; Mevarech
and Rich 1985; Robertson, et al. 1987; Rupe 1986).
5. Apa kata pelajar?
Students say they like working with computers
because computers:
Jadi seorang yang sabar
Tidak pernah jemu atau letih
Tidak pernah kecewa atau marah
Bekerja secara ‘private’
Tidak pernah lupa untuk membetulkan diri sendiri
Seronok dan menghiburkan
Pembelajaran kendiri
‘self-paced’
Tidak malu dengan kesilapan yang dibuat
Membolehkan ia membuat eksperimen lantaran dari
pilihan yang ada
Maklumbalas segera
6. Apa kata pelajar?
Lebih jelas dari guru
Peransang yang hebat
Kawalan terhadap pembelajaran
Latih-tubi yang terbaik
Membantu pelajar dalam aktviti mengeja
Berupaya membina kemahiran dalam
dunia perkomputeran
Mampu bekerja lebih pantas.
(Bialo and Sivin 1990; Braun 1990; Lawton and Gerschner
1982; Mokros andTinker 1987; Robertson, et al. 1987;
Rupe 1986; Schmidt, et al. 1985-86; Wepner 1990.)
7. Peranan guru
Fasilitator
Pemulihan dan pengayaan
‘Motivator’
Memberikan maklumbalas positif
Daya pujuk
Peransang
8. Kaedah
‘Self-paced’
Inkuiri
penemuan
Penyelesaian masalah
Berpandukan guru
Kuliah
Latih-tubi
Editor's Notes
It will be helpful, before discussing the research findings, to offer some definitions of CAI and other kinds of learning activities involving computers. As Kulik, Kulik, and Bangert-Drowns point out in their 1985 research summary, "the terminology in the area is open to dispute" (p. 59). This is putting it mildly. Those seeking to make sense of the array of terms used by educators and researchers--computer-assisted instruction, computer-based education, computer-based instruction, computer-enriched instruction, computermanaged instruction--can easily become confused. The following definitions are a synthesis of those offered by Bangert-Drowns, et al. (1985), Batey (1987), Grimes (1977), Samson et al. (1986), and Stennett (1985), and represent commonly accepted (though certainly not the only) definitions of these terms: Computer-based education (CBE) and computer-based instruction (CBI) are the broadest terms and can refer to virtually any kind of computer use in educational settings, including drill and practice, tutorials, simulations, instructional management, supplementary exercises, programming, database development, writing using word processors, and other applications. These terms may refer either to stand-alone computer learning activities or to computer activities which reinforce material introduced and taught by teachers. Computer-assisted instruction (CAI) is a narrower term and most often refers to drill-and-practice, tutorial, or simulation activities offered either by themselves or as supplements to traditional, teacherdirected instruction. Computer-managed instruction (CMI) can refer either to the use of computers by school staff to organize student data and make instructional decisions or to activities in which the computer evaluates students' test performance, guides them to appropriate instructional resources, and keeps records of their progress. Computer-enriched instruction (CEI) is defined as learning activities in which computers (1) generate data at the students' request to illustrate relationships in models of social or physical reality, (2) execute programs developed by the students, or (3) provide general enrichment in relatively unstructured exercises designed to stimulate and motivate students.