Data Perkembangan hiv aids di indonesia tahun 2014aris munandar
Laporan perkembangan HIV/AIDS berdasarkan umur di Indonesia tahun 2014 menunjukkan bahwa:
Jumlah kasus AIDS tertinggi terjadi pada kelompok umur 30-39 tahun dengan total 9.197 kasus dari tahun 2010-2014. Kelompok umur 20-29 tahun menempati urutan kedua dengan total 8.479 kasus. Kelompok umur 40-49 tahun menempati urutan ketiga dengan total 3.968 kasus. Dengan kata lain, jumlah kasus
Laporan ini membahas perkembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia antara tahun 2008-2014 berdasarkan jenis kelamin. Jumlah kasus HIV pada laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, dengan peningkatan signifikan setiap tahunnya. Tahun 2013 mencatat puncak infeksi baru, dan kematian akibat AIDS juga lebih tinggi pada laki-laki.
Berdasarkan data terbaru, angka kematian akibat HIV/AIDS di Indonesia meningkat namun angka kematian akibat malaria dan tuberkulosis menurun. Indonesia mencatat angka kematian HIV/AIDS, malaria, dan tuberkulosis yang lebih rendah dibanding rata-rata global, meskipun angka kematian tuberkulosis masih tertinggal. Studi ini menganalisis insiden, prevalensi, dan angka kematian ketiga penyakit sejak 1990 hingga 2014.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Inisiatif #ODHABerhakSehat berfokus pada pengoptimalan penggunaan media sosial dan telekomunikasi untuk memberikan informasi HIV/AIDS dan meningkatkan akses pengobatan bagi orang dengan HIV/AIDS di Indonesia; (2) Saat ini inisiatif tersebut mengelola satu website dan beberapa akun media sosial seperti Facebook dan Twitter; (3) Salah satu tantangan yang dihadapi adalah mas
Data Perkembangan hiv aids di indonesia tahun 2014aris munandar
Laporan perkembangan HIV/AIDS berdasarkan umur di Indonesia tahun 2014 menunjukkan bahwa:
Jumlah kasus AIDS tertinggi terjadi pada kelompok umur 30-39 tahun dengan total 9.197 kasus dari tahun 2010-2014. Kelompok umur 20-29 tahun menempati urutan kedua dengan total 8.479 kasus. Kelompok umur 40-49 tahun menempati urutan ketiga dengan total 3.968 kasus. Dengan kata lain, jumlah kasus
Laporan ini membahas perkembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia antara tahun 2008-2014 berdasarkan jenis kelamin. Jumlah kasus HIV pada laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, dengan peningkatan signifikan setiap tahunnya. Tahun 2013 mencatat puncak infeksi baru, dan kematian akibat AIDS juga lebih tinggi pada laki-laki.
Berdasarkan data terbaru, angka kematian akibat HIV/AIDS di Indonesia meningkat namun angka kematian akibat malaria dan tuberkulosis menurun. Indonesia mencatat angka kematian HIV/AIDS, malaria, dan tuberkulosis yang lebih rendah dibanding rata-rata global, meskipun angka kematian tuberkulosis masih tertinggal. Studi ini menganalisis insiden, prevalensi, dan angka kematian ketiga penyakit sejak 1990 hingga 2014.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Inisiatif #ODHABerhakSehat berfokus pada pengoptimalan penggunaan media sosial dan telekomunikasi untuk memberikan informasi HIV/AIDS dan meningkatkan akses pengobatan bagi orang dengan HIV/AIDS di Indonesia; (2) Saat ini inisiatif tersebut mengelola satu website dan beberapa akun media sosial seperti Facebook dan Twitter; (3) Salah satu tantangan yang dihadapi adalah mas
Laporan ini menyajikan statistik terbaru kasus HIV dan AIDS di Indonesia hingga Juni 2014. Jumlah kumulatif kasus HIV mencapai 142.950 dan AIDS mencapai 55.623. Provinsi dengan jumlah kasus tertinggi adalah Papua, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. Sebagian besar kasus disebabkan oleh hubungan seks berisiko dan penggunaan jarum suntik tidak steril. Jumlah layanan pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS terus meningkat.
Evaluasi capaian program P2PM Provinsi Sulawesi BaratMuh Saleh
Evaluasi program pencegahan dan pengendalian penyakit di Provinsi Sulawesi Barat menunjukkan capaian program yang baik untuk beberapa penyakit seperti filaria, kecacingan, dan malaria meskipun masih terdapat kasus. Untuk penyakit lain seperti DBD dan rabies terdapat peningkatan kasus namun upaya penanganannya terus dilakukan. Secara keseluruhan capaian program P2P di Sulawesi Barat telah mencapai target yang ditetapkan meskipun mas
Laporan Perkembangan HIV/AIDS Berdasarkan Umur Tahun 2014Rezza Putri
Laporan ini menyajikan data perkembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia berdasarkan kelompok umur antara tahun 2010-2014. Kasus tertinggi terjadi pada kelompok umur produktif 25-49 tahun untuk HIV dan 30-39 tahun untuk AIDS, menunjukkan pentingnya upaya pencegahan khususnya mengenai perilaku seksual pada kelompok umur tersebut.
Laporan menyoroti situasi demam berdarah dengung di Kabupaten Lampung Timur tahun 2018 dengan beberapa poin utama. Pertama, jumlah kasus DBD sebanyak 205 kasus yang semuanya ditangani sesuai prosedur operasional standar. Kedua, angka insiden 19,7/100.000 penduduk dan angka kematian nol persen berada di bawah target program. Ketiga, sebaran kasus tertinggi di puskesmas Pugung Raharjo, Pasir Sakti, dan P
Berdasarkan hasil penelitian, tiga faktor yang berpengaruh signifikan terhadap perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti di Kota Lhokseumawe adalah peran petugas kesehatan, ketersediaan informasi, dan pengetahuan masyarakat. Peran petugas kesehatan yang aktif berpengaruh paling dominan dalam mendorong perilaku baik masyarakat.
Laporan program TB Tahun 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi BaratMuh Saleh
Laporan ini menyajikan hasil capaian program penanggulangan tuberkulosis di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2013. Capaian program tersebut meliputi angka penemuan kasus baru, proporsi kasus paru BTA positif, angka notifikasi kasus, distribusi kasus menurut umur dan jenis kelamin, hasil pengobatan pasien, dan angka kematian. Secara umum hasil capaian program masih belum mencapai target, meskipun beberapa kabupaten telah melampaui
Puskesmas Klari melayani 8 desa dengan total penduduk 95.457 jiwa. Memiliki fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan anak serta layanan darurat. Terus meningkatkan kinerja pelayanan darurat obstetri dan neonatal melalui peningkatan peralatan, keterampilan tenaga kesehatan, dan pencegahan infeksi. Masyarakat dilibatkan melalui pembentukan forum masyarakat kesehatan untuk meningkatkan akuntabilitas.
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFASDokter Tekno
Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada Kabupaten Fokus di Provinsi Fokus dalam rangka Orientasi Pelayanan Persalinan dan Nifas Bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas
Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014Ditjen P2P
Data Kegiatan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014 memberikan ringkasan capaian program di semester I tahun 2014 dalam bidang: (1) pengendalian penyakit bersumber binatang, (2) pengendalian penyakit menular langsung, (3) surveilans, imunisasi, karantina dan kesehatan matra, (4) penyehatan lingkungan, (5) pengendalian penyakit tidak menular, (6) dukungan manajemen dan
Laporan bulanan Puskesmas Candi memaparkan capaian program hingga triwulan ketiga 2022, di mana capaian program mencapai 96,04% sedangkan serapan anggaran baru 48,81%. Beberapa program belum mencapai target seperti pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir.
EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (TB-MDR) DENG...Aji Wibowo
Salah satu jenis resistensi dalam pengobatan TB adalah Multi Drug Resistant (MDR). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan program penanganan TB-MDR di wilayah Kabupaten Banyumas meliputi tingkat pengetahuan
petugas TB, kesesuaian tata laksana dengan pedoman nasional dan mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi terlaksananya program TB-MDR. Penelitian ini menggunakan observasi deskriptif secara prospektif. Analisis kuantitatif menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan petugas TB dan daftar checklist untuk kesesuaian tatalaksana program TB-MDR dengan pedoman nasional. Analisis kualitatif menggunakan metode wawancara terstruktur kepada petugas TB atau kepala
puskesmas untuk menggali faktor penghambat dan pendukung program pengendalian TB-MDR di puskesmas di Kabupaten Banyumas selama kurang lebih 3 bulan.
Laporan ini menyajikan statistik terbaru kasus HIV dan AIDS di Indonesia hingga Juni 2014. Jumlah kumulatif kasus HIV mencapai 142.950 dan AIDS mencapai 55.623. Provinsi dengan jumlah kasus tertinggi adalah Papua, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. Sebagian besar kasus disebabkan oleh hubungan seks berisiko dan penggunaan jarum suntik tidak steril. Jumlah layanan pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS terus meningkat.
Evaluasi capaian program P2PM Provinsi Sulawesi BaratMuh Saleh
Evaluasi program pencegahan dan pengendalian penyakit di Provinsi Sulawesi Barat menunjukkan capaian program yang baik untuk beberapa penyakit seperti filaria, kecacingan, dan malaria meskipun masih terdapat kasus. Untuk penyakit lain seperti DBD dan rabies terdapat peningkatan kasus namun upaya penanganannya terus dilakukan. Secara keseluruhan capaian program P2P di Sulawesi Barat telah mencapai target yang ditetapkan meskipun mas
Laporan Perkembangan HIV/AIDS Berdasarkan Umur Tahun 2014Rezza Putri
Laporan ini menyajikan data perkembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia berdasarkan kelompok umur antara tahun 2010-2014. Kasus tertinggi terjadi pada kelompok umur produktif 25-49 tahun untuk HIV dan 30-39 tahun untuk AIDS, menunjukkan pentingnya upaya pencegahan khususnya mengenai perilaku seksual pada kelompok umur tersebut.
Laporan menyoroti situasi demam berdarah dengung di Kabupaten Lampung Timur tahun 2018 dengan beberapa poin utama. Pertama, jumlah kasus DBD sebanyak 205 kasus yang semuanya ditangani sesuai prosedur operasional standar. Kedua, angka insiden 19,7/100.000 penduduk dan angka kematian nol persen berada di bawah target program. Ketiga, sebaran kasus tertinggi di puskesmas Pugung Raharjo, Pasir Sakti, dan P
Berdasarkan hasil penelitian, tiga faktor yang berpengaruh signifikan terhadap perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti di Kota Lhokseumawe adalah peran petugas kesehatan, ketersediaan informasi, dan pengetahuan masyarakat. Peran petugas kesehatan yang aktif berpengaruh paling dominan dalam mendorong perilaku baik masyarakat.
Laporan program TB Tahun 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi BaratMuh Saleh
Laporan ini menyajikan hasil capaian program penanggulangan tuberkulosis di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2013. Capaian program tersebut meliputi angka penemuan kasus baru, proporsi kasus paru BTA positif, angka notifikasi kasus, distribusi kasus menurut umur dan jenis kelamin, hasil pengobatan pasien, dan angka kematian. Secara umum hasil capaian program masih belum mencapai target, meskipun beberapa kabupaten telah melampaui
Puskesmas Klari melayani 8 desa dengan total penduduk 95.457 jiwa. Memiliki fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan anak serta layanan darurat. Terus meningkatkan kinerja pelayanan darurat obstetri dan neonatal melalui peningkatan peralatan, keterampilan tenaga kesehatan, dan pencegahan infeksi. Masyarakat dilibatkan melalui pembentukan forum masyarakat kesehatan untuk meningkatkan akuntabilitas.
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFASDokter Tekno
Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada Kabupaten Fokus di Provinsi Fokus dalam rangka Orientasi Pelayanan Persalinan dan Nifas Bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas
Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014Ditjen P2P
Data Kegiatan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014 memberikan ringkasan capaian program di semester I tahun 2014 dalam bidang: (1) pengendalian penyakit bersumber binatang, (2) pengendalian penyakit menular langsung, (3) surveilans, imunisasi, karantina dan kesehatan matra, (4) penyehatan lingkungan, (5) pengendalian penyakit tidak menular, (6) dukungan manajemen dan
Laporan bulanan Puskesmas Candi memaparkan capaian program hingga triwulan ketiga 2022, di mana capaian program mencapai 96,04% sedangkan serapan anggaran baru 48,81%. Beberapa program belum mencapai target seperti pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir.
EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (TB-MDR) DENG...Aji Wibowo
Salah satu jenis resistensi dalam pengobatan TB adalah Multi Drug Resistant (MDR). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan program penanganan TB-MDR di wilayah Kabupaten Banyumas meliputi tingkat pengetahuan
petugas TB, kesesuaian tata laksana dengan pedoman nasional dan mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi terlaksananya program TB-MDR. Penelitian ini menggunakan observasi deskriptif secara prospektif. Analisis kuantitatif menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan petugas TB dan daftar checklist untuk kesesuaian tatalaksana program TB-MDR dengan pedoman nasional. Analisis kualitatif menggunakan metode wawancara terstruktur kepada petugas TB atau kepala
puskesmas untuk menggali faktor penghambat dan pendukung program pengendalian TB-MDR di puskesmas di Kabupaten Banyumas selama kurang lebih 3 bulan.
EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (TB-MDR) DENG...
C
1. 0
2
4
6
8
10
12
14
2012 2013 2014
Frekuensi
Jenis Kelamin
Laki- Laki
Perempuan
C. Distribusi Penyakit
1. Penyakit TB Paru
Distribusi Penyakit TB Paru pada tahun 2012 sampai tahun 2014 Sebagai
berikut :
a. Distribusi penyakit berdasarkan Orang
Tabel V.8 Distribusi frekuensi penderita penyakit TB Paru
berdasarkan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas Parang
Kabupaten Magetan Tahun 2012 sampai tahun 2014
NO Jenis
Kelamin
Frekuensi
2012 2013 2014
1. Laki- Laki 13 8 5
2. Perempuan 11 11 1
Total 24 19 6
Sumber : Data Puskesmas parang Kabupaten Magetan Tahun 2012-
2014
Tabel V.8 Distribusi prosentase penderita penyakit TB Paru
berdasarkan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas Parang
Kabupaten Magetan Tahun 2012 sampai tahun 2014
NO Jenis
Kelamin
Prosentase (%)
2012 2013 2014
1. Laki- Laki 54,1 42,1 83,3
2. Perempuan 45,8 57,8 16,6
Total 100.0 100,0 100,0
Sumber : Data Puskesmas parang Kabupaten Magetan Tahun 2012-
2014
Grafik V.8 Distribusi Frekuensi Penderita Penyait TB Paru Berdasarkan
Jenis Kelamin di wilayah kerja puskesmas Parang tahun 2012-2014
2. Dari Tabel V.8 Dan grafik V.8 Dapat diketahui bahwa kejadian penyakit TB Paru
di wilayah kerja Puskesmas Parang kabupaten magetan
Tahun 2012 banyak diderita oleh laki-laki yaitu sebanyak 13 jiwa dengan
prosentase 54,1% sedangkan perempuan 11 jiwa dengan prosetase 45,8%
Tahun 2013 banyak diderita oleh perempuan 11 jiwa dengan prosetase 57,8%
Sedangkan laki-laki yaitu sebanyak 8 jiwa dengan prosentase 42,1%
Tahun 2014 banyak diderita oleh laki-laki yaitu sebanyak 5 jiwa dengan
prosentase 83,3% sedangkan perempuan 1 jiwa dengan prosetase 16,6%
3. 0
5
10
15
20
25
30
< 1 Tahun 1-4 Tahun 5-14 Tahun > 15 Tahun
Frekuensi
Umur
2012
2013
2014
DISTRIBUSI PENYAKIT TB PARU BERDASARKAN UMUR PENDERITA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARANG TAHUN 2012-2014
NO UMUR FREKUENSI TOTAL
2012 2013 2014
1 < 1 Tahun 0 0 0 0
(0 %)
2 1 - 4 Tahun 0 0 0 0
(0 %)
3 5 - 14 Tahun 0 1 0 ˈ
(2,04 %)
4 > 15 Tahun 24 18 6 48
(97,95%)
Total
24
( 48,97 %)
19
(38,77%)
6
(12,24 %)
49
( 100 %)
Sumber : Data Puskesmas parang Kabupaten Magetan Tahun 2012-2014
Grafik V.9 Distribusi Frekuensi Penderita Penyait TB Paru Berdasarkan
Jenis Kelamin di wilayah kerja puskesmas Parang tahun 2012-2014
Dari tabel V.9 dan grafik V.9 dapat diketahui bahwa penyakit TB Paru di wilayah
kerja puskesmas Parang Kabupaten Magetan
Tahun 2012 banyak diderita oleh warga dengan rentang umur >15 Tahun yaitu
sebanyak 24 jiwa dengan prosentase 48,97%
Tahun 2013 banyak diderita oleh warga dengan rentang umur >15 Tahun yaitu
sebanyak 18 jiwa dengan prosentase 94,73%
4. Tahun 2014 banyak diderita oleh warga dengan rentang umur >15 Tahun yaitu
sebanyak 6 jiwa dengan prosentase 12,24%
5. b. Distribusi penyakit berdasarkan Tempat
Tabel V.10 Distribusi frekuensi dan prosentase penderita penyakit
TB Paru berdasarkan variabel tempat Di Wilayah Kerja
Puskesmas Parang Kabupaten Magetan Tahun 2012 sampai tahun
2014
NO DESA
FREKUENSI
TOTAL
2012 2013 2014
1 Parang 2 0 0
2
(4,08%)
2 Sayutan 3 1 0
4
(8,16 %)
3 Nglopang 0 1 0
1
(2,04 %)
4 Mategal 4 0 2
6
(12,24 %)
5 Bungkuk 0 0 0
0
(0 %)
6 Trosono 4 2 0
6
(12,24 %)
7 Ngunut 0 4 0
4
(8,16 %)
8 Ngaglik 1 1 1
3
(6,12 %)
9 Tamanarum 2 3 0
5
(10,20 %)
10 Pragak 4 2 2
8
(16,23%)
11 Sundul 1 2 0
3
(6,12 %)
12 Joketro 1 1 0
2
(4,08 %)
13 Krajan 2 2 1
5
(10,20 %)
Total 24
(48,97)
19
(38,77)
6
(12,24)
49
(100 %)
Sumber : Data Puskesmas parang Kabupaten Magetan Tahun
2012-2014
6. 0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Frekuensi
DESA/KELURAHAN
2012
2013
2014
Grafik V.10 Distribusi Frekuensi Penderita Penyait TB Paru Berdasarkan
variabel temmpat di wilayah kerja puskesmas Parang tahun 2012-2014
Dari tabel V.10 dan grafik V.9 dapat diketahui bahwa penyakit TB Paru di
wilayah kerja puskesmas Parang Kabupaten Magetan
Tahun 2012 banyak diderita oleh warga dengan rentang umur >15 Tahun yaitu
sebanyak 24 jiwa dengan prosentase 48,97%
Tahun 2013 banyak diderita oleh warga dengan rentang umur >15 Tahun yaitu
sebanyak 18 jiwa dengan prosentase 94,73%
Tahun 2014 banyak diderita oleh warga dengan rentang umur >15 Tahun yaitu
sebanyak 6 jiwa dengan prosentase 12,24%