Wireless bridge menghubungkan jaringan lokal melalui access point. Konfigurasi wireless bridge point to point dan point to multi point menggunakan TPLINK TL-WA5210G dengan mengatur IP address, SSID, channel, dan MAC address setiap access point. Konfigurasi berhasil jika ping antar LAN segment berhasil.
Cara melakukan konfigurasi Wireless Router, dengan materi tentang perbedaan antara Access Point dengan Wireless Router. Praktek dilakukan dengan mencoba dua buah tipe keamanan, yaitu WEP dengan WPA/WPA2.
Soal Modul C Cisco Packet Tracer Challenge - IT Networking Support LKS NTB 2017I Putu Hariyadi
Soal Modul C Cisco Packet Tracer Challenge (Routing, Switching and Security Essentials) - IT Networking Support pada Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Provinsi NTB 2017
Cara melakukan konfigurasi Wireless Router, dengan materi tentang perbedaan antara Access Point dengan Wireless Router. Praktek dilakukan dengan mencoba dua buah tipe keamanan, yaitu WEP dengan WPA/WPA2.
Soal Modul C Cisco Packet Tracer Challenge - IT Networking Support LKS NTB 2017I Putu Hariyadi
Soal Modul C Cisco Packet Tracer Challenge (Routing, Switching and Security Essentials) - IT Networking Support pada Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Provinsi NTB 2017
Implementasi topologi point to multi point dengan mikrotik iiakasantana
Jaringan wilayah metropolitan atau Metropolitan area network atau disingkat dengan MAN adalah suatu jaringan dalam suatu kota dengan transfer data berkecepatan tinggi, yang menghubungkan berbagai lokasi seperti kampus, perkantoran, pemerintahan dan sebagainya. Jaringan MAN adalah gabungan dari beberapa LAN.
Bagi rekan-rekan yang senang utak-atik Wifi barangkali tertarik untuk membuat WiFi Repeater, yang tujuannya untuk memperluas area WiFi yang sudah ada atau memperluas area hotspot.
Teknologinya disebut dengan Wireless Distribution System ( WDS), di mana ada 1 WiFi Access Point (AP) yang utama dan WiFi Access Point lainnya sebagai repeater. Beberapa produk vendor seperti Lynksys, Dlink, dll juga fasilitas tambahan WDS-AP atau selain sebagai distribusi (repeater) sekaligus berfungsi sebagai Access Point (AP).
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk memposisikan AP sebagai WDS, diantaranya :
1. Access Point (AP) harus mendukung fitur WDS. Pastikan dulu ttg hal ini dengan membaca brosur produk AP yang dibeli.
2. Authentication access point yang didukung dalam system WDS hanyalah WEP 64/128 bit dan semua Access Point yang terlibat dalam 1 koneksi harus menggunakan konfigurasi WEP yang sama persis.
3. Channel Wifi yang digunakan harus sama. Berdasarkan standar IEEE 802.11b/g, Spektrum frequency Wifi beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan demikian mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz), dengan frequency center sebagai berikut :
Channel 1 - 2,412 MHz
Channel 2 - 2,417 MHz
Channel 3 - 2,422 MHz
Channel 4 - 2,427 MHz
Channel 5 - 2,432 MHz
Channel 6 - 2,437 MHz
Channel 7 - 2,442 MHz
Channel 8 - 2,447 MHz
Channel 9 - 2,452 MHz
Channel 10 - 2,457 MHz
Channel 11 - 2,462 MHz
4. Di seting konfigurasi AP, setting channel Freq ini cukup dengan meng’klik’ nomor channel saja.
5. Pastikan MAC Address repeater sudah diijinkan untuk konek pada Access Point utama. Jika syarat diatas sudah dipenuhi, maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah :
* Aktifkan Wireless Bridging / WDS di semua Access Point yang ingin “digabungkan”.
* Catat MAC Address WiFi AP utama, lalu masukkan MAC Address itu ke WiFi repeater pada bagian WDS. Begitu juga sebaliknya.
* Setting IP WiFi AP Repeater sebagai bagian dari Network WiFi AP Utama.
* Matikan DHCP server di WiFi AP Repeater, krn DHCP akan diambil alih oleh WiFi AP Utama.
Sebagai catatan berdasarkan pengalaman :
* ISSID (Service Set Identifier) tidak perlu sama
* Ada kemungkinan beda Merk WiFi AP tidak bisa direlay
* Sudah sukses dilakukan di DLINK DWL-2700AP & DWL-2100AP.
* AP Utama tidak bisa mengaktifkan Mode Bursting tipe apa pun
Routing Protocol maksudnya adalah protocol untuk merouting. Routing protocol digunakan oleh router-router untuk memelihara /meng-update isi routing table. Pada dasarnya sebuah routing protocol menentukan jalur (path) yang dilalui oleh sebuah paket melalui sebuah internetwork. Contoh dari routing protocol adalah RIP, IGRP, EIGRP, dan OSPF.
Routed Protocol (protocol yang diroutingkan) maksudnya adalah protokol-protokol yang dapat dirutekan oleh sebuah router. Jadi protocol ini tidak digunakan untuk membuild routing tables, melainkan dipakai untuk addressing (pengalamatan). Karena digunakan untuk addressing, maka yang menggunakan routed protocol ini adalah end devices (laptop, mobile phone, desktop, mac, dll). router akan membaca informasi dari protocol ini sebagai dasar untuk memforward paket. Contoh routed protocol adalah IP, NetbeUI, IPX, Apple Talk dan DECNet.
1. MMeemmbbuuaatt WWiirreelleessss BBrriiddggee mmeenngggguunnaakkaann
TTPPLLIINNKK TTLL--WWAA55221100GG
Di era teknologi informasi seperti saat ini jaringan komputer menjadi hal yang sangat diperlukan, apalagi jika kita
memiliki beberapa kantor cabang yang ingin kita hubungkan satu sama lain. Untuk itu kita dapat menghubungkan
beberapa jaringan kantor tersebut menggunakan berbagai koneksi. Untuk menghemat biaya dan waktu pemasangan
dapat dilakukan koneksi jaringan menggunakan jaringan wireless. Salah satu teknologi wireless yang dapat digunakan
dalam menghubungkan jaringan tersebut adalah teknologi wireless bridge.
Pendahuluan
Wireless bridge adalah mode pada access point yang memungkinkan dua atau lebih access point dapat
menghubungkan jaringan lokal yang terhubung pada access point tersebut. Untuk membuat sebuah wireless bridge
diperlukan access point yang mempunyai mode bridge, salah satunya adalah TPLINK TL-WA5210G. Pada access
point TL-WA5210G dapat mendukung mode wireless bridge point to point dan wireless bridge point to multi point.
Pada mode wireless bridge point to multi point dapat mendukung sampai dengan 6 access point.
Konfigurasi Wireless Bridge (Point to Point)
1. Untuk melakukan konfigurasi hubungkan Access Point dengan PC / Laptop seperti pada gambar berikut.
2. Setelah terhubung, setting IP address pada PC dengan IP antara 192.168.1.1 – 192.168.1.253 (karena IP
address default Access Point adalah 192.168.1.254)
3. Buka browser pada PC dan masukkan IP address access point yaitu 192.168.1.254
4. Masukkan username dan password dengan “admin”
5. Setelah masuk pilih “Operation Mode” kemudian pilih “AP Mode” simpan konfigurasi dengan klik Save
2. 6. Setelah itu pilih Tab “Network” ganti IP address dengan IP yang sudah ditentukan. Contoh untuk AP 1 dengan
IP address 192.168.1.10 dan pada AP 2 dengan IP address 192.168.1.11 dengan subnet mask yang sama.
Simpan konfigurasi dengan klik Save
7. Pilih tab “Wireless” kemudian “Basic Settings” ganti SSID dengan SSID yang sudah ditentukan misal SSID
untuk AP 1 adalah TPLINK 1 dan SSID untuk AP 2 adalah TPLINK 2, Untuk channel pastikan AP 1 dan AP
2 memiliki channel yang sama agar dapat terhubung. Simpan konfigurasi dengan klik Save
3. 8. Pilih tab “Wireless” kemudan “Wireless Mode Settings”, pilih Bridge (Point to Point) pada AP 1 masukkan
MAC address dari AP 2 dan pada AP 2 masukkan AP 1 simpan konfigurasi dengan klik Save.
9. Setelah selesai coba lakukan Ping dari PC di LAN segment 1 ke LAN segment 2. Jika berhasil maka
konfigurasi Wireless Bridge Point to Point telah sukses.
4. Konfigurasi Wireless Bridge (Point to Multi Point)
Pada wireless mode Bridge Point to Multi Point AP 1, AP 2, dan AP 3 dapat terhubung satusama lain. Pada mode
Bridge Point to Multi Point yang kita lakukan ini AP 1 akan bertindak sebagai setral dari ketiga AP. Untuk
membuatnya lakukan konfigurasi seperti berikut
1. Hubungkan hubungkan Access Point dengan PC / Laptop seperti pada gambar berikut.
2. Setelah terhubung, setting IP address pada PC dengan IP antara 192.168.1.1 – 192.168.1.253 (karena IP
address default Access Point adalah 192.168.1.254)
3. Buka browser pada PC dan masukkan IP address access point yaitu 192.168.1.254
4. Masukkan username dan password dengan “admin”
5. Setelah masuk pilih “Operation Mode” kemudian pilih “AP Mode” simpan konfigurasi dengan klik Save
5. 6. Setelah itu pilih Tab “Network” ganti IP address dengan IP yang sudah ditentukan. Contoh untuk AP 1 dengan
IP address 192.168.1.10 dan pada AP 2 dengan IP address 192.168.1.11 dengan subnet mask yang sama.
Simpan konfigurasi dengan klik Save
7. Pilih tab “Wireless” kemudian “Basic Settings” ganti SSID dengan SSID yang sudah ditentukan misal SSID
untuk AP 1 adalah TPLINK 1 dan SSID untuk AP 2 adalah TPLINK 2, Untuk channel pastikan AP 1 dan AP
2 memiliki channel yang sama agar dapat terhubung. Simpan konfigurasi dengan klik Save
8. Pilih tab “Wireless” kemudan “Wireless Mode Settings”, pilih Bridge (Point to Multi Point) pada AP 1
masukkan MAC address dari AP 2 dan AP 3. Save konfigurasi yang sudah dilakukan
9. Pada AP 2 pilih mode Bridge (Point to Point) kemudian masukkan MAC address dari AP 1 kemudian save
konfigurasi yang sudah dilakukan
10. Pada AP 3 pilih mode Bridge (Point to Point ) kemudian masukkan MAC address AP 1 kemudian save
konfigurasi yang sudah dilakukan.
6. 11. Setelah selesai coba lakukan Ping dari PC di LAN segment 1 ke LAN segment 2 dan LAN segment 3. Jika
berhasil maka konfigurasi Wireless Bridge Point to Point telah sukses.
Terimakasih
(Bebas disebarluaskan)