1. Benigna Prostat Hipertropi (BPH) adalah pembesaran progresif kelenjar prostat yang umum terjadi pada pria berusia lebih dari 50 tahun dan menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretra.
2. Pembesaran prostat disebabkan oleh hiperplasia kelenjar periurethral yang kemudian mendesak jaringan prostat asli ke periferi dan menyebabkan penyumbatan uretra.
3. Gejala utama BPH adalah gangguan alir
Dokumen tersebut membahas konsep dasar medis tentang benigna prostat hiperplasia (BPH). Secara ringkas, BPH adalah pembesaran progresif kelenjar prostat yang disebabkan oleh hiperplasia beberapa atau semua komponennya. Dokumen ini juga menjelaskan anatomi, fisiologi, etiologi, insiden, patofisiologi, dan manifestasi klinis dari BPH.
1. Dokumen tersebut membahas tentang laporan pendahuluan BPH yang mencakup latar belakang, tujuan, konsep dasar dan manifestasi klinis BPH.
2. BPH atau benign prostatic hyperplasia adalah pembesaran prostat jinak yang disebabkan oleh faktor penuaan.
3. Gejala klinis BPH terdiri dari gejala obstruksi dan iritasi yang disebabkan oleh gangguan aliran urin.
Tinjauan teoritis membahas konsep penyakit Benigna Prostat Hiperplasia dan Epididimitis, meliputi pengertian, anatomi, fisiologi, dan etiologi kedua penyakit. Benigna Prostat Hiperplasia disebabkan oleh peningkatan hormon dan proses penuaan, sedangkan Epididimitis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri seperti E. Coli yang menuruni saluran kemih."
Dokumen tersebut membahas konsep medis tentang benigna prostat hipertropi (BPH). Secara ringkas, BPH adalah pembesaran kelenjar prostat yang umumnya terjadi pada pria dewasa lanjut usia. Pembesaran kelenjar prostat dapat menyumbat aliran urine dan menyebabkan berbagai gejala seperti sering buang air kecil dan retensi urine. Pemeriksaan diagnostik BPH meliputi pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan pemerik
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pasien laki-laki berusia 69 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan diagnosa banding, didiagnosis menderita benign prostatic hyperplasia (BPH). Dokumen juga menjelaskan anatomi, fisiologi, etiologi, dan penatalaksanaan BPH.
Organ reproduksi pria dan wanita memiliki perbedaan struktur dan fungsi. Organ reproduksi pria terdiri dari organ internal dan eksternal, sedangkan organ reproduksi wanita terdiri dari organ luar dan dalam. Kedua jenis kelamin mengalami proses reproduksi yang berbeda untuk menghasilkan keturunan, yaitu melalui spermatogenesis pada pria dan pematangan ovum pada wanita. Terdapat berbagai kelainan dan penyakit yang dapat terjadi pada organ reproduksi k
Sistem perkemihan terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, dan urethra. Ginjal berfungsi untuk menyaring darah dan menghasilkan urine, sedangkan ureter, kandung kemih, dan urethra berperan dalam mengalirkan dan mengeluarkan urine. Beberapa penyakit sistem perkemihan umum meliputi glomerulonefritis, sindrom nefrotik, nefritis, gagal ginjal, dan hidronefrosis.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar medis tentang benigna prostat hiperplasia (BPH). Secara ringkas, BPH adalah pembesaran progresif kelenjar prostat yang disebabkan oleh hiperplasia beberapa atau semua komponennya. Dokumen ini juga menjelaskan anatomi, fisiologi, etiologi, insiden, patofisiologi, dan manifestasi klinis dari BPH.
1. Dokumen tersebut membahas tentang laporan pendahuluan BPH yang mencakup latar belakang, tujuan, konsep dasar dan manifestasi klinis BPH.
2. BPH atau benign prostatic hyperplasia adalah pembesaran prostat jinak yang disebabkan oleh faktor penuaan.
3. Gejala klinis BPH terdiri dari gejala obstruksi dan iritasi yang disebabkan oleh gangguan aliran urin.
Tinjauan teoritis membahas konsep penyakit Benigna Prostat Hiperplasia dan Epididimitis, meliputi pengertian, anatomi, fisiologi, dan etiologi kedua penyakit. Benigna Prostat Hiperplasia disebabkan oleh peningkatan hormon dan proses penuaan, sedangkan Epididimitis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri seperti E. Coli yang menuruni saluran kemih."
Dokumen tersebut membahas konsep medis tentang benigna prostat hipertropi (BPH). Secara ringkas, BPH adalah pembesaran kelenjar prostat yang umumnya terjadi pada pria dewasa lanjut usia. Pembesaran kelenjar prostat dapat menyumbat aliran urine dan menyebabkan berbagai gejala seperti sering buang air kecil dan retensi urine. Pemeriksaan diagnostik BPH meliputi pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan pemerik
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pasien laki-laki berusia 69 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan diagnosa banding, didiagnosis menderita benign prostatic hyperplasia (BPH). Dokumen juga menjelaskan anatomi, fisiologi, etiologi, dan penatalaksanaan BPH.
Organ reproduksi pria dan wanita memiliki perbedaan struktur dan fungsi. Organ reproduksi pria terdiri dari organ internal dan eksternal, sedangkan organ reproduksi wanita terdiri dari organ luar dan dalam. Kedua jenis kelamin mengalami proses reproduksi yang berbeda untuk menghasilkan keturunan, yaitu melalui spermatogenesis pada pria dan pematangan ovum pada wanita. Terdapat berbagai kelainan dan penyakit yang dapat terjadi pada organ reproduksi k
Sistem perkemihan terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, dan urethra. Ginjal berfungsi untuk menyaring darah dan menghasilkan urine, sedangkan ureter, kandung kemih, dan urethra berperan dalam mengalirkan dan mengeluarkan urine. Beberapa penyakit sistem perkemihan umum meliputi glomerulonefritis, sindrom nefrotik, nefritis, gagal ginjal, dan hidronefrosis.
Fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretraZora Yui
Dokumen ini memberikan informasi tentang fisiologi tiga organ ekskresi utama yaitu ureter, kandung kemih, dan uretra. Ureter adalah saluran yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih dengan panjang sekitar 25-30 cm. Kandung kemih berfungsi menampung urine sementara dan dapat mengembang dan mengempis. Uretra adalah saluran keluar urine yang berbeda strukturnya pada pria dan wanita.
Dokumen ini menjelaskan tentang komponen sistem urinaria manusia yang terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal berfungsi menyaring darah dan menghasilkan urine, ureter mengalirkan urine ke kandung kemih, kandung kemih menyimpan urine sementara, dan uretra mengeluarkan urine keluar tubuh.
Ginjal berfungsi menyaring darah dan mengeluarkan limbah melalui urine. Terdiri dari korteks, medula, dan saluran seperti ureter dan uretra untuk mengalirkan urine. Ginjal dapat mengalami infeksi, penyakit glomerular, atau gagal yang dapat menyebabkan disfungsi.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem perkemihan yang terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Dijelaskan struktur dan fungsi masing-masing organ tersebut beserta proses pembentukan dan eliminasi urine serta pengaturan tekanan darah dan keseimbangan cairan tubuh.
Dokumen ini membahas tentang ureter dan vesika urinaria. Ureter adalah organ berbentuk pipa kecil yang mengalirkan urine dari ginjal ke vesika urinaria. Vesika urinaria berfungsi sebagai kontainer sementara untuk menampung urine sebelum dikeluarkan dari tubuh. Kedua organ ini memiliki lapisan otot yang berperan dalam peristaltik untuk mengalirkan urine.
Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal menyaring darah dan menghasilkan urin, yang dibawa oleh ureter ke kandung kemih. Ketika kandung kemih penuh, urin dikeluarkan melalui uretra.
Ileus obstruktif adalah gangguan aliran isi usus akibat sumbatan sebagian atau seluruh usus. Dokumen menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem pencernaan, termasuk etiologi ileus obstruktif yang disebabkan oleh adanya obstruksi mekanik akibat gangguan pada dinding usus.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan hipertrofi prostat, meliputi konsep dasar, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnosis, penatalaksanaan, dan konsep asuhan keperawatan untuk klien tersebut."
1. BPH adalah pembesaran progresif kelenjar prostat yang menyebabkan obstruksi uretra dan membatasi aliran urin.
2. Gejalanya berupa keluhan saluran kemih bagian atas dan bawah seperti nyeri pinggang, benjolan pinggang, sering buang air kecil.
3. Pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan bedah umumnya digunakan untuk diagnosis dan pengobatan.
Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)Anno Making
Teks tersebut membahas tentang benign prostatic hyperplasia (BPH). BPH adalah pembesaran kelenjar prostat yang menghambat aliran urin dengan cara menutupi orifisium uretra. BPH disebabkan oleh faktor penuaan dan terjadi akibat meningkatnya jumlah sel stroma dan epitelia pada bagian periuretra prostat. Gejalanya berupa gangguan eliminasi urin seperti sering buang air kecil dan nyeri saat buang air kecil.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertropi prostat, yaitu pembesaran kelenjar prostat yang dapat mendesak uretra dan menyebabkan retensi urine. Hipertropi prostat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan testosteron pada usia lanjut. Gejala klinisnya antara lain sulit dan sakit saat buang air kecil. Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan laboratorium, radiologi seperti USG transrektal, dan pembedahan
Fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretraZora Yui
Dokumen ini memberikan informasi tentang fisiologi tiga organ ekskresi utama yaitu ureter, kandung kemih, dan uretra. Ureter adalah saluran yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih dengan panjang sekitar 25-30 cm. Kandung kemih berfungsi menampung urine sementara dan dapat mengembang dan mengempis. Uretra adalah saluran keluar urine yang berbeda strukturnya pada pria dan wanita.
Dokumen ini menjelaskan tentang komponen sistem urinaria manusia yang terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal berfungsi menyaring darah dan menghasilkan urine, ureter mengalirkan urine ke kandung kemih, kandung kemih menyimpan urine sementara, dan uretra mengeluarkan urine keluar tubuh.
Ginjal berfungsi menyaring darah dan mengeluarkan limbah melalui urine. Terdiri dari korteks, medula, dan saluran seperti ureter dan uretra untuk mengalirkan urine. Ginjal dapat mengalami infeksi, penyakit glomerular, atau gagal yang dapat menyebabkan disfungsi.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem perkemihan yang terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Dijelaskan struktur dan fungsi masing-masing organ tersebut beserta proses pembentukan dan eliminasi urine serta pengaturan tekanan darah dan keseimbangan cairan tubuh.
Dokumen ini membahas tentang ureter dan vesika urinaria. Ureter adalah organ berbentuk pipa kecil yang mengalirkan urine dari ginjal ke vesika urinaria. Vesika urinaria berfungsi sebagai kontainer sementara untuk menampung urine sebelum dikeluarkan dari tubuh. Kedua organ ini memiliki lapisan otot yang berperan dalam peristaltik untuk mengalirkan urine.
Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal menyaring darah dan menghasilkan urin, yang dibawa oleh ureter ke kandung kemih. Ketika kandung kemih penuh, urin dikeluarkan melalui uretra.
Ileus obstruktif adalah gangguan aliran isi usus akibat sumbatan sebagian atau seluruh usus. Dokumen menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem pencernaan, termasuk etiologi ileus obstruktif yang disebabkan oleh adanya obstruksi mekanik akibat gangguan pada dinding usus.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan hipertrofi prostat, meliputi konsep dasar, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnosis, penatalaksanaan, dan konsep asuhan keperawatan untuk klien tersebut."
1. BPH adalah pembesaran progresif kelenjar prostat yang menyebabkan obstruksi uretra dan membatasi aliran urin.
2. Gejalanya berupa keluhan saluran kemih bagian atas dan bawah seperti nyeri pinggang, benjolan pinggang, sering buang air kecil.
3. Pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan bedah umumnya digunakan untuk diagnosis dan pengobatan.
Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)Anno Making
Teks tersebut membahas tentang benign prostatic hyperplasia (BPH). BPH adalah pembesaran kelenjar prostat yang menghambat aliran urin dengan cara menutupi orifisium uretra. BPH disebabkan oleh faktor penuaan dan terjadi akibat meningkatnya jumlah sel stroma dan epitelia pada bagian periuretra prostat. Gejalanya berupa gangguan eliminasi urin seperti sering buang air kecil dan nyeri saat buang air kecil.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertropi prostat, yaitu pembesaran kelenjar prostat yang dapat mendesak uretra dan menyebabkan retensi urine. Hipertropi prostat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan testosteron pada usia lanjut. Gejala klinisnya antara lain sulit dan sakit saat buang air kecil. Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan laboratorium, radiologi seperti USG transrektal, dan pembedahan
Organ reproduksi pria dan wanita memiliki fungsi untuk menghasilkan keturunan baru. Organ reproduksi pria terdiri dari organ internal dan eksternal, sedangkan organ reproduksi wanita terdiri dari alat kelamin luar dan dalam yang meliputi ovarium, saluran telur, dan vagina. Terdapat berbagai kelainan yang dapat terjadi pada sistem reproduksi kedua jenis kelamin.
1. Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah pembesaran kelenjar prostat yang baik yang dapat menyumbat aliran urin.
2. Gejala BPH meliputi sering buang air kecil, terbangun malam untuk buang air kecil, dan rasa sakit saat buang air kecil.
3. Penatalaksanaan BPH meliputi observasi, terapi obat, dan operasi seperti TURP untuk mengangkat jaringan prostat yang berlebihan.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria dan wanita. Pada pria terdiri atas organ eksteren seperti penis dan testis, serta organ internal seperti vas deferens dan prostat. Pada wanita terdiri atas organ eksternal seperti vulva, klitoris, dan organ internal seperti vagina dan rahim. Dokumen juga membahas tentang perkembangan sperma pada pria dan siklus menstruasi pada wanita.
Penyuluhan memberikan informasi tentang Benigna Prostat Hipertrofi (BPH) kepada seorang pasien. Topik tersebut mencakup pengertian, penyebab, gejala, dan terapi BPH. Penyuluhan dilakukan selama 15 menit menggunakan metode ceramah dan bahan presentasi untuk memberikan pemahaman kepada pasien tentang kondisinya.
MATERI PRESENTASI BIOLOGI UNTUK SISWA SMP KELAS IX PADA SEMESTER GANJIL. SUDAH SAYA SUSUN RUNTUT, MENARIK DAN DETAIL. KUNJUNGI SAYA PADA http://aguspurnomosite.blogspot.com
Benigna Prostat Hipertrofi (BPH) adalah pembesaran prostat yang menyebabkan penyempitan aliran urin dan gejala seperti sering buang air kecil terutama malam hari. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi digunakan untuk diagnosis. Penatalaksanaan meliputi observasi, terapi obat, dan pembedahan untuk menghilangkan prostat.
Hiperplasia prostat benigna merupakan pembesaran prostat yang tidak kanker yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan jaringan prostat. Gejala yang muncul antara lain gangguan buang air kecil dan iritasi kandung kemih. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan fisik rektal, skor IPSS, pemeriksaan laboratorium seperti PSA dan urinalisis, serta pemeriksaan gambar seperti USG. Terapi yang d
Sistem reproduksi terdiri dari organ reproduksi internal dan eksternal baik pria maupun wanita. Organ reproduksi pria meliputi penis, testis dan organ tambahan. Organ reproduksi wanita meliputi vagina, uterus, ovarium dan organ luar seperti vulva. Kedua sistem bekerja untuk menghasilkan keturunan melalui proses seperti spermatogenesis dan ovulasi yang dipengaruhi hormon.
Dokumen tersebut membahas manfaat buah ciplukan yang banyak digunakan sebagai obat herbal, diantaranya untuk mengobati penyakit jantung, asma, kurap, menurunkan demam dan tekanan darah tinggi, membersihkan kencing kotor, mengobati kanker payudara, menghilangkan kuning pada bayi, menyadarkan orang pingsan, mengobati stroke, menambah kecerdasan, mengobati kencing manis dan diabetes, menghil
Dokumen ini membahas tentang trend dan isu HIV berdasarkan usia. Terdapat tiga bab utama yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Bab pendahuluan menjelaskan latar belakang dan tujuan penulisan dokumen. Bab isi membahas tentang prevalensi HIV pada berbagai kelompok usia dan isu-isu yang terkait. Bab penutup berisi kesimpulan dan ucapan terima kasih.
Reumatoid artritis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada sendi, menimbulkan nyeri dan bengkak serta dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Penyakit ini umumnya menyerang sendi-sendi tangan dan kaki secara simetris."
Lordosis adalah gangguan pada tulang belakang dimana tulang belakang membengkok ke belakang sehingga menyebabkan pasien terlihat bongkok. Ini disebabkan oleh kegagalan segmentasi bagian belakang tulang vertebra. Gejala lordosis bervariasi untuk setiap orang namun biasanya berupa penonjolan bokong. Pemeriksaan sinar X dan MRI digunakan untuk menilai kebengkokan dan sudutnya.
Hematologi mempelajari darah dan organ pembentuk darah serta penyakitnya. Darah terdiri atas plasma, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Sel darah merah mengangkut oksigen, sel darah putih bertugas dalam pertahanan tubuh, dan trombosit berperan dalam proses pembekuan darah.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem imun, terdiri dari definisi imunologi, sistem imun, dan imunitas. Kemudian membahas tentang fungsi sistem imun yang meliputi pertahanan terhadap agen eksojen dan endogen, homeostatis, dan pengawasan. Selanjutnya menjelaskan tentang respon imun yang terdiri dari non-spesifik dan spesifik.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari filsafat Yunani Kuno hingga saat ini. Pancasila diusulkan sebagai paradigma pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia agar lebih kontekstual, namun belum sepenuhnya dilaksanakan. Diperlukan situasi yang kondusif agar ilmu pengetahuan dapat berkembang dengan baik.
Dokumen tersebut membahas tentang etika Pancasila sebagai sistem etika. Pancasila dijelaskan sebagai pedoman etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai keTuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai ideal yang harus diwujudkan dalam kehidupan nyata sebagai pedoman bagi tindakan dan munculnya nilai lain. Pancasila di
Teks tersebut membahas tentang Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia. Pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa Indonesia yang kemudian dijadikan dasar filsafat negara. Pancasila sebagai ideologi negara memiliki ciri sebagai ideologi yang terbuka, komprehensif, dan berakar pada budaya bangsa. Teks juga membandingkan Pancasila dengan ideologi-ideologi besar lain seperti liberalisme, komunisme, dan s
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan nilai-nilai Pancasila sejak zaman pra-kemerdekaan hingga era reformasi. Beberapa nilai yang telah berkembang sejak dahulu antara lain nilai keagamaan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan kesejahteraan. Nilai-nilai tersebut kemudian dijadikan dasar negara Indonesia melalui proses yang dimulai sejak BPUPKI hingga disahkannya Pancasila pada
1. A. Pengertian
BPH (Benigna Prostat Hipertropi) adalah pembesaran atau hypertropi prostat. Kelenjar
prostat membesar, memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran
keluar urine, dapat menyebabkan hydronefrosis dan hydroureter. Istilah Benigna Prostat
Hipertropi sebenarnya tidaklah tepat karena kelenjar prostat tidaklah membesar atau
hipertropi prostat, tetapi kelenjar-kelenjar periuretra lah yang mengalami hiperplasian (sel-
selnya bertambah banyak). Kelenjar-kelenjar prostat sendiri akan terdesak menjadi gepeng
dan disebut kapsul surgical. Maka dalam literatur di benigna hiperplasia of prostat gland atau
adenoma prostat, tetapi hipertropi prostat sudah umum dipakai.
Hipertropi Prostat adalah hiperplasia dari kelenjar periurethral yang kemudian
mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. (Jong, Wim de,
1998).
Benigna Prostat Hipertropi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat,
disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan
kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika
(Lab / UPF Ilmu Bedah RSUD dr. Sutomo, 1994 : 193).
BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat ( secara umum pada pria lebih
tua dari 50 tahun ) menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran
urinarius ( Marilynn, E.D, 2000 : 671 ).
Hiperplasia prostat benigna adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat (secara
umum pria lebih tua dari 50 tahun) menyebabkan berbagai derajat obstruksi urethral dan
pembatasan aliran urinarius (Doengoes, Morehouse & Geissler, 2000, hal 671).
Kelenjar prostat bila mengalami pembesaran, organ ini membuntu uretra Pars
Prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari buli-buli (Poernomo,
2000, hal 74).
B. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Urogenital
1. Uretra
Uretra merupakan tabung yg menyalurkan urine keluar dari buli-buli melalui proses
miksi.
2. Pada pria organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan cairan mani. Uretra
diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada perbatasan buli-buli dan
uretra, dan sfingter uretra skterna yang terletak pada perbatasan uretra anterior dan posterior.
Pada saat buli-buli penuh sfingter uretra interna akan terbuka dengan sendirinya karena
dindingnya terdiri atas otot polos yang disarafi oleh sistem otonomik. Sfingter uretra ekterna
terdiri atas otot bergaris yang dapat diperintah sesuai dengan keinginan seseorang. Pada saat
kencing sfingter ini terbuka dan tetap tertutup pada saat menahan kencing.
Secara anatomis uretra dibagi menjadi dua bagian yaitu uretra posterior dan uretra
anterior. Kedua uretra ini dipisahkan oleh sfingter uretra eksterna. Panjang uretra wanita ± 3-
5 cm, sedangkan uretra pria dewasa ± 23-25 cm. Perbedaan panjang inilah yang
menyebabkan keluhan hambatan pengeluaran urine lebih sering terjadi pada pria. Uretra
posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika yaitu bagian uretra yang dilingkupi oleh
kelenjar prostat, dan uretra pars membranasea.
Dibagian posterior lumen uretra prostatika terdapat suatu benjolan verumontanum, dan
disebelah kranial dan kaudal dari veromontanum ini terdapat krista uretralis. Bagian akhir
dari pars deferens yaitu kedua duktus ejakulatorius terdapat dipinggir kiri dan kanan
verumontanum, sedangkan sekresi kelenjar prostat bermuara di dalam duktus prostatikus
yang tersebar di uretra prostatika.
Uretra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh korpus spongiosum penis.
Uretra anterior terdiri atas pars bulbosa, pars pendularis, fossa navikulare dan meatus uretra
eksterna.
Di dalam lumen uretra anterior terdapat beberapa muara kelenjar yang berfungsi dalam
proses reproduksi, yaitu kelenjar Cowperi berada di dalam diafragma urogenitalis bermuara
di uretra pars bulbosa, serta kelenjar littre yaitu kelenjar parauretralis yang bermuara di uretra
pars pendularis.
2. Kelenjar Postat
Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak tepat dibawah leher kandung kemih,
di belakang simfisis pubis dan di depan rektum ( Gibson, 2002, hal. 335 ). Bentuknya seperti
buah kemiri dengan ukuran 4 x 3 x 2,5 cm dan beratnya + 20 gr, kelenjar ini mengelilingi
uretra dan dipotong melintang oleh duktus ejakulatorius, yang merupakan kelanjutan dari vas
deferen.
Kelenjar ini terdiri atas jaringan fibromuskular dan gladular yang terbagi dalam
beberapa daerah arau zona, yaitu perifer, sentral, transisional, preprostatik sfingter dan
anterior. ( Purnomo, 2000, hal.7, dikutip dari Mc Neal, 1970)
3. Asinus setiap kelenjar mempunyai struktur yang rumit, epitel berbentuk kuboid
sampai sel kolumner semu berlapis tergantung pad atingkat aktivitas prostat dan rangsangan
androgenik. Sel epitel memproduksi asam fostat dan sekresi prostat yang membentuk bagian
besar dari cairan semen untuk tranpor spermatozoa. Asinus kelenjar normal sering
mengandung hasil sekresi yang terkumpul berbentuk bulat yang disebut korpora amilasea.
Asinus dikelilingi oleh stroma jaringan fibrosa dan otot polos. Pasokan darah ke kelenjar
prostat berasal dari arteri iliaka interna cabang vesika inferior dan rectum tengah. Vena
prostat mengalirkan ke pleksus prostatika sekeliling kelenjar dan kemudian ke vena iliaka
interna.
Prostat berfungsi menghasilkan suatu cairan yang merupakan salah satu komponen
dari cairan ejakulat. Cairan kelenjar ini dialirkan melalui duktus sekretoriusmuara di uretra
posterior untuk kemudian dikeluarkan bersama cairan semen yang lain pada saat ejakulasi.
Cairan ini merupakan + 25 % dari volume ejakulat.
Jika kelenjar ini mengalami hiperplasi jinak atau berubah menjadi kanker ganas dapat
membuntu uretra posterior dan mengakibatkan terjadinya obstruksi saluran kemih. Kelenjar
prostat dapat terasa sebagai objek yang keras dan licin melalui pemeriksaan rektal. Kelenjar
prostat membesar saat remaja dan mencapai ukuran optimal pada laki-laki yang berusia 20-
an. Pada banyak laki-laki, ukurannya terus bertambah seiring pertambahan usia. Saat berusia
70 tahun, dua pertiga dari semua laki-laki mengalami pembesaran prostat yang dapat
menyebabkan obstruksi pada mikturisi dengan menjepit uretra sehingga mengganggu
perkemihan.
C. Etiologi
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum diketahui. Namun
yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung pada hormon androgen. Faktor lain yang erat
kaitannya dengan terjadinya BPH adalah proses penuaan Ada beberapa factor kemungkinan
penyebab antara lain :
1. Dihydrotestosteron
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen menyebabkan epitel dan stroma dari
kelenjar prostat mengalami hiperplasi .
2. Perubahan keseimbangan hormon estrogen – testoteron
Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon estrogen dan penurunan
testosteron yang mengakibatkan hiperplasi stroma.
4. 3. Interaksi stroma – epitel
Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast growth factor dan
penurunantransforming growth factor beta menyebabkan hiperplasi stroma dan epitel.
4. Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup stroma dan epitel dari
kelenjar prostat.
5. Teori sel stem
Teori sel steam menerangkan bahwa terjadi proliferasi abnormal sel steam sehingga
menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan
(Poernomo, 2000, hal 74-75).atau Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel
transit ( Roger Kirby, 1994 : 38 ).
D. Patofisiologi
Proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan seiring dengan bertambahnya
usia sehingga terjadi perubahan keseimbangan hormonal yaitu terjadi reduksi testosteron
menjadi Dehidrotestosteron dalam sel prostat yang kemudian menjadi faktor terjadinya
penetrasi DHT ke dalam inti sel. Hal ini dapat menyebabkan inskripsi pada RNA sehingga
menyebabkan terjadinya sintesis protein yang kemudian menjadi hiperplasia kelenjar prostat
(Mansjoer, 2000 hal 329; Poernomo, 2000 hal 74).
Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran prostat, maka akan terjadi penyempitan
lumen uretra prostatika dan akan menghambat aliran urine. Keadaan ini menyebabkan
peningkatan tekanan intra vesikel. Untuk dapat mengeluarkan urine buli-buli harus
berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan tersebut, sehingga akan terjadi resistensi pada
buli-buli dan daerah prostat meningkat, serta otot detrusor menebal dan meregang sehingga
timbul sakulasi atau divertikel. Fase penebalan detrusor ini disebut fase kompensasi. Apabila
keadaan berlanjut, maka detrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan
tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi urine (Mansjoer, 2000, hal 329;
Poernomo, 2000 hal 76).
Tekanan intravesikel yang tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli tidak
terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan
aliran balik urine dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks-vesiko ureter. Keadaan ini jika
berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis bahkan akhirnya dapat
terjadi gagal ginjal (Poernomo, 2000, hal 76).
Teori-teori tentang terjadinya BPH :
5. 1. Teori Dehidrosteron (DHT)
Aksis hipofisis testis dan reduksi testosteron menjadi dehidrosteron (DHT) dalam sel
prostat menjadi faktor terjadinya penetrasi DHT ke dalam inti sel yang menyebabkan
inskripsi pada RNA sehingga menyebabkan terjadinya sintesa protein.
2. Teori hormon
Pada orang tua bagian tengah kelenjar prostat mengalami hiperplasia yamg disebabkan
oleh sekresi androgen yang berkurang, estrogen bertambah relatif atau aabsolut. Estrogen
berperan pada kemunculan dan perkembangan hiperplasi prostat.
3. Faktor interaksi stroma dan epitel
Hal ini banyak dipengaruhi oleh Growth factor. Basic fibroblast growth factor (b-FGF)
dapat menstimulasi sel stroma dan ditemukan dengan konsentrasi yang lebih besar pada
pasien dengan pembesaran prostat jinak. Proses reduksi ini difasilitasi oleh enzim 5-a-
reduktase. b-FGF dapat dicetuskan oleh mikrotrauma karena miksi, ejakulasi dan infeksi.
4. Teori kebangkitan kembali (reawakening) atau reinduksi dari kemampuan mesenkim sinus
urogenital untuk berploriferasi dan membentuk jaringan prostat.
Proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan sehingga perubahan pada
saluran kemih juga terjadi secara perlahan-lahan. Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran
prostat, resistensi urin pada leher buli-buli dan daerah prostat meningkat, serta otot detrusor
menebal dan merenggang sehingga timbul sakulasi atau divertikel.
Fase penebalan detrusor ini disebut fase kompensasi. Apabila keadaan berlanjut, maka
detrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk
berkontraksi sehingga terjadi retensi urin yang selanjutnya dapat menyebabkan hidronefrosis
dan disfungsi saluran kemih atas. Adapun patofisiologi dari masing-masing gejala yaitu :
Penurunan kekuatan dan aliran yang disebabkan resistensi uretra adalah gambaran awal dan
menetap dari BPH. Retensi akut disebabkan oleh edema yang terjadi pada prostat yang
membesar.
Hesitancy (kalau mau miksi harus menunggu lama), terjadi karena detrusor membutuhkan
waktu yang lama untuk dapat melawan resistensi uretra.
Intermittency (kencing terputus-putus), terjadi karena detrusor tidak dapat mengatasi
resistensi uretra sampai akhir miksi. Terminal dribbling dan rasa belum puas sehabis miksi
terjadi karena jumlah residu urin yang banyak dalam buli-buli.
Nocturia miksi pada malam hari) dan frekuensi terjadi karena pengosongan yang tidak
lengkap pada tiap miksi sehingga interval antar miksi lebih pendek.
6. Frekuensi terutama terjadi pada malam hari (nokturia) karena hambatan normal dari korteks
berkurang dan tonus sfingter dan uretra berkurang selama tidur.
Urgensi (perasaan ingin miksi sangat mendesak) dan disuria (nyeri pada saat miksi) jarang
terjadi. Jika ada disebabkan oleh ketidak stabilan detrusor sehingga terjadi kontraksi
involunter,
Inkontinensia bukan gejala yang khas, walaupun dengan berkembangnya penyakit urin
keluar sedikit-sedikit secara berkala karena setelah buli-buli mencapai complience
maksimum, tekanan dalam buli-buli akan cepat naik melebihi tekanan spingter.
Hematuri biasanya disebabkan oleh oleh pecahnya pembuluh darah submukosa pada prostat
yang membesar.
Lobus yang mengalami hipertropi dapat menyumbat kolum vesikal atau uretra prostatik,
sehingga menyebabkan pengosongan urin inkomplit atau retensi urin. Akibatnya terjadi
dilatasi ureter (hidroureter) dan ginjal (hidronefrosis) secara bertahap, serta gagal ginjal.
Infeksi saluran kemih dapat terjadi akibat stasis urin, di mana sebagian urin tetap berada
dalam saluran kemih dan berfungsi sebagai media untuk organisme infektif.
Karena selalu terdapat sisa urin dapat terbentuk batu endapan dalam buli-buli, Batu ini dapat
menambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuri. Batu tersebut dapat pula menimbulkan
sistiitis dan bila terjadi refluks dapat terjadi pielonefritis.
Pada waktu miksi pasien harus mengedan sehingga lama kelamaan dapat menyebabkan
hernia dan hemoroid.
E. Manifestasi Klinik
Obstruksi prostat dapat menimbulkan keluhan pada saluran kemih maupun keluhan di luar
saluran kemih.
1. Keluhan pada saluran kemih bagian bawah
Keluhan pada saluran kemih bagian bawah atau Lower Urinari Tract Symptoms (LUTS)
terdiri atas gejala iritatif dan gejala obstruktif.
Gejala iritatif meliputi:
(frekuensi) yaitu penderita miksi lebih sering dari biasanya dapat terjadi pada malam hari
(Nocturia) dan pada siang hari.
(nokturia), terbangun untuk miksi pada malam hari
(urgensi) perasaan ingin miksi yang sangat mendesak dan sulit di tahan
(disuria).nyeri pada saat miksi
7. Gejala obstruktif meliputi:
rasa tidak lampias sehabis miksi.
(hesitancy), yaitu memulai kencing yang lama dan seringkali disertai dengan mengejan yang
disebabkan oleh karena otot destrussor buli-buli memerlukan waktu beberapa lama
meningkatkan tekanan intravesikal guna mengatasi adanya tekanan dalam uretra prostatika.
(straining) harus mengejan
(intermittency) yaitu terputus-putusnya aliran kencing yang disebabkan karena
ketidakmampuan otot destrussor dalam pempertahankan tekanan intra vesika sampai
berakhirnya miksi dan waktu miksi yang memanjang yang akhirnya menjadi retensi urine dan
inkontinensia karena overflow. Untuk menilai tingkat keparahan dari keluhan saluran kemih
sebelah bawah, beberapa ahli urology membuat sistem scoring yang secara subyektif dapat
diisi dan dihitung sendiri oleh pasien.
2. Gejala pada saluran kemih bagian atas
Keluhan akibat penyulit hiperplasia prostat pada saluran kemih bagian atas, berupa
gejala obstruksi antara lain: nyeri pinggang, benjolan di pinggang (yang merupakan tanda
dari hidronefrosis), yang selanjutnya dapat menjadi gagal ginjal dapat ditemukan uremia,
peningkatan tekanan darah, perikarditis, foetoruremik dan neuropati perifer.
3. Gejala di luar saluran kemih
Pasien yang berobat ke dokter biasanya mengeluh adanya hernia inguinalis dan
hemoroid. Timbulnya kedua penyakit ini karena sering mengejan pada saat miksi sehingga
mengakibatkan peningkatan tekanan intra abdominal (Poernomo, 2000, hal 77 – 78;
Mansjoer, 2000, hal 330).
4. warna urin merah cerah, pada hari ke-2 dan ke-3 post operasi menjadi lebih tua.
Berdasarkan gambaran klinik hipertrofi prostat dapat dikelompokan dalam empat (4) derajat
gradiasi sebagai berikut :
Derajat Colok Dubur Sisa Volume Urine
I
II
III
IV
Penonjolan prostat, batas atas mudah diraba.
Penonjolan prostat jelas, batas atas dapat mudah
dicapai.
Batas atas prostat tidak dapat diraba
< 50 ml
50 – 100 ml
> 100 ml
Retensi urine total
8. Menurut Long (1996, hal. 339-340), pada pasien post operasi BPH, mempunyai tanda
dan gejala:
1. Hemorogi
a. Hematuri
b. Peningkatan nadi
c. Tekanan darah menurun
d. Gelisah
e. Kulit lembab
f. Temperatur dingin
2. Tidak mampu berkemih setelah kateter diangkat
3. Gejala-gejala intoksikasi air secara dini:
a. bingung
b. agitasi
c. kulit lembab
d. anoreksia
e. mual
f. muntah
F. Komplikasi
1. Retensi Urine
2. Perdarahan
3. Perubahan VU; trabekulasi, divertikulasi
4. Infeksi saluran kemih akibat kateterisasi
5. Hidroureter
6. Hidronefrosis
7. Cystisis, prostatitis, epididymitis, pyelonefritis.
8. Hipertensi, Uremia
9. Prolaps ani/rectum, hemorroid.
10. Gagal ginjal
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
Meliputi ureum (BUN), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas dan biakan urin.
2. Radiologis
9. Intravena pylografi, BNO, sistogram, retrograd, USG, Ct Scanning, cystoscopy, foto
polos abdomen. Indikasi sistogram retrogras dilakukan apabila fungsi ginjal buruk,
ultrasonografi dapat dilakukan secara trans abdominal atau trans rectal (TRUS = Trans Rectal
Ultra Sonografi), selain untuk mengetahui pembesaran prostat ultra sonografi dapat pula
menentukan volume buli-buli, mengukut sisa urine dan keadaan patologi lain seperti
difertikel, tumor dan batu (Syamsuhidayat dan Wim De Jong, 1997).
3. Prostatektomi Retro Pubis
4. Pembuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi kandung kemih tidak dibuka, hanya ditarik
dan jaringan adematous prostat diangkat melalui insisi pada anterior kapsula prostat.
5. rostatektomi Parineal
Yaitu pembedahan dengan kelenjar prostat dibuang melalui perineum
a. Prostatektomy
merupakan tindakan pembedahan bagian prostate (sebagian/seluruh) yang memotong
uretra, bertujuan untuk memeperbaikialiran urin dan menghilangkan retensi urinaria akut.
H. Penatalaksanaan
1. Non Operatif
a. Pembesaran hormon estrogen & progesteron
b. Massase prostat, anjurkan sering masturbasi
c. Anjurkan tidak minum banyak pada waktu yang pendek
d. Cegah minum obat antikolinergik, antihistamin & dengostan
e. Pemasangan kateter.
2. Operatif
Indikasi : terjadi pelebaran kandung kemih dan urine sisa 750 ml
a. TUR (Trans Uretral Resection)
b. STP (Suprobic Transersal Prostatectomy)
c. Retropubic Extravesical Prostatectomy)
d. Prostatectomy Perineal
3. Terapi medikamentosa
a. Penghambat adrenergic alfa, contoh: prazosin, doxazosin, terazosin, afluzosin.
b. Penghambat enzim 5 alfa reduktasi, contoh: firasterid (proscar).
c. Fitoterapi
Pengobatan fototerapi yang ada di Indonesia antara lain: eviprostat. Substansinya
misalnya pygeum africanum, sawpalmetto, serenoa repelus.
10. 4. Terapi bedah
a. TURP
b. TUIP
c. Prostatektomi terbuka
5. Terapi invasif minimal
a. TUMT (Trans Urethral Micro web Thermotherapy)
b. Dilatasi balon trans uretra (TUBD)
c. High Intensity Focus Ultrasound
d. Ablasi jarum trans uretra
e. Stent Prostat
http://andessi.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-pada-bph.html