SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan air oleh masyarakat cukup tinggi. Sebagian besar masyarakat
memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama mandi dan
mencuci. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebagian dari
masyarakat menggunakannya untuk usaha pengolahan ikan dan menggunakan air
tersebut untuk mencuci dan memasak makanan sehingga diperlukan air yang tidak
tercemar (sulistyani, 2012: 1).
Indeks pencemaran merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
menentukan status mutu air suatu sumber air. Status mutu air menunjukkan tingkat
kondisi mutu air sumber air dalam kondisi cemar atau kondisi baik dengan
membandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan. Kualitas air dipengaruhi
oleh kualitas pasokan air yang berasal dari daerah tangkapan atau sumber air yang
terdekat sedangkan kualitas pasokan air dari daerah tangkapan berkaitan dengan
aktivitas manusia yang ada di dalamnya. Perubahan kondisi kualitas air pada aliran
sungai merupakan dampak dari buangan dari penggunaan lahan yang ada. Salah satu
parameter dari indeks pencemeran adalah kandungan oksigen yang terdapat di dalam
perairan atau sering disebut dengan Biological Oxygen Demand (BOD) (Sujiwo,
dkk., 2012: 67).
Biological Oxygen Demand (BOD) adalah jumlah oksigen yang diperlukan
untuk konversi mikroba atau mengoksidasi senyawa organik dalam limbah cair oleh
mikroba pada suhu 20Β°C selama waktu inkubasi 5 hari. Chemical Oxygen Demand
(COD) adalah jumlah yang diperlukan untuk mengoksidasi senyawa rganik dalam
1
2
limbah cair. Di dalam air terdapat sejumlah oksigen yang terkandung di dalamnya
atau biasa disebut dengan Dissolved Oxygen (DO) (Suharto, 2011: 321-324).
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan percobaan untuk menentukan nilai BOD,
COD dan DO pada sampel air danau mawang.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah berapa kadar Dissolved Oxygen
(DO), Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demind (COD) pada
sampel air danau mawang serta membandingkan hasil yang diperoleh dengan nilai
standar DO, COD dan BOD air bersih?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar Dissolved Oxygen
(DO), Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demind (COD) pada
sampel air danau mawang serta membandingkan hasil yang diperoleh dengan nilai
standar DO, COD dan BOD air bersih.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air bersih dan air tercemar
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Tiga
per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air. Manusia tidak dapat bertahan hidup
lebih dari 4-5 hari tanpa meminum air. Air juga merupakan zat yang paling parah
akibat pencemaran. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan
melalui air (Wandrivel, 2012: 129).
Secara alamiah tidak pernah djumpai dalam keadaan betul-betul murni.
Ketika air mengembun di udara dan jatuh di permukaan bumi, air tersebut telah
menyerap debu atau meartkan oksigen, karbonmonoksida dan berbagai jenis. gas
lainnya. Kemudian air tersebt, baik yang di atas maupun di bawah permukaan tanah
waktu mengalur menuju berbagai tempat yang lebih rendah letaknya, melarutkan
berbagai jenis batuan yang dilaluinya atau zat-zat organik lainnya. Selain itu,
sejumlah kecil hasil uraian zat organik seperti nitrit, nitrat, amoniak dan karbon
dioksida akan larut ke dalamnya (Achmad, 2010: 21).
Air yang digunakan oleh manusia adalah air tawar dan air tanah murni. Pada
daerah kering sebagian kebutuhan air berasal dari lautan, suatu sumber yang akan
menjadi penting setelah persediaan air tawar dunia relatif berkurang dibandingkan
kebutuhan. Air merupakan pelarut yang sangat baik untuk bahan, sehingga
merupakan media transfor utama bagi zat-zat makan dan produk buangan atau
sampah yang dihasilkan proses kehidupan. Oleh karena itu, air yang ada di bumi
tidak pernah terdapat dalam keadaan murni, tetapi selalu ada senyawa atau mineral
atau unsur lain yang terdapat di dalamnya (Achmad, 2004: 19).
3
4
Pengadaan air bersih untuk keperluan air minum harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Air minum aman bagi kesehatan
apabila memenuhi persyaratan secara fisika, mikrobiologi, kimia dan radioaktif
(Wandrivel, 2012: 129).
Indeks pencemaran merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
menentukan status mutu air suatu sumber air. pengendalian pencemaran air
merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan
terjadinya pencemaran air serta pemulihan kualitas air sesuai kondisi alaminya
sehingga kualitas air terjaga sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat yang
akan mengkonsumsinya (Sujiwo, dkk., 2012: 67-68).
Menurut Sujiwo, dkk. (2012: 69), mengatakan bahwa upaya pengendalian
pencemaran air adalah sebagai berikut :
1. Perilaku masyarakat menyumbang terjadinya pencemaran air sungai.
2. Belum optimalnya koordinasi antar intansi yang berkaitan dengan pengelolaan
sumber daya air dan pengendalian pencemaran air
3. Diperlukan instrumen di tingkat kebijakan yang dapat dijadikan pedoman program
pengendalian pencemaran air.
4. Perlunya kegiatan nyata di lapangan baik berupa pembangunan system sanitasi
masyarakat maupun konservasi vegetatif
Beberapa air yang keluar dari mata air cukup jernih. Beberapa ada yang
berasa asin, tetapi beberapa ada yang tidak asin. Air tanah yang pada saat direbus,
akan menghasilkan kerak di sekitar panci. Hal tersebut kemungkinan menandakan
kesadahan ar yang cukup tinggi. Oleh karena itu, air harus diendapkan dan disaring
untuk air minum atau memasak. Gejala kesadahan yang tinggi juga dapat diihat dari
5
sabun yang sulit berbusa. Tingkat kesadahan yang tinggi juga berdampak pada pompa
air yang relatif cepat aus (Sulistyani, dkk. 2012: 34).
Pengolahan limbah cair dengan menggunakan sistem lumpur aktif, mikroba
aerob merupakan organiame yang berperan sangat menonjol. Untuk memperbaiki
peran mikroba dalam pengolahan limbah, terlebih dahulu harus diketahui kandungan
limbah baik menyangkut parameter kualitas limbah yang berpengaruh terhadap
kehidupan mikroba aerob maupun parameter yang diduga mampu dipengaruhi oleh
mikroba tersebut. Parameter kualitas limbah yang berpengaruh terhadap kehidupan
mikroba aerob, adalah suhu, pH, nutrien, dan DO, sedangkan parameter kualitas
limbah yang menggambarkan aktivitas mikroba adalah perubahan kadar BOD
(Komarawidjaja, 2007: 23).
Menurut Suharto (2011: 318), mengatakan bahwa ada 3 klasifikasi dan
kaakteristik dari limbah cair, yaitu:
1. Limbah cair dan limbah dari rumah tangga yang terdiri atas senyawa organik
seperti sayur, buah-buahan dan sebagainya.
2. Limbah cair dari industri dengan nilai BOD tinggi, rendah padatan terlarut,
konsentrasi logam berat sangat tinggi serta senyawa organik sangat tinggi dalam
limbah cair.
3. Limbah cair dari industri dengan nilai COD sangat tinggi namun nilai BOD yang
rendah.
B. Dissolved Oxygen (DO)
6
Dissolved Oxygen (DO) merupakan jumlah oksigen yang terdapat di dalam
perairan. Semakin banyak okigen yang terkandung mka aan semakin baik kualitas air
serta biota laut yang hidup di dalam perairan akan semakin banyak dan menunjang
kehidupan mereka (Suharto, 2011: 324).
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara LH No.Kep-03/MenKLH/10/ 1995,
tentang baku mutu air limbah industri, bahwa parameter suhu, pH, SS dan BOD
sesudah mengalami pengolahan pada unit pengolah system Lumpur aktif telah
memenuhi baku mutu air limbah industri. Menurut Baku Mutu tersebut, kadar
maksimum baku mutu pH 6-9, SS 50 mg/l, BOD 60 mg/l dan COD 150 mg/l. Dengan
mengacu kepada baku mutu limbah cair industri tekstil tersebut, maka parameter pH,
SS, BOD5 dan COD telah memenuhi baku mutu.
C. Chemical Oxygen Demind (COD)
Nilai COD merupakan jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengkonversi
senyawa-senyawa organik dalam air limbah. COD digunakan sebagai alat ukur
pencemaran dalam limbah cair. Sedangkan Dissolved Oxygen (DO) merupakan
jumlah oksigen yang terdapat di dlam perairan (Suharto, 2011: 324).
Perubahan kondisi kualitas air pada aliran sungai merupakan dampak dari
buangan dari penggunaan lahan yang ada. Perubahan pola pemanfaatan lahan menjadi
lahan pertanian, tegalan dan permukiman serta meningkatnya aktivitas industri akan
memberikan dampak terhadap kondisi hidrologis dalam suatu Daerah Aliran Sungai.
Selain itu, berbagai aktivitas manusia dalammemenuhi kebutuhan hidupnya yang
berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, dan pertanian akan menghasilkan limbah
yang memberi sumbangan pada penurunan kualitas air. Berbagai aktivitas
penggunaan lahan di wilayah DAS Blukar seperti aktivita permukiman, pertanian dan
7
industri diperkirakan telah mempengaruhi kualitas air Sungai Blukar. Aktivitas
permukiman dan pertanian menyebar meliputi segmen tengah DAS. Hasil
pemantauan kualitas air sungai yang dilakukan untuk menunjukkan parameter COD
(Agustiningsih, 2012: 64).
D. Biological Oxygen Demand (BOD)
Biological Oxygen Demand (BOD) adalah jumlah oksigen yang diperlukan
untuk konversi mikroba ataumengoksidasi senyawa organik dalam limbah cair oleh
mikroba pada suhu 20Β°C selama waktu inkubasi 5 hari. Parameter BOD digunakan
untuk mengetahui karakteristik senyawa kimia organik dalam limbah cair. Nilai BOD
harus dilakukan pda suhu 20Β°C karena pada waktu pengambilan cuplikan limbah cair
di Inggris pada suhu 20Β°C dan lokasi pegambilan cuplikan limbah kmia berwujud cair
sampai menuju ke panai diperlukan waktu 5 hari. (Suharto, 2011 321).
Oksidasi biologi diperlukan untuk mengurangi senyawa kimia organik dalam
limbah cair. Pada kondisi suhu optimal, maka miroba dapat tumbuh dan berkembang
biak secara maksimal dengan menggunakan substrat senyawa kimia organik dalam
limbah cair. Pertumbuhan mikroba pada fase logaritmik dinyatakan degan rumus:
N = NO.eΒ΅.t
dengan N adalah jumlah sel mikroba sesaat dengan No adalah jumlah sel mikroba
awal, t adaah waktu dan Β΅ adalah laju spesifik pertumbuhan sel mikroba. Reaksi
kimia oksidasi senyawa organik dalam limbah cair dapat oleh bakteri, dengan
mekanisme reaksinya adalah senyawa organik + O2 Bakteri CO2 + H2O + Energi +
bahan seluler dalam air limbah (Suharto, 2011 321).
E. Metode winkler
8
Metode winkler merupakan suatu analisa berdasarkan titrasi iodometri.
Metode volumetri atau titrimetri adalah bagian dari analisis kimia kuantitatif untuk
menentukan banyaknya suatu zat dalam volume tertentu dengan mengukur
banyaknya larutan standar yang dapat bereaksi secara kuantitatif dengan analit
(zat yang akan ditentukan) reaksi komponen dan analit dengan titran dinyatakan
dengan persamaan umum:
aA Produk
dimana β€œa” adalah jumlah mol analit (A) yang bereaksi secara stoikiometri dengan
β€œt” molekul pereaksi atau titran (T) atau β€œa” dan β€œt” menggambarkan koefisien reaksi
dalam persamaan reaksi setaranya. Analit adalah komponen dari larutan sampel yang
hendak diketahui kuantitasnya. Titran merupakan larutan yang telah diketahui
konsentrasinya yang dikenal dngan laruan standar, larutan ini juga disebut dengan
titran baku (Chadijah, 2012 :175).
Larutan yang sedang dititrasi biasanya dalam suatu botol erlenmeyer, harus
secara lembut digoyangkan sementara titran diberikan. Satu cara untuk
melaksanakannya sambil tetap dapat mengendalikan kran-tutup dan untuk
memudahkan pembacaan buret adalah dengan menghadap pada buret dengan
kran-tutup di sebelah kanan dan menjalankan kran-tutup dengan tangan kiri dari
sebelah kiri buret sambil mengolang-aling larutan dengan tangan kanan. Ibu jari dan
jari telunjuk diselubungkan tangkai kran-tutup untuk memutarnya dan digunakan
tekanan ke dalam untuk memperhatikan kran-tutup pada lubangnya. Kedua jari-jari
terakhir mendorong pada ujung buret untuk mengimbangi tekanan ke dalam
(Chadijah, 2012: 158-159).
9
Titrasi langsung dikerjakan dengan titrasi menggunakan larutan standar
iodine. Metode ini dikenal sebagai metode iodimetri. Sebaliknya titrasi tidak
langsung melibatkan titrasi iodine yang diproduksi dalam reaksi dengan larutan
standar tiosulfat. Metode ke dua ini dikenal dengan metode iodometri. Prinsip umum
metode iodometri, di mana bebas seperti halogen lain dapat menangkap elektron dari
zat pereduksi, sehingga iod sebagai oksidator. Ion I- siap memberikan elektron
dengan adanya zat penangkap elektron sehingga I- bertindak sebagai zat pereduksi.
Metode iodometri dalam analisis volumetri didasarkan pada proses oksidasi reduksi
yang melibatkan I2 + 2e οƒ  2I- (Widodo dan Lusiana, 2010: 129).
10
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Percobaan ini telah dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 4 Desember 2016
pukul 13.00-16.30 WITA di Laboratorium Anorganik Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah buret asam 50 mL, botol
winkler 300 mL, pemanas air, pipet skala 5 mL, gelas ukur 100 mL, erlenmeyer 250
mL, gelas kimia 100 mL, statif dan klem, corong, batang pengaduk, bulp dan botol
semprot.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air danau mawang,
aquadest (H2O), asam oksalat (H2C2O4) asam sulfat (H2SO4) pekat, asam sulfat
(H2SO4) 4 N, alkali iodida azida (NaOH-KI), indikator amilum ((C6H10O5)n),
kalium permanganat (KMnO4) 0,05 N, kertas saring, mangan sulfat (MnSO4) 40%
dan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,025 N.
10
11
C. Prosedur Kerja
1. Penentuan DO (Dissolved oxygen)
a. Penentuan DO5
Mengambil sampel air danau mawang 5 hari sebelum praktikum
menggunakan botol winkler tanpa gelembung. Kemudian menambahkan 2 mL larutan
MnSO4 40% sampai hampir menyentuh dasar botol winkler dan mendiamkan larutan
selama beberapa menit untuk menghomogenkan. Selanjutnya menambahkan 2 mL
alkali iodida, kemudian mendiamkan hingga muncul endapan berwarna coklat dan
memindahkan larutan ke dalam gelas kimia. Menambahkan 2 mL H2SO4 pekat
hingga endapan larut, lalu mengambil 100 mL dan memindahkan larutan ke dalam
erlenmeyer 250 mL. Menitrasi menggunakan larutan Na2S2O3 0,025 N hingga
berubah warna dari kuning tua sampai kuning muda. Lalu menambahkan 5 tetes
indikator amilum (biru tua), melanjutkan kembali dengan titrasi hingga warna biru
muda hilang dan mencatat catat volume titrasi yang digunakan.
b. Penentuan DO0
Mengambil sampel air danau mawang pada saat praktikum menggunakan
botol winkler tanpa gelembung. Kemudian menambahkan 2 mL larutan MnSO4 40%
sampai hampir menyentuh dasar botol winkler dan mendiamkan larutan selama
beberapa menit untuk menghomogenkan. Selanjutnya menambahkan 2 mL alkali
iodida, kemudian mendiamkan hingga muncul endapan berwarna coklat dan
memindahkan larutan ke dalam gelas kimia. Kemudian menambahkan 2 mL
H2SO4 pekat hingga endapan larut, lalu mengambil 100 mL dan memindahkan
larutan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Kemudian larutan yang berada di dalam
12
erlenmeyer siap untuk dititrasi menggunakan larutan Na2S2O3 0,025N hingga
berubah warna dari kuning tua sampai kuning muda. Lalu menambahkan 5 tetes
indikator amilum (biru tua), melanjutkan kembali dengan titrasi hingga warna biru
muda hilang dan mencatat catat volume titrasi yang digunakan.
2. Penentuan COD
Memasukkan 100 mL sampel kedalam erlenmeyer 250 mL. Menambahkan 5
mL H2SO4 pekat dan 10 mL larutan KMnO4 lalu memanaskannya hingga mendidih.
Selanjutnya menitrasi selagi panas dengan larutan KMnO4 0,05N hingga larutan
berwarna merah muda dan mencatat hasil volume titrasi.
3. Penentuan BOD
Memasukkan sampel ke dalam botol winkler lalu ditutup hingga tidak ada
gelembung udara. Menginkubasi sampel pada suhu 20Β°C di ruang gelap selama 5
hari. Menentukan DO5 sesuai cara penentuan DO0.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
a. Penentuan DO0
1) Hasil pengamatan DO0
Tabel IV.1. Penentuan DO0
Perlakuan Hasil Pengamatan Gambar
Sampel air + MnSO4
40%
Ditambahkan alkali
iodida azida
Larutan bening
Larutan keruh, terbentuk
endapan
Ditambah asam sulfat
(H2SO4)
Larutan orange, endapan
larut kembali
13
14
Dititrasi dengan
Na2S2O3
Larutan kuning muda
Ditambahkan amilum
Larutan berwarna biru
Dititrasi Na2S2O3
Larutan bening
2) Penentuan DO5
Tabel IV.2. Penentuan DO5
Perlakuan Hasil Pengamatan Gambar
Sampel air + MnSO4
40%
Larutan bening
15
Ditambahkan alkali
iodida azida
Larutan keruh terbentuk
endapan
Ditambahkan asam
sulfat
Larutan orange, endapan
larut kembali
Dititrasi dengan
Na2S2O3
Larutan kunig muda
Ditambah amilum
Larutan tidak berwarna biru
tua
Dititrasi Na2S2O3
Larutan bening
16
b. Penentuan COD
Tabel. IV.3. Penentuan COD
Perlakuan Hasil pengamatan Gambar
100 mL sampel + 5
mL H2SO4 4N
Larutan bening
+10 mL KMnO4 Warna larutan dari jernih
menjadi ungu
Memanaskan hingga
mendidih selama 5
menit
Warna larutan bening
Menambahkan 10 mL
H2C2O4 0,05 N
Larutan ungu bening
Larutan dititrasi selagi
panas dengan
KMnSO4
Larutan ungu
17
2. Reaksi
a. Oksigen terlarut
Mn2+ + O2 β†’ MnO4
MnSO4 + 2KOH β†’ Mn(OH)2 + K2SO4
Mn(OH)2 + Β½ O2 β†’ MnO2 + H2O
MnO2 + 2I- + 4H+ β†’ Mn2+ + I2 + 2H2O
b. Chemical Oxygen Demand (COD)
5C2O4
2- + 2MnO4
- + 16 H+β†’ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
c. Biochemical Oxygen Demand (BOD)
MnSO4 + 2KOH β†’ Mn(OH)2 + K2SO4
2Mn(OH)2 + O2 β†’ 2MnO2 + 2H2O
2MnO2 + 2KI + 2H2O β†’ Mn(OH)2 + I2 + 2KOH
I2 + S2O3 β†’ S4O6 + 2I
3. Analisis Data
a. Oksigen Terlarut (DO)
1) Untuk DO0
DO0 =
V Na2 S2O3 Γ—N Na2 S2O3Γ—Be O2Γ—1000
V Sampel
DO0 =
0,0021 𝐿×0,025
π‘”π‘Ÿπ‘’π‘˜
𝑙
Γ—8
𝑔
π‘”π‘Ÿπ‘’π‘˜
Γ—1000 π‘šπ‘”/𝑔
0,1 𝐿
DO0 = 4,2 mg/L
DO0 = 4,2 ppm
18
2) Untuk DO5
DO5 =
V Na2 S2 O3 Γ—N Na2 S2O3 Γ—Be O2 Γ—1000
V Sampel
DO5 =
0,0011 𝐿×0,025
π‘”π‘Ÿπ‘’π‘˜
𝑙
Γ—8
𝑔
π‘”π‘Ÿπ‘’π‘˜
Γ—1000 π‘šπ‘” /𝑔
0,1 𝐿
DO5 = 2,2 mg/L
DO5 = 2,2 ppm
b. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD =
V KMnO4 Γ—N KMnO4 Γ—BE KMnO4 Γ—1000
V Sampel
COD =
0,0029 𝐿×0,05
π‘”π‘Ÿπ‘’π‘˜
𝑙
Γ—31,6
𝑔
π‘”π‘Ÿπ‘’π‘˜
Γ—1000 π‘šπ‘”/𝑔
0,1 𝐿
COD = 45,82 mg/L
COD = 45,82 ppm
c. Biological Oxygen Demand (BOD)
BOD = (DO0 βˆ’ D05)
BOD = (4,2 mg/L βˆ’ 2,2 mg/L)
BOD = 2 mg/L
B. Pembahasan
Penentuan Dissolved Oxygen (DO), di mana pengambilan sampel dilakukan
dengan cara H-5 dari hari praktikum sebagai DO5 dan pengambilan sampel saat hari
praktikum sebagai DO0. Perlakuan awal yang dilakukan ialah memasukkan sampel ke
dalam botol winkler yang bertutup dengan cara mencelupkan botol dalam air
kemudian menutupnya agar tidak terdapat gelembung udara yang dapat
mempengaruhi kandungan oksigen pada sampel. Kemudian menambahkan larutan
mangan sulfat (MnSO4)40% dalam botol yang berisi sampel, penambahan
19
MnSO4 ini berfungsi untuk mengikat oksigen menjadi Mn(OH)2 yang kemudian akan
teroksidasi menjadi MnO2 berhidrat. Selanjutnya menambahkan larutan alkali iodida
azida (NaOH-KI) dengan cara yang sama yaitu memasukkan ujung pipet ke dalam
larutan agar tidak terjadi percikan dan pereaksi tidak keluar dari botol karena larutan
ini sangat beracun. Penambahan pereaksi alkali iodida ini berfungsi sebagai
katalisator karena zat organik sangat sukar bereaksi kemudian larutan di biarkan
beberapa saat hingga terbentuk endapan coklat. Setelah terbentuk endapan coklat,
Penambahan larutan asam sulfat (H2SO4) yang berfungsi untuk melarutkan
endapan dengan sempurna. Setelah endapan larut, dilanjutkan dengan menitrasi
larutan dengan menggunakan natrium tiosulfat (Na2S2O3) hingga larutan berwarna
kuning kemudian menambahkan indikator amilum (kanji) hingga berwarna biru.
Indikator kanji ini berfungsi sebagai indikator yang mengikat ion I- yang ada
pada larutan alkali iodida.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh jumlah DO0 pada sampel sebesar 2,2
ppm. Hal tersebut membuktikan bahwa air tersebut mengandung oksigen yang dapat
dikonsumsi, sesuai menurut (Salmin: 2012), mengatakan bahwa kadar oksigen
terlarut minimum 2 ppm. Pada uji Dissolved Oxygen (DO5), sebesar 4,2 mg/L yaitu
sampel yang digunakan diambil 5 hari sebelum percoban ini bertujuan untuk
mengetahui kandungan oksigen terlarut dalam sampel tersebut. Pada perlakuan uji
Dissolved Oxygen (DO5) sama dengan perlakuan uji DO0, sedangkan berdasarkan
standar baku mutu nilai DO yaitu 6 mg/L (Sepryani, 2016: 38).
20
Sedangkan pada uji Chemical Oxygen Demand (COD) perlakuan awal yang
dilakukan yaitu memasukkan sampel air danau mawang ke dalam erlenmeyar,
kemudian menambahkan asam sulfat (H2SO4) yang berfungsi untuk mengasamkan
larutan serta berperan dalam pembentukan garam sulfat dan KMnO4 pada larutan
sehingga larutan yang berfungsi sebagai pengoksidator yang nantinya menyebabkan
larutan berubah warna menjadi ungu, kemudian memanaskan larutan hingga
mendidih dalam beberapa menit. Pemanasan ini bertujuan agar reaksi dapat
berlangsung cepat dan baik. Selanjutnya larutan dititrasi dengan menggunakan
KMnO4 yang ditandai dengan perubahan warna bening ke merah jingga.
Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh kadar uji Chemical Oxygen Demand
(COD) sebesar 45,82 ppm. Berdasarkan PP RI No. 82 Tahun 2001 nilai maksimum
COD yang diperbolehkan adalah 10 mg/L (Sepryani, 2016: 38). . Nilai COD tersebut
tidak memenuhi syarat baku mutu. Tingginya kadar COD ini mengindikasikan
semakin besarnya pencemaran.
Nilai Biochemical Oxygen Demand (BOD) dapat diketahui dengan
mengurangi nilai DO0 yang diperoleh dengan DO5, berdasarkan hasil perhitungan
nilai BODnya yaitu 2 mg/L. Berdasarkan PP RI No. 82 Tahun 2001 nilai maksimum
BOD yang diperbolehkan adalah 2 mg/L ( Sepryani, 2016: 38). Hal ini berarti masih
dapat dikonsumsi karena belum melampaui batas maksimum.
21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini adalah
1. Penentuan Dissolved Oxygen (DO) digunakan DO0 dengan nilai diperoleh 4,2
mg/L dan DO5 yaitu 2,2 mg/L, COD yaitu 45,82 mg/L dan untuk BOD yaitu 2
mg/L.
2. Nilai DO, COD dan BOD untuk air bersih batas maksimumnya berdasarkan
Pengaturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 yaitu untuk DO sebesar 6 mg/L,
COD sebesar 10 mg/L dan BOD sebesar 2 mg/L.
B. Saran
Saran pada percobaan ini adalah sebaiknya pada percobaan selanjutnya
menggunakan sampel air laut agar dapat membandingkan nilai DO, COD dan BOD
pada sampel air limbah sungai.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Rukaesih. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi, 2004.
Chadijah, Sitti. Pemisahan Kimia. Makassar: Alauddin University Press, 2014.
Komarawidjaja, Wage. Degradasi BOD dan COD pada Sistem Lumpur Aktif
Pengolahan Limbah Cair Tekstil. Teknik lingkungan., 8, no.1 (2007):
h. 22-27.
Sulistyani, dkk. Uji Kesadahan Air Tanah di Daerah Sekitar Panta Kecamatan
Rembang Provinsi Jawa Tengah. Sains Dasar. 1, no.1 (2012): h.33-38..
Suharto. Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air. Yogyakarta: Andi, 2011.
Widodo, Didik Setiyo dan Retno Ariadi Lusiana. Kimia Analisis Kuantitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Wandrivel, Rido. β€œKualitas Air Minum yang Di produksi Depot Air Minum isi Ulang
Di kecamatan Bungus Padang Berdasarkan Persyaratan Mikrobiologi.
Kesehatan Andalas. 1, no. 3 (2012): h. 129-133.

More Related Content

What's hot

Jurnal kimia industri
Jurnal kimia industriJurnal kimia industri
Jurnal kimia industri
Nirmalayaladri
Β 
Pencemaran air, dan udara
Pencemaran air, dan udaraPencemaran air, dan udara
Pencemaran air, dan udaraAbdi Gunawan
Β 
Bioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganBioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganAgus Candra
Β 
Bahan jurnal bod
Bahan jurnal   bodBahan jurnal   bod
Bahan jurnal bod
AffanAzzaky1
Β 
158 128-1-pb
158 128-1-pb158 128-1-pb
158 128-1-pbAbiie Asbee
Β 
Jurnal perairan
Jurnal perairanJurnal perairan
Jurnal perairan
Fandi Bahtiar
Β 
CBR PENCEMARAN AIR OLEH LOGAM Pb DAN Cd
CBR PENCEMARAN AIR OLEH LOGAM Pb DAN CdCBR PENCEMARAN AIR OLEH LOGAM Pb DAN Cd
CBR PENCEMARAN AIR OLEH LOGAM Pb DAN Cd
Linda Rosita
Β 
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber AirPermen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
infosanitasi
Β 
Fisling
FislingFisling
FislingSri P
Β 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
infosanitasi
Β 
Analisis air widya
Analisis air widyaAnalisis air widya
Analisis air widyaWidya Wirandika
Β 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
infosanitasi
Β 
Aspek ekonomi air untuk kebutuhan manusia
Aspek ekonomi air untuk kebutuhan manusiaAspek ekonomi air untuk kebutuhan manusia
Aspek ekonomi air untuk kebutuhan manusiaIkhwan Fadly
Β 
Pengertian analisis kualitas ling
Pengertian analisis kualitas lingPengertian analisis kualitas ling
Pengertian analisis kualitas lingsepthree
Β 
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia LingkunganIndikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia LingkunganAsida Gumara
Β 
Hidrologi
HidrologiHidrologi
Hidrologi
Reski Stern
Β 
Pencemaran Udara for TIK
Pencemaran Udara for TIK Pencemaran Udara for TIK
Pencemaran Udara for TIK
Pakuan University
Β 
Air dalam Kehidupan
Air dalam KehidupanAir dalam Kehidupan
Air dalam Kehidupan
Nuri Tika Sari
Β 

What's hot (20)

Jurnal kimia industri
Jurnal kimia industriJurnal kimia industri
Jurnal kimia industri
Β 
101095339 kualitas-air-bersih
101095339 kualitas-air-bersih101095339 kualitas-air-bersih
101095339 kualitas-air-bersih
Β 
Pencemaran air, dan udara
Pencemaran air, dan udaraPencemaran air, dan udara
Pencemaran air, dan udara
Β 
Tugas utilitas baku mutu air menurut who
Tugas utilitas baku mutu air menurut whoTugas utilitas baku mutu air menurut who
Tugas utilitas baku mutu air menurut who
Β 
Bioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganBioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkungan
Β 
Bahan jurnal bod
Bahan jurnal   bodBahan jurnal   bod
Bahan jurnal bod
Β 
158 128-1-pb
158 128-1-pb158 128-1-pb
158 128-1-pb
Β 
Jurnal perairan
Jurnal perairanJurnal perairan
Jurnal perairan
Β 
CBR PENCEMARAN AIR OLEH LOGAM Pb DAN Cd
CBR PENCEMARAN AIR OLEH LOGAM Pb DAN CdCBR PENCEMARAN AIR OLEH LOGAM Pb DAN Cd
CBR PENCEMARAN AIR OLEH LOGAM Pb DAN Cd
Β 
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber AirPermen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Β 
Fisling
FislingFisling
Fisling
Β 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Β 
Analisis air widya
Analisis air widyaAnalisis air widya
Analisis air widya
Β 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Β 
Aspek ekonomi air untuk kebutuhan manusia
Aspek ekonomi air untuk kebutuhan manusiaAspek ekonomi air untuk kebutuhan manusia
Aspek ekonomi air untuk kebutuhan manusia
Β 
Pengertian analisis kualitas ling
Pengertian analisis kualitas lingPengertian analisis kualitas ling
Pengertian analisis kualitas ling
Β 
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia LingkunganIndikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Β 
Hidrologi
HidrologiHidrologi
Hidrologi
Β 
Pencemaran Udara for TIK
Pencemaran Udara for TIK Pencemaran Udara for TIK
Pencemaran Udara for TIK
Β 
Air dalam Kehidupan
Air dalam KehidupanAir dalam Kehidupan
Air dalam Kehidupan
Β 

Similar to Bod cod do dila

Penentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bodPenentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bod
UIN Alauddin Makassar
Β 
Air bersih ikm complete
Air bersih ikm completeAir bersih ikm complete
Air bersih ikm complete
Nadia Susiana
Β 
133564471 mikroorganisme-pada-air-bersih-fix
133564471 mikroorganisme-pada-air-bersih-fix133564471 mikroorganisme-pada-air-bersih-fix
133564471 mikroorganisme-pada-air-bersih-fixOperator Warnet Vast Raha
Β 
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
Dianora Didi
Β 
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranParameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Yos F. da-Lopes
Β 
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...diqki
Β 
MAKALAH BARU 11.docx
MAKALAH BARU 11.docxMAKALAH BARU 11.docx
MAKALAH BARU 11.docx
TIRASBALYO
Β 
latarbelakang PKL.docx
latarbelakang PKL.docxlatarbelakang PKL.docx
latarbelakang PKL.docx
Nina909058
Β 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
MuhammadSatarKusumaS
Β 
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
Asramid Yasin
Β 
Pencemaran Air.pptx
Pencemaran Air.pptxPencemaran Air.pptx
Pencemaran Air.pptx
ssuser359a74
Β 
Bhn klh-1a-air
Bhn klh-1a-airBhn klh-1a-air
Bhn klh-1a-air
Kadek Antara
Β 
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
Muammar39
Β 
Alga bioindikator
Alga bioindikatorAlga bioindikator
Alga bioindikator
Laily Mastika
Β 
pencemaran_air.pptx
pencemaran_air.pptxpencemaran_air.pptx
pencemaran_air.pptx
AgusTian100
Β 

Similar to Bod cod do dila (20)

Penentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bodPenentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bod
Β 
Air bersih ikm complete
Air bersih ikm completeAir bersih ikm complete
Air bersih ikm complete
Β 
Cod dan bod
Cod dan bodCod dan bod
Cod dan bod
Β 
133564471 mikroorganisme-pada-air-bersih-fix
133564471 mikroorganisme-pada-air-bersih-fix133564471 mikroorganisme-pada-air-bersih-fix
133564471 mikroorganisme-pada-air-bersih-fix
Β 
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
Β 
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranParameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Β 
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Β 
Jurnal kimia
Jurnal kimiaJurnal kimia
Jurnal kimia
Β 
MAKALAH BARU 11.docx
MAKALAH BARU 11.docxMAKALAH BARU 11.docx
MAKALAH BARU 11.docx
Β 
latarbelakang PKL.docx
latarbelakang PKL.docxlatarbelakang PKL.docx
latarbelakang PKL.docx
Β 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
Β 
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
Β 
Pencemaran Air.pptx
Pencemaran Air.pptxPencemaran Air.pptx
Pencemaran Air.pptx
Β 
Bhn klh-1a-air
Bhn klh-1a-airBhn klh-1a-air
Bhn klh-1a-air
Β 
308 1855-1-pb
308 1855-1-pb308 1855-1-pb
308 1855-1-pb
Β 
Air bersih
Air bersihAir bersih
Air bersih
Β 
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
Β 
Alga bioindikator
Alga bioindikatorAlga bioindikator
Alga bioindikator
Β 
pencemaran_air.pptx
pencemaran_air.pptxpencemaran_air.pptx
pencemaran_air.pptx
Β 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
Β 

Recently uploaded

LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
Β 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
Β 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
Β 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
Β 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
Β 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
Β 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
Β 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
Β 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
adelsimanjuntak
Β 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
Β 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
Β 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
Β 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
Β 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
Β 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
Β 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
Β 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
Β 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
Β 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
Β 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
Β 

Recently uploaded (20)

LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
Β 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Β 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
Β 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Β 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
Β 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
Β 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Β 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Β 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
Β 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Β 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
Β 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Β 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Β 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
Β 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
Β 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
Β 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Β 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
Β 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Β 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
Β 

Bod cod do dila

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan air oleh masyarakat cukup tinggi. Sebagian besar masyarakat memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama mandi dan mencuci. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebagian dari masyarakat menggunakannya untuk usaha pengolahan ikan dan menggunakan air tersebut untuk mencuci dan memasak makanan sehingga diperlukan air yang tidak tercemar (sulistyani, 2012: 1). Indeks pencemaran merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan status mutu air suatu sumber air. Status mutu air menunjukkan tingkat kondisi mutu air sumber air dalam kondisi cemar atau kondisi baik dengan membandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan. Kualitas air dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang berasal dari daerah tangkapan atau sumber air yang terdekat sedangkan kualitas pasokan air dari daerah tangkapan berkaitan dengan aktivitas manusia yang ada di dalamnya. Perubahan kondisi kualitas air pada aliran sungai merupakan dampak dari buangan dari penggunaan lahan yang ada. Salah satu parameter dari indeks pencemeran adalah kandungan oksigen yang terdapat di dalam perairan atau sering disebut dengan Biological Oxygen Demand (BOD) (Sujiwo, dkk., 2012: 67). Biological Oxygen Demand (BOD) adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk konversi mikroba atau mengoksidasi senyawa organik dalam limbah cair oleh mikroba pada suhu 20Β°C selama waktu inkubasi 5 hari. Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah yang diperlukan untuk mengoksidasi senyawa rganik dalam 1
  • 2. 2 limbah cair. Di dalam air terdapat sejumlah oksigen yang terkandung di dalamnya atau biasa disebut dengan Dissolved Oxygen (DO) (Suharto, 2011: 321-324). Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan percobaan untuk menentukan nilai BOD, COD dan DO pada sampel air danau mawang. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada percobaan ini adalah berapa kadar Dissolved Oxygen (DO), Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demind (COD) pada sampel air danau mawang serta membandingkan hasil yang diperoleh dengan nilai standar DO, COD dan BOD air bersih? C. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar Dissolved Oxygen (DO), Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demind (COD) pada sampel air danau mawang serta membandingkan hasil yang diperoleh dengan nilai standar DO, COD dan BOD air bersih.
  • 3. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air bersih dan air tercemar Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Tiga per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air. Manusia tidak dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa meminum air. Air juga merupakan zat yang paling parah akibat pencemaran. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan melalui air (Wandrivel, 2012: 129). Secara alamiah tidak pernah djumpai dalam keadaan betul-betul murni. Ketika air mengembun di udara dan jatuh di permukaan bumi, air tersebut telah menyerap debu atau meartkan oksigen, karbonmonoksida dan berbagai jenis. gas lainnya. Kemudian air tersebt, baik yang di atas maupun di bawah permukaan tanah waktu mengalur menuju berbagai tempat yang lebih rendah letaknya, melarutkan berbagai jenis batuan yang dilaluinya atau zat-zat organik lainnya. Selain itu, sejumlah kecil hasil uraian zat organik seperti nitrit, nitrat, amoniak dan karbon dioksida akan larut ke dalamnya (Achmad, 2010: 21). Air yang digunakan oleh manusia adalah air tawar dan air tanah murni. Pada daerah kering sebagian kebutuhan air berasal dari lautan, suatu sumber yang akan menjadi penting setelah persediaan air tawar dunia relatif berkurang dibandingkan kebutuhan. Air merupakan pelarut yang sangat baik untuk bahan, sehingga merupakan media transfor utama bagi zat-zat makan dan produk buangan atau sampah yang dihasilkan proses kehidupan. Oleh karena itu, air yang ada di bumi tidak pernah terdapat dalam keadaan murni, tetapi selalu ada senyawa atau mineral atau unsur lain yang terdapat di dalamnya (Achmad, 2004: 19). 3
  • 4. 4 Pengadaan air bersih untuk keperluan air minum harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan secara fisika, mikrobiologi, kimia dan radioaktif (Wandrivel, 2012: 129). Indeks pencemaran merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan status mutu air suatu sumber air. pengendalian pencemaran air merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan terjadinya pencemaran air serta pemulihan kualitas air sesuai kondisi alaminya sehingga kualitas air terjaga sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat yang akan mengkonsumsinya (Sujiwo, dkk., 2012: 67-68). Menurut Sujiwo, dkk. (2012: 69), mengatakan bahwa upaya pengendalian pencemaran air adalah sebagai berikut : 1. Perilaku masyarakat menyumbang terjadinya pencemaran air sungai. 2. Belum optimalnya koordinasi antar intansi yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air dan pengendalian pencemaran air 3. Diperlukan instrumen di tingkat kebijakan yang dapat dijadikan pedoman program pengendalian pencemaran air. 4. Perlunya kegiatan nyata di lapangan baik berupa pembangunan system sanitasi masyarakat maupun konservasi vegetatif Beberapa air yang keluar dari mata air cukup jernih. Beberapa ada yang berasa asin, tetapi beberapa ada yang tidak asin. Air tanah yang pada saat direbus, akan menghasilkan kerak di sekitar panci. Hal tersebut kemungkinan menandakan kesadahan ar yang cukup tinggi. Oleh karena itu, air harus diendapkan dan disaring untuk air minum atau memasak. Gejala kesadahan yang tinggi juga dapat diihat dari
  • 5. 5 sabun yang sulit berbusa. Tingkat kesadahan yang tinggi juga berdampak pada pompa air yang relatif cepat aus (Sulistyani, dkk. 2012: 34). Pengolahan limbah cair dengan menggunakan sistem lumpur aktif, mikroba aerob merupakan organiame yang berperan sangat menonjol. Untuk memperbaiki peran mikroba dalam pengolahan limbah, terlebih dahulu harus diketahui kandungan limbah baik menyangkut parameter kualitas limbah yang berpengaruh terhadap kehidupan mikroba aerob maupun parameter yang diduga mampu dipengaruhi oleh mikroba tersebut. Parameter kualitas limbah yang berpengaruh terhadap kehidupan mikroba aerob, adalah suhu, pH, nutrien, dan DO, sedangkan parameter kualitas limbah yang menggambarkan aktivitas mikroba adalah perubahan kadar BOD (Komarawidjaja, 2007: 23). Menurut Suharto (2011: 318), mengatakan bahwa ada 3 klasifikasi dan kaakteristik dari limbah cair, yaitu: 1. Limbah cair dan limbah dari rumah tangga yang terdiri atas senyawa organik seperti sayur, buah-buahan dan sebagainya. 2. Limbah cair dari industri dengan nilai BOD tinggi, rendah padatan terlarut, konsentrasi logam berat sangat tinggi serta senyawa organik sangat tinggi dalam limbah cair. 3. Limbah cair dari industri dengan nilai COD sangat tinggi namun nilai BOD yang rendah. B. Dissolved Oxygen (DO)
  • 6. 6 Dissolved Oxygen (DO) merupakan jumlah oksigen yang terdapat di dalam perairan. Semakin banyak okigen yang terkandung mka aan semakin baik kualitas air serta biota laut yang hidup di dalam perairan akan semakin banyak dan menunjang kehidupan mereka (Suharto, 2011: 324). Berdasarkan Keputusan Menteri Negara LH No.Kep-03/MenKLH/10/ 1995, tentang baku mutu air limbah industri, bahwa parameter suhu, pH, SS dan BOD sesudah mengalami pengolahan pada unit pengolah system Lumpur aktif telah memenuhi baku mutu air limbah industri. Menurut Baku Mutu tersebut, kadar maksimum baku mutu pH 6-9, SS 50 mg/l, BOD 60 mg/l dan COD 150 mg/l. Dengan mengacu kepada baku mutu limbah cair industri tekstil tersebut, maka parameter pH, SS, BOD5 dan COD telah memenuhi baku mutu. C. Chemical Oxygen Demind (COD) Nilai COD merupakan jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengkonversi senyawa-senyawa organik dalam air limbah. COD digunakan sebagai alat ukur pencemaran dalam limbah cair. Sedangkan Dissolved Oxygen (DO) merupakan jumlah oksigen yang terdapat di dlam perairan (Suharto, 2011: 324). Perubahan kondisi kualitas air pada aliran sungai merupakan dampak dari buangan dari penggunaan lahan yang ada. Perubahan pola pemanfaatan lahan menjadi lahan pertanian, tegalan dan permukiman serta meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi hidrologis dalam suatu Daerah Aliran Sungai. Selain itu, berbagai aktivitas manusia dalammemenuhi kebutuhan hidupnya yang berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, dan pertanian akan menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada penurunan kualitas air. Berbagai aktivitas penggunaan lahan di wilayah DAS Blukar seperti aktivita permukiman, pertanian dan
  • 7. 7 industri diperkirakan telah mempengaruhi kualitas air Sungai Blukar. Aktivitas permukiman dan pertanian menyebar meliputi segmen tengah DAS. Hasil pemantauan kualitas air sungai yang dilakukan untuk menunjukkan parameter COD (Agustiningsih, 2012: 64). D. Biological Oxygen Demand (BOD) Biological Oxygen Demand (BOD) adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk konversi mikroba ataumengoksidasi senyawa organik dalam limbah cair oleh mikroba pada suhu 20Β°C selama waktu inkubasi 5 hari. Parameter BOD digunakan untuk mengetahui karakteristik senyawa kimia organik dalam limbah cair. Nilai BOD harus dilakukan pda suhu 20Β°C karena pada waktu pengambilan cuplikan limbah cair di Inggris pada suhu 20Β°C dan lokasi pegambilan cuplikan limbah kmia berwujud cair sampai menuju ke panai diperlukan waktu 5 hari. (Suharto, 2011 321). Oksidasi biologi diperlukan untuk mengurangi senyawa kimia organik dalam limbah cair. Pada kondisi suhu optimal, maka miroba dapat tumbuh dan berkembang biak secara maksimal dengan menggunakan substrat senyawa kimia organik dalam limbah cair. Pertumbuhan mikroba pada fase logaritmik dinyatakan degan rumus: N = NO.eΒ΅.t dengan N adalah jumlah sel mikroba sesaat dengan No adalah jumlah sel mikroba awal, t adaah waktu dan Β΅ adalah laju spesifik pertumbuhan sel mikroba. Reaksi kimia oksidasi senyawa organik dalam limbah cair dapat oleh bakteri, dengan mekanisme reaksinya adalah senyawa organik + O2 Bakteri CO2 + H2O + Energi + bahan seluler dalam air limbah (Suharto, 2011 321). E. Metode winkler
  • 8. 8 Metode winkler merupakan suatu analisa berdasarkan titrasi iodometri. Metode volumetri atau titrimetri adalah bagian dari analisis kimia kuantitatif untuk menentukan banyaknya suatu zat dalam volume tertentu dengan mengukur banyaknya larutan standar yang dapat bereaksi secara kuantitatif dengan analit (zat yang akan ditentukan) reaksi komponen dan analit dengan titran dinyatakan dengan persamaan umum: aA Produk dimana β€œa” adalah jumlah mol analit (A) yang bereaksi secara stoikiometri dengan β€œt” molekul pereaksi atau titran (T) atau β€œa” dan β€œt” menggambarkan koefisien reaksi dalam persamaan reaksi setaranya. Analit adalah komponen dari larutan sampel yang hendak diketahui kuantitasnya. Titran merupakan larutan yang telah diketahui konsentrasinya yang dikenal dngan laruan standar, larutan ini juga disebut dengan titran baku (Chadijah, 2012 :175). Larutan yang sedang dititrasi biasanya dalam suatu botol erlenmeyer, harus secara lembut digoyangkan sementara titran diberikan. Satu cara untuk melaksanakannya sambil tetap dapat mengendalikan kran-tutup dan untuk memudahkan pembacaan buret adalah dengan menghadap pada buret dengan kran-tutup di sebelah kanan dan menjalankan kran-tutup dengan tangan kiri dari sebelah kiri buret sambil mengolang-aling larutan dengan tangan kanan. Ibu jari dan jari telunjuk diselubungkan tangkai kran-tutup untuk memutarnya dan digunakan tekanan ke dalam untuk memperhatikan kran-tutup pada lubangnya. Kedua jari-jari terakhir mendorong pada ujung buret untuk mengimbangi tekanan ke dalam (Chadijah, 2012: 158-159).
  • 9. 9 Titrasi langsung dikerjakan dengan titrasi menggunakan larutan standar iodine. Metode ini dikenal sebagai metode iodimetri. Sebaliknya titrasi tidak langsung melibatkan titrasi iodine yang diproduksi dalam reaksi dengan larutan standar tiosulfat. Metode ke dua ini dikenal dengan metode iodometri. Prinsip umum metode iodometri, di mana bebas seperti halogen lain dapat menangkap elektron dari zat pereduksi, sehingga iod sebagai oksidator. Ion I- siap memberikan elektron dengan adanya zat penangkap elektron sehingga I- bertindak sebagai zat pereduksi. Metode iodometri dalam analisis volumetri didasarkan pada proses oksidasi reduksi yang melibatkan I2 + 2e οƒ  2I- (Widodo dan Lusiana, 2010: 129).
  • 10. 10 BAB III METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Percobaan ini telah dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 4 Desember 2016 pukul 13.00-16.30 WITA di Laboratorium Anorganik Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah buret asam 50 mL, botol winkler 300 mL, pemanas air, pipet skala 5 mL, gelas ukur 100 mL, erlenmeyer 250 mL, gelas kimia 100 mL, statif dan klem, corong, batang pengaduk, bulp dan botol semprot. 2. Bahan Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air danau mawang, aquadest (H2O), asam oksalat (H2C2O4) asam sulfat (H2SO4) pekat, asam sulfat (H2SO4) 4 N, alkali iodida azida (NaOH-KI), indikator amilum ((C6H10O5)n), kalium permanganat (KMnO4) 0,05 N, kertas saring, mangan sulfat (MnSO4) 40% dan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,025 N. 10
  • 11. 11 C. Prosedur Kerja 1. Penentuan DO (Dissolved oxygen) a. Penentuan DO5 Mengambil sampel air danau mawang 5 hari sebelum praktikum menggunakan botol winkler tanpa gelembung. Kemudian menambahkan 2 mL larutan MnSO4 40% sampai hampir menyentuh dasar botol winkler dan mendiamkan larutan selama beberapa menit untuk menghomogenkan. Selanjutnya menambahkan 2 mL alkali iodida, kemudian mendiamkan hingga muncul endapan berwarna coklat dan memindahkan larutan ke dalam gelas kimia. Menambahkan 2 mL H2SO4 pekat hingga endapan larut, lalu mengambil 100 mL dan memindahkan larutan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Menitrasi menggunakan larutan Na2S2O3 0,025 N hingga berubah warna dari kuning tua sampai kuning muda. Lalu menambahkan 5 tetes indikator amilum (biru tua), melanjutkan kembali dengan titrasi hingga warna biru muda hilang dan mencatat catat volume titrasi yang digunakan. b. Penentuan DO0 Mengambil sampel air danau mawang pada saat praktikum menggunakan botol winkler tanpa gelembung. Kemudian menambahkan 2 mL larutan MnSO4 40% sampai hampir menyentuh dasar botol winkler dan mendiamkan larutan selama beberapa menit untuk menghomogenkan. Selanjutnya menambahkan 2 mL alkali iodida, kemudian mendiamkan hingga muncul endapan berwarna coklat dan memindahkan larutan ke dalam gelas kimia. Kemudian menambahkan 2 mL H2SO4 pekat hingga endapan larut, lalu mengambil 100 mL dan memindahkan larutan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Kemudian larutan yang berada di dalam
  • 12. 12 erlenmeyer siap untuk dititrasi menggunakan larutan Na2S2O3 0,025N hingga berubah warna dari kuning tua sampai kuning muda. Lalu menambahkan 5 tetes indikator amilum (biru tua), melanjutkan kembali dengan titrasi hingga warna biru muda hilang dan mencatat catat volume titrasi yang digunakan. 2. Penentuan COD Memasukkan 100 mL sampel kedalam erlenmeyer 250 mL. Menambahkan 5 mL H2SO4 pekat dan 10 mL larutan KMnO4 lalu memanaskannya hingga mendidih. Selanjutnya menitrasi selagi panas dengan larutan KMnO4 0,05N hingga larutan berwarna merah muda dan mencatat hasil volume titrasi. 3. Penentuan BOD Memasukkan sampel ke dalam botol winkler lalu ditutup hingga tidak ada gelembung udara. Menginkubasi sampel pada suhu 20Β°C di ruang gelap selama 5 hari. Menentukan DO5 sesuai cara penentuan DO0.
  • 13. 13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan 1. Tabel Pengamatan a. Penentuan DO0 1) Hasil pengamatan DO0 Tabel IV.1. Penentuan DO0 Perlakuan Hasil Pengamatan Gambar Sampel air + MnSO4 40% Ditambahkan alkali iodida azida Larutan bening Larutan keruh, terbentuk endapan Ditambah asam sulfat (H2SO4) Larutan orange, endapan larut kembali 13
  • 14. 14 Dititrasi dengan Na2S2O3 Larutan kuning muda Ditambahkan amilum Larutan berwarna biru Dititrasi Na2S2O3 Larutan bening 2) Penentuan DO5 Tabel IV.2. Penentuan DO5 Perlakuan Hasil Pengamatan Gambar Sampel air + MnSO4 40% Larutan bening
  • 15. 15 Ditambahkan alkali iodida azida Larutan keruh terbentuk endapan Ditambahkan asam sulfat Larutan orange, endapan larut kembali Dititrasi dengan Na2S2O3 Larutan kunig muda Ditambah amilum Larutan tidak berwarna biru tua Dititrasi Na2S2O3 Larutan bening
  • 16. 16 b. Penentuan COD Tabel. IV.3. Penentuan COD Perlakuan Hasil pengamatan Gambar 100 mL sampel + 5 mL H2SO4 4N Larutan bening +10 mL KMnO4 Warna larutan dari jernih menjadi ungu Memanaskan hingga mendidih selama 5 menit Warna larutan bening Menambahkan 10 mL H2C2O4 0,05 N Larutan ungu bening Larutan dititrasi selagi panas dengan KMnSO4 Larutan ungu
  • 17. 17 2. Reaksi a. Oksigen terlarut Mn2+ + O2 β†’ MnO4 MnSO4 + 2KOH β†’ Mn(OH)2 + K2SO4 Mn(OH)2 + Β½ O2 β†’ MnO2 + H2O MnO2 + 2I- + 4H+ β†’ Mn2+ + I2 + 2H2O b. Chemical Oxygen Demand (COD) 5C2O4 2- + 2MnO4 - + 16 H+β†’ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O c. Biochemical Oxygen Demand (BOD) MnSO4 + 2KOH β†’ Mn(OH)2 + K2SO4 2Mn(OH)2 + O2 β†’ 2MnO2 + 2H2O 2MnO2 + 2KI + 2H2O β†’ Mn(OH)2 + I2 + 2KOH I2 + S2O3 β†’ S4O6 + 2I 3. Analisis Data a. Oksigen Terlarut (DO) 1) Untuk DO0 DO0 = V Na2 S2O3 Γ—N Na2 S2O3Γ—Be O2Γ—1000 V Sampel DO0 = 0,0021 𝐿×0,025 π‘”π‘Ÿπ‘’π‘˜ 𝑙 Γ—8 𝑔 π‘”π‘Ÿπ‘’π‘˜ Γ—1000 π‘šπ‘”/𝑔 0,1 𝐿 DO0 = 4,2 mg/L DO0 = 4,2 ppm
  • 18. 18 2) Untuk DO5 DO5 = V Na2 S2 O3 Γ—N Na2 S2O3 Γ—Be O2 Γ—1000 V Sampel DO5 = 0,0011 𝐿×0,025 π‘”π‘Ÿπ‘’π‘˜ 𝑙 Γ—8 𝑔 π‘”π‘Ÿπ‘’π‘˜ Γ—1000 π‘šπ‘” /𝑔 0,1 𝐿 DO5 = 2,2 mg/L DO5 = 2,2 ppm b. Chemical Oxygen Demand (COD) COD = V KMnO4 Γ—N KMnO4 Γ—BE KMnO4 Γ—1000 V Sampel COD = 0,0029 𝐿×0,05 π‘”π‘Ÿπ‘’π‘˜ 𝑙 Γ—31,6 𝑔 π‘”π‘Ÿπ‘’π‘˜ Γ—1000 π‘šπ‘”/𝑔 0,1 𝐿 COD = 45,82 mg/L COD = 45,82 ppm c. Biological Oxygen Demand (BOD) BOD = (DO0 βˆ’ D05) BOD = (4,2 mg/L βˆ’ 2,2 mg/L) BOD = 2 mg/L B. Pembahasan Penentuan Dissolved Oxygen (DO), di mana pengambilan sampel dilakukan dengan cara H-5 dari hari praktikum sebagai DO5 dan pengambilan sampel saat hari praktikum sebagai DO0. Perlakuan awal yang dilakukan ialah memasukkan sampel ke dalam botol winkler yang bertutup dengan cara mencelupkan botol dalam air kemudian menutupnya agar tidak terdapat gelembung udara yang dapat mempengaruhi kandungan oksigen pada sampel. Kemudian menambahkan larutan mangan sulfat (MnSO4)40% dalam botol yang berisi sampel, penambahan
  • 19. 19 MnSO4 ini berfungsi untuk mengikat oksigen menjadi Mn(OH)2 yang kemudian akan teroksidasi menjadi MnO2 berhidrat. Selanjutnya menambahkan larutan alkali iodida azida (NaOH-KI) dengan cara yang sama yaitu memasukkan ujung pipet ke dalam larutan agar tidak terjadi percikan dan pereaksi tidak keluar dari botol karena larutan ini sangat beracun. Penambahan pereaksi alkali iodida ini berfungsi sebagai katalisator karena zat organik sangat sukar bereaksi kemudian larutan di biarkan beberapa saat hingga terbentuk endapan coklat. Setelah terbentuk endapan coklat, Penambahan larutan asam sulfat (H2SO4) yang berfungsi untuk melarutkan endapan dengan sempurna. Setelah endapan larut, dilanjutkan dengan menitrasi larutan dengan menggunakan natrium tiosulfat (Na2S2O3) hingga larutan berwarna kuning kemudian menambahkan indikator amilum (kanji) hingga berwarna biru. Indikator kanji ini berfungsi sebagai indikator yang mengikat ion I- yang ada pada larutan alkali iodida. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh jumlah DO0 pada sampel sebesar 2,2 ppm. Hal tersebut membuktikan bahwa air tersebut mengandung oksigen yang dapat dikonsumsi, sesuai menurut (Salmin: 2012), mengatakan bahwa kadar oksigen terlarut minimum 2 ppm. Pada uji Dissolved Oxygen (DO5), sebesar 4,2 mg/L yaitu sampel yang digunakan diambil 5 hari sebelum percoban ini bertujuan untuk mengetahui kandungan oksigen terlarut dalam sampel tersebut. Pada perlakuan uji Dissolved Oxygen (DO5) sama dengan perlakuan uji DO0, sedangkan berdasarkan standar baku mutu nilai DO yaitu 6 mg/L (Sepryani, 2016: 38).
  • 20. 20 Sedangkan pada uji Chemical Oxygen Demand (COD) perlakuan awal yang dilakukan yaitu memasukkan sampel air danau mawang ke dalam erlenmeyar, kemudian menambahkan asam sulfat (H2SO4) yang berfungsi untuk mengasamkan larutan serta berperan dalam pembentukan garam sulfat dan KMnO4 pada larutan sehingga larutan yang berfungsi sebagai pengoksidator yang nantinya menyebabkan larutan berubah warna menjadi ungu, kemudian memanaskan larutan hingga mendidih dalam beberapa menit. Pemanasan ini bertujuan agar reaksi dapat berlangsung cepat dan baik. Selanjutnya larutan dititrasi dengan menggunakan KMnO4 yang ditandai dengan perubahan warna bening ke merah jingga. Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh kadar uji Chemical Oxygen Demand (COD) sebesar 45,82 ppm. Berdasarkan PP RI No. 82 Tahun 2001 nilai maksimum COD yang diperbolehkan adalah 10 mg/L (Sepryani, 2016: 38). . Nilai COD tersebut tidak memenuhi syarat baku mutu. Tingginya kadar COD ini mengindikasikan semakin besarnya pencemaran. Nilai Biochemical Oxygen Demand (BOD) dapat diketahui dengan mengurangi nilai DO0 yang diperoleh dengan DO5, berdasarkan hasil perhitungan nilai BODnya yaitu 2 mg/L. Berdasarkan PP RI No. 82 Tahun 2001 nilai maksimum BOD yang diperbolehkan adalah 2 mg/L ( Sepryani, 2016: 38). Hal ini berarti masih dapat dikonsumsi karena belum melampaui batas maksimum.
  • 21. 21 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan pada percobaan ini adalah 1. Penentuan Dissolved Oxygen (DO) digunakan DO0 dengan nilai diperoleh 4,2 mg/L dan DO5 yaitu 2,2 mg/L, COD yaitu 45,82 mg/L dan untuk BOD yaitu 2 mg/L. 2. Nilai DO, COD dan BOD untuk air bersih batas maksimumnya berdasarkan Pengaturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 yaitu untuk DO sebesar 6 mg/L, COD sebesar 10 mg/L dan BOD sebesar 2 mg/L. B. Saran Saran pada percobaan ini adalah sebaiknya pada percobaan selanjutnya menggunakan sampel air laut agar dapat membandingkan nilai DO, COD dan BOD pada sampel air limbah sungai. 21
  • 22. 22 DAFTAR PUSTAKA Achmad, Rukaesih. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi, 2004. Chadijah, Sitti. Pemisahan Kimia. Makassar: Alauddin University Press, 2014. Komarawidjaja, Wage. Degradasi BOD dan COD pada Sistem Lumpur Aktif Pengolahan Limbah Cair Tekstil. Teknik lingkungan., 8, no.1 (2007): h. 22-27. Sulistyani, dkk. Uji Kesadahan Air Tanah di Daerah Sekitar Panta Kecamatan Rembang Provinsi Jawa Tengah. Sains Dasar. 1, no.1 (2012): h.33-38.. Suharto. Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air. Yogyakarta: Andi, 2011. Widodo, Didik Setiyo dan Retno Ariadi Lusiana. Kimia Analisis Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. Wandrivel, Rido. β€œKualitas Air Minum yang Di produksi Depot Air Minum isi Ulang Di kecamatan Bungus Padang Berdasarkan Persyaratan Mikrobiologi. Kesehatan Andalas. 1, no. 3 (2012): h. 129-133.