SlideShare a Scribd company logo
1
UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI
BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU
KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.
Oleh : Novrianti Kaharu
Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu – ilmu Kesehatan dan
Keolahragaan,
Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas fisik dan
bakteriologis air sumur gali berdasarkan konstruksi sumur yang digunakan oleh
masyarakat Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo.
Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain deskriptif yaitu
menggambarkan kualitas fisik dan bakterilogis air sumur gali berdasarkan
konstruksi sumur di Desa Diloniyohu. Jumlah populasi dalam penelitian adalah
sebanyak 97 sumur. Metode pengambilan sampel menggunakan metode Cluster
Random sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 53 sumur untuk uji kualitas
fisik air dan untuk bakteriologis air menggunakan metode Purposive Sampling
sehingga diperoleh sampel sebanyak 10 sumur. Kualitas air sumur gali disesuaikan
dengan baku mutu air bersih sesuai dengan Permenkes RI No.
416/Menkes/per/IX/1990.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan konstruksi sumur gali di desa
Diloniyohu dari aspek dinding sumur, bibir dan lantai sebagian besar sudah
memenuhi syarat. Akan tetapi jika ditinjau dari aspek jarak sumber pencemar masih
sebanyak 76% tidak memenuhi syarat. Kualitas fisik air sumur gali, ditinjau dari
bau dan TDS 100% sudah memenuhi syarat baik pada konstruksi sumur yang
memenuhi syarat maupun yang tidak memenuhi syarat, kekeruhan 2% tidak
memenuhi syarat, warna 32% tidak memenuhi syarat, dan rasa 28% tidak memenuhi
syarat. Parameter warna dan rasa yang tidak memenuhi syarat banyak terdapat pada
konstruksi sumur (jarak sumber pencemar, SPAL, dan lantai) yang tidak memenuhi
syarat dan pada dinding sumur dan bibir yang memenuhi syarat. Untuk kualitas
baketriologis air sumur gali di Desa Diloniyohu 90% sudah memenuhi syarat sesuai
baku mutu dari Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990.
Untuk itu perlu adanya perhatian dari masyarakat dan pemerintah dalam
membuat sarana air bersih yang memenuhi syarat terutama untuk sumur gali agar
diperoleh kualitas dan kuantitas air yang memenuhi syarat kesehatan sehingga
kebutuhan masyarakat akan air bersih dapat terpenuhi.
2
Kata kunci : konstruksi sumur gali, kualitas fisik air, kualitas bakteriologis
air
3
I. PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya yang mutlak harus ada bagi kehidupan. Hal ini
dibuktikan dengan keberadaan air dalam tubuh organisme. Tubuh manusia kurang
lebih 70% terdiri atas air, karena air merupakan pelarut yang universal. Sebaliknya,
di dalam badan air terdapat benda – benda hidup yang sangat menentukan
karakteristik air tersebut, baik secara kimia maupun secara fisis, dan biologi
(Soemirat, 2011: 96-
97).
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat
dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan
industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air,
antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan
gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung
pada sumber daya air (Marsono, 2009).
Standard kualitas air bersih dapat diartikan sebagai ketentuan-ketentuan
berdasarkan Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990 yang biasanya dituangkan
dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan–persyaratan
yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan,
penyakit, gangguan teknis, serta gangguan dalam segi estetika. Peraturan ini dibuat
dengan maksud bahwa air yang memenuhi syarat kesehatan mempunyai
peranan penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan serta mempertinggi
derajat kesehatan masyarakat. Dengan peraturan ini telah diperoleh landasan hukum
dan landasan teknis dalam hal pengawasan kualitas air bersih.
Salah satu jenis sarana penyediaan air bersih pedesaan yang banyak
diusahakan oleh pemerintah sebagai sumber air bersih adalah sumur gali. Sarana
ini mengambil air tanah dangkal sehingga keberadaan dipandang efisien dan efektif
guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Air tanah lebih banyak
penggunaannya karena lebih mudah mendapatkannya dan relatif lebih aman dari
pencemaran apabila dibandingkan dengan air permukaan.
Kualitas air sumur gali dapat tercemar yang disebabkan oleh bermacam
- macam faktor, diantaranya oleh limbah rumah tangga/industri, sampah, tinja
dan oleh karena pembuatan jamban yang kurang baik/tidak memenuhi kaidah teknis
dan terbuka. Sumur gali yang sudah digunakan dalam waktu relatif lama lebih besar
kemungkinan mengalami pencemaran, karena selain bertambahnya sumber
pencemar juga lebih mudahnya sumber pencemar merembes ke dalam sumur
mengikuti aliran air tanah yang berbentuk memusat ke arah sumur (Marsono, 2009).
Desa Diloniyohu termasuk dalam kecamatan Boliyohuto, merupakan
desa yang mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi.
Berdasarkan data dari Puskesmas Sidomulyo kecamatan Boliyohuto bahwa
pemanfaatan sumur gali sebagai sumber air minum di kecamatan Boliyohuto masih
mencapai 40,80%. Dari 13 Desa yang ada di kecamatan Boliyohuto, Desa
Diloniyohu termasuk salah satu desa yang tinggi penggunaan air sumur gali
4
sebagai sumber air minum yaitu
5
mencapai 38,38%. Hal ini disebabkan karena belum terjangkaunya wilayah tersebut
oleh PDAM (Puskesmas Sidomulyo, 2011).
Berdasarkan hasil survey pendahuluan ke desa tersebut, penulis melihat bahwa
secara fisik 46,39% air sumur gali di Desa Diloniyohu masih berwarna dan berasa
dan sumur gali di desa tersebut sebagian tidak dilakukan pengolahan
(disaring) terlebih dahulu.
Salah satu penyakit yang disebabkan karena kondisi sanitasi yang buruk dan
kondisi air sumur yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah diare. Berdasarkan
data kejadian penyakit berbasis lingkungan dari Puskesmas Sidomulyo kecamatan
Boliyohuto tahun 2011, kejadian diare mencapai 544 kasus (15,54%). Angka tersebut
menduduki peringkat kedua setelah Infeksi Saluran Pernafasan Atas, kemudian
untuk penyakit dermatitis mencapai 524 kasus (14,97%). Untuk Desa Diloniyohu
jumlah kejadian diare mencapai 21,17% dan dermatitis mencapai 22,94%
(Puskesmas Sidomulyo, 2011).
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto
Kabupaten Gorontalo. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan
desain deskriptif yaitu penelitian yang menggunakan data-data hasil
observasi/penelitian untuk mendeskripsikannya kedalam tabel distribusi frekuensi.
Variabel utama dalam penelitian ini adalah parameter fisik air dan
bakteriologi. Parameter fisik air terdiri dari parameter warna, rasa, bau, kekeruhan
dan jumlah zat padat terlarut (TDS). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 97
sumur gali dan teknik pengambilan sampel menggunakan metode Cluster Random
sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kelompok/dusun secara acak. Dari
teknik tersebut diperoleh total sampel sebanyak 53 sumur gali yang tersebar
dimasing – masing dusun yang ada di Desa Diloniyohu. Untuk uji kualitas
bakteriologi air diambil sampel dengan menggunakan metode Puposive Sampling
maka diperoloeh sampel sebanyak 10 sampel.
III. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian, dari 53 sampel sumur yang diobservasi, lebih dari
50% sudah memiliki konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat akan tetapi masih
banyak sumber pencemar yang jaraknya dari sumur tidak memenuhi syarat
yaitu masih mencapai 76%. Hasil ini memberi indikasi bahwa jarak sumber
pencemar ke sumber air (sumur gali) di desa Diloniyohu sebagian besar t idak
memenuhi syarat kesehatan sesuai standar yang telah ditetapkan. Sumber pencemar
yang terdapat di daerah penelitian tersebut meliputi jamban/septic tank, tempat
sampah, kandang ternak dan lubang galian untuk air limbah.
6
Tidak memenuhinya syarat kontruksi sumur khususnya jarak lokasi sumur
dengan sumber pencemar di Desa Diloniyohu dapat disebabkan oleh banyak faktor
diantaranya adalah aspek pengetahuan yang dimiliki si pemilik sumur terhadap
dampak konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi syarat. Selain itu, aspek
pengetahuan yang lain mencakup ketidaktahuan pemilik sumur yaitu tentang
konstruksi sumur yang memenuhi syarat juga turut mempengaruhi. Hal ini dapat
dilihat dari tingkat pendidikan penduduk Desa Diloniyohu yang didominasi oleh
tingkat Sekolah Dasar (SD) yaitu sebesar 47,39 %. Aspek lain yang mempengaruhi
konstruksi sumur tidak memenuhi syarat adalah keadaan perekonomian masyarakat
yang menggunakan sumur sebagai sumber air dimana untuk membuat sumur dengan
konstruksi sumur yang memenuhi syarat membutuhkan dana yang lebih besar
seperti pengadaan semen terutama dalam pembuatan lantai SPAL.
Pemeriksaan fisik air berdasarkan warna air sumur yang digunakan oleh
masyarakat desa Diloniyohu secara keseluruhan terdapat 17 sampel sumur
yang berwarna. Pada dinding yang memenuhi syarat terdapat 16 sampel (31%)
yang berwarna, pada bibir yang memenuhi syarat terdapat 13 sampel (28%)
berwarna, sedangkan pada lantai yang memenuhi syarat hanya terdapat 7 sampel
(24%) yang berwarna, pada SPAL yang memenuhi syarat tidak terdapat yang
berwarna hanya terdapat pada SPAL yang tidak memenuhi syarat yaitu sebanyak 17
sampel. Sedangkan dari aspek jarak sumber pencemar terdapat 4 sampel
(40%) yang berwarna.
Di Desa Diloniyohu masih terdapat air yang berwarna, selain disebabkan oleh
konstruksi sumur yang tidak memenuhi syarat dapat juga disebabkan oleh jenis
tanah yang ada di Desa tersebut, karena jenis tanah merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kualitas air sumur gali. Meskipun demikian sebagian
masyarakat Desa Diloniyohu yang memilki air sumur berwarna tetap menggunakan
air tesebut untuk dimasak. Namun, mereka telah memiliki cara untuk mengatasi
warna air tersebut yaitu dengan mengolahnya (disaring) terlebih dahulu sebelum
dimasak.
Berdasarkan hasil peneltian untuk parameter rasa berdasarkan konstruksi sumur
secara keseluruhan diperoleh 15 sampel sumur yang airnya berasa. Pada dinding
yang memenuhi syarat terdapat 15 sampel (29%) berasa, dari 47 bibir sumur yang
memenuhi syarat terdapat 14 sampel (30%) berasa, dari aspek lantai sumur air yang
berasa lebih banyak terdapat pada lantai yang tidak memenuhi syarat yaitu
sebanyak
9 sampel (37,5%), begitu pula pada SPAL dan jarak sumber pencemar. Pada aspek
SPAL yang tidak memenuhi syarat terdapat 14% (32%) berasa dan pada jarak
sumber pencemar yang tidak memenuhi syarat terdapat 8 sampel (25%) yang berasa.
Meskipun pada kosntruksi sumur sudah memenuhi syarat akan tetapi masih
terdapat air yang berasa. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh jenis tanah
dilokasi tersebut karena sebagian jenis tanah di Desa Diloniyohu merupakan jenis
tanah padat sehingga berpengaruh padarasa air tersebut.
Seperti kita ketahui bahwa mengkonsumsi air yang berasa
7
tidak baik untuk kesehatan. Meskipun demikian masih terdapat masyarakat di Desa
Diloniyohu yang tetap mengkonsumsi air yang berasa.
8
Berdasarkan hasil penelitian, air sumur yang digunakan oleh masyarakat Desa
Diloniyohu baik pada konstruksi sumur yang memenuhi syarat maupun yang tidak
memenuhi syarat 100% tidak berbau.
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari
dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan – bahan organik yang
sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air (Hartanto,
2007 dalam Suleman).Menurut PeraturanMenteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990 air bersih yang layak dikonsumsi adalah air yang
tidak berbau.
Sedangkan ditinjau dari kekeruhan, air yang digunakan oleh masyarakat desa
Diloniyohu sebagian besar tidak keruh karena dari 53 sampel yang diuji
hanya
terdapat 1 sampel (2%) yang airnya
keruh.
Sesuai penelitian tersebut maka dapat dikatakan bahwa kualitas air sumur di
Desa Diloniyohu ditinjau dari tingkat kekeruhan sebagian besar masih memenuhi
syarat.
Padatan terlarut total (Total Dissolved Solid - TDS) adalah bahan – bahan
terlarut (diameter < 10
-6
) dan koloid (diameter < 10
-6
– 10
-3
mm) yang
berupa senyawa – senyawa kimia dan bahan – bahan lain. Bila TDS bertambah maka
kesadahan akan naik. Kesadahan yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya
endapan/kerak pada system perpipaan (Mulia, 2005 : 60). Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 air bersih yang
layak dikonsumsi adalah air yang tidak berbau dan tidak mengandung zat
padat yang melebihi batas normal yaitu 1500 mg/L.
Air sumur yang ada di desa Diloniyohu tidak terdapat satupun yang
mengandung zat padat yang melebihi batas normal, hal ini disebabkan oleh lokasi
penelitian yaitu Desa Diloniyohu tidak memiliki pabrik – pabrik industri yang
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas air sumur gali
karena mengingat limbah – limbah industri tersebut akan menjadi sumber pencemar
terhadap sumber air.
Berdasarkan pemeriksaan mikroba yang telah dilakukan dari 10 sampel
sebanyak 9 sampel (90%) memenuhi syarat dan hanya terdapat 1 sampel yang tidak
memenuhi syarat.
Sampel sumur yang terdeteksi kualitas bakteriologinya melebihi ambang batas
merupakan sumur umum yaitu sumur yang digunakan oleh lebih dari 1 keluarga.
Maka kemugkinan adanya bakteri yang melebihi ambang batas tersebut disebabkan
oleh jumlah pemakai sumur yang terlalu banyak karena salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas air secara bakteriologis yaitu jumlah pemakai sumber air.
Semakin banyak yang menggunakan sumber air maka semakin banyak pula
kontaminasi bakteri terhadap sumber air tersebut.
9
IV. SIMPULAN DAN SARAN
Konstruksi sumur gali di desa Diloniyohu lebih dari 50% sudah memenuhi
syarat tetapi dari aspek jarak sumber pencemar 76% tidak memenuhi syarat.
Air sumur gali di desa Diloniyohu dari kualitas fisiknya, dari 53 sampel yang diteliti
terdapat 17 sampel (32%) berwarna, 15 sampel (28%) berasa, dan hanya terdapat 1
sampel yang keruh. Ditinjau dari parameter bau dan TDS, kualitas fisik air di desa
Diloniyohu sudah memenuhi syarat karena tidak terdapat yang berbau dan yang
mengandung zat padat yang melebihi batas normal.
Sesuai hasil penelitian konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat sebagian
besar kualitas fisik airnya pun juga memenuhi
syarat.
Kualitas bakteriologis sumur gali di desa Diloniyohu dari 10 sampel yang
diteliti menunjukkan hasil sebanyak 9 sampel (90%) kualitas bakteriologis air
sumur memenuhi syarat dan 1 sampel (10%) kualitas bakteriologis air sumur
tidak memenuhi syarat.
Oleh karena itu, sebaiknya masyarakat melakukan perbaikan konstruksi sumur
gali yang belum memenuhi syarat dalam hal ini lantai dan SPAL yang kedap air
dan menempatkan jarak sumber pencemar seperti tempat sampah, lubang galian
untuk air limbah dan septic tank minimal 10 meter dari sumur agar kualitas air
sumur dapat terjaga.
9
IV. SIMPULAN DAN SARAN
Konstruksi sumur gali di desa Diloniyohu lebih dari 50% sudah memenuhi
syarat tetapi dari aspek jarak sumber pencemar 76% tidak memenuhi syarat.
Air sumur gali di desa Diloniyohu dari kualitas fisiknya, dari 53 sampel yang diteliti
terdapat 17 sampel (32%) berwarna, 15 sampel (28%) berasa, dan hanya terdapat 1
sampel yang keruh. Ditinjau dari parameter bau dan TDS, kualitas fisik air di desa
Diloniyohu sudah memenuhi syarat karena tidak terdapat yang berbau dan yang
mengandung zat padat yang melebihi batas normal.
Sesuai hasil penelitian konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat sebagian
besar kualitas fisik airnya pun juga memenuhi
syarat.
Kualitas bakteriologis sumur gali di desa Diloniyohu dari 10 sampel yang
diteliti menunjukkan hasil sebanyak 9 sampel (90%) kualitas bakteriologis air
sumur memenuhi syarat dan 1 sampel (10%) kualitas bakteriologis air sumur
tidak memenuhi syarat.
Oleh karena itu, sebaiknya masyarakat melakukan perbaikan konstruksi sumur
gali yang belum memenuhi syarat dalam hal ini lantai dan SPAL yang kedap air
dan menempatkan jarak sumber pencemar seperti tempat sampah, lubang galian
untuk air limbah dan septic tank minimal 10 meter dari sumur agar kualitas air
sumur dapat terjaga.

More Related Content

What's hot

Bioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganBioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganAgus Candra
 
21059749 proposal-karya-tulis-ilmiah
21059749 proposal-karya-tulis-ilmiah21059749 proposal-karya-tulis-ilmiah
21059749 proposal-karya-tulis-ilmiah
Prasetyo Imam
 
Pemanfaatan Sampah Organik dan Effective Microorganisms dalam Meningkatkan Da...
Pemanfaatan Sampah Organik dan Effective Microorganisms dalam Meningkatkan Da...Pemanfaatan Sampah Organik dan Effective Microorganisms dalam Meningkatkan Da...
Pemanfaatan Sampah Organik dan Effective Microorganisms dalam Meningkatkan Da...
Resky Ervaldi Saputra
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
PT. SASA
 
Pelayanan publik-di-pdam
Pelayanan publik-di-pdamPelayanan publik-di-pdam
Pelayanan publik-di-pdamYuhanna Maurits
 
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota MalangLaporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Yahya M Aji
 
Jurnal kimia industri
Jurnal kimia industriJurnal kimia industri
Jurnal kimia industri
Nirmalayaladri
 
MAKALAH BIOPORI
MAKALAH BIOPORIMAKALAH BIOPORI
MAKALAH BIOPORI
Hafidz Setiyadi
 
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok ManggisKearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
alitarahayu
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
 

What's hot (17)

Bioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganBioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkungan
 
Kti bakteri
Kti bakteriKti bakteri
Kti bakteri
 
21059749 proposal-karya-tulis-ilmiah
21059749 proposal-karya-tulis-ilmiah21059749 proposal-karya-tulis-ilmiah
21059749 proposal-karya-tulis-ilmiah
 
Pemanfaatan Sampah Organik dan Effective Microorganisms dalam Meningkatkan Da...
Pemanfaatan Sampah Organik dan Effective Microorganisms dalam Meningkatkan Da...Pemanfaatan Sampah Organik dan Effective Microorganisms dalam Meningkatkan Da...
Pemanfaatan Sampah Organik dan Effective Microorganisms dalam Meningkatkan Da...
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
 
Kualitas lingkungan
Kualitas lingkunganKualitas lingkungan
Kualitas lingkungan
 
Pelayanan publik-di-pdam
Pelayanan publik-di-pdamPelayanan publik-di-pdam
Pelayanan publik-di-pdam
 
308 1855-1-pb
308 1855-1-pb308 1855-1-pb
308 1855-1-pb
 
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota MalangLaporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
 
Jurnal kimia industri
Jurnal kimia industriJurnal kimia industri
Jurnal kimia industri
 
MAKALAH BIOPORI
MAKALAH BIOPORIMAKALAH BIOPORI
MAKALAH BIOPORI
 
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok ManggisKearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
 

Similar to 158 128-1-pb

jurnal1.pdf
jurnal1.pdfjurnal1.pdf
jurnal1.pdf
rizqiwulandari
 
Pkmp status kualitas air lengkong sebagai sumber air bersih
Pkmp status kualitas air lengkong sebagai sumber air bersihPkmp status kualitas air lengkong sebagai sumber air bersih
Pkmp status kualitas air lengkong sebagai sumber air bersih
Didik Setyawarno
 
Air bersih ikm complete
Air bersih ikm completeAir bersih ikm complete
Air bersih ikm complete
Nadia Susiana
 
Biosand water filter
Biosand water filterBiosand water filter
Biosand water filterWisma Morgans
 
Masalah air dan solusi
Masalah air dan solusiMasalah air dan solusi
Masalah air dan solusi
Puji Lestari
 
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
Dianora Didi
 
Kualitas_air_minum_isi_ulang_pada_depot_air_minum_ (1).pdf
Kualitas_air_minum_isi_ulang_pada_depot_air_minum_ (1).pdfKualitas_air_minum_isi_ulang_pada_depot_air_minum_ (1).pdf
Kualitas_air_minum_isi_ulang_pada_depot_air_minum_ (1).pdf
DEBBYNURCHAIRUNNISA
 
3611 8693-1-pb
3611 8693-1-pb3611 8693-1-pb
3611 8693-1-pb
Iim Fatimura
 
Jurnal mikro air
Jurnal mikro airJurnal mikro air
Jurnal mikro air
Stkip Labuhanbatu
 
Tugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologiTugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologi
Nopriyadi-ELearning
 
jurnal amirno.pdf
jurnal amirno.pdfjurnal amirno.pdf
jurnal amirno.pdf
princesspratiwi
 
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdfAndi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
AndiInna2
 
Bod cod do dila
Bod cod do dilaBod cod do dila
Bod cod do dila
rahmadawal
 
Kearifan Lokal
Kearifan LokalKearifan Lokal
Kearifan Lokal
marlinasitipriyati
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis marlinasitipriyati
 
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok Manggis
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok ManggisKearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok Manggis
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok ManggisDwi_prastyo
 
Zaki ppt,
Zaki ppt,Zaki ppt,
Zaki ppt,
Yunus Muzakki
 

Similar to 158 128-1-pb (20)

jurnal1.pdf
jurnal1.pdfjurnal1.pdf
jurnal1.pdf
 
Pkmp status kualitas air lengkong sebagai sumber air bersih
Pkmp status kualitas air lengkong sebagai sumber air bersihPkmp status kualitas air lengkong sebagai sumber air bersih
Pkmp status kualitas air lengkong sebagai sumber air bersih
 
Air bersih ikm complete
Air bersih ikm completeAir bersih ikm complete
Air bersih ikm complete
 
Biosand water filter
Biosand water filterBiosand water filter
Biosand water filter
 
Masalah air dan solusi
Masalah air dan solusiMasalah air dan solusi
Masalah air dan solusi
 
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
 
Kualitas_air_minum_isi_ulang_pada_depot_air_minum_ (1).pdf
Kualitas_air_minum_isi_ulang_pada_depot_air_minum_ (1).pdfKualitas_air_minum_isi_ulang_pada_depot_air_minum_ (1).pdf
Kualitas_air_minum_isi_ulang_pada_depot_air_minum_ (1).pdf
 
3611 8693-1-pb
3611 8693-1-pb3611 8693-1-pb
3611 8693-1-pb
 
Jurnal mikro air
Jurnal mikro airJurnal mikro air
Jurnal mikro air
 
S s (291) 1
S s (291) 1S s (291) 1
S s (291) 1
 
S s (291) 1
S s (291) 1S s (291) 1
S s (291) 1
 
Tugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologiTugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologi
 
jurnal amirno.pdf
jurnal amirno.pdfjurnal amirno.pdf
jurnal amirno.pdf
 
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdfAndi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
 
Bod cod do dila
Bod cod do dilaBod cod do dila
Bod cod do dila
 
Kearifan Lokal
Kearifan LokalKearifan Lokal
Kearifan Lokal
 
Kearifan Lokal
Kearifan LokalKearifan Lokal
Kearifan Lokal
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
 
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok Manggis
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok ManggisKearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok Manggis
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok Manggis
 
Zaki ppt,
Zaki ppt,Zaki ppt,
Zaki ppt,
 

158 128-1-pb

  • 1. 1 UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO. Oleh : Novrianti Kaharu Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu – ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas fisik dan bakteriologis air sumur gali berdasarkan konstruksi sumur yang digunakan oleh masyarakat Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain deskriptif yaitu menggambarkan kualitas fisik dan bakterilogis air sumur gali berdasarkan konstruksi sumur di Desa Diloniyohu. Jumlah populasi dalam penelitian adalah sebanyak 97 sumur. Metode pengambilan sampel menggunakan metode Cluster Random sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 53 sumur untuk uji kualitas fisik air dan untuk bakteriologis air menggunakan metode Purposive Sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 10 sumur. Kualitas air sumur gali disesuaikan dengan baku mutu air bersih sesuai dengan Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan konstruksi sumur gali di desa Diloniyohu dari aspek dinding sumur, bibir dan lantai sebagian besar sudah memenuhi syarat. Akan tetapi jika ditinjau dari aspek jarak sumber pencemar masih sebanyak 76% tidak memenuhi syarat. Kualitas fisik air sumur gali, ditinjau dari bau dan TDS 100% sudah memenuhi syarat baik pada konstruksi sumur yang memenuhi syarat maupun yang tidak memenuhi syarat, kekeruhan 2% tidak memenuhi syarat, warna 32% tidak memenuhi syarat, dan rasa 28% tidak memenuhi syarat. Parameter warna dan rasa yang tidak memenuhi syarat banyak terdapat pada konstruksi sumur (jarak sumber pencemar, SPAL, dan lantai) yang tidak memenuhi syarat dan pada dinding sumur dan bibir yang memenuhi syarat. Untuk kualitas baketriologis air sumur gali di Desa Diloniyohu 90% sudah memenuhi syarat sesuai baku mutu dari Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990. Untuk itu perlu adanya perhatian dari masyarakat dan pemerintah dalam membuat sarana air bersih yang memenuhi syarat terutama untuk sumur gali agar diperoleh kualitas dan kuantitas air yang memenuhi syarat kesehatan sehingga kebutuhan masyarakat akan air bersih dapat terpenuhi.
  • 2. 2 Kata kunci : konstruksi sumur gali, kualitas fisik air, kualitas bakteriologis air
  • 3. 3 I. PENDAHULUAN Air merupakan sumber daya yang mutlak harus ada bagi kehidupan. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan air dalam tubuh organisme. Tubuh manusia kurang lebih 70% terdiri atas air, karena air merupakan pelarut yang universal. Sebaliknya, di dalam badan air terdapat benda – benda hidup yang sangat menentukan karakteristik air tersebut, baik secara kimia maupun secara fisis, dan biologi (Soemirat, 2011: 96- 97). Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air (Marsono, 2009). Standard kualitas air bersih dapat diartikan sebagai ketentuan-ketentuan berdasarkan Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990 yang biasanya dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan–persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta gangguan dalam segi estetika. Peraturan ini dibuat dengan maksud bahwa air yang memenuhi syarat kesehatan mempunyai peranan penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan serta mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Dengan peraturan ini telah diperoleh landasan hukum dan landasan teknis dalam hal pengawasan kualitas air bersih. Salah satu jenis sarana penyediaan air bersih pedesaan yang banyak diusahakan oleh pemerintah sebagai sumber air bersih adalah sumur gali. Sarana ini mengambil air tanah dangkal sehingga keberadaan dipandang efisien dan efektif guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Air tanah lebih banyak penggunaannya karena lebih mudah mendapatkannya dan relatif lebih aman dari pencemaran apabila dibandingkan dengan air permukaan. Kualitas air sumur gali dapat tercemar yang disebabkan oleh bermacam - macam faktor, diantaranya oleh limbah rumah tangga/industri, sampah, tinja dan oleh karena pembuatan jamban yang kurang baik/tidak memenuhi kaidah teknis dan terbuka. Sumur gali yang sudah digunakan dalam waktu relatif lama lebih besar kemungkinan mengalami pencemaran, karena selain bertambahnya sumber pencemar juga lebih mudahnya sumber pencemar merembes ke dalam sumur mengikuti aliran air tanah yang berbentuk memusat ke arah sumur (Marsono, 2009). Desa Diloniyohu termasuk dalam kecamatan Boliyohuto, merupakan desa yang mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Berdasarkan data dari Puskesmas Sidomulyo kecamatan Boliyohuto bahwa pemanfaatan sumur gali sebagai sumber air minum di kecamatan Boliyohuto masih mencapai 40,80%. Dari 13 Desa yang ada di kecamatan Boliyohuto, Desa Diloniyohu termasuk salah satu desa yang tinggi penggunaan air sumur gali
  • 4. 4 sebagai sumber air minum yaitu
  • 5. 5 mencapai 38,38%. Hal ini disebabkan karena belum terjangkaunya wilayah tersebut oleh PDAM (Puskesmas Sidomulyo, 2011). Berdasarkan hasil survey pendahuluan ke desa tersebut, penulis melihat bahwa secara fisik 46,39% air sumur gali di Desa Diloniyohu masih berwarna dan berasa dan sumur gali di desa tersebut sebagian tidak dilakukan pengolahan (disaring) terlebih dahulu. Salah satu penyakit yang disebabkan karena kondisi sanitasi yang buruk dan kondisi air sumur yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah diare. Berdasarkan data kejadian penyakit berbasis lingkungan dari Puskesmas Sidomulyo kecamatan Boliyohuto tahun 2011, kejadian diare mencapai 544 kasus (15,54%). Angka tersebut menduduki peringkat kedua setelah Infeksi Saluran Pernafasan Atas, kemudian untuk penyakit dermatitis mencapai 524 kasus (14,97%). Untuk Desa Diloniyohu jumlah kejadian diare mencapai 21,17% dan dermatitis mencapai 22,94% (Puskesmas Sidomulyo, 2011). II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain deskriptif yaitu penelitian yang menggunakan data-data hasil observasi/penelitian untuk mendeskripsikannya kedalam tabel distribusi frekuensi. Variabel utama dalam penelitian ini adalah parameter fisik air dan bakteriologi. Parameter fisik air terdiri dari parameter warna, rasa, bau, kekeruhan dan jumlah zat padat terlarut (TDS). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 97 sumur gali dan teknik pengambilan sampel menggunakan metode Cluster Random sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kelompok/dusun secara acak. Dari teknik tersebut diperoleh total sampel sebanyak 53 sumur gali yang tersebar dimasing – masing dusun yang ada di Desa Diloniyohu. Untuk uji kualitas bakteriologi air diambil sampel dengan menggunakan metode Puposive Sampling maka diperoloeh sampel sebanyak 10 sampel. III. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian, dari 53 sampel sumur yang diobservasi, lebih dari 50% sudah memiliki konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat akan tetapi masih banyak sumber pencemar yang jaraknya dari sumur tidak memenuhi syarat yaitu masih mencapai 76%. Hasil ini memberi indikasi bahwa jarak sumber pencemar ke sumber air (sumur gali) di desa Diloniyohu sebagian besar t idak memenuhi syarat kesehatan sesuai standar yang telah ditetapkan. Sumber pencemar yang terdapat di daerah penelitian tersebut meliputi jamban/septic tank, tempat sampah, kandang ternak dan lubang galian untuk air limbah.
  • 6. 6 Tidak memenuhinya syarat kontruksi sumur khususnya jarak lokasi sumur dengan sumber pencemar di Desa Diloniyohu dapat disebabkan oleh banyak faktor diantaranya adalah aspek pengetahuan yang dimiliki si pemilik sumur terhadap dampak konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi syarat. Selain itu, aspek pengetahuan yang lain mencakup ketidaktahuan pemilik sumur yaitu tentang konstruksi sumur yang memenuhi syarat juga turut mempengaruhi. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk Desa Diloniyohu yang didominasi oleh tingkat Sekolah Dasar (SD) yaitu sebesar 47,39 %. Aspek lain yang mempengaruhi konstruksi sumur tidak memenuhi syarat adalah keadaan perekonomian masyarakat yang menggunakan sumur sebagai sumber air dimana untuk membuat sumur dengan konstruksi sumur yang memenuhi syarat membutuhkan dana yang lebih besar seperti pengadaan semen terutama dalam pembuatan lantai SPAL. Pemeriksaan fisik air berdasarkan warna air sumur yang digunakan oleh masyarakat desa Diloniyohu secara keseluruhan terdapat 17 sampel sumur yang berwarna. Pada dinding yang memenuhi syarat terdapat 16 sampel (31%) yang berwarna, pada bibir yang memenuhi syarat terdapat 13 sampel (28%) berwarna, sedangkan pada lantai yang memenuhi syarat hanya terdapat 7 sampel (24%) yang berwarna, pada SPAL yang memenuhi syarat tidak terdapat yang berwarna hanya terdapat pada SPAL yang tidak memenuhi syarat yaitu sebanyak 17 sampel. Sedangkan dari aspek jarak sumber pencemar terdapat 4 sampel (40%) yang berwarna. Di Desa Diloniyohu masih terdapat air yang berwarna, selain disebabkan oleh konstruksi sumur yang tidak memenuhi syarat dapat juga disebabkan oleh jenis tanah yang ada di Desa tersebut, karena jenis tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas air sumur gali. Meskipun demikian sebagian masyarakat Desa Diloniyohu yang memilki air sumur berwarna tetap menggunakan air tesebut untuk dimasak. Namun, mereka telah memiliki cara untuk mengatasi warna air tersebut yaitu dengan mengolahnya (disaring) terlebih dahulu sebelum dimasak. Berdasarkan hasil peneltian untuk parameter rasa berdasarkan konstruksi sumur secara keseluruhan diperoleh 15 sampel sumur yang airnya berasa. Pada dinding yang memenuhi syarat terdapat 15 sampel (29%) berasa, dari 47 bibir sumur yang memenuhi syarat terdapat 14 sampel (30%) berasa, dari aspek lantai sumur air yang berasa lebih banyak terdapat pada lantai yang tidak memenuhi syarat yaitu sebanyak 9 sampel (37,5%), begitu pula pada SPAL dan jarak sumber pencemar. Pada aspek SPAL yang tidak memenuhi syarat terdapat 14% (32%) berasa dan pada jarak sumber pencemar yang tidak memenuhi syarat terdapat 8 sampel (25%) yang berasa. Meskipun pada kosntruksi sumur sudah memenuhi syarat akan tetapi masih terdapat air yang berasa. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh jenis tanah dilokasi tersebut karena sebagian jenis tanah di Desa Diloniyohu merupakan jenis tanah padat sehingga berpengaruh padarasa air tersebut. Seperti kita ketahui bahwa mengkonsumsi air yang berasa
  • 7. 7 tidak baik untuk kesehatan. Meskipun demikian masih terdapat masyarakat di Desa Diloniyohu yang tetap mengkonsumsi air yang berasa.
  • 8. 8 Berdasarkan hasil penelitian, air sumur yang digunakan oleh masyarakat Desa Diloniyohu baik pada konstruksi sumur yang memenuhi syarat maupun yang tidak memenuhi syarat 100% tidak berbau. Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan – bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air (Hartanto, 2007 dalam Suleman).Menurut PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 air bersih yang layak dikonsumsi adalah air yang tidak berbau. Sedangkan ditinjau dari kekeruhan, air yang digunakan oleh masyarakat desa Diloniyohu sebagian besar tidak keruh karena dari 53 sampel yang diuji hanya terdapat 1 sampel (2%) yang airnya keruh. Sesuai penelitian tersebut maka dapat dikatakan bahwa kualitas air sumur di Desa Diloniyohu ditinjau dari tingkat kekeruhan sebagian besar masih memenuhi syarat. Padatan terlarut total (Total Dissolved Solid - TDS) adalah bahan – bahan terlarut (diameter < 10 -6 ) dan koloid (diameter < 10 -6 – 10 -3 mm) yang berupa senyawa – senyawa kimia dan bahan – bahan lain. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik. Kesadahan yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan/kerak pada system perpipaan (Mulia, 2005 : 60). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 air bersih yang layak dikonsumsi adalah air yang tidak berbau dan tidak mengandung zat padat yang melebihi batas normal yaitu 1500 mg/L. Air sumur yang ada di desa Diloniyohu tidak terdapat satupun yang mengandung zat padat yang melebihi batas normal, hal ini disebabkan oleh lokasi penelitian yaitu Desa Diloniyohu tidak memiliki pabrik – pabrik industri yang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas air sumur gali karena mengingat limbah – limbah industri tersebut akan menjadi sumber pencemar terhadap sumber air. Berdasarkan pemeriksaan mikroba yang telah dilakukan dari 10 sampel sebanyak 9 sampel (90%) memenuhi syarat dan hanya terdapat 1 sampel yang tidak memenuhi syarat. Sampel sumur yang terdeteksi kualitas bakteriologinya melebihi ambang batas merupakan sumur umum yaitu sumur yang digunakan oleh lebih dari 1 keluarga. Maka kemugkinan adanya bakteri yang melebihi ambang batas tersebut disebabkan oleh jumlah pemakai sumur yang terlalu banyak karena salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas air secara bakteriologis yaitu jumlah pemakai sumber air. Semakin banyak yang menggunakan sumber air maka semakin banyak pula kontaminasi bakteri terhadap sumber air tersebut.
  • 9. 9 IV. SIMPULAN DAN SARAN Konstruksi sumur gali di desa Diloniyohu lebih dari 50% sudah memenuhi syarat tetapi dari aspek jarak sumber pencemar 76% tidak memenuhi syarat. Air sumur gali di desa Diloniyohu dari kualitas fisiknya, dari 53 sampel yang diteliti terdapat 17 sampel (32%) berwarna, 15 sampel (28%) berasa, dan hanya terdapat 1 sampel yang keruh. Ditinjau dari parameter bau dan TDS, kualitas fisik air di desa Diloniyohu sudah memenuhi syarat karena tidak terdapat yang berbau dan yang mengandung zat padat yang melebihi batas normal. Sesuai hasil penelitian konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat sebagian besar kualitas fisik airnya pun juga memenuhi syarat. Kualitas bakteriologis sumur gali di desa Diloniyohu dari 10 sampel yang diteliti menunjukkan hasil sebanyak 9 sampel (90%) kualitas bakteriologis air sumur memenuhi syarat dan 1 sampel (10%) kualitas bakteriologis air sumur tidak memenuhi syarat. Oleh karena itu, sebaiknya masyarakat melakukan perbaikan konstruksi sumur gali yang belum memenuhi syarat dalam hal ini lantai dan SPAL yang kedap air dan menempatkan jarak sumber pencemar seperti tempat sampah, lubang galian untuk air limbah dan septic tank minimal 10 meter dari sumur agar kualitas air sumur dapat terjaga.
  • 10. 9 IV. SIMPULAN DAN SARAN Konstruksi sumur gali di desa Diloniyohu lebih dari 50% sudah memenuhi syarat tetapi dari aspek jarak sumber pencemar 76% tidak memenuhi syarat. Air sumur gali di desa Diloniyohu dari kualitas fisiknya, dari 53 sampel yang diteliti terdapat 17 sampel (32%) berwarna, 15 sampel (28%) berasa, dan hanya terdapat 1 sampel yang keruh. Ditinjau dari parameter bau dan TDS, kualitas fisik air di desa Diloniyohu sudah memenuhi syarat karena tidak terdapat yang berbau dan yang mengandung zat padat yang melebihi batas normal. Sesuai hasil penelitian konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat sebagian besar kualitas fisik airnya pun juga memenuhi syarat. Kualitas bakteriologis sumur gali di desa Diloniyohu dari 10 sampel yang diteliti menunjukkan hasil sebanyak 9 sampel (90%) kualitas bakteriologis air sumur memenuhi syarat dan 1 sampel (10%) kualitas bakteriologis air sumur tidak memenuhi syarat. Oleh karena itu, sebaiknya masyarakat melakukan perbaikan konstruksi sumur gali yang belum memenuhi syarat dalam hal ini lantai dan SPAL yang kedap air dan menempatkan jarak sumber pencemar seperti tempat sampah, lubang galian untuk air limbah dan septic tank minimal 10 meter dari sumur agar kualitas air sumur dapat terjaga.