Dokumen tersebut membahas berbagai topik terkait anak berkebutuhan khusus, mulai dari karakteristik gangguan autistik, hiperaktif, retardasi mental, gangguan belajar, hingga proses pembelajaran yang tepat bagi anak tersebut.
autis merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus. anak autis mengalami gangguan perkembangan saraf yang kompleks dan ditandai dengan kesulitan dalam interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku terbatas, berulang-ulang dan karakter stereotip.
Pentingnya pengajar memahami karakter peserta didik, terutama memahami karakter anak berkebutuhan khusus yang memiliki perbedaan cara pandang terhadap perilaku dan bersikap dalam lingkup sosial dan ber masyarakat. Dewasa kini, tenaga pendidik wajib memiliki keimuwan dasar dalam mempelajari perbedaan karakter anak anak istimewa atau yang biasa di sebut dengan anak berkebutuhan khsusus. Penting nya paham karakter agar semakin mudah dalam mengenali potensi peserta didik yang patut diarahkan agar muncul bakat dan kemampuan yang akan dijadikan sebagai penggerak utama siswa ABK. bagaiamana cara mempelajari karakter anak berkebutuhan khusus dan cara menyikapi nya
Untuk mempelajari karakter anak berkebutuhan khusus dan cara menyikapinya, berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
1. Memahami Jenis Kebutuhan Khusus: Pelajari jenis kebutuhan khusus yang dimiliki anak, apakah itu gangguan perkembangan, gangguan belajar, atau kondisi medis lainnya.
2. Komunikasi yang Efektif: Berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan anak untuk memahami kebutuhan dan perasaannya.
3. Berempati: Tunjukkan empati dan pengertian terhadap kondisi anak, serta berikan dukungan yang diperlukan.
4. Pendidikan dan Pengetahuan: Tingkatkan pengetahuan Anda tentang kebutuhan khusus anak melalui bahan bacaan, seminar, atau konsultasi dengan ahli.
5. Kolaborasi dengan Ahli: Libatkan tenaga profesional seperti psikolog, terapis, atau guru pendamping dalam mendukung perkembangan anak.
6. Kesabaran dan Konsistensi: Bersabarlah dalam proses pembelajaran dan konsisten dalam memberikan dukungan serta bimbingan.
7. Fokus pada Kemampuan: Fokus pada potensi dan kemampuan anak, dan dorong mereka untuk mencapai yang terbaik sesuai dengan kemampuan mereka.
Dengan pendekatan yang penuh kasih dan pemahaman, Anda dapat memahami karakter anak berkebutuhan khusus dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. langkah praktisnya : bagaiamana cara mempelajari karakter anak berkebutuhan khusus dan cara menyikapi nya
Untuk mempelajari karakter anak berkebutuhan khusus dan cara menyikapinya, berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
1. Memahami Jenis Kebutuhan Khusus: Pelajari jenis kebutuhan khusus yang dimiliki anak, apakah itu gangguan perkembangan, gangguan belajar, atau kondisi medis lainnya.
2. Komunikasi yang Efektif: Berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan anak untuk memahami kebutuhan dan perasaannya.
3. Berempati: Tunjukkan empati dan pengertian terhadap kondisi anak, serta berikan dukungan yang diperlukan.
4. Pendidikan dan Pengetahuan: Tingkatkan pengetahuan Anda tentang kebutuhan khusus anak melalui bahan bacaan, seminar, atau konsultasi dengan ahli.
5. Kolaborasi dengan Ahli: Libatkan tenaga profesional seperti psikolog, terapis, atau guru pendamping dalam mendukung perkembangan anak.
6. Kesabaran dan Konsistensi: Bersabarlah dalam proses pembelajaran dan konsisten dalam memberikan dukungan
autis merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus. anak autis mengalami gangguan perkembangan saraf yang kompleks dan ditandai dengan kesulitan dalam interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku terbatas, berulang-ulang dan karakter stereotip.
Pentingnya pengajar memahami karakter peserta didik, terutama memahami karakter anak berkebutuhan khusus yang memiliki perbedaan cara pandang terhadap perilaku dan bersikap dalam lingkup sosial dan ber masyarakat. Dewasa kini, tenaga pendidik wajib memiliki keimuwan dasar dalam mempelajari perbedaan karakter anak anak istimewa atau yang biasa di sebut dengan anak berkebutuhan khsusus. Penting nya paham karakter agar semakin mudah dalam mengenali potensi peserta didik yang patut diarahkan agar muncul bakat dan kemampuan yang akan dijadikan sebagai penggerak utama siswa ABK. bagaiamana cara mempelajari karakter anak berkebutuhan khusus dan cara menyikapi nya
Untuk mempelajari karakter anak berkebutuhan khusus dan cara menyikapinya, berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
1. Memahami Jenis Kebutuhan Khusus: Pelajari jenis kebutuhan khusus yang dimiliki anak, apakah itu gangguan perkembangan, gangguan belajar, atau kondisi medis lainnya.
2. Komunikasi yang Efektif: Berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan anak untuk memahami kebutuhan dan perasaannya.
3. Berempati: Tunjukkan empati dan pengertian terhadap kondisi anak, serta berikan dukungan yang diperlukan.
4. Pendidikan dan Pengetahuan: Tingkatkan pengetahuan Anda tentang kebutuhan khusus anak melalui bahan bacaan, seminar, atau konsultasi dengan ahli.
5. Kolaborasi dengan Ahli: Libatkan tenaga profesional seperti psikolog, terapis, atau guru pendamping dalam mendukung perkembangan anak.
6. Kesabaran dan Konsistensi: Bersabarlah dalam proses pembelajaran dan konsisten dalam memberikan dukungan serta bimbingan.
7. Fokus pada Kemampuan: Fokus pada potensi dan kemampuan anak, dan dorong mereka untuk mencapai yang terbaik sesuai dengan kemampuan mereka.
Dengan pendekatan yang penuh kasih dan pemahaman, Anda dapat memahami karakter anak berkebutuhan khusus dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. langkah praktisnya : bagaiamana cara mempelajari karakter anak berkebutuhan khusus dan cara menyikapi nya
Untuk mempelajari karakter anak berkebutuhan khusus dan cara menyikapinya, berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
1. Memahami Jenis Kebutuhan Khusus: Pelajari jenis kebutuhan khusus yang dimiliki anak, apakah itu gangguan perkembangan, gangguan belajar, atau kondisi medis lainnya.
2. Komunikasi yang Efektif: Berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan anak untuk memahami kebutuhan dan perasaannya.
3. Berempati: Tunjukkan empati dan pengertian terhadap kondisi anak, serta berikan dukungan yang diperlukan.
4. Pendidikan dan Pengetahuan: Tingkatkan pengetahuan Anda tentang kebutuhan khusus anak melalui bahan bacaan, seminar, atau konsultasi dengan ahli.
5. Kolaborasi dengan Ahli: Libatkan tenaga profesional seperti psikolog, terapis, atau guru pendamping dalam mendukung perkembangan anak.
6. Kesabaran dan Konsistensi: Bersabarlah dalam proses pembelajaran dan konsisten dalam memberikan dukungan
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
3. THOMAS ALFA EDISON
mesin telegraf, bengkel ilmiah
yang besar dan yang pertama di
dunia, Gramofon, lampu listrik,
proyektor untuk film-film kecil,
lampu-lampu listrik di jalan-jalan
dan rumah-rumah , mendirikan
perusahaan General Electric,
mendeteksi pesawat terbang,
menghancurkan periskop dengan
senjata mesin, mendeteksi kapal
selam, menghentikan torpedo
dengan jaring, menaikkan
kekuatan torpedo, kapal
kamuflase, 1.093 paten
4. ALBERT EINSTEIN
īSpecial Theory of Relativity, Relativity,
General Theory of Relativity,
Investigations on Theory of Brownian
Movement, and The Evolution of Physics,
About Zionism, Why War?, My
Philosophy, Out of My Later Years
honorary doctorate degrees in science,
medicine and philosophy from many
European and American universities.
Fellowships or Memberships of all the
leading scientific academies throughout
the world. Copley Medal of the Royal
Society of London in 1925, and the
Franklin Medal of the Franklin Institute
in 1935.
5. TOM CRUISE
īEndless Love (1981) Top Gun
(1986); The Color of Money
(1986), Rain Man (1988) and
Born on the Fourth of July
(1989). 15 million dollars a
picture in such blockbuster hits
as Interview with the Vampire:
The Vampire Chronicles (1994),
Mission: Impossible (1996) and
Jerry Maguire (1996) - Academy
Award Nomination for best
actor
8. KARAKTERISTIK
âĸ Adanya impairemen besar pada kemampuan
individu untuk berkomunikasi secara emosional
dengan orang lain
âĸ Sebelum usia 3 tahun menunjukkan keanehan di
berbagai bidang seperti tidak adanya respon
âĸ 3 karakteristik gangguan autistik ī impairement
dalam interaksi sosial, impairement dalam
komunikasi, serta keanehan perilaku, minat dan
aktivitas
9. Impairement dalam interaksi sosial
âĸ Perilaku non verbal menunjukkan adanya jarak
emosional (menghindari kontak mata, membuat
ekspresi wajah, postur, dan penggunaan isyarat
aneh sebagai cara mengontrol interaksi
âĸ Menahan diri dari hubungan teman sebaya
âĸ Kurang memiliki kemampuan berbagi, pikiran,
perilaku, dll
âĸ Saat bayi menolak pelukan dan gelitikan orang
tua
10. Impairement dalam komunikasi
âĸ Tidak mampu berbicara atau menunjukkan
penundaan serius dalam kemunculan
kemampuan bicara
âĸ Bisa bicara dengan gaya bicara yang aneh,
intonasi, nada kecepatan, dan ritme yang
tidak biasa
âĸ Tidak mampu memerankan peran sesuai
usianya
11. Keanehan perilaku, minat, dan
aktivitas
âĸ Sangat sibuk dengan satu aktivitas minat sehingga
lupa dengan aktivitas lain
âĸ Tertarik khusus dengan benda2 aneh yang tidak
biasa
âĸ Patuh pada rutinitas sehari-hari dan sangat kaku
âĸ Gerakan tubuh aneh dan berulang,
âĸ Perilaku membahakan dri sendiri
âĸ tantrum
13. Suatu gangguan yang melibatkan
ketidakmampuan untuk memperhatikan
dan hiperaktivitas-impulsivitas
âĸ Ketidakmampuan u/memperhatika ī
perilaku teledor, lupa dgn aktivitas hari-
hari, dan masalah perhatian yang lain.
14. âĸ Hiperaktivitas ī gelisah, tidak pernah
lelah, bergerak yang tidak perlu,
kesulitan untuk bermain dengan tenag
serta, berbicara berlebihan
âĸ Impulsivitasī terlihat pada individu yang
memunculkan jawaban dengan segera,
tidak dapat menunggu giliran, intrupsi
atau memaksa kpd org lain.
15. Karakteristik diagnostik
âĸ Kurangnya kemampuan memperhatikan
1. Membuat kesalahn atau gagal untuk mengahadapi
detail
2. Memiliki kesulitan dalam mempertahankan
perhatian
3. Tidak mendengarkan ketika diajak berbicara
4. Tidak mengikuti instruksi atau tanggung jawab
5. Menghindari tugas2 yang memerlukan usaha
mental yg terjaga
6. Menghilangkan benda-benda penting bagi suatu
tugas
7. Mengalami kesulitan mengorganisasikan aktivitas
8. Mudah terganggu
9. Sering pelupa
16. âĸ Hiperaktivitas-impulsivitas
1. Sering kali gelisah atau mengeliat2
2. Sering meninggalkan tempat duduk walaupun
tidak perlu
3. Sering berlari saat tidak diperlukan
4. Kesulitan bermain atau terlibat dikegiatan yang
menyengangkan
5. Berbicara berlebihan
6. Sering kali disebut âberlariâ atau berperilaku
seolah-olah :digerakkan suatu motorâ
âĸ impulsif
1. Sering menjawab pertanyaan sebelum sls
ditanyakan
2. Sering sulit menunggu giliran
3. Sering mengintrupsi atau menyerobot
17. ADHD pada jenjang usia
Rentan usia Masalah yang ditimbulkan
Anak-anak Kekurangan prestasi belajar, mengalami
masalah disiplin berulang kali, menarik diri,
sering kali memerlukan pengajaran di kelas
khusus
Remaja Akademis, kekacauan emosi, hubungan
dengan orla dan keluarga, konflik dengan
ortu, keterampilan sosial yang buruk,
penyalahgunaan obat-obat terlarang, seks
bebas.
Dewasa Pelupa, tidak teratur terhadap tugas, tidak
toleran terhadap stress, emosinya labil,
tidak mampu memenuhi target waktu.
18. RETARDASI MENTAL
âĸ @suatu kondisi yang hadir sejak masa akank-
kanak, dicirikan dengan fungsi intelektual
umum secara signifikan berada di bawah rata-
rata (70 kebawah)
19. âĸ Penyebab Retardasi Mental
1. Penyebab yang diwariskan
Disebabkan oleh kelebihan kromosom ke 21.
jarang bertahan hidup sampai usia 9 tahun.
Berusia 50 tahun dengan kesehatan yang buruk,
dan hampir semuanya mengalami perubahan otak
hampir sama dengan penderita Alzheimer.
2. Penyebab lingkungan
paparan obat-obatan atau bahan kimia
beracun tertentu, mal nutrisi, dan infeksi
selama fase kritis perkembangan janin.
20. âĸ Karakteristik diagnostik
1. memiliki fungsi intelektual di bawah rata-rata
dengan pengukuran IQ pada kisaran 70 atau
dibawahnya
2. Memiliki defisit atau impairmen berulang dlaam
fungsi adaptif setidaknya pada 2 area dari area2
berikut : komunikasi, perawatan diri, kehidupan
rumah, keterampilan sosial/interpersonal,
penggunaan sumber daya komunitas,
pengarahan diri, keterampilan akademis
fungsional, kerja, waktu luang, kesehatan dan
keselamatan.
3. Derajat keparahan berkisar antara ringan,
menegah berat, sangat berat.
21. Tingkat RM Rentang IQ Prasekolah (0-5thn) Usia Sekolah (6-19 thn)
Ringan 50/55-70 Dapat mengembangkan
keterampilan sosial dan
komunikasi, retradasi minimal
pada area sensori motorik, sering
tidak diketahui beda usianya
Dapat mempelajari
keterampilan akademis
hingga level kelas 6; dapat
dibimbing untuk
komformitas sosial.
Menengah 35/40-
50/55
Dapat berbicara atau belajar
berkomunikasi, kesadaran sosial
yang rendah, keterampilan motorik
sedang, dapat diajari latihan
keterampilan menolong diri,
membutuhkan beberapa
pengawasan
Dapat dilatih keterampilan
sodial dan pekerjaan;
kemungkinan tidak dapat
naik di atas kelas 2;
beberapa kemandirian di
tempat familiar
22. Tingkat RM Rentang IQ Prasekolah (0-5thn) Usia Sekolah (6-19
thn)
Berat 20/25-35/40 Perkembangan
motorik yang buruk
dan keterampilan
bahasa yang
minimal,umumnya
tidak dapat dilatih
keterampilan
menolong diri
sendiri, komunikasi
sanagt sedikit
Dapat belajar bicara
atau berkomunikasi,
dapat dilatih
keterampilan dasar
menolong diri
sendiri, dapat dilatih
melakukan kebiasaan
yang sistematis
Sangat berat Di bawah 20 atau 25 Retradasi yang besar,
dengan kapasitas
keberfungsian yang
minimal dlaam area
sensoris motorik,
membutuhkan
perawatan yang
intens
Ada beberapa
perkembangan
motorik, dapat
merespon latihan
menolong diri yang
terbatas.
23. âĸ Treatmen
â Tidak ada penyembuhan untuk retradasi mental
â Intervensi sejak dini dapat mengembangkan
kemampuan motorik yang lebi baik, penggunaan
bahasa dan keterampilan sosial yang lebih baik.
â Mainstreaming ī penggabungan orang cacat
kognitifdan fisik ke kelas dalam sekolah biasa
dengan asisten untuk memenuhi kebutuhan
khusus mereka.
25. âĸ Keterlambatan atau kekurangan dalam
keterampilan akademis yang jelas terlihat
ketika pencapaian individu pada tes standar
lebih rendah dari orang lainyang berada pada
kelompok usia,, tingkat pendidikan, dan
tingkat kecerdasan yang sama.
26. âĸ Discalculia
Kesulitan menghadapi tugas-tugas dan konsep
matematis. Kelemahan jelas terlihat pada
keterampilan linguistik seperti memamhami
istilah-istilah, simbol, atau konsep matematis
âĸ
28. âĸ Disleksia
suatu ganguan belajar yang dicirikan denagn
individu menghilangkan, mengubah, atau
menggantikan kata-kata ketika membaca,
serta membaca dengan lambat dan tersendat-
sendat.
29. gangguan ī intelegensi, fisik, sensori, emosi,
atau perilaku, gangguan belajar, mempunyai
bakat khusus, dengan masalah kesehatan
mental (depresi, bunuh diri), kesehatan medis
(autism, asperger, disleksia, disgrafia, asma),
kesulitan proses informasi, gangguan bahasa,
kerusakan sensori, dan hidup dilingkungan
sulit.
31. īŊ Deshler :
īŧ kekurangan kemampuan akademik dasar
(membaca/matematika),
īŧ kelemahan dan kekuatan dibidang sosial,
emosional, dan pembelajaran,
īŧ kurang motivasi, konsep diri buruk,
īŧ sikap yang berlebihan (kurang terkoordinir
dan hiperaktivitas)
32. ī Mercer (1983) :
ī Gangguan persepsi motorik ī gangguan penglihatan
(diskriminasi penglihatan) dan motorik (gerakan yang
terkoordinir) ī disleksia
ī Gangguan psikolinguistik ī ketidakmampuan menerima,
menghubungkan, dan mengekspresikan bahasa ī tidak
memahami isi bacaan
ī Multisensori ī kurangnya sinergi antara stimulasi gerakan
dan rabaan dengan penglihatan ī kurang penguasaan
menulis,menggambar, sering menabrak teman
ī Perkembangan ī kesiapan melakukan tugas menulis harus
didukung dengan kematangan motorik halus anak
ī materi yang dipakai ī cerdas atau berbakat ī bosan dan
tidak termotivasi belajar jika materi tidak menarik
33. ī Durand & Barlow (2003) dan Nolen-Hoeksema
(2004) :
ī Genetik ī kelainan kromosom ī autisme
ī Biologis ī hiperaktivitas ī kerusakan otak
minimal; gangguan menentang aturan ī
ketidakseimbangan serotonin
ī Komplikasi sebelum dan saat kelahiranī
kurang oksigen saat lahir ī disleksia
ī Lingkunganī terpapar radiasi ī cacat
mental
34. proses pembelajaran bagi anak
berkebutuhan khusus
ī (Benor, 1997; Special Education Service, 2006):
ī remediasi,
ī pembetulan kesalahan dengan segera setelah kesalahan
terlihat,
ī tutorial,
ī pembentukan ketrampilan khusus ī mempercepat
kemampuan menulis ī senam otak,
ī mengadaptasi, memodifikasi, atau memberikan
materi/kurikulum khusus,
ī alternatif metode perintah atau penilaian ī ujian disleksia
ī lisan , merekam soal dan jawaban bantuan; ujian
menulis anak dengan gangguan sensorik motorik ī
komputer
35. proses pembelajaran bagi anak
berkebutuhan khusus
ī (Benor, 1997; Special Education Service, 2006), remediasi,
ī pelatihan ketrampilan sosial ī cara komunikasi jika
menginginkan sesuatu atau menghindari perilaku bullying
dari lingkungan,
ī belajar strategi yang efektif dalam pembelajaranī
jembatan keledai, peta pembelajaran untuk menghapal,
ī penambahan waktu atau mengurangi jumlah soal yang
akurat dalam melakukan penilaian ī dua jam maka
dirubah menjadi satu jam ; 100 soal dikurangi menjadi 70
soal,
ī kesalahan jawaban yang tidak mendasar tidak mengurangi
poin nilai ī mengalami kesulitan bicara atau menulis
dengan menukarkan p dengan b, maka dianggap benar,
36. Pilihan program bagi anak
berkebutuhan khusus
ī¨ Mercer (1983), yaitu:
ī¨ sekolah khusus ī hambatan belajar berat. ī sekolah
khusus umum dan sekolah khusus berasrama.
ī¨ kelas khusus/spesial ī hambatan tingkat sedang
hingga berat ī kelas paro-waktu dan sepanjang
waktu.
ī¨ kelas umum ī hambatan belajar ringan ī (a)
peralatan dan materi khusus, (b) peralatan, materi,
dan konsultasi khusus, (c) tutoring, (d) layanan
khusus, (e) ruang dengan guru khusus, dan (f) pusat
pendidikan diagnosa ī kelas pembauran atau inklusi,
misalnya anak dengan kursi roda, autis, disleksia, atau
mengalami gangguan perhatian/hiperaktif yang
belajar di kelas umum
37. penanganan pada
anak berkebutuhan khusus
âĸ Mercer (1983), Durand & Barlow (2003), Nolen-
Hoeksema (2004), dan Special Education
Services (2006:
âĸ memberikan guru khusus pada anak sesuai
kebutuhannya ī terapis okupasi untuk anak
dengan gangguan sensori motorik, atau guru
piano untuk anak berbakat musik
âĸ memasukkan anak pada kelompok yang
dibentuk untuk meningkatkan pengalaman
diluar pembelajaran kelas ī kelompok
akselerasi/mentoring/pengayaan
38. penanganan pada
anak berkebutuhan khusus
âĸ pelatihan pengaturan pernapasan ī gagap
ī dilatih untuk menarik napas dan
mengeluarkan dengan perlahan jika
mengalami gangguan
âĸ pengawasan diri ī buku harian untuk
meningkatkan emosi positif pada anak
dengan asma
âĸ pelatihan relaksasi ī mengurangi tics
(gerakan tidak beraturan yang tidak dapat
dikendalikan) pada anak penderita sindrom
Tourettes atau cerebral palsy
39. penanganan pada
anak berkebutuhan khusus
âĸ rantai perilaku (behavioral chaining) ī pelatihan perawatan diri
dasar.
âĸ pemberian penguatan positif untuk setiap perilaku yang
diinginkan, misalnya memberi hadiah mainan, makanan, atau
pujian dan senyuman setiap anak yang hiperaktif mau duduk
selama 30 menit atau jika anak dapat menyelesaikan tugas
berhitung atau membaca
âĸ terapi kognitif-keperilakuan, yaitu merubah cara pandang atau
melihat perspektif orang lain, misalnya mengajak anak agresif
untuk melihat pikiran orang lain yang tidak menyukai
perbuatannya
âĸ bicara sendiri, yaitu melakukan pembicaraan positif kepada
dirinya sendiri, misalnya melatih anak yang cengeng bicara âaku
senang, aku amanâ pada dirinya sdr
40. penanganan pada
anak berkebutuhan khusus
âĸ senam otak ī koordinasi sensori motorik ī kikuk atau disgrafia
âĸ teknik Lovaas ī memilih sebuah perilaku yang akan diajarkan
pada anak autis, dan terapis membantu anak melakukan aktivitas
tersebut dengan memberi contoh, kemudian menyuruh anak
untuk melakukannya sendiri, dan jika berhasil maka anak diberi
hadiah misalnya boleh memainkan mainan yang sangat dia sukai
âĸ terapi bermain ī main boneka untuk menggali perasaan negatif
anak yang depresi; mengenal huruf dengan menulis dan
menggambar di kotak pasir atau bola besar ī disleksia
âĸ terapi seni ī menggambar ī kecemasan, menari ī
meningkatkan ketrampilan sensori motorik anak
âĸ time out ī agresif memukul teman/ tiba-tiba marahī duduk di
kursi dan tidak boleh melakukan apa pun sampai waktu tertentu
atau sampai emosi reda
41. PANDUAN UMUM
ī kreativitas guru dan orang tua dalam memberikan
tritmen yang sesuai dengan kondisi anak,
ī bersifat mengembangkan potensi yang sudah ada pada
anak,
ī kekonsistenan orang-orang di sekitar anak dalam
memberlakukan tritmen,
ī suasana hati/ emosi anak harus positif atau anak tidak
stress dalam menjalaninya
42. īMercer (1983) berpendapat bahwa sebelum
mengajar, guru harus:
ī(1) memahami bagaimana sebuah hambatan pada
diri peserta didik dapat mempengaruhi hasil belajar
ī gangguan sensori motorik ī anak sulit
menggambar bentuk tertentu, hernia atau asma ī
sakit jika lari atau meloncat
ī(2) mengenali hambatan dan mengembangkan
pengalaman belajar yang tersendiri ī autis atau
disleksia diajari kata benda dengan melemparkan
bola yang berisi kata timbul, membuat bentuk dari
benda
ī(3) memberikan perintah yang bersifat pribadi ī
mendekati tempat duduk peserta didik dengan
gangguan pendengaran, memberi perintah duduk
sambil menuntun anak hiperaktif duduk
43. ī(4) memahami emosi pada peserta didik yang mengalami
hambatan seperti sedih atau marah jika tidak dapat
mengerjakan tugas di kelas, atau diejek karena kurang
menguasai beberapa ketrampilan yang sudah dikuasai
teman-temannya
ī(5) menggunakan layanan dan dukungan dari pihak mana
pun, misalnya memberikan pekerjaan rumah yang
melibatkan bantuan orang tua atau teman dalam
mengajarkan materi tertentu, atau mengikutkan peserta
didik yang pencemas atau cengeng dalam ekstrakulikuler
menari yang dapat membantu meningkatkan endorphin
sehingga emosi anak akan lebih positif
ī(6) mengkomunikasikan hambatan peserta didik pada
orang tua secara efektif sehingga orang tua dapat
menerima kondisi anak dengan baik, tidak cemas atau
malah marah berlebihan, dan dapat bekerja sama
menangani anak yang bersangkutan
44. ī penilaian secara mendalam ī variasi metode
pembelajaran, memberikan instruksi atau materi
dengan cara berbeda
ī mendiskusikan keadaan anak dengan orang tua,
kepala sekolah, dan konselor sekolah ī melakukan
program layanan intervensi dan pencegahan untuk
meningkatkan perkembangan anak, termasuk
diantaranya kepercayaan diri, tanggung jawab,
kemandirian, juga ketrampilan sosial dan komunikasi
ī rencana pembelajaran khusus (individualized
educational program/IEP) bersama dengan konselor
dan orang tua ī menyatakan tingkat kemampuan
anak saat itu, tujuan insruksional per semester dan
tahunan, layanan khusus dan partisipasi kelas regular,
tanggal dan lamanya pelaksanaan setiap proyek
pembelajaran, dan kriteria prosedur, evaluasi, dan
jadual penilaian kemajuan peserta didik
45. Mari kita buat jembatan untuk menyatukan
langkah kita dengan anak-anak itu âĻ