Bisnis internasional, 10, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm sistem moneter internasional dan kekuatan finansial, universitas mercu buana, 2019
Dokumen tersebut membahas tentang sistem moneter internasional, termasuk sistem standar emas pada 1870-1914 dan sistem Bretton Woods 1944-1973. Dokumen juga membahas implementasi sistem moneter internasional dan pengaruh lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia terhadap pemerintahan Indonesia.
Similar to Bisnis internasional, 10, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm sistem moneter internasional dan kekuatan finansial, universitas mercu buana, 2019
Similar to Bisnis internasional, 10, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm sistem moneter internasional dan kekuatan finansial, universitas mercu buana, 2019 (20)
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
ย
Bisnis internasional, 10, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm sistem moneter internasional dan kekuatan finansial, universitas mercu buana, 2019
1. SISTEM MONETER INTERNASIONAL DAN
KEKUATAN FINANSIAL
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, CMA, MM, MPM
Disusun Oleh :
Resi Aviani 43117010037
Bisnis Internasional
Universitas Mercu Buana 2019
2. Dalam ekonomi internasional dikenal suatu sistem yang memungkinkan suatu negara
dapat saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem tersebut disebut sebagai sistem
moneter internasional. Suatu Sistem Moneter Internasional yang berjalan dengan baik akan
melancarkan perdagangan dunia, arus investasi asing . Ketika sistem moneter internasional
dikaitkan dengan emas, yang pada akhirnya menyebabkan saling ketergantungan di antara
sistem mata uang sehingga menjadi jangkar bagi nilai tukar yang tetap (fixed exchange rate)
dan menstabilkan inflasi. Ketika sistem Gold Standard hancur, fungsi yang bernilai ini tidak
bertahan lama dan dunia terjebak dalam rezim inflasi yang terus menerus. Konsep dari
standar emas adalah penggunaan mata uang emas sebagai media pertukaran, sebagai satuan
perhitungan dan sebagai alat menyimpan nilai. Kegiatan ini sudah terjadi sejak zaman kuno.
Kelebihan standar emas:
1. Nilai tukar emas stabil sehingga mengurangi risiko ketidakpastian dan mendorong volume
perdagangan internasional.
2. Standar emas secara otomatis menyeimbangkan antara defisit dan surplus.
Kekurangan:
1. Negara yang mengeluarkan emas akan menghadapi masalah pengangguran, sementara
negara yang menerima emas akan menghadapi inflasi.
2. Bagi negara penghasil emas, hal ini tidak menjadi masalah. Yang mengalami masalah
adalah negara bukan penghasil emas. Pada akhirnya, ketika emas yang ada tidak cukup untuk
semua transaksi, maka terjadi krisis.
3. Sistem ternyata tidak dapat berjalan secara otomatis. Di negara-negara maju pengaruh
masuknya emas terhadap peredaran uang menjadi terbatas.
1. Sistem Standar Emas 1870 โ 1914
Muncul pada tahun 1870, dimana pemerintah Inggris menetapkan nilai poundsterling dengan
emas.
2. Zaman Bretton Woods, 1944 โ 1973
Dalam perjanjian Bretton Woods terbentuk dua badan internasional, yaitu International Bank
for Recontruction and Development, yang sekarang dikenal dengan Bank Dunia dan Dana
Moneter Internasional.
Sistem Penetapan Kurs Mata Uang bisa dikategorikan menjadi beberapa kelompok yaitu
Kurs Tetap (fixed Exchange Rate), Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate), Kurs
Mengambang Terkendali (Managed Floating Rate).
3. Menurut pendapat saya Sistem moneter internasional dan sistem perbankan
internasional adalah fenomena yang sangat langka dalam sejarah moneter dan ekonomi. Hal
itu karena di dalam sistem moneter internasional terdapat penyakit yang tertanam di
dalamnya. Penyakit itu adalah ketika sistem moneter internasional mengeluarkan moralitas
dari kebijakannya. Tidak ada hubungan antara uang dengan moralitas. Dengan demikian,
sistem moneter internasional dan perbankan internasional telah memainkan peran yang tidak
adil di dunia saat ini. Ketidakadilan dan ketidakbebasan dalam sistem moneter ini secara aneh
dan misterius masih diterima oleh negara-negara di dunia sebagai sistem moneter
internasional yang menentukan hajat hidup orang banyak. Sistem ini merusak tatanan pasar
yang bebas dan adil karena setiap persetujuan yang mensyaratkan bahwa emas hanya dapat
dijual dengan dolar AS merupakan pelanggaran terhadap pasar yang bebas. Dan karena dolar
AS tidak dapat lagi ditukar dengan emas maka hal itu juga merupakan pelanggaran terhadap
pasar yang adil.
Implementasi Sistem Moneter Internasional dan Kekuatan Finansial
Indonesia pada tahun 1953 telah menjadi anggota IMF dan Bank Dunia yang disyahkan
melalui Undang-undang No. 5 Tahun 1954 tertanggal 13 Januari 1954. Selama pemerintahan
Soekarno saat mengalami krisis tahun 1950-an dan tahun 1960-an Amerika Serikat dan Bank
Dunia melobi untuk menawarkan pinjaman besar kepada Indonesia. Akan tetapi
pemerintahan Soekarno melihat bahwa IMF dan Bank Dunia terutama terhadap negara-
negara yang sedang berkembang hanyalah menjadi alat dari kaum kapitalis, sehingga
menolak bantuan tersebut lewat rapat akbar di Jakarta dengan seruan โGo to heal with your
aidโ.
Melalui Supersemar-lah IMF, Bank Dunia, Freeport, Exxon, Caltex, Total, Halliburton,
Betchell, Toyota dan korporasi asing lain menguasai sumber-sumber kekayaan alam strategis
dari hutan, minyak, bauksit, tembaga hingga emas. Terlebih setelah konferensi Jenewa pada
November 1967 dan pemerintah Soeharto telah mengesahkan UU 1 Tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing. Undang-undang ini memberikan masa bebas pajak 5 tahun bagi
investor asing dan keringanan pajak selama 5 tahun berikutnya.
Kontrol terhadap pemerintahan Indonesia yang dilakukan oleh IMF dan Bank Dunia dapat
dilihat melalui anggota negara Paris Club, Inter Govermental Group on Indonesia (IGGI)
yang diganti menjadi Consultative Group for Indonesia (CGI )yaitu badan yang
beranggotakan Amerika serikat, Jepang, Jerman Barat, Inggris, Belanda, Italia, Perancis,
Kanada, dan Australia, serta IMF dan Bank Dunia yang memperkirakan besar bantuan/
pinjaman untuk Indonesia. Antara 1967 dan 1967 IMF dan Bank Dunia telah membuat
perekonomian didekte oleh pemodal asing (khususnya Amerika Serikat) melalui deregulasi
dan swastanisasi.